Filsafat Ilmu
Hendrik
S2.23.007
A. Filsafat
Kata filsafat pertama kali digunakan oleh phytagoras (582−486 sm) juga digunakan oleh
socrates (470−390 sm) dan filsuf lainnya. Pengertian filsafat dapat ditinjau dari dua segi yakni
Kata filsafat dalam bahasa arab dikenal dengan istilah falsafah dan dalam bahasa inggris
dikenal istilah phylosophy serta dalam bahasa yunani dengan istilah philosophia. Kata
philosophia terdiri atas kata philein yang berarti cinta (love) dan sophia yang berarti
kebijasanaan (wisdom) sehingga secara etimologis istilah filsafat berarti cinta kebijaksanaan
i. Plato (427-348 SM). Filsuf Yunani yang termashur, murid Socrates dan guru
ii. Aristoteles (382-322 SM). Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran
mengenai ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika.
Menurut dia ilmu filsafat itu adalah ilmu mencari kebenaran pertama, ilmu tentang
segala yang ada yang menunjukkan ada yang mengadakan sebagai penggerak pertama.
iii. Al-Farabi (870-950). Filsuf terbesar sebelum Ibnu Sina mendefinisikan filsafat adalah
ilmu pengetahuan tentang alam yang maujud dan bagaimana hakekat yang sebenarnya.
filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan dimana Tuhan, alam dan manusia
mendefinisikan filsafat adalah ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang
dapat kita ketahui; 2) Etika, menjawab apa yang boleh kita kerjakan; 3) Agama,
dinamakan manusia.
vi. Theodore Brameld, mendefinisikan filsafat merupakan usaha yang gigih dari orang-
orang biasa maupun orang-orang cerdik pandai untuk membuat kehidupan sedapat
Dari pengertian-pengertian diatas maka dapat disimpulkan secara umum bahwa filsafat
adalah suatu prinsip atau asas keilmuan untuk menelusuri suatu kebenaran objek dengan
“Alima” adalah asal kata untuk ilmu berasal dari bahasa arab yang mempunyai arti
pengetahuan sedangkan kata ilmu juga diartikan science berasal dari bahasa latin: scio, scire
yang juga berarti pengetahuan. Ilmu adalah pengetahuan. Namun, ada berbagai macam
pengetahuan. Dengan “pengetahuan ilmu” dimaksud pengetahuan yang pasti, eksak, dan
betul-betul terorganisir. Sedangkan Asal kata “matematika” berasal dari kata “mathema”
dalam bahasa Yunani yang diartikan sebagai “sains, ilmu pengetahuan. Berikut beberapa
1
Adib Mohammad, Filsafat Ilmu Ontologi, Epistimologi, Aksiologi dan Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2011.
i. Russefendi berpendapat bahwa matematika terdiri dari unsur-unsur yang tidak
ii. Menurut james dan james, matematika itu ilmu logika, membahas tentang bentuk,
iii. Johnson dan rising mengemukakan bahwa matematika adalah suatu keteraturan yang
membentuk pola pikir, pola mengorganisasikan serta bahasa matematika terdiri dari
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa adanya matematika itu karena
kemampuan proses berpikir manusia tentang pengalaman permasalahan yang ditemui dan
dipecahkan, yang kemudian pengalaman pemecahan masalah tersebut menjadi suatu yang
terkonstruksi sebagai suatu konsep matematika yang kemudian digunakan sebagai alat
sebuah refleksi terhadap ilmu matematika yang mempertegas makna dari pertanyaan
ii. Dalam tulisan Siskawati, Filsafat matematika juga harus dipahami sebagai fenomena
maupun aktivitas sosial manusia dan merupakan bagian dari kebudayaan hidup. 4
2
Nuryami, Filsafat Pendidikan Matematika. Padang: PT. Global Eksekutif Teknologi, 2022.
3
Sinaga, W., Parhusip, B. H., Tarigan, R., & Sitepu, S., “Perkembangan Matematika Dalam Filsafat Dan
Aliran Formalisme Yang Terkandung Dalam Filsafat Matematika”. Sepren: Journal of Mathematics Education
and Apllied, 2021. https://doi.org/10.36655/sepren.v2i2. 508 (diakses pada 19 Oktober 2023).
4
Siskawati, E., Rochmad, R., & Isnarto, I., “Teka-Teki Klasik Filsafat Matematika”. PRISMA, Prosiding
Seminar Nasional Matematika, 2021.
iii. Nugraheni, filsafat matematika sebagai pemikiran reflektif mengenai pendidikan
matematika. 5
iv. Mahendrawan, mendeskripsikan filsafat matematika secara tegas sebagai cabang dari
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan secara sederhana bahwa filsafat
matematika memiliki maksud sebagai bentuk kajian cara, upaya, ataupun jalan untuk
menjelaskan lebih dalam dan terperinci tentang kedudukan dari ilmu matematika yakni ruang
a. Pengertian Ontologi
Kata ontologi berasal dari bahasa yunani, dari akar kata on (ontos) dan logos. On (ontos)
yang artinya ada dan logos yang artinya ilmu sehingga dapat diartikan ontologi adalah ilmu
yang mengenai yang ada. Menurut istilah, ontologi adalah ilmu yang membahas tentang
hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality, baik yang berbentuk jasmani/konkret,
maupun rohani/abstrak.
Ontologi menurut Aristoteles abad ke-4 SM, mengemukakan bahwa ontologi hampir sama
dengan metafisika, yaitu studi filosofis untuk menentukan sifat asli dari suatu benda untuk
menentukan arti, struktur, dan prinsipnya7. Ontologi merupakan kajian filsafat terhadap
hakikat sesuatu yang ada, baik itu berupa benda konkrit maupun abstrak8.
Suriasumantri menulis ontologi membahas tentang apa yang ingin kita ketahui, seberapa
jauh kita ingin tahu, atau, dengan kata lain suatu pengkajian mengenai teori tentang “ada”.
5
Nugraheni, N., Rochmad, & Isnarto, “Aliran Humanis dalam Filsafat Matematika”. Prisma, Prosiding
Seminar Nasional Matematika, 2021. https://journal.unnes.ac.id/sju/index.p hp/prisma/ (diakses pada 19 Oktober
2023).
6
Mahendrawan, E., Yanuarti, M., & Asmarawati, E. “Kritik Terhadap Kemutlakan Filsafat Matematika”.
Scientia Sacra: Jurnal Sains, Teknologi Dan Masyarakat, 2021.
7
Haryono Didi, Filsafat Matematika. Bandung: Alfabeta, 2015.
8
Almasdi Syahza, “Filsafat Ilmu”. Diakses dari www.almasdi.unri.ac.id. (diakses pada 19 Oktober 2023).
Telaah ontologis akan menjawab pertanyaanpertanyaan (a) apakah obyek ilmu yang akan
ditelaah? (b) bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut, dan (c) bagaimana hubungan
antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti berpikir, merasa, dan mengindera)
Pendapat lain diungkapkan oleh Soetriono dan Hanafie, bahwa ontologi merupakan azas
dalam menerapkan batas atau ruang lingkup wujud yang menjadi obyek penelaahan (obyek
ontologis atau obyek formal dari pengetahuan) serta penafsiran tentang hakikat realita
(metafisika) dari obyek ontologi atau obyek formal tersebut dan dapat merupakan landasan
ilmu yang menanyakan apa yang dikaji oleh pengetahuan dan biasanya berkaitan dengan alam
Ontologi dalam filsafat ilmu merupakan studi atau pengkajian mengenai sifat dasar ilmu
yang memiliki arti, struktur, dan prinsip ilmu. Ontologi matematika merupakan cabang
filsafat yang berhubungan dengan yang ada, sesuatu yang ada termasuk didalamnya hal- hal
metafisik di alam pengetahuan sesuatu yang ada termasuk di dalamnya hal- hal metafisik di
matematika, diantaranya adalah cakupan dari penyataan matematika yang berkaitan dengan
dunia nyata atau hanya di alam pikiran manusia. Cakupan tersebut merupakan suatu realitas
dari entitas matematika yang menjadi juga bahan pemikiran filsafat. Sejarah mengatakan
bahwa para ahli filosofi dan ahli matematika pada jaman dahulu mempergunakan matematika
sebagai alat dalam melakukan suatu pekerjaan ataupun menyelesaikan masalah. Mulai dari
hal-hal yang sederhana sampai pada hal yang menakjubkan. Kita lihat saja perkembangan
peradaban Mesir kuno dan Babilonia. Perhitungan matematika sederhana diperlukan untuk
9
Suriasumantri, J. S., Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. 2018.
10
Soetriono & Hanafie, Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Andi, 2007.
menghitung pajak, luas lumbung, perdagangan, menghitung batas luas tanah yang hilang
karena luapan sungai Nil, sampai pada pembangunan istana dan piramida yang termasuk ke
dalam keajaiban dunia. Bagaimana bangsa Babilonia mengukur jarak kapal di tengah lautan
Matematika: Apa hakekat objek matematika? Dengan cara bagaimana memperoleh objek
matematika tersebut? Dapatkah objek matematika ada tanpa adanya objek lain?.
i. Platonisme Aliran ini berasal dari Plato dan pengikutnya seperti Frege, Russell,
Cantor, Bernays, Hardy, dan Godel. Ernest mengatakan bahwa aliran platonisme
memandang bahwa objek dan struktur matematika mempunyai keberadaan yang riil
yang tidak bergantung kepada manusia, dan bahwa mengerjakan matematika adalah
ii. Logisme Aliran logisisme dipelopori oleh Bertrand Arthur William Russell dari
Inggris. Dalam bukunya yang diterbitkan pada tahun 1903 dengan judul “The
logika. Menurutnya logika telah mejadi lebih bersifat matematis dan matematik
sehingga lebih logis. Akibatnya ialah bahwa kini menjadi sepenuhnya tak mungkin
untuk menarik suatu garis diantara keduanya. Sesungguhnya kedua hal itu adalah satu.
Mereka berbeda seperti anak dan orang dewasa. Logika merupakan masa muda dari
11
Sinaga Wita, dkk., “Perkembangan Matematika Dalam Filsafat dan Aliran Formalisme Yang Terkandung
Dalam Filsafat Matematika”. Journal of Mathematics Education and Applied. Volume 2, 2022.
iii. Formalisme Aliran formalisme dipelopori oleh ahli matematik besar dari jerman
David Hilbert. Menurut aliran ini sifat alami dari matematik ialah sebagai sistem
lambang yang formal. Matematika berkaitan dengan sifat-sifat struktural dari simbol-
Dengan simbolisme abstrak yag dilepaskan dari sesuatu arti tertentu dan hanya
manusia sebagai dasar dalam penyusunan bukti atau objek-objek matematika, teori
baru, dan juga mengakui bahwa aksioma intuisi dari teori matematika secara mendasar
tidaklah lengkap, dan perlu ditambahkan sebagai kebenaran matematika yang lain baik
melalui proses aktif individu mengkonstruksi arti dari suatu teks, pengalaman fisik,
dialog, dan lain-lain melalui asimilasi pengalaman baru dengan pengertian yang telah
dimiliki seseorang. Objek matematika itu dibangun dan pernyataan mengenai benda-
benda diperoleh melalui proses yang konsisten dengan cara lama dari proses yang
matematika terdiri dari proses yang mereka dibangun. Pengetahuan tentang dunia
Secara khusus kebenaran matematika dan logika adalah bersifat analitik dan
kebenaran ditentukan oleh arti dari istilah yang terkandungnya. Tokoh moderat dari
matematika yang disusunnya. Bentuk ini kurang lebih seperti penggunaan kaedah
“jika-maka”.
empiris.12
ii. Sistematis : ilmu matematika adalah ilmu telaah pola dan hubungan artinya kajian-
iii. Koheren : konsep, perumusan, definisi dan teorema dalam matematika saling
iv. Rasional : ilmu matematika sesuai dengan kaidah berpikir yang benar dan logis
vii. Universal : ilmu matematika kebenarannya berlaku secara umum dan di mana saja. 13
12
Mazlan, Pembahasan Ontologi Matematika, Universitas Riau Fakultas MIPA. 2018.
13
Marsigit, Ilham R., & Mareta M. M., Filsafat matematika. Yogyakarta: UNY press, 2014.
Konsep-konsep Matematika
(generalisis) dalam matematika berbeda dengan ilmupengetahuan alam dan ilmu pengetahuna
yang lain. Metode pencarian yang digunakan adalah metode deduktif, tidak dapat dengan cara
induktif. Pada ilmu pengetahuan alam adalah metode induktif dan eksperimen. Ciri utama
dalam matematika itu dapat dimulai dengan cara induktif, tetapi seterusnya generalisasi yang
benar untuk semua keadaan harus bisa dibuktikan dengan cara deduktif. Dalam matematika
suatu generalisasi dari sifat, teori atau dalil itu dapat diterima kebenarannya sesudah
dibuktikan secara deduktif. Penalaran deduktif adalah suatu kerangka atau cara berpikir yang
bertolak dari sebuah asumsi atau pernyataan yang bersifat umum untuk mencapai sebuah
Karakteristik matematika
itu maematika juga mempunyai pandangan yang sudah disepakati bersama, diantaranya: a)
Memiliki objek kajian yang abstrak, b) Bertumpu pada kesepakatan, c) Berlaku jujur.
Matematika merupakan ilmu terstruktur yang terorganisir. Hal ini karena matematika dimulai
dari unsur yang tidak didefinisikan kemudian pada unsur yang didfinisikan ke aksioma da
akhirnya pada teorema. Konsep-konsep matematika tersusun secara hirarkis, logis dan
sistematis mulai dari konsep yang paling sederhana sampai pada konsep yang paling
kompleks. Matematika merupakan sarana yang penting dalam kegiatan berbagai disiplin
keilmuan mencakup antara lain, geomteri, teori bilangan, alajabar, trigonometri, geometri
analitik, persamaan diferensial, kalkulus, topologi, geometri non euclid, teori fungsi
a. Pengertian Epistemologi
Epistemologi berasal dari bahasa yunani “episteme” dan “logos”. “episteme” berarti
iii. Epistomologi adalah cabang atau bagian filsafat yang membicarakan tentang
pengetahuan.
Epistemologi adalah bagian filsafat yang meneliti asal-usul, asumsi dasar, sifat-sifat, dan
model filsafat. 14
dengan pengetahuan matematika. Hal- hal yang ditelaah dalam cabang filsafat ini adalah segi-
segi dasar pengetahuan matematika, seperti sumber, hakikat, batas- batas, dan kebenaran
14
Nuryami, Filsafat Pendidikan Matematika. Padang: PT. Global Eksekutif Teknologi, 2022.
pengetahuan beserta ciri- ciri matematika yang meliputi abstraksi, ruang, waktu, besaran,
simbolik, bentuk dan pola. Matematika sebagai bagian dari sciene artinya matematika
merupakan sebuah pengetahuan yang diperoleh dari proses belajar. Beberapa ilmuwan
bilangan- bilangan, titik, garis, ruang, abstraksi, besaran dan lain sebagainya. matematika
merupakan suatu ilmu yang lebih banyak mengkaji tentang kuantitas- kuantitas, bangunan,
ruang dan perubahan. Saat ini seluruh kehidupan manusia menggunakan matematika, mulai
dari perhitungan sederhana dalam kehidupan sehari- hari sampai pada perhitungan yang rumit
seperti ilmu astronomi, geologi, informatika, dan lain sebagianya. Ilmu- ilmu lain yang
menggunakan matematika sebagai alat bantu seperti ilmu ekonomi, social, biologi dan lain
pengetahuan, yang secara langsung atau tidak langsung menjadi sarana kegiatan ilmiah.15
Sejarah Matematika
Perkembangan sejarah matematika dibagi mengikuti waktu atau periode perkembangan, yang
pertama, pembagian waktu dalam tiga periode yakni dahulu, pertengahan dan sekarang.
Kedua, pembagian menurut cara konvensional dalam tujuh skala waktu menurut penemuan
naskah yang dapat dihimpun yakni (1) Matematika babiliona dan mesir kuno; merujuk pada
helenistik. Dinamai matematika babiliona karena peran utama kawasan babiliona sebagai
tempat belajar . matematika babiliona ditulis dalam 400 lempeng tanah liat yang berisi topik-
topik pecahan aljabar, invers , perkalian, dan bilangan prima, tabel perkalian dan metode
penyelesaian persamaan linear dan kuadrat. Matematika mesir kuno diperkirakan berasal dari
tahun 1650 SM tetapi mungkin lembaran itu adalah salinan dokumen yang lebih tua dari
kerjaan tengah yitu tahun 2000-1800 SM. Lembaran itu adalah manual intruksi bagi pelajar
15
Sinaga Wita, dkk., “Perkembangan Matematika Dalam Filsafat dan Aliran Formalisme Yang Terkandung
Dalam Filsafat Matematika”. Journal of Mathematics Education and Applied. Volume 2, 2022.
aritmatika dan geometri, rumus-rumus luas, cara perkalian, pembagian, pengerjaan pecahan,
bilangan komosit, bilangan prima, aritmatika, dan geometri. (2) Matematika yunani diyakini
dimulai oleh Thales dan miletus (624 sd 546 SM) selain itu juga ada pythogoras yang
Dekat yakni Matematika India dan matematika Arab. Matematika India, dimulai sejak zaman
besi kira-kira pada abad ke 9 SM oelh shatapa Brahama yang menghamiri nilai phi dan sulba
sutras yang merupakan penulis tulisan geometri yang menggunakan bilangan irrasional,
bilangan prima, atuaran tiga dan akar kubik, menghitunga akar kuadrat. Matematika Arab,
yang dimulai menjadi masa keemasan perkembangan matematika Arab pada abad ke 9 sd 13.
Peran arab jika ditelaah dalam perkembangan sejarah matematika tidak hanta sebagai
pelengkap dan penyebar ilmu, namun arab berkontrbusi dalam beberapa temuan dan mampu
memberikan penjelasan terhadap matematika Yunani. (4) Eropa dan masa Renaissance. (5)
Abad ke 17, (6) Abad ke 18 dan 19 (7) Perkembangan matematika abad ke 20 di Amerika
Serikat.
i. Pengetahuan
Matematika merupakan ilmu yang sangat mendasar dalam penerapannya digunakan dasar
oleh ilmu filsafat, fisika, kimia, biologi, ekonomi dan masih banyak lagi untuk memperoleh
ide, rumus baru dan penyelesaian baru dalam kehidupan sehari-hari. Struktur ilmu matematika
sangatlah penting dalam kehidupan peradaban kita. Dimana matematika dalam ilmu
pengetahuan dianggap sebagai “ratu ilmu” yang menjadi induk dari pengetahuan-pengetahuan
lain. Pengetahuan adalah kebenaran dan kebenaran adalah pengetahuan maka dalam
mengemukakan bahwa pengetahuan yang dimilki manusia ada empat (Landasan Epstimologi)
Pertama, pengetahuan biasa, yakni pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan dengan istilah
common sense. Kedua, pengetahuan ilmu, yaitu ilmu sebagai terjemahan dari science yang
sense, ketiga, pengetahuan filsafat, yankni pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran yang
kompetif dan spekulatif. Keempat, pengetahuan agama, yaitu pengetahuan yang hanya
Materi kerangka berpikir ilmiah atau epistemologi merupakan cabang filsafat ilmu yang
secara spesifik mengkaji hakikat ilmu. Adanya pola dasar/desain atau keangka yang dilakukan
oleh aktivitas jiwa dalam menenmukan suatu pengetahuan memerlukan suatu objek
berpikir manusia menyebabkan rasa ingin tahu selalu berkembang. Dengan kemampuan
baru. Berpikir adalah proses atau kegiatan jiwa untuk mencapai pengetahuan. Berpikir
merupakan serangkaian kegiatan dari budi rohani seseorang yang menciptakan penegertian,
tanggapan terhadapa keadaan sekeliling. Metode berpikir dapat dibedakan beberapa bagian
yakni metode berpikir berlandaskan penalaran, berlandaskan logika dan analisa, berlandaskan
perasaan dan intuisi. Tujuan dari penggunaan metode ilmiah adalah agar ilmu berkembang
dan tetap eksis dan mampu menjawab berbagai tantangan yang dihadapi. Serta mendapat
sebuah kebenaran dan kesesuaian antara kajian ilmiah, dengan tanpa terbatas ruang, waktu,
tempat dan kondisi tertentu. Kriteria Ilmiah merupakan patokan atau rambu-rambu untuk
menentkan benar atau tidak benarnya seuatu untuk masuk status tertentu. Kriteria ilmiah
mempunyai beberapa kriteria yakni berdasarkan fakta, bebas dari prasangka, menggunakan
prinsip analisis, menggunakan hipotesa, menggunakan ukuran objektif, menggunakan teknik
a. Pengertian Aksiologi
Berdasarkan bahasa yunani, aksiologi berasal dari kata ‘axios’ dalam bahasa yunani
artinya nilai dan logos yang artinya ilmu. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa
aksiologi adalah ‘ilmu tentang nilai’. Beberapa kutipan mengenai pengertian aksiologi
i. S suriasumantri, aksiologi berarti teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari
ii. Mengutip dari bramei, aksiologi terbagi dalam 3 bagian penting, antara lain: a)
‘value’ dan valuation. Dalam hal ini nilai dianggap sebagai nilai memberi nilai dan
yang merupakan kategori keempat dan merupakan studi etika dan estetika. Hal ini
berarti bahwa aksiologi berfokus pada kajian terhadap nilai-nilai manusiawi serta
iv. Adapun jujun s. Suriasumantri, aksiologi lebih difokuskan kepada nilai kegunaan
ilmu. Ilmu dipandang akan berpautan dengan moral. Nilai sebuah ilmu akan diwarnai
sejauh mana ilmuwan mempunyai tanggung jawab sosial terhadap ilmu yang dimiliki,
sebuah kejahatan.16
Kehidupan tidak bisa berlangsung tanpa matematika. Tak ada yang dipakai utnuk berhitung
artinyaseluruh berlangusng tanpa kendali, tidak dalam perencanaan dan tidak dengan hitung-
hitungan terlebih dahulu. Matematika berfungsi untuk menghitung segala hal dalam
kehidupan. Selain fungsi, matematika memiliki manfaat yakni, melatih cara berpikir menjadi
lebih sistimatis, melatih berpikir deduktif untuk menghindari cara berpikir menarik
kesimpulan secara kebetulan, menjadi lebih teliti, membuat prinadi menjadi lebih sabar daam
menghadapi semua hal, hal ini karena saat mengerjakan soal matematika yang
penyelesaiannya sangat panjang dan rumit, kita harus bersabar dan tidak cepat putus asa.
“Matematika sebagai ilmu dasar dipergunakan dalam berbagai bidang ilmu, baik
matematika sebagai pengembangan aljabar maupun statistik. Filosofi modern juga tidak akan
tepat bila tidak dilandasi pengetahuan tentang matematika. Matematika dalam imu sosial juga
adalah ilmu berpikir. Berpikir dengan keutamaan yakni keutamaan moral dan keutamaan
intelektual. Tanggung jawab seorang ilmuan dibidang etika bukan lagi memberi informasi
namun harus memberi contoh. Pengetahuan yang dimilikinya merupakan kekuatan yang akan
memberinya keberanian. Sehingga ilmu harus terbuka pada konteksnya dan agamalah yang
menjadi konteks tersebut. Dalam bidang matematika estetika dapat dipahami sebagai aktivitas
kreatif sebagai bentuk seni. Estetika merupakan kondisi yang berkaitan dengan keindahan
yang dapat dirassakan, namun keindahan itu baru dapat dirasakan jika terjadi perpaduan
harmonis antara elemen-elemen keindahan yang terkandung dalam suatu objek. Pada
dasarnya, estetika merupakan hal utama dalam suatu kehidupan. Estetika sebagai suatu
kondisi, berkaitan erat dengan keindahan yang dapat dirasakan apabila terjadi perpaduan
harmonis antara elemen-elemen keindahan tersebut dalam suatu objek. Unsur-unsur estetika
memiliki karakter menentukan ekspresi bentuk. Berikut ini terdapat beberapa penjelasan
menenai unsur-unsur estetika sebagai komposisi bentuk yang meliputi garis, bentuk, tekstur
dan warna. Sebagian besar ahli matematika memperoleh kesenangan estetika dari pekerjaan
mereka, dan dari matematika secara umum. Mereka menyatakan kesenagan ini dari gambaran
tentang matematika secara baik sekali. Kadang-kadang para ahli matematika menggabar
aktivitas matematika yang kreatif sebagai bentuk seni. Perbandingan-perbandingan seperti itu
sering dibuat untuk musik dan puisi. Ahli matematika dari Hungaria, Paul Erdos menyatakan
pandangan yang tak terlukiskan tentang matematika ketika ia berkata “Mengapa angka-angka
itu indah?”. Hal itu seperti pertanyaan mengapa simponi kesembelian Beethovens itu indah.”
17
(Aksiologi)
“Manfaat pelajaran matematika dalam kajian aksiologi ilmu, pada umumnya sebagian
besar murid di sekolah tersugesti oleh rasa takut mempelajari pelajaran matematika, jika hal
tersebut dibiarkan maka rasa takut tersebut dapat membuat saraf-saraf tegang terutama pada
otak. Selanjutnya apapun yang dipelajari orang, tentunya semua memiliki manfaatnya, sekecil
apapun pengetahuan yang dipelajari, suatu saat akan bernilai manfaat dalam kajian aksiologi
ilmu. Demikian pula dengan mempelajari ilmu matematika. Menurut Haris Kurniawan, ada 8
tidak memahami maka akan merugikan diri sendiri. Kita tidak dapat memecahkan suatu
demikian, maka belajar matematika dapat berguna untuk memecahkan suatu permasalahan.
17
Ovan S.Pd, M.Pd., Landasan Filsafat Matematika-Ontologi, Epistemolosi dan Aksiologi. Yogyakarta: Cahaya
Harapan, 2022.
Seperti, mengukur jauhnya jarak jalan, pemecahan masalah dalam membangun rumah dan
lainnya.
Kedua, mempelajari matematika dapat membantu untuk berdagang, hal ini mengingat
dasar belajar matematika adalah berhitung. Jika seseorang berprofesi sebagai berdagang,
maka harus pintar berhitung. Jika tidak pintar dalam berhitung maka akan kesulitan dalam
berdagang. Pedagang juga tidak akan keliru ketika menerima dan membayar kembalian dari
pembeli sehingga tidak rugi dalam berdagang. Oleh karena itu lakukan dengan cermat jangan
putus asa dalam belajar matematika agar jawaban dalam penyelesaian dan mengerjakan soal
menjadi benar dan kelak dapat melatih orang menjadi orang yang teliti, cermat dan tidak
ceroboh.
Ketiga, mempelajari matematika dapat melatih cara berpikir yang akurat, sehingga
mempelajari matematika sangatlah menuntut orang untuk berpikir cerdas. meskipun setiap
orang memiliki kemampuan yang berbedabeda dalam berpikir. Ada kemampuan berpikirnya
cepat ada juga yang lambat. Oleh karena itu dengan mengerjakan penyelesaian soal dapat
melatih cara berpikir orang untuk lebih keras lagi. Ketika jawaban orang salah, harus
diperbaiki sampai jawabannya benar, dengan semikian maka tujuan orang untuk
Keempat, mempelajari matematika membuat pola pikir sistematis, hal ini mengingat
pelajaran matematika merupakan salah satu pelajaran yang membantu orang berpikir secara
cermat dan sistematis. Hal yang sangat penting dalam menjalani kehidupan, baik dalam
pekerjaan maupun keseharian adalah melalui kebiasaan berhitung, berlatih bepikir runut, dan
sejenisnya, secara tidak sadar orang telah memaksa otak untuk terbiasa berpikir secara runut.
kondisi demikian akan membuat orang menjadi mudah dalam mengorganisasi segala sesuatu.
Kemampuan ini yang juga sangat mendukung untuk menjadi seorang pemimpin dimasa depan
berkembang, hal ini mengingat seluruh aspek dalam pelajaran matematika berbicara mengenai
kemampuan berpikir logis tidak ada asumsi, praduga, atau tebak-tebakan. Semua hasil harus
melalui hasil penghitungan yang tepat, bahkan berdasarkan literasi yang ditulis oleh Johnson
dan Rising, matematika dibentuk atas dasar kebutuhan pembuktian yang logis. Pernyataan ini
tentu semakin menguatkan posisi matematika sebagai media pembelajaran efektif agar
seseorang tumbuh menjadi orang yang tidak galau. hal ini dikarenakan logika dapat
membantu menajamkan pola pikir, yang tentunya membuat orang mampu mengambil
Keenam, belajar matematika membuat orang terlatih berhitung, hal ini karena semua
orang butuh keterampilan berhitung. Bahkan dalam skala yang sangat sederhana seperti
menghitung uang kembalian. Namun sayangnya hal tersebut kurang disadari oleh sebagian
siswa. Penggunaan angka yang sejatinya merupakan simbol untuk mengukur hasil, malah
menjadi hal yang dihindari. Perlu dicermati bahwa kebutuhan berhitung memang tidak perlu
ahli, namun setidaknya seseorang mampu melakukannya dengan tepat dan cepat. Apalagi,
jika kelak orang tersebut merupakan seorang pebisnis. Tentu orang ia tidak ingin salah
menghitung keuntungannya.
dengan demikian matematika sering disebut juga sebagai ilmu yang bersifat deduktif.
pola yang umum. Hal ini akan membiasakan otak kita untuk berpikir secara objektif, sebab
kemampuan berpikir objektif adalah satu dari sekian banyak soft skill yang dicari oleh seluruh
bidang kerja, bukan hanya itu, dengan sering menyelesaikan latihan matematika berupa kasus
sabar. Pelajaran matematika sarat akan soal-soal yang rumit dan panjang. Hal ini tentu
membutuhkan kesabaran dalam menyelesaikannya. Terlebih jika salah sedikit saja dalam
menghitung, maka bisa jadi seseorang harus mengulang kembali proses penghitungan dari
awal. Sebagian orang tidak mengetahui, bahwa seorang yang terbiasa menyelesaikan
persoalan matematika yang rumit dapat berkembang menjadi seorang yang lebih teliti, cermat,
serta sabar. Buktinya, profesi semacam analis, ilmuwan, atau akuntan, biasa dijalani oleh
orang-orang yang teliti dalam menelaah data. Berdasarkan delapan hasil mempelajari
sebagai berikut berikut : Terlepas dari apapun cita-cita orang, pelajaran matematika dapat
membantu seseorang untuk mencapainya. inilah manfaat pelajaran matematika yang pada
hakikatnya berurusan dengan beragam bidang kerja. oleh karena itu mulailah mencintai
pelajaran matematika, niscaya orang akan menikmati saat mempelajarinya dan juga akan
18
Haris Kurniawan dan Eva Susanti, Pembelajaran Matematika dengan STEM, (science, Technology,
Engineering, Mhathematic), Jakarta: Deepublish, 2021 dikutip dalam Marliani, Matematika Dalam Aksiologi
Tunas Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar http://journal.umpalangkaraya.ac.id/index.php/tunas Volume 7
Nomor 1, Desember 2021 (26-31) (diakses pada 19 Oktober 2023)
Bibliografi
Adib Mohammad, Filsafat Ilmu Ontologi, Epistimologi, Aksiologi dan Ilmu Pengetahuan.
Oktober 2023).
Haris Kurniawan dan Eva Susanti, Pembelajaran Matematika dengan STEM, (science,
Marliani, Matematika Dalam Aksiologi Tunas Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Mahendrawan, E., Yanuarti, M., & Asmarawati, E. “Kritik Terhadap Kemutlakan Filsafat
Marsigit, Ilham R., & Mareta M. M., Filsafat matematika. Yogyakarta: UNY press, 2014.
Nugraheni, N., Rochmad, & Isnarto, “Aliran Humanis dalam Filsafat Matematika”. Prisma,
Nuryami, Filsafat Pendidikan Matematika. Padang: PT. Global Eksekutif Teknologi, 2022.
Nuryami, Filsafat Pendidikan Matematika. Padang: PT. Global Eksekutif Teknologi, 2022.
Sinaga Wita, dkk., “Perkembangan Matematika Dalam Filsafat dan Aliran Formalisme Yang
Siskawati, E., Rochmad, R., & Isnarto, I., “Teka-Teki Klasik Filsafat Matematika”. PRISMA,
Soetriono & Hanafie, Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Andi, 2007.
Suriasumantri, J. S., Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan. 2018.