Anda di halaman 1dari 5

Nama : Tio Pambudi

NIM : 17.13101.10.09
HP : 081328730333
Tugas : Soal dan Jawaban Mata Kuliah Filsafat dalam Rangka Ujian Tengah Semester
Ganjil PPSKM Stikes Bina Husada 2017.

1. Kata filsafat bersumber dari bahasa Yunani Philo dan Sophos yang berarti cinta akan
kebijaksanaan. Apakah hakikat filsafat itu sebenarnya dan apakah hakekat filsafat ilmu itu ?

Jawaban :

Filsafat berarti memiliki makna cinta kebijaksanaan. Cinta dapat diartikan hasrat yang besar, atau
yang berkobar-kobar, atau yang sungguh-sungguh dan sepenuh hati. Kebijaksanaan yang berarti
kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya. Jadi filsafat artinya hasrat atau
kesungguhan akan kebenaran dari dalam hati. Pengertian umum filsafat adalah ilmu pengetahuan
yang menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran. Filsafat adalah aspek
ilmu pengetahuan tentang hakikat. Ilmu pengetahuan tentang hakikat menanyakan tentang apa
hakikat atau sari atau inti atau esensi segala sesuatu. Dengan cara ini, jawaban yang akan
diberikan berupa kebenaran yang hakiki. Ini sesuai dengan arti filsafat menurut kata-katanya.
Sementara itu pengertian khusus filsafat telah mengalami perkembangan yang cukup lamadan
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang kompleks sehingga menimbulkan berbagai pendapat tentang
arti filsafat dengan kekhususan masing-masing. Berbagai pendapat khusus tentang filsafat
anatara lain :

a. Rasionalisme keagungan akan akal sehat


b. Materialisme keagungan akan materi
c. Hedolisme keagungan akan kesenangan
d. Stoikisme keagungan akan tabiat saleh
e. Idealisme keagungan akan idea

Filsafat ilmu pada dasarnya adalah ilmu yang berbicara tentang ilmu pengetahuan yang
kedudukannya di atas ilmu lainnya (Conny Semiawan et al, 1998). Filsafat adalah merupakan
induk dari ilmu pengetahuan dan ilmu yang mempelajari tentang segala sesuatu yang ada di alam
semesta Filsafat ilmu, merurut Benjamin, merupakan cabang dari filsafat yang secara sistematis
menelaah sifat dasar ilmu, khususnya mengenai metoda, konsep-konsep, dan pra-anggapan, serta
letaknya dalam kerangka umum dari cabang-cabang pengetahuan intelektual. Serta membahas 3
hal penting yaitu: Tuhan (Teologi), Manusia (Humanologi) dan Alam (Kosmologi). Karakteristik
filsafat ilmu sebagai berikut.

a. Filsafat ilmu berusaha menelaah ilmu secara filosofis dari sudut pandang ontologis,
epistemologis, dan aksiologis.
b. Filsafat ilmu merupakan cabang dari filsafat.
2. Obyek filsafat ilmu terdiri dari obyek material dan obyek formal, dalam pengembangan filsafat
ilmu kedua obyek tersebut sangat berperan dan mempunyai makna yang penting dalam
kehidupan manusia dari zaman ke zaman. Jelaskan dan berikan contohnya.

Jawaban :

Obyek formal adalah cara pendekatan yang dipakai atas obyek material, yang sedemikian khas
sehingga mencirikan atau mengkhususkan bidang kegiatan yang bersangkutan. Jika cara
pendekatan itu logis, konsisten dan efisien, maka dihasilkanlah sistem filsafat ilmu. Filsafat
berangkat dari pengalaman konkret manusia dalam dunianya. Pengalaman manusia yang
sungguh kaya dengan segala sesuatu yang tersirat ingin dinyatakan secara tersurat. Dalam proses
itu intuisi (merupakan hal yang ada dalam setiap pengalaman) menjadi basis bagi proses
abstraksi, sehingga yang tersirat dapat diungkapkan menjadi tersurat.

Ilmu filsafat memiliki obyek material dan obyek formal. Obyek material adalah apa yang
dipelajari dan dikupas sebagai bahan (materi) pembicaraan. Objek material adalah objek yang di
jadikan sasaran menyelidiki oleh suatu ilmu, atau objek yang dipelajari oleh ilmu itu. Objek
material filsafat illmu adalah pengetahuan itu sendiri, yakni pengetahuan ilmiah (scientific
knowledge) pengetahuan yang telah di susun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu,
sehingga dapat di pertanggung jawabkan kebenarannya secara umum.

Dalam filsafat, ada filsafat pengetahuan. “Segala manusia ingin mengetahui”, itu kalimat
pertama Aristoteles dalam Metaphysica. Obyek materialnya adalah gejala “manusia tahu”. Tugas
filsafat ini adalah menyoroti gejala itu berdasarkan sebab-musabab pertamanya. Filsafat
menggali “kebenaran” (versus “kepalsuan”), “kepastian” (versus “ketidakpastian”),
“obyektivitas” (versus “subyektivitas”), “abstraksi”, “intuisi”, dari mana asal pengetahuan dan
kemana arah pengetahuan. Pada gilirannya gejala ilmu-ilmu pengetahuan menjadi obyek
material juga, dan kegiatan berfikir itu (sejauh dilakukan menurut sebab-musabab pertama)
menghasilkan filsafat ilmu pengetahuan.

Kekhususan gejala ilmu pengetahuan terhadap gejala pengetahuan dicermati dengan teliti.
Kekhususan itu terletak dalam cara kerja atau metode yang terdapat dalam ilmu-ilmu
pengetahuan. Jadi, dapat dikatakan bahwa Objek formal adalah sudut pandang dari mana sang
subjek menelaah objek materialnya. Yang menyangkut asal usul, struktur, metode, dan validitas
ilmu . Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat (esensi) ilmu pengetahuan artinya filsafat ilmu
lebih menaruh perhatian terhadap problem mendasar ilmu pengetahuan, seperti apa hakikat ilmu
pengetahuan, bagaimana cara memperoleh kebenaran ilmiah dan apa fungsi ilmu itu bagi
manusia.
3. Apakah problema filsafat ilmu serta problem di dalam substansinya?

Jawaban :

Cornelius Benjamin menyebutkan Problem adalah “Suatu situasi praktis atau teoritis yang untuk
itu tidak ada jawaban lazim atau otomatis yang memadai, dan oleh sebab itu memerlukan proses-
proses. Lebih lanjut Benjamin merinci aneka ragam problem ke dalam tiga bagian :

a. Persoalan yang bertalian dengan efek-efek praktis, yakni efek-efek dari penemuan-penemuan
ilmiah terhadap misalnya bentuk pemerintahan, cara hidup, kesehatan dan rasa senang.
Problema Substansi Filsafat Ilmu terdiri dari :
1. fakta/kenyataan,
2. kebenaran (truth),
3. konfirmasi dan
4. logika inferensi.
b. Persoalan yang bersangkutan dengan implikasi-implikasi teoritis dari kebenaran-kebenaran
tertentu dalam ilmu sejauh ini mengubah pertimbangan-pertimbangan kita dalambidang-
bidang lain dari pengalaman kita.
c. Persoalan mengenai hubungan-hubungan teoritis antara ilmu yang satu dengan yang lain dan
antara ilmu-ilmu dengan usaha-usaha manusia yang lain untuk memahami, menilai,
danmengendalikan dunia.

Problem Filsafat Ilmu, disejajarkan dengan diskusi yang berkaitan dengan landasan
pengembangan Ilmu Pengetahuan (landasan Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis) :

a. Problem epistemologi: bahasan asal muasal, sifat alami, batasan/konsep, asumsi landasan
berfikir, validitas, reabilitas, metode menghasilkan kebenaran.
b. Problema aksiologi: - implikasi etis, aspek estetis, pemaparan, penafsiran peranan ilmu dalam
peradaban dunia.
c. Problem ontologi ilmu: perkembangan dan kebenaran ilmu yang bertumpu pada landasan
ontologis (apa yang terjadi-eksistensi suatu entitas).

4. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan pernah terjadi revolusi. Apa penyebabnya dan jelaskan
dengan singkat pendapat Anda?

Jawaban :

Beberapa referensi menyebutkan revolusi ilmu pengetahuan terjadi di Eropa sekitar Abad XVII
ketika sedang dilanda krisis kehidupan yang cukup berat. Kehidupan ekonomi yang tidak
menguntungkan sebagian rakyat jelata dan kehidupan kenegaraan feodalisme yang sangat
matrealistis kapitalis menyebabkan gejolak pada bangsa Eropa. Revolusi ilmu pengetahuan
merupakan suatu revolusi yang menandakan bangkitnya kelompok intelektual bangsa Eropa
mengenai cara berpikir keilmiahan, yaitu cara berpikir serta persepsi manusia dalam
mendapatkan pengetahuan bagi dirinya. Perubahan persepsi manusia tersebut adalah perubahan
dari cara berpikir yang ontologis ke cara berpikir matematis mekanistis. Cara berpikir ontologis
adalah warisan yang ditinggalkan bangsa Eropa ketika Abad Pertengahan diberlakukan hukum
agama bagi segala-galanya, termasuk kegiatan ilmu pengetahuan. Saat Abad Renaissance
manusia tidak lagi menjadi citra tuhan, tetapi manusia juga memiliki rasio atau kesadaran
manusia serta kreativitas keinginan untuk maju, memperbaiki kebudayaan manusia. Pengetahuan
dilandaskan rasionalitas dan empiristis yang berkembang pesat dengan pendekatan matematis
yang diterapkan dalam kajiannya.

Referensi lain menggelompokan revolusi ilmu pengetahuan tersebut menjadi dua kelompok,
yaitu revolusi intelektual yang terjadi di Dunia Islam yang terjadi abad ke 10 sampai abad 14
yang mengalami masa keemasan pada abad ke 13 sampai abad 14 dan di Dunia Barat yang
terjadi pada abad ke 15 sampai abad 20 yaitu pada saat periode Copernicus hingga Einstein.

Cara berpikir matematis mekanistis dalam revolusi ilmu pengetahuan yang dipelopori oleh
Newton menjadi semacam gaya para intelektual untuk membuat analisis dalam penelitiannya.
Pendekatan yang bersifat kausalitas yang didukung dengan percobaan atau eksperimen melalui
usaha uji coba model tiruan dari objek yang sesungguhnya membuat para peneliti dapat
mengembangkan penelitiannya dengan lebih sempurna. Akibat dari perjalanan proses revolusi
ilmu pengetahuan, memunculkan adanya nilai-nilai dasar yang tampil dalam perubahan cara
berpikir manusia. Nilainilai dasar itu adalah nilai alam, budaya dan ekonomi. Thomas Kuhn
menggambarkan tahapan revolusi ilmu pengetahuan dengan alur sebagai berikut :

5. Apakah manfaat filsafat ilmu bagi ilmuwan yang ingin disebut bermartabat ?

Jawaban :

Bila dilihat dari aktivitasnya filsafat merupakan suatu cara berfikir yang mempunyai
karakteristik tertentu. Menurut Sutan Takdir Alisjahbana syarat-syarat berfikir yang disebut
berfilsafat yaitu :

1. Berfikir dengan teliti, dan


2. Berfikir menurut aturan yang pasti.

Dua ciri tersebut menandakan berfikir yang insaf. Dengan demikian berfikir filsafat bukanlah
sembarang berfikir tapi berfikir dengan mengacu pada kaidah-kaidah tertentu secara disiplin dan
mendalam. Filsafat Ilmu mengembangkan kemampuan kita dalam :
1. menalar secara jelas,
2. membedakan argumen yang baik dan yang buruk,
3. menyampaikan pendapat (lesan dan tertulis) secara jelas,
4. melihat sesuatu melalui kacamata yang lebih luas, dan
5. melihat dan mempertimbangkan pendapat dan pandangan yang berbeda.

Filsafat ilmu bermanfaat untuk menjelaskan keberadaan manusia di dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang merupakan alat untuk membuat hidup menjadi lebih baik.
Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Filsafat ilmu
mengarahkan para ilmuwan untuk memiliki pemahaman yang utuh mengenai ilmu dan
pengetahuan yang akan berguna saat ilmuwan melakukan penelitian ilmiah. selain itu, Filsafat
Ilmu mengajarkan cara berpikir yang cermat dan tidak kenal lelah. Singkatnya, Filsafat ilmu
sangat penting bagi ilmuwan karena untuk membiasakan diri bersikap kritis, logis dan rasional
serta menumbuhkan rasa toleransi dalam perbedaan pandangan. Filsafat Ilmu mengajarkan dan
menekankan kepada ilmuwan untuk berpikir menggunakan konsep AKAL yaitu berpikir secara
ber-Akhlak, berpikir secara Kritis, berpikir secara Analitis serta berpikir secara Logis.

Sumber lain menyatakan bahwa filsafat memberi bekal dan kemampuan pada kita untuk
memperhatikan pandangan kita sendiri dan pandangan orang lain dengan kritis. Kadang ini
memang bisa mendorong kita menolak pendapat-pendapat yang telah ditanamkan pada kita,
tetapi filsafat juga memberikan kita cara-cara berfikir baru dan yang lebih kreatif dalam
mengahadapi masalah yang mungkin tidak dapat dipecahkan dengan cara lain.Kemampuan
berfikir secara jernih, menalar secara logis, dan mengajukan dan menilai argumen, menolak
asumsi yang diterima begitu saja, dan pencarian akan prinsip-prinsip pemikiran dan tindakan
yang koheren semuanya ini merupakan ciri dari hasil latihan dalam ilmu filsafat. Filsafat ilmu
memberikan kebiasaan dan kebijaksanaan untuk memandang dan memecahkan persoalan-
persoalan dalam kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai