Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH METAFISIKA PADA KEHIDUPAN MANUSIA

Disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat melengkapi tugas mata kuliah
Metafisika

Oleh:
Nama : Rizki Hidayat
Npm : 2115100007
Kelas : Reguler 2A
Fakultas : Sosial Sains
Program Studi : Akuntansi

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI


Jl. Jenderal Gatot Subroto Km 4,5
Medan – Indonesia
Website : www.pancabudi.ac.id
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah untuk mata kuliah
Metafisika dengan tema ‘Pengaruh Metafisika Terhadap Kehidupan
Manusia’.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah


banyak membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini, tanpa
bantuan beliau mungkin penulis akan diliputi keraguan dan kebimbangan didalam 
penulisan makalah ini. Disamping itu penulis juga menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
sarannya sertatanggapan yang sifatnya membangun. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis pada khususnya dan mahasiswa pada
umumnya.

Medan, 15 Juni 2022

Rizki Hidayat

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 1
C. Rumusan Masalah  ........................ .......................................................... 1
D. Tujuan ...................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Metafisika dan Pentingnya Metafisika ....................................2
B. Pentingnya Metafisika .................................................................... ......... 3
C. Filsuf penentang dan Pembela Metafisika ................................................ 3
D. Persoalan Metafisika ................................................................................ 4
E. Aliran-Aliran Metafisika ...........................................................................5
F. Pengaruh Metafisika Pada Kehidupan Beragama………………………...6

BAB III PENUTUP


A. Simpulan .................................................................................................. 10
B. Saran ........................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Cabang filsafat yang mempelajari penjelasan asal atau hakekat objek


(fisik) didunia adalah Metafisika. Dimana di dalamnya menjelaskan studi
keberadaan ataurealitas. Metafisika mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan
seperti: Apakahsumber dari suatu realitas? Apakah Tuhan ada? Apa tempat
manusia di dalamsemesta? Penggunaan istilah metafisika telah berkembang untuk
merujuk padahal-hal yang diluar dunia fisik. Metafisika adalah tempat khusus
yangdiperuntukan bagi objek-objek transenden, daerah spekulatif bagi tanggapan-
tanggapan tentang Tuhan, kebebasan dan jiwa, juga sebagai pangkalan
bagisistem-sistem spekulatif, teoriteori dan tanggapan dunia terhadap sesuatu
yangeksistensinya di luar dimensi yang fisik-empirik.

B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat disimpulkan identifikasi masalah
sebagai berikut :
1. Pengertian Metafisika
2. Pentingnya metafisika
3. Filsuf penentang dan pembela metafisika.
4. Persoalan Metafisika
5. Aliran-Aliran Metafisika
6. Hubungan metafisika dengan epistimologi, aksiologi dan logika

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka rumusan masalahnya
adalah sebagai berikut :
1. Apa itu Metafisika dan
2. Apa pentingnya metafisika?
3. Siapa Filsuf penentang dan pembela metafisika?
4. Bagaimanakah Persoalan metafisika?
5. Apa-apa saja aliran-aliran Metafisika?
6. Apa hubungan metafisika dengan agama?

D. Tujuan
Setiap penulisan artikel pasti memiliki tujuan tertentu. Berikut tujuan
penulisan artikel ini:
1. Mengidentifikasikan pengertian.

2. Mendeskripsikan pentingnya metafisika..

3. Mendeskripsikan filsuf penentang dan pembela metafisika

4. Mendeskripsikan hubungan metafisika dengan agama

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Metafisika

Kata metafisika berasal dari bahasa Yunani, Meta yang berarti selain,
sesudahatau sebalik, dan Fisika yang berarti alam nyata. Artinya ilmu yang
menyelidikhakikat segala sesuatu dari alam nyata dengan tidak terbatas pada
sesuatu yangditangkap oleh panca indera.
Metafisika secara terminologis dipahami sebagai semua studi mengenai
“sesuatu” (ada) yang mengatasi fenomena atau mengatasi realitas fisik yang
tampak. Pengertian ini menampik pemahaman bahwa metafisika sama saja
dengan pengetahuan yang bersifat post physicam, yaitu ilmu yang ada
karenamuncul sesudah fisika dan matematika. Artinya metafisika yang
dikatakansebagai filsafat pertama memuat uraian tentang sesuatu yang ada di
belakanggejala-gejala fisik.
Menurut van Peursen, metafisika adalah bagian filsafat yang
memusatkan perhatiannya pada pertanyaan mengenai akar terdalam yang mendasa
ri segalaadanya kita. Koestenbaum mendefinisikan metafisika sebagai studi
mengenaikarakteristik yang sangat umum dan paling dasar dari kenyataan
yangsebenarnya. Aspek kenyataan yang diuji seperti ruang dan waktu, kesadaran,
jiwadan materi, ada, eksistensi, perubahan, substansi dan sifat, actual dan
potensial,dan lain sebagainya. Persoalan yang seperti ini biasanya muncul dalam
ilmu pengetahuan, agama bahkan common sense.
Menurut Aristoteles, ilmu metafisika termasuk cabang filsafat teoritis
yangmembahas hakikat segala sesuatu, sehingga ilmu metafisika menjadi inti
filsafat. Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa metafisika menelaah kenyataan
seluruhnya sejauh “yang ada” merupakan sesuatu. Artinya, metafisika
mempelajari kenyataan sebagai “adaan” atau being, karena sifatnya umum.
Sehingga metafisika disebut sebagai ilmu yang tertinggi.
Pada dasarnya, metafisika meneliti perbedaan antara
penampakan(appearance) dan kenyataan (reality). Karena benda-benda tidak
sepenuhnyatampak adanya, tugas metafisika adalah untuk mengungkapkan apa
yang ada didasar pikiran manusia atau kenyataan yang sesungguhnya
tersembunyidi belakang penampakan indera manusia.
 Metafisika berusaha untuk menggabungkan satu sistem atau visi dari
semua ilmu pengetahuan, sertamenggabungkan pandangan common sense, seni
(puisi dan karya seni lainnya),agama, serta kewajiban moral kedalam satu
pandangan yang menyatu dan menyeluruh mengenai kenyataan. Sehingga,
pernyataan atau proposisi
metafisika bersifat sangat umum, evokatif, dan sering samar-samar (kurang jelas). 
Dengandemikian banyak filsuf yang abad kesembilanbelas dan keduapuluh
menolakmetafisika karena dianggap terlalu abstrak dan tidak memiliki kontribusi
praktisdan langsung pada kehidupan.

2
Filsuf yang menolak metafisika seperti Auguste Comte, metafisika sudah
outof date, sudah seharusnya ditinggalkan karena tidak dapat menjelaskan
realitassecara tepat. Comte menjelaskan bahwa sejarah umat manusia merupakan
sejarah perkembangan akal budi manusia yang melewati tiga tahapan penting,
yaitu tahapmistis atau teologis, tahap metafisik dan tahap positif. Pada tahap
positif inilahtahapan akal budi yang paling tinggi, yang mampu membawa
manusiauntuk berpikir sangat ilmiah. Sehingga, cara berpikir metafisik tidak dapa
t lagi dipertahankan dalam kehidupan masa kini.

B. Pentingnya Metafisika

Pentingnya metafisika dirinci oleh Koestenbaum menjadi beberapa alas an:


1. Metafisika tidak bisa dihindari. Seperti adil dan tidak adil, bersahabat dantidak
bersahabat, baik dan jahat; manusia tanpa disadari
menghubungkan peristiwa dan fakta itu satu sama lain. Gambaran tersebut ca
mpuran daricommon sense, filsafat, ilmu dan agama, karena metafisika
membangun pandangan dunia yang implisit disertai dengan
argumentasi dan implikasilogis.
2. Metafisika adalah landasan pengetahuan. Karena metafisika adalah prakondisi
logis pengetahuan. Ilmu pengetahuan mempunyai tiga landasanfilsafat, yaitu
metafisika atau landasan ontology, epistimologi danaksiologis. Landasan
metafisik inilah yang memungkinkan ilmu pengetahuan dapat menentukan
batas objek kajiannya secara tegas
3. Metafisika dapat memecahkan masalah atau misteri kehidupan sehari-hariyang
menuntut untuk segera diberi jawaban. Misalnya, pertanyaanmengenai
keberadaan Tuhan: jika Tuhan ada dan Ia Maha Adil danBijaksana, lalu
mengapa ada penderitaan? Mengapa kebahagiaan hanyadirasakan oleh
manusia-manusia tertentu, tetapi tidak dirasakan olehmanusia lain yang tidak
beruntung?
4. Metafisika adalah landasan nilai. Isu-isu metafisik sangat berhubungandengan
persoalan eksistensi manusia dengan masalah kehidupan yanglebih baik, isu-
isu itu seperti kehidupan manusia, yaitu kelahiran dankematian, cinta dan
benci, keamanan dan kecemasan, dan lain sebagainya.

C. Filsuf Penentang dan Pembela Metafisika

Berikut ini ada bebetapa nama filsuf yang menjadi penentang dan
pembelametafisika, yaitu:

1.Filsuf Penentang
a)  David Hume
Metafisika itu cara berfikir yang menyesatkan (sophistry)

3
Dan khayalan (Illusion). Sebaiknya karya metafisika
Itu dimusnahkan,karenatidak mengandung isi
apa-apa. Metafisika bukanlah sesuatu yang dapatdipersepsi oleh
indera manusia, sehingga merupakan sesuatu yang senseless.

b)  Alfred Jules Ayer 
  Metafisika adalah parasit dalam kehidupan ilmiah yang
dapat menghalangi kemajuan ilmu pengetahuan, OKI metafisika
harus dieliminasi dari dunia ilmiah. Problem yang diajukan dalam
bidangmetafisika adalah problem semu, artinya permasalahan yang tidak
memungkinkan untuk dijawab.
c) Ludwig Wittgenstain
Metafisika itu bersifat the mystically, hal-hal yang tak
dapat diungkapkan ke dalam bahasa yang bersifat
logis.
Kesimpulan: sesuatu yang tak dapat diungkapkan
Secara logis sebaiknya di diamkansaja.(What we cannot
Speak about we must fast over in silence!).

2. Filsuf Pembela
a) Plotinos
Semua pengada beremanasi dari to Hen (yang satu) melalui
proses spontan dan mutlak. To Hen beremanasi pada Nous (Kesadaran),
melimpah Psykhe (jiwa), akhirnya melimpah pada materi sebagai bentuk yang
paling rendah, yaitu meion.
b)  Karl Jaspers
Metafisika merupakan upaya memahami Chiffer ; symbol
Yang mengantarai eksistensi dan transendensi. Manusia adalah Chiffer
palingunggul, karena banyak dimensi kenyataan bertemu dalam diri manusia.
Manusia merupakan suatu mikrokosmos, pusal kenyataan; alam,
sejarah,kesadaran, dan kebebasan ada dalam diri manusia. Metafisika :
berartimembaca Chiffer, transendensi keilahian, sebagai kehadiran
tersembunyi. Chiffer adalah jejak, cermin, gema atau bayangan.

D. Persoalan Metafisika

Metafisikasebagai salahsatu pokok kajian filsafat, menjadikan eksistensim
etafisika tidak terlepas dari filsafat, karena bertitik tolak dari eksistensimanusia
dan alam dunia sebagai wujud yang nyata yang dapat ditangkap
dengan pancaindera. Filsafat dapat dicapai dengan kemampauan untuk
membedakan antara yang benar dan yang salah. Kepandaian itu
didapat dengan tenaga pikiran untuk mengetahui kebenaran. Tenaga itu terwujud,
apabila memiliki kesanggupan mengetahui perkara yang salah itu
salah, kemudian menjauhi danmampu pula untuk mengetahui kesalahan yang
kelihatan benar, sehingga tidaktertipu. Sebaliknya dapat pula mengetahui hal-hal

4
yang hakekatnya benar, tetapikelihatannya salah, sehingga kita
menyalahkannya. Metafisika merupakancabang dari filsafat yang berbicara
mengenai sesuatu di luar alam biasa.
Pada abad ke17 dan 18 orang mulai mengadakan pemilahan
terhadap berbagai macam bagiandari metafisika
seperti yang dilakukan oleh ChristianWollf sebagaimana yang dikutip oleh
Damarjati Supajar, yaitu antara metaphysica generalis dan metaphysica specialis.
Wollf menggunakan istilahontologis bagi metaphysica generalis,
yang membahas asas-asas atau prinsip- prinsip yang seumum-umunya, sedang
metaphysica specialis membahas penerapan asas-asas atau prinsip-prinsip yang
khusus.
Pembagian metaphysica specialis terdiri atas tiga bidang, yaitu
cosmologia, psichologia dan theologia.Jadi antara metafisika dan ontologi pada
mulanya satu istilah, yaitu metafisika,kemudian pada abad ke-17 antara metafisika
dan ontologi mulai dipisahkan.
Dikutip dari buku pengantar filsafat ilmu dan logika oleh Purwo
Husodo, bahwa persoalan metafisika, dibagi atas tiga bagian, yaitu:
1.Persoalan Ontology
Ontology adalah ilmu pengetahuan atau ajaran tentang yang berada. Ontology
didefinisikan sebagai cabang filsafat yang menyelidiki prinsip umumdari hal ada.
Tugas ontology menurut Aristoteles, yaitu menyelidiki ada sebagaiadanya dan
atribut yang terdapat padanya atas dasar hakikatnya sendiri. Persoalan ontology
adalah persoalan makna, hakikat, dan struktur ada. Para
filsuf berusaha untuk menjawab pertanyaan seperti, apa yang dimaksud denganke
nyataan, keberadaan, essensi atau eksistensi? Apa sifat dasar dari kenyataan atau
keberadaan? Bagaimana penggolongan dari keberadaan atau eksistensi?, danlain
sebagainya.
2. Persoalan Kosmologi
Kosmologi merupakan studi yang mempelajari tentang alam semesta.Kosmologi
adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang tata tertib alamsemesta.
Persoalan kosmologi tentang asal mula, perkembangan dan struktur ataususunan
alam semesta. Sehingga, para filsuf berusaha untuk menjawab pertanyaanseperti:
dari mana asal mula alam semesta? Apakah alam semesta bergerak ataudiam?
Apakah ruang dan waktu itu?
3.Persoalan Antropologi
Antropologi filsafat atau filsafat manusia merupakan cabang filsafat
yangmembantu tentang hakekat dan makna terdalam dari manusia. Persoalan
filsafatmanusia ini seperti: apakah yang membedakan manusia dan binatang?
Bagaimanahubungan antara badan dan jiwa? Apakah manusia itu makhluk yang
bebas?Bagaimana hubungan antara manusia, alam dan Tuhan?.
 

E. Aliran-Aliran Metafisika

Ada empat macam aliran yang timbul dalam filsafat metafisikamenurut


Hasbullah Bakry, di antaranya:

5
1.  Dualism
Aliran yang berpendapat bahwa wujud terdiri atas dua hakikat sebagaisumbernya,
yaitu hakikat materi dan hakikat rohani, kaitan keduanya yangmenciptakan
kehidupan dalam ala mini. Salah satu tokohnya adalah Descartes.

2.Materialism
Aliran yang berpendapat bahwa yang ada hanyalah materi. Adapun yanglainnya
berupa jiwa atau roh tidak merupakan kenyataan yang berdiri sendiri,karena roh
atau jiwa sebagai akibat dari proses gerakan kebendaan dengan salahsatu cara
tertentu.  
3.  Idealism
Aliran yang berpendapat bahwa hakikat kenyataan yang beraneka ragamsemua
berasal dari roh atau sukma atau sejenisnya, sesuatu yang tidak berbentukdan
materi atau zat hanyalah suatu dari jenis penjelmaan rohani.
4.Agnosticisme
Aliran ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat
yangdikehendaki oleh ilmu metafisika, baik hakikat materi maupun hakikat
rohani.Aliran ini termasuk kedalam teologi naturalis yaitu filsafat ketuhanan
yang berpangkal pada kejadian alam. Bagiannya dapat dilihat sebagai berikut:
a)Theism
Aliran yang berpendapat bahwa ada sesuatu kekuatan yang berdiri di luar alamdan
menggerakkan alam ini, kekuatan tersebut adalah Tuhan. Karena Tuhanadalah
dasar dari segala yang ada dan yang terjadi di ala mini, sehingga merekamengakui
adanya mukjizat.
b.Pantheisme
Aliran yang berpendapat bahwa seluruh kosmos ini adalah Tuhan. Tuhan
yaitu berada dalam alam ini, bukan di luar karena seluruh kosmos ini adalah satu
makaTuhan mempunyai bagian bagian. Artinya kajian secara umum dari
metafisikaadalah membahas sesuatu di balik yang tampak

F. Pengaruh Metafisika pada Kehidupan Beragama Manusia

Ada beberapa factor-faktor yang mempengaruhi kehidupan beragama, diantaranya


adalah sebagai berikut:
1)Orang Tua
Seorang anak yang baru saja lahir ke dunia atau seorang anak yang baru saja
dilahirkan oleh ibunya, anak tersebut masih dalam keadaan suci. Dalam islam,
setiap anak yang lahir ke dunia adalah dalam keadaan suci/islam. Hanya saja
orangtua yang berperan untuk ini, jika orangtua nya islam maka anaknya
beragama islam, jika orangtuanya kristen maka sang anak juga akan mengikuti
agama orangtuanya dan begitu juga agama lainnya. 
2) Pendidikan
Ketika sang anak sudah beranjak dewasa, dapat memilah dan memilih
mana yang baik dan buruk, anak tersebut akan mencari yang ingin ia  mengerti.
Dalam hal ini tentu sang anak membutuhkan pendidikan terutama pendidikan
agama. Disini ia akan mulai mencari tahu apakah agama yang dianutnya memiliki

6
syarat - syarat agama seperti siapa Tuhanmu, siapa nabimu, apa kitabmu, siapa
umat dan saudara mu dan lain lain. Tidak heran banyak orang yang pindah agama
karena melalui ilmu dari pendidikan, orang tersebut tahu mana agama yang paling
mulia di sisi Tuhan.

3) Petunjuk Tuhan Yang Maha Esa


Beryukur adalah satu cara untuk berterima kasih dan memohon ampun
pada Tuhan. Sangat tidak bisa dihitung banyaknya nikmat dan karunia yang
diberikan-Nya. Petunjuk-Nya yang lurus dan Maha mengetahui mana yang batil
dan mana yang munkar. Salah satunya adalah petunjuk dari kitab suci Al-Qur'an.
Didalamnya memuat petunjuk untuk seluruh umat. Diterangkan dalam Al - Qur'an
yang artinya "Sesungguhnya satu-satunya agama yang diridhoi oleh Allah
hanyalah islam " (QS.Ali 'Imran : 19).

4) Kebutuhan Manusia akan Agama


Manusia merupakan makhluk Tuhan yang paling tinggi derajatnya dimana
manusia gabungan dari komponen jasmaniah dan rohaniah. Sedangkan, agama
merupakan suatu ajaran keimanan atau peraturan Tuhan yang mendorong jiwa
seseorang yang mempunyai akal memegang peraturan Tuhan itu untuk mencapai
kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dalam hal ini sangat jelas diterangkan bahwa
manusia di ciptakan oleh Tuhan dimana manusia harus taat dan patuh kepada-Nya
serta tidak menyekutukan-Nya. Kita yang butuh Tuhan bukan Tuhan yang butuh
kita.
Banyak orang yang menyamakan arti ruh dan jiwa. Sejatinya ini adalah dua
hal yang sangat berbeda makna dan fungsinya. Dengan ruh seorang manusia bisa
menjadi hidup, dan bergerak. Sedangakan dengan jiwa, seorang manusia akan
mempunyai emosi atau dorongan untuk melakukan sesuatu, baik itu yang bersifat
baik, maupun dorongan untuk melakukan sesuatu yang bersifat buruk. Dorongan
inilah yang disebut dengan nafs atau nafsu.
Nafsu yang buruk, adalah nafsu atau dorongan yang mengarahkan manusia
untuk berbuat inkar dan angkara. Nafsu ini biasanya diliputi oleh amarah, syahwat
hewaniah, dan sifat-sifat tercela lainnya. Jiwa seperti ini merupakan jiwa-jiwa
yang tidak akan menemui ketenangan, meskipun dikelilingi oleh segala
kemewahan duniawi.
Maka Rasulullah SAW telah memperingatkan kita mengenai jiwa atau nafsu
yang tercela ini di dalam haditsnya, yaitu: “ Musuhmu yang paling besar adalah
jiwamu yang berada di antara kedua rusukmu.” (HR Baihaqi). Sebaliknya, untuk
nafsu yang baik, atau nafsu mutmainah terdapat di dalam jiwa yang tenang, dan
bersih. Jauh dari buruksangka kepada Allah dan Rasul-Nya, juga selalu berdzikir
kepada Allah SWT. Nafsu atau jiwa yang tenang ini biasanya didapatkan di dalam
diri manusia-manusia yang selalu ingin mencari ilmu-ilmu Islam yang bersumber
dari Al Qur’an dan As Sunnah, dan bukan dari sumber-sumber ilmu yang tidak
jelas asal-usul dan kebenarannya, sehingga dengan ilmu yang dia miliki, jiwa
manusia tersebut menjadi lebih matang dan lurus dalam menjalani kehidupan ini
berdasarkan koridor ke-Islaman yang benar.

7
Selain factor di atas, di dalam ayat yang lainnya, Allah SWT juga menjelaskan
tentang proses penciptaan manusia secara runtut. Misalnya dalam QS. Al-
Mu’minun : 12-14
“ Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan)
dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal
darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal
daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus
dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain.Maka
Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.”
Dalam ayat di atas, ada beberapa proses penciptaan manusia yang dapat dijelaskan
sebagaimana ayat tersebut, yaitu :
 Sulalah min thin (Saripati Tanah)
Saripati tanah yang dimaksud adalah suatu zat yang berasal dari bahan makanan
(baik tumbuhan maupun hewan) yang bersumber dari tanah, yang kemudian
dicerna menjadi darah, kemudian diproses hingga akhirnya menjadi sperma.
 Nuthfah (Air Mani)
Makna asal kata ‘nuthfah’ dalam bahasa Arab berarti setetes yang dapat
membasahi. Dalam tafsir Al Misbah, yang dimaksud dengan nuthfah adalah
pancaran mani yang menyembur dari alat kelamin pria yang mengandung sekitar
dua ratus juta benih manusia, tetapi yang berhasil bertemu dengan ovum wanita
hanya satu. Alaqah (Segumpal Darah)
Alaqah diambil dari kata alaqa yang artinya sesuatu yang membeku, tergantung
atau berdempet. Sehingga dapat diartikan sebagai sesuatu yang bergantung di
diding rahim.
 Mudghah (Segumpal Daging)
Dalam ilmu kedokteran, ketika sperma pria bergabung dengan sel telur wanita
intisari bayi yang akan lahir terbentuk. Sel tunggal yang dikenal sebagai zigot
dalam ilmu biologi ini akan segera berkembangbiak dengan membelah diri hingga
akhirnya menjadi segumpal daging. Melalui hubungan ini zigot mampu
mendapatkan zat-zat penting dari tubuh sang ibu bagi pertumbuhannya.

8
 Idzam (Tulang atau Kerangka)
Di dalam fase ini embrio akan mengalami perkembangan dari bentuk sebelumnya
yang hanya berupa segumpal daging hingga berbalut kerangka atau tulang.
 Kisa Al-Idzam Bil-Lahim (Penutupan Tulang)
Pengungkapan fase ini dengan kisa yang berarti membungkus, dan lahm (daging)
diibaratkan pakaian yang membungkus tulang, selaras dengan kemajuan yang
dicapai embriologi yang menyatakan bahwa sel-sel tulang tercipta sebelum sel-sel
daging, dan bahwa tidak terdeteksi adanya satu sel daging sebelum terlihat sel
tulang.
 Insya (Mewujudkan Makhluk Lain)
Tahap ini menandakan bahwa ada sesuatu yang dianugerahkan kepada manusia
yang menjadikannya berbeda dari makhluk lainnya, yaitu ruh yang menjadikan
berbeda dengan makhluk lainnya.

9
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

Metafisika merupakan suatu kajian tentang hakikat keberadaan zat,


hakikat pikiran dan hakikat kaitan zat dengan pikiran. Beberapa tafsiran maetafisi
kadalam menafsirkan hal ini, manusia mempunyai beberapa pendapat
mengenaitafsiran metafisika.
Pada abad ke-17 dan 18 orang mulai mengadakan pemilahan
terhadap berbagai macam bagian dari metafisika, seperti yang dilakukan
olehChristianWollf yaitu antara metaphysica generalis dan metaphysica
specialis. Istilahontologis bagi metaphysica generalis, yang membahas asas-
asas atau prinsip- prinsip yang seumum-umunya, sedang metaphysica specialis
membahas penerapan asas-asas atau prinsip-prinsip
yang khusus. Jadi antara metafisika danontologi pada mulanya satu istilah, yaitu
metafisika, kemudian pada abad ke-17 antara metafisika dan ontologi mulai
dipisahkan. Ada beberapa aliran yangterdapat di dalam metafisika
seperti, Dualism, Materialism, Idealism,
dan Agnosticisme.Pembagian aliranmetafisikanaturalis (theologia) dalam dua alira
n, yaitutheisme dan pantheisme. Theisme adalah aliran yang berpendapat
bahwa adasesuatu kekuatan yang berdiri di luar alam dan menggerakkan alam
ini, kekuatan yangmenggerakkan tersebut disebut dengan Tuhan. Sedangkan pantheisme
merupakanaliran yang menganggap bahwa semua alam ini adalah Tuhan. Tuhan yang
menciptakan manusia dari saripati tanah kemudian melalui air mani lalu menjadi
segumpal daging lalu tulang atau kerangka, penutupan tulang dan mewujudkan
makhluk lain yaitu ruh dimana hal ini merupakan perbedaan dari makhluk
lainnya. Dari kejadian ini dapat dipahami bahwa metafisika berhubungan dengan
manusia melalui agama yang telah ada sejak zaman nenek moyang, rohaniah dan
jasmaniah serta proses terciptanya manusia yang tidak luput atas bagian dari
metafisika.

B. Saran
Pembahasan mengenai Metafisika masih banyak yang harus dikaji,
namun pada makalah ini penuh hanya membahas tentang pengertian metafisika, p
entingnya metafisika, ontology, theology aliran yang ada pada metafisika serta
pengaruh metafisika terhadap kehidupan manusia khususnya pada kehidupan
beragama.Untuk itu kepada pembaca dan yang berminat untuk mengkaji tentang
metafisikalebih lanjut lagi agar membaca lebih banyak sumber lainnya karena
pembahasan mengenai ini dirasa penting, terutama bagiyang mempelajari filsafat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Damarjati Supajar.“Konsep Kefilsafatan tentang Tuhan menurutWhitehead’’


  Jurnal Filsafat. Fakultas Filsafat UGM. Seri 03. Agustus 1990.

K. Bertens. 1999.Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta: KANISIUS.

Lorens Bagus, Metafisika.1991.Jakarta: Gramedia Pustka Utama.

Mohammad Hatta. 1980. Alam Pikiran Yunani. Jakarta: PT. TintamasIndonesia.

Purwo Husodo. 2015.Pengantar Filsafat Ilmu dan Logika. Yogyakarta: Familia


Group Relasi Inti Media

11

Anda mungkin juga menyukai