Contoh 2 :
1. Misalkan P = {2, 4, 8, 9,15} dan Q = {2, 3, 4}.
Jika didefinisikan relasi R dari P ke Q dengan: (p, q) ∈ R1 jika p habis dibagi q.
2. Relasi R2 : A A didefinisikan pada himpunan A = {2, 5, 8} sebagai R2 = {(x, y) | x > y, x, y A}.
3. Misalkan R adalah relasi pada A = {2, 3, 4, 8, 9} didefinisikan (x,y) ∈ R.
Jika x adalah faktor prima dari y.
Penyelesaian :
1. R1 = {(2, 2), (4, 2), (4, 4), (8, 2), (8, 4), (9, 3), (15, 3)}.
2. R2 = {(5, 2), (8, 2), (8, 5)}, terlihat jelas bahwa R2 A × A.
3. R = {(2,2), (2,4), (2,8), (3,3), (3,9)}.
02
PENYAJIAN
RELASI
,–M.
03
RELASI INVERS &
KOMPOSISI RELASI
Relasi Invers
Setiap relasi R dari himpunan A kepada himpunan B memiliki invers yang dinamakan:
R-1 dari himpunan B kepada himpunan A, yang ditulis sebagai R-1 = {(y, x) (x, y) R}
Relasi invers R-1 dari R merupakan pasangan-pasangan terurut yang jika dibalikkan urutannya
akan terdapat pada relasi R.
Contoh 3:
Misalkan C = {1, 2, 3}, D = {a, b}, dan
relasi R = {(1, a), (2, a), (2, b), (3, b)} merupakan relasi dari C pada D.
Invers dari relasi R adalah :
R-1 = {(a, 1), (a, 2), (b, 2), (b, 3)}
Komposisi Relasi
Misalkan R relasi dari himpunan A ke himpunan B dan S relasi dari himpunan B ke himpunan C.
Didefinisikan relasi baru dari himpunan A ke himpunan C, dinotasikan S R yang beranggotakan semua
pasangan terurut (a, c) yang memenuhi (a, b) R dan (b, c) S, atau dapat dinyatakan sebagai:
S R = {(a, c)| b B yang memenuhi (a, b) R dan (b, c) S}
Contoh 3:
Misalkan A = {x, y, z}, B = {a, b, c, d}, C = {1, 2, 3, 4}. R relasi dari A ke B dan S relasi dari B ke C.
Misalkan,
R = {(x, a), (x, b), (y, b), (y, c), (y, d), (z, d)} dan
S = {(a, 1), (a, 3), (b, 2), (b, 3), (d, 3), (d, 4)}, maka
S = {(x, 1), (x, 2), (x, 3), (y, 2), (y, 3), (y, 4), (z, 3), (z, 4)
04
SIFAT
RELASI
Refleksif
Misalkan R sebuah relasi yang didefinisikan pada himpunan A.
Relasi R dikatakan bersifat refleksif jika untuk setiap a A berlaku (a, a) R.
Contoh 4 :
1. Diketahui A = {1, 2, 3}. Pada A didefinisikan relasi R1 = {(1,1), (1,2), (2,1), (2,2), (2,3), (3,3), (3,2)}.
2. Diketahui B = {3, 5, 6}. Pada B didefinisikan relasi R2 = {(x, y) x kelipatan y, x, y B}.
3. Diketahui B = {3, 5, 6}. Pada B didefinisikan relasi R3 = {(x, y) x + y < 12, x, yA}.
Penyelesaian :
,–M. 1. Relasi R1 bersifat refleksif, karena terdapat elemen relasi yang berbentuk (a, a)
untuk setiap a yang merupakan anggota A, yaitu (1, 1), (2, 2), dan (3, 3).
2. R2 = {(3, 3), (5, 5), (6, 6), (6, 3)} bersifat refleksif karena (3, 3), (5, 5), (6, 6) R2.
3. R3={(3, 3), (3, 5), (3, 6), (5, 3), (5, 5), (5, 6), (6, 3), (6, 5)} tidak bersifat refleksif
karena (6, 6) ∉ R3.
Simetris (Setangkup)
Relasi R pada himpunan A disebut simetris (setangkup) jika untuk setiap a, b ϵ A, jika (a, b) ϵ R, maka selalu
terdapat (b, a) ϵ R.
Contoh 5 :
1. Diketahui A = {1, 2, 3}. Pada A didefinisikan relasi R4 = {(1, 1), (1, 2), (1, 3), (2, 2), (2, 1), (3, 1), (3, 3)}.
2. Diketahui B = {3, 5, 6}. Pada B didefinisikan relasi R2 = {(x, y) x kelipatan y, x, y B}.
Penyelesaian :
1. Relasi R4 bersifat simetris karena untuk setiap (a, b) R4 berlaku (b, a) R4.
Dalam hal ini (1, 2) dan (2, 1) ϵ R, begitu juga (1, 3) dan (3, 1) ϵ R.
2. Relasi R2 = {(3, 3), (5, 5), (6, 6), (6, 3)} tidak bersifat simetris
karena (6, 3) R2 tetapi (3, 6) R2.
Transitif (Menghantar)
Relasi R pada himpunan A dikatakan bersifat transitif (menghantar),
jika untuk setiap (a, b) R dan (b, c) R berlaku (a, c) R, untuk a, b, c ϵ A.
Contoh 6:
1. Diketahui A = {1, 2, 3, 4}. Pada A didefinisikan relasi R5 = {(2, 1), (3, 1), (3, 2), (4, 1), (4, 2), (4, 3)}.
2. Relasi R6 = {(1, 1), (1, 2), (2, 2), (2, 3), (3, 1), (3, 2)} yang didefinisikan pada himpunan A = {1, 2, 3}.
Anti Simetris (Tolak-Setangkup)
Relasi R pada himpunan A bersifat anti simetris (tolak-setangkup) jika untuk setiap a, b ϵ A, maka (a, b) dan (b,
a) ϵ R jika dan hanya jika a = b. Dengan kata lain, jika (a, b) ϵ R dan a ≠ b, maka (b, a) tidak boleh ada di R.
,–M.
Contoh Soal
Soal Tugas
TERIMAKASIH!
Anda bisa mengirim
pertanyaan ke email berikut:
dewiputrie@gmail.com
+0811-1597-526
Universitas Gunadarma