Anda di halaman 1dari 21

TUGAS

MATA KULIAH MATEMATIC

Di Susun Oleh :

Nona Cresensia Clarissa Labetubun

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

STKIP PERSADA EVAV

2023
Hakikat Matematika Contohnya

Abstrak

Matematika Adalah Ilmu Universal Yang Mendasari Perkembangan Ilmu Pengetahuan


Dan Teknologi Modern, Memajukan Daya Pikir Serta Analisa Manusia. Matematika
Memiliki Peran Yang Sangat Besar Dalam Kehidupan. Walaupun Memiliki Banyak Peranan,
Namun Banyak Yang Belum Mengetahui Pengertian Matematika Itu Sendiri. Ada Banyak
Pengertian Dari Matematika Itu Sendiri. Ada Yang Berpendapat, Matematika Adalah Cabang
Ilmu Pengetahuan Eksak Dan Terorganisisr Secara Sistematik, Matematika Adalah
Pengetahuan Tentang Bilangan Dan Kalkulasi, Matematika Adalah Pengetahuan Tentang
Penalaran Logik Dan Berhubungan Dengan Bilangan, Dan Lain Sebagainya. Selain Itu,
Matematika Dikenal Sebagai Ilmu Deduktif, Ilmu Terstruktur Dan Juga Matematika Sebagai
Ratu Dan Pelayan Ilmu. Matematika Sebagai Ilmu Deduktif Yaitu Dalam Matematika,
Kebenaran Dalam Setiap Pernyataannya Harus Didasarkan Pada Kebenaran Pernyataan
Sebelumnya Dan Dalam Matematika Pernyataan Awal Dikenal Dengan Istilah Aksioma.
Matematika Sebagai Ilmu Terstruktur Yaitu Matematika Mempelajari Tentang Pola
Keteraturan, Tentang Struktur Yang Terorganisasikan. Hal Ini Dimulai Dari Unsur-Unsur
Yang Tidak Terdefinisikan Kemudian Pada Unsur Yang Didefinisikan, Ke Aksioma/Postulat
Dan Akhirnya Pada Teorema Dan Yang Terakhir Matematika Sebagai Ratu Dan Pelayan
Ilmu Dimaksudkan Bahwa Matematika Adalah Sebagai Sumber Dari Ilmu Yang Lain.
Dengan Perkataan Lain, Perkembangan Matematika Tak Tergantung Pada Ilmu-Ilmu Lain.

Kata Kunci : Matematika, Induktif, Terstruktur, Ratu Dan Pelayan Ilmu, Ilmu Tentang Pola
Dan Hubungan, Semesta  Pembicara, Konsisten Pada Sistem, Kesepakatan, Simbol Kosong
Dari Arti

A.       Pendahuluan
Dalam Filsafat Ilmu Pengetahuan Mempelajari Esensi Atau Hakikat Ilmu Pengetahuan
Tertentu Secara Rasional. Filsafat Ilmu Pengetahuan Merupakan Cabang Filsafat Yang
Mempelajari Teori Pembagian Ilmu, Metode Yang Digunakan Dalam Ilmu, Tentang
Dasar Kepastian Dan Jenis Keterangan Yang Berkaitan Dengan Kebenaran Ilmu Tertentu.
Ilmu Pengetahuan Merupakan Sesuatu Yang Sangat Amat Penting Bagi Seluruh Manusia
Di Dunia Ini. Ilmu Pengetahuan Merupakan Sesuatu Yang Sangat Tidak Pernah Habis
Bila Kita Pelajari Karena Ilmu Pengetahuan Itu Sangat Luas. Semua Orang Ingin
Menggali Ilmu Pengetahuan Setinggi-Tingginya Untuk Menambah Wawasan Yang
Dikuasai. Pada Zaman Seperti Sekarang, Banyak Jalan Yang Dapat Digunakan Untuk
Menambah Ilmu Pengetahuan Selain Dengan Cara Membaca Seperti Semboyan Yang
Mengatakan “Banyak Jalan Menuju Roma”. Jadi, Ilmu Pengetahuan Sangat Penting Bagi
Semua Orang Untuk Masa Depan.

Filsafat Ilmu Pengetahuan Merupakan Salah Satu Cabang Yang Mempersoalkan


Mengenai Masalah Hakikat Pengetahuan. Yang Dimaksud Dalam Hal Ini Adalah Suatu Ilmu
Pengetahuan Kefilsafatan Yang Secara Khusus Hendak Memperoleh Pengetahuan Tentang
Hakikat Pengetahuan. Dalam Filsafat Ilmu Dipelajari Mengenai Ilmu Dan Matematika
Sebab, Ilmu Tanpa Matematika  Tidak Berkembang Serta, Matematika Tanpa Ilmu Tak Ada
Keteraturan. Dengan Pengetahuan Manusia Dapat Mengembangkan Mengatasi
Kelangsungan Hidupnya, Memikirkan Hal-Hal Yang Baru Dan Menjadikan Manusia Sebagai
Makhluk Yang Khas Di Muka Bumi Ini. Begitu Erat Hubungan Matematika Dengan Ilmu
Pengetahuan Lainnya Sehingga Terkadang Matematika Tersebut Terdapat Di Semua Bidang
Ilmu Lainnya.

Matematika Memiliki Peranan Penting Dalam Berbagai Aspek Kehidupan. Banyak


Permasalahan Dan Kegiatan Dalam Hidup Kita Yang Harus Diselesaikan Dengan
Menggunakan Ilmu Matematika Seperti Menghitung, Mengukur, Dan Lain-Lain. Matematika
Adalah Ilmu Universal Yang Mendasari Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi
Modern, Memajukan Daya Pikir Serta Analisa Manusia. Peran Matematika Dewasa Ini
Semakin Penting, Karena Banyaknya Informasi Yang Disampaikan Orang Dalam Bahasa
Matematika Seperti, Tabel, Grafik, Diagram,  Persamaan Dan Lain-Lain. Matematika
Digunakan Di Seluruh Dunia Sebagai Alat Penting Di Berbagai Bidang, Termasuk ilmu
alam, teknik, kedokteran Atau medis, ilmu sosial Seperti ekonomi, Dan psikologi. 
Dengan Demikian, Pendidikan Matematika Mampu Menyiapkan Sumber Daya Manusia
(Sdm) Yang Berkualitas Yang Ditandai Memiliki Kemampuan Memperoleh, Mengelola, Dan
Memanfaatkan Informasi Sesuai Dengan Tuntutan Kebutuhan. Oleh Karena Itu Mata
Pelajaran Matematika Sangat Perlu Diajarkan Kepada Semua Peserta Didik Mulai Dari
Taman Kanak Kanak. Namun Kebanyakan Orang Ataupun Guru Mengajarkan Matematika
Tanpa Pernah Mengajarkan Atau Menjelaskan Mengenai Hakikat Matematika Itu Sendiri.
Jadi Siswa Yang Diajarkan Juga Kurang Mengetahui Hakikat Dari Matematika Tersebut.

Untuk Lebih Jelasnya Penulis Akan Mengkaji Hakikat Matematika Tersebut Dalam
Makalah Ini Yang Meliputi Pengertian Matematika, Karakteristik Matematika Sebagai Ilmu
Deduktif, Juga Ilmu Terstruktur, Matematika Adalah Ratu Dan Pelayan Ilmu, Matematika
Adalah  Ilmu Tentang Pola Dan Hubungan, Matematika Memperhatikan Semesta  Pembicara,
Matematika Konsisten Pada Sistem, Matematika Bertumpu Pada Kesepakatan, Matematika
Memiliki Simbol Kosong Dari Arti.

B.  Pembahasan

2.1 Pengertian Matematika

“Apakah Matematika Itu ?” Tidak Dapat Dengan Mudah Dijawab. Hal Ini Dikarenakan
Sampai Saat Ini Belum Ada Kepastian Mengenai Pengertian Matematika Karena
Pengetahuan Dan Pandangan Masing-Masing Dari Para Ahli Yang Berbeda-Beda. Ada Yang
Mengatakan Bahwa Matematika Adalah Ilmu Tentang Bilangan Dan Ruang, Matematika
Merupakan Bahasa Simbol, Matematika Adalah Bahasa Numerik, Matematika Adalah Ilmu
Yang Abstrak Dan Deduktif, Matematika Adalah Metode Berpikir Logis, Matematika Adalah
Ilmu Yang Mempelajari Hubungan Pola, Bentuk Dan Struktur, Matematika Adalah Ratunya
Ilmu Dan Juga Menjadi Pelayan Ilmu Yang Lain. Matematika Adalah Salah Satu
Pengetahuan Tertua Yang Terbentuk Dari Penelitian Bilangan Dan Ruang. Matematika
Adalah Suatu Disiplin Ilmu Yang Berdiri Sendiri Dan Tidak Merupakan Cabang Dari Ilmu
Pengetahuan Alam. Kata Matematika Berasal Dari Perkataan Latin Mathematika Yang
Mulanya Diambil Dari Perkataan Yunani Mathematike Yang Berarti Mempelajari. Perkataan
Itu Mempunyai Asal Katanya Mathema Yang Berarti Pengetahuan Atau Ilmu (Knowledge,
Science). Kata Mathematike Berhubungan Pula Dengan Kata Lainnya Yang Hampir Sama,
Yaitu Mathein Atau Mathenein Yang Artinya Belajar (Berpikir). Jadi, Berdasarkan Asal
Katanya, Maka Perkataan Matematika Berarti Ilmu Pengetahuan Yang Didapat Dengan
Berpikir (Bernalar). Matematika Lebih Menekankan Kegiatan Dalam Dunia Rasio
(Penalaran), Bukan Menekankan Dari Hasil Eksperimen Atau Hasil Observasi Matematika
Terbentuk Karena Pikiran-Pikiran Manusia, Yang Berhubungan Dengan Idea, Proses, Dan
Penalaran (Russeffendi Et, 1980 :148). Istilah Mathematics (Inggris), Mathematik (Jerman),
Mathematique (Perancis), Matematico (Itali), Matematiceski (Rusia), Atau Mathematick/
Wiskunde (Belanda) Berasal Dari Perkataan Lain Matematika, Yang Mulanya Diambil Dari
Perkataan Yunani, Μαθηματικά - Mathēmatiká, Yang Berarti “ Relating To Learning”.

Matematika Terbentuk Dari Pengalaman Manusia Dalam Dunianya Secara Empiris.


Kemudian Pengalaman Itu Diproses Di Dalam Dunia Rasio, Diolah Secara Analisis Dengan
Penalaran Di Dalam Struktur Kognitif Sehingga Sampai Terbentuk Konsep-Konsep
Matematika Supaya Konsep-Konsep Matematika Yang Terbentuk Itu Mudah Dipahami Oleh
Orang Lain Dan Dapat Dimanipulasi Secara Tepat, Maka Digunakan Bahasa Matematika
Atua Notasi Matematika Yang Bernilai Global (Universal). Konsep Matematika Didapat
Karena Proses Berpikir, Karena Itu Logika Adalah Dasar Terbentuknya Matematika. Dapat
Dikatakan Bahwa Matematika Merupakan Ilmu Pengetahuan Yang Mempelajari Struktur
Yang Abstrak Dan Pola Hubungan Yang Ada Didalamnya. Ini Berarti Bahwa Belajar
Matematika Pada Hakekatnya Adalah Belajar Konsep, Struktur Konsep Dan Mencari
Hubungan Antar Konsep Dan Strukturnya.

Ada Beberapa Definisi Dari Beberapa Para Ahli Mengenai Matematika, Diantaranya
Seorang Matematikawan Benjamin Peirce Menyebut Matematika Sebagai "Ilmu Yang
Menggambarkan Simpulan-Simpulan Yang Penting". Di Pihak Lain, Albert
Einstein Menyatakan Bahwa "Sejauh Hukum-Hukum Matematika Merujuk Kepada
Kenyataan, Mereka Tidaklah Pasti; Dan Sejauh Mereka Pasti, Mereka Tidak Merujuk
Kepada Kenyataan”.

Lain Halnya Dengan Russefendi (1988 : 23) Yang Mengatakan Bahwa Matematika


Terorganisasikan Dari Unsur-Unsur Yang Tidak Didefinisikan, Definisi-Definisi, Aksioma-
Aksioma, Dan Dalil-Dalil Di Mana Dalil-Dalil Setelah Dibuktikan Kebenarannya Berlaku
Secara Umum, Karena Itulah Matematika Sering Disebut Ilmu Deduktif.

James Dan James (1976) Menyatakan Bahwa Matematika Adalah Ilmu Tentang Logika,


Mengenai Bentuk, Susunan, Besaran, Dan Konsep-Konsep Yang Berhubungan Satu Dengan
Lainnya. Matematika Terbagi Dalam Tiga Bagian Besar Yaitu Aljabar, Analisis Dan
Geometri. Tetapi Ada Juga Pendapat Yang Mengatakan Bahwa Matematika Terbagi Menjadi
Empat Bagian Yaitu Aritmatika, Aljabar, Geometris Dan Analisis Dengan Aritmatika
Mencakup Teori Bilangan Dan Statistika.

Selain Itu Ada Juga Pendapat Dari Johnson Dan Rising(1972) Yang Menyatakan


Matematika Adalah Pola Berpikir, Pola Mengorganisasikan, Pembuktian Yang Logis,
Matematika Itu Adalah Bahasa Yang Menggunakan Istilah Yang Didefinisikan Dengan
Cermat, Jelas Dan Akurat Representasinya Dengan Simbol Dan Padat, Lebih Berupa Bahasa
Symbol Mengenai Ide Daripada Mengenai Bunyi. Matematika Adalah Pengetahuan Struktur
Yang Terorganisasi, Sifat-Sifat Dalam Teori-Teori Dibuat Secara Deduktif Berdasarkan
Kepada Unsure Yang Tidak Didefinisikan, Aksioma, Sifat Atau Teori Yang Telah
Dibuktikan Kebenarannya Adalah Ilmu Tentang Keteraturan Pola Atau Ide, Dan Matematika
Itu Adalah Suatu Seni, Keindahannya Terdapat Pada Keterurutan Dan Keharmonisannya.

Lain Halnya Dengan Reys - Dkk (1984),  Matematika Adalah Telaahan Tentang Pola Dan


Hubungan, Suatu Jalan Atau Pola Berpikir, Suatu Seni, Suatu Bahasa Dan Suatu
Alat. Kline (1973) Matematika Itu Bukan Pengetahuan Menyendiri Yang Dapat Sempurna
Karena Dirinya Sendiri, Tetapi Adanya Matematika Itu Terutama Untuk Membantu Manusia
Dalam Memahami Dan Menguasai Permasalahan Sosial, Ekonomi, Dan Alam.

Menurut Roy Hollands ”Matematika Adalah Suatu Sistem Yang Rumit Tetapi Tersusun


Sangat Baik Yang Mempunyai Banyak Cabang”. Secara Luas Matematika Tidak Hanya
Berhubungan Dengan Bilangan-Bilangan Tetapi Lebih Luas Ia Berhubungan Dengan Alam
Semesta. The Liang Gie Mengutip Pendapat Seorang Ahli Matematika Bernama Charles
Edwar Jeanneret Yang Mengatakan: ”Mathematics Is The Majestic Structure By Man To
Grant Him Comprehension Of The Universe, Yang Artinya Matematika Adalah Struktur
Besar Yang Dibangun Oleh Manusia Untuk Memberikan Pemahaman Mengenai Jagat Raya.

Menurut Soedjadi (2000: 1) Mengemukakan Bahwa Ada Beberapa Definisi Atau Pengertian


Matematika Berdasarkan Sudut Pandang Pembuatnya, Yaitu Sebagai Berikut:

Matematika Adalah Cabang Ilmu Pengetahuan Eksak Dan Terorganisisr Secara Sistematik

Matematika Adalah Pengetahuan Tentang Bilangan Dan Kalkulasi

Matematika Adalah Pengetahuan Tentang Penalaran Logik Dan Berhubungan Dengan


Bilangan.
Matematika Adalah Pengetahuan Fakta-Fakta Kuantitatif Dan Masalah Tentang Ruang
Dan Bentuk.

Matematika Adalah Pengetahuan Tentang Struktur-Struktur Yang Logic

Matematika Adalah Pengetahuan Tentang Aturan-Aturan Yang Ketat.

Ernest Melihat Matematika Sebagai Suatu Konstruktivisme Sosial Yang Memenuhi Tiga


Premis Sebagai Berikut: I) The Basis Of Mathematical Knowledge Is Linguistic Language,
Conventions And Rules, And Language Is A Social Constructions; Ii) Interpersonal Social
Processes Are Required To Turn An Individual’s Subjective Mathematical Knowledge, After
Publication, Into Accepted Objective Mathematical Knowledge; And Iii) Objectivity Itself
Will Be Understood To Be Social. (Ernest, 1991:42). Selain Ernest, Terdapat Sejumlah
Tokoh Yang Memandang Matematika Sebagai Suatu Konstruktivisme Sosial.
Misalnya, Dienes Mengatakan Bahwa Matematika Adalah Ilmu Seni Kreatif. Oleh Karena
Itu, Matematika Harus Dipelajari Dan Diajarkan Sebagai Ilmu Seni. (Ruseffendi, 1988:160).

Bourne Juga Memahami Matematika Sebagai Konstruktivisme Sosial Dengan


Penekanannya Pada Knowing How, Yaitu Pebelajar Dipandang Sebagai Makhluk Yang Aktif
Dalam Mengkonstruksi Ilmu Pengetahuan Dengan Cara Berinteraksi Dengan
Lingkungannya. Hal Ini Berbeda Dengan Pengertian Knowing That Yang Dianut Oleh Kaum
Absoluitis, Di Mana Pebelajar Dipandang Sebagai Mahluk Yang Pasif Dan Seenaknya Dapat
Diisi Informasi Dari Tindakan Hingga Tujuan. (Romberg, T.A. 1992: 752).

Kitcher Lebih Memfokuskan Perhatiannya Kepada Komponen Dalam Kegiatan


Matematika. (Jackson, 1992:753). Dia Mengklaim Bahwa Matematika Terdiri Atas
Komponen-Komponen: Bahasa (Language) Yang Dijalankan Oleh Para Matematikawan,
Pernyataan (Statements) Yang Digunakan Oleh Para Matematikawan, Pertanyaan (Questions)
Penting Yang Hingga Saat Ini Belum Terpecahkan, Alasan (Reasonings) Yang Digunakan
Untuk Menjelaskan Pernyataan, Dan Ide Matematika Itu Sendiri. Bahkan Secara Lebih Luas
Matematika Dipandang Sebagai The Science Of Pattern.

Sejalan Dengan Kedua Pandangan Di Atas, Sujono (1988:5) Mengemukakan Beberapa


Pengertian Matematika. Di Antaranya, Matematika Diartikan Sebagai Cabang Ilmu
Pengetahuan Yang Eksak Dan Terorganisasi Secara Sistematik. Selain Itu, Matematika
Merupakan Ilmu Pengetahuan Tentang Penalaran Yang Logik Dan Masalah Yang
Berhubungan Dengan Bilangan. Bahkan Dia Mengartikan Matematika Sebagai Ilmu Bantu
Dalam Menginterpretasikan Berbagai Ide Dan Kesimpulan.

Pengertian Yang Lebih Plural Tentang Matematika Dikemukakan


Oleh Freudental (1991:1). Dia Mengatakan Bahwa “Mathematics Look Like A Plural As It
Still Is In French Les Mathematiques .Indeed, Long Ago It Meant A Plural: Four Arts
(Liberal Ones Worth Being Pursued By Free Men). Mathematics Was The Quadrivium, The
Sum Of Arithmetic, Geometry Astronomy And Music, Held In Higher Esteem Than The
(More Trivial) Trivium: Grammar, Rhetoric And Dialectic. …As Far As I Am Familiar With
Languages, Ducth Is The Only One In Which The Term For Mathematics Is Neither Derived
From Nor Resembles The Internationally Sanctioned Mathematica. The Ducth Term Was
Virtually Coined By Simon (1548-1620): Wiskunde, The Science Of What Is Certain. Wis
En Zeker, Sure And Certain, Is That Which Does Not Yield To Any Doubt, And Kunde
Means, Knowledge, Theory.

Dari Sisi Abstraksi Matematika, Newman Melihat Tiga Ciri Utama Matematika, Yaitu;


Matematika Disajikan Dalam Pola Yang Lebih Ketat, Matematika Berkembang Dan
Digunakan Lebih Luas Dari Pada Ilmu-Ilmu Lain, Dan Matematika Lebih Terkonsentrasi
Pada Konsep. (Jackson, 1992:755).

Selanjutnya, Pendapat Para Ahli Mengenai Matematika Yang Lain, Di Antaranya Telah
Muncul Sejak Kurang Lebih 400 Tahun Sebelum Masehi, Dengan Tokoh-Tokoh Utamanya
Plato (427–347 Sm) Dan Seorang Muridnya Aristoteles (348–322 Sm). Mereka Mempunyai
Pendapat Yang Berlainan. Plato Berpendapat, Bahwa Matematika Adalah Identik Dengan
Filsafat Untuk Ahli Pikir, Walaupun Mereka Mengatakan Bahwa Matematika Harus
Dipelajari Untuk Keperluan Lain. Objek Matematika Ada Di Dunia Nyata, Tetapi Terpisah
Dari Akal. Ia Mengadakan Perbedaan Antara Aritmetika (Teori Bilangan) Dan Logistik
(Teknik Berhitung) Yang Diperlukan Orang. Belajar Aritmetika Berpengaruh Positif Karena
Memaksa Yang Belajar Untuk Belajar Bilangan-Bilangan Abstrak. Dengan Demikian
Matematika Ditingkatkan Menjadi Mental Aktivitas Mental Abstrak Pada Objek-Objek Yang
Ada Secara Lahiriah, Tetapi Yang Ada Hanya Mempunyai Representasi Yang Bermakna.

Sedangkan Orang Arab, Menyebut Matematika Dengan ‘Ilmu Al-Hisab Yang Berarti Ilmu
Berhitung. Di Indonesia, Matematika Disebut Dengan Ilmu Pasti Dan Ilmu Hitung. Sebagian
Orang Indonesia Memberikan Plesetan Menyebut Matematika Dengan “Matimatian”, Karena
Sulitnya Mempelajari Matematika. (Abdusysyakir, 2007:5). Pada Umumnya Orang Awam
Hanya Akrab Dengan Satu Cabang Matematika Elementer Yang Disebut Aritmetika Atau
Ilmu Hitung Yang Secara Informal Dapat Didefinisikan Sebagai Ilmu Tentang Berbagai
Bilangan Yang Bisa Langsung Diperoleh Dari Bilangan-Bilangan Bulat 0, 1, -1, 2, – 2, …,
Dst, Melalui Beberapa Operasi Dasar: Tambah, Kurang, Kali Dan Bagi.

Matematika Secara Umum Ditegaskan Sebagai Penelitian Pola Dari Struktur, Perubahan,
Dan Ruang; Tak Lebih Resmi, Seorang Mungkin Mengatakan Adalah Penelitian Bilangan
Dan Angka. Dalam Pandangan Formalis, Matematika Adalah Pemeriksaan Aksioma Yang
Menegaskan Struktur Abstrak Menggunakan Logika Simbolik Dan Notasi Matematika;
Pandangan Lain Tergambar Dalam Filosofi Matematika. Sedangkan Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (Kbbi), Matematika Didefinisikan Sebagai Ilmu Tentang Bilangan,
Hubungan Antara Bilangan, Dan Prosedur Operasional Yang Digunakan Dalam Penyelesaian
Masalah Mengenai Bilangan. Menurut Sumardyono (2004:28) Secara Umum Definisi
Matematika Dapat Dideskripsikan Sebagai Berikut, Di Antaranya:

Matematika Sebagai Struktur Yang Terorganisir. Agak Berbeda Dengan Ilmu


Pengetahuan Yang Lain, Matematika Merupakan Suatu Bangunan Struktur Yang
Terorganisir. Sebagai Sebuah Struktur, Ia Terdiri Atas Beberapa Komponen, Yang Meliputi
Aksioma/Postulat, Pengertian Pangkal/Primitif, Dan Dalil/Teorema (Termasuk Di Dalamnya
Lemma (Teorema Pengantar/Kecil) Dan Corolly/Sifat).

Matematika Sebagai Alat (Tool). Matematika Juga Sering Dipandang Sebagai Alat
Dalammencari Solusi Pelbagai Masalah Dalam Kehidupan Sehari-Hari.

Matematika Sebagai Pola Pikir Deduktif. Matematika Merupakan Pengetahuan Yang


Memiliki Pola Pikir Deduktif, Artinya Suatu Teori Atau Pernyataan Dalam Matematika
Dapat Diterima Kebenarannya Apabila Telah Dibuktikan Secara Deduktif (Umum).

Matematika Sebagai Cara Bernalar (The Way Of Thinking). Matematika Dapat Pula
Dipandang Sebagai Cara Bernalar, Paling Tidak Karena Beberapa Hal, Seperti Matematika
Matematika Memuat Cara Pembuktian Yang Sahih (Valid), Rumus-Rumus Atau Aturan
Yang Umum, Atau Sifat Penalaran Matematika Yang Sistematis.
Matematika Sebagai Bahasa Artifisial. Simbol Merupakan Ciri Yang Paling Menonjol
Dalam Matematika. Bahasa Matematika Adalah Bahasa Simbol Yang Bersifat Artifisial,
Yang Baru Memiliki Arti Bila Dikenakan Pada Suatu Konteks.

Matematika Sebagai Seni Yang Kreatif. Penalaran Yang Logis Dan Efisien Serta
Perbendaharaan Ide-Ide Dan Pola-Pola Yang Kreatif Dan Menakjubkan, Maka Matematika
Sering Pula Disebut Sebagai Seni, Khususnya Merupakan Seni Berpikir Yang Kreatif.

Meskipun Diberikan Pengertian Matematika Dengan Panjang Lebar Secara Tertulis


Atau Lisan Penjelasannya, Belum Memberikan Jawaban Secara Utuh Yang Dapat
Dipahami Secara Menyeluruh Tentang Apa Matematika Itu. Menurut Courant Dan Robbin
Bahwa Untuk Dapat Mengetahui Apa Matematika Itu Sebenarnya, Seseorang Harus
Mempelajari Sendiri Ilmu Matematika Tersebut. Matematika Dapat Kita Pelajari Dengan
Baik Bila Disertai Dengan Mengerjakannya. Dalam Proses Bekerja Tersebut Diperlukan
Keterlibatan Berpikir Yang Kita Sebut Dengan Berpikir Kritis.  Karena Matematika Dapat
Ditinjau Dari Semua Sudut, Dan Memasuki Seluruh Segi Kehidupan Manusia Baik Dari
Yang Sederhana Sampai Yang Kompleks.

2.2  Matematika Sebagai Ilmu Deduktif

Matematika Dikenal Sebagai Ilmu Deduktif. Ini Berarti Proses Pengerjaan Matematika
Harus Bersifat Deduktif. Matematika Tidak Menerima Generalisasi Berdasarkan
Pengamatan (Induktif), Tetapi Harus Berdasarkan Pembuktian Deduktif. Dasar
Pembuktian Deduktif Yang Berperan Besar Dalam Matematika Adalah Kebenaran, Suatu
Pernyataan Haruslah Didasarkan Pada Kebenaran Pernyataan-Pernyataan Sebelumnya.
Penarikan Kesimpulan Yang Demikian Ini Sangat Berbeda Dengan Penarikan
Kesimpulan Pada Penalaran Induktif Yang Dipaparkan Pada Hasil Pengamatan Atau
Eksperimen Terbatas.

Dalam Penalaran Deduktif, Kebenaran Dalam Setiap Pernyataannya Harus Didasarkan


Pada Kebenaran Pernyataan Sebelumnya. Mungkin Timbul Pertanyaan Bagaimana
Menyatakan Kebenaran Dari Pernyataan Yang Paling Awal? Untuk Mengatasi Hal
Tersebut, Dalam Penalaran Deduktif Diperlukan Beberapa Pernyataan Awal Atau
Pangkal Sebagai “Kesepakatan” Yang Diterima Kebenarannya Tanpa Pembuktian.
Pernyataan Awal Atau Pernyataan Pangkal Dalam Matematika Dikenal Dengan
Istilah Aksioma Atau Postulat. Dalam Matematika, Suatu Generalisasi, Sifat, Teori Atau
Dalil Belum Dapat Diterima Kebenarannya Sebelum Dapat Dibuktikan Secara Deduktif.

Sebagai Contoh Dalam Ilmu Pengetahuna Alam (Ipa), Bila Seseorang Melakukan
Percobaan Memanaskan Sebatang Logam, Ternyata Logam Yang Dipanaskan Tersebut Akan
Memuai. Kemudian Sebatang Logam Lainnya Dipanaskan Ternyata Memuai Juga, Dan
Seterusnya Mengambil Beberapa Contoh Jenis-Jenis Logam Lainnya Dan Ternyata Selalu
Memuai Jika Dipanaskan. Dari Percobaan Ini Dapat Dibuat Kesimpulan Atau Generalisasi
Bahwa Setiap Logam Yang Dipanaskan Itu Memuai. Kesimpulan Atau Generalisasi Seperti
Ini Merupakan Hasil Penalaran Secara Induktif. Generalisasi Seperti Ini Dalam Ipa
Dibenarkan.

Contoh Dalam Ipa Seperti Tersebut Di Atas, Secara Matematika Belum Dapat Dianggap
Sebagai Generalisasi. Dalam Matematika, Contoh-Contoh Seperti Itu Baru Dapat Dianggap
Sebagai Generalisasi Bila Kebenarannya Dapat Dibuktikan Secara Deduktif.

Sekarang Kita Akan Mengambil Beberapa Contoh Generalisasi Yang Dibenarkan Dan
Yang Tidak Dibenarkan Dalam Matematika. Generalisasi Yang Dibenarkan Dalam
Matematika Adalah Generalisasi Yang Telah Dapat Dibuktikan Secara Deduktif.

 Contoh 1:

Pernyataan: Jumlah Dua Buah Bilangan Ganjil Adalah Bilangan Genap.

+ 1 3 5 Tabel 2.1 Penjumlahan Bilangan Ganjil

1 2 4 6

7 8 10 12

9 10 12 14 Perhatikan Hasil Penjumlahan Pada Tabel 1. Apa


Yang Bisa Anda Katakan? Tentunya Anda Akan
Mengatakan Bahwa Setiap Dua Bilangan Ganjil Jika Dijumlahkan Hasilnya Selalu Genap.

Dalam Matematika Tidak Dibenarkan Membuat Generalisasi Atau Membuktikan Dengan


Cara Demikian. Walaupun Anda Menunjukkan Sifat Itu Dengan Mengambil Beberapa
Contoh Yang Lebih Banyak Lagi. Matematika Tetap Tidak Membenarkan Membuat
Generalisasi Yang Mengatakan Bahwa Jumlah Dua Bilangan Ganjil Adalah Genap, Sebelum
Membuktikannya Secara Deduktif.

Bukti Deduktif

Misalkan M Dan N Sebarang Dua Bilangan Bulat,

Maka 2m + 1 Dan 2n + 1 Masing-Masing Merupakan Bilangan Ganjil.

Jika Kita Jumlahkan:

            (2m + 1) + (2n + 1) = 2(M + N + 1)

Karena M Dan N Bilangan Bulat, Maka (M + N + 1) Bilangan Bulat, Sehingga 2(M + N + 1)


Adalah Bilangan Genap

Jadi Jumlah Dua Bilangan Ganjil Selalu Genap.

Contoh 2

Jumlah Ketiga Sudut Dalam Sebuah Segitiga Adalah 1800.

Misalnya Siswa Mengukur Ketiga Sudut Sebuah Segititga Dengan Busur Derajat
Dan Menjumlahkan Ketiga Sudut Tersebut, Ternyata Hasilnya Sama Dengan 1800.
Walaupun Proses Pengukuran Dan Penjumlahan Ketiga Sudut Ini Diberlakukan Kepada
Segitiga-Segitiga Yang Lain Dan Hasilnya Selalu Sama Dengan 1800, Tetap Kita Tidak
Dapat Menyimpulkan Bahwa Jumlah Ketiga Sudut Dalam Sebuah Segitiga Sama Dnegan
1800, Sebelum Membuktikan Secara Deduktif.

                                                

B
 

Garis A // Garis B, Dipotong Oleh Garis C Dan Garis D, Maka


Terbentuk 1 , 2 , 3 , 4 , 5.

1 + 2 + 3 = 1800 (Membentuk Sudut Lurus)

1 = 4 (Sudut-Sudut Bersebrangan Dalam)

3 = 5 (Sudut-Sudut Bersebrangan Dalam)

Maka: 1 + 2 + 3 = 4 + 2 + 5 =
1800 Karena 4 + 2 + 5 Merupakan Jumlah Dari Ketiga Sudut Dalam Pada Sebuah
Segitiga, Maka Dapat Disimpulkan Bahwa Jumlah Ketiga Sudut Dalam Sebuah Segitiga
Sama Dengan 1800.

Dari Uraian-Uraian Di Atas, Dapatlah Kita Simpulkan Bahwa Matematika Itu Merupakan
Ilmu Deduktif Yang Tidak Menerima Generalisasi Yang Didasarkan Kepada Observasi
(Induktif) Tetapi Generalisasi Yang Didasarkan Pada Pembuktian Secara Deduktif.

2.3  Matematika Sebagai Ilmu Terstruktur

Menurut Ruseffendi (Tim Mkpbm, 2001;25) Matematika Mempelajari Tentang Pola


Keteraturan, Tentang Struktur Yang Terorganisasikan. Hal Ini Dimulai Dari Unsur-Unsur
Yang Tidak Terdefinisikan Kemudian Pada Unsur Yang Didefinisikan, Ke
Aksioma/Postulat Dan Akhirnya Pada Teorema. Konsep-Konsep Matematika Tersusun
Secara Hierarki, Terstruktur, Logis, Dan Sistematis Mulai Dari Konsep Yang Paling
Sederhana Sampai Pada Konsep Yang Paling Kompleks. Dalam Matematika Terdapat
Topik Atau Konsep Prasyarat Sebagai Dasar Untuk Memahami Topik Atau Konsep
Selanjutnya. Ibarat Membangun Sebuah Gedung Bertingkat, Lantai Kedua Dan
Selanjutnya Tidak Akan Terwujud Apabila Fondasi Dan Lantai Sebelumnya Yang
Menjadi Prasyarat Benar-Benar Dikuasai, Agar Dapat Memahami Konsep-Konsep
Selanjutnya.

Sebagai Contoh Dapat Dilihat Susunan Topik-Topik Dalam Matematika Yang Harus
Dipelajari Terlebih Dahulu (Dan Berikutnya) Untuk Sampai Pada Topik Persamaan.
Untuk Sampai Pada Topik Persamaan Tersebut Haruslah Melalui Jalur-Jalur Pasti Yang
Telah Tersusun. Sebaliknya Apabila Jalur-Jalur Itu Dilanggar, Maka Konsep Persamaan
Tidak Akan Tertanam Dengan Baik.

Catatan: Dari Diagram Di Bawah, Terlihat Bahwa Untuk Memahami Konsep Persamaan
Memerlukan Konsep-Konsep Lain Yang Menjadi Prasyaratnya, Akan Tetapi Tidak Perlu
Setiap Konsep Di Bawahnya Dipakai. Cukup Dipilih Sebuah Jalur Tertentu, Tergantung Dari
Tujuannya.

Untuk Lebih Memperjelas Uraian Di Atas, Marilah Kita Lihat Contoh Berikut Ini:

Kita Ambil Contoh Pada Satu Bagian Kecil Yang Dipelajari Dalam Matematika, Yaitu
Dalam Geometri. Pada Geometri Terdapat Unsur-Unsur Yang Tidak Didefinisikan Antara
Lain Titik, Garis, Dan Bidang.

Apakah Titik Itu? Titik Dalam Matematika Diasumsikan Ada, Tetapi Tidak Dinyatakan
Dalam Suatu Kalimat Yang Tepat Untuk Mejelaskannya. Sebab Titik Adalah Suatu Obyek
Matematika Yang Tidak Didefinisikan (Unsur Primitif). Paling-Paling Kita Hanya Mampu
Untuk Sekedar Memberikan Gambaran Bahwa Titik Itu Tidak Mempunyai Ukuran Panjang,
Luas, Isi, Dan Berat. Suatu Titik Digambarkan Hanya Untuk Membantu Pemikiran Kita Saja.
Meskipun Demikian Kita Sepakat Bahwa Titik Itu Ada.

Sedangkan Bidang (Datar) Adalah Sesuatu Yang Bentuknya Datar Seperti Permukaan
Meja Yang Tidak Mempunyai Batas Pinggir. Meskipun Kita Tidak Mampu Untuk
Memberikan Pernyataan Dengan Tepat, Tetapi Kita Sepakat Bahwa Bidang Itu Ada. Titik
Dan Bidang Itu Termasuk Ke Dalam Unsur Primitif Yang Eksistensinya Diakui Ada. Tanpa
Pemikiran Semacam Itu Matematika Tidak Akan Terwujud.

Dari Unsur-Unsur Yang Tidak Terdefinisi Itu Selanjutnya Dapat Dibentuk Unsur-Unsur
Matematika Yang Terdefinisi.

Contoh:

1) Dua Garis Berpotongan Memiliki Satu Titik Sekutu. Titik Itu Selanjutnya Disebut Titik
Potong.
2) Segitiga Adalah Lengkungan Tertutup Sederhana Yang Merupakan Gabungan Dari Tiga
Buah Segmen Garis (Sudah Tentu Definisi Tentang Ruas Garis, Operasi Gabungan, Dan
Lengkungan Tertutup Sederhana Sudah Terlebih Dahulu Diberikan).

3) Bilangan Genap Adalah Bilangan Bulat Yang Habis Dibagi Dua (Pengertian Bilangan
Bulat Dan Habis Dibagi Sebelumnya Telah Dipahami).

Dari Unsur-Unsur Yang Tidak Terdefinisi Dan Unsur-Unsur Terdefinisi Dapat Dibuat
Asumsi-Asumsi Yang Dikenal Dengan Aksioma Atau Postulat. Misalnya:

1) Melalui Sebuah Titik Sebarang Hanya Dapat Dibuat Sebuah Garis Ke Suatu Titik Yang
Lain.

2)   Kesamaan Ditambah Kesamaan Menghasilkan Kesamaan.

Pernyataan-Pernyataan Tersebut Di Atas Tidak Perlu Dibuktikan Kebenarannya,


Karena Tanpa Membuktikannya Secara Formal Sudah Dapat Diterima Kebenarannya
Berdasarkan Pemikiran Logis. Tahap Selanjutnya, Dari Unsur-Unsur Yang Tidak
Terdefinisi, Unsur-Unsur Yang Terdefinisi, Dan Aksioma Atau Postulat Dapat Disusun
Teorema-Teorema Yang Kebenarannya Harus Dibuktikan Secara Deduktif Dan Berlaku
Umum.

Misalnya:

Jumlah Ukuran Ketiga Sudut Dalam Sebuah Segitiga Adalah 180 Derajat (Ukuran Sudut
Dalam Derajat Telah Didefinisikan Terlebih Dahulu).

Jumlah Dua Buah Bilangan Ganjil Menghasilkan Bilangan Genap.

Dan Teorema Yang Telah Terbentuk Dapat Dirumuskan Lagi Teorema Baru Sebagai
Pengembangan Atau Perluasannya.

Contoh Lainnya Dapat Kita Lihat Dari Konsep-Konsep Yang Ada Dalam Struktur Aljabar
Atau Aljabar Modern Atau Aljabar Abstrak Seperti Grup, Ring, Field, Integral Domain Dan
Teorema-Teoremanya Yang Nampak Dengan Jelas Merupakan Suatu Sistem Matematika
Yang Mempunyai Keteraturan Struktur Yang Terorganisasikan Dengan Baik.

Ambil Contoh Lainnya Lagi, Misalnya Geometri Modern Yang Merupakan Suatu Sistem
Matematika Aksiomatik, Yang Memiliki Unsur Tidak Didefinisikan, Unsur Yang
Didefinisikan, Postulat Atau Aksioma Dan Dalil Atau Teori Yang Dirumuskan Dengan Jelas.
Dinamakan Geometri Modern Karena Memiliki Istilah, Simbol Dan Gambar Yang Akurat
Yang Tidak Meragukan, Karena Tidak Mempunyai Dua Arti Atau Lebih. Misalnya Pada
Geometri Modern Antara Ruas Garis Dan Garis Mempunyai Simbol Dan Gambar Yang
Berbeda, Sedangkan Pada Geometri Tradisional Sama. Demikian Pula Tentang Kaki-Kaki
Sebuah Segitiga Sama Kaki Pada Geometri Modern Disebut Kongruen, Sedangkan Pada
Geometri Tradisional Disebut Sama. Kemudian Istilah Atau Bahasa Dalam Geometri Modern
Jauh Lebih Tepat Dari Pada Bahasa Dalam Geometri Tradisional. Misalnya Dalam Geometri
Tradisional Kita Sering Mengatakan "Luas Sebuah Segitiga = 10 M2". Dalam Geometri
Modern Kita Harus Mengatakan “Luas Daerah Sebuah Segitiga=10 M2”. Alasannya, Karena
Segitiga Itu Tidak Mempunyai Luas, Yang Mempunyai Luas Adalah Daerah Sitiga.

Masih Banyak Contoh-Contoh Lainnya Yang Memperlihatkan Bahwa Matematika


Merupakan Ilmu Pengetahuan Mengenai Struktur Yang Terorganisasikan Dengan Baik, Dan
Semua Struktur Dalam Matematika Diorganisasikan Dengan Sistematis Dalam Rangkaian
Urutan Yang Logis.

2.4 Matematika Sebagai Ratu Dan Pelayan Ilmu

Matematika Sebagai Ratu Atau Ibunya Ilmu Dimaksudkan Bahwa Matematika


Adalah Sebagai Sumber Dari Ilmu Yang Lain. Dengan Perkataan Lain, Perkembangan
Matematika Tak Tergantung Pada Ilmu-Ilmu Lain. Banyak Cabang Matematika Yang
Dulu Biasa Disebut Matematika Murni, Dikembangkan Oleh Beberapa Matematikawan
Yang Mencintai Dan Belajar Matematika Hanya Sebagai Hobby Tanpa Memperdulikan
Fungsi Dan Manfaatnya Untuk Ilmu-Ilmu Lain. Dengan Perkembangan Teknologi,
Banyak Cabang-Cabang Matematika Murni Yang Ternyata Kemudian Hari Bisa
Diterapkan Dalam Berbagai Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Mutakhir. Banyak Ilmu-
Ilmu Yang Penemuan Dan Pengembangannya Bergantung Dari Matematika. Sebagai
Contoh, Banyak Teori-Teori Dan Cabang-Cabang Dari Fisika Dan Kimia (Modern) Yang
Ditemukan Dan Dikembangkan Melalui Konsep Kalkulus, Khususnya Tentang
Persamaan Diferensial. Penemuan Dan Pengembangan Teori Mendel Dalam Biologi
Melalui Konsep Peluang, Karakteristik Matematika (Probabilitas); Teori Ekonomi
Mengenai Permintaan Dan Penawaran Yang Dikembangkan Melalui Konsep Fungsi Dan
Kalkulus.
Dari Kedudukan Matematika Sebagai Ratu Ilmu Pengetahuan, Seperti Telah Diuraikan Di
Atas, Tersirat Bahwa Matematika Itu Sebagai Suatu Ilmu Yang Berfungsi Pula Untuk
Melayani Ilmu Pengetahuan. Dengan Perkataan Lain, Matematika Tumbuh Dan Berkembang
Untuk Dirinya Sendiri Sebagai Suatu Ilmu, Juga Untuk Melayani Kebutuhan Ilmu
Pengetahuan Dalam Pengembangan Dan Operasionalnya. Cabang Matematika Yang
Memenuhi Fungsinya Seperti Yang Disebutkan Terakhir Itu Dinamakan Dengan Matematika
Terapan (Applied Mathematics).

2.5    Matematika Adalah Ilmu Tentang Pola Dan Hubungan

Matematika Disebut Sebagai Ilmu Tentang Pola Karena Pada Matematika Sering Dicari
Keseragaman Seperti Keterurutan, Keterkaitan Pola Dari Sekumpulan Konsep-Konsep
Tertentu Atau Model Yang Merupkan Representasinya Untuk Membuat Generalisasi.

Misal :

Jumlah A Bilangan Genap Selamanya Sama Dengan A2.

Contoh :

A = 1 Maka Jumlahnya = 1 = 12.

Selanjutnya 1 Dan 3 Adalah Bilangan-Bilangan Ganjil Jumlahnya Adalah 4 = 22.


Berikutnya 1, 3, 5,Dan 7, Maka Jumlahnya Adalah 16 = 42 Dan Seterusnya. Dari Contoh-
Contoh Tersebut, Maka Dapat Dibuat Generalisasi Yang Berupa Pola Yaitu Jumlah A
Bilangan Ganjil Yang Berurutan Sama Dengan A2.

Matematika Disebut Ilmu Tentang Hubungan Karena Konsep Matematika Satu Dengan
Lainnya Saling Berhubungan.

Misalnya : Antara Persegi Panjang Dengan Balok, Antara Persegi Dengan Kubus, Antara
Kerucut Dengan Lingkaran, Antara 5 X 6 = 30 Dengan 30 : 5 = 6. Antara 102 = 100
Dengan  = 10. Demikian Juga Cabang Matematika Satu Dengan Lainnya Saling
Berhubungan Seperti Aritmatika, Aljabar, Geometri Dan Statistika, Dan Analisis.

2.6  Matematika Memperhatikan Semesta Pembicaraan

Penyelesaian Dalam Matematika Harus Disesuaikan Dengan Semesta Pembicaraan.


Simbol-Simbol Akan Bermakna Jika Ruang Lingkup Pembicaraanya Jelas. Jika Ruang
Lingkupnya Bilangan, Maka Dsimbol-Simbol Tersebut Diartikan Bilangan. Contoh :
Penyelesaian Persamaan  Diselesaikan Dengan Memperhatikan Semesta Pembicaraan.
Jika Semesta Pembicaraannya Bilangan Riil, Maka Hasilnya Adalah . Tetapi Jika
Semesta Pembicaraannya Bilangan Bulat Maka Penyelesaiannya ‘Himpunan Kosong’.

2.7         Matematika Konsisten Dengan Sistemnya

Dalam Matematika Banyak System Yang Saling Berkaitan Satu Sama Lainnya Dan
Ada Juga Yang Tidak Saling Berkaitan. Didalam Masing-Masing Sistem Berlaku
Konsistensi Atau Ketaatazasan, Artinya Bahwa Dalam System Tidak Boleh Terdapat
Kontradiksi. Suatu Teorema Ataupun Definisi Harus Menggunakan Istilah Atau
Konsep Yang Diterapkan Terlebih Dahulu. Konsistensi Itu Baik Dalam Makna
Maupun Dalam Hal Nilai Kebenaran.  Hal Ini Menjadi Masalah Matematika Harus
Konsisten Terhadap Hasilnya. Menurut Soedjadi( 2000,65), Bila Diperhatikan Satu
Per Satu Karakteristik Matematika Tersebut, Maka Dapat Dipahami Bahwa
Matematika Yang Amat Pusing Dalam Hidup Keseharian Mereka Baik Kini Maupun
Masa Yang Akan Datang. Bila Karakteristik Tersebut Secara Sadar Dimanfaatkan
Sebagai Wahana Pendidikan Jelas Memiliki Edukasi Yang Dapat Mengarahkan Siwa
Untuk Disiplin Atau Taat Pada Peraturan.

2.8  Matematika Bertumpu Pada Kesepakatan

Kesepakatan Dalam Matematika Merupakan Ikatan Yang Mengikat Untuk


Menghindari Pembuktian Yang Berputar-Putar Baik Dalam Pembuktian Maupun Dalam
Pendefinisian. Kesepakatan Yang Mendasar Adalah Aksioma Dan Konsep Primitive.
Aksioma Yang Disebut Juga Potulat Merupakan Pernyataan Yang Tidak Perlu
Dibuktikan, Sedangkan Konsep Primitive Bertujuan Memberikan Pengertian Pangkal
Yang Tidak Seharusnya Didefinisikan.

2.9 Matematika Memiliki Simbol Yang Kosong Dari Arti

Matematika Memiliki Banyak Simbol, Baik Huruf Maupun Bilangan. Model


Matematika X + Y = Z, Belum Tentu Bermakna Atau Berarti. Tidak Selalu X, Y, Z
Berarti Bilangan. Bilangan-Bilangan Yang Digunakan Dalam Pembelajaran Pun Bebas
Dari Arti Atau Makna Real.  Makna Huruf Dan Operasi Tergantung Permasalahan Yang
Mengakibatkan Terbentuknya Model Matematika. Bahkan Tanda “+” Tidak Selalu
Berarti Operasi Tambah Untuk Dua Bilangan, Tetapi Bisa Jadi Operasi Untuk Vector,
Matriks Dan Lain-Lain.  Secara Umum, X + Y = Z Masih Kosong Dari Arti, Tergantung
Permasalahannya. Jadi, Model Atau Symbol Matematika Sesungguhnya Kosong Dari
Arti. Ia Akan Bermakna Sesuatu Bila Kita Mengaitkannya Dengan Konteks Tertentu.
Secara Umum, Hal Ini Pula Yang Membedakan Symbol Matematika Dengan Symbol
Bukan Matematika. Kosongnya Arti Dari Model-Model Matematika Itu Merupakan
“Kekuatan” Matematika, Yang Dengan Sifat Tersebut Ia Bisa Masuk Pada Berbagai
Macam Bidang Kehidupan.

C.    Penutup

1.1  Simpulan

Dari Pembahasan Di Atas, Dapat Disimpulkan Beberapa Hal, Diantaranya Adalah

1.  Matematika Adalah Salah Satu Pengetahuan Tertua Yang Terbentuk Dari Penelitian


Bilangan Dan Ruang. Matematika Adalah Suatu Disiplin Ilmu Yang Berdiri Sendiri Dan
Tidak Merupakan Cabang Dari Ilmu Pengetahuan Alam. Kata Matematika Berasal Dari
Perkataan Latin Mathematika Yang Mulanya Diambil Dari Perkataan Yunani
Mathematike Yang Berarti Mempelajari. Perkataan Itu Mempunyai Asal Katanya
Mathema Yang Berarti Pengetahuan Atau Ilmu (Knowledge, Science). Kata Mathematike
Berhubungan Pula Dengan Kata Lainnya Yang Hampir Sama, Yaitu Mathein Atau
Mathenein Yang Artinya Belajar (Berpikir). Jadi, Berdasarkan Asal Katanya, Maka
Perkataan Matematika Berarti Ilmu Pengetahuan Yang Didapat Dengan Berpikir
(Bernalar).

2.  Matematika Merupakan Ilmu Deduktif Yang Tidak Menerima Generalisasi Yang


Didasarkan Kepada Observasi (Induktif) Tetapi Generalisasi Yang Didasarkan Pada
Pembuktian Secara Deduktif. Dasar Penalaran Deduktif Yang Berperan Besar Dalam
Matematika Adalah Kebenaran. Suatu Pernyataan Haruslah Didasarkan Pada Kebenaran
Pernyataan-Pernyataan Sebelumnya. Pernyataan Awal Atau Pernyataan Pangkal Dalam
Matematika Dikenal Dengan Istilah Aksioma Atau Postulat.

3.  Matematika Sebaga Ilmu Yang Terstruktur Dimana Konsep-Konsep Matematika Tersusun


Secara Hierarki, Terstruktur, Logis, Dan Sistematis Mulai Dari Unsur-Unsur Yang Tidak
Terdefinisikan Kemudian Pada Unsur Yang Didefinisikan, Ke Aksioma/Postulat Dan
Akhirnya Pada Teorema. Dalam Matematika Terdapat Topik Atau Konsep Prasyarat
Sebagai Dasar Untuk Memahami Topik Atau Konsep Selanjutnya.

4. Matematika Sebagai Ratu Atau Ibunya Ilmu Dimaksudkan Bahwa Matematika Adalah
Sebagai Sumber Dari Ilmu Yang Lain. Dimana Matematika Tumbuh Dan Berkembang
Untuk Dirinya Sendiri Sebagai Suatu Ilmu. Matematika Juga Sebagai Pelayan Ilmu
Karena Melayani Kebutuhan Ilmu Pengetahuan Dalam Pengembangan Dan
Operasionalnya.

5.  Matematika Disebut Sebagai Ilmu Tentang Pola Karena Pada Matematika Sering Dicari
Keseragaman Seperti Keterurutan, Keterkaitan Pola Dari Sekumpulan Konsep-Konsep
Tertentu Atau Model Yang Merupkan Representasinya Untuk Membuat Generalisasi Dan
Matematika Disebut Ilmu Tentang Hubungan Karena Konsep Matematika Satu Dengan
Lainnya Saling Berhubungan.

6.  Matematika Memperhatikan Semesta Pembicara Artinya Penyelesaian Dalam Matematika


Harus Disesuaikan Dengan Semesta Pembicaraan. Simbol-Simbol Akan Bermakna Jika
Ruang Lingkup Pembicaraanya Jelas.

7.  Matematika Kosisten Dengan Sistemnya Artinya Dalam Matematika Banyak Sistem Yang
Saling Berkaitan Satu Sama Lainnya Dan Ada Juga Yang Tidak Saling Berkaitan.
Didalam Masing-Masing Sistem Berlaku Konsistensi Atau Ketaatazasan, Artinya Bahwa
Dalam System Tidak Boleh Terdapat Kontradiksi. Suatu Teorema Ataupun Definisi Harus
Menggunakan Istilah Atau Konsep Yang Diterapkan Terlebih Dahulu. Konsistensi Itu
Baik Dalam Makna Maupun Dalam Hal Nilai Kebenaran.

8.  Kesepakatan Dalam Matematika Merupakan Ikatan Yang Mengikat Untuk Menghindari


Pembuktian Yang Berputar-Putar Baik Dalam Pembuktian Maupun Dalam Pendefinisian.
Kesepakatan Yang Mendasar Adalah Aksioma Dan Konsep Primitive.

9.  Matematika Memiliki Symbol Yang Kosong Dari Arti Maksudnya Adalah Ia Akan
Bermakna Sesuatu Bila Kita Mengaitkannya Dengan Konteks Tertentu. Secara Umum,
Hal Ini Pula Yang Membedakan Symbol Matematika Dengan Symbol Bukan Matematika.
Kosongnya Arti Dari Model-Model Matematika Itu Merupakan “Kekuatan” Matematika,
Yang Dengan Sifat Tersebut Ia Bisa Masuk Pada Berbagai Macam Bidang Kehidupan.

1.2  Saran
1.  Bagi Pendidik Hendaknya Sebaiknya Mengetahui Hal Yang Paling Mendasar Dari
Matematika. Dalam Hal Ini Mengenai Hakikat Matematika Yaitu Pengertian Matematika,
Matematika Sebagai Ilmu Deduktif, Matematika Sebagai Ilmu Terstruktur, Dan
Matematika Sebagai Ratu Dan Pelayan Ilmu Sehingga Dapat Memudahkan Dalam
Mengajarkan Matematika.

2.   Bagi Para Pendidik Juga Diharapakan Lebih Mengenalkan Secara Mendalam Pengertian
Dan Konsep Dalam Matematika Itu Sendiri Khususnya Pagi Pendidik Di Tingkat Sekolah
Dasar Agar Para Peserta Didik Tidak Salah Konsep Dan Pengertian Dari Awal.

matematika dikenal sebagai ilmu deduktif, ilmu terstruktur dan juga matematika sebagai
ratu dan pelayan ilmu. | Cecep Rahmat Hidayat (kambing-pintar.blogspot.com)

Anda mungkin juga menyukai