Anda di halaman 1dari 18

REVISI

FILSAFAT PENDIDIKAN MATEMATIKA


“HAKIKAT DAN KARAKTERISTIK FILSAFAT MATEMATIKA”

DISUSUN OLEH:
Essy Puspita Rahim
(2310246269)

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Nahor Murani Hutapea, M.Pd.
Dr. Sehatta Saragih, M.Pd.

PROGRAM STUDI PASCASARJANA


PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS RIAU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
dapat menyelesaikan makalah ini. Penyusunan Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas filsafat pendidikan matematika yang berjudul “Hakikat dan
Karakteristik Filsafat Matematika”
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Filsafat
Pendidikan Matematika. Dalam makalah ini penulis menjabarkan tentang faktor-
faktor pendorong timbulnya filsafat matematika, hakikat dan karakteristik filsafat
matematika, relasi filsafat dan matematika. Terima kasih penulis ucapkan kepada
Bapak Dr. Nahor Murani Hutapea, M.Pd dan Bapak Dr. Sehatta Saragih, M.Pd
selaku dosen pembimbing mata kuliah ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan. Atas
perhatiannya diucapkan terima kasih.

Pekanbaru, 06 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I ..................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan ......................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
A. Faktor-Faktor Pendorong Timbulnya Filsafat Matematika ........................... 3
B. Hakikat dan Karakteristik Filsafat Matematika ............................................. 6
C. Relasi Filsafat dan Matematika ..................................................................... 8
BAB III.................................................................................................................. 11
PENUTUP ............................................................................................................. 11
A. Kesimpulan………………………………………………………………..…..11
B. Saran…………………………………………………………………….…….11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara historis filsafat merupakan induk ilmu, dalam perkembangannya ilmu
makin terspesifikasi dan mandiri, namun mengingat banyaknya masalah kehidupan
yang tidak bisa dijawab oleh ilmu, maka filsafat menjadi tumpuan untuk
menjawabnya. Filsafat memberi penjelasan atau jawaban substansial dan radikal
atas masalah tersebut.
Ilmu pengetahuan yang berkembang dewasa ini semakin dirasakan
manfaatnya oleh kemaslahatan umat manusia. Berbagai kemudahan telah hadir
ditengah-tengah masyarakat penghuni bumi yang kian menua ini. Berbagai bidang
ilmu baru mulai bermunculan dan kian bercabang. Namun kehadiran ilmu
pengetahuan dengan berbagai rupa tersebut harus dapat disadari oleh kita semua
para pengkaji ilmu bahwa sumber dari ilmu itu sendiri yang bernama filsafat adalah
muara dari berbagai ilmu yang ada.
Filsafat matematika merupakan salah satu ilmu yang merupakan dasar dari
berbagai bidang ilmu lainnya. Kehadiran filsafat matematika dapat menjawab
berbagai teka-teki yang sebelumnya menjadi misteri di jagad raya ini. Filsafat
matematika dengan ciri khasnya dapat menguak berbagai keajaiban-keajaiban yang
ada di semesta.
Filsafat dan matematika bukan berbicara tentang siapa yang dahulu dan siapa
yang kemudian, namun keduanya telah dibuktikan seperti dua orang teman yang
seiring sejalan, saling melengkapi dan membutuhkan satu dengan yang lainnya,
filsafat dan matematika ibarat saudari kembar yang sama rupa. Menurut Korner,
filsafat matematika tidaklah menambahkan sejumlah teorema dan teori matematika
baru, sehingga filsafat matematika bukanlah matematika.1 Filsafat matematika
adalah refleksi mengenai matematika, yang menimbulkan munculnya pertanyaan
dan jawaban tertentu.

1
Ernest et al., 2016. The Philosophy of Mathematics Education. (Springer).

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini, yaitu:
1. Apa saja faktor pendorong timbulnya filsafat matematika?
2. Bagaimana hakikat dan karakteristik filsafat matematika?
3. Bagaimana relasi filsafat dan matematika?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu:
1. Mengetahui faktor pendorong timbulnya filsafat matematika.
2. Mengetahui hakikat dan karakteristik filsafat matematika.
3. Mengetahui relasi filsafat dan matematika.

D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini, bagi penulis ataupun pembaca adalah
menambah pengetahuan dan wawasan tentang hakikat dan karakteristik filsafat
matematika. Setelah mempelajari hakikat dan karakteristik filsafat matematika
hendaknya menambah pandangan dan cakrawala yang lebih luas. Selain itu
penulisan makalah ini diharapkan dapat mendorong penulis ataupun pembaca agar
dapat memahami pentingnya filsafat matematika dalam dunia pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Faktor-Faktor Pendorong Timbulnya Filsafat Matematika


Filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu phillein dan shopia yang artinya
cinta dan kebijaksanaan. Berfilsafat akan membawa pada hakikat pengetahuan atau
dengan kata lain membawa pada pengetahuan yang paling dalam. Keraguan,
ketidakpuasan, hasrat, dan ketakjuban merupakan empat hal yang mendorong orang
dalam berfilsafat. Menurut Korner dalam jurnal Prabowo (2020), pada filsafat
matematika tidak terdapat penambahan teorema atau teori baru matematika, oleh
karena itu filsafat matematika tidak dapat dikatakan sebagai ilmu matematika.2
Filsafat matematika dapat dikatakan sebagai refleksi terhadap ilmu matematika
yang mengakibatkan hadirnya pertanyaan dan jawaban tertentu.
Matematika tidak muncul secara tiba-tiba. Matematika lahir karena ada
sebab-sebab yang melahirkannya seperti halnya produk manusia lainnya semisal
lampu, sepeda, jenis musik dan lain-lain. Matematika muncul pada kala
dihadapinya masalah-masalah yang melibatkan kuantitas, struktur, ruang atau
perubahan. Mulanya masalah-masalah itu dijumpai di dalam perdagangan,
pengukuran tanah, dan kemudian astronomi. Sekarang, semua ilmu menganjurkan
masalah-masalah yang dikaji oleh para matematikawan, dan banyak masalah yang
muncul didalam matematika itu sendiri. Misalnya, pada tahun 1948 seorang
fisikawan Richard feynam menemukan rumus integral lintasan mekanika kuantum
menggunakan paduan nalar matematika dan wawasan fisika, dan teori dawai masa
sekarang, teori ilmiah yang masih mengembang yang berupanya mempersatukan
empat gaya landasan alami.
Filsafat matematika sama seperti matematika yang tidak dapat muncul tiba-
tiba tetapi karena ada sebab-sebab tertentu. Beberapa faktor yang mempengaruhi
munculnya filsafat matematika adalah sebagai berikut:3

2
Parnabhakti and Ulfa, 2020, Perkembangan Matematika Dalam Filsafat Dan Aliran Formalisme
Yang Terkandung Dalam Filsafat Matematika. (Jurnal Ilmiah Matematika Realistik), hlm.12.
3
Prabowo, 2009, Aliran-Aliran Filsafat Dalam Matematika. (Jurnal Ilmiah Matematika Dan
Pendidikan Matematika), hlm. 28-31.

3
1. Kontradiksi
Pengetahuan matematika diturunkan dengan deduksi logis, sehingga
matematika diklaim sebagai ilmu yang sempurna dan suci tak ternoda kesalahan.
Namun, sesaat setelah itu bermunculan kontradiksi dalam matematika,
sekumpulan obyek matematika yang aneh dan liar, antara lain: tidak mungkin
dapat selalu menyatakan panjang diagonal sebuah persegi panjang dalam bentuk
bilangan kuadrat, adanya bilangan irasional seperti √2, adanya bilangan
transfinit dan bilangan transendental (pi) yang misterius, dan bilangan imajiner
(𝑖 = √−1 ).
Matematika hari ini banyak ditemukan sekawanan obyek-obyek matematika
yang aneh dan liar yang belum dapat dijinakkan meskipun berbagai upaya
domestifikasi telah dilakukan. Contoh terbaru pada tahun 1932 adalah penemuan
bilangan Q oleh Paul Dirac dalam mekanika kuantum yang melanggar aturan
matematika 𝑎 × 𝑏 = 𝑏 × 𝑎. Kawanan tersebut adalah sejenis kontradiksi dalam
matematika, yang jika ditolak akan menyebabkan matematika menjadi mandul.
Penerimaan setengah hati yang disertai dengan upaya domestifikasi terhadap
sekawanan yang aneh dan liar tersebut justru terbukti memberikan manfaat yang
sangat besar bagi matematika.
2. Paradok
Matematikawan adalah mahluk yang cerdik dan tidak bersedia menerima
jika rekonstruksinya gagal. Memilih menyembunyikan kontradiksi-kontradiksi
tersebut dengan sebuah penghalusan atau eufemisne, bahwa yang terjadi
bukanlah kontradiksi tetapi paradok, merupakan pilihan cerdas yang dapat
dilakukan. Semacam anomali. Dengan kecerdikan yang demikian matematika
tetap berjaya, terbebas dari segala kesalahan dan tentunya terbebas dari
kontradiksi. Paradok antara lain muncul dari dialog Socrates dengan Plato
berikut ini.4 Socrates: ”Apa yang berikut ini akan dikatakan oleh Plato adalah
salah.” Plato mengatakan: ”Yang barusan dikatakan Socrates benar.” Contoh
yang cukup populer adalah paradok Zeno (±450 SM) yang menemukan adanya

4
Sembiring, 2010, Matematika Dan Pembelajarannya. (Prosiding Seminar Nasional Matematika).

4
kesulitan mengenai ide kuantitas kecil tak berhingga sebagai penyusun besaran
kontinu. Zeno mencoba membuktikan bahwa pergerakan ke arah kecil tak
berhingga adalah khayalan. Paradok Zeno mengenai “Achiles si Gesit” begitu
terkenal dan memukau ke arah penelusuran konsep ketakberhinggan. Kata Zeno,
yang lebih lambat tidak dapat disalip oleh yang lebih cepat, sehingga Achiles si
Gesit tidak akan mampu menyalip atau mendahului kura-kura. Paradok ini
tidaklah menyatakan bahwa dalam praktek lomba lari yang sebenarnya Achiles
tidak dapat menyalip kura-kura, tetapi memberi gambaran bagaimana
terbatasnya pemikiran dalam logika formal matematika.
Upaya menyelesaikan berbagai paradok menyebabkan terpecahnya
matematikawan ke dalam beberapa arus pikiran atau filsafat. Lahirlah faksi-faksi
dan aliran-aliran dalam filsafat matematika, yang saling berbeda dan saling tidak
mau menerima satu sama lain. Menyembunyikan kontradiksi dalam paradok
tidak selalu membuat pekerja matematika dapat tidur dengan nyenyak.
Matematikawan juga adalah mahluk yang tidak dapat menipu dirinya sendiri.
Kontradiksi tetaplah kontradiksi, bersifat mengurangi nilai keindahan
matematika, meskipun diperhalus terus-menerus.
Secara eksternal matematikawan menyatakan matematika bebas dari
kontradiksi, tetapi diam-diam mereka melanjutkan pekerjaan menyelesaikan
berbagai kontradiksi tersebut, dan memastikan bahwa penyelesaian yang
dilakukannya tidak akan menimbulkan kontradiksi baru, sehingga konsistensi
matematika tetap tegak berdiri, bendera matematika berkibar di tiang tertinggi
dengan lantang dan gagah berani menatap langit biru, tidak akan pernah berkibar
setengah tiang dan malu-malu. Para matematikawan mencoba menyelesaikan
masalah-masalah tersebut, membuang kontradiksi dan mengembangkan sistem
matematika baru yang kebal salah. Mereka membuat rekonstruksi baru atas
struktur logika matematika, dan mulai meninggalkan kepercayaan pada disain
alam semesta yang matematis. Meskipun merupakan suatu kebenaran bahwa
matematika telah tersedia di alam semesta dan orang tinggal menemukannya,
keyakinan tersebut harus ditinggalkan dan beralih pada matematika yang
merupakan hasil konstruksi pikiran bebas manusia yang kebenarannya tidak

5
perlu harus sesuai dengan apa yang terjadi di alam semesta, cukup kebenaran
karena kesepakatan. Tetapi, lagi-lagi muncul kontradiksi yang mencemari logika
matematika dalam rekonstruksi baru tersebut, misalnya paradok Russel dan
paradok Burali-Forti.
3. Krisis Matematika
Filsafat matematika muncul disebabkan oleh adanya kontradiksi, paradok
dan terjadinya krisis dalam matematika. Setidaknya, pernah tercatat tiga kali
krisis dalam metamatika:
(a) Abad ke-5 SM, tidak semua besaran geometri yang sejenis, tidak memiliki
satuan ukuran yang sama. Krisis ini menyebabkan teori proporsi Pythagoras
harus dicoret dari matematika. Krisis yang disadari sangat terlambat, lima
abad kemudian baru dapat diatasi oleh Eudoxus dengan karyanya yang
membahas bilangan irasional.
(b) Abad ke-17, Newton dan Leibniz menemukan kalkulus yang didasarkan
pada konsep infinitesimal, tetapi tidak dapat dijelaskan dengan baik. Namun,
hasil-hasil penerapan kalkulus justru digunakan untuk menjelaskan konsep
infinitesimal, suatu penjelasan yang tidak seharusnya dilakukan. Baru awal
abad ke-19, Cauchy memperbaiki konsep infinitesimal sebagai landasan
kalkulus dengan konsep limit. Weierstrass membuat konsep limit menjadi
lebih kokoh.
(c) Abad ke-19, George Cantor menemukan teori himpunan yang digunakan
secara luas pada cabang-cabang matematika dan menjadi landasan
matematika. Namun demikian, penemuan ini juga menghasilkan paradok
misalnya paradok Burali-Forti dan paradok Russel.

B. Hakikat dan Karakteristik Filsafat Matematika


Berikut penjelasan mengenai hakikat dan karakteristik filsafat matematika.
1. Hakikat Filsafat Matematika
Filsafat matematika terdiri dari dua kata, yaitu filsafat dan matematika. Kata
filsafat diambil dari akar kata “Philos” yang berarti cinta dan “Sophia” yang berarti
kebijaksanaan. Adapun kata istilah matematika berasal dari bahasa latin yaitu

6
“Mathematicha” yang awalnya mengambil istilah Yunani yaitu “Mathematike”
yang berarti berkaitan dengan hubungan pengetahuan.
Filsafat matematika merupakan pemikiran menyeluruh (reflektif) dan
kompleks terhadap persoalan-persoalan mengenai sesuatu hal yang berkaitan
dengan landasan dan dasar dari pengetahuan matematika serta hubungan
matematika di segala bidang kehidupan manusia baik secara epistemologi, ontologi,
metodologi, maupun aspek etis dan estetika pengetahuan matematika.5 Refleksi dari
ilmu matematika dan berakibat munculnya pertanyaan serta jawaban tertentu dapat
dinyatakan sebagai filsafat matematika.6 Filsafat matematika adalah ilmu yang
mencari kebenaran matematika dengan akal pikiran.7
Filsafat matematika adalah cabang dari filsafat yang mengkaji anggapan-
anggapan filsafat, dasar-dasar, dan dampak-dampak matematika. Tujuan dari
filsafat matematika adalah untuk memberikan rekaman sifat dan metodologi
matematika dan untuk memahami kedudukan matematika didalam kehidupan
manusia.8 Filsafat matematika adalah hasil pemikiran filsafat yang sasarannya ialah
matematika itu sendiri. Filsafat dan matematika sudah tidak diragukan lagi bahwa
sejak dulu sampai sekarang kedua bidang pengetahuan ini sangat erat hubungannya.
Filsafat matematika pada dasarnya adalah pemikiran reflektif terhadap matematika.
Filsafat matematika secara langsung memberikan perhatian pada apa yang
merupakan kegiatan filsafat secara keseluruhan, baik dalam sistem maupun dalam
orientasi. Filsafat merupakan ilmu yang berusaha menyelidiki hakikat segala
sesuatu untuk memperoleh kebenaran. Sedangkan matematika adalah alat untuk
memahami filsafat. Prinsip pertama dan utama dalam matematika saat ini adalah
abstraksi, karena bagi para filsuf Yunani yang mengembangkan matematika,
kebenaran pada hakikatnya hanya bersangkut paut dengan suatu entitas permanen
serta suatu keterhubungan dan pertalian yang tidak berubah-ubah. Dengan

5
Haryono, 2015, Filsafat Matematika: Suatu Tinjauan Epistemologi Dan Filosofis, (Bandung:
Alfabeta), hlm. 8-9.
6
Parnabhakti and Ulfa, Loc.Cit.
7
Nugraheni, Rochmad, and Isnarto, 2021, “Aliran Humanis Dalam Filsafat Matematika.
(PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika), hlm. 394.
8
Puspaningtyas, 2019, Berpikir Lateral Siswa SD Dalam Pembelajaran Matematika.( Mathema:
Jurnal Pendidikan Matematika), hlm. 25.

7
demikian, jelas sejak semula matematika bukan hanya merupakan alat bagi
pemahaman filsafat, tetapi juga merupakan bagian dari pemikiran filsafat itu
sendiri. Peran filsafat matematika adalah untuk menunjukkan dasar yang sistematis
dan benar-benar aman untuk pengetahuan matematika, diperuntukkan untuk
kebenaran matematika.
Jadi, filsafat matematika adalah hasil pemikiran filsafat yang sasarannya ialah
matematika itu sendiri yang bertujuan untuk menunjukkan dasar yang sistematis
dan kebenaran pada matematika.
2. Karakteristik Filsafat Matematika
Karakteristik filsafat matematika menurut Ernest, yaitu:9
(a) Pengetahuan matematika: sifat, justifikasi dan genesisnya;
(b) Obyek-obyek matematika: sifat dan asal-usulnya;
(c) Aplikasi matematika: keefektifannya dalam sains, teknologi dan bidang-bidang
lainnya; dan
(d) Pelaksanaan (praktik) matematika: berbagai aktivitas para matematikawan,
baik di masa sekarang maupun dimasa lampau.
Karakteristik tersebut merepresentasikan suatu rekonseptualisasi peranan
filsafat matematika. Setelah rekonseptualisasi, filsafat matematika berperan
merepresentasikan tugas filsafat matematika secara tepat. Maksudnya,
merepresentasikan tugas yang telah dikaburkan oleh identifikasi yang keliru tentang
filsafat matematika dengan pondasi yang logis tentang pengetahuan matematika.
Adanya karakteristik di atas, berarti terbuka jalan untuk menguji layak tidaknya
suatu aliran itu diterima, untuk selanjutnya bisa dianggap sebagai filsafat
matematika.

C. Relasi Filsafat dan Matematika


Dua bidang pengetahuan rasional yang tidak diragukan lagi berhubungan
sangat erat sejak dulu sampai sekarang ialah filsafat dan matematika. Matematika
dan filsafat berkembang secara bersama-sama dengan saling memberikan

9
Qadry et al., 2021, Karakteristik Kultural Dan Filosofi Matematika, (Infinity: Jurnal Matematika
dan Aplikasinya), hlm. 68-70.

8
persoalan-persoalan sebagai bahan masukan dan umpan balik.
Menurut Wahyudi, mengemukakan hubungan antara matematika dan filsafat
sebagai berikut:10
a) Matematika dan filsafat merupakan upaya-upaya intelektual paling awal untuk
memahami dunia disekitar kita, dan keduanya lahir di Yunani Kuno serta
mengalami transformasi-transformasi penting dunia.
b) Matematika adalah studi kasus penting bagi filsuf. Agenda filsafat kontemporer
memiliki formulasi-formulasi yang sangat jelas berfokus pada matematika, yang
meliputi Epistomologi dan Ontologi.
Menurut Haryono hubungan matematika dengan filsafat, antara lain:11
(1) Filsafat dan geometri (suatu cabang matematika) lahir pada masa yang sama, di
tempat yang sama, dan dari ayah yang tunggal , yakni sekitar 640-546 sebelum
Masehi, di Miletus (terletak di pantai barat negara Turki sekarang) dan dari
pikiran seorang bernama Thales.
(2) Matematika tidak pernah lahir dari filsafat, melainkan keduanya berkembang
bersama-sama dengan saling memberikan persoalan-persoalan sebagai bahan
masuk dan umpan balik.
(3) Adanya hubungan timbal balik dan saling pengaruh antara filsafat dan
matematika dipacu pula oleh filsuf Zeno dari Elea. Zeno memperbincangkan
paradoks-paradoks yang bertalian dengan pengertian-pengertian gerak, waktu,
dan ruang yang kemudian selama berabad-abad membingungkan para filsuf dan
ahli matematika.
Filsafat dan matematika tumbuh dan berkembang secara bersama-sama di
bawah asuhan dan dipelopori oleh para filsuf termasyhur yaitu sebagai berikut:12
(a) Thales (624-546 SM)
Thales berasal dari Miletus (terletak di pantai barat Negara Turki sekarang)
thales merupakan seorang perintis matematika dan filsafat Yunani. Dalam suatu
kesempatan berdagang ke Mesir dan Babilonia (pada masa pemerintahan

10
Tarigan, 2021, “Perkembangan Matematika dalam Filsafat dan Aliran Formalisme yang
Terkandung dalam Filsafat Matematika. (Sepren), hlm. 18-19.
11
Haryono, Op.Cit., hlm.9-28.”
12
Ibid., hlm. 10-28.

9
Nebuchadnezzar), dalam waktu senggangnya Thales mempelajari astronomi dan
geometri. Hal ini dipicu ketertarikannya bahwa dengan menggunakan alat-alat yang
biasa dipakai oleh orang-orang Babylon, mereka dapat memprediksi gerhana
matahari setiap tahunnya.
(b) Pythagoras (572-497 SM)
Pythagoras, nama yang tidak asing lagi dikenal bagi mereka yang menyukai
matematika. Pythagoras lahir di pulau Samos daerah lonia dan dikenal sebagai The
Father of Number (bapak bilangan). Pythagoras juga adalah seorang filosof yang
mendirikan mazhab Phytagoreanisme di Crotona yang menjelaskan bahwa ajaran
yang sangat substansial dari suatu benda adalah bilangan dan seluruh gejala yang
terjadi di jagat raya (alam semesta) merupakan pengungkapan indrawi dari
perbandingan-perbandingan matematis. Jadi, dalam ajarah mazhab tersebut
disimpulkan bahwa bilangan merupakan intisari dan dasar pokok dari sifat-sifat
benda.
(c) Plato (427-347 SM)
Plato dilahirkan di Athena, di tengah-tengah lingkungan Aristokrat. Plato
sangat besar pengaruhnya dengan perkembangan matematika, ia membahas tentang
konsep, universal dan tidak membahas benda material. Karena terpengaruh oleh
Pythagoras ia sangat tertarik dengan matematika akan tetapi tidak berkeinginan
untuk mempergunakan matematika tersebut untuk mempelajari dunia.
Menurut Plato bahwa geometri merupakan suatu ilmu yang dengan akal sehat
membuktikan proposisi abstrak mengenai hal-hal yang abstrak seperti garis lurus,
segitiga, segi empat, lingkaran, benda empat dimensi dan lain sebagainnya. Plato
juga menegaskan bahwa geometri sebagai pengetahuan ilmiah berdasarkan akal
sehat menjadi kunci kearah pengetahuan dan kebenaran filsafat serta pemahaman
mengenai sifat alami dari kenyataan yang tak terhingga.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Filsafat matematika sama seperti matematika yang tidak dapat muncul tiba-tiba
tetapi karena ada sebab-sebab tertentu. Beberapa faktor yang mempengaruhi
munculnya filsafat matematika adalah kontrakdisi, paradoks, dan krisis
matematika.
Filsafat matematika adalah hasil pemikiran filsafat yang sasarannya ialah
matematika itu sendiri yang bertujuan untuk menunjukkan dasar yang sistematis
dan kebenaran pada matematika. Karakteristik filsafat matematika, yaitu
pengetahuan matematika: sifat, justifikasi dan genesisnya; obyek-obyek
matematika: sifat dan asal-usulnya; aplikasi matematika: keefektifannya dalam
sains, teknologi dan bidang-bidang lainnya; dan pelaksanaan (praktik) matematika:
berbagai aktivitas para matematikawan, baik di masa sekarang maupun di masa
lampau.
Hubungan antara matematika dan filsafat ialah matematika dan filsafat
merupakan upaya-upaya intelektual paling awal untuk memahami dunia di sekitar
kita dan matematika adalah suatu studi kasus penting bagi filsuf. Agenda filsafat
kontemporer memiliki formulasi-formulasi yang sangat jelas berfokus pada
matematika, yang meliputi Epistomologi dan Ontologi.

B. Saran
Setelah membahas hakikat dan karakteristik filsafat matematika ini. Penulis
berharap kita dapat mengetahui lebih dalam tentang filsafat matematika, khususnya
dalam kehidupan sehari-hari dan menanamkannya pada pendidik dan peserta didik
sehingga materi pendidikan dapat dimengerti dan dipahami oleh pendidik dan
peserta didik dalam mengaplikasikannya di kehidupan sehari- hari. Makalah kami
masih jauh dari kata sempurna, dan kami minta saran dan kritiknya yang bersifat
membangun untuk perbaikan pada makalah kami berikutnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ernest, Paul, Ole Skovsmose, Jean Paul Van Bendegem, Maria Bicudo, Roger
Miarka, Ladislav Kvasz, and Regina Moeller. (2016). The Philosophy of
Mathematics Education. Springer Nature.
https://library.oapen.org/bitstream/handle/20.500.12657/27750/1/1002255.
pdf.

Haryono, Didi. (2015 ). “Filsafat Matematika (Suatu Tinjauan Epistemologi Dan


Filosofis).” Alfabeta. http://eprints.unm.ac.id/3734/.

Ismail, Haris Hidayat. (2022). "Keterkaitan antara Filsafat Matematika dengan


Model Pembelajaran Berbasis Budaya." Paradigma Jurnal Pendidikan
Matematika, Vol. 15, no 2: 39-46.

Nugraheni, Nursiwi, Rochmad Rochmad, and Isnarto Isnarto. (2021). “Aliran


Humanis Dalam Filsafat Matematika.” In PRISMA, Prosiding Seminar
Nasional Matematika, 4:393–96.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/article/view/45015.

Parnabhakti, Lily, and Marchamah Ulfa. (2020). “Perkembangan Matematika


Dalam Filsafat Dan Aliran Formalisme Yang Terkandung Dalam Filsafat
Matematika.” Jurnal Ilmiah Matematika Realistik 1, no. 1: 11–14.

Prabowo, Agung. (2009). “Aliran-Aliran Filsafat Dalam Matematika.” Jurnal


Ilmiah Matematika Dan Pendidikan Matematika 1, no. 2: 25–45.

Puspaningtyas, Nicky Dwi. (2019). “Berpikir Lateral Siswa SD Dalam


Pembelajaran Matematika.” Mathema: Jurnal Pendidikan Matematika 1,
no. 1: 24–30.

12
Qadry, Ikhbariaty Kautsar, Syahrullah Asyari, Nur Ismiyati, and Andi Patimbangi.
(2021). “Karakteristik Kultural Dan Filosofi Matematika.” Infinity: Jurnal
Matematika Dan Aplikasinya 2, no. 1: 62–71.

Sembiring, R. K. (2010). “Matematika Dan Pembelajarannya.” In Prosiding


Seminar Nasional Matematika 2010, 1–12.

Tarigan, Robin. (2021). “Perkembangan Matematika Dalam Filsafat Dan Aliran


Formalisme Yang Terkandung Dalam Filsafat Matematika.” Sepren 2, no.
2: 17–22.

13
BERITA ACARA

Pada tanggal 21 Oktober 2023 telah dilaksanakan presentasi dan diskusi pada mata
kuliah Filsafat Pendidikan Matematika, dengan rincian sebagai berikut:
Pemakalah : Essy Puspita Rahim
NIM : 2310246269
Judul Makalah : Hakikat dan Karakteristik Filsafat Matematika
Dosen Pengampu :1. Dr. Nahor Murani Hutapea, M.Pd.
2. Dr. Sehatta Saragih, M.Pd.

Hasil Diskusi:
1. Pertanyaan dari Nurfatma Sari (kelompok 12 B)
Faktor manakah yang paling mendominasi berdasarkan dari 3 faktor-faktor
pendorong timbulnya filsafat matematika yang telah dikemukakan? Jelaskan
pendapatmu!
Penjelasan:
Faktor pendorong timbulnya filsafat matematika yang paling mendominasi
adalah faktor kontradiksi. Ini disebabkan karena banyak para ahli yang memiliki
perbedaan pendapat pemikiran mengenai matematika yang kemudian
munculnya kontradiksi sebagai cikal bakal timbulnya paradoks dan krisis
matematika. (Prabowo, 2009)

2. Pertanyaan dari Syaadah Alnur (kelompok 11 A)


Apa pentingnya mempelajari filsafat matematika sebagai guru matematika?
Penjelasan:
Pentingnya filsafat matematika didalam dunia pendidikan sebagai guru
matematika terletak dalam pembentukan karakteristik siswa dalam pembelajaran
matematika. Adapun contohnya sebagai berikut:
a. Pemikiran kritis
Melalui filsafat matematika siswa diajak untuk mempertanyakan dasar-dasar
matematika dan mengembangkan pemikiran kritis. Ini membantu siswa

14
menjadi pembelajar yang lebih analitis dan berpikir kritis dalam
memecahkan masalah matematika.
b. Ketelitian dan kesabaran
Beberapa topik dalam matematika mungkin sulit dan memerlukan ketelitian
serta kesabaran dalam berpikir dan menyelesaikan masalah.
c. Kreativitas dan imajinasi
Melalui filsafat matematika mengajak siswa untuk berpikir kreatif dan
menggunakan imajinasi dalam menyelidiki pertanyaan-pertanyaan filosofis
tentang matematika. (Haris, dkk. 2022)

3. Pertanyaan dari Emil Yasid Ilyas (kelompok 4)


Sebutkan contoh konkrit dari relasi filsafat dan matematika di sekolah!
Penjelasan:
Salah satu contoh konkrit dari relasi filsafat dan matematika di sekolah adalah
geometri. Plato menjelaskan bahwa geometri merupakan suatu ilmu yang
dengan akal sehat membuktikan proposisi abstrak mengenai hal-hal abstrak
seperti garis lurus, segitiga, segi empat, lingkaran, benda empat dimensi dan lain
sebagainya. Pato juga menegaskan bahawa geometri sebagai pengetahuan ilmu
berdasarkan akal sehat yang menjadinkunci kearah pengetahuan dan kebeneran
filsafat serta pemahaman mengenai sifat alami dari kenyataan yang tak
terhingga. (Tarigan, 2021)

15

Anda mungkin juga menyukai