Anda di halaman 1dari 5

Nama : Rivi Handayani

Kelas : Non-Ruguler C 2014


NIM : 2143311050
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu
Resume : Pertemuan 2

Konsep Dasar dan Ruang Lingkup Filsafat Ilmu

A. Filsafat dan Hikmah


Secara epistimologi Istilah filsafat bisa berasal dari bahasa Yunani, philosophia
yang berarti philos = cinta, suka (loving) dan Sophia = pengetahuan, hikmah (wisdom).
Jadi philosopia berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran.
Maksudnya, setiap orang yang berfilsafah akan menjadi bijaksana. Orang yang cinta
kepada pengetahuan disebut philosopher dalam bahasa Arab disebut failasuf. Berfilsafat
artinya berpikir. Namun tidak semua berpikir berarti berfilsafat. Berfilsafat maknanya
berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh.
Nasution mengatakan bahwa kata filsafat berasal dari bahasa arab falsafah
dengan wazan (timbangn) faala, falalah, dan filal. Dengan demikian menurut
Nasution, kata benda dari falsafa sharusnya falsafah dan flsaf, padahal bukan berasal
dari kata bahasa arab dan bukan dari kata inggris Philosophy.
Nasutio nberpendapat bahwa istilah filsafat berasal dari bahasa Arab karena
orang Arab lebih dahulu datng dan sekaligus mempengaruhi bahasa indonesia dari pada
orang inggris.
Phythagoras (572-497 SM) adalah filosof yang pertama kali menggunakan kata
filsafat, dia mengemukakan bahwa manusia dapat dibagi menjadi tiga tipe :mereka yang
mencintai kesenangan, mereka ayng mencintai kegiatan, dan mereka yang mencintai
kebijaksanaan.
Plato (427-347 SM) mengatakan bahwa objek filsafat adalah penemuan
keenyataan atau kebenaran absolute (keduanya sama dengan pandangannya), lewat
dialetika.
Al-Farabi (W. 950 M) mengatakan bahwa filsafat ialah ilmu tentang alam yang
maujud dan menyelidi hakikatnnya ayng sebenarnya.
Ibnu Rusyd (1126-1198 M) mengatakan bahwa filsafat merupakan pengetahuan
otonom yang perlu dikaji oleh manusia karena dia diberi akal.

B. Pengertian Ilmu
Ilmu didefinisikan sebagai berikut : ilmu Pengetahuan adalah suatu system dari
berbagai pengetahuan yang masing-masing mengenai suatu lapangan pengalaman
tertentu, yang disusun sedemikian rupa menurut asas-asas tertentu, hingga menjadi
kesatuan; suatu system dari berbagai pengetahuan yang masing-masing didapatkan
sebagai hasil pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan dan memberikan pemjelasan
yang sistematis yang dapat dipertanggungjawabkan dengan menunjukkan sebab-sebab
hal/kejadian itu.
Ilmu merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab, masdar dari alima
yalamu yang berarti tahu atau mengetahui, sementara itu secara istilah ilmu diartikan
sebagai Idroku syai bi haqiqotih(mengetahui sesuatu secara hakiki).
Harsoyo mendefinisikan ilmu dengan melihat pada sudut proses historis dan
pendekatannya yaitu :
Ilmu merupakan akumulasi pengetahuan yang disistematiskan atau kesatuan
pengetahuan yang terorganisasikan
Ilmu dapat pula dilihat sebagai suatu pendekatan atau suatu metode pendekatan
terhadap seluruh dunia empiris, yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang dan
waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh panca indera manusia.
Dengan demikian sesuatu yang bersifat pengetahuan biasa dapat menjadi suatu
pengetahuan ilmiah bila telah disusun secara sistematis serta mempunyai metode
berfikir yang jelas, karena pada dasarnya ilmu yang berkembang dewasa ini merupakan
akumulasi dari pengalaman/pengetahuan manusia yang terus difikirkan,
disistimatisasikan, serta diorganisir sehingga terbentuk menjadi suatu disiplin yang
mempunyai kekhasan dalam objeknya.

Beberapa pendapat para ahli mengenai filsafat yaitu :


1. Plato salah seorang murid Socrates yanghidup antara 427 347 Sebelum
Masehi mengartikan filsafat sebagai pengetahuan tentang segala yang ada,
serta pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli.
2. Aristoteles (382 322 S.M) murid Plato, mendefinisikan filsafat sebagai ilmu
pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-
ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika. Dia
juga berpendapat bahwa filsafat itu menyelidiki sebab dan asas segala benda.
3. Cicero (106 43 S.M). filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang
maha agung dan usaha-usaha mencapai hal tersebut.
4. Al Farabi (870 950 M). seorang Filsuf Muslim mendefinidikan Filsafat
sebagai ilmu pengetahuan tentang alam maujud, bagaimana hakikatnya yang
sebenarnya.
5. Immanuel Kant (1724 1804). Mendefinisikan Filsafat sebagai ilmu pokok
dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya empat
persoalan yaitu :
Metafisika (apa yang dapat kita ketahui).
Etika (apa yang boleh kita kerjakan).
Agama ( sampai dimanakah pengharapan kita)
Antropologi (apakah yang dinamakanmanusia).

C. Persamaan dan Perbedaan Filsafat dan Ilmu


Persamaan filsafat dan ilmu adalah sebagai berikut :
Keduanya mencari rumusan yang sebaik-baiknya menyelidiki objek
selengkap-lengkapnya sampai ke akar-akarnya.
Keduanya memberikan pengertian mengenai hubungan atau koheren
yang ada antara kejadian-kejadian yang kita alami dan mencoba
menunjukkan sebab-sebabnya.
Keduanya hendak memberikan sintesis, yaitu suatu pandangan yang
bergandengan.
Keduanya mempunyai metode dan sistem.
Keduanya hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhnya
timbul dari hasrat manusia (objektivitas), akan pengetahuan yang
mendalam.
keduanya menggunakan cara berfikir reflektif dalam upaya menghadapi
atau memahami fakta-fakta dunia dan kehidupan, terhadap hal-hal
tersebut baik filsafat maupun ilmu bersikap kritis, berfikiran terbuka serta
sangat konsern pada kebenaran, disamping perhatiannya pada
pengetahuan yang terorganisisr dan sistematis.

Perbedaan filsafat dan ilmu adalah sebagai berikut :


Objek material (lapangan) filsafat itu bersifat universal (umum), yaitu
segala sesuatu yang ada (realita) sedangkan objek material ilmu
(pengetahuan ilmiah) itu bersifat khusus dan empiris. Artinya, ilmu itu
hanya erfokus pada disiplin bidang masing-masing secara kaku dan
terkotak-kotak, sedangkan kajian filsafat tidak terkotak-kotak dalam
disiplin tertentu.
Objek formal (sudut pandangan)filsafat itu bersifat non-fragmentaris,
karena mencari pengertian dari segala sesuatu yang ada itu secara luas,
mendalam dan mendasar. Sedangkan ilmubersifat fregmentaris, spesifik
dan intensif.Disamping itu, objek formal ilmu itu bersifat teknik, yang
berarti bahwa cara ide-ide manusia itu mengadakan penyatuan diri
dengan realita.
Filsafat dilaksanakan dalam suasana pengetahuan yang menonjolkan
daya spekulasi, kritis dan pengawasan. Sedangkan ilmu haruslah
diadakan riset lewat pendekatan trial and error. Oleh karena itu, nilai ilmu
terletak pada kegunaan pragmatis, sedang kegunaan filsafat timbul dari
nilainya.
Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan
pada pengalaman realitassehari-hari. Sedangkan ilmu bersifat diskursif,
yaitu menguraikan secara logis, yang dimulai dari tidak tahu menjadi
tahu.

D. Pengertian Filsafat Ilmu


Dari penjelasan tentang definisi dari filsafat dan definisi dari Ilmu maka para
ahli telah banyak mengemukakan definisi/pengertian filsafat ilmu dengan sudut
pandangnya masing-masing, dan setiap sudut pandang tersebut amat penting guna
pemahaman yang komprehensif tentang makna filsafat ilmu, berikut ini akan
dikemukakan beberapa definisi filsafat ilmu.
Dalam bentuk pertanyaan, pada dasar filsafat ilmu merupakan telahaan berkaitan
dengan objek apa yang ditelaah oleh ilmu (ontologi), bagaimana proses pemerolehan
ilmu (epistemologi), dan bagaimana manfaat ilmu (axiologi), oleh karena itu lingkup
induk telaahan filsafat ilmu adalah :
Ontologi berkaitan tentang apa obyek yangditelaah ilmu, dalam kajian ini
mencakup masalah realitas dan penampakan (reality and appearance), serta bagaimana
hubungan ke dua hal tersebut dengan subjek/manusia.
Epistemologi berkaitan dengan bagaimanaproses diperolehnya ilmu, bagaimana
prosedurnya untuk memperoleh pengetahuan ilmiah yang benar.
Axiologi berkaitan dengan apa manfaat ilmu, bagaimana hubungan etika dengan
ilmu, serta bagaimana mengaplikasikan ilmu dalam kehidupan.
Peter Caw memberikan makna filsafat ilmu sebagai bagian dari filsafat yang
kegiatannya menelaah ilmu dalam kontek keseluruhan pengalaman manusia.
Steven R. Toulmin memaknai filsafat ilmu sebagai suatu disiplin yang diarahkan
untuk menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan prosedur penelitian ilmiah, penentuan
argumen, dan anggapan-anggapan metafisik guna menilai dasar-dasar validitas ilmu dari
sudut pandang logika formal, dan metodologi praktis sertametafisika.
Sementara itu White Beck lebih melihat filsafat ilmu sebagai kajian dan evaluasi
terhadap metode ilmiah untuk dapat difahami makna ilmu itu sendiri secara
keseluruhan, masalah kajian atas metode ilmiah juga dikemukakan oleh Michael V.
Berry setelah mengungkapkan dua kajian lainnya yaitu logika teori ilmiah serta
hubungan antara teori dan eksperimen. Demikian juga halnya Benyamin yang
memasukan masalah metodologi dalam kajian filsafat ilmu disamping posisi ilmu itu
sendiri dalam konstelasi umum disiplin intelektual (keilmuan).
Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan tentang apa itu filsafat
ilmu. Filsafat ilmu merupakan kajian secara mendalam tentang dasar-dasar ilmu,
sehingga filsafat ilmu perlu menjawab beberapa persoalan seperti landasan ontologis,
epistimologis dan aksiologis. Filsafat ilmu adalah proses berpikir secara mendalam dan
sungguh-sungguh mengenai hal-hal yang berkaitan dengan proses pendidikan dan
bidang keilmuan tertentu. Filsafat ilmu merupakanperenungan yang mempelajari ilmu
secaralebih mendalam, mengenai sebab akibat dan sebagainya.

E. Tujuan Filsafat Ilmu


Mempelajari ilmu pengetahuan harus memiliki tujuan .Daapu nyang dikerjakan
harus bermuara pada apaa yang ingin dicapai. Hal ini dilakukan agar apa yang
dikerjakan tidak sia-sia. Penjelasan tentang tujuan filsafat ilmu oleh Bakhtiar (2004:20)
dijelaskan sebagai berikut:
a. Medalami pokok-pokok unsur ilmu, sehingga secara menyeluruh kita dapat
memahami sumber, hakikat dan tujuan ilmu.
b. Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan dan kemajuan ilmu diberbagai
bidang, sehingga kita mendapat gambaran ilmu kontemporer secara historis.
c. Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi di
perguruan tinggi, terutama untuk membedakan persoalan yang ilmiah dan
nonilmiah.
d. Mendorong para calon ilmun dan ilmuan untuk konsisten dalam mendalami ilmu
dan pengembangannya
DAFTAR PUSTAKA

Surip, Muhammad. 2014. BERPIKIR KRITIS Analisis Kajian Filsafat Ilmu. Jakarta:
Halaman Moeka

Wardhana, Wisnu. 2012. Konsep Filsafat


http://wisnuwardhanapls.blogspot.in/2012/08/konsep-filsafat.html

Anda mungkin juga menyukai