Anda di halaman 1dari 25

KUNCI MEMAHAMI FILSAFAT MATEMATIKA DAN KOMPUTER ADALAH LOGIKA

ILHAM DJUFRI, ST.M,Kom

DISUSUN OLEH:

NAMA : EKA CITRA NASRIN

NIM : 1245720007

KELAS : 1MI01

JURUSAN : MANAJEMEN INFORMATIKA

Jln Batu Angus Dufa-Dufa, Ternate Utara ,Ternate Maluku Utara

DAFTAR ISI

Contents
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
BAB 2 PENDAHULUAN.................................................................................................................................3
HUBUNGAN FILSAFAT DAN MATEMATIKA..................................................................................................3
1.Epistemologi matematik...........................................................................................................................4
2. Ontologi matematik.................................................................................................................................4
3. Aksiologi matematik................................................................................................................................5
C.HUBUNGAN FILSAFAT MATEMATIKA DAN LOGIKA................................................................................16
D.HUBUNGAN LOGIKA ,FILSAFAT, MATEMATIKA DAN KOMPUTER...........................................................19
E. IMPLEMENTASI LOGIKA DAN MATEMATIKA PADA KOMPUTER............................................................20
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................21

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmatnya sehingga penulis dapat menyusun
makalah tentang “LOGIKA MATEMATIKA” dengan sebaik-baiknya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan bagi kami
mahasiswa sehingga kami mampu melanjutkan cita-cita kedepan nanti.
Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu, memfasilitasi, memberi
masukan, dan mendukung penulisan makalah ini sehingga selesai tepat pada waktunya. Semoga dibalas
oleh Allah SWT dengan ganjaran yang berlimpah.

Meski penulis telah menyusun makalah ini dengan maksimal, tidak menutup kemungkinan masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu sangat diharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca sekalian.

Akhir kata, saya berharap makalah ini dapat menambah referensi bagi kami mahasiswa.

BAB 2 PENDAHULUAN

HUBUNGAN FILSAFAT DAN MATEMATIKA

 Matematika berasal dari bahasa Yunani: mathematikos yaitu ilmu pasti, dari kata
mathema Filsafat matematika adalah cabang dari filsafat yang mengkaji anggapan-
anggapan filsafat, dasar-dasar, dan dampak-dampak matematika. Tujuan dari filsafat
matematika adalah untuk memberikan rekaman sifat dan metodologi matematika dan
untuk memahami kedudukan matematika di dalam kehidupan manusia. Bidang
pengetahuan yang disebut filsafat matematika adalah hasil pemikiran filsafati yang
sasarannya ialah matematika itu sendiri. Filsafat dan matematika sudah tidak diragukan
lagi bahwa sejak dulu sampai sekarang kedua bidang pengetahuan ini sangat erat
hubungannya.

Pendapat para ahli matematika dan para filsuf mengenai apa itu filsafat matematika.
Dapat diambil contoh dalam perumusan dari 2 buku matematika dan 2 kamus filsafat
yaitu sebagai berikut:

 Filsafat matematika dapat dilukiskan sebagai suatu sudut pandang dimana bagian dan
kepingan matematika dapat disusun dan dipersatukan berdasarkan asas.
 Suatu filsafat matematika itu sama dengan penyusunan kumpulan pengetahuan
matematika yang kacau balau yang terhimpun selama berabad-abad yang diberi suatu
makna tertentu.
 Penelaahan konsep-konsep pembenaran terhadap asas-asas yang digunakan dalam
matematika.
 Penelaahan tentang konsep-konsep dan sistem-sistem yang terdapat dalam matematika,
dan mengenai pembenaran terhadap pernyataan matematika.
Dewasa ini filsafat matematika merupakan bidang pengetahuan yang sangat luas. Perincian
problem-problem dan ruang lingkup filsafat ilmu dalam penerapannya terhadap filsafat
matematika dapat dan perlu diterbitkan sehingga tercipta skema yang lebih sistematis dan
memungkinkan pembahasan selanjutnya yang lebih jelas. Perincian bidang filsafat matematika
yang dapat dikemukakan dan diharapkan lebih sistematis mencakupbeberapa bagian sebagai
berikut :

1.Epistemologi matematik
Epistemologi matematik adalah teori pengetahuan yang sasaran penelaahannya ialah
pengetahuan matematik. Epistomologi sebagai salah satu bagian dari filsafat merupakan
pemikiran reflektif terhadap berbagai segi dari pengetahuan seperti kemungkinan, asal-mula,
sifat alami, batas-batas, asumsi dan landasan, validitas dan reliabilitas sampai kebenaran
pengetahuan. Dengan demikian landasan matematik merupakan pokok soal utama dari
epistemologi matematik.

2. Ontologi matematik
Ontologi pada akhir-akhir ini dipandang sebagai teori mengenai apa yang ada. Hubungan antara
pandangan ontologis (atau metafisis) dengan matematik cukup banyak menimbulkan persoalan-
persoalan yang dibahas oleh sebagian filsuf matematik. Dalam ontologi matematik dipersoalkan
cakupan dari pernyataan matematik (cakupannya suatu dunia yang nyata atau bukan). Pandangan
realisme empirik menjawab bahwa cakupan termaksud merupakan suatu realitas. Eksistensi dari
entitas-entitas matematik juga menjadi bahan pemikiran filsafati. Terhadap problim filsafati ini
pandangan Platonisme menjawab bahwa titik dan garis yang sesungguhnya terdapat dalam dunia
transenden yang kini hanya diingat oleh jiwa manusia di dunia ini, sedang konsepsi
Aristotelianisme mengemukakan bahwa entitas-entitas itu sungguh ada dalam dunia empirik
tetapi harus disuling dengan abstraksi. Suatu hal lagi yang merupakan problim yang bertalian
ialah apakah matematik ditemukan oleh manusia atau diciptakan oleh budinya. Pendapat yang
menganggap matematik sebagai suatu penemuan mengandung arti bahwa aksioma-aksioma
matematik merupakan kebenaran mesti (necessary truth) yang sudah lebih dulu di luar pengaruh
manusia.

3. Aksiologi matematik
Aksiologi matematika terdiri dari etika yang membahas aspek kebenaran, tanggungjawab dan
peran matematika dalam kehidupan, dan estetika yang membahas mengenai keindahan
matematika dan implikasinya pada kehidupan yang bisa mempengaruhi aspek-aspek lain
terutama seni dan budaya dalam kehidupan. Aksiologi matematika sangat banyak memberikan
kontribusi perubahan bagi kehidupan umat manusia di jagat raya nan fana ini. Segala sesuatu
ilmu di dunia ini tidak bisa lepas dari pengaruh matematika. Dari segi tehnis, matematika
mempunyai peranan yang sangat penting dalam kemajuan teknologi. Dengan matematika,
peradaban manusia berkembang dari peradaban yang sederhana dan bersahaja menjadi
peradaban modern yang bercorak ilmiah dan tehnologis.
Hubungan Antara Filsafat dengan Matematika

Pendapat bahwa filsafat merupakan ayah ibu dari matematika adalah keliru. Matematika tidak
pernah lahir dari filsafat, melainkan keduanya berkembang bersama-sama dengan saling
memberikan persoalan-persoalan sebagai bahan masuk dan umpan balik. Dalam lintasan sejarah
kedua saudari kembar filsafat dan matematika itu selanjutnya tumbuh bersama-sama dibawah
asuhan filsuf yang juga ahli matematika pythagoras (572-497 S.M.).

IniFilsafat dan matematika memiliki hubungan yang erat, antara lain:

Filsafat dan geometri (suatu cabang matematika) lahir pada masa yang sama, di tempat yang
sama, dan dari ayah yang tunggal, yakni sekitar 640-546 sebelum Masehi, di Miletus (terletak di
pantai barat negara Turki sekarang) dan dari pikiran seorang bernama Thales.
Matematikatidak pernah lahir dari filsafat, melainkan keduanya berkembang bersama-sama
dengan saling memberikan persoalan-persoalan sebagai bahan masuk dan umpan balik.
Adanya hubungan timbal balik dan saling pengaruh antara filsafat dan matematikadipacu pula
oleh filsuf Zeno dari Elea. Zeno memperbincangkan paradoks-paradoks yang bertalian dengan
pengertian-pengertian gerak, waktu, dan ruang yang kemudian selama berabad-abad
membingungkan para filsuf dan ahli matematik.
Demikianlah sejak permulaan sampai sekarang filsafat dan matematika terus menerus saling
mempengaruhi. Filsafat mendorong perkembangan matematika dan sebaliknya matematika juga
memacu pertumbuhan filsafat Matematika hidup untuk menghidupkan Ilmu lainnya
PEMIKIRAN FILSAFATI TENTANG MATEMATIKA
Bidang pengetahuan sebagai perwujudan dari interaksi filsafat dengan matematika yang sangat
menarik perhatian filsuf dan/atau ahli matematik disebut dengan berbagai nama, yakni:

– Philosophy of mathematics (filsafat matematik)

– Foundations of mathematics (landasan matematik)

– Metamathematics (adi-matematik)

– Mathematical Philosophy (filsafat kematematikaan)

Bidang pengetahuan yang disebut filsafat matematika merupakan hasil Pemikiran filsafati yang
sasarannya ialah matematika itu sendiri. Filsafat sebagai rangkaian aktivitas dari budi
manusiapada dasarnya adalah pemikiran reflektif (reflective thinking). Pemikiran relatif atau
untuk singkatnya refleksi (reflection) dapat dicirikan sabagai jenis pemikiran yang rediri atas
mempertimbangkan secara cermat suatu pokok soal dalam pikiran dan memberikannya perhatian
yang sungguh-sungguh dan terus-menerus (the kind of thinking that consits in turning a subject
over in the mind ang giving it serious and consecutive consideration). Suatu pendapat lain yang
mirip merumuskannya sebagai pertimbangan cermat secara penuh perhatian beberapa kali
terhadap hal yang sama (thinking attentively several times over of the same thing). Dalam
sebuah kamus psikologi refective thinking dianggap sepadan denag logikal thinking (pemikiran
logis), yakni aktivitas budi manusia yang diarahkan sesuai dengan kaida-kaida logika.

Dengan demikian filsafat matematika pada dasarnya adalah pemikiran relatif terhadap
matematika. Matematika menjadi suatu pokok soal yang dipertimbangkan secara cermat dan
dengan penuh perhatian. Pemikiran filsafati juga bersifat reflektif dalam arti menengok diri
sendiri untuk memahami bekerjanya budi itu sendiri. Ciri reflektif yang demikian itu ditekankan
oleh filsuf Inggris R.G. Collingwood yang menyatakan ”philosophy is reflektive. The
philosophizing mind never simply thinks also about any object, thinks also about its own thought
about that object.” (filsafat bersifat relektif tidaklah semata-mata berpikir tentang suatu obyek;
sambil berpikir tentang sesuatu obyek,budi itu senantiasa berpikir juga tentang pemikirannya
sendiri mengenai obyek itu). Jadi budi manusia yang diarahkan untuk menelaah obyek-obyek
tertentu sehingga melahirkan matematika kemudian juga memantul berpikir tentang matematika
sehingga menumbuhkan filsafat matematik agar memperoleh pemahaman apa dan bagaimana
sesungguhnya matematika itu.

Di antara ahli-ahli matematika dan para filsuf tidak tampak kesatuan pendapat mengenai apa
filsafat matematika itu. Sebagai sekedar contoh dapatlah dikutipkan perumusan-perumusan dari
2 buku matematik dan 22 kamus filsafat yang berikut :

1). ”A philosophy of mathematics might be described as a viewpoint from which the various bits
and pieces of mathematics can be organized and unifiet by some basic principles.” (suatu filsafat
matematik dapatlah dilukiskan sebagai suatu sudut pandang yang dari situ pelbagai bagian dan
kepingan matematik dapat disusun dan dipersatukan berdasarkan beberapa asas dasar).

2). ”In particular, a philosophy of mathematics essentially amounts to an attempted


reconstruction in which the chaotic mass of mathematical knowledge accumulated over the ages
is given a certain sense or order.” (Secara khusus suatu filsafat matematika pada dasarnya sama
dengan suatu percobaan penyusunan kembali yang dengannya kumpulan pengetahun matematika
yang kacau balau yang terhimpun seama berabat-abat diberi suatu makna atau ketertiban
tetentu.)
3) ”The study of the concepts of and justification for the principles used in
mathematis.”(Penelaahan tentang konsep dari pembenaran terhadap asas-asas yang dipergunakan
dalam matemarik.)

4) “The study of the concepts and systems appearing in matematics, and of the justification of
matematical statements.(Penelaahan tentang konsep-konsep dan sistem-sistem yang terdapat
dalam matematika, dan mengenai pembenaran terhadap pernyataan-pernyataan matematika.)

Dua pendapat yang pertama dari ahli-ahli matematika menitikberatkan filsafat matematika
sebagai usaha menyusun dan menerbitkan bagian-bagian dari matematika yang selama ini terus
berkembangbiak. Sedang 2 definisi berikutnya dari ahli filsafat merumuskan filsafat matematika
sebagai studi tentang konsep-konsep dalam matematika dan pembenaran terhadap asas atau
pernyataan matemati.

Menurut pendapat filsuf Belanda Evert Beth disampingnya matematika sendiri dan filsafat
umum harus pula dibedakan adanya 2 bidang pemikiran lainnya,yakni filsafat matematika dalam
arti yang lebih luas (philosophy of matematics in a broader sense) dan penelitian mengenai
landasan matematik (foundations of matematics).Landasan matematika kadang-kadang
dipersamakan pengertiannya dengan filsafat matematika. Foundations of matematics khususnya
bersangkutpaut dengan konsep-konsep dan asas-asas fundamental (fundamental concepts and
principles) yang dipergunakan dalam matematika. Dengan demikian kedua, definisi philosophy
of matematics dari kamus-kamus filsafat tersebut di atas lebih merupakan batasan dari pengertian
landasan matematik. Charles Parsons dalam The Encyclopedia of philosohy
megaskan :”Foundational research has always been concerned with the problem of justifying
mathematical statements and priciples, with understading why certain evident propositions are
evident, with providing the justification of accepted principles which seem not quite evident, and
with finding and casting off principles which are unjustified.”(Penelitian landasan senatiasa
bersangkutan dengan masalah tentang pembenaran terhadap pernyataan-pernyataan dan asas-asas
matematik, dengan pemahaman mengapa proposisi-proposisi tertentu yang jelas sendirinya
adalah demikian, degan pemberian pembenaran terhada asas-asas yang telah diterima yang
tampaknya tidak sendirinya begitu jelas, dan dengan penemuan dan penaggalan asas-asas yang
tak terbenarkan.)

Dari konsep pokok dan prisip dasar foundations of mathematics meneruskan penelaannya
sehingga sampai pada sifat alami (nature) dari matamatik dan bahkan juga tentang metode
matematik. Hal ini tegaskan dalam Encyclopaedia Britannica sebagai berikut :

”The study of the foundations of mathematics has dealt with the concepts, and the assumptions
about those concepts, with which mathematics starts. Especially since 1900, foundational
investigations have come to include also an inquiry into the nature of mathematical theories and
the scope of mathematical methods.” (Penelaahan tentang landasan matematika telah bersangkut
paut dengan konsep-konsep dan patokan pikiran-patokan pikiran mengenai konsep-konsep itu
yang dengannya matematik bermula. Khususnya setelah 1900 penyelidikan-penyelidikan
landasan berlangsung hingga mencakup suatu penyelidikan terhadap sifat alami dari teori-teori
matematika dan lingkupan dari metode-metode matematika).

Dengan adanya perluasan pokok soal dan permasalahan yang ditelaah itu dapatlah dimengerti
bilamana foundations of mathematics seolah-olah identik dengan philosophy of mathematics.
Tetapi seperti telah dinyatakan di muka landasan matematika sesungguhnya kalah luas
dibandingkan dengan filsafat matematika. Seorang ahli matematika menyatakan bahwa
perkataan ’foudations’ bilamana dipakai oleh para ahli matematika mengacu pada studi tentang
sifat alami yang mendasar dari matematika (studies of the basic nature of mathematics).

Dalam abad 20 ini studi mengenai sifat alami dari matematik menumbuhkan 3 mazhab landasan
matematika yang terkenal dengan nama logisisme,formalisme, dan intuitionisme. Mazhab
logisisme dipelopori oleh filsuf Inggris Bertrand Arthur William Russell. Dalam 1903 terbitlah
buku beliau The Principles of Mathematics yang berpegang pada pendapat bahwa matematika
murni semata-mata terdiri atas deduksi-deduksi dengan prinsip-prinsip logika dari prinsip-prinsip
logika. Dengan demikian matematik dan logika merupakan bidang yang sama karena seluruh
konsep dan dalil matematik dapat diturunkan dari logika. Dalam sebuah karya tulis lainnya
Russell menegaskan hubungan antara matematik dan logika itu sebagai berikut:

”Foundational research has always been concerned with the problem of justifying mathematical
statements and principles, with understanding why certain evident propositions are evident,wuth
providing the justification of accepted principles which seem not principles which are
unjustifien.” (penelitian landasan senantiasa bersangkutan dengan masalah tentang pembenaran
terhadap pernyataan-pernyataan dan asas-asas matematika, dengan pemahaman mengapa
proposisi-proposisi tertentu yang jelas sendirinya adalah demikian, dengan pemberian
pembenaran terhadap asas-asas yang telah diterima yang tampaknya tidak sendirinya begitu
jelas, dan dengan penemuan dan penanggalan asas-asas yang tak terbenarkan.)

Dari konsep pokok dan prinsip dasar foundations of mathematics meneruskan penelaahannya
sehingga sampai pada sifat alami (nature) dari matematik dan bahkan juga tentang metode
matematik, Hal ini ditegaskan dalam Encyclopaedia Britannica sebagai berikut :

”The study of the foundations of mathenatics has dealt with the concepts, and the assumptions
about those concepts, with which mathematics atarts. Espencially since 1900, foundational
investigations have come to include also an inquiry into the nature of mathematical theories and
the scope of mathematical methods.” (Penelaahan tentang landasan matematika telah bersangkut
paut dengan konsep-konsep dan patokan pikiran-patokan pikiran mengenai konsep-konsep itu
yang dengannya matematika bermula. Khususnya setelah 1900 penyelidikan-penyelidikan
landasan berlangsng hingga mencakup suatu penyelidikan terhadap sifat alami dari teori-teori
matematika dan lingkupan dari metode-metode matematika.)

Dengan adanya perluasan pokok soal dan permasalahan yang ditelaah itu dapatlah dimengerti
bilamana foundations of mathematics seolah-olah identik dengan philosophy of mathematics.
Tetapi seperti telah dinyatakan dimuka landasan matematika sesunggunya kalah luas
dibandingkan dengan filsafat matematika. Seorang ahli matematika menyatakan bahwa
perkataan ”foundations” bilamana dipakai oleh para ahli matematika mengacu pada studi tentang
sifat alami yang mendasar dari matematika (studies of the basic nature of mathematics).

Dalam abad 20 ini studi mengenai sifat alami dari matematik menumbuhkan 3 mazhab landasan
matematika yang terkenal dengan nama logisisme, formalisme,dan intuitonisme. Mazhab
logisisme dipelopori oleh filsuf Inggris Bertrand Arthur William Russell. Dalam 1930 terbitlah
buku beliau The Principles of mathematics yang berpegang pada pendapat bahwa matematika
murni semata-mata terdiri atas deduksi-deduksi dengan prinsip-prinsip logika dari prinsip-prinsip
logika. Dengan demikian matematika dan logika merupakan bidang yang sama karena seluruh
konsep dan dalil matematika dapat diturunkan dari logika. Dalam sebuah karya tulis lainnya
Russell menegaskan hubungan antara matematika dan logika itu sebagai berikut :
”But both have developed in moden times : logic has become more mathematical and
mathematics has become more logical. The consequence is that it has now become wholly
impossible to draw a line between the two; in fact, the two are one. They differ as boy and man :
logic is the youth of mathematics and mathematics is the manhood of logic.” (Tetapi kedua-
duanya berkembang dalam zaman modern: logika telah menjadi lebih bersifat matematis dan
matematika menjadi lebih logis. Akibaynya ialah bahwa kini menjadi sepenuhnya tak mungkin
untuk menarik suatu garis di antara keduanya ; sesungguhnya dua hal itu merupakan satu.
Mereka berbeda seperti anak dan orang dewasa : logika merupakan masa muda dari matematik
dan matematik merupakan masa dewasa dari logika.)

Mazhab landasan matematika formalime dipelopori oleh ahli matematika besar dari Jerman
David Hilbert. Menurut Mazhab ini sifat alami dari matematika ialah sebagai sifat lambing yang
formal. Matematika bersangkut paut dengan sifat-sifat structural dari symbol-simboldan poses
pengolahan terhadap lambing-lambang itu. Simbol-simbol dianggap mewakili pelbagai sasran
yang menjadi obyek matematika. Bilangan-bilangan misalnya dipandang sebagai sifat-sifat
structural yang paling sederhanan dari benda-benda. Dengan simbolisme abstrak yang dilepaskan
dari sesuatu arti tertentu dan hanya menunjukkan bentuknya saja Mazhab formalisme berusaha
menyelidiki struktur dari pelbagai sistem. Berdasarkan landasan pemikiran itu seorang
pendukung Mazhab tersebut merumuskan matematik sebagai ilmu tentang sistem-sistem formal
(Mathematics is the science of formal systems.) Ketepatan dalil-dalil matematika terletak dalam
akal manusia ( human intellect) dan tidak pada symbol-simbol di atas kertas sebagaimana di
yakini oleh mazhab formalisme. Dalam pemikiran mazhab intuitionisme matematik berlandaskan
suatu ilham dasar ( basic intuitio)mengenai kemungkinan untuk membangun sebuah seri
bilangan yang tak terbatas. Ilham ini pada hekatnya merupakan suatu aktivita berpirir yang tak
tergantung pada pengalaman, bebas dari bahasa dan simbolisme, sertabersifat obyektif.
Istilah ’foundations’ dalam bidang keilmuan mempunyai makna-makna berlainan. Oleh karena
itu untuk kejelasan maknanya kadang-kadang dibubuhi cirinya yang dimaksud. Dalam kaitannya
dengan matematika orang menegaskannya dengan istilah ’logical foundations of
mathematics’(landasan logismatematik).Istilah ’logical foundations’dapat juga di persamakan
dengan ’philosophical foundations’ (landasan filsafati) seperti misalnya dilakukan oleh filsuf
Rudolf Carnap (1891-1970). Dengan landasan logis atau filsafati itu para ahli sesuatu bidang
ilmu disadarkan terhadap kemungkinan keterbatasan dan kesalahan dari patokanpikiran-
patokanpikiran yang dipergunakannya sebagai pangkal dalam ilmunya.

Selain landasan matematika yang kadang-kadang secara kurang tepat dipersamakan dengan
filsafat matematika, ada lagi suatu bidang pengetahuan yang juga dicampuradukan dengan
philosophy of mathematics, yakni metamathematics (adi-matematik).Misalnya Arthur Pap yang
menegaskan perbedaan antara mathematics dan meta-mathematics menyatakan bahwa meta-
mathematics menyatakan bahwa meta-mathematics disebut juga ”philosophy of mathematics”.28
Prkataan Yunani ’meta’ berarti diluar, diatas, dibalik atau sesudah. Dalam hubungannya dengan
sesuatu cabang ilmu atau bidang pengetahuan awalan meta umumnya diartikan sebagai suatu
teori, suatu bahasa atau uraian yang justru membahas atau memaparkan cabang ilmu yang
bersangkutan. Dengan demikian secara harafia metamathematics memang dapat berarti bidang
pengetahuan yang berada diluar atau diatas matematika yang menelaah matematika itu sendiri
separti halnya filsafat matematika. Tetapi menurut asalmulanya dan pertumbuhan selanjutnya
adi-matematika dimaksudkan sebagai sebuah teori pembuktian untuk menetapkan ada atau
tidaknya konsistensi dalam matematika dan menjawab masalah-masalah lainnya seperti problem
keputusan dan kelengkapan dalam suatu sistim formal.Sebagai pangkal perkenalan dapatlah
kiranya dikutipkan 4 buah perumusan matematics yang berikut:”

1) “the formalization of mathematical proof by means of a logistic system makes possible


an objective theory of proofs and provability, in which proofs are treated as concrete
manipulations of formulas (and no use is made of meanings of formulas). This is
Hilbert’s proof theory, or matematics.”29 (formalisasi dari pembuktian matematika
dengan perantaraan suatu sistim logika memungkinkan adanya sebuah teori obyektif
tentang pembuktian dan hal dapat dibuktikan yang dalam teori itu pembuktian-
pembuktian diperlakukan sebagai pengolahan-pengolahan nyata terhadap rumus-rumus
dan tidak dipersoalkan arti dari rumus-rumus itu. Ini merupakan teori pembuktian dari
Hilbert atau adi- matematik.)

2) “Metamathematics is a branch of mathematical logic which studies formal theories and


solves problems pertaining to such theories. (Adi-matematika adalah suatu cabang dari
logika matematika yang menelaah teori-teori formal dan memecahkan persoalan-
persoalan yang meyangkut teori-teori demikian itu.)

3) Patrik Suppes merumuskan metamathematics sebagai cabang matematika yang


menyelidiki sruktur dari sistim-sistim bahasa atau teori-teori yang diformalkan dan
hubungannya dengan entitas-entitas matematik lainnya (That branch of mathematis
which investigates the structure of formalized languages or theories and their
relationship to other mathematical.)

4). “Hilbert and his folowers used ideas of this kind to devise a formalitazed theory of proof,
including within it a system of symbolic logic. The aim of the theori was to prove the
consistency of logical structure of ordinary mathematic. In as much as the theory was out
mathematics, it was termed metamathematics. (Hilbert dan para pengikutnya memakai ide ide
semacam ini untuk menyusun sebuah teori pembuktian yang di formalkan, termasuk di
didalamnya sebuah sistem logika simbolik, tujuan dari teori itu ialah membuktikan konsistensi
dari struktur logis matematika biasa . oleh karena teori itu berada di,luar matematika, adi-
matematika.)
Metamathematcs dipelopori dan diperkembangkan oleh Davit Hilbert yang juga menjadi pelopor
dari mazhab landasan matamatika formalisme. Beliau menyusun program untuk memformalkan
cabang-cabang matematika biasa. Formalisasi yang ketat itu meliputi penentuan simbol-simbol
yang dengan abstraksi sepenuhnya lalu terlepas dari sesuatu arti tertentu. Rangkaian lambang-
lambang yang tersusun baik kemudian menjadi formula-formula atau rumus-rumus untuk
memaparkan perbincangan-perbincangan berdasarkan bentuknya (from) saja. Perbincangan
dalam bahasa biasa mempergunakan kalimat-kalimat yang dipahami berdasarkan artinya. Bagi
sesuatu cabang matematika formalisasiyang demikian itu menghasilkan suatu sistem formal
(formal system). Sisrem formal ini kadang-kadang disebut pula teori formal atau matematik
formal. Selanjutnya dalam program Hilbert sistem formal sbagai suatu keseluruhan dijadikan
abjek dari suatu studi matematik yang dinamakan adi-matematik atau teri pembuktian. Stephen
Cole Kleene dalam buku pengantarnya menegaskan lingkupan adi-matematika itu sebagai
berikut :

”Metamathematics includes the description or definition of formal system as well as the


investigation of properties of formal system. In dealing with a particular formal system, we may
call the system the object theory, and the metamathematics relating to it its metatheory.” (Adi-
matematika meliputi pemaparan atau definisi dari sistem-sistem formal maupun penyelidikan
terhadap sifat-sifat dari sistem-sistem formal. Dalam pembahasan terhadap suatu sistem formal
khusus, kita dapat menamakan sistem itu teori sasaran dan adi-matematika yang bertalian
dengannya adi-teorinya.)

Demikianlah dari uraian di muka ternyatalah bahwa metamathematics juga tidak identik dengan
philosophy of mathematics. Seperti halnya foundations of mathematics, adi-matematik juga lebih
terbatas ruang lingkupnya dari pada filsafat matematika, yakni menelaah sifat-sifat dari sesuatu
sistem formal khususnya matematika untuk membuktikan konsistensi dan kelengkapan dari
sesuatu cabang matematika.

Dalam kepustakaan masih ada satu lagi bidang pemikiran filsafati yang bersangkutpaut denag
matematika, yaitu mathematical philosophy yang sabaiknya diterjemahkan kedalam Bahasa
Indonesia menjadi filsafat kematematikan untuk di bedahkan dengan filsafat matematika
(philosophy of mathematics). Tampaknya memang cukup sulit untuk membedahkan
mathematical philosophy dengan philosophy of mathematics, karena kedua bidang itu sama-
sama merupaka pemikiran filsafati. Tetapi suatu pembedaan dapatlah kiranya dilakukan dengan
menafsirkan mathematical philosophy sebagai filsafat berdasarkan matematika, sedangkan
tafsiran philosophy of mathematics ialah filsafat mengenai matematika. Dengan tafsiran yang
demikian itu tampaklah kini perbedaan yang lebih jelas antara kedua bidang pemikiran itu.
Filsafat kematematikan sebagai suatu filsafat berdasarkan matematika memakai matematika
sebagai pangkal tolak dan sumber ide untuk melakukan pemikiran filsafati. Suatu contoh dari
mathematical philosophy misalnya ialah Pythagoreanisme yang dipaparkan dalam bab I dimuka.
Aliran filsafat ini dengan berpangkalan pada bilangan mengemukakan pemikiran filsafati bahwa
semua fenomena alam merupakan pengungkapan inderawi dari perbandingan-perbandingan
matematis. Dipihak lain filsafat matematika sebagaimana dinyatakan pada permulaan bab ini
merupakan pemikiran filsafati tentang matematika untuk memperoleh pemahaman mengenai
segenap segi apa dan bagaimana dari matematika
B.Hubungan antara matematika dengan ilmu computer

Matematika dapat mencari persamaan logika yang rasional yang dapat di terjemahkan ke dalam.
Komputer melalui bahasa pemrograman. Komputer dapat melakukan perhitungan logika rasional
matematis secara cepat dan tepat.keterbatasan komputer dapat di atasi dengan logika matematis,
sedangkan persoalan matematis dapat di komputerisasikan layaknya menghitung banyaknya
pasir dalam timbangan.
Banyak sekali kajian matematika yang memberikan kontribusi pada perkembangan kajian
komputer. Kajian matematika tersebut misalnya: Arithmatika, Logika, Sistem Bilangan Real,
Hubungan dan sebagainya. Yang digunakan dalam kajian bahasa pemograman komputer,
misalnya: Fortran, Cobol, Pascal dan lain sebagainya. Di sini saya akan memberi contoh tentang
kontribusi kajian matematika dalam program Pascal untuk menunjukkan bahwa kajian
matematika benar-benar berkontribusi dalam perkembangan kajian komputer. Pengertian dan
salah satu elemen program Pascal di bawah ini sumbernya dari buku karangan Prof. Dr.
Jogiyanto H.M, M.B.A., Akt. Yang berjudul Pengenalan Komputer.
Pascal adalah bahasa tingkat tinggi (high level language) yang orientasinya pada segala
tujuan, dirancang oleh Prof. Niklaus Wirth dari Technical University di Zurich, Switzerland.
Nama Pascal diambil sebagai penghargaan terhadap Blaise Pascal, ahli matematik dan philosophi
terkenal abad 17 dari Perancis.
Pascal merupakan bahasa yang ditujukan untuk membuat program yang terstruktur. Pascal telah
menjadi bahasa yang popular dalam semua kalangan, terutama dikalangan mahasiswa.
Kenyataanya, bahasa Pascal merupakan bahasa pemograman komputer yang paling cepat
popular jika dibanding dengan bahasa-bahasa pemograman komputer lainnya.
Salah satu elemen program Pascal adalah Tanda Operasi (operator) dan Ungkapan (expression)
yang dikelompokkan menjadi 5 kategori, yaitu:

A. Unary minus
Operator yang berupa tanda minus yang hanya digunakan pada sebuah numerik untuk
menunjukkan nilai negatif. Digunakan pada operand numerik real dan numerik integer.
1. Operator NOT
Digunakan untuk membalik nilai logika dari operand Boolean.
- NOT True adalah False
- NOT False adalah True
Dalam logika matematika, operator NOT disebut dengan negasi atau ingkaran.
2. Operator pengali
Yang termasuk operator pengali (multiplying operator) adalah operator perkalian, pembagian,
modulus, operator AND dan penggeser bit.
3. Operator penambah
Yang termasuk dalam operator penambah adalah operator pertambahan, pengurangan, operator
OR dan XOR.
4. Operator hubungan
Operator hubungan dapat digunakan pada semua tipe skalar standar.
Tabel Operator Hubungan
= Sama dengan
Tidak sama dengan
> Lebih besar dari
>= Lebih besar sama dengan dari
< Lebih kecil dari
<= Lebih kecil sama dengan dari
IN Seleksi dari anggota himpunan.

Dari keterangan di atas, dapat dilihat contoh kontribusi konsep matematika dalam
perkembangan bahasa pemograman komputer. Ini hanyalah salah satu contohnya saja. Jadi
masih banyak kajian-kajian komputer yang menggunakan kajian matematika di dalam
mengembangakan program-programnya.
Jika dilihat dari pemakaian kajian matematika dalam bahasa Pascal di atas, berarti yang
digunakan dalam bahasa pemograman komputer baru menggunakan kajian logika matematika,
hubungan dan arithmatika saja.
Ilmu Komputer adalah ilmu pengetahuan yang berisi tentang teori, metodologi, desain dan
implementasi, berhubungan dengan komputasi, komputer, dan algoritmanya dalam perspektif
perangkat lunak (software) maupun perangkat keras (hardware).
Ilmu Komputer mempelajari apa yang bisa dilakukan oleh beberapa program, dan apa yang tidak
(komputabilitas dan intelegensia buatan), bagaimana program itu harus mengevaluasi suatu hasil
(algoritma), bagaimana program harus menyimpan dan mengambil bit tertentu dari suatu
informasi (struktur data), dan bagaimana program dan pengguna berkomunikasi (antarmuka
pengguna dan bahasa pemrograman).
Ilmu komputer berakar dari elektronika, matematika dan linguistik. Dalam tiga dekade terakhir
dari abad 20, ilmu komputer telah menjadi suatu disiplin ilmu baru dan telah mengembangkan
metode dan istilah sendiri.
Penemu algoritma sendiri yang tercatat dalam sejarah awal adalah dari seorang yang
bernama Abu Abdullah Muhammad Ibn Musa al Khwarizmi. Al Khwarizmi adalah seorang ahli
matematika dari Uzbekistan yang hidup di masa tahun 770-840 masehi. Di literatur barat ia lebih
terkenal dengan sebutan Algorizm. Kata algoritma sendiri berasal dari sebutannya ini.
Dalam matematika dan komputasi, algoritma merupakan kumpulan perintah untuk
menyelesaikan suatu masalah. Perintah-perintah ini dapat diterjemahkan secara bertahap dari
awal hingga akhir. Masalah tersebut dapat berupa apa saja, dengan catatan untuk setiap masalah,
ada kriteria kondisi awal yang harus dipenuhi sebelum menjalankan algoritma. Algoritma akan
dapat selalu berakhir untuk semua kondisi awal yang memenuhi kriteria, dalam hal ini berbeda
dengan heuristik. Algoritma sering mempunyai langkah pengulangan (iterasi) atau memerlukan
keputusan (logika Boolean dan perbandingan) sampai tugasnya selesai.
Kompleksitas dari suatu algoritma merupakan ukuran seberapa banyak komputasi yang
dibutuhkan algoritma tersebut untuk menyelesaikan masalah. Secara informal, algoritma yang
dapat menyelesaikan suatu permasalahan dalam waktu yang singkat memiliki kompleksitas yang
rendah, sementara algoritma yang membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan masalahnya
mempunyai kompleksitas yang tinggi.
Seiring dengan perkembangan Ilmu Komputer, dewasa ini banyak sekali peneliti yang mencoba
membuat kajian dan melakukan pendefinisian terhadap Ilmu Komputer. Bagaimanapun juga,
dasar Ilmu Komputer adalah matematika dan engineering (teknik). Matematika menyumbangkan
metode analisa, dan engineering menyumbangkan metode desain pada bidang ini.
Pembuatan suatu software haruslah efisien dalam perhitungan matematika. Jika suatu software
bisa dijalankan oleh semua orang yang baru belajar maupun pakar, unsur kemudahan dalam segi
hitungan matematika akan membuat software tersebut disukai oleh banyak orang.
Perkembangan peradapan matematika ini telah banyak mencetuskan pemikiran dan ide-ide ke
arah pelaksanaan peralatan modern, seperti komputer dan sistem komunikasi. Walaupun
peradapan manusia berubah dengan pesat namun bidang matematika terus relevan dan
menunjang kepada perubahan ini. Sumbangan matematika terhadap perkembangan Ilmu
Komputer sangatlah besar tengok saja istilah-istilah seperti Statistika, Probabilitas, Teori
Informasi, Teori Graf, Aljabar Boolean, Matematika Diskret, dan Kalkulus yang ternyata sangat
dibutuhkan dalam perkembangan Ilmu Komputer.
Statistika. Banyak ilmu yang berkembang atas dasar penerapan konsep dari matematika. Salah
satunya perkembangan ilmu komputer yang sedang berkembang pesat dalam era informasi
sekarang ini. Jaringan komputer, komputer grafis, aplikasi dari berbagai softwere diambil dari
penerapan konsep dan pemikiran dari para ahli yang telah dirangkum dalam ilmu matematika.
Teori grup, struktur aljabar, statistika dan pelu

Banyak sekali hubungan diantara matematika dengan sistem informasi. Matematika dikenal
sebagai ilmu dasar. Pelajaran matematika melatih kemampuan untuk berpikir logis dan
sistematis. Ilmu Komputer adalah ilmu pengetahuan yang berisi tentang teori, metodologi, desain
dan implementasi, berhubungan dengan komputasi, komputer, dan algoritmanya dalam
perspektif perangkat lunak/software ataupun perangkat keras/hardware. Perketeknologi tidak
jauh dari peran matematika. Contohnya dengan perkembangan teknologi di luar angkasa sana
yang sangat maju, karena kemajuan di bindang ilmu fisika. Kemajuan di bidang fisika juga tidak
akan tercapai tanpa ilmu matematika. Banyak sekali hubungan diantara matematika dengan
komputer. Matematika juga mengajarkan untuk berpikir kritis, bagaimana agar teknologi itu
terus berkembang sejalan dengan berkembangnya matematika. Perkembangan peradapan
matematika telah banyak mengeluarkan pemikiran dan ide-ide kearah pelaksanaan peralatan
modern, seperti komputer dan sistem komunikasi. Pengolahan angka-angka dalam matematika
membentuk sebuah rumus pemrograman yang digunakan dalam pengembangan ilmu komputer.
Pembuatan senbuah software itu harus efisien dalam perhitungan matematika. Beberapa contoh
hubungan antara matematika adalah pengembangan memori. Memori menyimpan berbagai
macam informasi dalam bentuk angka biner. Informasi yang belum berbentuk biner akan
dipecahkan dengan sejumlah cara yang mengubahnya menjadi sebuah angka atau urutan angka-
angka. Penggunaan logika matematika sebagai dasar pemrograman, struktur data, sistem digital,
basis data, teori komputasi,dll. Fungsi logika digunakan dalam microsoft excel. Alogaritma juga
merupakan sesuatu prosedur yang tepat untuk memecahkan masalah dengan menggunakan
bantuan komptuer serta menggunakan bahasa pemrograman tertentu seperti Java, Pascal, Visual
Basic, dan masih banyak yang lainnya. Penggunaan alogaritma juga untuk menghemat ukuran
file serta dalam pemrograman komputer. Dalam matematika dan komputasi, algoritma itu
merupakan kumpulan dari perintah-perintah untuk menyelesaikan suatu masalah. Perintah-
perintah ini dapat diterjemahkan secara bertahap dari awal hingga akhir. Masalah tersebut dapat
berupa apa saja, dengan catatan untuk setiap masalah, ada syarat kondisi awal yang harus
dipenuhi sebelum menjalankan algoritma. Desain dan analisis algoritma adalah suatu cabang
khusus dalam ilmu komputer yang mempelajari karakteristik dan performa dari suatu algoritma
dalam menyelesaikan masalah. Peran Kalkulus dalam Ilmu Komputer juga digunakan untuk
bagaimana cara mencari bilangan biner, sementara komputer membaca data dalam bentuk
bilangan biner.

C.HUBUNGAN FILSAFAT MATEMATIKA DAN LOGIKA


Permasalahan yang diajukan meliputi hakekat kebenaran logika dan matematika, hubungan
logika dan matematika, hubungan matematika dan bahasa, ubungan matematika dan realita,
posisi pemikiran Wittgenstein dalam filsafat matematika, dan relevansi pemikiran Wittgenstein
terhadap pendidikan matematika realistik. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap dan
mendeskripsikan pemikiran Wittgenstein tentang epistemologi logika matematika dan mencakup
hubungan bahasa dan realitas dunia, hubungan matematika dengan bahasa, hubungan logika
matematika dengan matematika, dan hakekat kebenaran logika matematika, serta relevansinya
bagi pengembangan pendidikan matematika. Basil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi
pengembangan wacana pemikiran bam dalam kajian filsafat logika matematika, kemajuan ilmu
pengetahuan, dan pengembangan pendidikan matematika di Indonesia. Obyek material penelitian
adalah logika matematika dan obyek formal penelitian adalah epistemologi. Sumber primer
penelitian adalah Tractatus LogicoPhilosophicus, Philosophical Investigations, dan Rermarks on
Philosophy of Mathematics. Sumber sekunder meliputi tulisan-tulisan tentang Wittgenstein atau
pemikirannya. Sumber pendukung adalah tulisan-tulisan tentang logika, matematika, bahasa dan
epistemologi. Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif. Analisis data dilaksanakan dengan
metode deskripsi yang didalamnya terkandung unsur-unsur historis, interpretasi, analitis,
hermeneutika, komparasi, deduktif, induktif, dan heuristika. Menurut Wittgenstein, matematika
adalah kumpulan tata permainan bahasa dan merupakan kumpulan teknik-teknik perhitungan.
Dasar matematika adalah pengetahuan bahasa, kesepakatan, dan aturan-aturan. Secara
epistemologis matematika adalah buatan manusia, dan suatu kosntruksi sosial. Kebenarannya
tidak mutlak dan terletak pada kesepakatan para matematikawan. Matematika merupakan metode
dari logika dan sarana untuk mengungkapkan masalah dalam dunia nyata. Pengembangan
matematika memerlukan jaminan dengan menggunakan aturan-aturan dalam logika, tetapi tidak
dapat dikembangkan hanya dari logika. Logika matematika adalah konstruksi manusia yang
dibangun melalui bahasa, kesepakatan sosial, dan penerimaannya atas aturan bahasa. Logika
matematika mencerminkan hubungan timbal balik antara matematika dan logika. Matematika
merupakan metode dari logika dan logika merupakan penjamin kebenaran matematika.
Perkemb~.mgan pemikiran Wittgenstein dapat dibagi atas tiga periode yaitu awal dimulai pada
tahun 1918 tercermin dalam Tractatus Logico Philosopicus, tengah dimulai pada tahun 1929
tercermin dalam Philosophical Remarks dan Philosophical Grammar, dan akhir dimulai pada
tahun 1934 tercermin dalam Remarks on the Foundations of Mathematics. Pemikiran
Witgenstein tidak membangun suatu aliran filsafat tersendiri tetapi memiliki keterkaitan dengan
aliran-aliran logisisme, formalisme intiutionisme, konstruktivisme, dan konvensionalisme.
Pemikiran Wittgenstein dan Pendidikan Matematika Realistik memiliki pandangan yang sama
bahwa matematika adalah kegiatan manusia dan merupakan hasil konstruksi manusia. Karena
matematika dapat didekati dengan bahasa yang diselaraskan dengan dengan kehidupan sehari-
hari, maka pembelajaran matematika harus terkait dengan pembelajaran bahasa. Pengembangan
pendidikan matematika di Indonesia hams dibangun dengan suatu landasan filsafat yang sesuai
dengan sejarah dan budaya bangsa. Logika adalah metode atau teknik yang diciptakan untuk
meneliti ketepatan penalaran serta mengkaji prinsipprinsip penalaran yang benar dan penarikan
kesimpulan yang absah. Ilmu logika berhubungan dengan kalimatkalimat (argumen) dan
hubungan yang ada diantara kalimat-kalimat tersebut. Tujuannya adalah memberikan aturan-
aturan sehingga orang dapat menentukan apakah suatu kalimat bernilai benar. Kalimat yang
dipelajari dalam logika bersifat umum, baik bahasa sehari-hari maupun bukti matematika yang
didasarkan atas hipotesahipotesa. Oleh karena itu aturan-aturan yang berlaku di dalamnya
haruslah bersifat umum dan tidak tergantung pada kalimat atau disiplin ilmu tertentu. Ilmu logika
lebih mengarah dalam bentuk sintaks-sintaks daripada arti dari kalimat itu sendiri. Secara umum
logika dibedakan menjadi dua yaitu Logika Pasti dan Logika Tidak Pasti. Logika pasti meliputi
Logika Pernyataan (Propotitional Logic), Logika Predikat (Predicate Logic), Logika Hubungan
(Relation Logic) dan Logika Himpunan. Sedangkan logika tidak pasti meliputi Logika Samar
atau kabur (Fuzzy Logic). Logika Pernyataan membicarakan tentang pernyataan tunggal dan kata
hubungnya sehingga didapat kalimat majemuk yang berupa kalimat deklaratif. Logika Predikat
menelaah variabel dalam suatu kalimat, kuantifikasi dan validitas sebuah argumen. Logika
Hubungan mempelajari hubungan antara pernyataan, relasi simetri, refleksif, antisimtris, dll.
Logika himpunan membicarakan tentang unsur-unsur himpunan dan hukum-hukum yang berlaku
di dalamnya. Matematika dan filsafat mempunyai sejarah keterikatan satu dengan yang lain sejak
jaman Yunani Kuno. Matematika di samping merupakan sumber dan inspirasi bagi para filsuf,
metodenya juga banyak diadopsi untuk mendeskripsikan pemikiran filsafat. Kita bahkan
mengenal beberapa matematikawan yang sekaligus sebagai sorang filsuf, misalnya Descartes,
Leibniz, Bolzano, Dedekind, Frege, Brouwer, Hilbert, G¨odel, and Weyl. Pada abad terakhir di
mana logika yang merupakan kajian sekaligus pondasi matematika menjadi bahan kajian penting
baik oleh para matematikawan maupun oleh para filsuf. Logika matematika mempunyai peranan
hingga sampai era filsafat kontemporer di mana banyak para filsuf kemudian mempelajari
logika. Logika matematika telah memberi inspirasi kepada pemikiran filsuf, kemudian para filsuf
juga berusaha mengembangkan pemikiran logika misalnya “logika modal”, yang kemudian
dikembangkan lagi oleh para matematikawan dan bermanfaat bagi pengembangan program
komputer dan analisis bahasa. Salah satu titik krusial yang menjadi masalah bersama oleh
matematika maupun filsafat misalnya persoalan pondasi matematika. Baik matematikawan
maupun para filsuf bersama-sama berkepentingan untuk menelaah apakah ada pondasi
matematika? Jika ada apakah pondasi itu bersifat tunggal atau jamak? Jika bersifat tunggal maka
apakah pondasi itu? Jika bersifat jamak maka bagaimana kita tahu bahwa satu atau beberapa
diantaranya lebih utama atau tidak lebih utama sebagai pondasi? Pada abad 20, Cantor diteruskan
oleh Sir Bertrand Russell, mengembangkan teori himpunan dan teori tipe, dengan maksud untuk
menggunakannya sebagai pondasi matematika. Namun kajian filsafat telah mendapatkan bahwa
di sini terdapat paradoks atau inkonsistensi yang kemudian membangkitkan kembali motivasi
matematikawan di dalam menemukan hakekat dari sistem matematika.
Dengan teori ketidak-lengkapan, akhirnya Godel menyimpulkan bahwa suatu sistem matematika
jika dia lengkap maka pastilah tidak akan konsisten; tetapi jika dia konsisten maka dia patilah
tidak akan lengkap. Hakekat dari kebenaran secara bersama dipelajari secara intensif baik oleh
filsafat maupun matematika. Kajian nilai kebenaran secara intensif dipelajari oleh bidang
epistemologi dan filsafat bahasa. Di dalam matematika, melalui logika formal, nilai kebenaran
juga dipelajari secara intensif. Kripke, S. Dan Feferman (Antonelli, A., Urquhart, A., dan Zach,
R. 2007) telah merevisi teori tentang nilai kebenaran; dan pada karyanya ini maka matematika
dan filsafat menghadapi masalah bersama. Di lain pihak, pada salah satu kajian filsafat, yaitu
epistemologi, dikembangkan pula epistemologi formal yang menggunakan pendekatan formal
sebagai kegiatan riset filsafat yang menggunakan inferensi sebagai sebagai metode utama.
Inferensi demikian tidak lain tidak bukan merupakan logika formal yang dapat dikaitkan dengan
teori permainan, pengambilan keputusan, dasar komputer dan teori kemungkinan.
Para matematikawan dan para filsuf secara bersama-sama masih terlibat di dalam perdebatan
mengenai peran intuisi di dalam pemahaman matematika dan pemahaman ilmu pada umumnya.
Terdapat langkah-langkah di dalam metode matematika yang tidak dapat diterima oleh seorang
intuisionis. Seorang intuisionis tidak dapat menerima aturan logika bahwa kalimat “a atau b”
bernilai benar untuk a bernilai benar dan b bernilai benar. Seorang intuisionis juga tidak bisa
menerima pembuktian dengan metode membuktikan ketidakbenaran dari ingkarannya. Seorang
intuisionis juga tidak dapat menerima bilangan infinit atau tak hingga sebagai bilangan yang
bersifat faktual. Menurut seorang intuisionis, bilangan infinit bersifat potensial. Oleh karena itu
kaum intuisionis berusaha mengembangkan matematika hanya dengan bilangan yang bersifat
finit atau terhingga.
Banyak filsuf telah menggunakan matematika untuk membangun teori pengetahuan dan
penalaran yang dihasilkan dengan memanfaatkan bukti-bukti matematika dianggap telah dapat
menghasilkan suatu pencapaian yang memuaskan. Matematika telah menjadi sumber inspirasi
yang utama bagi para filsuf untuk mengembangkan epistemologi dan metafisik. Dari pemikiran
para filsuf yang bersumber pada matematika diantaranya muncul pemikiran atau pertanyaan:
Apakah bilangan atau obyek matematika memang betul-betul ada? Jika mereka ada apakah di
dalam atau di luar pikiran kita? Jika mereka ada di luar pikiran kita bagaimana kita bisa
memahaminya? Jika mereka ada di dalam pikiran kita bagaimana kita bisa membedakan mereka
dengan konsep-konsep kita yang lainnya? Bagaimana hubungan antara obyek matematika
dengan logika? Pertanyaan tentang “ada” nya obyek matematika merupakan pertanyaan
metafisik yang kedudukannya hampir sama dengan pertanyaan tentang keberadaan obyek-obyek
lainnya seperti universalitas, sifat-sifat benda, dan nilai-nilai; menurut beberapa filsuf jika
obyek-obyek itu ada maka apakah dia terkait dengan ruang dan waktu? Apakah dia bersifat
aktual atau potensi? Apakah dia bersifat abstrak? Atau konkrit? Jika kita menerima bahwa obyek
matematika bersifat abstrak maka metode atau epistemologi yang bagaimana yang mampu
menjelaskan obyek tersebut? Mungkin kita dapat menggunakan bukti untuk menjelaskan obyek-
obyek tersebut, tetapi bukti selalu bertumpu kepada aksioma. Pada akhirnya kita akan
menjumpai adanya “infinit regress” karena secara filosofis kita masih harus mempertanyakan
kebenaran dan keabsahan sebuah aksioma.
Hannes Leitgeb di (Antonelli, A., Urquhart, A., dan Zach, R. 2007) di “Mathematical Methods in
Philosophy” telah menyelidiki penggunaan matematika di filsafat. Dia menyimpulkan bahwa
metode matematika mempunyai kedudukan penting di filsafat. Pada taraf tertentu matematika
dan filsafat mempunyai persoalan-persoalan bersama. Hannes Leitgeb telah menyelidiki aspek-
aspek dalam mana matematika dan filsafat mempunyai derajat yang sama ketika melakukan
penelaahan yatitu kesamaan antara obyek, sifat-sifat obyek, logika, sistem-sistem, makna
kalimat, hukum sebab-akibat, paradoks, teori permainan dan teori kemungkinan. Para filsuf
menggunakan logika sebab-akibat untuk untuk mengetahui implikasi dari konsep atau
pemikirannya, bahkan untuk membuktikan kebenaran ungkapan-ungkapannya. Joseph N.
Manago (2006) di dalam bukunya “ Mathematical Logic and the Philosophy of God and Man”
mendemonstrasikan filsafat menggunakan metode matematika untuk membuktikan Lemma
bahwa terdapat beberapa makhluk hidup bersifat “eternal”. Makhluk hidup yang tetap hidup
disebut bersifat eternal.

D.HUBUNGAN LOGIKA ,FILSAFAT, MATEMATIKA DAN KOMPUTER


Logika , filsafat, matematika dan computer sama sama memiliki peranan penting dalam
perkembangan ilmu pengtahuan karema ketiganya memiliki sinergi dalam objek
maupunkajiannya masing masing. Dalam filsafat banyak digunakan penalaran penalaran logika
matematika untuk menemukan suatu kebenaran. Sedangkan epitimologi yang dihasilkan dari
proses filsafat akan dikembangkakan dengan pemikiran matematika. Sinergi ini akan selalu
membawa kemajuan bagi ilmu pengetahuan dimasa yang akan datang. Yang perlundi lakukan
adalah ebih mengembangkan imajinasi dan daya kreasi yang akan berjuang pada penemuan
penemuan baru.
Dalam dunia Pendidikan , logika, filsafat, matematika dan komputer (logika matematika) dan
(logika informatika), matematika diskrit dan numerik telah menjadi materi pembelajaran wajib
sebagai perangkat dasar analisis untuk memahami computer, apalagi di zaman modern sekarang
ini ilmu teknologi semakin merajai ilmu ilmu dan penemuan baru di dunia. Teknologi sangat
berperan penting bagi masyarakat modern saat ini. Bila kita berbicara tentang matematika, kita
akan banyak berfikir secara logika. Sehingga dalam ilmu matematikapun ada pembelajaran
khusus tentang logika yang disebut dengan logika matematika. Dahulu logika dipelajari sebagai
salah satu cabang filosofi atau ilmu filsafat. Akan tetapi, sejak tahun 1800an logika di pelajari di
bidang matematika dan sekarang ini juga di bidang ilmu computer (logika informatika). Karena
logika mempengaruhi ilmu computer di bidang perangkat keras mauoun perangkat lunaknya.
Logika secara umum mengambil kesimpulan dari premis premisnya. Berbeda dengan penalaran
induktif (inductive reasoning), yakni studi tentang pengambilan kesimpulan umum yang di
peroleh dari suatu penelitian atau observasi.
Istilah logika matematika diperkenalkan kali pertama oleh Giuseppe Peano ( 1858-1932),
seorang ahli matematika dari Italia yang memublikasikan bukunya di tahun 1887 yang
membahas tentang logika matemtika. Dalam buku tersebut ia juga memperkenalkan symbol-
simbol modern union dan intersection untuk kali pertama. Boleh dikatakan Peano adalah penemu
logika matematika dan teori himpunan. Hubungan logika matematika dengan ilmu computer
adalah, logika matematika merupakan dasar-dasar yang penting bagi seseorang jika ingin belajar
algoritma, Teknik-teknik pemograman berstruktur, dan Teknik pemograman berorientasi obyek
yang dalam penulisan programnya sangat erat kaitannya dengan logika. Logika dan matematika
dalam ilmu computer digunakan sebagai dasar dalam belajar Bahasa pemograman, struktur data,
kecerdasan buatan, Teknik/system digital, basis data, teori komputasi, rekayasa perangkat lunak,
system pakar, jaringan syaraf tiruan, dan lain-lainnya. Salah satu contoh yang popular adalah
system digital, yaitu bidang ilmu yang didasari olehlogika untuk membuat gerbang logika ( logic
gates) dan arsitektur computer sebagai inti mikroprosesor, otak computer atau CPU ( central
processing unit). Arsitektur system computer tersusun atas rangkaian logika 1 ( true) dan 0
(false) yang dikombinasikan dengan sejumlah gerbang logika AND, OR, NOT, XOR, dan
NAND. Program computer berjalan diatas struktur penalaran yzng baik dari suatu solusi
terhadap suatu permasalahan dengan bantuan komponen program If..Then..Else, For..To..do,
White, Case…Of.

E. IMPLEMENTASI LOGIKA DAN MATEMATIKA PADA KOMPUTER


Logika disebut juga “The Calculus Of Computer Science” karena logika memegang peranan
yang sangat penting di bidang ilmu komputer. Peran kalkulus (matematika) sama pentingnya
untuk ilmu-ilmu bidang sains, misalnya ilmu fisika, ilmu elektronika, ilmu kimia, dan
sebagainya. Oleh karena itu, biasanya pelajar, mahasiswa, guru, dan dosen setuju bahwa logika
memainkan peranan penting dalam berbagai bidang keilmuan, bahkan dalam kehidupan manusia
sehari-hari.

Logika, komputasi sistem, dan matematika diskrit memiliki peran penting dalam ilmu komputer
karena semuanya berperan dalam pemrograman. Logika merupakan dasar-dasar matemtis suatu
perangkat lunak, digunakan untuk memformalkan ystem bahasa pemrograman dan spesifikasi
program, serta menguji ketepatan suatu program. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya logika
matematika karena banyak ilmu, khususnya dalam bidang ilmu komputer, yang memerlukan
logika untuk berkembang.

Logika dalam ilmu komputer digunakan sebagai dasar dalam belajar bahasa pemrograman,
struktur data, kecerdasan buatan, teknik/ystem digital, basis data, teori komputasi, rekayasa
perangkat lunak, ystem pakar, jaringan syaraf tiruan, dan lain-lainnya yang mempergunakan
logika secara intensif. Salah satu contoh yang ystem adlah ystem digital, yaitu bidang ilmu yang
didasari oleh logika untuk membuat gerbang logika (logic gates) dan arsitektur komputer sebagai
inti mikroprosesor, otak komputer atau central processing unit.
Logika matematika (mathematical logic) adalah cabang ilmu di bidang matematika yang
memperdalam masalah logika, atau lebih tepatnya memperjelas logika dengan kaidah-kaidah
matematika.

Logika matematika sendiri juga terus berkembang, mulai dari logika proposional, logika
predikat, pemrograman logika, dan sebaganya. Perkembangan terakhir ilmu logika adalah logika
fuzzy, atau di Indonesia disebut logika kabur atau logika samar. Implementasi logika fuzzy dapat
ditemui pada pengatur suhu udara (AC), mesin pencuci, kulkas, lainnya. Matematika dikenal
sebagai ilmu dasar dari berbagai bidang ilmu lainnya, seperti ilmu fisika, biologi, ekonomi,
komputer, dan ilmu sosial. Banyak ilmu yang berkembang atas dasar penerapan konsep dari
matematika. Salah satu penerapan konsep matematika terdapat dalam bidang teknik informatika.
Dalam perkembangan teknologi informasi, matematika memberikan sumbangsih tersendiri dan
memiliki hubungan yang sangat erat dengan teknik informatika sehingga sering disebut sebagai
jembatan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Berbagai aplikasi dan program komputer tidak lepas dari penerapan aplikasi matematika,
diantaranya adalah operasi aljabar, boolean, teori graf, matematika diskrit, logika simbolik,
peluang dan statistika. Teknologi yang semakin berkembang ini menunjukkan perkembangan
manusia dalam menerapkan matematika dalam mengembangkan bidang lainnya. Matematika
dikenal sebagai ilmu dasar dari berbagai bidang lainnya. Pembelajaran matematika melatih kita
untuk berpikir kritis, logis, analitis, dan sistematis. Peran matematika tidak hanya sebatas hal
tersebut. Perkembangan bidang ilmu lain, seperti fisika, biologi, ekonomi ataupun berbagai
bidang ilmu sosial, tidak terlepas dari peran matematika. Matematika juga sangat pantas disebut
sebagai jembatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai contoh, kemajuan teknologi luar
angkasa yang sangat pesat di jaman sekarang karena kemajuan bidang ilmu fisika.

Banyak ilmu yang berkembang atas dasar penerapan konsep dari matematika. Salah satunya
perkembangan ilmu komputer yang sedang berkembang pesat dalam era informasi sekarang ini.
Jaringan komputer, komputer grafis, aplikasi dari berbagai softwere diambil dari penerapan
konsep dan pemikiran dari para ahli yang telah dirangkum dalam ilmu matematika. Teori grup,
struktur aljabar, statistika dan peluang, kalkulus semua itu sangat aplikatif dalam dunia science
dan teknologi .

PENGERTIAN DASAR
1. Pengertian Logika
Logika berasal dari bahasa yunani “LOGOS” yang berarti kata, ucapan, atau alasan. Logika
adalah metode atau teknik yang diciptakan untuk meneliti ketepatan penalaran. Logika mengkaji
prinsip-prinsip penalaran yang benar dan penalaran kesimpulan yang absah. Ilmu ini pertama
kali dikembangkan sekitar 300 SM oleh ARISTOTELES dan dikenal sebagai logika tradisioanal
atau logika klasik. Dua ribu tahun kemudian dikembangkan logika modern oleh GEORGE
BOOLE dan DE MORGAN yang disebut dengan Logika Simbolik karena menggunakan simbol-
simbol logika secara intensif. Dasar pemikiran logika klasik adalah logika benar dan salah yang
disimbolkan dengan 0 (untuk logika salah) dan 1 (untuk logika benar) yang disebut juga
LOGIKA BINER. Tetapi pada kenyataanya dalam kehidupan sehari-hari banyak hal yang kita
jumpai yang tidak bisa dinyatakan bahwa sesuatu itu mutlak benar atau mutlak salah. Ada daerah
dimana benar dan salah tersebut nilainya tidak bisa ditentukan mutlak benar atau mutlak salah
alias kabur.

2. Pengerian Logika Matematika


Logika matematika adalah sebuah cabang matematika yang merupakan gabungan dari ilmu
logika dan ilmu matematika. Logika matematika akan memberikan landasan tentang bagaimana
cara mengambil kesimpulan. Hal paling penting yang akan kalian dapatkan dengan mempelajari
logika matematika adalah kemampuan dalam mengambil dan menentukan kesimpulan mana
yang benar atau salah. Ilmu logika matematika meliputi pernyataan, negasi , disjungsi ,
konjungsi , implikasi , biimplikasi, tautologi , kontradiksi , dua pernyataan yang ekuivalen,
kalimat berkuantor, serta penarikan kesimpulan.

2.1. Pernyataan

Pernyataan di dalam logika matematika adalah sebuah kalimat yang di dalamnya terkandung
nilai-nilai yang dapat dinyatakan ‘benar’ atau ‘salah’ namun kalimat tersebut tidak bisa memiliki
kedua-duanya (salah dan benar). Sebuah kalimat tidak bisa kita nyatakan sebagai sebuah
pernyataan apabila kita tidak bisa menentukan apakah kalimat tersebut benar atau salah dan
bersifat relatif. Di dalam logika matematika di kenal dua jenis pernyataan yaitu pernyataan
tertutup dan pernyataan terbuka.

Pernyataan tertutup adalah kalimat pernyataan yang sudah bisa dipastikan nilai benar-salahnya.
Pernyataan terbuka adalah kalimat pernyataan yang belum bisa dipastikan nilai benar salahnya.

2.2. Negasi / pernyataan ingkaran

Negasi atau biasa disebut dengan ingkaran adalah kalimat berisi sanggahan, sangkalan, negasi
biasanya dibentuk dengan cara menuliskan kata-kata ‘tidak benar bahwa…’ di depan pernyataan
yang disangkal/sanggah.

2.3. Pernyataan Majemuk


Pernyataan majemuk di dalam logika matematika terdiri dari disjungsi , konjungsi , implikasi ,
dan biimplikasi berikut masing-masing penjelasannya:

Konjungsi
Di dalam logika matematika, dua buah pernyataan dapat digabungkan dengan menggunakan
simbol (^) yang dapat diartikan sebagai ‘dan’ . Tabel berikut ini menunjukan logika yang berlaku
dama sistem konjungsi:

Disjungsi
Selain menggunakan ‘dan’, dua buah pernyataan di dalam logika matematika dapat dihubungkan
dengan simbol (v) yang diartikan sebagai ‘atau’. Untuk memahaminya, perhatikan tabel di
bawah ini:

Karena di dalam disjungsi menggunakan konsep ‘atau’ artinya apabila salah satu atau kedua
pernyataan memiliki nilai benar maka logika matematikanya akan dianggap benar. Pernyataan
akan dianggap salah bila keduanya memiliki nilai salah.

Implikasi
Implikasi merupakan logika matematika dengan konsep kesesuaian. Kedua pernyataan akan
dihubungkan dengan menggunakan simbol ( => ) dengan makna ‘jika p … Maka q …’. Untuk
lebih jelasnya akan dijelaskan dalam tabel berikut:

Biimplikasi
Di dalam biimplikasi, pernyataan akan dianggap benar bila keduanya memilki nilai sama-sama
benar atau sama-sama salah. Selain itu maka pernyataan akan dianggap salah. Biimplikasi
ditunjukan dengan symbol (ó) dengan makna ‘ p ….. Jika dan hanya jika q …..’

Ekuivalensi pernyataan majemuk


Ekuivalensi pernyataan majemuk artinya persesuaian yang bisa diterapkan dalam konsep-taan
majemuk yang telah di jelaskan di atas. Dengan begitu kita dapat mengetahui negasi dari
konjungsi, disjungsi, implikasi dan juga biimplikas
DAFTAR PUSTAKA
Alisa, Evawati, Dharmawan EP. (2007). Filsafat dunia matematika: pengantar untuk memahami
konsep konsep Matematika. Jakarta: prestasi pustaka
Haryono D, (2014). Filsafat matematika: suatu tinjaun Epistimologi dan filosofis. Bandung CV.
Alfabeta,
Siang J, (2014) Logika matematika: Soal dan penyelesaian logika, himpunan, Relasi dan Fungsi.
Yogyakarta: Andi
Titus H., ddk. (1984) Persoalan persoalan filsafat. Alih bahasa oleh Rasjidi H.M. Jakarta P.T
Bulan Bintang.
Gie Tt. (1993). Filsafat matematika ( Epitismologi matematika.) Yogyakarta: yayasan studiilmu
dan teknologi
Seosianto F, Djoni D. Logika matematika untuk ilmu computer, Jogjakarta: Andi Offset.
Jugianto H. (1983). Dasar dasar computer. Yogyakarta: Andi.
Heris H,(2018). Sejarah dan filsafat matematika stikip Siliwangi The innovation campus
berkwalitas biaya pas.
Manna Z, Waldinger R. ( 1985). The logical basic for computer proggraming: Addision-wesley
publisingh company,
Soedjadi R. (1994). Menetapkan sekolah sebagai wahana pendidikan dan pembudayaan
pendaraan. Surabaya: media pendidikan matematika nasional.
Supraptp. (2003). Logika informatika (dasar-dasar logika untuk pemograman
computer&perancangan computer): yogyakarta: gava media.
Suriamantri J. (2003). ilmu dalam presektif(sebuah kumpulan karangan tentang hakekat ilmu).
Jakarta: yayasan obor Indonesia.
Puspitasari N. (2016). Konstribusi matematika terhadap ilmu computer di D3 manajemen
informatika politeknik indonusa Surakarta. Jurnal INFORMA politeknik indonusa Surakarta
ISSN : 2442-7942 Vol. 3 Nomor 2.

Anda mungkin juga menyukai