Anda di halaman 1dari 18

BAB I

Pendahuluan
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan seharihari seseorang sering menjalani suatu aktivitas
yang tanpa disadari berhubungan dengan matematika. Contohnya seorang
kontraktor yang ingin merencanakan pembuatan jalan raya. Jika dalam 1 minggu
ia dapat menyelesaikan pembuatan jalan untuk jarak 500 m, 2 minggu untuk
jarak 1.000 m, 3 minggu untuk jarak 1.500 m dan seterusnya maka dalam waktu
8 minggu pastilah ia dapat memprediksikan berapa jarak yang dapat ia
selesaikan dalam waktu tersebut.
Contoh tersebut dapat ditulis rumus secara matematis dengan
s = 500 t, dimana s adalah jarak (meter)
t adalah waktu (minggu)
Persamaan s = 500t dalam matematika disebut fungsi, di mana nilai dari suatu
peubah dapat ditentukan jika nilai dari peubah yang lain diketahui. Kenyataan
dalam kehidupan seharihari di berbagai bidang kehidupan banyak membutuhkan
pengetahuan tentang fungsi, antara lain bidang keteknikan, bidang ekonomi,
bidang kesehatan dan sebagainya. Oleh karena itu topik tentang fungsi perlu
diajarkan kepada siswa oleh guru matematika SMK teknik.

B. Tujuan
Bahan ajar tentang pembelajaran relasi dan fungsi ini disusun agar para
tenaga kependidikan/guru:
1. Lebih menguasai materi pembelajaran relasi dan fungsi untuk siswa SMK
Teknik
2. Lebih memiliki kemampuan mengembangkan teknik, model dan strategi
pembelajaran relasi dan fungsi
C. Ruang Lingkup
Bahan ajar ini membahas topiktopik sebagai berikut:
1. Pengertian relasi dan fungsi, dijelaskan beberapa macam fungsi dan grafiknya
2. Komposisi fungsi
3. Fungsi Invers






1 -
2 -
4 -
5 -



-1
- 2
- 3
- 5



A B
Gb. 2.1. contoh diagram panah
BAB II
Relasi dan Fungsi
Pada sekitar abad ke-17, sebuah fungsi dinyatakan sebagai sebuah kurva yang
dideskripsikan oleh sebuah pergerakan (motion). Selanjutnya pada abad ke-18,
pengertian fungsi berubah ke bentuk analitik yang dinyatakan oleh variabel dan
konstan yang merepresentasikan suatu relasi/hubungan antara dua variabel dengan
grafik yang tidak memuat/tidak memiliki pojok yang tajam.
Dalam perkembangan matematika selanjutnya, konsep fungsi kemudian berubah
menjadi definisi modern sekarang ini seperti yang ditulis pada bahan ajar ini.
Sebelum memahami pengertian fungsi perlu dijelaskan terlebih dahulu tentang
pengertian relasi.
A. Pengertian Relasi dan Fungsi
1.Relasi antara dua himpunan
Jika A dan B dua himpunan yang tidak kosong, maka didefinisikan:
{ } B dan A ) , ( B A e e = y x y x , A B disebut hasil kali cartesian antara himpunan A
dan B.
Jika R c (A B), maka R disebut relasi dari himpunan A ke himpunan B. Relasi dapat
diartikan sebagai aturan yang mengawankan dua himpunan.
Ada beberapa cara menyatakan relasi, yaitu:
a. diagram panah
b. himpunan pasangan berurutan
c. grafik kartesius
Contoh:
Diketahui himpunan A = { 1, 2, 4, 5} dan B = { 1, 2, 3, 5}, nyatakan relasi dari A ke B
dengan dua lebihnya dari !
Penyelesaian:
a. diagram panah c. Grafik kartesius









b. himpunan pasangan berurutan
{(1,1), (4,2), (5,3)}
0 1 2 3 4 5
5
4
3
2
1

- 1
-
-
Gb 2.2. contoh grafik kartesius
A
B
1.Pemetaan atau fungsi
Pemetaan atau fungsi f dari himpunan A ke himpunan B adalah suatu relasi
yang menghubungkan setiap anggota A dengan tepat satu anggota pada B.
Pemetaan seperti ini biasa dinotasikan dengan
f : x y atau y = f(x)
dibaca f memetakan x ke y
y dinamakan peta atau bayangan dari x oleh fungsi f. Himpunan semua
peta/bayangan dari fungsi disebut daerah hasil (range).
Jadi untuk suatu fungsi diperlukan syarat:
a. Himpunan A sebagai daerah asal atau daerah definisi (domain).
b. Himpunan B sebagai daerah kawan (kodomain).
c. Himpunan R sebagai daerah hasil (range)
d. Suatu relasi dari himpunan A ke himpunan B yang memetakan setiap
anggota A dengan tepat satu anggota pada B, atau dengan kata lain
setiap anggota A dipasangkan habis tetapi tidak boleh ada satu anggota A
yang punya pasangan lebih dari atau kurang dari satu.
Domain fungsi f biasanya dilambangkan dengan D
f
sedangkan range fungsi f
biasanya dilambangkan dengan R
f
.
Contoh:
1) Diantara diagram panah berikut yang merupakan fungsi (pemetaan) dari A
ke B adalah



a. c.



b. d.









-
-
-
-



-
-
-
-



A
B
-
-
-
-



-
-
-
-



A
B
-
-
-
-



-
-
-
-



A
B
Gb.2.3. diagram panah
-
-
-
-



-
-
-
-



A
B
Gb. 2.5. korespondensi satusatu
-
-
-
-



-
-
-
-



A B
Penyelesaian:
b adalah jawabnya, sebab setiap anggota A dipasangkan habis dan punya kawan
tunggal
a bukan fungsi sebab ada anggota A yang tidak punya kawan c
bukan fungsi sebab ada anggota A yang punya kawan lebih dari satu
d bukan fungsi sebab ada anggota A yang tidak punya kawan dan ada anggota A yang
punya kawan lebih dari satu.
2)Diketahui suatu fungsi yang memetakan A = {1, 8, 27} ke B = {1, 2, 3, 4} dengan
sifat pangkat tiga dari
a) Buatlah diagram panahnya
b) Tentukan domain, kodomain dan range fungsi tersebut.
Penyelesaian:
a)










b) Domain fungsi (D
f
) adalah A = {1, 8, 27}
Kodomain fungsi adalah B = {1, 2, 3, 4}
Range fungsi (R
f
) adalah R = {1, 2, 3}
Diagram panah di bawah ini menunjukkan kejadian khusus dari pemetaan yang
disebut korespondensi satusatu.









1 -
8 -
27-




- 1
- 2
- 3
- 4



A B
Gb. 2.4. diagram panah
Korespondensi satusatu adalah pemetaan yang menghubungkan setiap anggota A
dengan tepat satu anggota pada B dan menghubungkan setiap anggota B dengan
tepat satu anggota pada A.
Jika suatu fungsi f mempunyai daerah asal dan daerah kawan yang sama,
misalkan D maka sering dikatakan fungsi f pada D. Jika daerah asal dari fungsi
tidak dinyatakan maka yang dimaksud adalah himpunan semua bilangan riil (9).
Untuk fungsifungsi pada 9 kita kenal beberapa fungsi khusus antara lain: fungsi
linier dan fungsi kuadrat.

B.Sifat sifat relasi
Sifat-sifat relasi
1. Reflektif
Suatu relasi bersifat reflektif , jika setiap x A, maka (A,A) R
Contoh :
1. B = {1,2,3} dan R = {(x,y)x,y B, xy > 0}
Periksa apakah R reflektif atau tidak
Peny :
B x B = {(1,1),(1,2),(1,3),(2,1),(2,2),(2,3),(3,1),(3,3) dari hasil kali Cartesian kita
memperoleh R = {(1,1),(2,2),(3,3)}. Karena semua hasil xy > 0 dan x B, maka R
adalah relasi yang reflektif.
2. A = {-1,0,1} dan R = {(x,y)x,y A, xy > 0}
Periksa apakah R reflektif atau tidak
2. Simetris
Suatu relasi bersifat simetrik, jika untuk setiap x,y A dengan xRy dan yRx
Contoh
1. M = {-2,-1,0,1,2} dan R = {(x,y) x,y M, xy > 0}
Periksa apakah R simetris atau tidak
Peny :
M x M = {(-2,-2), (-2,-1), (-2,0), (-2,1), (-2,2), (-1,-2),(-1,-1),(-1,0),(-1,1),(-1,2)
(0,-2), (0,-1), (0,0), (0,1), (0,2), (1,-2), (1,-1), (1,0), (1,1), (1,2),(2,-2)
(2,-1), (2,0), (2,1), (2,2)}, dari hasil kali Cartesian kita memperoleh
R = {(-2,-2), (-2,-1), (-1,-2), (-1,-1), (1,1), (1,2), (2,2)}
Dari sini jelas terlihat bahwa untuk setiap (x,y) R berlaku (y,x) R dengan x,y
M. Jadi R adalah sebuah relasi yang simetris.
2. B = {-2,-1,0,1,2} dan R = {(x,y) x,y B, x y }
Periksa apakah R simetris atau tidak


3. Transitif
Suatu Relasi bersifat transitif, jika setiap x,y,z A dengan xRy, yRz, dan xRz
Contoh :
1. A = {-1,0,1} dan R = {(x,y) x,y A, x y}
Periksa apakah R transitif atau tidak
Peny :
A x A = {(-1,-1), (-1,0), (-1,1), (0,-1), (0,0), (0,1), (1,-1), (1,0), (1,1)} dari hasil kali
Cartesian kita memperoleh,
R = {(-1,-1), (-1,0), (-1,1), (0,0), (0,1), (1,1)}
Dari sini jelas terlihat bahwa untuk setiap (x,y,z A) dengan xRy dan yRz, berlaku
xRz
2. N = {G,U,T} dan R = {(G,U), (T,U), (U,G), (G,T)
Periksa apakah R transitif atau tidak
4. Relasi Ekivalen
Adalah relasi yang memenuhi 3sifat relasi yaitu reflektif, simetris dan transitif.
Contoh :
1. B = {a,b,c,d} dan R = {(a,a),(a,b),(b,a),(b,b),(c,c),(c,d),(d,c),(d,d)}
Periksa apakah R ekivalen atau tidak
Peny :
Reflektif : {(a,a),(b,b),(c,c),(d,d)}, ya reflektif karena x B berlaku
(x,x) R
Simetris : Karena untuk setiap x,y B dengan xRy berlaku yRx,
maka R simetris.
Contoh : {(a,b),(b,a)}
Transitif : {(a,b),(b,a),(a,a)}, karena x,y,z B dengan xRy dan yRz
berlaku xRz,
Maka R adalah relasi yang transitif.
Karena tiga sifat diatas yaitu reflektif, simetrik dan transitif dipenuhi maka kita
dapat simpulkan bahwa R adalah relasi ekivalen.

C.Fungsi Linier
Fungsi linier mempunyai persamaan y = ax + b, a, b e 9 dan a = 0. Grafik fungsi
linier berupa garis lurus. Untuk menggambar grafik fungsi linier ada dua cara, yaitu:
dengan tabel dan dengan menentukan titik potong pada sumbu x dan sumbu y.
Contoh:
Gambarlah grafik fungsi y = 2x + 2
Penyelesaian:
1. Dengan tabel
-
X 1 0 1
y = 2x + 2 0 2 4











2. Dengan titik potong sumbu x dan sumbu y
Persamaan garis y = 2x + 2
Titik potong grafik dengan sumbu x:
syarat y = 0 0 = 2x + 2
2x = 2
x = 1
sehingga titik potong grafik dengan sumbu x adalah ( 1,0)
Titik potong grafik dengan sumbu y:
syarat x = 0 y = 2 . 0 + 2 = 2
sehingga titik potong grafik dengan sumbu y adalah ( 0,2)
Kedua titik potong tersebut digambar dalam bidang kartesius kemudian
dihubungkan sehingga tampak membentuk garis lurus (gambar 2.7).













Dari tabel diperoleh titiktitik berupa
pasangan koordinat, kita gambar
titik tersebut dalam bidang kartesius
kemudian dihubungkan sehingga
tampak membentuk garis lurus.
(gambar 2.6)

0 1 2 3 4
1

-
1
-
X
Y
Gb. 2.6. grafik fungsi linier
2

3

4

-
y = 2x + 2
0 1 2 3 4

4
3
2
1

-
1
-
X
Y
Gb. 2.7. Grafik fungsi linier
y = 2x + 2
y y
1
= m (x x
1
)
1. Gradien
Persamaan garis biasa juga ditulis y = mx + c, dengan m, c e 9. Dalam hal ini
m dan c adalah konstanta, dengan m melambangkan gradien (koefisien arah) garis
lurus.
Gradien adalah konstanta yang menunjukkan tingkat kemiringan garis. Dilihat dari
gambar 2.8 maka m dapat dicari sebagai berikut:













Pada gambar 2.8, misalkan o adalah sudut antara garis horisontal (sejajar sumbu x)
dan grafik fungsi linier dengan arah putaran berlawanan arah dengan arah putaran
jarum jam, maka gradien dapat pula didefinisikan dengan o =
A
A
= tan
x
y
m .
Jadi
Sebagai catatan bahwa
a)Jika m = 0 maka grafik sejajar dengan sumbu x dan ini sering disebut sebagai
fungsi konstan.
b)Jika m > 0 maka grafik miring ke kanan (0< o < 90)
c)Jika m < 0 maka grafik condong ke kiri (90< o < 180)

2. Menentukan persamaan garis melalui satu titik dan bergradien m
Misalkan garis y = mx + c melalui titik P(x
1
,y
1
), setelah titik (x
1
,y
1
) disubstitusikan ke
persamaan garis tersebut diperoleh:
y = mx +
y
1
= mx
1
+ c
y y
1
= m (x x
1
)

Jadi rumus persamaan garis melalui titik P(x
1
,y
1
) dan bergradien m adalah
( ) ( )
1 2
1 2
1 2
1 2
x x
x f x f
x x
y y
x
y
m

=
A
A
=


-
-
X
Y
Gb. 2.8. Gradien
x
1
x
2

y
2

y
1

y

x
o
O
m = tan o
1 2
1
1 2
1
x x
x x
y y
y y


Contoh:
Tentukan persamaan garis yang melalui P(3,9) dan bergradien 6.
Penyelesaian:
Titik P(3,9) dan gradien m = 6 disubstitusikan ke persamaan diatas
y y
1
= m(x x
1
)
y 9 = 6(x 3)
y = 6x 18 +9
y = 6x 9
Jadi persamaan garisnya adalah y = 6x 9.
Menentukan persamaan garis melalui dua titik
3. Persamaan garis melalui dua titik A(x
1
,y
1
) dan B(x
2
,y
2
) dapat dicari dengan
langkah sebagai berikut:
persamaan garis melalui titik A(x
1
,y
1
) dan dengan memisalkan gradiennya m adalah
y y
1
= m (x x
1
) . (i)
karena garis ini juga melalui titik B(x
2
,y
2
), maka y
2
y
1
= m (x
2
x
1
), sehingga
diperoleh gradien

1 2
1 2
x x
y y
m

= . (ii)
persamaan (ii) disubstitusikan ke (i) diperoleh
1 2
1
1 2
1
x x
x x
y y
y y


Jadi persamaan garis melalui dua titik A(x
1
,y
1
) dan B(x
2
,y
2
) adalah



Contoh:
Tentukan persamaan garis yang melalui titik (1,6) dan (3,8).
Penyelesaian:
Kedua titik (1,6) dan (3,8) disubstitusikan ke persamaan garis melalui dua titik.

1 2
1
1 2
1
x x
x x
y y
y y


1 3
1
6 8
6

x y


2
1
2
6
=
x y

y 6 = x 1
y = x + 5
Jadi persamaan garisnya adalah y = x + 5
3. Menentukan titik potong antara dua garis
Misalkan dua garis g
1
dan g
2
saling berpotongan di titik P(x,y), maka nilai x dan y
harus memenuhi kedua persamaan garis tersebut. Titik potong dua garis dapat
dicari dengan metode substitusi atau eliminasi.
Contoh:
Tentukan titik potong dari dua garis g
1
: y = 3x + 2 dan g
2
:

y = x + 8
Penyelesaian:
Soal di atas dapat diselesaikan dengan 2 metode
i. Metode substitusi
Nilai y pada persamaan g
2
diganti dengan nilai y persamaan g
1

y = x + 8
3x + 2 = x + 8
2x = 6
x = 3
x = 3 dimasukkan ke persamaan g
2
diperoleh
y = x + 8 = 3 + 8 = 11
jadi titik potong g
1
: y = 3x + 2 dan g
2
:

y = x + 8 adalah (3,11)
ii. Metode eliminasi
Metode eliminasi dilakukan dengan menyamakan koefisien salah satu variabel
untuk menghilangkan salah satu variabel lainnya. Karena kedua persamaan
tersebut memiliki koefisien variabel y yang sama maka langsung
dieliminasikan
y = 3x + 2 x = 3 dimasukkan ke persamaan g
2

y = x + 8 y = x + 8 = 3 + 8 = 11
0 = 2x 6
2x = 6 x = 3



jadi titik potong g
1
: y = 3x + 2 dan g
2
:

y = x + 8 adalah (3,11)
Catatan:
a. Garis g
1
yang bergradien m
1
dikatakan sejajar dengan g
2
yang bergradien
m
2
jika memenuhi m
1
= m
2

Contoh:
Apakah garis y = 5x + 12 sejajar dengan y = 5x 8
Penyelesaian:
Karena m
1
= m
2
= 5 maka kedua garis tersebut sejajar.
b. Garis g
1
yang bergradien m
1
dikatakan tegak lurus dengan g
2
yang
bergradien m
2
jika memenuhi m
1
. m
2
= 1
+
Contoh:
Apakah garis 2y = 6x + 12 dan 9y = 3x + 8 saling tegak lurus?
Penyelesaian:
g
1
: 2y = 6x + 12 y = 3x + 6 m
1
= 3
g
2
: 9y = 3x + 8 y =
9
8
3
1
+ x m
2
=
3
1

m
1
. m
2
= 3 . |
.
|

\
|

3
1
= 1 sehingga kedua garis saling tegak lurus.

D.Fungsi Kuadrat
Bentuk umum fungsi kuadrat adalah y = ax
2
+ bx + c dengan a, b, c e 9 dan a = 0.
Grafik fungsi kuadrat berbentuk parabola maka sering juga disebut fungsi
parabola.
Jika a > 0 , parabola terbuka ke atas sehingga mempunyai titik balik minimum
(gambar 2.9.a)
Jika a < 0 , parabola terbuka ke bawah sehingga mempunyai titik balik maksimum
(gambar 2.9.b)










Langkahlangkah menggambar grafik fungsi kuadrat y = ax
2
+ bx + c :
1. Menentukan pembuat nol fungsi y = 0 atau f(x) = 0
Pembuat nol fungsi dari persamaan kuadrat y = ax
2
+ bx + c diperoleh jika
ax
2
+ bx + c = 0. Sehingga diperoleh nilai x yang memenuhi ax
2
+ bx + c = 0.
2. Menentukan sumbu simetri
a
b
x
2

=
3. Menentukan titik puncak P (x, y) dengan
a
b
x
2

= dan
a
y
4
D

=
Dengan nilai diskriminan D = b
2
4ac.
Jika ditinjau dari nilai a dan D maka sketsa grafik parabola sebagai berikut:
Gb. 2.9.a. grafik parabola
Y
X
P(x,y)
O
Gb. 2.9.b. grafik parabola
Y
X
P(x,y)
O
Y
X
1
-
2 3
-
4
1
0
-
Gb. 2.10. contoh grafik parabola
a < 0, D > 0



a < 0, D = 0

a < 0, D < 0

a > 0, D > 0


a > 0, D = 0



a > 0, D < 0



Catatan:
persamaan kuadrat ax
2
+ bx + c = 0 dapat dicari akarakarnya dengan:
Pemfaktoran
Kuadrat sempurna
Rumus abc: x
12
=
a
ac b b
2
4
2


Contoh:
Gambarlah sketsa grafik fungsi y = x
2
6x + 8
Penyelesaian:
a. Menentukan pembuat nol fungsi
Dengan pemfaktoran diperoleh
x
2
6x + 8 = 0
(x 2) (x 4) = 0
x = 2 atau x = 4
b. Menentukan sumbu simetri
3
2
6
1 . 2
) 6 (
2
= =

=

=
a
b
x
c. Menentukan titik puncak P (x, y)
Karena x sudah dicari maka tinggal mencari nilai y dengan substitusi x = 3
ke fungsi y diperoleh
y = 3
2
6(3) + 8
= 9 18 +8
= 1
Jadi puncaknya adalah titik (3,1).
Sehingga sketsa grafiknya adalah
Definit positif


Definit negatif


X
2
X
1
- -
X
2
X
1
- -

X
1
= X
2

-
X
1
= X
2

-
E.Komposisi Fungsi
Jika diketahui dua fungsi f: A B dan g: B C maka fungsi komposisi g f : A
C ditentukan oleh rumus (g f)(x) = g(f(x)), x e A.









Catatan: g f dibaca g komposisi f .
Contoh:
Diketahui f(x) = x + 3 dan g(x) = 5x, tentukan:
1. (f g)(x) dan (f g)(10)
2. (g f)(x) dan (g f)(10)
Penyelesaian:
1. (f g)(x) = f(g(x)) = f(5x) = 5x + 3
(f g)(10) = 5.10 + 3 = 50 + 3 = 53
2. (g f)(x) = g(f(x)) = g(x + 3) = 5(x + 3) = 5x + 15
(g f)(10) = 5.10 + 15 = 50 + 15 = 65
Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa g f = f g , jadi komposisi fungsi
tidak bersifat komutatif.
Catatan:
Syarat fungsi f dan g dapat dikomposisikan menjadi fungsi komposisi f g
adalah D
f
R
g
= C.
Artinya irisan antara domain fungsi f atau D
f
dan range fungsi g atau R
g
tidak
kosong.
1. Komposisi dua fungsi atau lebih
Misalkan f, g dan h adalah fungsi maka fungsi-fungsi tersebut dapat tersusun
menjadi fungsi komposisi:
a. (f g)(x) = f(g(x))
b. (f g h)(x) = f(g(h(x)))
Contoh:
Diketahui f(x) = 4x 8 dan g(x) = 3x
2
dan h(x) = 2x.
Tentukan
1) (f g)(x)

-






-





A
B

-





C
x f(x)
f g
g(f(x))
g f
Gb. 2.11. fungsi komposisi
2) (f f)(x)
3) (f g h)(x)
Penyelesaian:
1) (f g)(x) = f(g(x)) = f(3x
2
) = 4(3x
2
) 8 = 12x
2
8
2) (f f)(x) = f(f(x)) = f(4x 8) = 4(4x 8) 8 = 16x 40
3) (f g h)(x) = f(g(h(x)))
= f(g(2x))
= f(3(2x

)
2
)
= f(12x
2
)
= 4(12x
2
) 8
= 48x
2
8
2. Sifat-sifat komposisi fungsi
a. Operasi komposisi fungsi pada umumnya tidak bersifat komutatif f g =
g f
b. Operasi komposisi fungsi pada umumnya bersifat assosiatif
f (g h) = (f g) h
c. Dalam operasi komposisi fungsi terdapat fungsi identitas, yaitu I(x) = x,
sehingga berlaku: I f = f I = f
Contoh:
Pada contoh sebelumnya diketahui f(x) = 4x 8, g(x) = 3x
2
dan h(x) = 2x.
Tunjukkan bahwa:
1) (f g)(x) = (g f) (x)
2) (f (g h))(x) = ((f g ) h)(x)
3) (I f)(x) = (f I)(x) = f(x)
Penyelesaian:
1) (f g)(x) = f(g(x)) = f(3x
2
) = 4(3x
2
) 8 = 12x
2
8
(g f)(x) = g(f(x))
= g(4x 8)
= 3(4x 8)
2

= 3(16 x
2
64x + 64)
= 48 x
2
192x + 192
jadi (f g)(x) = (g f) (x)
2) f(x) = 4x 8, g(x) = 3x
2
dan h(x) = 2x
menentukan (f (g h))(x) menentukan ((f g ) h)(x)
(g h)(x) = g(h(x)) (f g)(x) = f(g(x))
= g(2x) = f(3x
2
)
= 3(2x

)
2
= 4(3x
2
) 8
= 12x
2
= 12x
2
8
(f (g h))(x) = f)(g h)(x)) ((f g) h)(x) = (f g)(h(x))
= f(12x
2
) = (f g)(2x)
= 4(12x
2
) 8 = 12(2x)
2
8
= 48x
2
8 = 48x
2
8
Jadi terbukti bahwa
(f (g h))(x) = ((f g ) h)(x)
3) I(x) = x dan f(x) = 4x 8
(I f)(x) = I(f(x)) = I(4x 8) = 4x 8 = f(x)
(f I)(x) = f(I(x)) = f(x)
Jadi terbukti bahwa (I f)(x) = (f I)(x) = f(x)

3. Menentukan fungsi f jika fungsi g dan f g diketahui
Contoh:
Tentukan f(x) jika g(x) = 3x + 2 dan (f g)(x) = 18x
2
+ 39x + 22
Penyelesaian:
(f g)(x) = 18x
2
+ 39x + 22
f(g (x)) = 18x
2
+ 39x + 22
f(3x + 2) = 18x
2
+ 39x + 22
f(3x + 2) = 2(3x + 2)
2
24x 8 + 39x + 22
f(3x + 2) = 2(3x + 2)
2
+ 15x +14
f(3x + 2) = 2(3x + 2)
2
+ 5(3x + 2) +4
jadi f(x) = 2x
2
+ 5x + 4
Dengan cara sama dapat pula ditentukan fungsi g jika fungsi f dan f g diketahui.
Contoh:
Tentukan g(x) jika diketahui f(x) = 3x dan (f g)(x) =12x + 24
Penyelesaian:
(f g)(x) = 12x + 24
f(g(x)) = 12x + 24
3 g(x) = 12x + 24
g(x) = 4x + 8
jadi g(x) = 4x + 8
Catatan: dalam penyelesaian tersebut terkadang sulit untuk dikerjakan,
namun dengan pengertian fungsi invers (balikan) akan memudahkan untuk
menyelesaikan soal tersebut.


F.Fungsi Invers
1.Pengertian invers suatu fungsi
Perhatikan gambar 2.12 berikut








Pada gambar di atas fungsi f : A B dengan { } B y dan A ), ( ) , ( e e = = x x f y y x f ,
relasi g: B A dengan { } B dan A ), ( ) , ( e e = = y x y g x x y g maka g adalah invers dari
fungsi f dan ditulis f
1
. Jika relasi f
1
merupakan fungsi maka f
1
disebut fungsi
invers, jika relasi f
1
bukan merupakan fungsi maka f
1
disebut invers dari f saja.
Jika fungsi g = f
1
ada maka f dan g disebut fungsifungsi invers, g adalah invers
dari f dan f adalah invers dari g. Sehingga dapat dinyatakan dengan:
y x f x y f = =

) ( ) (
1
.
Contoh:
Fungsifungsi dalam himpunan pasangan berurutan berikut ini nyatakan inversnya
dan apakah merupakan fungsi invers.
1) f = {(2,4), (3,6), (5,10)}
2) g = {(2,4), (1,1), (1,1), (2,4)}
3) h = {(1,1), (3,3), (1,1), (3,3)}

Penyelesaian:
a) f
1
= {(4,2), (6,3), (10,5)}, merupakan fungsi invers
b) g
1
= {(4, 2), (1, 1), (1,1), (4, 2)}, merupakan invers dari fungsi g tetapi bukan
merupakan fungsi invers.
c) h
1
= {(1, 1), (1,1), (2, 4), (2, 4)}, merupakan fungsi invers
Catatan: syarat suatu fungsi memiliki fungsi invers adalah jika fungsi tersebut
merupakan korespondensi satusatu.
1.Menentukan fungsi invers
Langkahlangkah untuk menentukan fungsi invers dari fungsi y = f(x) adalah:
a) Tentukan terlebih dulu fungsi x dari y sehingga didapat x = f(y)
b) Setelah didapat x = f(y) selanjutnya tukarkan 2 variabel tersebut menjadi y = f

1
(x)
c) Kemudian tunjukkan bahwa (f f
1
)(x) = (f
1
f)(x) = I(x) = x

Contoh:

-






-





A
B
f
1
(y) = x

f(x) = y
f
Gb. 2.12. invers fungsi
f
1
Tentukan fungsi invers dari y = 2x + 10
Penyelesaian:
y = 2x + 10 2x = y 10

2
10

=
y
x x = f(y)
jadi f
1
(x) =
2
10 x
= 5
2
1
x
(f f
1
)(x) = f )f
1
(x)) = 10 5
2
1
2 + |
.
|

\
|
x = x
(f
1
f)(x) = f
1
(f(x)) = 5 10) 2 (
2
1
+ x = x
Karena (f f
1
)(x) = (f
1
f)(x) = I(x) = x maka fungsi invers dari y = 2x +
10 adalah f
1
(x) = 5
2
1
x

Catatan: grafik fungsi f akan simetris dengan fungsi f
1
dengan sumbu simetrinya
adalah garis y = x.
2) Fungsi invers dari fungsi komposisi









Jika fungsi f: A B, g: B C dan (g f): A C maka (g f) memetakkan setiap x
e A oleh fungsi f dilanjutkan oleh fungsi g ke z e C. Atau dapat ditulis:
f(x) = y dan g(y) = z (g f)(x) = g(f(x)) = z
Misalkan f
-1
dan g
-1
berturut-turut invers dari fungsi f dan g maka (g f)
-1

memetakkan setiap z e C oleh fungsi g
1
dilanjutkan oleh fungsi f
1
ke x e A
sehingga dapat dinyatakan dengan (f
-1
g
1
). Atau dapat ditulis:
g
1
(z) = y dan f
1
(y) = x (f
-1
g
1
)(z) = f
1
(g
1
(z)) = x
Jadi (g f)
1
= f
-1
g
1


Jika f
1
, g
1
dan h
1
berturutturut masingmasing adalah fungsi invers dari
fungsifungsi f

, g

dan h maka berlaku hubungan:
a) (f g)
1
(x) = (g
1
f
1
)(x)

-






-





A B
x

y
f
Gb. 2.13. invers fungsi komposisi
f
1

-





z
C
g
g f
(g f)
1

g
1
b) (f g h)
1
(x) = (h
1
g
1
f
1
)(x)
c) ((f g) g
1
)(x) = (g
1
(g f

))(x) = f(x)
d) (f
1
(x))
1
= f(x)
Ada 2 cara dalam menentukan rumus invers fungsi dari fungsi komposisi, yaitu:
a. Menentukan dulu rumus fungsi komposisi, kemudian menentukan
inversnya.
Contoh:
Diketahui f = x 7 dan g = 4x + 1, tentukan (f g)
1
(x) Penyelesaian:
(f g)(x) = f(g(x)) = f(4x + 1) = 4x + 1 7 = 4x 6
Misalkan y = 4x 6
4x = y + 6

4
6 y
x
+
=
Jadi (f g)
1
(x) =
4
6 + x

b. Menentukan dulu inversnya masingmasing fungsi, kemudian
dikomposisikan
Contoh: (dari contoh sebelumnya)
Diketahui f(x) = x 7 dan g(x)= 4x + 1, tentukan (f g)
1
(x) Penyelesaian:
f (x) = x 7 misalkan y = x 7
x = y + 7 sehingga f
1
(x) = x + 7
g(x) = 4x + 1 misalkan y = 4x + 1
4x = y 1

4
1
=
y
x sehingga g
1
(x) =
4
1 x

(f g)
1
(x) = (g
1
f
1
)(x)
= g
1
(f
1
(x))
= g
1
(x + 7)
=
4
1 ) 7 ( + x

=
4
6 + x

Anda mungkin juga menyukai