Anda di halaman 1dari 18

Himpunan dan Persamaan dan Pertidaksamaan Satu Variabel

DISUSUN OLEH:

NAMA: MUTIARA RISDHANI


NPM : 20051056

DOSEN PENGAMPU
SYAHRIANI SIRAIT, S.Pd, M.Pd
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul ”Himpunan dan Persamaan dan Pertidaksamaan Satu Variabel” ini dengan lancar.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas perkuliahan yang
diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Telaah Matematika SMP oleh Ibu Syahriani
Sirait, S.Pd, M.Pd.
Saya berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita terutama sebagai calon pendidik yang
bertugas untuk mengarahkan peserta didik kepada tujuan pendidikan. Memang makalah ini
masih jauh dari sempurna, maka saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Kisaran, 22 Oktober 2021


Penyusun

Mutiara Risdhani

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 2
2.1 Himpunan........................................................................................................... 2
2.1.1 Pengertian Himpunan.............................................................................. 2
2.1.2 Menyatakan Suatu Himpunan................................................................ 2
2.1.3 Himpunan Kosong................................................................................... 3
2.1.4 Himpunan Semesta.................................................................................. 4
2.1.5 Diagram Venn.......................................................................................... 4
2.1.6 Irisan Dua Himpunan.............................................................................. 6
2.1.7 Gabungan Dua Himpunan...................................................................... 7
2.1.8 Sifat-Sifat Operasi Himpunan................................................................ 8
2.2 Persamaan dan Pertidaksamaan Satu Variabel.............................................. 8
2.2.1 Pengertian Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV).......................... 8
2.2.2 Penyelesaian Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV)...................... 9
2.2.3 Penerapan Konsep PLSV Dalam Pemecahan Masalah........................ 11
2.2.4 Pertidaksamaan Linear Satu Variabel (PtLSV)................................... 12

BAB II KESIMPULAN........................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan......................................................................................................... 14

Daftar Pustaka.......................................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Materi himpunan di dalamnya terdapat banyak macam pokok bahasan yang
mengakibatkan siswa merasa kesulitan dalam memahami materi himpunan sehingga materi
himpunan tergolong materi yang cukup sulit. Kenyataan tersebut peneliti dapat saat
melakukan magang dan mengampu materi himpunan. Maka diperlukan adanya buku teks
untuk menunjang pembelajaran baik untuk guru maupun siswa. Namun ketergantungan
guru terhadap buku sangatlah besar seperti yang telah dijabarkan. Guru tidak dapat
semerta–merta menerima kebenaran dari buku yang digunakan, maka perlu adanya
identifikasi terhadap buku teks. Namun identifikasi buku teks pada umumnya berdasar
pada standar kurikulum 2013 dan belum ada yang mengidentifikasi buku teks yang
berfokus pada materi atau konsep dengan menggunakan model prakseologi. Buku yang
dipilih yaitu BSE dan buku teks terbitan Erlangga karena buku – buku tersebut yang
banyak digunakan masyarakat luas. Dengan demikian peneliti akan melakukan identifikasi
terhadap buku teks SMP yang berfokus pada materi himpunan dengan menggunakan
model prakseologi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan himpunan?
2. Seperti apa himpunan semesta itu?
3. Apa itu diagram venn dan bagaimana menggambarkannya?
4. Apa saja sifat-sifat operasi himpunan?
5. Apa yang dimaksud dengan persamaan linear satu variabel?
6. Apa yang dimaksud pertidaksaman leniar satu variabel?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan himpunan.
2. Untuk mengetahui apa himpunan semesta itu.
3. Untuk mengetahui apa itu diagram venn dan bagaimana menggambarkannya.
4. Untuk mengetahui apa saja sifat-sifat operasi himpunan.
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan persamaan linear satu variabel.
6. Untuk mengetahui apa yang dimaksud pertidaksaman leniar satu variabel.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Himpunan
2.1.1 Pengertian Himpunan
Himpunan adalah kumpulan benda-benda (objek) yang dapat didefenisikan dengan
jelas. Suatu himpunan dilambangkan dengan huruf kapital, objek dalam suatu himpunan
disebut anggota atau elemen dari himpunan itu. Suatu himpunan dapat ditulis dengan
menggunakan pasangan kurung kurawal, dan anggota-anggota himpunan ditulis diantara
pasangan kurung kurawal itu.
Contoh:
1. B adalah himpunan bilangan bulat lebih besar dari -3 dan kurang dari 4. Anggota
himpunan tersebut adalah -2, -1, 0, 1, 2, 3.
Jadi, B= {−2 ,−1 ,0 , 1 ,2 , 3 }
2. C adalah himpunan bilangan cacah yang kurang dari 6. Anggota himpunan tersebut
adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5.
Jadi, C={ 0 , 1 ,2 , 3 , 4 , 5 }

2.1.2 Menyatakan Suatu Himpunan


Suatu himpunan dapat dinyatakan dengan cara deskripsi dan tabulasi.
1. Cara Deskripsi
Suatu himpunan dapat dinyatakan dengan cara deskripsi, yaitu dengan kata-kata atau
dengan notasi pembentukan.
a. Menyatakan Himpunan dengan Kata-Kata
Perhatikan beberapa contoh berikut!
1) Misalnya A={ 2 ,3 , 5 ,7 }
Dapat dikatakan bahwa A adalah himpunan bilangan prima antara 1 dan 9.
2) Misalkan B= { a ,i ,u ,e , o }
Dapat dikatakan bahwa B adalah himpunan huruf vokal dalam abjad.
b. Menyatakan Himpunan dengan Notasi Pembentukan Himpunan
Suatu himpunan yang banyaknya anggota tidak terbilang akan lebih efektif apabila
dinyatakan dengan notasi pembentuk himpunan, yaitu dengan menuliskan syarat-syarat
keanggotaannya. Cara ini dikenal dengan nama cara Rule.
Perhatikan beberapa contoh berikut!
1) Misalnya B adalah himpunan bilangan bulat antara 0 dan 50. Apabila setiap anggota
himpunan B dimisalkan dengan x, maka notasi pembentuk himpunan dapat ditulis
B= { x|0< x <50 , x ∈ bilanganbulat } .

2
2) Misalnya A adalah himpunan bilangan asli yang lebih dari 1. Apabila setiap anggota
A dimisalkan dengan x, maka notasi pembentuk himpunan dapat ditulis
B= { x|x >1 , x ∈bilangan asli } .

2. Cara Tabulasi
Suatu himpunan dapat juga dinyatakan dengan cara tabulasi, yaitu dengan
mendaftarkan anggota-anggotanya satu persatu. Cara ini dikenaal dengan nama cara
Raster.

3. Himpunan Bilangan
Dalam matematika terdapat beberapa macam bilangan, seperti bilangan cacah,
bilangan asli, bilangan bulat, dan sebagainya. Himpunan bilangan-bilangan tersebut
dilambangkan dengan notasi khusus yaitu:
a. Himpunan bilangan asli dinotasikan dengan A.
b. Himpunan bilangan bulat dinotasikan dengan B.
c. Himpunan bilangan cacah dinotasikan dengan C.
d. Himpunan bilangan prima dinotasikan dengan P.

2.1.3 Himpunan Kosong


Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai anggota. Himpunan
kosong dinotasikan dengan ϕ atau {}.

Contoh soal dan pembahasan

1. C adalah himpunan bilangan asli yang tidak termasuk dalam bilangan cacah.
Anggota himpunan C adalah tidak ada (tidak mempunyai anggota) karena semua
bilangan adalah bilangan cacah, maka C={} atau C=ϕ.
2. Tentukanlah apakah himpunan-himpunan dibawah ini merupakan himpunan kosong
jelaskan!
a. R adalah himpunan bilangan ganjil antara 3 dan 5.
b. R adalah himpunan bilangan prima yang habis dibagi 2.
Pembahasan
a. Karena tidak ada bilangan ganjil antara 3 dan 5, atau n (R) = 0, maka himpunan
merupakan himpunan kosong. Ditulis R={} atau R=ϕ.
b. Bilangan prima yang habis dibagi 2 adalah 2, atau himpunan P mempunyai
anggota yaitu 2, atau P= {2 } dan n ( P )=1. Maka himpunan R bukan himpunan
kosong.

3
2.1.4 Himpunan Semesta
Himpunan semesta adalah suatu himpunan yang memuat semua objek atau anggota
yang sedang dibicarakan, dan ditulis dengan notasi S.
Contoh:
Apabila a={ 2 , 4 , 6 , 8 }, maka himpunan semesta yang mungkin dari himpunan tersebut:
S= { bilangan genap }
S= { bilangan kelipatan 2 } dan sebagainya.

2.1.5 Diagram Venn


Diagram venn merupakan suatu gambar yang digunakan untuk menyatakan suatu
himpunan dalam himpunan semesta.
Ada 3 ketentuan di dalam membuat diagram venn, yaitu:
1. Himpunan semesta (S): biasanya digambarkan dengan persegi panjang dan
lambang S ditulis pada sudut kiri atas gambar persegi panjang.
2. Setiap himpunan lain yang dibicarakan (selain himpunan kosong) digambarkan
dengan lingkaran (kurva tertutup).
3. Setiap anggota ditunjukkan dengan noktah (titik) dan anggota himpunan ditulis di
samping noktah tersebut.

Beberapa bentuk-bentuk diagram venn.


a. Himpunan yang Berpotongan
Himpunan yang pertama adalah himpunan yang berpotongan. Himpunan yang
berpotongan adalah jika ada anggota himpunan A dan B yang sama. Jadi anggota yang
masuk ke dalam himpunan A juga ternyata masuk ke himpunan B. Himpunan A
berpotongan dengan himpunan B dapat ditulis A∩B.

4
b. Himpunan Saling Lepas
Selanjutnya, himpunan saling lepas. Himpunan A dan B dikatakan saling lepas jika
tidak ada anggota himpunan A dan B yang sama. Himpunan A saling lepas dengan
himpunan B dapat ditulis sebagai A//B.

c. Himpunan Bagian
Himpunan yang ketiga adalah himpunan bagian. Himpunan A dapat dikatakan himpunan
bagian dari himpunan B jika semua anggota himpunan A merupakan anggota dari
himpunan B. Untuk lebih mudahnya di ilustrasikan seperti berikut ini:

d. Himpunan yang Sama


Himpunan yang sama dapat dinyatakan jika setiap anggota A merupakan anggota B dan
setiap anggota B merupakan anggota A. Misalnya A = {1, 2, 3, 4, 5} dan B = {5, 4, 3, 2,
1}. Karena anggota kedua himpunan ini sama maka dapat dikatakan himpunan A sama
dengan himpunan B. Himpunan yang sama ini dapat ditulis A = B.

5
2.1.6 Irisan Dua Himpunan
Penjumlahan himpunan A dan B adalah sebuah himpunan yang anggota-anggotanya
termasuk ke dalam himpunan itu masing-masing tapi bukan anggota himpunan A ∩ B.
Irisan himpunan A dan B dinotasikan sebagai:
A ∩ B= { x|x ∈ A dan x ∈ B }
Contoh
1) Tentukan A ∩ B jika diketahui:
A = {a, b, d, e, f}
B = {1, a, 2, b, 3, c}
Jawab:
Dari dua himpunan yang diketahui kita dapatkan bahwa A ∩ B. = {a, b}
2) Misalnya A={ 2 ,3 , 5 ,7 ,11 } dan B= {1 , 2 ,3 , 4 ,7 ,11 }
Tentukan A ∩ B.
Jawab:
Anggota-anggota himpunan A dan B yang merupakan anggota himpunan A
sekaligus anggota himpunan B adalah 2, 3, 7, 11.
Jadi, A ∩ B= {2 , 3 ,7 ,11 }
Jika digambar dengan diagram Venn:

6
2.1.7 Gabungan Dua Himpunan
Gabungan himpunan A dan B (ditulis A ∪B) ialah penjumlahan dua himpunan A
dan B adalah sebuah himpunan yang anggota-anggotanya adalah anggota gabungan
himpunan A dan B (anggota A atau anggota B) tapi bukan anggota irisan himpunan A dan
B.
A ∪ B= { x|x ∈ A dan x ∈ B }
Contoh
a) Tentukan A ∪ B jika diketahui:
A = {x | 0 < x <10, x bilangan genap}
B = {x | -7< x <3, x bilangan bulat}
Jawab:
A = {2, 4, 6, 8}
B = {-6, -5, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2}
A ∪ B = {-6, -5, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 4, 6, 8}
b) Diketahui S= { x|1 ≤ x ≤ 9 , x ∈bilangan asli }
A={ x|x ∈bilangan genap }
B= { x|x ∈ bilangan prima }
Tentukan A ∪B dengan diagram Venn dan tentukan banyak anggota gabungan
kedua himpunan!
Jawab:
A = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}
A = {2, 4, 6, 8}
A = {2, 3, 5, 7}
Banyaknya anggota gabungan himpunan A dan B adalan n (A) = 4, n (B) = 4
Maka n ( A ∪ B )=n ( A ) +n ( B )=4+ 4=8
A ∪ B= {2 , 3 , 4 , 5 , 6 ,7 , 8 , 10 }
Berikut diagram Vennnya, daerah yang diarsir menunjukkan A ∪ B .

7
2.1.8 Sifat-Sifat Operasi Himpunan
1. Sifat komutatif : A ∩ B=B ∩ A (irisan)
A ∪ B=B ∪ A (gabungan)
2. Sifat asosiatif : ( A ∩ B)∩C= A ∩(B ∩C )
( A ∪ B) ∪C=A ∪( B ∪ C)
3. Sifat distributif : A ∩( B ∪ C)=( A ∩ B)∪( A ∩C )
A ∪( B ∩C)=( A ∪ B) ∩( A ∪C)
4. Komplemen
Jika A adalah suatu himpunan, maka komplemen A terhadap himpunan semesta S,
ditulis Ac atau At didefenisikan sebagai himpunan semua anggota yang terletak di
luar A.
Ac = { x|x ∉ A }
Jika ditunjukkan dengan diagram Venn maka sebagai berikut.

2.2 Persamaan dan Pertidaksamaan Satu Variabel


2.2.1 Pengertian Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV)
1. Pernyataan
Pernyataan adalah kalimat yang memiliki nilai kebenaran, yaitu benar atau salah.
Berarti pernyataan terbagi atas pernyataan yang bernilai benar dan pernyataan yang
bernilai salah.
Contoh:
1. Tidak ada bilangan prima yang merupakan bilangan genap.
Pernyataan tersebut bernilai salah, karena ada bilangan prima yang merupakan
bilangan genap, yaitu 2.
2. Jumlah dari 7 dan 8 adalah 15.
Pernyataan tersebut bernilai benar, karena 7 + 8 = 15.
3. Arti 3 ×2 adalah 3+3.
Pernyataan tersebut bernilai salah, karena berdasarkan arti perkalian, 3 ×2 adalah
2+2+2

8
2. Kalimat Terbuka, Konstanta, dan Variabel
a. Kalimat terbuka adalah kalimat yang belum dapat diketahui nilai kebenarannya.
b. Variable (peubah) adalah lambang (symbol) pada kalimat terbuka yang dapat
diganti oleh sembarang anggota himpunan yang telah ditentukan.
c. Konstanta adalah lambang yang menyatakan suatu bilangan tertentu.
Contoh:
x + 5 = 12
Belum dapat mengatakan kalimat itu benar atau salah, sebab nilai (x) belum
diketahui. Bila lambang (x) diganti dengan lambang bilangan cacah, barulah itu dapat
dikatakan kalimat itu benar atau salah. Jika (x) diganti dengan “3” , kalimat itu bernilai
salah ; tetapi bila (x) diganti dengan 7 , kalimat itu bernilai benar. Lambang (x) dapat pula
diganti menggunaan huruf- huruf kecil dalam abjad lainnya, yaitu ; a, b, c,… x, y, z dari
bentuk diatas.
Kalimat Terbuka Peubah Konstanta
x + 13 + 17 x 13 dan 17
7 – y = 12 y 7 dan 12
4z – 1 = 11 z -1 dan 11
Catatan :
Kalimat terbuka adalah kalimat yang mengandung satu atau lebih variabel dan belum
diketahui nilai kebenarannya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa: Persamaan Linier Satu Variabel
adalah kalimat terbuka yang dihubungkan tanda sama dengan (“=”) dan hanya mempunyai
satu variabel berpangkat 1.
Bentuk umum persamaan linier satu variabel adalah ax +b=0 dengan a ≠ 0

2.2.2 Penyelesaian Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV)


Penyelesaian sebuah persamaan linear satu variabel adalah sebuah bilangan yang
menggantikan variabel sehingga memnuhi persamaan tersebut. Untuk mencari
penyelesaian sebuah persamaan satu variabel, dapat digunakan beberapa aturan dari PLSV,
yaitu:
1. Aturan Penambahan
Suatu PLSV akan tetap ekuivalen jika kedua ruas persamaan ditambah oleh bilangan
yang sama.
Contoh:
9
Cari penyelesaian dari persamaan x−25=27
Pembahasan:
Jika kedua ruas persamaan x−25=27 ditambah dengan 25 maka persamaannya menjadi:
x−25+25=27+25
⇔ x=52
Jadi, penyelesaiannya adalah x=52

2. Aturan Pengurangan
Suatu PLSV akan tetap ekuivalen jika kedua ruas persamaan dikurangi oleh bilangan
yang sama.
Contoh:
Cari penyelesaian dari persamaan x +7=25
Pembahasan:
Jika kedua ruas persamaan x +7=25 dikurangi dengan 7 maka persamaannya menjadi:
x +7−7=2 5−7
⇔ x=18
Jadi, penyelesaiannya adalah x=18
Catatan: lambang ⇔ menyatakan ekuivalen

3. Aturan Pembagian
Suatu PLSV akan tetap ekuivalen jika kedua ruas persamaan dibagi oleh bilangan
yang sama.
Contoh:
Penyelesaian dari persamaan 4 x=36 adalah
Pembahasan:
Jika kedua ruas persamaan 4 x=36 dibagi dengan 4 maka persamaannya menjadi:
4 x 36
= ⇔ x =9
4 4
Jadi, penyelesaiannya adalah x=9

4. Aturan Perkalian

10
Suatu PLSV akan tetap ekuivalen jika kedua ruas persamaan dikalikan oleh bilangan
yang sama.
Contoh:
4
Cari penyelesaian dari persamaan x=20
5
Pembahasan:
4
Jika kedua ruas persamaan x=20 dikalikan dengan 5 maka persamaannya menjadi:
5
4 4 x 100
5∙ x=20 ∙ 5 ⇔4 x=100 ⇔ = ⇔ x=25
5 4 4
Jadi, penyelesaiannya adalah x=25

2.2.3 Penerapan Konsep PLSV Dalam Pemecahan Masalah


Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali persoalan yang dapat diselesaikan
dengan menggunakan konsep persamaan. Untuk menyelesaikan soal-soal tersebut, perlu
diperhatikan langkah-langkah berikut.

1. Tentukan dan pahami masalah yang ada pada soal tersebut.


2. Buatlah model matematikanya (persamaan).
3. Selesaikan persamaan yang ada sehingga diperoleh solusinya.
4. Periksa solusi yang telah diperoleh dengan menghubungkan dengan soal.

Contoh:

1
Jumlah uang Candra 2 kali jumlah uang Fitra. Jika jumlah uang mereka ada Rp.
2
84.000,00, maka uang Candra dan Fitra masing-masing adalah….

Pembahasan:

Misalkan jumlah uang Candra = x rupiah, maka

1 5
Jumlah uang Fitra ¿ 2 x= x rupiah
2 2

Jumlah uang mereka Rp 84.000,00, maka persamaannya:

5
x + x=84.000
2

2 5
⇔ x + x=84.000
2 2

7
⇔ x =84.000
2

11
⇔ 7 x=168.000

168.000
⇔ x= =24.000
7

5 5
Karena x=24.000, maka x= ∙ 24.000=60.000
2 2

Jadi, jumlah uang Fitra Rp 60.000,00 dan uang Candra Rp 24.000,00.

2.2.4 Pertidaksamaan Linear Satu Variabel (PtLSV)


Pertidaksamaan linear satu variabel adalah kalimat terbuka yang menggunakan
lambing <, >, ≥, dan ≤ dari sebuah variabel berpangkat satu. Contoh bentuk
pertidaksamaan : y + 7 < 7 dan 2y + 1 > y + 4

1. Menentukan Himpunan Penyelesaian Pertidaksamaan


a. Aturan Penjumlahan dan Pengurangan
Setiap pertidaksamaan tetap ekuivalen, dengan tanda ketidaksamaan yang tidak
berubah, jika kedua ruas pertidaksamaan itu ditambah atau dikurangi dengan bilangan yang
sama.
Misalkan terdapat bilangan a, b, c, d.
 Jika a> b maka berlaku: a+ c> b+c
a−c >b−c
 Jika a< b maka berlaku: a+ c< b+c
a−c <b−c
 Jika a> b dan c >d maka berlaku: a+ c> b+d
Contoh:
Tentukan himpunan penyelesaian 3x – 7 > 2x + 2 jika x merupakan anggota {1,2,3,4,… ,
15}
Jawab :
3x – 7 > 2x + 2; x є {1, 2, 3, 4… 15}
↔ 3x –2x – 7 > 2x - 2x + 2 ( kedua ruas dikurangi 2x)
↔x–7>2
↔ x–7+7>2+7 ( kedua ruas dikurangi7)
↔x>9
Jadi himpunan penyelesaiannya adalah {x | x > 9 ; x bilangan asli ≤ 15}

12
HP = {10, 11, 12, 13, 14, 15}

b. Aturan Perkalian dan Pembagian


Suatu pertidaksamaan linear satu variabel akan tetap ekuivalen, jika kedua ruas
pertidaksamaan dikali atau dibagi oleh bilangan positif yang sama.
Misalkan terdapat bilangan a, b, c.
1) Jika a> b dan c >0, maka berlaku: ac >bc
a b
>
c c
2) Jika a< b dan c >0, maka berlaku: ac <bc
a b
<
c c
Contoh:
1. Tentukan grafik penyelesaian dari 3x – 2 < x + 8, untuk x variabel pada bilangan bulat
positif!
Jawab:
3x – 2 < x + 8
⇔ 3x – 2 + 2 < x + 8 + 2
⇔ 3x < x + 10
⇔ 3x – x < x – x + 10
⇔ 2x < 10
2 x 10
⇔ <
2 2
⇔x<5
Pengganti dari x yang benar adalah 1, 2, 3, dan 4.
Grafik penyelesaiannya adalah :

−3
2. Penyelesaian dari x ≥−6 adalah....
4
Jawab:
−3
x ≥−6
4

⇔−4 ( −34 x) ≤−4 (−6)


13
3 x 24
⇔ ≤
3 3
⇔x ≤8
Jadi, penyelesaiannya { x|x ≤ 8 } maka HP { 8 , 7 , 6 , 5 , 4 , 3 }

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan merupakan tinjauan terhadap catatan yang telah dilakukan di lapangan.
Sedangkan penarikan kesimpulan atau verifikasi adalah usaha untuk mencari atau
memahami makna keteraturan, pola-pola, penjelasan, alur sebab akibat atau proposisi.
Sejak langkah awal dalam pengumpulan data, peneliti sudah mulai mencari arti tentang
segala hal yang telah dicatat atau disusun menjadi suatu pola tertentu. Pengolahan data
hasil penelitian tidak akan menarik kesimpulan secara tergesa-gesa, tetapi secara bertahap
dengan tetap memperhatikan perkembangan perolehan data.

14
DAFTAR PUSTAKA

Indra Irawan, Etsa; Haryanto, Dwi. (2012). 1700 Bank Soal Bimbingan Pemantapan
Matematika SMP/MTs. Bandung: Yrama Widya.
Larasati, Zara. (2018). Diagram Venn: Karakteristik, Bentuk, dan Cara Pengoperasian |
Matematika Kelas 7. Ruang Guru.
Oesman, Hengki. (2015). Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel. Anzdoc.

15

Anda mungkin juga menyukai