Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Filsafat ilmu
Dosen Pengampu : Susanto
Di susun oleh:
1. Ulfa Luthfiana (0610077012)
2. Lailatuth Thoyyibah (0610077312)
3. Winda Nurfadhilah Lestari (0610078712)
PMTK 3 B
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PEKALONGAN
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jadi matematika lebih merupakan alat dan bahasa untuk pengembangan ilmu, oleh
sebab itu matematika sering disebut sebagai ratunya ilmu. Apakah matematika itu?
Banyak definisi dari berbagai orang, dari berbagai definisi tersebut, dapat disarikan dua
pokok yang menjelaskan bahwa matematika adalah ilmu pengetahuan yang penuh
keindahan dan juga ilmu yang berdaya guna tinggi. Matematika merupakan ilmu yang
berasaskan pada fakta yang nyata, meskipun dalam perkembangannya akan tampak
bahwa ilmu ini semakin menuju ke sesuatu yang diluar jangkauan pemikiran kebanyakan
orang. Contohnya ialah aljabar Boole dan aljabar abstrak. Pada kenyataannya, banyak
ilmuwan yang saat ini menggunakan matematika untuk pengembangan disiplin ilmu yang
dikuasainya, terutama ilmu non matematika seperti ilmu sosial, psikologi, politik,
linguistik, dan lain-lain. Mengapa demikian? Karena saat ini dituntut keabsahan/ validitas
dari perkembangan ilmu. Aspek inilah yang secara tak langsung menggunakan konsep-
konsep matematika. Bahkan sekarang, theologia juga menggunakan matematika untuk
membongkar kitab Taurat (theomatika).
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini:
1. Apa pengertian matematika?
2. Apa karakteristik matematika?
3. Bagaimana aplikasi matematika dalam kehidupan sehari-hari?
4. Bagaimana pengajaran matematika untuk meningkatkan kesadaran sosial?
C. Tujuan Masalah
Tujuan dalam makalah ini
1. Untuk mengetahui pengertian matematika
2. Untuk karakteristik matematika
3. Untuk mengetahui aplikasi matematika dalam kehidupan sehari-hari
4. Untuk pengajaran matematika untuk meningkatkan kesadaran sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Matematika
Kata matematika berasal dari perkataan Latin mathematika yang mulanya diambil dari
perkataan Yunani mathematike yang berarti mempelajari.Perkataan itu mempunyai asal katanya
mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Kata mathematike
berhubungan pula dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu mathein atau mathenein yang
artinya belajar (berpikir). Sedangkan Matematika dalam bahasa Belanda disebut wiskunde atau
ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran.
1. Russefendi
Matematika adalah ilmu tentang logika, mengenai bentuk, susunan, besaran, dan
konsepkonsep yang berhubungan satu dengan lainnya.Matematika terbagi dalam tiga bagian
besar yaitu aljabar, analisis dan geometri.Tetapi ada pendapat yang mengatakan bahwa
matematika terbagi menjadi empat bagian yaitu aritmatika, aljabar, geometris dan analisis
dengan aritmatika mencakup teori bilangan dan statistika.
Matematika adalah telaahan tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir,
suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat.
5. Kline (1973)
Matematika itu bukan pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya
sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan
menguasai permasalahan sosial, ekonomi, dan alam.
B. Karakteristik Matematika
Memiliki obyek yang abstrak
Obyek dasar matematika adalah abstrak dan disebut obyek mental, obyek pikiran yaitu :
1. Fakta
Berupa konvensi-konvensi yang di ungkap dengan simbol tertentu.Contoh :
”4” dipahami sebagai bilangan ”empat”
”7-3” dipahami sebagai ”tujuh kurang tiga”
”//” bermakna ”sejajar” dan lain-lain
2. Konsep
Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan sejumlah
obyek.Apakah obyek tertentu merupakan konsep atau bukan.
3. Operasi
Operasi adalah pengerjaan hitung, pengerjaan aljabar, dan pengerjaan
matematika yang lain.
Operasi adalah suatu relasi khusus karena operasi adalah aturan untuk
memperoleh elemen tunggal dari satu atau lebih elemen yang diketahui.
Operasi unair, operasi biner dll
4. Prinsip
Prinsip adalah obyek matemática yang komplek. Prinsip dapat terdiri dari
beberapa fakta, beberapa konsep, yang dikaitkan oleh suatu relasi / operasi.
Prinsip adalah hubungan antara berbagai obyek dasar matemática. Prinsip
dapat berupa axioma, teorema, sifat dll
5. Skill adalah prosedur atau suatu kumpulan aturan-aturan yang digunakan untuk
menyelesaikan soal matematika
Kebenaran suatu konsep atau pernyataan yang diperoleh sebagai akibat logis dari
kebenaran sebelumnya sehingga kaitan Antar konsep atau pernyataan dalam matemática
bersifat consisten. Proses pembuktian secara deduktif akan melibatkan teori atau rumus
matemática lainnya yang sebelumnya sudad di buktikan kebenarannya secara deduktif
juga.
Memiliki simbol yang kosong dari arti
Contoh : Model persamaan ”x+y=z” belum tentu bermakna bilangan, makna huruf
atau tanda itu tergantung dari permasalahan yang mengakibatkan terbentuknya model itu.
Dalam matematika terdapat banyak sistem. Satu dengan yang lain bisa saling
berkaitan tetapi juga bisa saling lepas. Sistem-sistem aljabar : sistem aksioma dari grup,
sistem aksioma dari ring, sistem aksioma dari field, dsb. Sistem-sistem geometri : sistem
geometri netral, sistem geometri Euclides, sistem geometri non Euclides. Di dalam masing-
masing sistem dan struktur itu terdapat konsistensi.
Berbicara tentang Matematika tak akan pernah terlepas dari kehidupan. Karena
hampir dalam setiap aktivitas sehari-hari entah disadari atau tidak kita pasti
menggunakan Matematika.Mulai dari bangun tidur hingga menjelang tidur lagi.Oleh
karena itu, Matematika menjadi salah satu pelajaran terpenting yang harus dikuasai oleh
setiap orang yang ingin meraih sukses dalam kehidupannya. Dalam keahlian
bermatematika kita dituntut untuk dapat menyelesaikan masalah dengan benar, sekaligus
kita diberi kebebasan untuk menjawab dengan berbagai cara asalkan jawabannya benar
dan dengan cara yang benar. Seperti kata pepatah, “Banyak jalan menuju Roma”.Namun,
jika caranya salah atau salah dalam menuliskan satu angka saja hasil akhirnya juga salah.
Disini kita diminta untuk jujur dalam menyelesaikan masalah yang ada dengan cara yang
benar dan teliti. Dalam belajar Matematika juga dapat belajar tentang nilai kejujuran…
Selain itu, banyak sekali manfaat dari aplikasi Matematika dalam kehidupan
sehari-hari baik diterapkan dalam bidang ilmu lainnya maupun dalam kehidupan sehari-
hari. Bahkan Ada pepatah mengatakan “Siapa yang menguasai matematika dan bahasa
maka ia akan menguasai dunia”. Matematika sebagai media melatih untuk berpikir kritis,
inovatif, kreatif, mandiri dan mampu menyelesaikan masalah sedangkan bahasa sebagai
media menyampaikan ide-ide dan gagasan serta yang ada dalam pikiran manusia.Jelas
sekali bahwa Matematika sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak dapat
menghindar dari Matematika sekalipun kita mengambil jurusan ilmu sosial tetap saja ada
pelajaran Matematika di dalamnya karena mau tidak mau matematika digunakan dalam
aktivitas sehari-hari.Salah satunya penerapan Aljabar dalam kehidupan sehari-hari.
Dibawah ini merupakan beberapa contoh sehari-hari masalah social yang dapat
diselesaikan dengan aljabar
1. Aplikasi Aljabar bagi siswa
Tentu saja, manfaat aplikasi Aljabar bagi para pelajar adalah agar nilai
ulangan Matematika tidak jatuh saat diberi soal Aljabar.Dan sebagai tambahan nilai
untuk nilai kelulusan.
Selain itu, manfaat aplikasi Aljabar yang sering diterapkan siswa adalah untuk
memanajemen uang saku yang diberikan orang tua tiap minggu. Contoh penerapan
aljabar dalam hal ini sebagai berikut:
Misalnya, uang saku kita sebesar Rp 70.000,00 setiap minggu. Karena setiap
hari Selasa dan Rabu ada pelajaran tambahan, serta hari Jumat ada kegiatan ekstra
kurikuler pada pukul 14.20 WIB sedangkan setelah pulang sekolah kita tidak pulang
dahulu (langsung lanjut belajar tambahan) maka dibutuhkan uang makan + uang jajan
sebesar Rp 10.000,00. Nah, kita kebingungan menentukan uang saku setiap hari
selain Selasa, Rabu, dan Jum’at selama satu minggu jika dalam satu minggu itu kita
ingin menabung uang sebesar Rp 25.000,00.Dengan bantuan aljabar kita dapat
menentukan uang saku kita per hari.
Kita anggap uang saku kita per hari (selain Selasa, Rabu, dan Jumat karena
sudah ada jatahnya, yaitu Rp 10.000,00) dengan x. Maka,
Rp 45.000 = Rp 30.000 + 3x
Rp 45.000 – Rp 30.000 = 3x
Rp 15.000 = 3x
x = Rp 15.000/3
x = Rp 5.000
{Mengapa (3 X 10.000)? 3 berasal dari Hari Selasa, Rabu, dan Jumat dalam satu
Minggu. Berarti kan ada 3 hari}.{Mengapa 1(6x – 3x)? 1 berasal dari 1 minggu
sedangkan 6x – 3x berasal dari 6 hari dalam satu Minggu kecuali Minggu karena
libur, dikurangi 3 hari (Selasa, Rabu, dan Jumat karena telah dijatah)}
Jadi, uang saku per hari yang kita gunakan selain Selasa, Rabu, dan Jumat
(sekali lagi karena telah dijatah) dan selain Minggu (karena libur) maksimal sebesar
Rp 5.000,00.Tidak boleh lebih tetapi boleh kurang.
Manfaat aplikasi Aljabar bagi Ibu Rumah Tangga adalah untuk memanajemen
uang gaji, uang saku anak, uang sekolah anak, dll. Contoh memanajemen uang bagi
Ibu Rumah Tangga adalah sebagai berikut:
5.000.000 = 4.500.000 + 8x
5.000.000 – 4.500.000 = 8x
500.000 = 8x
x = 500.000/8
x = 62.500
{Mengapa (4 X 2x) karena 1 bulan = 4 minggu dan 2x itu adalah uang saku 2 orang
anak}.Jadi, uang saku setiap anak dalam waktu seminggu adalah Rp 62.500,00.
Maka diperoleh:
x = (60.000/10) + 2.000
x = 6.000 + 2.000
x = 8.000
Jadi, harga jual yang bisa diterapkan agar laba satu pempek Rp 2.000 adalah sebesar
Rp 8.000,00. Dengan Matematika dan aplikasi Aljabar, sangat simple
kan?Matematika adalah bagian sangat dekat yang tak terpisahkan dari kehidupan kita,
salah satunya melalui pengaplikasian Aljabar dalam kehidupan sehari-hari.
D. Pengajaran matematika untuk meningkatkan kesadaran sosial
4. Pusat pembelajaran adalah bagaimana siswa berpikir, bukan apa yang mereka
katakan atau tulis.
Konstruktivis ini dikritik oleh Vygotsky, yang menyatakan bahwa siswa dalam
mengkonstruksi suatu konsep perlu memperhatikan lingkungan sosial.Konstruktivisme
ini oleh Vygotsky disebut konstruktisme sosial (Taylor, 1993; Wilson, Teslow dan
Taylor, 1993; Atwel, Bleicher dan Cooper, 1998).Ada dua konsep penting dalam teori
Vygotsky (Slavin, 1997), yaitu Zone of Proximal Development (ZPD) dan scaffolding.
Zone of Proximal Development (ZPD) merupakan jarak antara tingkat perkembangan
sesungguhnya yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah secara
mandiri dan tingkat perkembangan potensial yang didefinisikan sebagai kemampuan
pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau melalui kerja sama dengan
teman sejawat yang lebih mampu. Scraffolding merupakan pemberian sejumlah bantuan
kepada siswa selama tahap-tahap awal pembelajaran, kemudian mengurangi bantuan dan
memberi kesempatan untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar setelah
ia dapat melakukannya (Slavin, 1997). Jadi Zone of Proximal Development ini ada siswa
yang menyelesaikan masalah secara sendiri, dan ada siswa yang menyelesaikan masalah
harus dengan persetujuan orang dewasa.Sedangkan scraffolding mempunyai tahap-tahap
pembelajaran, dalam pembelajaran awal siswa dibantu, tapi bantuan itu sedikit demi
sedikit dikurangi.Setelah itu siswa diberikan kesempatan untuk menyelesaikan masalah
sendiri dan mempunyai tanggung jawab yang semakin besar setelah siswa dapat
melakukannya.Scraffolding merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa untuk
belajar memecahkan masalah.Bantuan tersebut dapat berupa petunjuk, dorongan,
peringatan, menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah pemecahan, memberikan
contoh, dan tindakan-tindakan lain yang memungkinkan siswa itu belajar mandiri.
2. Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial juga merupakan salah satu dari tiga keterampilan yang
dikemukakan oleh Sukmadinata (Syaodih, 2007: 49), yaitu keterampilan intelektual,
keterampilan sosial, dan keterampilan motorik. Menurut Gresham, Sugai, & Horner
(2001), keterampilan sosial adalah tingkat kemampuan siswa untuk membangun dan
memelihara hubungan interpersonal yang tepat, dapat diterima oleh orang lain,
membangun dan memelihara pertemanan, dan mengakhiri hubungan interpersonal yang
negatif atau jahat (Bremer & Smith, 2004: 1). Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat
Arends (2008b: 28), bahwa keterampilan sosial adalah perilaku-perilaku yang
mendukung kesuksesan hubungan sosial dan memungkinkan individu untuk bekerja
bersama orang lain secara efektif. Lebih lanjut dikemukakan bahwa ada tiga keterampilan
yang kurang pada banyak anak dan pemuda, yaitu keterampilan berbagi, keterampilan
berpartisipasi, dan keterampilan komunikasi (Arends, 2008b: 28). Keterampilan berbagi
yang dimaksudkan adalah berbagi waktu, bahan, berlagak bossy terhadap siswa lain,
tidak mau berhenti bicara, atau mengerjakan semua tugas kelompok.Keterampilan
berpartisipasi yang kurang seperti menghindari kerja kelompok karena malu dan/atau
ditolak oleh siswa lainnya. Keterampilan komunikasi yang kurang ditunjukkan oleh
kesulitan mengkomunikasikan ide atau perasaan agar dipersepsi dengan akurat oleh orang
lain atau sebaliknya.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat dikatakan bahwa keterampilan
sosial adalah (1) keterampilan atau kecakapan seseorang untuk berhubungan dengan
orang lain di sekitarnya, (2) diwujudkan dalam berbagai bentuk tingkah laku yang sesuai,
(3) kemampuan yang digunakan dalam memecahkan masalah, dan (4) dilakukan oleh
seseorang untuk memperbaiki mutu kehidupan sosialnya (Kadir, 2009c: 440).
Menurut Gottman dan Parker (1986), ada enam keterampilan sosial tertentu yang
dikembangkan di dalam pertemanan, yaitu: (1) conform, cooperate and compete
(penyesuaian diri, bekerja sama dan bersaing), (2) take risks (mengambil resiko); (3)
develop communication skills (membangun keterampilan komunikasi); (4) develop
negotiation skills and tact (membangun keterampilan negosiasi dan kebijaksanaan); (5)
resolve conflicts (memecahkan konflik); dan (6) develop shared meanings for group
interaction (membangun pengertian bersama untuk interaksi kelompok) (Edwards, 2004).
Keenam keterampilan sosial ini dapat dikembangkan di kelas matematika melalui
pembelajaran kooperatif.
Dalam pembelajaran kooperatif, Nelson & Aboud (1985) menemukan bahwa para
teman lebih sering menjelaskan pendapat mereka dan mengkritik partnernya dibanding
yang bukan teman (Edwards, 2004).Artinya, untuk membangun suatu aktivitas diskusi
dalam kelompok, sebaiknya kelompok disusun berdasarkan hubungan pertemanan.
Melalui hubungan pertemanan, muncul diskusi yang lebih tajam karena para siswa tidak
segan untuk mengemukakan pendapat mereka terhadap suatu permasalahan dan sekaligus
melakukan kritik terhadap teman sekelompoknya (Kadir, 2007: 504, 2009c: 441).
Kebiasaan untuk mengemukakan pendapat ini akan mengarah kepada kemampuan untuk
menganalisis kemampuan diri dalam mengelola informasi sebelum pendapat itu
dikemukakan. Kegiatan ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan
masalah dan komunikasi matematik.
Pendapat serupa tentang keterampilan sosial anak juga dikemukakan oleh Indri
Savitri. Menurutnya, ada sembilan keterampilan sosial yang harus dimiliki anak, yaitu
kenal diri, kenal emosi, empati, simpati, berbagi, negosiasi, menolong, kerjasama, dan
bersaing (Kusumah, 2008; Kadir, 200c: 441). Dalam uraiannya dijelaskan bahwa
keterampilan sosial anak perlu dikembangkan agar anak memperoleh rasa percaya diri,
bisa menghadapi berbagai masalah dan mencari solusinya, dan mudah diterima oleh anak
lainnya. Melalui pengembangan keterampilan sosial, anak akan mudah bergaul dengan
orang lain di lingkungan manapun dia berada. Anak yang mempunyai keterampilan sosial
yang baik akan berperilaku sesuai dengan harapan lingkungan secara tepat.
Salah satu cara yang dapat diupayakan untuk menanamkan keterampilan sosial
anak adalah dengan memberi kesempatan kepada anak untuk berlatih berinteraksi dengan
anak lainnya dalam pembelajaran kelompok kecil. Siswa yang dibiasakan bermain dan
bergaul bersama temannya dalam kelompok ketika memecahkan masalah dan saling
menerima cenderung memiliki keterampilan sosial yang tinggi dibandingkan dengan
anak yang sehari-harinya di rumah saja atau dalam pembelajaran klasikal tanpa interaksi
dengan siswa lainnya.
Untuk memaksimalkan proses interaksi ini, siswa dalam kelompok perlu saling
mengenal. Menurut Arends (2008b: 30), sebelum siswa dapat bekerja secara efektif
dalam kelompok-kelompok cooperativelearning, mereka juga harus belajar saling
mengenal dan menghormati perbedaan satu sama lain. Demikian juga guru, harus
memberikan penghargaan dan menghormati kondisi siswa pesisir yang secara umum
berada dalam kondisi ekonomi, komunikasi, interaksi, dan penampilan fisik yang
mungkin berbeda dengan kondisi siswa di sekolah pada umumnya.Pengorganisasian yang
baik terhadap berbagai kondisi siswa tersebut dalam pembelajaran kooperatif dapat
mengantar siswa mencapai prestasi akademik yang diharapkan. Eksperimen Stevens &
Slavin (1995) menunjukkan bahwa sekolah dan kelas dapat diorganisasikan dengan
program dan proses yang mengimbangi dampak kemiskinan dan kelas sosial (Arends,
2008a:83).
PENUTUP
A. Kesimpulan
Matematika adalah telaahan tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola
berpikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat menurut Reys – dkk.
https://bambangsrianggoro.wordpress.com/2014/01/01/komunikasi-matematis/ Diunduh
tanggal 3 Januari 2015 13.54 WIB
https://bambangsrianggoro.wordpress.com/2014/01/01/komunikasi-matematis/ Diunduh
tanggal 3 Januari 2015 14.38 WIB
http://tyanurdina.wordpress.com/2013/01/05/kemampuan-komunikasi-siswa-dalam-
matematika/ Diunduh tanggal 5 Januari 2015 13.45 WIB