Anda di halaman 1dari 6

BAB II FILSAFAT MATEMATIKA

1. Perkembangan Filsafat Matematika


Filsafat dan matematika seringkali di dengar,
dalam ilmu pendidikan dan kehidupan manusia.
Secara etimologi kata filsafat bersumber dari kata
phillein dan shopia (Bahasa Yunani ) berarti cinta
dan hikmah/kebijaksanaan. (Sukardjono, 2000)
mengatakan keraguan, ketakjuban, ketidakpuasan
dan keinginan/hasrat bertanya adalah empat faktor
yang membuat manusia berfilsafat. Dalam Bahasa
Yunani Mathema (matematika) diartikan sains,
ilmu pengetahuan atau belajar biasa diartikan
sebagai mathematikos memiliki arti keinginan
belajar. (Korner;Prabowo 2009) filsafat matematika
tidaklah menambahkan teorema, ataupun teori,
baru matematika, sehingga bukan diartikan sebagai
ilmu matematika melainkan memiliki arti sebagai
spekulasi yang menimbulkan hadirnya pertanyaan
bahkan jawaban tertentu. Berpikir radikal, mencari
esensi dari fakta, mencari kebenaran, menemukan
kejelasan pada setiap realita, dan berpikir secara
rasional, logis, serta sistematis merupakan usaha
harus dilakukan untuk mencapai pengetahuan
terdalam dalam berfilsafat. Menurut P.Hilton
(Gunawan, 2007) timbulnya keinginan manusia
untuk mensistematisasikan pengalaman dalam
kehidupan, menata dan memahami untuk menjadi
mudah di mengerti, meramalkan bahkan
mengendalikan peristiwa yang terjadi pada masa
akan dating adalah awal terbentuk dan
berkembangnya ilmu matematika. Pengembangan
filsafat matematika, berawal dari informasi
eksternal misalnya asal usul dan sejarah serta
internal misalnya praktek matematika diantaranya
ontologi maupun epistemologi. (Ernest dalam
Prabowo 2009) kriteria kecukupan filsafat
matematika dalam mengklarifikasi aliran-aliran
dalam filsafat terdiri: (I) Pengetahuan matematika
terdiri dari awal pengetahuan serta sifat justifikasi,
(II) Objek matematika adalah ruang lingkup serta
awal terbentuknya objek matematika, (III) Aplikasi
matematika meliputi efektifitas matematika pada
perkembangan teknologi, aplikasi dan sains,
(IV),praktek matematika meliputi kegiatan
matematikawan, pada zaman dulu sampe zaman
sekarang.
Menurut Puspanigtyas (2019) proses yang
bisa digunakan dalam meningkatkan kemampuan
matematika pada kehidupan sehari-hari dalam
penyelesaian soal matematika yaitu pemilihan
penggunakan konteks dalam pembelajaran. Para
ahli berpendapat serta menganalisa terhadap
definisi matematika, diantaranya Wilkins
berpendapat matematika memiliki banyak definisi.
Whitehead berpendapat matematika, adalah bentuk
formal dan pengembangan yang bersumber dari
beberapa jenis pengetahuan yang terbentuk serta
memiliki sifat deduktif. Boole mengatakan
matematika merupakan kumpulan dari beberapa ide
mengenai jumlah bahkan kuantitas. Kant dan Von
Neuman menjelaskan matematika merupakan ilmu
yang paling istimewa (cemerlang) tentang untuk
memperoleh inspirasi dan kesuksesan dapat
dilakukan dengan menggabungkan akal murni
dengan bantuan pengalaman. Riemann menyatakan
apabila dia memiliki teorema yang tepat maka dia
bisa menemukan bukti makna matematika dengan
cukup mudah. Kaplansky berpendapat sebaliknya
menurut dia bahwa matematika dikatakan menarik
terdapat pada berhasilnya menemukan konsep baru
bukan pada saat membuktikan teorema baru. Wely
menyatakan dengan adanya matematika maka
Tuhan dan iblis dapat dibuktikan. Hilbet kemudian
berpendapat matematika merupakan suatu kesatuan
ilmu konsisten, dimana sebuah struktur/system
terbentuk bergantung dengan hubungan antar
bagianbagiannya, penyederhaan metode, dan
pembaharuan prosedur dengan menghilangkan
prosedur yang telah kehilangan kegunaanya sampai
ditemukannya prosedur baru. Terbentuknya aliran
filsafat matematika dikarenakan informasi yang
diperoleh dari beberapa ilmuwan sehingga
menciptakan hubungan sangat erat diantara
matematika dan filsafat, jika dibandingkan pada
ilmu lain. Karena matematika dan filsafat
merupakan fondasi dari semua jenis keilmuan.
Filsafat matematika memiliki tujuan
yaitu diperuntukkan untuk bisa menunjukkan
metodologi dan rekaman sifat pada dasar
matematika dan memahami kedudukan matematika
pada kehidupan manusia. Sejak zaman Yunani
Kuno matematika maupun filsafat memiliki sejarah
yang saling terikat satu dengan lainnya. Bagi
beberapa Filsuf mengatakan matematika dapat
diartikan sebagai inspirasi bagi, dimana metode-
metode yang terdapat dalam matematika banyak
diadopsi dalam mendeskripsikan pemikiran filsafat.
Di abad terakhir logika, dapat diartikan sebagai
kajian sekaligus pondasi matematika dimana bagi
para matematikawan dan beberapa filsuf logika
merupakan sumber kajian penting untuk digunakan.
Pada era filsafat kontemporer peranan logika
matematika masih ada sehingga beberapa filsuf
masih mempelajarinya, dikarenakan bagi para
pemikiran filsuf telah memberikan inspirasi
tersendiri. Pada akhirnya pengembangan pemikiran
logika masih diusahakan oleh beberapa filsuf
diantaranya pengembangan program komputer dan
analisis bahasa yang sudah dikembangkan Kembali
oleh para matematikawan dari logika modal oleh
para filsuf.

Anda mungkin juga menyukai