Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN ANTARA PERKEMBANGAN MATEMATIKA

DALAM FILSAFAT DENGAN PENDIDIKAN


Nanda Putri Dewi1, Najla Tiara Fatma2, Naia Indira Wilarso3.
Universitas Negeri Jakarta1,2,3

nandaputridewi_1301621033@mhs.unj.ac.id 1,
najlatiarafatma_1301621025@mhs.unj.ac.id 2,
naiaindirawilarso_1301621077@mhs.unj.ac.id 3.

Dosen Pengampu : Dr. Lukman El Hakim, M.Pd


Universitas Negeri Jakarta

lukmanunj5@gmail.com

Abstrak: Filsafat matematika cerminan tentang matematika. Setelah belajar dalam waktu
yang lama, seseorang perlu merefleksikan hasil belajar dengan merefleksikannya ke
dalam filsafat matematika. Matematika dan filsafat memiliki keterkaitan yang sangat erat
dibandingkan dengan ilmu lainnya, karena filsafat adalah landasan untuk mempelajari ilmu
dan matematika dikatakan sebagai ibu dari segala ilmu. Matematika sudah berkembang
sejak abad ke-3 dan ke-5 sebelum masehi, hubungan antara filsafat dan matematika
mengalami perkembangan yang sangat mencolok. Di dalam pendidikan filsafat
matematika memiliki peran dalam prosess pembelajaran matematika.

Kata kunci : Perkembangan, Matematika, Filsafat, Filsafat Matematika, Pendidikan.

Abstract: The philosophy of mathematics reflects on mathematics. After studying for a long
time, one needs to reflect on the results of learning by venturing it into the philosophy of
mathematics. Mathematics and philosophy are very closely related compared to other
sciences, because philosophy is the foundation for the study of science and mathematics
is said to be the mother of all sciences. Mathematics has developed since the 3rd and 5th
centuries BC, the relationship between philosophy and mathematics has developed very
conspicuous. In mathematics philosophy education has a important role in the process of
learning mathematics.

Keywords : Development, Mathematics, Philosophy, Philosophy of Mathematics,


Education.

Filsafat adalah sebuah ilmu karena dalam filsafat mengandung

empat pertanyaan ilmiah yaitu bagaimana, mengapa, dimana, dan apa.

Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu philosphos, yang terdiri dari

dua kata, shopia dan philos. Shopia berarti kebijaksanaan, hikmah,

kecakapan, kearifan, ataupun pengetahuan yang benar. Sedangkan philos


memiliki arti cinta. Oleh karena itu, secara harfiah, filsafat berarti cinta dan

kebijaksanaan. Berfilsafat akan membawa pada pengetahuan yang paling

dalam karena filsafat merupakan landasan untuk mempelajari ilmu. Filsafat

memiliki keterkaitan erat dengan matematika dibandingkan dengan ilmu

lainnya.

Matematika secara bahasa berasal dari bahasa Yunani, yaitu

“mathema” atau mungkin juga “mathematikos” yang artinya hal hal yang

dipelajari. Matematika dikatakan sebagai suatu alat untuk mengembangkan

cara berpikir. Matematika secara umum didefinisikan sebagai suatu bidang

ilmu yang mempelajari pola dari struktur, perubahan dan ruang. Matematika

merupakan suatu pola yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan

yang tercipta dari proses berpikir yang akan menciptakan pola keteraturan,

dan struktur yang terorganisir. Ilmu matematika memberikan bahasa,

proses, dan teori yang memberikan ilmu suatu bentuk dan kekuasaan.

Dengan ilmu matematika, dapat untuk mengembangkan semua hal sesuai

dengan pola pikir manusia, matematika menuntut pola pikir secara

terstruktur. Dengan kata lain, matematika memiliki peran penting dalam

kehidupan dan mendukung dalam upaya memajukan perkembangan

manusia.

Filsafat dan matematika merupakan pengetahuan rasional yang

logis, tidak memerlukan eksperimen dalam laboratorium dalam proses

pencarian pengetahuan. Filsafat dan matematika membahas berbagai ide


yang sangat umum dan lazimnya melampaui taraf konkretan yang satu

demi satu lainnya. Filsafat matematika bersifat terurut. Filsafat matematika

merupakan pemikiran menyeluruh dan kompleks terhadap suatu persoalan

mengenai hal yang berkaitan dengan dasar pengetahuan matematika serta

hubungan matematika di segala bidang kehidupan manusia. Hubungan

matematika dan filsafat adalah bersifat aproriari dan tidak eksperimentalis.

Hasil dari filsafat dan matematika tidak memerlukan bukti fisik, melainkan

hanya abstrak dan sifat benda dan proses analisisnya. Filsafat dan

matematika, keduanya tumbuh dan kembang secara bersama-sama. Agar

matematika menjadi utuh dan terpadu, keberadaan filsafat matematika

menjadi perlu dan mutlak harus ada.

Sejak abad ke-3 dan ke-5 Sebelum Masehi (SM), matematika telah

dikenal di Mesir dan Babilonia kuno sebagai suatu alat bantu dalam

memecahkan berbagai persoalan non-fisik maupun berbagai persoalan

praktis. Misalnya, membantu mereka dalam menetapkan dan menentukan

batas-batas tanah. Matematika sebagai ilmu, baru dikembangkan oleh filsuf

Yunani sekitar lima ribu tahun kemudian. Filsuf-filsuf besar Yunani yang

mengembangkan matematika ialah Pythagoras dan Pluto.

Menurut Pythagoras, matematika adalah yang sangat penting untuk

memahami filsafat. Berdasarkan pandangan Pythagoras bahwa fenomena

yang berbeda dapat menunjukkan sifat-sifat matematis yang identic. Sifat-


sifat tersebut dapat dilambangkan ke dalam bilangan dan dalam

keterhubungan angka-angka.

Dalam pendidikan filsafat matematika lebih menyoroti proses

pendidikan dalam bidang matematika. Filsafat matematika dalam

pendidikan mempersoalkan masalah-masalah seperti sifat dasar

matematika, sejarah matematika, teori mengajar dan belajar matematika,

psikologi belajar matematika, dan masih banyak lagi.

Untuk itu artikel penulisan artikel ini bertujuan untuk berbagi

informasi mengenai perkembangan matematika dalam filsafat dan apakah

ada hubungannya dalam pendidikan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini berjenis penelitian deskriptif. (Sugiyono, 2005: 21)

metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk

menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak

digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.

Penelitian ini dilakukan dengan menyajikan informasi-informasi

mengenai suatu fenomena dan fakta dalam matematika, serta studi

Pustaka. Dalam penulisan artikel ini melakukan pengumpulan data dari

beberapa artikel lain dan sumber buku serta pendapat para ahli mengenai

filsafat matematika yang kemudian dikembangkan dengan berbagai

penemuan yang ada.


HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Perkembangan matematika dalam filsafat

Pengetahuan ilmiah manusia meningkat selama berabad-abad

bersamaan dengan bidang-bidang ilmu tertentu tumbuh sampai

memisahkan diri dari filsafat dan menjadi bidang-bidang studi yang terpisah.

Namun pendapat tersebut keliru karena filsafat dan salah satu bidang

matematika-geometri, sebenarnya berasal dari tempat yang sama dan

pada waktu yang bersamaan yaitu sekitar 640- 546 SM di Miletus (terletak

di pantai barat Negara Turki sekarang). Oleh karena itu, matematika tidak

berasal dari filsafat, tetapi keduanya berkembang bersama dengan saling

memberikan persoalan-persoalan sebagai masukan dan umpan balik.

Menurut Wahyudi (2011), hubungan antara matematika dan filsafat

adalah berbagai upaya intelektual paling awal untuk memahami dunia

sekitar, dan keduanya berasal dari Yunani Kuno serta mengalami

perubahan-perubahan signifikan di sana. Matematika merupakan suatu

studi kasus penting bagi filsuf. Agenda filsafat kontemporer memiliki

rumusan yang sangat jelas yang berfokus pada matematika, termasuk

epistemologi dan ontologi.

Dengan berjalannya waktu dan perkembangan matematika, ruang

lingkup matematika semakin luas. Hubungan antara matematika dan filsafat

ini membagi bidang filsafat matematika. Klasifikasi sistematisnya adalah

sebagai berikut :
a) Epistemologi Matematika.

Epistemologi matematika adalah cabang filsafat yang berhubungan

dengan pengetahuan matematika. Dalam bidang filsafat ini mempelajari

aspek-aspek dasar pengetahuan matematika, seperti sumber, sifat, batas,

dan kebenaran pengetahuan, serta ciri-ciri matematika, termasuk abstraksi,

ruang, waktu, besaran, simbolik, bentuk dan pola. Matematika sebagai

bagian dari sains artinya matematika merupakan sebuah pengetahuan

yang diperoleh dari proses belajar.

Beberapa ilmuwan menyatakan bahwa matematika adalah ilmu

pengetahuan yang berhubungan dengan bilangan, titik, garis, ruang,

abstraksi, besaran dan lain sebagainya. Saat ini, seluruh kehidupan

manusia menggunakan matematika, mulai dari perhitungan sederhana

dalam kehidupan sehari-hari hingga perhitungan kompleks seperti

astronomi, geologi, dan ilmu komputer. Ilmu-ilmu lain yang menggunakan

matematika sebagai alat bantunya, antara lain ilmu ekonomi, ilmu sosial,

ilmu biologi, dan sebagainya. Dengan demikian, matematika digunakan

untuk membantu perkembangan ilmu pengetahuan, yang secara eksklusif

atau nir eksklusif menjadi sarana kegiatan ilmiah.

b) Ontologi Matematika.

Ontologi matematika adalah bidang filsafat yang berkaitan dengan

yang ada, sesuatu yang ada termasuk hal-hal metafisik dalam ranah

pengetahuan matematika. Banyak hal yang dipertanyakan dalam ontologi


matematika, seperti jangkauan dari pernyataan matematika yang berkaitan

dengan dunia nyata dan pikiran manusia. jangkauan tersebut merupakan

suatu realitas dari entitas matematika yang juga merupakan sumber

pemikiran filosofis.

Sejarah menyatakan bahwa para filsuf dan matematikawan kuno

menggunakan matematika sebagai alat untuk menyelesaikan pekerjaan

dan memecahkan masalah. Dari hal yang sederhana hingga hal yang

menakjubkan. Mari kita lihat perkembangan peradaban Mesir kuno dan

Babilonia. Kehidupan sehari-hari mereka menggunakan perhitungan

matematis sederhana. Orang Mesir menggunakan perhitungan sederhana

untuk menghitung pajak, luas lumbung, perdagangan, batas luas tanah

yang hilang akibat banjir sungai Nil, dan membangun istana serta salah satu

keajaiban dunia-piramida. Orang Babilonia menggunakan perbandingan

segitiga untuk mengukur jarak kapal di tengah lautan tanpa harus benar-

benar terjun ke laut.

c) Metodologi Matematika.

Metodologi matematika adalah studi tentang metode yang

digunakan secara khusus dalam matematika dan dikenal sebagai metode

aksiomatik atau metode hipotetik deduktif. Metodologi matematika adalah

kumpulan metode, rumus dan aturan yang digunakan dalam matematika.

Ini juga dapat diartikan sebagai cara untuk mengatur berbagai plot dan

prinsip yang berlaku untuk matematika sebagai metode.


Terdapat tiga metode dalam metodologi matematika, yaitu metode

deduksi, induksi dan dialektika. Metode deduksi adalah metode untuk

menarik kesimpulan dari prinsip- prinsip umum dan menerapkannya pada

sesuatu yang spesifik. Metode induksi di sisi lain, menarik kesimpulan dari

prinsip- prinsip tertentu dan menerapkannya pada sesuatu yang umum.

Sedangkan metode dialektika adalah metode berpikir yang menghasilkan

kesimpulan baru melalui tiga tahap: tesis, antitesis, dan sintesis, atau

berdasarkan premis besar dan kecil.

d) Struktur Logika.

Struktur logika mencakup kesatuan struktur logis. Struktur tersebut

memiliki indikator tertentu dalam menjalankan hukum-hukum logika (law of

logic). Terdapat tiga hukum dasar logika formal : hukum kontradiksi, hukum

tiada jalan tengah (the law of excluded middle). Dengan demikian,

penulisan dalam bidang pengetahuan matematika juga harus dengan

penalaran dan menghasilkan kesimpulan yang logis.

e) Implikasi Etis.

Implikasi Etis berkaitan dengan penerapan matematika ilmiah sesuai

pribadi individual dalam melakukan perhitungan angka dan aplikasi

teorema dan rumus. Ini berkaitan erat dengan impliaksi tingkah laku

manusia yang bersifat etis, contohnya perkembangan aritmetik perduaan

(binary arith-metic) yang berpadu dengan teknologi elektronik yang telah

melahirkan macam-macam komputer untuk aneka ragam tugas .


Perkembangan manusia secara etis dan penerapan matematika di

dalamnya menjadi persoalan filsafat matematika secara estetis.

2. Kedudukan matematika dalam dunia pendidikan

Pendidikan adalah usaha manusia untuk menambah pengetahuan

dengan membentuk nilai, sikap dan perilaku. Pendidikan bertujuan untuk

mengembangkan potensi manusia sehingga dapat menjadi manusia yang

dewasa, beradab, dan normal (Jamali, dkk., 2004: 1). Melalui pendidikan

diharapkan mampu melatih individu-individu yang berkompeten di

bidangnya sehingga mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi. Dalam hal ini, dunia pendidikan perlu mempersiapkan

manusia dengan keterampilan intelektual, emosional dan sosial yang tinggi.

Kemampuan semacam ini dapat mengatasi segala macam akibat dari

perkembangan dan perubahan yang terjadi di lingkungannya.

Menurut herbert turnbull, matematika adalah sebuah kreasi manusia

dan bermatematika menunjukkan bagaimana seseorang tersebut berusaha

dalam berkreasi berdasarkan situasi-situasi tertentu. Menurut James dan

James (1976), matematika adalah pola pikir, terorganisir, bukti logis.

Menurut Suherman(2003), matematika adalah disiplin pemikiran dan

prosedur pengelolaan logika, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

Menurut Russefendi, Matematika terorganisasikan dari unsur-unsur yang

tidak didefinisikan, definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil di

mana dalil-dalil setelah dibuktikan kebenarannya berlaku secara umum,


karena itulah matematika sering disebut ilmu deduktif. Sehingga,

matematika adalah ilmu yang mengajarkan untuk berpikir kreatif,

terorganisir, logis dan kritis. Dengan demikian keberadaan matematika

sejalan dengan tujuan dan tuntutan bagi dunia pendidikan.

Matematika dalam dunia pendidikan merupakan salah satu ilmu dasar

yang dapat digunakan untuk menunjang ilmu-ilmu lain seperti ilmu fisika,

kimia, komputer, dan lain-lain. kemampuan bernalar yang dimiliki melalui

proses belajar matematika akan meningkatkan kesiapan untuk menjadi life

time learner atau pemelajar sepanjang hayat. Dengan matematika ilmu

mengalami perkembangan dari kualitatif ke kuantitatif, sehingga peran

matematika sangat penting dalam perkembangan berbagai ilmu

pengetahuan, karena matematika merupakan ilmu deduktif.

3. Hubungan perkembangan matematika dalam filsafat dengan

Pendidikan

Pembelajaran adalah bagian dari pendidikan. Pendidikan merupakan

usaha sadar dan sengaja untuk mendewasakan manusia dengan

mentransfer nilai-nilai (value). Fauvel (2000) menyatakan, Pembelajaran

yang menggunakan sejarah perkembangan matematika dalam filsafat

memiliki tiga dimensi besar nilai-nilai positif dalam proses belajar, yaitu:

a. Pemahaman

Prespektif sejarah dan matematis (struktur modern) saling

melengkapi pada untuk memberikan gambaran yang jelas dan


komprehensif. Dengan kata lain, akan diperoleh pemahaman yang lebih

dalam tentang konsep dan teorema matematika serta bagaimana mereka

berhubungan dan bertemu.

b. Antusiasme

Sejarah perkembangan matematika menyediakan sisi tentang

aktivitas manusia dan tradisi/budaya manusia. Sisi ini membuat seolah-olah

masuk menjadi bagiannya, sehingga menciptakan antusiasme dan motivasi

tersendiri

c. Keterampilan

Bukan hanya keterampilan matematika, tetapi juga keterampilan

meneliti untuk mengorganisasikan informasi, keterampilan untuk

menafsirkan secara kritis berbagai asumsi dan hipotesis, keterampilan

menulis yang konsisten, dan untuk mengatur dan menerima konsep di

berbagai tingkatan. Keterampilan di atas jarang diharapkan dalam

pembelajaran konvensional.

Perkembangan pemahaman, antusiasme, dan keterampilan tersebut

bergantung pada inti sari dari sejarah perkembangan matematika yang

disajikan dan upaya untuk memahami sejarah perkembangan matematika

dan pengimplementasiannya dalam pembelajaran.


KESIMPULAN

Matematika dan filsafat adalah ilmu yang memiliki keterkaitan erat

satu sama lain, dibandingkan dengan ilmu yang lainnya. Filsafat merupakan

landasan dasar untuk mempelajari ilmu dan matematika dapat untuk

mengembangkan dan menuntut pola pikir manusia secara terstruktur.

Hubungan antara matematika dengan filsafat adalah upaya kecerdasan

awal manusia untuk memahami dunia. Seiring berjalannya waktu,

perkembangan matematika, dan ruang lingkup matematika berkembang

semakin luas. Hubungan antara matematika dan filsafat menghasilkan

bidang filsafat matematika, yang kemudian terbagi menjadi 5 klasifikasi,

yaitu : epistemologi matematika, ontology matematika, metodologi

matematika, struktur logika, dan implikasi etis.

Matematika merupakan ilmu yang mengajarkan untuk berpikir

kreatif, terorganisir, logis, dan kritis. Pendidikan adalah usaha dasar

manusia untuk menambah pengetahuaun dengan membentuk nilai, sikap

dan perilaku. Kedudukan matematika dalam dunia Pendidikan merupakan

salah satu ilmu dasar yang dapat digunakan untuk menunjang ilmu-ilmu

lainnya seperti ilmu fisika, kimia, komputer, dan lain-lain.

Hubungan perkembangan matematika dalam filsafat dengan

Pendidikan, bahwa sejarah perkembangan matematika dalam filsafat

memiliki tiga dimensi besar nilai-nilai positif terhadap prorses pembelajaran,

yaitu 1) Pemahaman, memberikan gambaran yang jelas dan komprehensif;


2) Antusiasme, menciptakan rasa antusias dan motivasi tersendiri bagi

manusia; 3) Keterampilan, tidak hanya terampil dalam bidang matematika

(perhitungan) saja, tetapi juga keterampilan meneliti dalam mengorganisir

suatu informasi, keterampilan menafsirkan secara kritis berbagai asumsi

dan hipotesis, serta keterampilan dalam menulis yang konsisten.

DAFTAR PUSTAKA

Fathani, Abdul Halim. (2009). Matematika Hakikat & Logika. Jakarta : Ar-

Ruzz Media.

Fauvel, John. 2000. The Role of History of Mahematics Within a University

mathematics curriculum for the 21st century. In Teaching and Learning

Undergraduate Mathematics (TALUM). Newsletter No. 12, March 2000.

Haryono, Didi. (2016). Filsafat Matematika. Diakses dari

https://www.sheetmath.com/2016/04/filsafat-matematika.html?m=1 pada

tanggal 7 Mei 2022.

Latifah, N. N. (2019). Pentingnya Pendidikan Matematika di Era

Globalilasasi.

M, Marsigit. Sejarah dan Filsafat Matematika. Universitas Negeri

Yogyakarta : Staffnew UNY.

Parnabhakti, Lily. & Ulfa, Marchamah. (2020). Perkembangan Matematika

dalam Filsafat dan Aliran Formalisme yang Terkandung dalam Fisafat

Matematika. Jurnal Ilmiah Matematika Realistik, 1(1), 11-14.


Sinaga, W., Perhusip, B. H., Tarigan, R., Sitepu,S. (2021). Perkembangan

Matematika Dalam Filsafat dan Aliran Fomalisme Yang Terkandung Dalam

Filsafat Matematika. SEPREN: Journal of Mathematics Education and

Applied, 2(2),17-22.

Sukardjono. (2008). PEMA4101 – Hakekat dan Sejarah Matematika.

Jakarta : repository Universitas Terbuka. Tersedia dalam

http://repository.ut.ac.id/4690/2/PEMA4101-M1 .

Rahayu,L. D., Kusuma, A. B.. Peran Pendidian Matematika di Era.

Globalisasi. Prosiding Sendika, 5(1), 534-541.

Anda mungkin juga menyukai