DOSEN PEMBIMBING
RONI PRIYANDA, S.Pd., M.Pd
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
HIDAYATUL FITRI (190406017)
PUTRI YOLANDA (190406025)
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk Mata Kuliah Sejarah dan Filsafat Matematika dengan judul
“Sifat Kebenaran Matematika (Bagian I)”.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang dengan tulus memberikan doa,saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.Oleh karena itu,kami
mengharapakan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak.Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi
perkembangan dunia pemdidikan.
Langsa,31 Maret
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................
1.3. Tujuan....................................................................................................................
BAB II : ISI
2.1. Aksioma Dan Proposisi............................................................................................
2.1.1 Aksioma Dalam Matematika..........................................................................
2.1.2 Pernyataan Proposisi.......................................................................................
2.1.3 Sistem Analitik Proporsi Aksioma.................................................................
2.1.4 Matematika Sistem Deduktif Aksiomatif.......................................................
2.2 Sistem Aksioma Peano Sebagai Basis Matematika..................................................
2.2.1 Sistem Aksioma Peano...................................................................................
BAB III : PENUTUP
3.1. Kesimpulan.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebenaran matematika adalah kebenaran menurut definisi atau persyaratan yang
menentukan makna dari term-term kunci. Persyaratan ini memberikan ciri khas bahwa
validitas kebenaran matematika tidak memerlukan bukti empiris. Kebenaran matematika
semata-mata dapat ditunjukkan dengan menganalisis makna yang terkandung dalam term-
term di dalamnya, yang di dalam logika disebut sebagai benar secara apriori yang
mengindikasikan bahwa nilai kebenarannya bebas secara logis dari atau apriori secara logis
pada sebarang bukti eksperimental. Kebenaran matematika adalah kebenaran yang tidak
dapat diganggu gugat, tidak dapat direvisi, mutlak benar dan pasti yang didasarkan pada
deduksi murni, yang merupakan satu-satunya metode pembuktian dalam matematika bahwa
proposisi-proposisi itu pasti benar asalkan postulat (aksioma) yang mendasarinya itu benar.
Jadi proposisi adalah implikasi logis dari postulat-postulatyang digunakan.
Dalam ilmu pengetahuan matematika adalah ratu dari seluruh ilmu pengetahuan,
dimana matematika hadir atau tercipta sudah dari jaman dahulu kala digunakan untun
membantu dalam kehidupan. Dalam dunia pendidikan matematika merupakan aspek yang
sangat penting. Diperguruan tinggi matematika dipelajari untuk mempersiapkan mahasiswa
sebagai calon pengajar ataupun calon ilmuan, untuk itu mahasiwapun harus tau tentang
sejarah dan filsafat matematika agar pengetahuan mahasiswa tentang matematika tidak hanya
sebatas kepada materi saja, akan tetapi asal usul, filsafat dan sejarahnya mereka ketahui agar
penegetahuan matematika mereka mendalam.
Filsafat matematika dikembangkan melalui isu-isu eksternal seperti sejarah,asal-
usul,dan praktek matematika dengan isu-isu internal seperti epistemologi dan ontologi.
Metode yang digunakan untuk melakukan klasifikasi aliran-aliran dalam filsafat matematika
salah satunya menggunakan kriteria kecukupan filsafat matematika (Ernest,1991)yaitu: (1)
pengetahuan matematika: sifat, justifikasi, dan asal-usul pengetahuan, (2) obyek matematika:
ruang lingkup dan asal-usulobyek matematika, (3) aplikasi matematika: efektifitas
matematika dalam mengembangkan sains, teknologi dan aplikasilainnya, dan (4) praktek
matematika: aktifitas matematikawan, dulu dan sekarang.
1.2 Rumusan Masaah
Berdasarkan latar belakang ,maka yang menjadi permasalahan dan diungkpkan dalam
makalah ini adalah :
1. Apa itu Aksioma dan Proposisi Matematika
2. Bagaimana Sistem Aksioma Peano sebagai basis Matematika?
Jika postulat-postulat dan definisi-definisi dalam teori aksiomatik itu kita sebut
“syarat-ayarat” yang terkait dengan konsep-konsep dalam teori itu, maka sekarang kita
dapat menggunakkan bahwa proposisi-proposisi dalam aritmetika bilangan alam
adalah benar menurut persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan sejak awal untuk
konsep-konsep aritmetika. (ingat, khususnya, bahwa bukti untuk rumus “3 + 2 = 5”
beberapa kali menggunakan identitas transivitas; yang terakhir ditrima disini salah
satu aturan dalam logika yang dapat diggunakkan dalam bukti sembarang teorema
dalam aritmetika; dengan demikian, aturan-aturan logika ini ang termasuk di antara
postulat-postulat. Peano tidak lain adalah aturan logika).
Sekarang, perkalian bilangan alam dapat didefinisikan dengan definisi rekrusif
sebagai berikut, yang dinyatakan dalam bentuk ide yang rigor bahwa hasil kali n.k dari
dua bilangan dapat dipandang sebagai jumlah k kali masing-masing sama dengan n.
D2 (a) n.0 = 0; (b) nk’ = n.k + n.
Sering kali dilakukan bahwa agar perluaan itu efektif, kita harus “berasumsi”
atau “mempostulatkan” keberadaan jenis bilangan tambahan yang diinginkan dengan
sifat-sifat yang membuatnya cocok untuk mengisi kesenjangan operasi pengurangan
dan perkalian. Metode ini sederhan saja dengan mempostulatkan apa yang diinginkan
demi kemajuan-kemajuan. Sangat dihargai bahwa bilangan negative dan rasional yang
diperoleh dari term-term primitive dalam sistem Peano dengan memasukan definisi
ekspisit tanpa tambahan satu pun postulat maupun asumsi-asumsi baru.
Setiap bilangan positif dan negative – berbeda dengan bilangan alam yang
tidak mempunyai tanda - dapat didefinisikan sebagai himpunan semua pasangan
terutama bilangan-bilangan alam; jadi, bilangan + 2 didefinisikan sebagai himpunan
semua pasangan terutama (m, n) dari bilangan-bilangan alam dengan sifat m = n +
2, bilangan -2 (negatif 2) adalah himpunan semu pasangan terutama bilangan alam (m,
n) dengan sifat n = m + 2. Hal yang serupa, bilangan rasional dapat didefinisikan
sebagai pasangan terutama bilangan-bilangan alam.
Berbagai operasi aitmetika kemudian dapat didefinisikan dengan mengacu
pada jenis-jenis bilangan baru ini, dan validitasi semua hukum aritmetika yang berlaku
pada operasi-operasi ini dapat dibuktikan dengan menggunakan,tidak lain, dari pada
postulat-postulat Peano dan definisi-definisi dari berbagai konsep aritmtetika yang
terlibat.
Sedemikian jauh perluasan yang kita peroleh ini masih belum lengkapdalam
arti tidak setiap ilangan di dalamnya mempunyai suatu nilai akar kuadrat, dan lebih
umum lagi, tidak setiap persamaan aljabar dengan koefisien semua bilangan dalam
sistem mempunyai solusi dalam sistem. Hal ini mengisyaratkan masih perlunya
memperluas lagi sistem bilangan itu dengan megintroduksi sistem bilangan nyata dan
akhrnya sistem bilangan komples.
Lagi, dalam berbagai perluasan ini dapat dibuat efektif hanya dengan definisi
tanpa menambahkan posulat pun. Berdasarkan apa yang telah diperoleh, berbagai
operasi aritmetika dan aljabar dapa didefinisikan bagi bilangan-bilangan dalam sistem
baru ini, konsep-konsep fungsi, limit, derivative dan integral dapat dintrodusir, dan
teorema-teorema yang bisa di jumpai dalam konsep-konsep ini dapat dibuktikan, disini
hanya tergantung pada basis sistem Peano yang sedalam itu:
Setiap konsep matematika dapat didefinisikan dengan tiga primitif Peano, dan
setiap proposisi matematika dapat dideduksi dari lim postulat yang diperkaya dengan
definisi-definisi atau term-term non primitif. Dalam banyak kasus, deduksi ini dapat
dilakukan, dengan menggunakan tidak lebih dari prinsip-prinsip logika formal; bukti
beberapa teorema yang berkaitkan dengan bilangan real, bagaimana pun,
menghendaki sebuah asumsi yang biasanya tidak termasuk di antara yang terakhir itu.
Inilah aksioma yang bisa disebut aksioma pilihan (axioma of choice).
Aksioma ini berbunyi bahwa diberikan suatu himpunan terdidi atas himpunan-
himpunn eksklusif, masing-masing tidak hampa, terdapatlah sekurang-kurangnya satu
himpunan yang tepat mempunyai satu elemen bersekutu dengan masing-masing
himpunan yang diberi. Menurut prinsip ini dan aturan-aturan logika formal, konten
semua matematika dapat turunkan dari sistem. Peano yang sederhana – suatu prestasi
yang perlu di catat dengan mensistematisasikan konten matematika diklarivikasi
validitas landasannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Matematika memiliki sifat aksiomatis berarti bahwa satu pernyataan metematis
diperoleh dari pernyataan matematis lain daam urutan logis yang ketat,yang bercirikan
pilihan aksioma-aksioma,penyusunan proposisi-proposisi,dan ketegasan
demonstrasi.Suatu aksioma atau postulat dapat diartikan sebagai kebenaran yang terbukti
dengan sendirinya,diasumsikan begitu saja,atau diterima tanpa justifikasi lebih lanjut
sebagai fondasi untuk penalaran,untuk menghindari sirkularitas dan memberikan titik
awal.
Suatu sistem pengetahuan aksiomatis dapat disempurnakan dengan cara
menambahkan aksioma-aksioma atau postulat-postulat yang dapat memberikan eksplisitas
dan bentuk bagi gagasan-gagasan yang pada awalnya sekedar bersifat intuitif.
Daftar Pustaka
http://mastermaster6.blogspot.co.id/
Paul Ernest . (1991) . The phylosophy of matematics education