Relasi dalam matematika adalah aturan penghubung antara anggota suatu himpunan
dengan anggota himpunan lainnya. Relasi dapat representasikan dengan tiga cara yaitu diagram
panah, tabel, matriks, dan graf berarah.
1. Diagram Panah
Diagram ini membentuk pola dari suatu relasi ke bentuk gambar arah panah yang
menyatakan hubungan antara anggota A dengan anggota B.
A B
1• • a
2 • • b
3 • • c
2. Tabel
Pada tabel, kolom pertama tabel menyatakan daerah asal, sedangkan kolom kedua
menyatakan daerah hasil.
A B
1 a
2 c
3 b
3. Matriks
Misalkan R adalah relasi dari A = { a 1, a 2, …, a m } dan B = { b1, b2, …, bn }.
Relasi R dapat disajikan dengan matriks M = [ m ij ].
m ij=
{
1 , (ai , b j )∈ R
0 , (ai , b j )∉ R
4. Graf Berarah
Relasi pada sebuah himpunan dapat dipresentasikan secara grafis dengan graf berarah. Graf
beraraf tidak didefinisikan untuk mempresantikan relasi dari suatu himpunan ke himpunan lain, tiap
elemen himpunan dinyatakan dengan sebuah titik dan tiap pasangan terurut dinyatakan dengan
busur. Jika ( 𝑎, b ) ∈ R, maka sebuah busur dibuat dari simpul 𝑎 ke simpul b . Simpul 𝑎 disebut simpul
asal dan simpul 𝑏 disebut simpul tujuan. Pasangan terurut ( 𝑎, 𝑎 ) dinyatakan dengan busur dari
simpul 𝑎 ke simpul 𝑎 sendiri. Busur semacam itu disebut gelang atau kalang.
Sifat-Sifat Biner
Relasi biner yang didefinisikan pada sebuah himpunan mempunyai beberapa sifat. Sifat-sifat
relasi biner antara lain.
1. Refleksif
Relasi R pada himpunan A disebut refleksi jika ( 𝑎, 𝑎 ) ∈ R untuk setiap 𝑎∈ A. Relasi R pada
himpunan A tidak refleksi jika ada 𝑎 ∈ A sedemikian hingga ( 𝑎, 𝑎 ) ∉ R. Relasi yang bersifat refleksif
mempunyai matriks yang elemen diagonal utamanya semua bernilai 1, atau m ii = 1, untuk i = 1, 2, …,
n,
[ ]
1
1
⋱
1
1
Graf berarah dari relasi yang bersifat refleksif dicirikan adanya gelang pada setiap simpulnya.
2. Menghantar
[ ]
1
0
1
Sedangkan graf berarah dari relasi yang bersifat setangkup dicirikan oleh: jika ada busur dari a ke b,
maka juga ada busur dari b ke a. Matriks dari relasi tolak-setangkup mempunyai sifat yaitu jika mij =
1 dengan i j, maka mji = 0. Dengan kata lain, matriks dari relasi tolak-setangkup adalah jika salah
satu dari mij = 0 atau mji = 0 bila i j :
[ ]
1
0
0 1
1
0
Sedangkan graf berarah dari relasi yang bersifat tolak-setangkup dicirikan oleh: jika dan hanya jika
tidak pernah ada dua busur dalam arah berlawanan antara dua simpul berbeda.
Relasi Inversi
Misalkan R adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B. Invers dari relasi R, dilambangkan
dengan R–1, adalah relasi dari B ke A yang didefinisikan oleh R–1 = { ( b, a ) | ( a, b) R }
Mengkombinasikan Relasi
Karena relasi biner merupakan himpunan pasangan terurut, maka operasi himpunan seperti
irisan, gabungan, selisih, dan beda setangkup antara dua relasi atau lebih juga berlaku. Jika R1 dan R2
masing-masing adalah relasi dari himpuna A ke himpunan B, maka R1 R2, R1 R2, R1 – R2, dan R1
R2 juga adalah relasi dari A ke B. Jika relasi R1 dan R2 masing-masing dinyatakan dengan matriks MR1
dan MR2, maka matriks yang menyatakan gabungan dan irisan dari kedua relasi tersebut adalah MR1
R2 = MR1 MR2 dan MR1 R2 = MR1 MR2.
1. Diketahui Y = { 2, 4, 6 } dan Z = { 1, 3 }, maka Y × Z adalah…
Jawab : Y = { 2, 4, 5 }
Z = { 1, 3 }
Y × Z = { ( 2, 1 ), ( 2, 3 ), ( 4, 1 ), ( 4, 3 ), ( 6, 1 ), ( 6, 3 ) }
2. Diketahui n(I) = 5 dan n( I × J ) = 25, maka n(J) adalah…
Jawab : n(I) = 5
n( I × J ) = 25
n( I × J ) = n(I) × n(J)
25 = 5 × n(J)
n(J) = 5
3. Diketahui A = { x¿ 1 < x < 9, x ∈ bilangan genap } dan n( A × B ) = 16, maka n(B) adalah…
Jawab : A = { x¿ 1 < x < 9, x ∈ bilangan genap } →A = { 2, 4, 6, 8 } → n(A) = 4
n( A × B ) = 16
n( A × B ) = n(A) ×n(B)
16 = 4 ×n(B)
n(B) = 4
4. Diketahui U = { x¿ 9 < x < 19, x ∈ bilangan kelipatan 2} dan n( U × V ) = 30, maka n(V)
adalah…
Jawab : U = { x¿ 9 < x < 19, x ∈ bilangan kelipatan 2}→ U = { 10, 12, 14, 16, 18 } → n(U) = 5
n( U × V ) = 30
n( U × V ) = n(U) ×n(V)
30 = 5 ×n(V)
n(V) = 6
5. Diketahui O = { 1, 4, 7, 8 } dan P = { 2, 3, 5 }, maka O × P adalah…
Jawab : O = { 1, 4, 7, 8 }
P = { 2, 3, 5 }
O × P = {(1, 2), (1, 3), (1, 5), (4, 2), (4, 3), (4, 5), (7, 2), (7, 3), (7, 5), (8, 2), (8, 3), (8, 5)}
6. A B
2 • a
4 • b
6• c
8 • d
10• e
a. Domain
b. Kodomain
c. Range
Jawab :
a. Domain = A = { 2, 4, 6, 8, 10 }
b. Kodomain = B = { a, b, c, d, e }
c. Range = { a, c, d }
7. Jika F = { 2, 3, 5, 7, 9 } dan G = { k, l, m, n } maka banyak pemetaan yang mungkin dari F ke G
adalah…
Jawab : F = { 2, 3, 5, 7, 9 }→ n(F) = 5
G = { k, l, m, n } → n(G) = 4
n(G)n(F) → 45
45 = 1024
8. Diketahui A = { e, f, g, h } dan B = { 2, 4, 6, 8, 10, 12 }, banyaknya pemetaan yang mungkin
dari A ke B adalah…
Jawab : A = { e, f, g, h } → n(A) = 4
B = { 2, 4, 6, 8, 10, 12 } → n(B) = 6
n(B)n(A) → 64
64 = 1296
9. Diketahui A = { 3, 4, 6 } dan B = { 2, 4, 5 }, hubungan dari A ke B adalah “lebih kecil dari”,
tentukan :
a. Diagram panah
b. Himpunan pasangan berurutan
Jawab :
a. Diagram panah :
A B
3• •2
4• •4
6• •5