Anda di halaman 1dari 11

KD 4.

1 Menyelesaikan masalah kontektual yang berkaitan dengan himpuanan, himpunan bagian,


himpunan semesta, himpunan kosong, komplemen himpunan menggunakan masalah kontekstual

SIFAT-SIFAT OPERASI HIMPUNAN


Jika pada topik sebelumnya kamu telah belajar tentang operasi yang berlaku pada himpunan,
maka pada topik kali ini kamu akan belajar tentang sifat-sifat operasi himpunan.

A. Ketertutupan
Sifat ketertutupan pada operasi himpunan mempunyai makna bahwa hasil dari pengoperasian
dua atau lebih himpunan menghasilkan satu penyelesaian berupa himpunan.

B. Sifat Komutatif
Sifat komutatif pada operasi himpunan hanya berlaku pada operasi irisan dan gabungan, yaitu A
∩ B = B ∩ A dan A ∪ B = B ∪ A.

Contoh:
Diketahui dua himpunan A = {3, 4, 5, 6} dan B = {2, 3, 4}.
Tunjukkan bahwa A ∩ B = B ∩ A dan A ∪ B = B ∪ A.

Penyelesaian:
A∩B=B∩A
Perhatikan anggota-anggota pada himpunan A dan B. Anggota A ∩ B merupakan persekutuan
dari anggota pada himpunan A dan himpunan B. Anggota himpunan A yang terdapat di
himpunan B adalah 3, 4. Dengan demikian, A ∩ B = {3,4}. Selanjutnya, kita tentukan B ∩ A.
Anggota di himpunan B yang terdapat di himpunan A adalah 3, 4. Dengan demikian, B ∩ A =
{3, 4}. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa A ∩ B = B ∩ A.

A∪B=B∪A
Untuk menentukan A ∪ B, kamu dapat menuliskan kembali semua anggota A dan B, yaitu 3, 4,
5, 6, 2, 3, 4. Oleh karena ada dua nilai yang sama untuk 3 dan 4, maka dapat ditulis satu kali saja,
sehingga A ∪ B = {2, 3, 4, 5, 6}. Begitu pula untuk menentukan B ∪ A. Dengan menuliskan
kembali semua anggota B dan A dengan anggota yang sama ditulis satu kali, yaitu 2, 3, 4, 5, 6,
sehingga diperoleh B ∪ A = {2, 3, 4, 5, 6}. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa A ∪ B =
B ∪ A.

C. Sifat Asosiatif
Sifat asosiatif pada operasi himpunan hanya berlaku pada operasi irisan dan gabungan, yaitu(A ∩
B) ∩ C = A ∩ (B ∩ C) dan (A ∪ B) ∪ C = A ∪ (B ∪ C).
Contoh:
Diketahui A = {p, q, r, s}, B = {r, s, t} dan C = {q, r, s}.
Tunjukkan bahwa (A ∩ B) ∩ C = A ∩ (B ∩ C) dan (A ∪ B) ∪ C = A ∪ (B ∪ C).

Penyelesaian:
(A ∩ B) ∩ C = A ∩ (B ∩ C)
Anggota himpunan A yang juga terdapat di himpunan B adalah r, s, sehingga diperoleh A ∩ B =
{r, s}. Adakah anggota himpuanan C yang sama dengan anggota di A ∩ B? Ternyata ada yaitu r,
s. Dengan demikian, (A ∩ B) ∩ C = {r, s}. Selanjutnya, perhatikan anggota himpunan B yang
terdapat di himpunan C yaitu r, s, sehingga B ∩ C = {r, s}. Amati anggota himpunan A yang
terdapat di himpunan B ∩ C yaitu r, s, sehingga (A ∩ B) ∩ C = {r, s}. Dengan demikian dapat
ditunjukkan bahwa (A ∩ B) ∩ C = A ∩ (B ∩ C).

(A ∪ B) ∪ C = A ∪ (B ∪ C)
Kita tentukan dahulu (A ∪ B) ∪ C.
(A ∪ B) ∪ C = ({p, q, r, s} ∪ {r, s, t}) ∪ {q, r, s}
(A ∪ B) ∪ C = {p, q, r, s, t} ∪ {q, r, s}
(A ∪ B) ∪ C = {p, q, r, s, t}
Kemudian, kita tentukan A ∪ (B ∪ C).
A ∪ (B ∪ C) = {p, q, r, s} ∪ ({r, s, t} ∪ {q, r, s})
A ∪ (B ∪ C) = {p, q, r, s} ∪ {q, r, s, t}
A ∪ (B ∪ C) = {p, q, r, s, t}
Dengan demikian, dapat ditunjukkan bahwa (A ∪ B) ∪ C = A ∪ (B ∪ C).

D. Sifat Distributif
Sifat distributif pada operasi himpunan hanya berlaku pada operasi irisan dan gabungan, yaituA
∩ (B ∪ C) = (A ∩ B) ∪ (A ∩ C) dan A ∪ (B ∩ C) = (A ∪ B) ∩ (A ∪ C).

Contoh:
Diketahui himpunan A = {1, 2, 3, 4, ..., 10}, B = {2, 4, 6, 8, 10} dan C = {1, 3, 5, 7, 9}.
Tunjukkan bahwa A ∩ (B ∪ C) = (A ∩ B) ∪ (A ∩ B).

Penyelesaian:
Langkah pertama, tentukan hasil dari A ∩ (B ∪ C).
A ∩ (B ∪ C) = {1, 2, 3, 4, ..., 10} ∩ ({2, 4, 6, 8, 10} ∪ {1, 3, 5, 7, 9})
A ∩ (B ∪ C) = {1, 2, 3, 4, ..., 10} ∩ {1, 2, 3, 4, ..., 10}
A ∩ (B ∪ C) = {1, 2, 3, 4, ..., 10}
Langkah kedua tentukan hasil dari (A ∩ B) ∪ (A ∩ C).
(A ∩ B) = {1, 2, 3, 4, ..., 10} ∩ {2, 4, 6, 8, 10}
(A ∩ B) = {2, 4, 6, 8, 10}
(A ∩ C) = {1, 2, 3, 4, ..., 10} ∩ {1, 3, 5, 7, 9}
(A ∩ C) = {1, 3, 5, 7, 9}

(A ∩ B) ∪ (A ∩ C) = {2, 4, 6, 8, 10} ∪ {1, 3, 5, 7, 9}


(A ∩ B) ∪ (A ∩ C) = {1, 2, 3, 4, ..., 10}
Dengan membandingkan hasil akhir langkah pertama dan kedua, dapat ditunjukkan bahwa A ∩
(B ∪ C) = (A ∩ B) ∪ (A ∩ B).

E. Sifat Identitas
Sifat identitas yang berlaku pada operasi irisan dan gabungan antara lain:
1. A ∩ ∅ = ∅
2. A ∩ S = A
3. A ∪ ∅ = A
4. A ∪ S = S

Contoh:
Diketahui S = himpunan bilangan asli kurang dari 10 dan J = {2, 3, 5, 7}. Tentukan:
a. J ∩ ∅
b. J ∩ S
c. J ∪ ∅
d. J ∪ S

Penyelesaian:
S = himpunan bilangan asli kurang dari 10 maka S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}
a. J ∩ ∅ = {2, 3, 5, 7} ∩ { } ( Ingat irisan dua himpunan didapat dengan mencari anggota yang
sama)

J∩∅=∅
b. J ∩ S = {2, 3, 5, 7} ∩ {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}
J ∩ S = {2, 3, 5, 7}
J∩S=J
c. J ∪ ∅ = {2, 3, 5, 7} ∪ { } (Ingat gabungan dua himpunan didapat dengan menggabungkan
semua anggota kedua himpunan tersebut)

J ∪ ∅ = {2, 3, 5, 7}
J∪∅=J
d. J ∪ S = {2, 3, 5, 7} ∪ {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}
J ∪ S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}
J∪S=S

F. Idempoten
Sifat idempoten yang berlaku pada operasi irisan dan gabungan antara lain:
1. A ∩ A
2. A ∪ A

Contoh:
Diketahui K = {4, 5, 6}. Tentukan:
a. K ∩ K
b. K ∪ K

Penyelesaian:
a. K ∩ K = {4, 5, 6} ∩ {4, 5, 6} = {4, 5, 6}
K∩K=K
b. K ∪ K = {4, 5, 6} ∪ {4, 5, 6} = {4, 5, 6}
K∪K=K

G. Sifat Komplemen
Sifat komplemen pada operasi himpunan hanya berlaku untuk irisan dan gabungan.
1. A ∩ Ac = ∅
2. A ∪ Ac = S
3. (Ac )c = A
4. ∅c = S
5. Sc = ∅
Contoh:
Diketahui S = {2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11} dan L = {6, 8, 9, 10, 11}. Tentukan L ∩ Lc .

Penyelesaian:
Lc adalah semua anggota himpunan S yang bukan anggota himpunan bagian dari himpunan L,
sehingga Lc = {2, 3, 4, 7}. Dengan demikian, diperoleh:
L ∩ Lc = {6, 8, 9, 10, 11} ∩ {2, 3, 4, 7}
L ∩ Lc = { }
L ∩ Lc = ∅
Jadi, L ∩ Lc = ∅.

H. Sifat Pengurangan
Operasi pengurangan pada himpunan tidak bersifat komutatif. Oleh karena operasi pengurangan
tidak bersifat komutatif, maka tidak bersifat asosiatif maupun identitas yaitu:
1. A - B ≠ B - A
2. A - (B - C ) ≠ (A - B) - C
3. A - ∅ ≠ ∅ - A

Contoh:
Diketahui M = {a, b, c, d, e, f} dan N = {1, a, 2, b, 3, c}. Buktikan bahwa M - N ≠ N - M.

Penyelesaian:
M - N adalah himpunan yang anggotanya merupakan anggota dari himpunan M dan bukan
anggota himpunan N.
M - N = {a, b, c, d, e, f} - {1, a, 2, b, 3, c}
M - N = {d, e, f}
N – M adalah himpunan yang anggotanya merupakan anggota dari himpunan N dan bukan
anggota himpunan M.
N – M = {1, a, 2, b, 3, c} - {a, b, c, d, e, f}
N – M = {1, 2, 3}
Dengan demikian, terbukti bahwa M - N ≠ N – M.

I. Subset
Subset atau himpunan bagian adalah suatu himpunan yang merupakan bagian dari himpunan
utama. Subset dinyatakan dengan lambang “⊂” tetapi jika bukan himpunan bagian dilambangkan
dengan “⊄”. Banyaknya anggota himpunan bagian dari K dirumuskan: 2n(K)dengan n(K)
merupakan banyaknya anggota himpunan K.

Contoh:
Jika diketahui O = {1, 4, 7}, maka tentukan banyaknya himpunan bagian O.

Penyelesaian:
Diketahui O = {1, 4, 7}, maka n(O) = 3
Banyaknya himpunan bagian O = 2n(O)
Banyaknya himpunan bagian O = 23
Banyaknya himpunan bagian O = 8
Jadi, banyaknya anggota himpunan bagian dari O ada 8 yaitu { }, {1}, {4}, {7}, {1, 4}, {1, 7},
{4, 7}, {1, 4, 7}.

J. Absorption
Absorption adalah himpunan-himpunan yang bila dioperasikan akan terserap menjadi suatu
himpunan tertentu. Absorption dirumuskan sebagai berikut:

A ∪ (A ∩ B) = A ∩ (A ∪ B) = A

Contoh:
Diketahui A = {1, 2, 3} dan B = {0, 3, 4, 5}. Buktikan bahwa A ∪ (A ∩ B) = A ∩ (A ∪ B) = A.

Penyelesaian:
Langkah pertama, kita buktikan dahulu bahwa A ∪ (A ∩ B) = A.
A ∩ B merupakan himpunan yang anggotanya terdapat di A dan B yaitu A ∩ B = {3}.
A ∪ (A ∩ B) = {1, 2, 3} ∪ {3}
A ∪ (A ∩ B) = {1, 2, 3}
A ∪ (A ∩ B) = A
Jadi, terbukti bahwa A ∪ (A ∩ B) = A.
Langkah berikutnya, kita buktikan bahwa A ∩ (A ∪ B) = A.
A ∪ B merupakan himpunan yang anggotanya merupakan gabungan semua anggota A dan B
yaitu A ∪ B = {0, 1, 2, 3, 4, 5}.
A ∩ (A ∪ B) = {1, 2, 3} ∩ {0, 1, 2, 3, 4, 5}
A ∩ (A ∪ B) = {1, 2, 3}
A ∩ (A ∪ B) = A
Jadi, terbukti bahwa A ∩ (A ∪ B) = A.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa A ∪ (A ∩ B) = A ∩ (A ∪ B) = A.

K. Penghilangan
Jika A = B, maka A ∩ C = A ∩ B untuk C suatu himpunan.

Contoh:
Diketahui A = {k, l, m}, B = {k, l, m} dan C = {l, m, n, o}. Buktikan bahwa A ∩ C = A ∩ B.

Penyelesaian:
Langkah pertama, kita tentukan A ∩ C.
A ∩ C = {k, l, m} ∩ {l, m, n, o} = {l, m}
Langkah kedua, kita tentukan A ∩ B.
B ∩ C = {k, l, m} ∩ {l, m, n, o} = {l, m}
Dengan demikian, terbukti bahwa A ∩ C = B ∩ C untuk C suatu himpunan.

L. Dualitas
Prinsip dualitas berlaku bila kita menukar “∪” dengan “∩”, “S” dengan “∅”, dan sebaliknya.
Pernyataan baru tersebut disebut dual dari pernyataan aslinya.

Contoh:
Diketahui pernyataan (A ∪ ∅) ∩ (S ∪ B) = A. Tentukan dual dari pernyataan tersebut.

Penyelesaian:
Dual dari pernyataan (A ∪ ∅) ∩ (S ∪ B) = A adalah (A ∩ S) ∪ (∅ ∩ B) = A.
M. Hukum de morgan

(A U B)c= Ac ∩ Bc

(A ∩ B)c = Ac U Bc
APLIKASI HIMPUNAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Contoh 1:

Di dalam suatu kelas ada 40 siswa. 25 siswa suka matematika, 20 siswa suka fisika, dan ada 15
siswa suka keduanya.

a) Buatlah diagram venn-nya.


b) Tentukanlah banyak siswa yang tidak suka keduanya

Penyelesaian:

a) Misalkan:
A = siswa yang suka matematika
B = siswa yang suka fisika

b) Banyak siswa (s) = 40


Siswa suka matematika = 25 – 15 = 10
Siswa suka fisika = 20 – 15 = 5
Siswa yang menyukai keduanya adalah = 15
Jadi, banyak siswa yang tidak menyukai keduanya adalah
40 – 10 – 15 – 5 = 10

Contoh 2

Dari 49 murid diperoleh keterangan sebagai berikut. ada 29 murid gemar volly, 26 murid gemar
basket, dan 3 orang tidak gemar keduanya dan ada beberapa murid gemar volly dan basket.
tentukan berapa banyak murid yang gemar keduanya ?

Jawaban :
Misalkan :

V = himpunan murid gemar volly

B = himpunan murid gemar basket

X = banyak murid gemar keduanya

Banyak murid gemar volly saja = 29 – x

Banyak murid gemar basket saja = 26 – x

Jumlah murid = (29 – X) + X + (26 – X ) + 3 = 49

= (29 – X ) + X + ( 26 – X ) + 3 = 49

= 29 – X + X + 26 – X + 3 = 49

= 29 + 26 – X + X – X = 49

= 58 – X = 49

X = 58 – 49

X=9

Cara lain :

n(S) = 49

n(V) = 29

n(B) = 26

n( ( 𝑉 ∪ 𝐵)C) = 3

n( 𝑉 ∪ 𝐵) = n (S) – n ( ( 𝑉 ∪ 𝐵)c)
= 49 – 3 = 46

n( 𝑉 ∪ 𝐵) = n(V) + n(B) – n(𝑉 ∩ 𝐵)

46 = 29 + 26 - n(𝑉 ∩ 𝐵)

n(𝑉 ∩ 𝐵) = 29 + 26 – 46

=9

Jadi, banyak murid gemar Volly dan Basket ada 9 orang.

TUGAS

1. Dari 81 orang diperoleh informasi sebagai berikut.


51 orang gemar minum teh
34 orang gemar minum kopi
12 orang gemar minum teh dan kopi
Adakah orang yang gemar minum teh dan kopi? Jika ada hitunglah banyak orang tersebut
2. Dari hasil survei 38 nrumah di perumahan Griya Asri diperoleh data sebanyak 19 rumah
berlangganan TV kabel Bigvision, 22 rumah memakai parabola, sedangkan 7 rumah tidak
berlangganan TV kabel Bigvision maupun memakai parabola. Tentukan
a. Berapa banyak rumah yang berlangganan TV kabel Bigvision atau memakai parabola ?
b. Berapa banyak rumah yang berlangganan TV kabel Bigvision tetapi tidak memakai
parabola?
3. Suatu kelas terdiri atas 42 siswa. Dalam kelas tersebut terdapat 20 siswa mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler olahraga, 14 siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kesenian, 22 siswa
mengikuti ekstrakurikuler pramuka, 8 siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kesenian dan
pramuka, 7 siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kesenian dan olahraga, 12 siswa mengikuti
ekstrakurikuler olahraga dan pramuka, dan 5 siswa mengikuti ketiga ekstrakurikuler tersebut.
a. Gambarkan diagram Venn-nya
b. Tentukan banyak siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dan kesenian
c. Tentukan banyak siswa yang tidak mengikuti ketiga ekstrakurikuler teersebut

Anda mungkin juga menyukai