Disusun oleh :
Kelompok 2
1. Anya Nurfadila (2105113353)
2. Sara Safira (2105112598)
3. Teza Inayah Fitri (2105112998)
Puji Syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt. yang telah memberikan
kemampuan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Hakikat dan Karakteristik Filsafat Matematika”.
Penulis telah berusaha menyelesaikan makalah ini sesuai dengan ilmu dan
pengetahuan yang kami peroleh. Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua terutama dalam kemajuan dunia pendidikan.
Kami selaku kelompok menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan,baik dari segi sistematika penulisan maupun dari segi penyajian. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca.
Atas perhatian, saran, dan kritikan dari pembaca penulis ucapkan terima kasih.
Agustus 2021
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3
A. Faktor-Faktor Pendorong Timbulnya Filsafat Matematika .............................................. 3
B. Hakikat dan Karakteristik Filsafat Matematika .................................................................. 5
C. Relasi Filsafat dan Matematika .......................................................................................... 11
D. Relasi Matematika dan Filsafat Matematika .................................................................... 13
E. Aliran dalam Filsafat Matematika ...................................................................................... 16
F. Filsafat Formalisme dalam Matematika............................................................................. 19
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 22
A. Kesimpulan ........................................................................................................................... 22
B. Saran ....................................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Ciri reflective yang demikian itu ditekankan oleh filsuf Inggris R.G Gollingwood
yang menyatakan “Filsafat bersifat reflektif tidaklah semata-mata berfikir tentang
suatu objek, sambil berfikir tengang sesuatu objek, budi itu senantiasa berfikir juga
tentang pemikirannya sendiri mengenai objek itu.” Jadi budi manusia yang diarahkan
untuk menelaah objek objek tertentu sehingga melahirkan matematika kemudian juga
memantul berpikir tentang matematika sehingga menumbuhkan filsafat matematika
agar memperoleh pemahaman apa dan bagaimana sesungguhnya Matematika itu.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka kami ingin memberikan kontribusi
untuk membuat sebuah makalah yang berjudul “Hakikat dan Karakteristik Filsafat
Matematika”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka timbul
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa saja faktor-faktor pendorong timbulnya filsafat matematika?
2. Bagaimana hakikat dan karakteristik filsafat matematika?
3. Bagaimana relasi filsafat dan matematika?
4. Bagaimana relasi matematika dan filsafat matematika?
5. Apa saja aliran dalam filsafat matematika?
6. Bagaimana filsafat formalisme dalam matematika?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat disimpulkan tujuan dari penulisan
makalah ini adalah :
1. Untuk melengkapi tugas matakuliah yang diberikan oleh dosen pengampu
2. Untuk mengetahui faktor yang mendorong timbulnya filsafat matematika
3. Untuk mengetahui hakikat dan karakteristik dari filsafat matematika
4. Untuk mengetahui hubungan dan relasi antara filsafat dan matematika
5. Untuk mengetahui relasi antara matematika dan filsafat matematika
6. Untuk mengetahui aliran yang terdapat dalam filsafat matematika
7. Untuk mengetahui filsafat formalism dalam matematika
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Faktor-Faktor Pendorong Timbulnya Filsafat Matematika
Menurut P. Hilton (Gunawan, 2007) filsafat matematika lahir dan berkembang
karena adanya keinginan manusia untuk mensistematisasikan pengalaman hidupnya,
menatanya dan membuatnya mudah dimengerti, supaya dapat meramalkan dan bila
memungkinkan mengendalikan peristiwa yang akan terjadi pada masa depan
a. Kontradiksi
b. Paradok
Paradok antara lain muncul dari dialog Socrates dengan Plato berikut ini (Sembiring,
2010). Socrates: ”Apa yang berikut ini akan dikatakan oleh Plato adalah salah.” Plato
mengatakan: ”Yang barusan dikatakan Socrates benar.” Contoh yang cukup populer
adalah paradok Zeno (±450 SM) yang menemukan adanya kesulitan mengenai ide
kuantitas kecil tak berhingga sebagai penyusun besaran kontinu. Zeno mencoba
membuktikan bahwa pergerakan ke arah kecil tak berhingga adalah khayalan.
Paradok Zeno mengenai ‟Achiles si Gesit‟ begitu terkenal dan memukau ke arah
penelusuran konsep ketakberhinggan. Kata Zeno, yang lebih lambat tidak dapat
3
disalip oleh yang lebih cepat, sehingga Achiles si Gesit tidak akan mampu menyalip
atau mendahului kuya. Paradok ini tidaklah menyatakan bahwa dalam praktek lomba
lari yang sebenarnya Achiles tidak dapat menyalip kura-kura, tetapi memberi
gambaran bagaimana terbatasnya pemikiran dalam logika formal matematika. Upaya
menyelesaikan berbagai paradok menyebabkan terpecahnya matematikawan ke dalam
beberapa arus pikiran atau filsafat. Lahirlah faksi-faksi dan aliran-aliran dalam filsafat
matematika, yang saling berbeda dan saling tidak mau menerima satu sama lain.
c. Krisis Matematika
(1) Abad ke-5 SM, tidak semua besaran geometri yang sejenis, tidak memiliki satuan
ukuran yang sama (Sukardjono, 2000). Krisis ini menyebabkan teori proporsi
Pythagoras harus dicoret dari matematika. Krisis yang disadari sangat terlambat, lima
abad kemudian baru dapat diatasi oleh Eudoxus dengan karyanya yang membahas
bilangan irasional,
4
(2) Abad ke-17, Newton dan Leibniz menemukan kalkulus yang didasarkan pada
konsep infinitesimal, tetapi tidak dapat dijelaskan dengan baik. Namun, hasil-hasil
penerapan kalkulus justru digunakan untuk menjelaskan konsep infinitesimal, suatu
penjelasan yang tidak seharusnya dilakukan. Baru awal abad ke-19, Cauchy
memperbaiki konsep infinitesimal sebagai landasan kalkulus dengan konsep limit.
Weierstrass membuat konsep limit menjadi lebih kokoh,
(3) Georg Cantor menemukan teori himpunan yang digunakan secara luas pada
cabang-cabang matematika dan menjadi landasan matematika. Namun demikian,
penemuan ini juga menghasilkan paradok misalnya paradok Burali-Forti dan paradok
Russel.
Esensi dari filsafat matematika adalah sejumlah usaha untuk melakukan rekonstruksi
(penyusunan kembali atau penulisan ulang) terhadap sejumlah pengetahuan
matematika yang tercerai-berai selama bertahun-tahun yang diberikan dalam aturan
atau urutan tertentu. Jadi filsafat adalah fungsi dari waktu, dan fisafat dapat menjadi
ketinggalan jaman atau harus berbenah dan berubah sejalan dengan bertambahnya
pengalaman dan pengetahuan baru.
Kata „filsafat‟ berasal dari bahasa Yunani, yaitu „philosophia‟ . Kata philosophia
merupakan gabungan dari dua kata yaitu philos dan sophia. Philos berarti sahabat
atau kekasih, sedangkan sophia memiliki arti kebijaksanaan, pengetahuan, kearifan.
Dengan demikian maka arti dari kata philosophia adalah cinta pengetahuan. Plato dan
Socrates dikenal sebagai philosophos (filsuf) yaitu orang yang cinta pengetahuan.
5
) yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika,
retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika. Lain halnya dengan Al Farabi yang
berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) tentang alam maujud
bagaimana hakikat yang sebenarnya. Berikut ini disajikan beberapa pengertian
Filsafat menurut beberapa para ahli:
Plato ( 428 -348 SM ) : Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang ada.
Aristoteles ( (384 – 322 SM) : Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab
dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas
penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu.
Cicero ( 106 – 43 SM ) : filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “ (the mother of
all the arts“ ia juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan).Dan
perlu untuk kita ingat bahwa kata filsuf (philosophos) dan filsafat (philosophia) ini
baru menyebar luas setelah masa Aristoteles. Aristoteles sendiri tidak menggunakan
istilah ini (philosophia atau philosophos) dalam literatur-literaturnya.
2. Pengertian Matematika
6
menghilangkan sifat kabur,majemuk, dan emosional, matematika adalah metode
berpikir logis , matematika adalah saran berpikir, matematika adalah logika pada
masa dewasa , matematika adalah ratunya ilmu dan sekaligus menjadi pelayannya,
matematika adalah sains mengenai kuantitas dan besaran, matematika adalah sains
yang bekerja menarik m kesimpulan-kesimpulan yang perlu, matematika adalah sains
formal yang murni, matematika adalah sains yang memanipulsi simbol, matematika
adalah ilmu tentang bilangan dan ruang, matematika adalah ilmu yang mempelajari
hubungan pola, bentuk dan struktur , matematika adalah imu yang abstrak dan
deduktif .
Selain itu juga, beberapa pendapat para ahli tentang matematika yang telah
menyinggung muatan materi yang terdapat dalam ruang lingkup matematika dan
karakteristik matematika itu sendiri, yakni :
a. James dan James, yang mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang
logika, mengenai bentuk,susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan
lainnya dengan jumlah banyak yang terbagi kedalam tiga bidang, yaitu aljabar,
analisis dan geometri.
c. Reys mengatakan bahwa matematika adalah telaahan tentang pola dan hubungan ,
suatu jalan atau pola pikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat.
Jadi dari seluruh pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa adanya
Matematika itu karena kemampuan proses berpikir manusia tentang pengalaman
permasalahan yang ditemui dan dipecahkan, yang kemudian pengalaman pemecahan
masalah tersebut menjadi suatu yang terkonstruksi sebagai suatu konsep matematika
yang kemudian dapat digunakan sebagai alat pemecahan masalah yang sama atau
yang baru.
3. Filsafat Matematika
Filsafat matematika adalah cabang ilmu filsafat yang bertujuan untuk
merefleksikan, dan menjelaskan hakekat matematika. Hal ini merupakan kasus khas
7
dari kegunaan epistemologi yang bertujuan menjelaskan pengetahuan manusia secara
umum. Filsafat matematika mengajukan pertanyaan - pertanyaan seperti: Apa dasar
dari pengetahuan matematika? Apa hakekat kebenaran matematika? Apa yang
mencirikan matematika? Apa pembenaran kebenaran matematika? Mengapa
kebenaran matematika dianggap sebagai kebenaran yang mendasar?
Di antara ahli – ahli matematika dan para filsuf tidak tampak kesatuan
pendapat mengenai apa filsafat matematika itu. Sebagai sekedar contoh dapatlah
dikutipkan dari perumusan – perumusan dari 2 buku matematika dan 2 buku filsafat
yang berikut:
1. Suatu filsafat matematika dapatlah dilukiskan sebagai suatu sudut pandangan yang
dari situ pelbagai bagian dan kepingan matematika dapat disusun dan dipersatuja
berdasarkan beberapa asas dasar.
2. Secara khusus suatu filsafat matematika pada dasarnya sama dengan suatu
percobaan penyusunan kembali yang dengannya kumpulan pengetahuan matematika
yang kacau – balau yang terhimpun selama berabad – abad diberi suatu makna atau
ketertiban tertentu.
3. Penelaah tentang konsep – konsep dari pembenaran terhadap asas – asas yang
dipergunakan dalam matematika
4. Penelaah tentang konsep – konsep dan sistem – sistem yang terdapat dalam
matematika, dan mengenai pembenaran terhadap pernyataan – pernyataan berikut.
Dua pendapat yang pertama dari ahli – ahli matematika menitik beratkan
filsafat matematika, sebagai usaha menyusun dan menertibkan bagian – bagian dari
pengetahuan matematika yang selama ini terus berkembang biak. Sedang 2 definisi
berikutnya dari ahli filsafat merumuskan filsafat matematika sebagai studi tentang
8
konsep – konsep dalam matematika dan pembenaran terhadap asas atau pembenaran
matematika.
9
Epistemologi matematik adalah teori pengetahuan yang sasaran
penelaahannya ialah pengetahuan matematik. Epistomologi sebagai salah satu
bagian dari filsafat merupakan pemikiran reflektif terhadap berbagai segi dari
pengetahuan seperti kemungkinan, asal-mula, sifat alami, batas-batas, asumsi dan
landasan, validitas dan reliabilitas sampai kebenaran pengetahuan. Dengan
demikian landasan matematik merupakan pokok soal utama dari epistemologi
matematik.
2.Ontologi Matematik
Ontologi pada akhir-akhir ini dipandang sebagai teori mengenai apa yang
ada. Hubungan antara pandangan ontologis (atau metafisis) dengan matematik
cukup banyak menimbulkan persoalan-persoalan yang dibahas oleh sebagian
filsuf matematik. Dalam ontologi matematik dipersoalkan cakupan dari
pernyataan matematik (cakupannya suatu dunia yang nyata atau bukan).
Pandangan realisme empirik menjawab bahwa cakupan termaksud merupakan
suatu realitas. Eksistensi dari entitas-entitas matematik juga menjadi bahan
pemikiran filsafati. Terhadap problim filsafati ini pandangan Platonisme
menjawab bahwa titik dan garis yang sesungguhnya terdapat dalam dunia
transenden yang kini hanya diingat oleh jiwa manusia di dunia ini, sedang
konsepsi Aristotelianisme mengemukakan bahwa entitas-entitas itu sungguh ada
dalam dunia empirik tetapi harus disuling dengan abstraksi. Suatu hal lagi yang
merupakan problim yang bertalian ialah apakah matematik ditemukan oleh
manusia atau diciptakan oleh budinya. Pendapat yang menganggap matematik
sebagai suatu penemuan mengandung arti bahwa aksioma-aksioma matematik
merupakan kebenaran mesti (necessary truth) yang sudah lebih dulu di luar
pengaruh manusia.
3. Aksiologi matematik
10
Dengan matematika, peradaban manusia berkembang dari peradaban yang
sederhana dan bersahaja menjadi peradaban modern yang bercorak ilmiah dan
tehnologi.
Dari uraian tersebut, dapat dipahami kiranya jika matematika bukanlah lahir
dari filsafat. Namun, keduanya sama-sama berkembang dan memberikan persoalan
sebagai bahan masuk dan umpan balik. Hubungan timbal balik antara filsafat dan
matematika diperkuat dengan kehadiran Zeno dari Elea. Dia mengungkapkan
paradoks-paradoks yang berkaitan dengan pengertian gerak, waktu, dan ruang yang
sangat membingungkan filsuf dan ahli matematika. Salah satunya adalah argumen
Zeno bahwa gerak tidaklah mungkin terjadi. Untuk menempuh suatu jarak, sebuah
11
benda harus melewati ½ dari jarak tersebut. Sedangkan untuk menempuk ½ jarak
keseluruhan itu, benda tersebut harus menempuh setengah jarak itu, atau ¼ dari jarak
total. Sampai dengan seterusnya, ada ½ jarak yang harus dilewati secara terus-
menerus. Ini berarti jarak yang dapat dibagi ke dalam dikotomi yang jumlahnya tidak
terbatas, maka jarak tersebut tidak akan mungkin ditempuh dalam jangka waktu
tertentu. Dengan demikian, maka tidak akan terjadi yang dinamakan gerak. Paradoks
Zeno ini baru dapat diselesaikan 20 abad kemudian oleh pengertian limit yang
diciptakan oleh para ahli matematika. Bila suatu rangkaian bilangan betapapun
banyaknya menjurus pada suatu titik (konvergensi), maka seri itu merupakan sebuah
limit yang merupakan jumlah dari rangkaian tersebut, walaupun banyaknya
takterhingga.
12
bentuk, ruang, struktur, atau hubungan. Dan corak yang paling menonjol dari
matematika adalah penelaahannya akan sebuah masalah yang senantiasa
menggunakan metode deduktif dan kebenaran dari sebuah penelaahan itu harus
mampu dilakukan dengan serangkaian langkah pembuktian yang sistematis.
Kemudian, dalam matematika juga terjadi sebuah kesimpulan-kesimpulan yang
bersifat detail dan pasti. Hubungan matematika dan filsafat yang demikian erat
dengan berbagai persamaan dan perbedaannya telah menumbuhkan sebuah usaha
untuk melengkapi satu sama lain dalam lingkup memperkuat pondasi perkembangan
ilmu pengetahuan yang berlangsung di muka bumi ini.
13
diperlukan adanya simbol ataupun lambang yang digunakan untuk mewakili suatu
bilangan yang disebut sebagai angka. Hasil-hasil perkembangan matematika
kontemporer memperlihatkan adanya perkembangan yang sama sekali keluar dari
jalur formalisme, meskipun hasil-hasil tersebut disajikan dengan menggunakan logika
dalam bentuk sistem aksiomatik milik kaum Formalis. Secara tidak langsung ini
memperlihatkan penerimaan kaum Formalis atas perkembangan kontemporer
matematika atau mengindikasikan telah terjadinya revisi diam-diam atas fondasi
matematika kaum Formalis.
4. Logical Structure Struktur logika yang melingkupi kesatuan struktur logis. Dalam
hal ini haru disajikan sebuah kesimpulan yang logis dalam penulisan pengetahuan
matematika.
14
matematika. Hal ini merupakan kasus khas dari kegunaan epistemologi yang
bertujuan menjelaskan pengetahuan manusia secara umum. Filsafat matematika
mengajukan pertanyaan - pertanyaan seperti: Apa dasar dari pengetahuan
matematika? Apa hakekat kebenaran matematika? Apa yang mencirikan matematika?
Apa pembenaran kebenaran matematika? Mengapa kebenaran matematika dianggap
sebagai kebenaran yang mendasar?
Di antara ahli – ahli matematika dan para filsuf tidak tampak kesatuan pendapat
mengenai apa filsafat matematika itu. Sebagai sekedar contoh dapatlah dikutipkan
dari perumusan – perumusan dari 2 buku matematika dan 2 buku filsafat yang
berikut:
1) Suatu filsafat matematika dapatlah dilukiskan sebagai suatu sudut pandangan yang
dari situ pelbagai bagian dan kepingan matematika dapat disusun dan dipersatuja
berdasarkan beberapa asas dasar.
2) Secara khusus suatu filsafat matematika pada dasarnya sama dengan suatu
percobaan penyusunan kembali yang dengannya kumpulan pengetahuan matematika
yang kacau – balau yang terhimpun selama berabad – abad diberi suatu makna atau
ketertiban tertentu.
3) Penelaah tentang konsep – konsep dari pembenaran terhadap asas – asas yang
dipergunakan dalam matematika
4) Penelaah tentang konsep – konsep dan sistem – sistem yang terdapat dalam
matematika, dan mengenai pembenaran terhadap pernyataan – pernyataan berikut.
Dua pendapat yang pertama dari ahli – ahli matematika menitik beratkan filsafat
matematika, sebagai usaha menyusun dan menertibkan bagian – bagian dari
15
pengetahuan matematika yang selama ini terus berkembang biak. Sedang 2 definisi
berikutnya dari ahli filsafat merumuskan filsafat matematika sebagai studi tentang
konsep – konsep dalam matematika dan pembenaran terhadap asas atau pembenaran
matematika.
Peran filsafat matematika adalah untuk menunjukkan dasar yang sistematis dan
benar-benar aman untuk pengetahuan matematika, diperuntukkan untuk kebenaran
matematika.
Asumsi ini adalah dasar dari foundationism, doktrin bahwa fungsi dari filsafat
matematika adalah untuk menunjukkan dasar pengetahuan matematika.
Foundationism terikat dengan pandangan absolutis pengetahuan matematika, karena
menganggap tugas pembenaran pandangan ini menjadi tujuan utama filsafat
matematika. Oleh karena itu matematika dan filsafat matematika saling berpengaruh
satu sama lain.
16
logicism, formalisme dan Intuisionisme. Aliran pemikiran ini tidak sepenuhnya
dikembangkan sampai abad kedua puluh, tapi Korner (1960) menunjukkan bahwa
akar filosofis mereka dapat ditelusuri kembali setidaknya sejauh Leibniz dan Kant.
A. Logisme
Pelopor aliran ini dikenal Betrand Arthur Russel. Ahli dari Inggris ini
berpendapat bahwa matematika secara murni hanya berupa logika deduktif.
Sederhananya, matematika secara murni merupakan bagian dari logika.
Dalam hal ini matematika dinyatakan sebagai bidang yang berada sama
dengan logika, karena semua prinsip matematika diturunkan dari logika.
Keduanya berkaitan, matematika bersifat logis dan logika bersifat matematis.
Adapun yang dikemukakan oleh G. Leibniz. Memiliki dua pernyataan penting
yang dikemukakan di dalam aliran ini, yaitu:
a. Semua konsep matematika secara mutlak dapat disederhanakan pada
konsep logika
b. Semua kebenaran matematika dapat dibuktikan dari aksioma dan aturan
melalui penarikan kesimpulan secara logika semata.
Tujuan dari tuntutan ini jelas. Jika semua matematika dapat diekspresikan
dalam teorema logika murni dan dibuktikan dari prinsip-prinsip logika sendiri,
kemudian kepastian dari ilmu matematika dapat dikurangi untuk dan dari logika itu.
Logika disadari untuk menyediakan sebuah dasar yang pasti atas kebenaran, sebagian
dari ambisi yang berlebihan mencoba untuk menyampaikan logika, seperti hukum
Frege yang kelima. Dengan demikian jika membantu, program logika akan
menyediakan dasar logika yang pasti untuk pengetahuan matematika, melahirkan
kembali kepastian yang mutlak dalam matematika.
17
matematika yang tidak dapat dibagi lagi.tentu saja, sejumlah aksioma matematika
yang penting berdiri sendiri, dan juga mereka atau ingkaran mereka dapat diadopsi
tanpa ketidakkonsistenan.
B. Formalisme
Pelopor aliran Formalism adalah David Hilbert dari Jerman. Matematika
disebutkan sebagai sistem simbol yang formal. Ini berkaitan dengan sifat
terstrukti dari simbol dan operasi yang dilakukan terhadap simbol simbol
tersebut. Simbol itu merupakan perwakilan dari objek yang dipermasalahkan.
Dalam istilah populer, formalisme merupakan pandangan bahwa sebuah
permainan formal yang tidak berarti yang dimainkan dengan tanda-tanda diatas
kertas, mengikuti aturan-aturan
Menurut Ernest (1991) formalis memiliki dua tesis, yaitu
1. Matematika dapat dinyatakan sebagai sistem formal yang tidak dapat
ditafsirkan sembarangan, kebenaran matematika disajikan melalui teorema-
teorema formal.
2. Keamanan dari sistem formal ini dapat didemostrasikan dengan
terbebasnya dari ketidak konsistenan.
C. Intuisionisme
Pelopor aliran Intuitionism ini adalah Luitzen Egnertus Jan Brouwer dari
belanda. Ia berpendapat bahwa matematika suatu kreasi akal budi manusia.
Bilangan, seperti cerita bohong adalah hanya entitas mental, tidak akan ada
apabila tidak ada akal budi manusia memikirkannya. Selanjutnya intuisionis
menyatakan bahwa obyek segala sesuatu termasuk matematika, keberadaannya
hanya terdapat pada pikiran kita, sedangkan secara eksternal dianggap tidak ada.
Sehingga Matematika merupakan salah satu bentuk nyata pemikiran manusia.
Kebenaran pernyataan p tidak diperoleh melalui kaitan dengan obyek realitas,
oleh karena itu intusionisme tidak menerima kebenaran logika bahwa yang benar
itu p atau bukan p (Anglin, 1994). Intuisionisme mengaku memberikan suatu
dasar untuk kebenaran matematika menurut versinya, dengan menurunkannya
(secara mental) dari aksioma-aksioma intuitif tertentu, penggunaan intuitif
18
merupakan metode yang aman dalam pembuktian. Pandangan ini berdasarkan
pengetahuan yang eksklusifpada keyakinan yang subyektif. Tetapi kebenaran
absolut (yang diakui diberikan intusionisme) tidak dapat didasarkan pada
padangan yang subyektif semata (Ernest, 1991).
Ada berbagai macam keberatan terhadap intusionisme, antara lain;
a. Intusionisme tidak dapat mempertanggung jawabkan bahwa obyek
matematika bebas, jika tidak ada manusia apakah 2 + 2 masih tetap 4
b. Matematisi intusionisme adalah manusi timpang yang buruk dengan
menolak hukum logika p atau bukan p dan mengingkari
ketakhinggaan, bahwa mereka hanya memiliki sedikit pecahan pada
matematika masa kini. Intusionisme, menjawab keberata tersebut
seperti berikut; tidak ada dapat diperbuat untuk manusia untuk
mencoba membayangkansuatu dunia tanpa manusia
c. Lebih baik memiliki sejumlah sejumlah kecil matematika yang kokoh
dan ajeg dari pada memiliki sejumlah besar matematika yang
kebanyakan omong kosong (Anglin, 1994).
19
permainan formal dengan makna menggunakan lambang atau simbol-simbol dengan
aturan tertentu. Van Den Heuvel dalam Maskar (2018) berpendapat bahwa
pembelajaran matematika harus terhubung dengan realitas, terdapat pada kehdupan
sehari-hari dan dekat anak-anak serta relevan dengan nilai yang terdapat pada
masyarakat. Pemodelan matematika tidak dapat menangani masalah yang berubah
secara tiba-tiba, oleh karena itu pendekatan matematika pada dunia nyata cenderung
bersifat kasar.
20
4. Logical Structure Struktur logika yang melingkupi kesatuan struktur
logis. Dalam hal ini haru disajikan sebuah kesimpulan yang logis
dalam penulisan pengetahuan matematika.
5. Implikasi Etis Tentang penerapan matematika ilmiah sesuai
pribadi individual dalam melakukan perhitungan angka dan aplikasi
teorema dan rumus. Ini berkaitan erat dengan impliaksi tingkah
laku manusia yang bersifat etis, contoh perkembangan teknik teknik
dalam statistik. Semakin hari ini akan semakin rumit menimbang
banyaknya faktor penyebab lain yang berkembang juga.
Bagaimana perkembangan manusia secara etis dan penerapan
matematika di dalamnya, ini yang menjadi permasalahan filsafat
matematika secara estetis
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata „filsafat‟ berasal dari bahasa Yunani, yaitu „philosophia‟ . Kata
philosophia merupakan gabungan dari dua kata yaitu philos dan sophia. Philos
berarti sahabat atau kekasih, sedangkan sophia memiliki arti kebijaksanaan,
pengetahuan, kearifan. Dengan demikian maka arti dari kata philosophia
adalah cinta pengetahuan. Plato dan Socrates dikenal sebagai philosophos
(filsuf) yaitu orang yang cinta pengetahuan.
B. Saran
Penulis mengharapkan agar kita semua dapat memahami tentang
matematika dan filsafat dengan lebih mendalam lagi . Agar kita semua bisa
mengetahui makna sebenarnya dari matematika dan filsafat tersebut.
Dan juga penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangannya, Tentunya penulis akan terus memperbaiki sehingga agar
makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi kedepannya. Dibutuhkan kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca.
22
DAFTAR PUSTAKA
A, Susanto. 2011. Filsafat Ilmu : Suatu kajian dalam dimensi ontologis,
epistemologis, dan aksiologis. PT Bumi Aksara : Jakarta
Wiramihardja, S. A. (2007). Pengantar Filsafat. Bandung: PT Refika Aditama.
Ahmad Syadali & Mudzakir. 1997. Filsafat Umum. Bandung: Pustaka Setia
M. Solihin. 2007. Perkembangan Pemikiran Filsafat dari Klasik Hingga modern.
Bandung: Pustaka Setia.
Bakhtiar. 2004. Filsafat Ilmu dalam Pendidikan. Jakarta : CV. Reineka
Beerling at al. (1998) Pengantar Filsafat Ilmu.Yogyakarta : Tiara Wacana.
Haryono, Didi. 2014. Filsafat Matematika. Bandung: Alfabeta
Ismaun, (2001), Filsafat Ilmu, (Diktat Kuliah), Bandung : UPI Bandung.
Jujun S. Suriasumantri. (1996) Ilmu dalam Perspektif Moral, Sosial, dan Politik :
Sebuah Dialog tentang Dunia Keilmuan Dewasa ini. Jakarta : Gramedia.
Lasiyo dan Yuwono.(1994) Pengantar Ilmu Filsafat.Yogyakarta : Liberty.
Pengetahuan Modern, IRE Press.
Prabowo. 2009. Aliran-aliran Filsafat Dalam Matematika. JMP. Vol.1 No.2
Rinjin, Ketut. (1997) Pengantar Filsafat Ilmu dan Ilmu Sosial Dasar.Bandung : CV
Kayumas.
Semiawan, Conny et al. (1998) Dimensi Kreatif dalam Filsafat Ilmu.Bandung : CV
Remaja Karya.
The Liang Gie.(1991) Pengantar Filsafat Ilmu.Yogyakarta : Liberty.
Woods, A. dan Grant, T. 2006. Reason in Revolt : Revolusi Berpikir dalam Ilmu
23