Anda di halaman 1dari 37

RELASI

1
RELASI
 R : A B, artinya R relasi dari himpunan A ke himpunan B
 Relasi biner R antara himpunan A dan B adalah himpunan
bagian dari A  B.
Notasi: R  (A  B).
 a R b adalah notasi untuk (a, b)  R, yang artinya a
dihubungkan dengan b oleh R
 a R b adalah notasi untuk (a, b)  R, yang artinya a tidak
dihubungkan oleh b oleh relasi R.
 Himpunan A disebut daerah asal (domain) dari R, dan
himpunan B disebut daerah hasil (range) dari R.
 Relasi pada himpunan A adalah relasi dari himpunan A 2ke
himpunan A , dimana R  (A  A).
Contoh 1. Misalkan A adalah himpunan mahasiswa dan B adalah
himpunan usia.
A = {Ali, Budi, Candra}, B = {1,2,3}
AB={(Ali,1),(Ali,2),(Ali,3),(Budi,1),(Budi,2),(Budi,3),(Candra,1)
,(Candra,2),(Candra,3)}

Misalkan R adalah relasi yang menyatakan hubungan himpunan A


dengan usianya. Diketahui Ali berusia 1 tahun, Budi berusia 3
tahun, dan Candra berusia 1 tahun. Maka, dapat kita buat relasi R:

R = {(Ali, 1), (Budi, 3), (Candra,1) }

- Dapat dilihat bahwa R  (A  B),


- A adalah daerah asal R, dan B adalah daerah hasil R.
- (Ali,1)  R atau Ali R 1 3
- (Ali,2)  R atau Ali R 2.
Contoh 2. Misalkan P = {2, 3, 4} dan Q = {2, 4, 8, 9, 15}. Jika
kita definisikan relasi R dari P ke Q dengan
(p, q)  R jika p habis dibagi q Membagi q

maka kita peroleh:

R = {(2, 2), (2, 4), (4, 4), (2, 8), (4, 8), (3, 9), (3, 15) }

Contoh 3. Misalkan R adalah relasi pada A = {2, 3, 4, 8, 9} yang


didefinisikan oleh (x, y)  R jika x adalah faktor prima dari y.
Maka kita peroleh:

R = {(2, 2), (2, 4), (2, 8), (3, 3), (3, 9)}

4
PERKALIAN KARTESIAN DAN RELASI
• Perkalian kartesian dari himpunan A x B adalah himpunan
semua pasangan terurut (x, y) dimana x  A dan y  B .

• Notasi: A x B = { x, y) : x  A dan y B }
(x,y) disebut pasangan urut, dimana ሺ𝑥, 𝑦ሻ ≠ (𝑦, 𝑥).

Contoh 4: Jika A = {2, 3, 4} dan B = {x, y}, maka


A x B = { (2,x) , (2,y) , (3,x) , (3,y) , (4,x) , (4,y) }
B x A= { (x,2) , (y,2) , (x,3) , (y,3) , (x,4) , (y,4) }
5
 Banyaknya anggota himpunan hasil perkalian cartesian
A×B sama dengan hasil kali antara banyaknya anggota A
dengan banyaknya anggota B .
 │A × B│=│A│ × │B│

 A × B ≠ B × A tetapi │A × B│= │B × A│

Contoh 5
Dari contoh 4, diketahui │A│= 3 dan │B│ = 2
Dengan demikian │A × B│ = 3 × 2 = 6
│B × A│ = 2 × 3 = 6
6
 Sebuah relasi R yang memasangkan anggota himpunan A kepada
anggota himpunan B, ditulis R : A → B merupakan sebuah
himpunan bagian dari perkalian cartesian A × B, ditulis R  A×B.
 Jika sebuah relasi R didefinisikan pada himpunan A, ditulis R : A
→ A, maka R  A × A.

Contoh 5
1. Misalkan C = {2, 3, 4} dan D = {x, y}.
C × D = {(2,x), (2,y), (3,x), (3,y), (4,x), (4,y)}
Sebuah relasi R1: C → D didefinisikan sebagai
R1 = {(2,y) , (3,x) , (4,x), (4,y)}.
Jelas bahwa R1  C × D.
2. Relasi R2 : G → G didefinisikan pada himpunan G = {5, 7, 11}
sebagai R2 = {(x,y) |x < y, dimana x, y  G}.
Relasi tersebut dapat dinyatakan sebagai R2 = {(5,7),(5,11), (7,11)}
dan jelas bahwa R2  G × G. 7
PENYAJIAN RELASI
Contoh 6.
Misalkan M = {Ami, Budi, Candra, Dita} dan N = {1, 2, 3}.
Misalkan pula, Ami berusia 1 tahun, Budi berusia 3 tahun,
Candra berusia 2 tahun dan Dita berusia 1 tahun, maka :
P = {(Ami, 1), (Budi, 3), (Candra, 2), (Dita, 1)}

Sebuah relasi dapat disajikan dalam beberapa bentuk,


yaitu :
1.himpunan pasangan terurut dalam bentuk pendaftaran
(tabulasi),
P = {(Ami, 1), (Budi, 3), (Candra, 2), (Dita, 1)}
2. himpunan pasangan terurut dalam bentuk pencirian,
8
P = {(x,y)│x berusia y, dimana x  M dan y  N}
3. diagram panah,

4. diagram koordinat atau grafik relasi,

9
5. Tabel
 Kolom pertama tabel menyatakan daerah asal,
sedangkan kolom kedua menyatakan daerah hasil.

Tabel Relasi P dari


M N
Ami 1
Budi 2
Candra 3
Dita 1

10
6. Penyajian Relasi dengan Matriks
 Misalkan R adalah relasi dari A = {a1, a2, …, am} dan B =
{b1, b2, …, bn}.
 Relasi R dapat disajikan dengan matriks M = [mij],
b1 b2  bn
a1  m11 m12  m1n 
a2  m21 m22  m2 n 
M=     
 
am mm1 mm 2  mmn 

yang dalam hal ini

1, (a i , b j )  R
mij   11

0, (a i , b j )  R
Contoh 7.

Misalkan A = {2,3,4} dan B = {2,4,8,9,15}.


Jika kita definisikan relasi R dari A ke B dengan aturan :
(x, y)  R jika x adalah faktor prima dari y. Maka kita
peroleh:

R = {(2, 2), (2, 4), (2, 8), (3, 9), (3, 15)}

Relasi R pada Contoh dapat dinyatakan dengan matriks

1 1 1 0 0
0 0 0 1 1 
 
0 0 0 0 0

12
7. Penyajian Relasi dengan Graf Berarah
 Jika (a, b)  R, maka sebuah busur dibuat dari simpul
a ke simpul b. Simpul a disebut simpul asal (initial
vertex) dan simpul b disebut simpul tujuan (terminal
vertex).

 Pasangan terurut (a, a) dinyatakan dengan busur dari


simpul a ke simpul a sendiri. Busur semacam itu
disebut gelang atau kalang (loop).

13
Contoh 8. Misalkan R = {(a, a), (a, b), (b, a), (b, c), (b, d), (c, a),
(c, d), (d, b)} adalah relasi pada himpunan {a, b, c, d}.

R direpresentasikan dengan graf berarah sbb:

b
a

c d

14
RELASI INVERS

 Misalkan R adalah relasi dari himpunan A ke


himpunan B. Invers dari relasi R, dilambangkan
dengan R–1, adalah relasi dari B ke A yang
didefinisikan oleh

R–1 = {(b, a) | (a, b)  R }

15
Contoh 9. Misalkan P = {2, 3, 4} dan Q = {2, 4, 8, 9, 15}.
Jika kita definisikan relasi R dari P ke Q dengan

(p, q)  R jika p habis membagi q maka kita peroleh :

R = {(2, 2), (2, 4), (4, 4), (2, 8), (4, 8), (3, 9), (3, 15) }

R–1 adalah invers dari relasi R, yaitu relasi dari Q ke P


dengan

(q, p)  R–1 jika q adalah kelipatan dari p maka kita


peroleh :

R–1 = {(2, 2), (4, 2), (4, 4), (8, 2), (8, 4), (9, 3), (15, 3) }
16
J
ikaMa
dala
hma
trik
sya
ngm
ere
pre
sen
tas
ika
nre
las
iR,

 
11100
M= 
00011
 
 
01100
 
–1
mak
am atrik
sy a
ngm e
rep
resen
tas
ikanrela
siR ,m is
alka
nN,
d
ipe
role
hd eng
anm e
lak
ukantr
ansposete
rhad
apm
atrik
sM ,


100 

101 
T
 
N=M =
101 
 
0
 1 0


010
 
 17
Latihan

Misalkan A = {1, 2, 3}, B = {a, b} dan relasi R = {(1,a),


(2,a),(2,b) ,(3,a)} merupakan relasi dari A pada B.
a. Invers dari relasi R dalam bentuk tabulasi?
b. Invers dari relasi R dalam bentuk matriks?

18
OPERASI PADA RELASI

 Karena relasi biner merupakan himpunan pasangan


terurut, maka operasi himpunan seperti irisan,
gabungan, selisih, dan beda setangkup antara dua
relasi atau lebih juga berlaku.

 Jika R1 dan R2 masing-masing adalah relasi dari


himpuna A ke himpunan B, maka R1  R2, R1  R2, R1
– R2, dan R1  R2 juga adalah relasi dari A ke B.
19
Contoh 10. Misalkan A = {a, b, c} dan B = {a, b, c, d}.

Relasi R1 = {(a, a), (b, b), (c, c)}


Relasi R2 = {(a, a), (a, b), (a, c), (a, d)}

R1  R2 = {(a, a)}
R1  R2 = {(a, a), (b, b), (c, c), (a, b), (a, c), (a, d)}
R1  R2 = {(b, b), (c, c)}
R2  R1 = {(a, b), (a, c), (a, d)}
R1  R2 = {(b, b), (c, c), (a, b), (a, c), (a, d)}

20
KOMPOSISI RELASI

 Misalkan R adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B, dan S


adalah relasi dari himpunan B ke himpunan C. Komposisi R dan
S, dinotasikan dengan S  R, adalah relasi dari A ke C yang
didefinisikan oleh

S  R = {(a, c)  a  A, c  C, dan untuk beberapa b  B,


(a, b)  R dan (b, c)  S }

21
Contoh 11. Misalkan
relasi dari himpunan {1, 2, 3} ke himpunan {2, 4, 6, 8} adalah
R = {(1, 2), (1, 6), (2, 4), (3, 4), (3, 6), (3, 8)}
relasi dari himpunan {2, 4, 6, 8} ke himpunan {s, t, u} adalah
S = {(2, u), (4, s), (4, t), (6, t), (8, u)}

Maka komposisi relasi R dan S adalah

S  R = {(1, u), (1, t), (2, s), (2, t), (3, s), (3, t), (3, u) }

22
Misalkan :
relasi dari himpunan {1, 2, 3} ke himpunan {2, 4, 6, 8}
adalah
R = {(1, 2), (1, 6), (2, 4), (3, 4), (3, 6), (3, 8)}
relasi dari himpunan {2, 4, 6, 8} ke himpunan {s, t, u}
adalah
S = {(2, u), (4, s), (4, t), (6, t), (8, u)}

Komposisi relasi R dan S lebih jelas jika diperagakan dengan


diagram panah:

2
1
4 s

2 t
6
3 8 u
23
Latihan
Misalkan A = {x,y,z}, B = {a,b,c,d}, C = {1,2,3,4,5}.
R relasi dari A ke B dan S relasi dari B ke C.
Misalkan R = {(x,a),(x,b),(y,b),(y,c),(y,d),(z,d)} dan
S = {(a,1),(a,3),(b,2),(b,3),(b,5),(d,3),(d,4)}

Maka S∘R ?

S∘R= {(x,1), (x,2), (x,3), (x,5), (y,2), (y,3), (y,4),


(y,5), (z,3), (z,4)}
24
SIFAT-SIFAT RELASI
Relasi biner yang didefinisikan pada sebuah himpunan
mempunyai beberapa sifat.

1. Refleksif (reflexive)

 Relasi R pada himpunan A disebut refleksif jika untuk


setiap a  A , maka (a, a)  R.

 Relasi R pada himpunan A tidak refleksif jika ada a


 A , tetapi (a, a)  R.
25
Contoh 12. Misalkan A = {1, 2, 3, 4}, dan relasi R di
bawah ini didefinisikan pada himpunan A, maka
(a) Relasi R = {(1, 1), (1, 3), (2, 1), (2, 2), (3, 3), (4,
2), (4, 3),
(4, 4) } bersifat refleksif karena untuk setiap aA,
(a, a) R, yaitu (1, 1), (2, 2), (3, 3), dan (4, 4).
(b) Relasi R = {(1, 1), (2, 2), (2, 3), (4, 2), (4, 3), (4, 4) }
tidak refleksif karena 3A, tapi(3, 3)  R.

Contoh 13. Relasi “habis membagi” pada himpunan


bilangan bulat positif bersifat refleksif karena setiap
bilangan bulat positif habis dibagi dengan dirinya sendiri,
sehingga (a, a)R untuk setiap a  A.
26
2. Menghantar (transitive)

 Relasi R pada himpunan A disebut menghantar jika


memenuhi:

Jika untuk setiap (a, b)  R dan (b, c)  R, maka


(a, c)  R, untuk a, b, c  A.

27
Contoh 15. Misalkan A = {1, 2, 3, 4}, dan relasi R di bawah ini didefinisikan pada
himpunan A, maka
(a) R = {(2, 1), (3, 1), (3, 2), (4, 1), (4, 2), (4, 3) } bersifat menghantar. Lihat tabel
berikut:

Pasangan berbentuk
(a, b) (b, c) (a, c)

(3, 2) (2, 1) (3, 1)


(4, 2) (2, 1) (4, 1)
(4, 3) (3, 1) (4, 1)
(4, 3) (3, 2) (4, 2)

(b) R = {(1, 1), (2, 3), (2, 4), (4, 2) } tidak manghantar karena
(2, 4) dan (4, 2)  R, tetapi (2, 2)  R, begitu juga (4, 2) dan (2, 3)  R, tetapi
(4, 3)  R.
(c) Relasi R = {(1, 1), (2, 2), (3, 3), (4, 4) } jelas menghantar

Relasi yang hanya berisi satu elemen seperti R = {(4, 5)} selalu menghantar. 28
Contoh 16. Relasi “habis membagi” pada himpunan
bilangan bulat positif bersifat menghantar. Misalkan bahwa
a habis membagi b dan b habis membagi c. Maka terdapat
bilangan positif m dan n sedemikian sehingga b = ma dan c
= nb. Di sini c = nma, sehingga a habis membagi c. Jadi,
relasi “habis membagi” bersifat menghantar.

Latihan
Relasi R = {(1,1) , (1,2) , (2,2) , (2,3) , (3,3) , (3,2)} yang
didefinisikan pada himpunan A = {1, 2, 3 }. Apakah
bersifat menghantar atau tidak?

(1,2) (2,3) tetapi (1,3) tidak ada di R


29
3. Simetri
 Relasi R pada himpunan A disebut simetri jika memenuhi:
jika untuk setiap (a, b)  R, maka (b, a)  R untuk a, b  A.

 Relasi R pada himpunan A tidak simetri jika:


ada (a, b)  R , tetapi (b, a)  R.

 Relasi R pada himpunan A asimetri jika memenuhi:


jika untuk setiap (a, b)  R , maka (b, a)  R.

30
4. Anti Simetri

• Relasi R pada himpunan A disebut anti simetri jika:

(a, b)  R dan (b, a)  R hanya jika a = b untuk a, b  A.


Dengan kata lain:
Jika (a, b)  R , maka (b, a)  R, kecuali ketika a = b.

• Relasi R pada himpunan A tidak anti simetri jika:


ada elemen berbeda a dan b sedemikian sehingga
(a, b)  R dan (b, a)  R.
31
Contoh 18. Contoh untuk sifat Simetri dan Anti simetri.
Misalkan A = {1, 2, 3, 4}, dan relasi R di bawah ini didefinisikan
pada himpunan A, maka

(a) Relasi R = {(1, 1), (1, 2), (2, 1), (2, 2), (2, 4), (4, 2), (4, 4)
} bersifat:
- Simetri, karena jika (a, b)  R maka (b, a) juga  R. Di sini
(1, 2) dan (2, 1)  R, begitu juga (2, 4) dan (4, 2)  R.
- Tidak anti simetri, karena 1 2, tapi (1, 2) dan (2, 1)  R

(b) Relasi R = {(1, 1), (2, 3), (2, 4), (4, 2) } bersifat:
- Tidak simetri, karena (2, 3)  R, tetapi (3, 2)  R.
- Tidak anti simetri, karena 2 4, tapi (2, 4) dan (4, 2)  R,

(c) Relasi R = {(1, 1), (2, 2), (3, 3) } bersifat:


- Simetri untuk (a, b)  R maka (b, a) juga  R
- Anti simetri, karena (1, 1)  R dan 1 = 1 dan, (2, 2)  R dan 32
2 = 2, dan (3, 3)  R dan 3 = 3.
(d) Relasi R = {(1, 1), (1, 2), (2, 2), (2, 3) }
- Tidak simetri, kerena (1, 2)  R,tapi (2, 1)  R
- Anti simetri karena (1, 2)  R , (2, 3)  R, dan (2, 1)
 R, (3, 2)  . (1, 1)  R dan 1 = 1 dan, (2, 2)  R
dan 2 = 2.

(e) Relasi R = {(1, 1), (2, 2), (2, 3), (3, 2), (4, 2), (4, 4)}
- Tidak simetri karena (4, 2)  R tetapi (2, 4)  R.
- Tidak anti simetri karena 2  3 , tetapi (2, 3)  R
dan (3, 2)  R.

33
Contoh 19. Relasi “habis membagi” pada himpunan bilangan
bulat positif tidak simetri karena jika a habis membagi b, b tidak
habis membagi a, kecuali jika a = b.

Sebagai contoh, 2 habis membagi 4, tetapi 4 tidak habis membagi


2. Karena itu, (2, 4)  R tetapi (4, 2)  R. Relasi “habis membagi”
anti simetri karena jika a habis membagi b dan b habis membagi a
maka a = b. Sebagai contoh, 4 habis membagi 4. Karena itu, (4, 4)
 R dan 4 = 4.

34
RELASI EKIVALEN
Relasi R disebut sebagai sebuah relasi ekivalen jika relasi tersebut
bersifat refleksif, simetris dan transitif.
Contoh 18
Diketahui A = { 1, 2, 3 }.
Pada A didefinisikan relasi R1 = { (1,1) , (1,2) , (2,2) , (2,1) , (3,3) }
Relasi R1 tersebut bersifat refleksif, simetris dan transitif. Oleh
karena itu relasi R1 merupakan relasi ekivalen.

Contoh 19
Diketahui B = { 2, 4, 5 }. Pada B didefinisikan relasi R2 = { (x,y) │
x kelipatan y , x, y  B } maka R2 = { (2,2) , (4,4) , (5,5) , (4,2) }.
Relasi R2 tersebut tidak bersifat simetris, oleh karena itu relasi
tersebut bukan relasi ekivalen. 35
RELASI PENGURUTAN SEBAGIAN

Relasi R disebut sebagai sebuah relasi pengurutan sebagian (partial


ordering), jika relasi tersebut bersifat refleksif, transitif dan
antisimetris.
Contoh 20
Diketahui A = { 1, 2, 3 }. Pada A didefinisikan relasi R3 = { (1,1) ,
(1,2) , (2,2) , (2,1) , (3,3) }. Relasi R3 tersebut bersifat refleksif dan
transitif, tetapi tidak bersifat antisimetris. Oleh karena itu relasi
tersebut bukan merupakan relasi pengurutan sebagian.

Contoh 21
Diketahui B = { 2, 4, 5 }. Pada B didefinisikan relasi R4 = { (x,y)│x
kelipatan y , x,y  B } maka R4 = { (2,2) , (4,4) , (5,5) , (4,2) }.
36
Relasi R4 tersebut bersifat refleksif, antisimetris dan transitif. Oleh
karena itu relasi tersebut merupakan relasi pengurutan sebagian.
1. Jika diketahui himpunan {0, 1, 2, 3}. Didefinisikan R= {(0,0),(1,1),(2,0),
(2,2),(2,3),(3,2),(3,3)} apakah R partial ordering?
2. Jika diketahui himpunan {0, 1, 2, 3}. Didefinisikan R= {(0,0),(1,1),(1,2),
(2,1),(2,2),(3,3)} apakah R relasi ekivalen?

37

Anda mungkin juga menyukai