Disusun Oleh :
Jihan Fadilla (216410766)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Sifat kebenaran matematika bagian 2” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan
penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Sejarah dan Filsafat Matematika. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Sifat kebenaran matematika bagian 2.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Lilis Marina Angraini, M.
Pd selaku Dosen Pengampu mata kuliah Sejarah dan Filsafat Matematika yang
telah memberikan tugas ini sehinga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang ditekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penyusun
Jihan Fadilla
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................................
A. Latar Belakang............................................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................................
C. Tujuan.........................................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN..............................................................................................................
BAB 3 PENUTUP........................................................................................................................
A. Kesimpulan ................................................................................................................
B. Saran............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah di dalam makalah ini sebagai berikut:
1
1. Bagaimana cara menganalisis Kebenaran Konsep-Konsep Dalam
Matematika?
2. Bagaimana cara menganalisis Kebenaran Matematika Dalam Sains
Empiris?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulisan makalah:
1. Untuk dapat mengetahui bagaimana cara menganalisis Kebenaran
Konsep-Konsep Dalam Matematika.
2. Untuk dapat menganalisis Kebenaran Matematika Dalam Sains
Empiris.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
definisi yang sesuai; melainkan kita harus meneliti lebih lanjut apakah
postulat-postulat peano sungguh-sungguh benar apabila primitif =primitif
diganti dengan makna biasa, permasalahan ini, tentu saja, dapat dijawab
hanya setelah makna biasa dari term-term “0”, ”bilangan alam”, dan
“pengikut” didefinisikan dengan jelas.
4
Pola umum definisi-definisi ini dengan sendirinya dapat dipakai
untuk sembarang bilangan alam. Perhatikan khusunya bahwa definisi-
definisi yang diperoleh ini yang didefinisikan tanpa memuat sembarang
term aritmatika, akan tetapi semata-mata ungkapan-ungkapan yang
diambil dari bidang logika formal, termasuk tanda tanda identitas dan
perbedaan.akhirnya 0 adalah koleksi semua himpunan nol, yakni, koleksi
semua himpunan tanpa unsur. Dan hanya terdapat satu himpunan yang
demikian, 0 menjadi lebih sederhana yakni, koleksi yang mempunyai satu
unsur himpunan nol. Definisi “pengikut” yang perumusan persisnya
melibatkan bnayak kecermatan untuk diungkapkan di sisni, merupakan
suatu ungkapan hati-hati dari ide sederhana yang akan dilukiskan oleh
contoh berikut: pandang bilangan 5, yakni, himpunan semua tupel. Kita
pilih salah satu dari lima - tupel ini dan menambahkan kepadanya suatu
objek yang bukan salahsatu anggotanya. Maka 5’, pengikut 5 kemudian
dapat didefinisikan sebagai bilangn dengan menerapkan kepada himpunan
yang telah diperoleh (yang tentu saja enam - tupel).
5
Kita tuliskan lagi postulat peano dibawah ini untuk memudahkan
mengacu:
P3. Tidak ada dua bilangan yang menjadi pebgikut yang sama
P5. Jika P adalah suatu sifat sedemikian sehingga (a) 0 bersifat P, dan (b)
apabila suatu bilangan n bersifat P, maka pengikut n’ juga bersifat P,maka
setiap bilangan bersifat P.
6
b) Semua teorema matematika dapat dideduksi dari definisi definisi
itudengan melalui prinsip-prinsip logika (trmasuk aksioma pilihan dan
aksioma infinitas).
7
sebagai indikasi sebagai ketidakbenaran faktual paling sedikit didalam
premis-premis yang terlibat, tetapi tidak akan pernah mengindikasi bahwa
prinsip – prinsip matematis yang terlibat tidak bermanfaat.
Jadi dalam membangun ilmu pengatahuan empris, matematika dan
logika mempuyai fungsi, demikian dikatakan, sebagai bumbu ekstrak
teoritis. Teknik – teknik teori matematis dan logis dapat menghasilkan
tidak lebih daripada bumbu informasi faktual dan bukan termuat dalam
asumsi-asumsi yang diterapkan. Akan tetapi matematika dan logika dapat
menghasilkan lebih banyak bumbu jenis daripada apa yang mungkin
diantisipasi atas penglihatan intuitif awal asumsi asumsi yang membangun
masukan kasar untuk di ekstrak.
Ada baiknya kita perhatikan secara singkat status disiplin
matematis yang sejalan dengan matemika dan logika. Masing masing
disiplin ini dapat dikembangkan sebagai sistem deduktif murni atas dasar
seperangkat postulat yang sesuai.
Dalam kasus aritmatika terbukti kemungkinan satu langkah lebih
maju, yakni mendefinisikan makna biasa dari primitif-primitif dalam
termm konsep – konsep logika murni dan menunjukan bahwa postulat-
postulat – aritmatika dalah benar tanpa syarat menurut definisi-definisi.
Dalam penerapannya pada materi subyek empiris maka teori-teori
matematis tidak kurang peranannya sejalan dengan aritmatika dan logika
murni, mempunyai fungsi sebagai alat analisis, yang membawa ke
implikasi seperangkat asumsi yang diberikan tetapi tidak menambah
apapun isinya.
Disamping matematika tidak berkontribusi apapun terhadap konten
pengetahuan dalam materi empiris kita, matematika sama sekali tidak
dapat dikesampingkan sebagai suatu instrumen untuk validasi dan bahkan
untuk ungkapan linguistik pengetahuan-pengetahuan.
Maka garis besar pada analisis pada bagian ini menunujukan sitem
matematika sebagai struktur konseptual raksasa dan cerdik tanpa konten
empiris dan bahkan sekaligus sangat perlu. Dan merupakan instrumen
8
teoritis yang sangat kuat bagi pemahaman ilmiah dan penguasaan dunia
tempat kita berpengalaman.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kajian dan analisis yang telah dilakukan pada
makalh ini maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut :
9
DAFTAR PUSTAKA
Sukardjono. (2000). Filsafat dan Sejarah Matematika. Jakarta: Universitas
Terbuka
10
11