Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

METAFISIKA DAN ILMU AKUNTANSI

STUDI KASUS PEDAGANG BAKSO

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pengantar Metafisika

Dosen Pengampu: H. Ahmad Baqi Arifin, SH., MM., MBA

Disusun oleh:

KELOMPOK 5

Sofyan 2315100022

Siti Aziziah Harahap 2315100027

Suci Ramadhani 2315100029

Tsamara Nayla Safitri 2315100033

Sonia Helena Purba 2315100075

Suci Azzhari 2315100160

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS SOSIAL SAINS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya atas
izin dan rahmat-Nya lah makalah ini dapat diselesaikan. Adapun makalah ini membahas salah
satu materi dari mata kuliah Pengantar Metafisika yaitu Metafisika dan Ilmu Akuntansi dengan
Studi Kasus Pedagang Bakso.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan. Maka dari itu kami mengucapkan terima kasih kepada pihak- pihak yang telah
membantu kami dalam penyelesaian makalah ini. Terutama kepada dosen kami, Bapak H.
Ahmad Baqi Arifin, SH., MM., MBA selaku dosen mata kuliah Pengantar Metafisika yang
telah membantu kami dalam menguasai materi ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Besar harapan kami, makalah ini dapat memperluas pengetahuan dan wawasan
para pembaca mengenai kajian metafisika dengan ilmu akuntansi.

Medan, 25 Desember 2023

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2

1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 2

BAB II ISI .................................................................................................................................. 3

2.1 Metafisika .................................................................................................................... 3

2.2 Persoalan Metafisika ................................................................................................... 5

2.3 Ilmu Akuntansi ............................................................................................................ 6

2.4 Metafisika dan Ilmu Akuntansi ................................................................................... 7

2.5 Studi Kasus Pedagang Bakso ...................................................................................... 8

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 10

3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 10

3.2 Saran .......................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Istilah "metafisika" sering digunakan oleh orang atau penyiar berita di televisi, dan selalu
terhubung ke paranormal, obat bertenaga tinggi atau jauh, dan astrologi. Orang-orang terus-
menerus mendiskusikan topik yang memiliki bau metafisika (keyakinan) dalam percakapan
sehari-hari, apakah mereka menyadarinya atau tidak. Metafisika juga sering dikaitkan dengan
fenomena yang bukan bagian dari alam semesta fisik.
Metafisika adalah bidang filsafat yang berfokus pada menjelaskan sifat atau asal-usul
objek (fisik) di alam semesta. Sedangkan itu menjelaskan studi tentang kebenaran atau
keberadaan. Metafisika berusaha memberikan jawaban atas pertanyaan seperti: Apa asal mula
realitas? Apakah ada Tuhan? Peran apa yang dimainkan manusia dalam kosmos? Ungkapan
"metafisika" telah digunakan untuk menggambarkan konsep-konsep yang ada di luar alam
semesta fisik.
Sebuah domain berbeda yang dipisahkan untuk objek transenden, metafisika berfungsi
sebagai dasar untuk sistem spekulatif, teori, dan tanggapan dunia terhadap apa pun yang ada di
luar dimensi fisik-empiris. Ini juga merupakan ruang spekulatif untuk jawaban yang berkaitan
dengan Tuhan, kebebasan, dan jiwa.
Mempelajari dasar-dasar metafisika juga mendorong orang untuk berjuang untuk
pemahaman yang lebih dalam tentang keberadaan mereka sendiri. Hedonisme dan
materialisme dapat dikurangi dengan mengadopsi pola pikir matematika sebagai hasil dari
mempelajari dasar-dasar metafisika. Ini konsisten dengan fitur-fitur metafisika, yang
menekankan pengetahuan tentang akal dan berpendapat bahwa isi akal lebih pasti daripada
pengetahuan tentang indera, yang tunduk pada perubahan konstan.
Dengan kata lain, ketika dipelajari, metafisika mendorong orang untuk menggunakan
akal dalam proses berdamai dengan realitas spiritual, yang merupakan realitas tertinggi dan
pengatur semua alam. Karena akal budi mampu mencapai realitas absolut ini, tidak masalah
dimana realitas material berada selama ia menghalangi akal.

1
Saat ini, metafisika adalah cabang filsafat di mana sudut pandang metafisik menang atas
fisika (metafisika), memikirkan dan mempelajari hal-hal yang "mengatasi" atau "di luar"
perdebatan fenomena fisik dan empiris.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah yang akan kami bahas
adalah sebagai berikut.

1. Apa yang dimaksud dengan metafisika?


2. Apa saja persoalan metafisika?
3. Apa yang dimaksud dengan ilmu akuntansi?
4. Bagaimana hubungan metafisika dengan ilmu akuntansi?
5. Bagaimana penerapan ilmu akuntansi dalam studi kasus pedagang bakso?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui definisi metafisika.


2. Mengetahui persoalan dari metafisika.
3. Mengetahui definisi ilmu akuntansi.
4. Mengetahui dan memahami hubungan metafisika dengan ilmu akuntansi.
5. Mengetahui dan memahami penerapan ilmu akuntansi dalam studi kasus pedagang
bakso.

2
BAB II

ISI

2.1 Metafisika

Metafisika (Bahasa Yunani: MEró (meta) = "setelah atau dibalik", фбака (phúsika) =
"hal-hal di alam") adalah bidang filsafat yang berfokus pada pemahaman dan menjelaskan sifat
atau asal-usul item (fisik) di dunia dan bagaimana hal-hal tertentu muncul. Ini mengacu pada
cabang ilmu yang mengeksplorasi sifat segala sesuatu yang diamati di dunia nyata, tidak
dibatasi oleh apa yang dapat dirasakan dengan panca indera.1 Studi tentang keberadaan, atau
realitas, disebut metafisika. Metafisika berusaha memberikan jawaban atas pertanyaan seperti:
Apa asal mula realitas? Apakah ada Tuhan? Peran apa yang dimainkan manusia dalam kosmos?

Metafisika adalah cabang filsafat yang berasal dari Yunani Kuno, yang diikuti oleh
Aristoteles (284-322 SM) dan filsuf alam lainnya. Istilah "metafisika" tidak pernah digunakan
oleh Aristoteles sendiri. Untuk membedakannya dari filsafat kedua, yaitu studi tentang hal-hal
yang bersifat fisik, Aristoteles menamakan bidang yang menyelidiki subjek di luar fisika
filsafat pertama (proto-philosophia). Frasa Yunani "yang datang setelah fisik" (ta meta ta
physika) adalah sumber dari istilah modern "metafisika." Andronikos dari Rhodes (70 SM)
menciptakan nama untuk merujuk pada karya-karya Aristoteles yang dikumpulkan mengikuti
(meta) buku fisika.

Menurut terminologi, metafisika adalah studi tentang "sesuatu" (makhluk) yang


melampaui fenomena atau dunia nyata. Gagasan bahwa metafisika setara dengan pengetahuan
post physicam — yaitu, sains yang ada karena muncul setelah fisika dan matematika — ditolak
oleh perspektif ini.2 Ini menunjukkan bahwa sesuatu yang terletak di bawah kejadian fisik
dijelaskan dalam metafisika, yang dianggap sebagai filsafat pertama.

3
keberadaan nyata.Ruang dan waktu, kesadaran, jiwa dan materi, keberadaan, perubahan,
substansi dan alam, aktual dan potensial, dan aspek realitas lainnya semuanya diuji. Masalah
semacam ini biasanya terjadi dalam sains, agama, dan bahkan akal sehat.

Aristoteles mendefinisikan metafisika sebagai studi tentang sifat segala sesuatu. Dengan
demikian, metafisika dianggap sebagai topik sentral filsafat. 3 Lebih lanjut, ia mencatat bahwa
metafisika mempelajari realitas secara keseluruhan sejauh "apa yang ada" adalah apa pun.
Dengan kata lain, karena realitas itu luas, metafisika menyelidiki realitas sebagai "makhluk".
Dengan demikian, istilah "ilmu tertinggi" mengacu pada metafisika. 4

Aristoteles mempresentasikan beberapa teorinya mengenai metafisika dalam bukunya


Metaphysica, antara lain:

a. Ilmu metafisika, atau kebijaksanaan (sophia), yang mencari ide-ide mendasar dan akar
penyebab.

b. Keseluruhan realitas adalah metafisika, ilmu yang bertugas memeriksa apa yang ada
sebagai makhluk (being qua being).

c. Metafisika, juga dikenal sebagai theologia, adalah ilmu tertinggi dan dasar dari semua
keberadaan. Ia memiliki objek yang paling mulia dan sempurna.

Pada dasarnya metafisika menyelidiki kesenjangan antara penampilan dan aktualitas.


Karena objek tidak pernah dapat sepenuhnya dilihat, metafisika bertujuan untuk mengungkap
apa yang ada di bawah permukaan alam semesta atau pikiran manusia, tersembunyi dari
pandangan di balik penampilan indera.

Metafisika bertujuan untuk menyatukan akal sehat, seni (puisi dan bentuk seni lainnya),
agama, dan kewajiban moral menjadi satu filosofi atau gambaran realitas yang komprehensif,
yang mencakup semua ilmu. Karena itu, klaim dan pernyataan metafisik cenderung sangat
umum, emosional, dan ambigu (kurang jelas). Akibatnya, sejumlah besar filsuf dari abad ke-
19 dan ke-20 tidak menyetujui metafisika karena mereka pikir itu terlalu abstrak dan tidak
secara langsung atau praktis peningkatkan kehidupan.

4
2.2 Persoalan Metafisika

Karena metafisika berangkat dari realitas manusia dan dunia alami sebagai bentuk nyata
yang dapat dirasakan oleh panca indera, metafisika terkait erat dengan filsafat sebagai salah
satu bidang studi utama dalam filsafat. Adalah mungkin untuk mencapai filsafat dengan
memiliki kapasitas untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk. Kemampuan pikiran
untuk mengetahui kebenaran menimbulkan kecerdasan.

Energi tercapai ketika Anda dapat membedakan antara yang salah dan benar,
menghindari godaan, dan mengenali kesalahan yang tampaknya masuk akal agar tidak ditipu.
Di sisi lain, kita juga dapat menyadari fakta-fakta yang benar tetapi tampak salah, dalam hal
ini kita salah mengira mereka. Salah satu bidang filsafat yang membahas subjek di luar
kebiasaan adalah metafisika.

Menurut buku pengantar filsafat sains dan logika Purwo Husodo, persoalan metafisika
dapat dibagi menjadi tiga kategori:

1. Persoalan Ontology

Ilmu atau studi tentang eksistensi disebut ontologi. Bidang filsafat yang dikenal sebagai
ontologi mempelajari ide dasar dibalik hal-hal yang ada. Menurut Aristoteles, tujuan
ontologi adalah untuk memeriksa keberadaan sebagaimana adanya dan karakteristik
yang dimilikinya berdasarkan esensi yang melekat. Pertanyaan tentang struktur, makna,
dan esensi adalah pusat perdebatan ontologi. Para filsuf bertujuan untuk memberikan
jawaban atas pertanyaan seperti: Apa arti istilah "realitas," "keberadaan," "esensi," atau
"keberadaan"? Apa yang membuat keberadaan atau realitas seperti apa adanya? Apa
keadaan keberadaan atau klasifikasi keberadaan?, dan seterusnya.

2. Persoalan Kosmologi

Studi tentang kosmos disebut kosmologi. Sebuah subbidang filsafat yang disebut
kosmologi meneliti tatanan alam semesta. Pertanyaan kosmologis tentang penciptaan,
evolusi, dan organisasi alam semesta. Oleh karena itu, para filsuf bertujuan untuk
memberikan jawaban atas pertanyaan seperti: dari mana kosmos berasal? Apakah alam
semesta mengembang atau berkontraksi? Apa arti ruang dan waktu?

5
3. Persoalan Antropologi

Filsafat manusia, sering dikenal sebagai antropologi filosofis, adalah subbidang filsafat
yang mempelajari sifat manusia dan akar fundamentalnya. Secara filosofis, apa yang
membuat manusia berbeda dari hewan? Hubungan apa yang ada antara jiwa dan tubuh?
Apakah manusia makhluk bebas? Apa hubungan antara Tuhan, alam, dan manusia?

2.3 Ilmu Akuntansi

Kata akuntansi secara langsung diterjemahkan menjadi "laporan" dalam bahasa Inggris.
Akuntansi melayani tujuan berikut dalam hal fungsi:

1. Ini adalah kegiatan berorientasi layanan yang memberikan informasi keuangan kepada
pihak yang berkepentingan (pemangku kepentingan) untuk membantu mereka
membuat keputusan keuangan terkait bisnis.
2. Akuntansi adalah sistem informasi yang mengumpulkan dan memproses data keuangan
dari organisasi dan membagikannya dengan pemangku kepentingan untuk digunakan
dalam pengambilan keputusan bisnis.
3. Akuntansi adalah kegiatan deskriptif-analisis yang mengidentifikasi berbagai transaksi
ekonomi dalam suatu perusahaan melalui tahap-tahap berikut: pengukuran, pencatatan,
klasifikasi, dan peringkasan. Proses ini memastikan bahwa hanya informasi terkait dan
terhubung yang tersisa, memungkinkan perusahaan untuk memberikan informasi
tentang situasi keuangan dan hasil operasionalnya, yang kemudian digabungkan dan
disajikan dalam laporan keuangan.

Pemeriksaan terhadap seluruh kegiatan pemasukan dan pengeluaran keuangan dilakukan


melalui pemanfaatan pengertian ilmu akuntansi. Akuntansi melibatkan pencatatan, organisasi,
sintesis, analisis, dan penyajian data, transaksi, dan operasi keuangan secara sistematis dengan
tujuan memberikan referensi untuk pengambilan keputusan keuangan dan penggunaan terkait
lainnya.

Akuntansi adalah proses mengumpulkan, mengevaluasi, menyajikan informasi sebagai


angka, dan mengkategorikan. Informasi keuangan adalah catatan, ringkasan, dan laporan
operasi dan transaksi perseroan. Akuntansi juga dapat dipahami sebagai sistem informasi yang
menghasilkan data keuangan yang dapat digunakan pihak yang berkepentingan untuk
memahami keadaan dan operasi bisnis. Laporan keuangan adalah produk akhir dari proses

6
akuntansi. Kebutuhan umum pengguna harus ditangani oleh informasi yang dihasilkan oleh
proses akuntansi. Akibatnya, laporan keuangan entitas perusahaan harus memenuhi standar
yang disyaratkan oleh berbagai pihak yang menginginkan data keuangan.

2.4 Metafisika dan Ilmu Akuntansi


Ilmu akuntansi merupakan perpaduan antara rasionalisme dan empirisme. Karena
akuntansi adalah ilmu yang menggunakan penalaran untuk memeriksa data transaksi akuntansi
dalam rangka membuat laporan keuangan—yang merupakan objek nyata yang dapat dirasakan
oleh panca indera manusia. Dari perspektif ontologis metafisika, yang melibatkan pertanyaan
apakah sains mengasumsikan objek formal atau material dan apakah objek bersifat fisik atau
psikologis. Sejumlah postulat, atau praduga mendasar, tentang objek formal atau material
ditemukan dalam akuntansi. Objek-objek ini dapat berupa perilaku atau fisik, seperti bukti fisik
transaksi keuangan. Dinyatakan berbeda, ilmu akuntansi didasarkan pada prinsip-prinsip
ontologis.
Tujuan pengetahuan, sumber dan sarana perolehan pengetahuan, kesadaran dan teknik
penyelidikan, validitas dan kebenaran pengetahuan semuanya dicakup oleh aspek
epistemologis. Ilmu akuntansi memiliki beberapa paradigma. Setiap paradigma ilmu akuntansi
memiliki contoh, atau objek pengetahuannya sendiri, serta gambar, ide, teknik, dan alat khusus
subjek. Selain digunakan untuk tujuan identifikasi dan pengujian, sejumlah prinsip dan standar
akuntansi juga digunakan untuk nilai objek atau item. Biaya historis, pengakuan pendapatan,
prinsip pencocokan, objektivitas, konsistensi, pengungkapan yang lengkap, adil, dan memadai,
konservatisme, materialitas, keseragaman, dan komparabilitas adalah beberapa standar atau
prinsip ini. Dengan demikian, dasar-dasar epistemologis berfungsi sebagai kerangka kerja
untuk pengembangan teori akuntansi.
Pengembangan ilmu akuntansi (teori) bertujuan untuk: (1) memberikan pedoman bagi
badan penetapan standar untuk menetapkan standar akuntansi; (2) memberikan kerangka acuan
untuk memecahkan masalah khusus akuntansi dalam penyusunan standar akuntansi; (3)
menentukan batasan pertimbangan dalam menyusun laporan keuangan; (4) meningkatkan
pemahaman dan keyakinan pengguna laporan keuangan; dan (5) meningkatkan atau mencapai
komparabilitas. Aspek aksiologis membahas manfaat yang diperoleh manusia dari
pengetahuan yang mereka dapatkan. Karena etika adalah standar perilaku yang menentukan
apakah suatu tindakan itu benar atau buruk, itu adalah salah satu konsep bisnis inti dalam
akuntansi. Agar setiap orang dapat melakukan tugasnya secara efisien dan mencegah
penyimpangan dari operasi normal perusahaan.

7
2.5 Studi Kasus Pedagang Bakso
Bidang akuntansi sangat penting bagi kehidupan masyarakat. Akuntansi adalah disiplin
ekonomi yang memberi konsumen informasi tentang perusahaan dan transaksinya untuk
membantu mereka membuat keputusan tentang bagaimana mengalokasikan sumber daya
mereka. Alokasi sumber daya yang terbatas tersebut sangat ideal jika informasi yang diberikan
dapat dipercaya dan bermanfaat; Di sisi lain, jika informasi tidak dapat diandalkan dan tidak
berguna, distribusi sumber daya akan kurang optimal. Dalam hal ini pemaknaan akuntansi bagi
pedagang bakso memiliki proporsi sendiri dalam pencatatannya. Bagi pedagang bakso,
pemaknaan akuntansi tidak lain adalah sebagai informasi, pertanggungjawaban, dan dasar
pengambilan keputusan.
Makna akuntansi sebagai informasi. Akuntansi diartikan sebagai interaksi antara
manusia yang mengkomunikasikan angka untuk memperoleh informasi yang diinginkan.
Dimana informasi akuntansi dapat didefinisikan sebagai informasi yang bisa mengukur dan
menginformasikan informasi keuangan tentang kegiatan ekonomi. Informasi akuntansi disini
berhubungan dengan data akuntansi atas transaksi- transaksi yang terjadi dalam kegiatan usaha.
Makna akuntansi sebagai pertanggungjawaban. Jika pada literatur-literatur membahas
akuntansi sebagai pertanggungjawaban yang dibuat untuk mempertanggungjawabkan atau
melaporkan penggunaan dana kepada principal, maka dalam hal ini pencatatan dianggap
sebagai pertanggungjawaban karena nantinya pencatatan yang dibuat tersebut akan dijadikan
patokan pedagang dalam menyetorkan hasil dagangannya.
Akuntansi sebagai perhitungan (dasar pengambilan keputusan). Bila dihubungkan
dengan kelompok usaha kecil, pemahaman terhadap akuntansi masih berada pada pemikiran
akuntansi sebagai alat hitung-menghitung. Keputusan yang dimaksudkan disini adalah
berdasarkan catatan-catatan yang dilakukan tiap harinya, pemilik menentukan/membuat
keputusan berapa banyak barang dagangan yang akan dibawa oleh pedagang.Berikut ini kami
lampirkan contoh tabel hasil pendapatan salah satu pedagang bakso perharinya yang dihitung
secara fluktuatif.

HARI PENDAPATAN PERHARI PENJUALAN


SENIN 300.000 30 MANGKOK

8
SELASA 200.000 20 MANGKOK
RABU 250.000 25 MANGKOK
KAMIS 200.000 20 MANGKOK
JUMAT 230.000 23 MANGKOK
SABTU 400.000 40 MANGKOK

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan pendapatan secara akuntansinya,namun secara


Metafisika pedagang tidak dapat menentukan apakah penjualan pada hari itu akan habis atau
tidak dan apakah penjualan pada hari itu berkisaran sama seperti tabel di atas perharinya.Jadi
pedagang bakso itu tidak dapat memastikan hasil pendapatnnya sama seperti tabel di atas,karna
tidak setiap harinya para pelanggan tersebut berkunjung ke tempat penjualan bakso
tersebut.Namun fungsi dari perhitungan tersebut ialah agar memudahkan para pedagang bakso
untuk mengetahui berapa modal yang akan dikeluarkan setiap harinya.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Akuntansi sebagai Ilmu pengetahuan merupakan anugerah yang diberikan Tuhan Yang
Maha Esa bagi kehidupan ini. Melalui Akuntansi, tentunya setiap keputusan yang diambil akan
senantiasa berkesesuaian dengan tujuan dari aktivitas entitas. Hasil telaah menunjukkan bahwa
metafisika memberikan kontribusi besar sebagai fondasi utama dalam pengembangan dan
perluasan ilmu dan praktik akuntansi. Peran metafisika adalah memberikan landasan filosofis
dalam pencarian dan perumusan exemplar, gambaran pokok masalah, teori-teori, metode-
metode, pendekatan-pendekatan, dan norma-norma akuntansi, dan bahkan dalam sistem
pendidikan dan pengajaran akuntansi di perguruan tinggi.

Sebagai ilmu pengetahuan, akuntansi sangat memerlukan kehadiran metafisika dan


spiritual. Metafisika menjadikan akuntansi sebagai ilmu pengetahuan yang berbasis pada
pemikiran- pemikiran kritis. Sehingga jika pemikiran-pemikiran kritis yang dibutuhkan
akuntansi selalu memiliki kandungan moralitas yang baik, maka akuntansi akan menjadi ilmu
pengetahuan yang dapat menjawab berbagai macam tantangan peradaban.

3.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka saran yang diajukan adalah, bagi pedagang


kaki lima perlu adanya pemahaman kembali tentang pentingnya pencatatan fisik
akuntansi. Para pedagang membutuhkan informasi akuntansi yang sesuai dengan
level usahanya. Dengan demikian perlu adanya pendampingan untuk sistem
pencatatan akuntansi pedagang kaki lima melalui program pengabdian masyarakat
bahwa riset akuntansi harus memihak rakyat kecil salah satunya adalah usaha
informal.

10
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zainal. 2012. Pengantar Filsafat Barat. Rajawali Pers: Jakarta

Bagus, Lorens. 1991. Metafisika. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

Bertens, K. 1999. Sejarah Filsafat Yunani. KANISIUS: Yogyakarta

Lako, Andreas. 2004. Peran Filsafat Ilmu sebagai Fondasi Utama dalam Pengembangan Ilmu
(Teori) Akuntansi. Jurnal Bisnis dan Akuntansi.

Sakri, Nurhidayah., dkk. 2018. Mengungkap Informasi Akuntansi Usaha Kecil (Sebuah Studi
Fenomenologi). Jurnal Ilmiah Akuntansi Peradaban. 4(2).

Surajiyo. 2005. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. PT Bumi Aksara: Jakarta

Suwanto, Wiji Lestari., La Ode Rasuli. 2016. Makna Akuntansi dalam Perspektif Pedagang
Bakso “AREMA” Perantauan di Kota Gorontalo. Jurnal Akuntansi Aktual. 3(4) hlm.
282-289

11

Anda mungkin juga menyukai