Di Susun Oleh :
2023
Hakikat Matematika Contohnya
Abstrak
Kata Kunci : Matematika, Induktif, Terstruktur, Ratu Dan Pelayan Ilmu, Ilmu Tentang Pola
Dan Hubungan, Semesta Pembicara, Konsisten Pada Sistem, Kesepakatan, Simbol Kosong
Dari Arti
A. Pendahuluan
Dalam Filsafat Ilmu Pengetahuan Mempelajari Esensi Atau Hakikat Ilmu Pengetahuan
Tertentu Secara Rasional. Filsafat Ilmu Pengetahuan Merupakan Cabang Filsafat Yang
Mempelajari Teori Pembagian Ilmu, Metode Yang Digunakan Dalam Ilmu, Tentang
Dasar Kepastian Dan Jenis Keterangan Yang Berkaitan Dengan Kebenaran Ilmu Tertentu.
Ilmu Pengetahuan Merupakan Sesuatu Yang Sangat Amat Penting Bagi Seluruh Manusia
Di Dunia Ini. Ilmu Pengetahuan Merupakan Sesuatu Yang Sangat Tidak Pernah Habis
Bila Kita Pelajari Karena Ilmu Pengetahuan Itu Sangat Luas. Semua Orang Ingin
Menggali Ilmu Pengetahuan Setinggi-Tingginya Untuk Menambah Wawasan Yang
Dikuasai. Pada Zaman Seperti Sekarang, Banyak Jalan Yang Dapat Digunakan Untuk
Menambah Ilmu Pengetahuan Selain Dengan Cara Membaca Seperti Semboyan Yang
Mengatakan “Banyak Jalan Menuju Roma”. Jadi, Ilmu Pengetahuan Sangat Penting Bagi
Semua Orang Untuk Masa Depan.
Untuk Lebih Jelasnya Penulis Akan Mengkaji Hakikat Matematika Tersebut Dalam
Makalah Ini Yang Meliputi Pengertian Matematika, Karakteristik Matematika Sebagai Ilmu
Deduktif, Juga Ilmu Terstruktur, Matematika Adalah Ratu Dan Pelayan Ilmu, Matematika
Adalah Ilmu Tentang Pola Dan Hubungan, Matematika Memperhatikan Semesta Pembicara,
Matematika Konsisten Pada Sistem, Matematika Bertumpu Pada Kesepakatan, Matematika
Memiliki Simbol Kosong Dari Arti.
B. Pembahasan
“Apakah Matematika Itu ?” Tidak Dapat Dengan Mudah Dijawab. Hal Ini Dikarenakan
Sampai Saat Ini Belum Ada Kepastian Mengenai Pengertian Matematika Karena
Pengetahuan Dan Pandangan Masing-Masing Dari Para Ahli Yang Berbeda-Beda. Ada Yang
Mengatakan Bahwa Matematika Adalah Ilmu Tentang Bilangan Dan Ruang, Matematika
Merupakan Bahasa Simbol, Matematika Adalah Bahasa Numerik, Matematika Adalah Ilmu
Yang Abstrak Dan Deduktif, Matematika Adalah Metode Berpikir Logis, Matematika Adalah
Ilmu Yang Mempelajari Hubungan Pola, Bentuk Dan Struktur, Matematika Adalah Ratunya
Ilmu Dan Juga Menjadi Pelayan Ilmu Yang Lain. Matematika Adalah Salah Satu
Pengetahuan Tertua Yang Terbentuk Dari Penelitian Bilangan Dan Ruang. Matematika
Adalah Suatu Disiplin Ilmu Yang Berdiri Sendiri Dan Tidak Merupakan Cabang Dari Ilmu
Pengetahuan Alam. Kata Matematika Berasal Dari Perkataan Latin Mathematika Yang
Mulanya Diambil Dari Perkataan Yunani Mathematike Yang Berarti Mempelajari. Perkataan
Itu Mempunyai Asal Katanya Mathema Yang Berarti Pengetahuan Atau Ilmu (Knowledge,
Science). Kata Mathematike Berhubungan Pula Dengan Kata Lainnya Yang Hampir Sama,
Yaitu Mathein Atau Mathenein Yang Artinya Belajar (Berpikir). Jadi, Berdasarkan Asal
Katanya, Maka Perkataan Matematika Berarti Ilmu Pengetahuan Yang Didapat Dengan
Berpikir (Bernalar). Matematika Lebih Menekankan Kegiatan Dalam Dunia Rasio
(Penalaran), Bukan Menekankan Dari Hasil Eksperimen Atau Hasil Observasi Matematika
Terbentuk Karena Pikiran-Pikiran Manusia, Yang Berhubungan Dengan Idea, Proses, Dan
Penalaran (Russeffendi Et, 1980 :148). Istilah Mathematics (Inggris), Mathematik (Jerman),
Mathematique (Perancis), Matematico (Itali), Matematiceski (Rusia), Atau Mathematick/
Wiskunde (Belanda) Berasal Dari Perkataan Lain Matematika, Yang Mulanya Diambil Dari
Perkataan Yunani, Μαθηματικά - Mathēmatiká, Yang Berarti “ Relating To Learning”.
Ada Beberapa Definisi Dari Beberapa Para Ahli Mengenai Matematika, Diantaranya
Seorang Matematikawan Benjamin Peirce Menyebut Matematika Sebagai "Ilmu Yang
Menggambarkan Simpulan-Simpulan Yang Penting". Di Pihak Lain, Albert
Einstein Menyatakan Bahwa "Sejauh Hukum-Hukum Matematika Merujuk Kepada
Kenyataan, Mereka Tidaklah Pasti; Dan Sejauh Mereka Pasti, Mereka Tidak Merujuk
Kepada Kenyataan”.
Matematika Adalah Cabang Ilmu Pengetahuan Eksak Dan Terorganisisr Secara Sistematik
Selanjutnya, Pendapat Para Ahli Mengenai Matematika Yang Lain, Di Antaranya Telah
Muncul Sejak Kurang Lebih 400 Tahun Sebelum Masehi, Dengan Tokoh-Tokoh Utamanya
Plato (427–347 Sm) Dan Seorang Muridnya Aristoteles (348–322 Sm). Mereka Mempunyai
Pendapat Yang Berlainan. Plato Berpendapat, Bahwa Matematika Adalah Identik Dengan
Filsafat Untuk Ahli Pikir, Walaupun Mereka Mengatakan Bahwa Matematika Harus
Dipelajari Untuk Keperluan Lain. Objek Matematika Ada Di Dunia Nyata, Tetapi Terpisah
Dari Akal. Ia Mengadakan Perbedaan Antara Aritmetika (Teori Bilangan) Dan Logistik
(Teknik Berhitung) Yang Diperlukan Orang. Belajar Aritmetika Berpengaruh Positif Karena
Memaksa Yang Belajar Untuk Belajar Bilangan-Bilangan Abstrak. Dengan Demikian
Matematika Ditingkatkan Menjadi Mental Aktivitas Mental Abstrak Pada Objek-Objek Yang
Ada Secara Lahiriah, Tetapi Yang Ada Hanya Mempunyai Representasi Yang Bermakna.
Sedangkan Orang Arab, Menyebut Matematika Dengan ‘Ilmu Al-Hisab Yang Berarti Ilmu
Berhitung. Di Indonesia, Matematika Disebut Dengan Ilmu Pasti Dan Ilmu Hitung. Sebagian
Orang Indonesia Memberikan Plesetan Menyebut Matematika Dengan “Matimatian”, Karena
Sulitnya Mempelajari Matematika. (Abdusysyakir, 2007:5). Pada Umumnya Orang Awam
Hanya Akrab Dengan Satu Cabang Matematika Elementer Yang Disebut Aritmetika Atau
Ilmu Hitung Yang Secara Informal Dapat Didefinisikan Sebagai Ilmu Tentang Berbagai
Bilangan Yang Bisa Langsung Diperoleh Dari Bilangan-Bilangan Bulat 0, 1, -1, 2, – 2, …,
Dst, Melalui Beberapa Operasi Dasar: Tambah, Kurang, Kali Dan Bagi.
Matematika Secara Umum Ditegaskan Sebagai Penelitian Pola Dari Struktur, Perubahan,
Dan Ruang; Tak Lebih Resmi, Seorang Mungkin Mengatakan Adalah Penelitian Bilangan
Dan Angka. Dalam Pandangan Formalis, Matematika Adalah Pemeriksaan Aksioma Yang
Menegaskan Struktur Abstrak Menggunakan Logika Simbolik Dan Notasi Matematika;
Pandangan Lain Tergambar Dalam Filosofi Matematika. Sedangkan Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (Kbbi), Matematika Didefinisikan Sebagai Ilmu Tentang Bilangan,
Hubungan Antara Bilangan, Dan Prosedur Operasional Yang Digunakan Dalam Penyelesaian
Masalah Mengenai Bilangan. Menurut Sumardyono (2004:28) Secara Umum Definisi
Matematika Dapat Dideskripsikan Sebagai Berikut, Di Antaranya:
Matematika Sebagai Alat (Tool). Matematika Juga Sering Dipandang Sebagai Alat
Dalammencari Solusi Pelbagai Masalah Dalam Kehidupan Sehari-Hari.
Matematika Sebagai Cara Bernalar (The Way Of Thinking). Matematika Dapat Pula
Dipandang Sebagai Cara Bernalar, Paling Tidak Karena Beberapa Hal, Seperti Matematika
Matematika Memuat Cara Pembuktian Yang Sahih (Valid), Rumus-Rumus Atau Aturan
Yang Umum, Atau Sifat Penalaran Matematika Yang Sistematis.
Matematika Sebagai Bahasa Artifisial. Simbol Merupakan Ciri Yang Paling Menonjol
Dalam Matematika. Bahasa Matematika Adalah Bahasa Simbol Yang Bersifat Artifisial,
Yang Baru Memiliki Arti Bila Dikenakan Pada Suatu Konteks.
Matematika Sebagai Seni Yang Kreatif. Penalaran Yang Logis Dan Efisien Serta
Perbendaharaan Ide-Ide Dan Pola-Pola Yang Kreatif Dan Menakjubkan, Maka Matematika
Sering Pula Disebut Sebagai Seni, Khususnya Merupakan Seni Berpikir Yang Kreatif.
Matematika Dikenal Sebagai Ilmu Deduktif. Ini Berarti Proses Pengerjaan Matematika
Harus Bersifat Deduktif. Matematika Tidak Menerima Generalisasi Berdasarkan
Pengamatan (Induktif), Tetapi Harus Berdasarkan Pembuktian Deduktif. Dasar
Pembuktian Deduktif Yang Berperan Besar Dalam Matematika Adalah Kebenaran, Suatu
Pernyataan Haruslah Didasarkan Pada Kebenaran Pernyataan-Pernyataan Sebelumnya.
Penarikan Kesimpulan Yang Demikian Ini Sangat Berbeda Dengan Penarikan
Kesimpulan Pada Penalaran Induktif Yang Dipaparkan Pada Hasil Pengamatan Atau
Eksperimen Terbatas.
Sebagai Contoh Dalam Ilmu Pengetahuna Alam (Ipa), Bila Seseorang Melakukan
Percobaan Memanaskan Sebatang Logam, Ternyata Logam Yang Dipanaskan Tersebut Akan
Memuai. Kemudian Sebatang Logam Lainnya Dipanaskan Ternyata Memuai Juga, Dan
Seterusnya Mengambil Beberapa Contoh Jenis-Jenis Logam Lainnya Dan Ternyata Selalu
Memuai Jika Dipanaskan. Dari Percobaan Ini Dapat Dibuat Kesimpulan Atau Generalisasi
Bahwa Setiap Logam Yang Dipanaskan Itu Memuai. Kesimpulan Atau Generalisasi Seperti
Ini Merupakan Hasil Penalaran Secara Induktif. Generalisasi Seperti Ini Dalam Ipa
Dibenarkan.
Contoh Dalam Ipa Seperti Tersebut Di Atas, Secara Matematika Belum Dapat Dianggap
Sebagai Generalisasi. Dalam Matematika, Contoh-Contoh Seperti Itu Baru Dapat Dianggap
Sebagai Generalisasi Bila Kebenarannya Dapat Dibuktikan Secara Deduktif.
Sekarang Kita Akan Mengambil Beberapa Contoh Generalisasi Yang Dibenarkan Dan
Yang Tidak Dibenarkan Dalam Matematika. Generalisasi Yang Dibenarkan Dalam
Matematika Adalah Generalisasi Yang Telah Dapat Dibuktikan Secara Deduktif.
Contoh 1:
1 2 4 6
7 8 10 12
Bukti Deduktif
Contoh 2
Misalnya Siswa Mengukur Ketiga Sudut Sebuah Segititga Dengan Busur Derajat
Dan Menjumlahkan Ketiga Sudut Tersebut, Ternyata Hasilnya Sama Dengan 1800.
Walaupun Proses Pengukuran Dan Penjumlahan Ketiga Sudut Ini Diberlakukan Kepada
Segitiga-Segitiga Yang Lain Dan Hasilnya Selalu Sama Dengan 1800, Tetap Kita Tidak
Dapat Menyimpulkan Bahwa Jumlah Ketiga Sudut Dalam Sebuah Segitiga Sama Dnegan
1800, Sebelum Membuktikan Secara Deduktif.
B
Maka: 1 + 2 + 3 = 4 + 2 + 5 =
1800 Karena 4 + 2 + 5 Merupakan Jumlah Dari Ketiga Sudut Dalam Pada Sebuah
Segitiga, Maka Dapat Disimpulkan Bahwa Jumlah Ketiga Sudut Dalam Sebuah Segitiga
Sama Dengan 1800.
Dari Uraian-Uraian Di Atas, Dapatlah Kita Simpulkan Bahwa Matematika Itu Merupakan
Ilmu Deduktif Yang Tidak Menerima Generalisasi Yang Didasarkan Kepada Observasi
(Induktif) Tetapi Generalisasi Yang Didasarkan Pada Pembuktian Secara Deduktif.
Sebagai Contoh Dapat Dilihat Susunan Topik-Topik Dalam Matematika Yang Harus
Dipelajari Terlebih Dahulu (Dan Berikutnya) Untuk Sampai Pada Topik Persamaan.
Untuk Sampai Pada Topik Persamaan Tersebut Haruslah Melalui Jalur-Jalur Pasti Yang
Telah Tersusun. Sebaliknya Apabila Jalur-Jalur Itu Dilanggar, Maka Konsep Persamaan
Tidak Akan Tertanam Dengan Baik.
Catatan: Dari Diagram Di Bawah, Terlihat Bahwa Untuk Memahami Konsep Persamaan
Memerlukan Konsep-Konsep Lain Yang Menjadi Prasyaratnya, Akan Tetapi Tidak Perlu
Setiap Konsep Di Bawahnya Dipakai. Cukup Dipilih Sebuah Jalur Tertentu, Tergantung Dari
Tujuannya.
Untuk Lebih Memperjelas Uraian Di Atas, Marilah Kita Lihat Contoh Berikut Ini:
Kita Ambil Contoh Pada Satu Bagian Kecil Yang Dipelajari Dalam Matematika, Yaitu
Dalam Geometri. Pada Geometri Terdapat Unsur-Unsur Yang Tidak Didefinisikan Antara
Lain Titik, Garis, Dan Bidang.
Apakah Titik Itu? Titik Dalam Matematika Diasumsikan Ada, Tetapi Tidak Dinyatakan
Dalam Suatu Kalimat Yang Tepat Untuk Mejelaskannya. Sebab Titik Adalah Suatu Obyek
Matematika Yang Tidak Didefinisikan (Unsur Primitif). Paling-Paling Kita Hanya Mampu
Untuk Sekedar Memberikan Gambaran Bahwa Titik Itu Tidak Mempunyai Ukuran Panjang,
Luas, Isi, Dan Berat. Suatu Titik Digambarkan Hanya Untuk Membantu Pemikiran Kita Saja.
Meskipun Demikian Kita Sepakat Bahwa Titik Itu Ada.
Sedangkan Bidang (Datar) Adalah Sesuatu Yang Bentuknya Datar Seperti Permukaan
Meja Yang Tidak Mempunyai Batas Pinggir. Meskipun Kita Tidak Mampu Untuk
Memberikan Pernyataan Dengan Tepat, Tetapi Kita Sepakat Bahwa Bidang Itu Ada. Titik
Dan Bidang Itu Termasuk Ke Dalam Unsur Primitif Yang Eksistensinya Diakui Ada. Tanpa
Pemikiran Semacam Itu Matematika Tidak Akan Terwujud.
Dari Unsur-Unsur Yang Tidak Terdefinisi Itu Selanjutnya Dapat Dibentuk Unsur-Unsur
Matematika Yang Terdefinisi.
Contoh:
1) Dua Garis Berpotongan Memiliki Satu Titik Sekutu. Titik Itu Selanjutnya Disebut Titik
Potong.
2) Segitiga Adalah Lengkungan Tertutup Sederhana Yang Merupakan Gabungan Dari Tiga
Buah Segmen Garis (Sudah Tentu Definisi Tentang Ruas Garis, Operasi Gabungan, Dan
Lengkungan Tertutup Sederhana Sudah Terlebih Dahulu Diberikan).
3) Bilangan Genap Adalah Bilangan Bulat Yang Habis Dibagi Dua (Pengertian Bilangan
Bulat Dan Habis Dibagi Sebelumnya Telah Dipahami).
Dari Unsur-Unsur Yang Tidak Terdefinisi Dan Unsur-Unsur Terdefinisi Dapat Dibuat
Asumsi-Asumsi Yang Dikenal Dengan Aksioma Atau Postulat. Misalnya:
1) Melalui Sebuah Titik Sebarang Hanya Dapat Dibuat Sebuah Garis Ke Suatu Titik Yang
Lain.
Misalnya:
Jumlah Ukuran Ketiga Sudut Dalam Sebuah Segitiga Adalah 180 Derajat (Ukuran Sudut
Dalam Derajat Telah Didefinisikan Terlebih Dahulu).
Dan Teorema Yang Telah Terbentuk Dapat Dirumuskan Lagi Teorema Baru Sebagai
Pengembangan Atau Perluasannya.
Contoh Lainnya Dapat Kita Lihat Dari Konsep-Konsep Yang Ada Dalam Struktur Aljabar
Atau Aljabar Modern Atau Aljabar Abstrak Seperti Grup, Ring, Field, Integral Domain Dan
Teorema-Teoremanya Yang Nampak Dengan Jelas Merupakan Suatu Sistem Matematika
Yang Mempunyai Keteraturan Struktur Yang Terorganisasikan Dengan Baik.
Ambil Contoh Lainnya Lagi, Misalnya Geometri Modern Yang Merupakan Suatu Sistem
Matematika Aksiomatik, Yang Memiliki Unsur Tidak Didefinisikan, Unsur Yang
Didefinisikan, Postulat Atau Aksioma Dan Dalil Atau Teori Yang Dirumuskan Dengan Jelas.
Dinamakan Geometri Modern Karena Memiliki Istilah, Simbol Dan Gambar Yang Akurat
Yang Tidak Meragukan, Karena Tidak Mempunyai Dua Arti Atau Lebih. Misalnya Pada
Geometri Modern Antara Ruas Garis Dan Garis Mempunyai Simbol Dan Gambar Yang
Berbeda, Sedangkan Pada Geometri Tradisional Sama. Demikian Pula Tentang Kaki-Kaki
Sebuah Segitiga Sama Kaki Pada Geometri Modern Disebut Kongruen, Sedangkan Pada
Geometri Tradisional Disebut Sama. Kemudian Istilah Atau Bahasa Dalam Geometri Modern
Jauh Lebih Tepat Dari Pada Bahasa Dalam Geometri Tradisional. Misalnya Dalam Geometri
Tradisional Kita Sering Mengatakan "Luas Sebuah Segitiga = 10 M2". Dalam Geometri
Modern Kita Harus Mengatakan “Luas Daerah Sebuah Segitiga=10 M2”. Alasannya, Karena
Segitiga Itu Tidak Mempunyai Luas, Yang Mempunyai Luas Adalah Daerah Sitiga.
Matematika Disebut Sebagai Ilmu Tentang Pola Karena Pada Matematika Sering Dicari
Keseragaman Seperti Keterurutan, Keterkaitan Pola Dari Sekumpulan Konsep-Konsep
Tertentu Atau Model Yang Merupkan Representasinya Untuk Membuat Generalisasi.
Misal :
Contoh :
Matematika Disebut Ilmu Tentang Hubungan Karena Konsep Matematika Satu Dengan
Lainnya Saling Berhubungan.
Misalnya : Antara Persegi Panjang Dengan Balok, Antara Persegi Dengan Kubus, Antara
Kerucut Dengan Lingkaran, Antara 5 X 6 = 30 Dengan 30 : 5 = 6. Antara 102 = 100
Dengan = 10. Demikian Juga Cabang Matematika Satu Dengan Lainnya Saling
Berhubungan Seperti Aritmatika, Aljabar, Geometri Dan Statistika, Dan Analisis.
Dalam Matematika Banyak System Yang Saling Berkaitan Satu Sama Lainnya Dan
Ada Juga Yang Tidak Saling Berkaitan. Didalam Masing-Masing Sistem Berlaku
Konsistensi Atau Ketaatazasan, Artinya Bahwa Dalam System Tidak Boleh Terdapat
Kontradiksi. Suatu Teorema Ataupun Definisi Harus Menggunakan Istilah Atau
Konsep Yang Diterapkan Terlebih Dahulu. Konsistensi Itu Baik Dalam Makna
Maupun Dalam Hal Nilai Kebenaran. Hal Ini Menjadi Masalah Matematika Harus
Konsisten Terhadap Hasilnya. Menurut Soedjadi( 2000,65), Bila Diperhatikan Satu
Per Satu Karakteristik Matematika Tersebut, Maka Dapat Dipahami Bahwa
Matematika Yang Amat Pusing Dalam Hidup Keseharian Mereka Baik Kini Maupun
Masa Yang Akan Datang. Bila Karakteristik Tersebut Secara Sadar Dimanfaatkan
Sebagai Wahana Pendidikan Jelas Memiliki Edukasi Yang Dapat Mengarahkan Siwa
Untuk Disiplin Atau Taat Pada Peraturan.
C. Penutup
1.1 Simpulan
4. Matematika Sebagai Ratu Atau Ibunya Ilmu Dimaksudkan Bahwa Matematika Adalah
Sebagai Sumber Dari Ilmu Yang Lain. Dimana Matematika Tumbuh Dan Berkembang
Untuk Dirinya Sendiri Sebagai Suatu Ilmu. Matematika Juga Sebagai Pelayan Ilmu
Karena Melayani Kebutuhan Ilmu Pengetahuan Dalam Pengembangan Dan
Operasionalnya.
5. Matematika Disebut Sebagai Ilmu Tentang Pola Karena Pada Matematika Sering Dicari
Keseragaman Seperti Keterurutan, Keterkaitan Pola Dari Sekumpulan Konsep-Konsep
Tertentu Atau Model Yang Merupkan Representasinya Untuk Membuat Generalisasi Dan
Matematika Disebut Ilmu Tentang Hubungan Karena Konsep Matematika Satu Dengan
Lainnya Saling Berhubungan.
7. Matematika Kosisten Dengan Sistemnya Artinya Dalam Matematika Banyak Sistem Yang
Saling Berkaitan Satu Sama Lainnya Dan Ada Juga Yang Tidak Saling Berkaitan.
Didalam Masing-Masing Sistem Berlaku Konsistensi Atau Ketaatazasan, Artinya Bahwa
Dalam System Tidak Boleh Terdapat Kontradiksi. Suatu Teorema Ataupun Definisi Harus
Menggunakan Istilah Atau Konsep Yang Diterapkan Terlebih Dahulu. Konsistensi Itu
Baik Dalam Makna Maupun Dalam Hal Nilai Kebenaran.
9. Matematika Memiliki Symbol Yang Kosong Dari Arti Maksudnya Adalah Ia Akan
Bermakna Sesuatu Bila Kita Mengaitkannya Dengan Konteks Tertentu. Secara Umum,
Hal Ini Pula Yang Membedakan Symbol Matematika Dengan Symbol Bukan Matematika.
Kosongnya Arti Dari Model-Model Matematika Itu Merupakan “Kekuatan” Matematika,
Yang Dengan Sifat Tersebut Ia Bisa Masuk Pada Berbagai Macam Bidang Kehidupan.
1.2 Saran
1. Bagi Pendidik Hendaknya Sebaiknya Mengetahui Hal Yang Paling Mendasar Dari
Matematika. Dalam Hal Ini Mengenai Hakikat Matematika Yaitu Pengertian Matematika,
Matematika Sebagai Ilmu Deduktif, Matematika Sebagai Ilmu Terstruktur, Dan
Matematika Sebagai Ratu Dan Pelayan Ilmu Sehingga Dapat Memudahkan Dalam
Mengajarkan Matematika.
2. Bagi Para Pendidik Juga Diharapakan Lebih Mengenalkan Secara Mendalam Pengertian
Dan Konsep Dalam Matematika Itu Sendiri Khususnya Pagi Pendidik Di Tingkat Sekolah
Dasar Agar Para Peserta Didik Tidak Salah Konsep Dan Pengertian Dari Awal.
matematika dikenal sebagai ilmu deduktif, ilmu terstruktur dan juga matematika sebagai
ratu dan pelayan ilmu. | Cecep Rahmat Hidayat (kambing-pintar.blogspot.com)