DISUSUN OLEH:
DOSEN PENGAMPU
SYAHRIANI SIRAIT, S.Pd, M.Pd
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul ”Himpunan dan Persamaan dan Pertidaksamaan Satu Variabel” ini dengan lancar.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas perkuliahan yang
diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Telaah Matematika SMP oleh Ibu Syahriani
Sirait, S.Pd, M.Pd.
Saya berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita terutama sebagai calon pendidik yang
bertugas untuk mengarahkan peserta didik kepada tujuan pendidikan. Memang makalah ini
masih jauh dari sempurna, maka saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
perbaikan menuju arah yang lebih baik.
Mutiara Risdhani
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 2
2.1 Himpunan........................................................................................................... 2
2.1.1 Pengertian Himpunan.............................................................................. 2
2.1.2 Menyatakan Suatu Himpunan................................................................ 2
2.1.3 Himpunan Kosong................................................................................... 3
2.1.4 Himpunan Semesta.................................................................................. 4
2.1.5 Diagram Venn.......................................................................................... 4
2.1.6 Irisan Dua Himpunan.............................................................................. 6
2.1.7 Gabungan Dua Himpunan...................................................................... 7
2.1.8 Sifat-Sifat Operasi Himpunan................................................................ 8
2.2 Persamaan dan Pertidaksamaan Satu Variabel.............................................. 8
2.2.1 Pengertian Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV).......................... 8
2.2.2 Penyelesaian Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV)...................... 9
2.2.3 Penerapan Konsep PLSV Dalam Pemecahan Masalah........................ 11
2.2.4 Pertidaksamaan Linear Satu Variabel (PtLSV)................................... 12
BAB II KESIMPULAN........................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan......................................................................................................... 14
Daftar Pustaka.......................................................................................................... 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Himpunan
2.1.1 Pengertian Himpunan
Himpunan adalah kumpulan benda-benda (objek) yang dapat didefenisikan dengan
jelas. Suatu himpunan dilambangkan dengan huruf kapital, objek dalam suatu himpunan
disebut anggota atau elemen dari himpunan itu. Suatu himpunan dapat ditulis dengan
menggunakan pasangan kurung kurawal, dan anggota-anggota himpunan ditulis diantara
pasangan kurung kurawal itu.
Contoh:
1. B adalah himpunan bilangan bulat lebih besar dari -3 dan kurang dari 4. Anggota
himpunan tersebut adalah -2, -1, 0, 1, 2, 3.
Jadi, B= {−2 ,−1 ,0 , 1 ,2 , 3 }
2. C adalah himpunan bilangan cacah yang kurang dari 6. Anggota himpunan tersebut
adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5.
Jadi, C={ 0 , 1 ,2 , 3 , 4 , 5 }
2
2) Misalnya A adalah himpunan bilangan asli yang lebih dari 1. Apabila setiap anggota
A dimisalkan dengan x, maka notasi pembentuk himpunan dapat ditulis
B= { x|x >1 , x ∈bilangan asli } .
2. Cara Tabulasi
Suatu himpunan dapat juga dinyatakan dengan cara tabulasi, yaitu dengan
mendaftarkan anggota-anggotanya satu persatu. Cara ini dikenaal dengan nama cara
Raster.
3. Himpunan Bilangan
Dalam matematika terdapat beberapa macam bilangan, seperti bilangan cacah,
bilangan asli, bilangan bulat, dan sebagainya. Himpunan bilangan-bilangan tersebut
dilambangkan dengan notasi khusus yaitu:
a. Himpunan bilangan asli dinotasikan dengan A.
b. Himpunan bilangan bulat dinotasikan dengan B.
c. Himpunan bilangan cacah dinotasikan dengan C.
d. Himpunan bilangan prima dinotasikan dengan P.
1. C adalah himpunan bilangan asli yang tidak termasuk dalam bilangan cacah.
Anggota himpunan C adalah tidak ada (tidak mempunyai anggota) karena semua
bilangan adalah bilangan cacah, maka C={} atau C=ϕ.
2. Tentukanlah apakah himpunan-himpunan dibawah ini merupakan himpunan kosong
jelaskan!
a. R adalah himpunan bilangan ganjil antara 3 dan 5.
b. R adalah himpunan bilangan prima yang habis dibagi 2.
Pembahasan
a. Karena tidak ada bilangan ganjil antara 3 dan 5, atau n (R) = 0, maka himpunan
merupakan himpunan kosong. Ditulis R={} atau R=ϕ.
b. Bilangan prima yang habis dibagi 2 adalah 2, atau himpunan P mempunyai
anggota yaitu 2, atau P= {2 } dan n ( P )=1. Maka himpunan R bukan himpunan
kosong.
3
2.1.4 Himpunan Semesta
Himpunan semesta adalah suatu himpunan yang memuat semua objek atau anggota
yang sedang dibicarakan, dan ditulis dengan notasi S.
Contoh:
Apabila a={ 2 , 4 , 6 , 8 }, maka himpunan semesta yang mungkin dari himpunan tersebut:
S= { bilangan genap }
S= { bilangan kelipatan 2 } dan sebagainya.
4
b. Himpunan Saling Lepas
Selanjutnya, himpunan saling lepas. Himpunan A dan B dikatakan saling lepas jika
tidak ada anggota himpunan A dan B yang sama. Himpunan A saling lepas dengan
himpunan B dapat ditulis sebagai A//B.
c. Himpunan Bagian
Himpunan yang ketiga adalah himpunan bagian. Himpunan A dapat dikatakan himpunan
bagian dari himpunan B jika semua anggota himpunan A merupakan anggota dari
himpunan B. Untuk lebih mudahnya di ilustrasikan seperti berikut ini:
5
2.1.6 Irisan Dua Himpunan
Penjumlahan himpunan A dan B adalah sebuah himpunan yang anggota-anggotanya
termasuk ke dalam himpunan itu masing-masing tapi bukan anggota himpunan A ∩ B.
Irisan himpunan A dan B dinotasikan sebagai:
A ∩ B= { x|x ∈ A dan x ∈ B }
Contoh
1) Tentukan A ∩ B jika diketahui:
A = {a, b, d, e, f}
B = {1, a, 2, b, 3, c}
Jawab:
Dari dua himpunan yang diketahui kita dapatkan bahwa A ∩ B. = {a, b}
2) Misalnya A={ 2 ,3 , 5 ,7 ,11 } dan B= {1 , 2 ,3 , 4 ,7 ,11 }
Tentukan A ∩ B.
Jawab:
Anggota-anggota himpunan A dan B yang merupakan anggota himpunan A
sekaligus anggota himpunan B adalah 2, 3, 7, 11.
Jadi, A ∩ B= {2 , 3 ,7 ,11 }
Jika digambar dengan diagram Venn:
6
2.1.7 Gabungan Dua Himpunan
Gabungan himpunan A dan B (ditulis A ∪B) ialah penjumlahan dua himpunan A
dan B adalah sebuah himpunan yang anggota-anggotanya adalah anggota gabungan
himpunan A dan B (anggota A atau anggota B) tapi bukan anggota irisan himpunan A dan
B.
A ∪ B= { x|x ∈ A dan x ∈ B }
Contoh
a) Tentukan A ∪ B jika diketahui:
A = {x | 0 < x <10, x bilangan genap}
B = {x | -7< x <3, x bilangan bulat}
Jawab:
A = {2, 4, 6, 8}
B = {-6, -5, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2}
A ∪ B = {-6, -5, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 4, 6, 8}
b) Diketahui S= { x|1 ≤ x ≤ 9 , x ∈bilangan asli }
A={ x|x ∈bilangan genap }
B= { x|x ∈ bilangan prima }
Tentukan A ∪B dengan diagram Venn dan tentukan banyak anggota gabungan
kedua himpunan!
Jawab:
A = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}
A = {2, 4, 6, 8}
A = {2, 3, 5, 7}
Banyaknya anggota gabungan himpunan A dan B adalan n (A) = 4, n (B) = 4
Maka n ( A ∪ B )=n ( A ) +n ( B )=4+ 4=8
A ∪ B= {2 , 3 , 4 , 5 , 6 ,7 , 8 , 10 }
Berikut diagram Vennnya, daerah yang diarsir menunjukkan A ∪ B .
7
2.1.8 Sifat-Sifat Operasi Himpunan
1. Sifat komutatif : A ∩ B=B ∩ A (irisan)
A ∪ B=B ∪ A (gabungan)
2. Sifat asosiatif : ( A ∩ B)∩C= A ∩(B ∩C )
( A ∪ B) ∪C=A ∪( B ∪ C)
3. Sifat distributif : A ∩( B ∪ C)=( A ∩ B)∪( A ∩C )
A ∪( B ∩C)=( A ∪ B) ∩( A ∪C)
4. Komplemen
Jika A adalah suatu himpunan, maka komplemen A terhadap himpunan semesta S,
ditulis Ac atau At didefenisikan sebagai himpunan semua anggota yang terletak di
luar A.
Ac = { x|x ∉ A }
Jika ditunjukkan dengan diagram Venn maka sebagai berikut.
8
2. Kalimat Terbuka, Konstanta, dan Variabel
a. Kalimat terbuka adalah kalimat yang belum dapat diketahui nilai kebenarannya.
b. Variable (peubah) adalah lambang (symbol) pada kalimat terbuka yang dapat
diganti oleh sembarang anggota himpunan yang telah ditentukan.
c. Konstanta adalah lambang yang menyatakan suatu bilangan tertentu.
Contoh:
x + 5 = 12
Belum dapat mengatakan kalimat itu benar atau salah, sebab nilai (x) belum
diketahui. Bila lambang (x) diganti dengan lambang bilangan cacah, barulah itu dapat
dikatakan kalimat itu benar atau salah. Jika (x) diganti dengan “3” , kalimat itu bernilai
salah ; tetapi bila (x) diganti dengan 7 , kalimat itu bernilai benar. Lambang (x) dapat pula
diganti menggunaan huruf- huruf kecil dalam abjad lainnya, yaitu ; a, b, c,… x, y, z dari
bentuk diatas.
Kalimat Terbuka Peubah Konstanta
x + 13 + 17 x 13 dan 17
7 – y = 12 y 7 dan 12
4z – 1 = 11 z -1 dan 11
Catatan :
Kalimat terbuka adalah kalimat yang mengandung satu atau lebih variabel dan belum
diketahui nilai kebenarannya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa: Persamaan Linier Satu Variabel
adalah kalimat terbuka yang dihubungkan tanda sama dengan (“=”) dan hanya mempunyai
satu variabel berpangkat 1.
Bentuk umum persamaan linier satu variabel adalah ax +b=0 dengan a ≠ 0
2. Aturan Pengurangan
Suatu PLSV akan tetap ekuivalen jika kedua ruas persamaan dikurangi oleh bilangan
yang sama.
Contoh:
Cari penyelesaian dari persamaan x +7=25
Pembahasan:
Jika kedua ruas persamaan x +7=25 dikurangi dengan 7 maka persamaannya menjadi:
x +7−7=2 5−7
⇔ x=18
Jadi, penyelesaiannya adalah x=18
Catatan: lambang ⇔ menyatakan ekuivalen
3. Aturan Pembagian
Suatu PLSV akan tetap ekuivalen jika kedua ruas persamaan dibagi oleh bilangan
yang sama.
Contoh:
Penyelesaian dari persamaan 4 x=36 adalah
Pembahasan:
Jika kedua ruas persamaan 4 x=36 dibagi dengan 4 maka persamaannya menjadi:
4 x 36
= ⇔ x =9
4 4
Jadi, penyelesaiannya adalah x=9
4. Aturan Perkalian
10
Suatu PLSV akan tetap ekuivalen jika kedua ruas persamaan dikalikan oleh bilangan
yang sama.
Contoh:
4
Cari penyelesaian dari persamaan x=20
5
Pembahasan:
4
Jika kedua ruas persamaan x=20 dikalikan dengan 5 maka persamaannya menjadi:
5
4 4 x 100
5∙ x=20 ∙ 5 ⇔4 x=100 ⇔ = ⇔ x=25
5 4 4
Jadi, penyelesaiannya adalah x=25
Contoh:
1
Jumlah uang Candra 2 kali jumlah uang Fitra. Jika jumlah uang mereka ada Rp.
2
84.000,00, maka uang Candra dan Fitra masing-masing adalah….
Pembahasan:
1 5
Jumlah uang Fitra ¿ 2 x= x rupiah
2 2
5
x + x=84.000
2
2 5
⇔ x + x=84.000
2 2
7
⇔ x =84.000
2
11
⇔ 7 x=168.000
168.000
⇔ x= =24.000
7
5 5
Karena x=24.000, maka x= ∙ 24.000=60.000
2 2
12
HP = {10, 11, 12, 13, 14, 15}
−3
2. Penyelesaian dari x ≥−6 adalah....
4
Jawab:
−3
x ≥−6
4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan merupakan tinjauan terhadap catatan yang telah dilakukan di lapangan.
Sedangkan penarikan kesimpulan atau verifikasi adalah usaha untuk mencari atau
memahami makna keteraturan, pola-pola, penjelasan, alur sebab akibat atau proposisi.
Sejak langkah awal dalam pengumpulan data, peneliti sudah mulai mencari arti tentang
segala hal yang telah dicatat atau disusun menjadi suatu pola tertentu. Pengolahan data
hasil penelitian tidak akan menarik kesimpulan secara tergesa-gesa, tetapi secara bertahap
dengan tetap memperhatikan perkembangan perolehan data.
14
DAFTAR PUSTAKA
Indra Irawan, Etsa; Haryanto, Dwi. (2012). 1700 Bank Soal Bimbingan Pemantapan
Matematika SMP/MTs. Bandung: Yrama Widya.
Larasati, Zara. (2018). Diagram Venn: Karakteristik, Bentuk, dan Cara Pengoperasian |
Matematika Kelas 7. Ruang Guru.
Oesman, Hengki. (2015). Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel. Anzdoc.
15