Alhamdulilahirobbil Alamin, puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul
“Beberapa Pandangan Filosofis tentang Metafisika” dapat tersusun hingga selesai.
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik
Penyusun
i
DAFTAR ISI
PRAKATA.......................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Metafisika.......................................................................................2
C. Klasifikasi Metafisika.......................................................................................6
A. Simpulan.............................................................................................................7
B. Saran...................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metafisika adalah cabang filsafat yang mempelajari penjelasan asal atau hakikat
objek (fisik) di dunia. Belajar dasar-dasar metafisika mengarahkan manusia untuk
berupaya mengerti lebih dalam keberadaannya. Dengan berfikir metafisis sebagai
pengaruh dari belajar dasar-dasar metafisika dapat meredam hedonisme dan
materialisme. Hal ini selaras dengan karakteristik metafisika yang menekankan pada
pengetahuan akal budi, dimana isi dari pengetahuan inderawi yang senantiasa dalam
perubahan yang justru metafisika jika dipelajari mendorong orang untuk
mempergunakan akal budi dalam proses mencapai realitas rohani sebagai realitas
mutlak sang pengatur seluruh alam dan memang realitas mutlak ini dapat dicapai oleh
akal budi sehingga memposisikan realitas material tidak penting manakala
menghambatnya.
C. Tujuan Penulisan
1
BAB II
PEMBAHASAN
4
Reza AA Wattimena, Filsafat dan Sains, (Jakarta:Grasindo), hlm. 32-33
5
Ibid, hlm. 127.
6
Kumara Ari Yuana, 100 Tokoh Filsuf Barat dari Abad 6SM- Abad 21 yang Menginspirasi Dunia Bisnis,
(Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET, 2010), hlm. 100.
7
Ibid, hlm. 103.
3
3. Alfred Jules Ayer
Alfred termasuk filosof yang menentang metafisika. Ia mengatakan bahwa
metafisika adalah parasite dalam kehidupan ilmiah yang dapat menghalangi kemajuan
ilmu pengetahuan. Problem yang diajukan dalam bidang metafisika yaitu problem semu
yang artinya permasalahan yang tidak memungkinkan untuk dijawab.8
4. Karl Jaspers
Karl termasuk filsuf pembela metafisika. Ia mengemukakan pendapatnya bahwa
metafisika merupakan upaya memahami chiffer : symbol yang mengantarai eksistensi dan
transendensi. Chiffer adalah jejak, cermin, gema atau bayangan transendensi.9
5. Al-Kindi
Metafisika alam menurut Al-Kindi yaitu bahwa alam ini adalah illat-Nya. Alam
itu tidak mempunyai asal, kemudian menjadi ada karena diciptakan Tuhan. Al-Kindi juga
menegaskan mengenai hakikat Tuhan, Tuhan adalah wujud yang hak (benar) yang bukan
asalnya tidak ada menjadi ada, ia selalu mustahil tidak ada, jadi Tuhan adalah wujud yang
sempurna yang tidak didahului oleh wujud yang lain.10
6. Al-Razi
Metafisika yang dibahas oleh Al-Razi seperti halnya pada filsafat yunani kuno
yaitu tentang adanya lima prinsip yang kekal yaitu: Tuhan, jiwa universal, materi
pertama, ruang absolut dan zaman absolut.
Secara prinsip tentang metafisika dikatakan bahwa Tuhan menciptakan manusia
dengan substansi ketuhanan_Nya kemudian akal, akal berfungsi menyadarkan manusia
bahwa dunia yang dihadapi sekarang ini bukanlah dunia yang sebenarnya, dunia yang
sebenarnya itu dapat dicapai dengan berfilsafat. Dalam karya tulis Al-Razi, al-Tibb al-
Ruhani (kedokteran jiwa) tampak jelas bahwa ia sangat tinggi menghargai akal, dikatakan
bahwa akal adalah karya terbesar dari Tuhan bagi manusia.11
8
Ibid, hlm. 105.
9
Ibid, hlm. 109.
10
Ahmad Hanafi, Pengantar Filsafat Islam, Cet. Kelima, (Jakarta: PT. Bulan Bintang. 1991), hlm. 77.
11
Sidi Gazalba. Sistematika Filsafat, cet 3, (Jakarta: Bulan Bintang, 1981), hlm. 34.
4
7. Ibnu sina
Ibnu sina berpendapat bahwa metafisika adalah ilmu yang memberikan
pengetahuan tentang prinsip-prinsip filsafat teoritis, yang dilakukan dengan cara
mendemontrasikan perolehan sempurna prinsip-prinsip tersebut melalui intelek.
Metafisika berhubungan dengan maujud sepanjang ia ada. Oleh karenanya ia diterapkan
pada sesuatu dan bukan karena sesuatu yang partikular dilekatkan padanya, melainkan
karena ia diterapkan pada prinsip wujud.
8. Charles Sanders Peirce
Peirce membedakan metafisika dengan ilmu pengetahuan metafisika. Metafisika
adalah proposisi yang tidak melibatkan indra sebagai alat penangkap fenomena sehingga
praktis tidak dapat dianggap sebagai hal penting. Pengetahuan metafisika menurutnya
tetap bersiat disiplin observasional atau mendasarkan pada pengamatan yang mempelajari
awal mula dan dasar-dasar unsur alam semesta melalui pengalaman yang mungkin sangat
fudamental sehingga sulit diteliti. Metafisika ilmiah dan ilmu pengetahuan menurutnya,
bukan satu rangkaian kesatuan disiplin, tetapi lebih sebagai urutan hierarkis. Metafisika
ilmiah merupakan fondasi, sedangkan bangunan ilmu pengetahuan ada di atasnya. 12
9. A.R.Lacey
Metafisika pada dasarnya dipersoalkan mengenai substansi atau hakikat alam
semesta. Apakah alam semesta ini berhakikat monistik atau pluralistik, bersifat tetap atau
berubah-ubah, dan apakah alam semesta ini merupakan kesungguhan (actual) atau berupa
kemungkinan (potency). 13
10. Al-Farabi
Metafisika (al-‘ilm al-ilahi) terbagi pada tiga bagian yaitu ; (1) wujud-wujud dan
sifat-sifat esensialnya sejauh mereka adalah wujud, (2) prinsip-prinsip demonstarsi
(mabadi al-barahin) dalam ilmu-ilmu teoriti tertentu dan (3) wujud-wujud non fisik
mutlak.
Metafisika al-Farabi dibagi menjadi tiga: pertama, bagian ontologi, yakni ilmu
yang berhubungan dengan wujud sera sifat-sifatnya, sepanjang berupa wujud-wujud.
Kedua, bagian yang menetapkan prinsip-prinsip demonstrasi dalam ilmu logika, ilmu
matematis dan kealaman. Ketiga, bagian wujud-wujud yang bukan merupakan benda dan
tidak berada dalam benda, yakni ilmu tentang malaikat, kosmologi dan kosmogoni.14
12
Kumara Ari Yuana, 100 Tokoh Filsuf Barat dari Abad 6 SM-Abad 21 yang Menginspirasi Dunia Bisnis,
(Yogyakarta: CV ANDI OFFSET), Hlm. 244-245
13
Nunu Burhanudin, Filsafat Ilmu, (Jakarta: Prenadamedia Group), Hlm, 52
14
Ibid, Hlm, 91
5
2.3 Klasifikasi Metafisika
Menurut Christian wolf metafisika terbagi menjadi dua jenis, yaitu Metaphysica
Generalis, yaitu ilmu yang membahas mengenai hal yang ada atau pengadaan yang dikenal
sebagai ontology. Kedua Metaphysica specialis , yaitu:
1. Antropologi yang menelaaah tentang hakikat manusia, terutama hubungan jiwa dan raga.
2. Kosmologi yang menelaah tentang asal-usul dan hakikat alam semesta
3. Theologi yaitu kajian tentang Tuhan secara rasional
Sementara itu Driyakara menyamakan metafisika dengan ontology, ia menyatakan
bahwa filsafat tentang ada dan sebab-sebab pertama adalah metafisika atau ontologi, yang
juga membahas mengenai apakah kesempurnaan itu menjadi tujuan inti dan hakikat dari
segala sesuatu. 15
15
Hatta, Mohammad, Alam Pikiran Yunani, (Jakarta: PT. Tintamas Indonesia), Hlm.67
6
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa metafisika merupakan
salah satu cabang ilmu filsafat yang mempelajari penyebab segala sesuatu. Sehingga,
sesuatu hal menjadi ada dan dijelaskan keberadaannya. Metafisika mengajak manusia
untuk memahami diri sendiri secara psikis. Sedangkan kajian metafisika membawa
pengaruh langsung maupun tidak langsung dalam kehidupan manusia.
3.2 SARAN
Mengingat manusia tidak luput dari kesalahan, makalah yang kami susun inipun
masih banyak kesalahan dan kekeliruan. Oleh karena itu, kami mengaharap saran dari
pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
7
DAFTAR PUSTAKA