Anda di halaman 1dari 21

PUBLIC RELATIONS

SEJARAH PUBLIC RELATIONS

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Public Relations

Dosen Pengampu :

Singgih Setiawan, MM

Disusun oleh :

1. Hesti Wijayanti (4318007)


2. Khaula Iqlima Zumaeroh (4318020)
3. Farekha (4318091)
4. Ghina Melia Salsabila (4318129)

Kelas : A

JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN

TAHUN 2020

i
PRAKATA

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Public Relation dengan judul “Sejarah Public Relations”

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya serta bobot
materi. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

Pekalongan, Februari 2020

penyusun

ii
DAFTAR ISI

PRAKATA..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................2
PEMBAHASAN.....................................................................................................2
A. Sejarah Public Relations..................................................................................2
B. Pelopor dan Tokoh Public Relations...............................................................6
C. Sejarah Public Relations Di Indonesia............................................................9
D. Faktor Pendorong Perkembangan Public Relations......................................13
E Public Relations Di Indonesia dan Di Dunia..................................................15
BAB III..................................................................................................................17
PENUTUP.............................................................................................................17
A. Simpulan........................................................................................................17
B. Saran..............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kurun waktu terakhir ini Public Relations telah mengalami


perkembangan yang sangat cepat dan siginifikan baik di Indonesia sendiri
maupun di negara-negara lain di dunia. Sejarah Perkembangan Public
Relations sendiri sejalan dengan perkembangan manusia, artinya sejak
manusia ada, manusia butuh berkomunikasi untuk saling memahami satu
sama lain dan sejak itu pula Public Relation ada.
Proses perkembangan Public Relations sendiri tidak selalu sama antara
negara yang satu dengan negara lainnya karena proses sejarah perkembangan
Public Relations itu sendiri tergantung pada situasi kondisi masyarakat yang
cukup kompleks dan selalu berubah-ubah disetiap generasi.
Di masa mendatang Public Relations diperkirakan akan mengalami
pertumbuhan yang pesat dan sangat luar biasa. Sejarah perkembangan Public
Relations juga terkait dengan keberadaan manusia sebagai unsur-unsur
pemberi informasi yang akan mengembangakan Puclic Relations itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Public Relations?
2. Siapa Saja Pelopor dan Tokoh Public Relations?
3. Bagaimana Sejarah Public Relations Di Indonesia?
4. Apa Saja Faktor Pendorong Perkembangan Public Relations?
5. Bagaimana Public Relations Di Indonesia dan Di Dunia?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Sejarah Public Reletions
2. Untuk Mengetahui Pelopor dan Tokoh Public Relations
3. Untuk Mengetahui Sejarah Public Relations Di Indonesia
4. Untuk Mengetahui Faktor Pendorong Perkembangan Public Relations
5. Untuk Mengetahui Public Relations Di Indonesia dan Di Dunia.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Public Relations


Asal mula istilah “public relation” dalam pengertian sekarang lahir di
Amerika Serikat. Thomas Jefferson telah menggunakan istilah ini dalam
pesannya yang disampaikan pada kongres ke-X dalam tahun 1807. Tapi apa
yang dimaksud oleh Thomas Jefferson pada waktu itu dengan istilah “public
relation” adalah dihubungkan dengan “foreign relation” dari Amerika Serikat.
Pada tahun 1882, dalam suatu sambutan yang diucapkan pada hari sarjana di
Yale Law School, istilah “public relation” itu telah digunakan juga. Sambutan
yang diucapkan itu berjudul: “The Public Relation and Duties of the Legal
Proffesion”. Kemudian istilah ini dicantumkan didalam Yearbook of Railway
Literature tahun 1897 yang penggunaannya dihubungkan dengan perkereta-
apian Amerika (American Railway). (abdurraachman, 1984:14)
Bagi masyarakat awam khususnya di Indonesia, apalagi negara-negara
berkembang lainnya, PR merupakan suatu bidang baru yang muncul beberapa
tahun lalu, katakanlah sejak berakhirnya perang dunia kedua atau paling lama
merdeka serta mencapai status negara industri, PR sudah menjadi bagian dari
kegiatan komunikasi massa. Namun di kalangan negara maju pun masih ada
anggapan yang keliru tentang sejarah PR. Pendapat umum yang ada mengatakan
bahwa PR tercipta di Amerika Serikat. Akan tetapi, Amerika tidak pernah
menciptakan PR, bahkan lama sebelum Benua Amerika itu sendiri ditemukan
oleh Columbus atau bahkan bangsa viking, PR sudah ada. (Anggoro, 2008:27)
Tetapi sebagian orang menganggap, bahwa penemu public relations
modern adalah Ivy Lee, karena pada tahun 1921 ia sudah mulai dengan cara
regular menerbitkan sebuah bulletin yang berjudul Public Relations di New
York. Sebelumnya nama Ivy Lee sudah terkenal juga dalam kalangan luas,
karena jasa-jasanya yang diberikan pada suatu perusahaan kereta api yaitu
Pennsylvania Railroad. Dalam perusahaan itu ia menjabat sebagai “Executive

2
Assistant to the President” dan ini merupakan pengangkatan pertama kali
didunia bagi seorang Kepala Public Relations pada tingkat: policy making.
Berdasarkan ha tersebut tadi, maka Ivy Lee lah yang dianggap sebagai Bapak
Public Relations oleh sebagian orang. (abdurrachman, 1984:15)1

Sejarah Perkembangan Public Relations di Dunia


Public Relations adalah usaha yang di rencanakan secara terus menerus
dengan sengaja untuk membangun dan mempertahankan hubungan timbal balik
antar organisasi dan masyarakat dengan kata lain PR digunakan untuk menalin
komunikasi. Proses Public Relations juga bisa di diskripsikan sebagai Research
Plannig Action Evaluation
Seperti itulah proses yang terjadi dalam perkembangan Public Relations di
Dunia. Dalam sejarahnya PR merupakan teknik menguat dengan adanya
aktivitas yang di pelopori oleh Ivy L.Lee pada tahun 1906 yang berhasil
menanggulangi kelumpuhan industri batu bara di Amerika dan karena itu juga
beliau di juluki “The Father Of Public Relations”. Disamping Ivy L.Lee ternyata
masih ada beberapa tokoh PR lainnya seperti
1. paul Garret
2. T.J Ross
3. Erik Johnson
4. Arthur W Page
5. Carl Byois
6. Verne Bernett
Penemuan tulisan membuat metode persuasi berbeda/berubah. Opini
Public mulai di pertimbangkan etika era mesir kuno. Kemudian disaat yang
bersamaan Yunani kuno juga mulai melakukan olympiade untuk bertukar opini
dan meningkatkan hubungan dengan masyarakat.

1
http://desakmadepd.blogspot.com/2015/03/normal-0-false-false-false-in-ja-x-none.html?m=1

(diakses pada 21 februari 2020, pukul 15.00 wib)

3
Dasar-dasar fungsi Humas di temukan saat Revolusi Amerika. Pada dasarnya
maing-masing periode perkembangan memiliki perbedaan dalam strategi
mempengaruhi public, menciptakan opini public demi perkembangan
organisasinya. Meskipun begitu sebenarnya konsep public relations di Amerika
sudah ada sejak tahun 1850 (Broom, 2000; 102). Public Relations sebenarnya
merupakan landasan bagi masyarakat untuk saling memberi informasi,
membujuk, dan mengintegrasikannya. Sejarah Public Relations di Dunia dibagi
dalam beberapa periode, yaitu;
1. PR as non organized activity periode ( Periode tahun 1700 – 1800 )
Periode dimana public relations muncul dalam bentuk aktivitas yang tidak
terorganisasi dengan baik, dikala itu banyak diwarnai dengan kegiatan
penyatuan pendapat rakyat umum untuk kemerdekaan/kebebasan dari
perbudakan dan sistem kolonialisme yang melanda dunia. Kegiatan diwarnai
dengan acara yang sederhana, penyelenggaraan pidato, pertemuan dan
korespondensi antarindividu. Banyaknya deklarasi kemerdekan membuat
periode ini disebut juga dengan periode “Public of Independence”
2. Periode tahun 1801 – 1865 ( PR as organized activity periode)
Seiring dengan adanya kemajuan atau perkembangan bidang industri,
keuangan, perdagangan dan teknologi. Aktivitas Public Relations mulai
terorganisasi dengan baik, hal ini dapat dilihat dari Pesatnya perkembangan
hubungan perdagangan lokal, nasional maupun internasional. Periode ini
disebut masa “PR of expansion” karena keberhasilan aktivitas PR/Humas dan
pers yang mengkampanyekan anti perbudakan di kawasan Eropa, Amerika,
dan negara maju lainnya.
3. PR as professional ( Periode tahun 1866 – 1900 )
Pada masa ini, aktivitas PR berubah bentuk menjadi suatu kegiatan
profesional. Hal ini dikarenakan adanya perkembangan dari kemajuan
teknologi industri berupa meluasnya penggunaan listrik dan mesin
pembakaran (internal combustion engine). PR dimanfaatkan para robber
barons (tuan tanah perampok) untuk kegiatan bisnisnya yang menganut asas
laissez faire, sistem ekonomi monopoli yang tidak memperdulikan nasib

4
rakyat/pekerjanya.Karena itu, Public Relations pada masa ini disebut masa
“the public to be damned” periode (1811 – 1900).
4. Public be informed periode ( Periode tahun 1901 – 1919 )
Aktivitas Public Relations pada masa ini adalah melakukan investigative
reporting (reportase investigasi) untuk melawan para petani, populis, kristiani,
sosialis dan serikat buruh yang memprotes keras tindak kejahatan yang
dilakukan oleh para usahawan, politisi tidak bermoral serta koruptor. Mereka
mengupah wartawan untuk membalas perlawanan tersebut dengan
mempengaruhi berita yang dimuat di media massa. Tercatat dalam sejarah
Public Relations. Pada tahun 1906 seorang paktisi dan sekaligus tokoh Public
Relations Amerika Serikat Ivy Ledbetter Lee, berhasil mengatasi krisis
pemogokan massal yang melumpuhkan kegiatan industri pertambangan batu
bara dan perusahaan kereta api Pennsylvania Rail Road melalui strategi
Management of PR Handling and Recovery. Dia berkerja sama dengan pihak
pers yang mengacu pada Declaration of Principles.
5. The Public Relations and mutual understanding periode ( Periode tahun 1920
– sekarang )
Pada tahun 1923 PR/Humas dijadikan bahan studi, pemikiran dan penelitian
di perguruan tinggi sebagai sebuah profesi baru. Perkembangan sekarang ini
menunjukan adanya penyesuaian, perubahan sikap, saling pengertian, saling
menghargai dan toleransi di berbagai kalangan organisasi dan publik.
Disamping ini semua sejarah perkembangan Public relations bisa dilihat dari
beberapa gambaran kronologi seperti berikut ini;
a. Abad ke-19 : PR di Amerika dan Eropa merupakan program studi yang
mandiri didasarkan pada perkembangan Ilmu pengetahuan dan
teknologi.
b. 1865-1900 : Publik masih dianggap bodoh
c. 1900-1918 : Publik diberi informasi dan dilayani
d. 1918-1945 : Publik diberi pendidikan dan dihargai
e. 1925 : Di New York, PR sebagai pendidikan tinggi resmi

5
f. 1928 : Di Belanda memasuki pendidikan tinggi dan minimal di
fakultas sebagai mata kuliah wajib. Disamping itu banyak diadakan
kursus-kursus yang bermutu.
g. 1945-1968 : Publik mulai terbuka dan banyak mengetahui
h. 1968 : Di Belanda mengalami perkembangan pesat. Ke arah ilmiah
karena penelitian yang rutin dan kontinyu.2

B. Pelopor dan Tokoh Public Relations


A. Ivy Ledbetter Lee
Ia merupakan lulusan dari Princeton yang kemudia berkerja sebagai
wartawan yang meliput dunia bisnis. Setelah lima tahun menjadi wartawan,
pada tahun 1903 Lee berhenti dari pekerjaannya. Setelah keluar dari
perusahaanya tersebut, tahun 1905, Ia bersama George Parker mendirikan
firma PR di Amerika Serikat yang diberi nama Parker & Lee. Meskipun firma
ini hanya bertahan selama 4 tahun, namun Ivy Lee mampu membesarkan
namanya sebagai salah satu praktisi PR yang berpengaruh pada masa itu3.
Lee, sewaktu dipekerjakan George F. Bear pada kasus pemogokan
batubara anthracide (yang sulit panas) tahun 1906, menerbitkan "Deklarasi
Prinsip-prinsip" yang dikatakan oleh Eric Golfman bahwa deklarasi ini
"menandai kemunculan kehumasan tahap kedua”. Melalui deklarasi tersebut
publik tidak lagi diabaikan dan dibodohi oleh agen perss. Deklarasi Lee lalu
dikirimkan melalui pos ke seluruh editor kota.
Lee adalah salah seorang yang pertama menggunakan sistem handout
(sekarang dinamakan press release atau news release) dalam skala besar.
Selama periode ini, Lee menggunakan istilah "publisitas" untuk
menggambarkan apa yang sekarang dinamakan hubungan masyarakat atau
PR; konsep itu dan kesuksesan Lee tumbuh cepat. Ivy Lee melakukan banyak
pekerjaaan yang menjadi pekerjaan dasar praktek kontemporer. Meskipun dia
tidak menggunakan istilah PR hingga setidaknya 1919, Lee menyumbangkan
2
https://khunans.blogspot.com/2015/05/sejarah-perkembangan-public-relations.html?m=1 (diakses
pada 20 februari 2020, pukul 15.30 wib)
3
Syarifudin dan Suryanto, Public Relations (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2016), hlm 35

6
banyak teknik dan prinsip yang diikuti oleh para praktisi sekarang. Lee
mendorong pertumbuhan departemen publisitas dan melatih penasihat
publisitas di banyak lembaga. Selama 31 tahun dia berkecimpung di bidang
kehumasan. Lee mengubah lingkup atas bidang yang dikerjakannya dari
"keagenan murni" ke menjadi "pemikir yang dipercaya untuk diajak bekerja
sama oleh dunia bisnis."

B. Edward L. Bernays dan Doris E. Fleischman

Sebelum Perang Dunia I, Bernays pernah bekerja sebagai agen pers.


Bemays dianggap berjasa dalam menemukan istilah "public relations
counsel" dalam "Crystalizing Public Opinion", buku pertama tentang PR pada
1923. Buku Bernays terbit menyusul "Public Opinion" karya Walter Lippman
yang terbit pada 1922, sebagai buku yang mencerminkan peningkatan
perhatian terhadap kekuatan dan hakikat opini masyarakat.
Bernays menikah dengan Doris E. Fleischman pada 1922. Fleischman
merupakan feminis muda. Mereka bersama-sama mengelola firma Edward L.
Bernays, Counsel on Public Relations, hingga resmi pensiun dari praktek
aktif pada 1962. Ia merintis lebih banyak bidang baru ketika memberi kuliah
PR pertama di New York University. Bernays melanjutkan perannya sebagai
pengarang, dosen, advokat, dan kritikus hingga memasuki dekade 1990-an.
Majalah Life mencanturnkan Bernays dalam edisi khusus 1990, "The 100
Most Important Americans of the 20th Century." Ia meninggal dunia pada 9
Maret 1995 pada usia 103 tahun4.
C. George Creel
George Creel lahir pada tanggal 1 Desember 1876 di Missouri, Amerika
Serikat. Pada awal karirnya, ia bekerja sebagai jurnalis investigasi di surat
kabar Kansas City World.
Pada tahun 1917, Creel menemukan bahwa para pemimpin militer
membutuhkan suatu “badan sensor” untuk membatasi berita mengenai perang
yang sampai ke telinga public. Kemudian Woodrow Wilson (presiden terpilih
4
http://belajarkomunikasilagi.blogspot.com/2012/04/pelopor-dan-tokoh-pr-di-dunia.html
(diakses pada 20 Februari 2020, pukul 10.20 wib)

7
saat itu) setuju dengan pendapatnya dan membentuk badan khusus yang
mandiri yang diberi nama Committee on Public Information (CPI) dan Creel
ditunjuk sebagai kepala nya. Tugas utama CPI adalah menyaring berita bahkan
menggunakan propaganda untuk meningkatkan dukungan public terhadap
partisipasi Amerika di PD I. Creel tetap teguh mempertahankan badan sensor
yeng mengutamakan “ekspresi, bukan pemaksaan”. Berkat kerja keras dan
kreatifitasnya, usaha CPI disebut sebagai salah satu penerapan konsep PR
terbesar di dunia, bahkan hingga saat ini. Creel juga berjasa melahirkan
pemikir dan praktisi dalam perkembangan PR seperti, Edward Bernays dan
Carl R.5
D. Arthur W. Page
Arthur W. Page lahir pada tanggal 10 November 1883, ia menyelesaikan
kuliah di Harvard College tahun 1905. Page bekerja di penerbitan Double Page
selama 22 tahun dan berhasil mendaki hingga jabatan wakil presiden6. Lalu ia
menerima tawaran Walter Gifford untuk menjadi wakil presiden American
Telephone and Telegraph Co. Sejak awal Jejaknya dalam PR merupakan
karyanya ketika bekerja di AT & T. Ajaran dan prinsipnya tidak hanya
bertahan pada perusahaan AT & T, melainkan diperbaharui dan
dimasyarakatkan oleh Arthur W. Page Society. Menurut kepustakaan Page
Society, Page mempraktekkan enam prinsip PR:

1. Katakan yang sebenarnya.


2. Buktikan dengan tindakan.
3. Dengarkan pelanggan.
4. Kelola untuk besok. Lakukan antisipasi PR dan kesampingkan praktek
yang menciptakan kesulitan. Bangkitkan niat yang baik.
5. Terapkan PR seolah seluruh perusahaan bergantung padanya.
6. Tetaplah tenang, sabar, dan berselera humor baik. Buatlah landasan kerja
bagi keajaiban PR dengan konsisten, tenang, dan perhatian beralasan pada

5
Syarifudin dan Suryanto, Public Relations (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2016), hlm 40-41
6
Syarifudin dan Suryanto, Public Relations (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2016), hlm 42

8
informasi dan kontak. Saat muncul krisis, ingatlah bahwa komunikasi
terbaik dihasilkan oleh kepala dingin.

E. Rex F. Harlow
Rex F. Harlow, adalah orang yang berpengalaman dan mengetahui
perlunya jasa publisitas di bagian lain AS. Rex F. Harlow memulai karirnya
pada 1912 di Oklahoma City ketika dia dipekerjakan oleh kakak laki-lakinya
untuk mempromosikan Harlow's Weekly. Pada 1980-an Harlow menjalani dan
membantu membentuk praktek kehumasan sekarang ini. Sewaktu mengajar di
Universitas Stanford pada 1939, dia mulai mengajar mata kuliah kehumasan
dan mendirikan the American Council on Public Relations (ACPR).Pada 1945
dia membuat majalah bulanan "Public Relations Journal", yang diterbitkan
hingga 1995 oleh the Public Relations Society of America (PRSA). Organisasi
ini dibentuk pada 1948 sewaktu ACPR milik Harlow merger dengan the
National Association of Public Relations Council. Harlow meninggal 16 April
1993, pada usia 100 tahun.

C. Sejarah Public Relations Di Indonesia

Saat Konvensi Nasional Humas di Surabaya, Alwi Dahlan


mengungkapkan bahwa Peristiwa praktik public relation di Indonesia pertama kali
terjadi pada tanggal 18 Agustus 1945, saat itu presiden Soekarno memutuskan
menunda sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Dengan
alasan Bung Karno ingin memberi penjelasan kepada pers mengenai pemilihan
presiden sebelum membahas perumusan Rancangan Undang-Undang Dasar
(RUUD). Setelah itu, kegiatan Public Relation mulia dilembagakan. Sedangkan
menurut M. Linggar Anggoro (2000), praktik Public Relations sudah ada di
Nusantara sejak sebelum kedatangan Belanda.

Selain pemerintahan, publik juga ikut mulai menerapkan konsep public


relation di dalam dinamika kehidupannya. Antara tahun 1950 hingga 1960, ada
beberapa istilah berkaitan dengan public relation yang sering terdengar, yaitu
“penerangan”, “propaganda”, dan “agitasi”. Sekitar akhir 1959 berdiri jurusan

9
publisistik, Fakultas Pengetahuan Masyarakat di Universitas Indonesia. Pada akhir
1960 muncul istilah “Komunikasi Pembangunan” dan “komunikasi Penunjang
Pembangunan”. Dikalangan ABRI sekitar tahun 1970 muncul istilah “ABRI
masuk Desa”.

Pada tahun 1992 Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH)


menggalakan kesadaran masyarakat untuk mendaur ulang barang-barang bekas
lewat Kampanye Peduli. Lalu, Kepolisian Republik Indonesia (polri) membentuk
divisi PR untuk berkomunikasi dengan masyarakat. Devisi tersebut diberi nama
Divisi Humas Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia. Tugas spesifiknya
adalah mengatur informasi yang dibagikan ke masyarakat luas.

Era PR modern di Indonesia ditandai dengan lahirnya UU Keterbukaan


Informasi Publik (KIP) Nomer 14 tahun 2008. Lewat UU yang disahkan pada
taggal 3 April tersebut, indonesia menjadi negara ke-5 di Asia dan ke-76 di Dunia
yang secara resmi mengadopsi prinsip-prinsip keterbukaan informasi. Keberadaan
UU tersebut berdampak langsung terhadap kinerja PR secara keseluruhan di
Indonesia.7

Bapak Rosady Ruslan, SH, MM membagi perkembangan public relations di


Indonesia dalam 4 periode sebagai berikut :

1. Periode 1 ( Tahun 1962 )

Presidium Kabinet Juanda menginstrusikan supaya setiap instasi


pemerintahan membentuk devisi public relation. Dijelaskan pula garis besar
tugas public relation dinas pemerintah dalam bentuk tugas strategis dan tugas
taktis. Tugas strategis yaitu ikut serta dalam proses pembuatan keputusan oleh
pimpinan hingga pelaksanaaannya. Dan tugas taktis yaitu memberikan
informasi, motivasi, pelaksanaaan komunikasi timbal balik dua arah supaya
tercipta citra atas lembaga/institusi yang diwakilinya.

2. Periode 2 ( Tahun 1967 – 1971 )

7
Syarifudin dan Suryanto, Public Relations, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2016), hlm. 52-53

10
Pada periode ini terbentuklah Badan Koordinasi Kehumasan
(Bakohumas). Tata kerja badan ini antara lain ikut serta dalam berbagai
kegiatan pemerintah dalam pembangunan, khususnya di bidang penerangan
dan kehumasan, serta melakukan pembinaan dan pengembangan profesi
kehumasan. Tahun 1967, berdiri Koordinasi antar Humas Departemen/
Lembaga Negara yang disingkat “Bakor” yang secara ex officio dipimpin oleh
pimpinan pada setiap departemen.

Tahun 1970- 1971, Bakor diubah menjadi Bako-humas (Badan Koordinasi


Kehumasan Pemerintah) yang diatur melalui SK Menpen No.
31/Kep/Menpen/tahun 1971. Yang menjelaskan sebagai institusi formal dalam
lingkungan Departemen Penerangan RI. Bakohumas tersebut beranggotakan
Humas departemen, Lembaga Negara serta unit usaha negara/BUMN.
Kerjasama antara Humas departemen/institusi tersebut menitikberatkan pada
pemantapan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi dalam operasi penerangan
dan kehumasan.

3. Periode 3 ( Tahun 1972 – 1993 )

Periode ini ditandai dengan munculnya Public Relations kalangan


profesional pada lembaga swasta umum. Dengan indikator sebagai berikut:

a. Tanggal 15 desember 1972 didirikannya Perhimpunan Hubungan


Masyarakat Indonesia ( Perhumas ) sebagai wadah profesi public relation
oleh kalangan swasta dan pemerintah. Seperti wardiman Djojonegoro
(mantan mendikbud), Marah Joenoes (mantan kahupmas Pertamina)
pada konvensi Nasional humas di Bandung akhir tahun 1993 lahirlah Kode
Etik Kehumasan Indonesia ( KEKI ). Perhumas juga tercatat sebagai
anggota International Public Relations Association ( IPRA) dan ASEAN
Public Relations Organization (FAPRO).

b. Tanggal 10 April 1987 di jakarta, terbentuklan suatu wadah profesi public


relation lainnya yang disebut dengan Asosiasi Perusahaan Public Relations
(APPRI). Tujuannya adalah sebuah wadah profesi berbentuk organisasi

11
perusahaan – perusahaaan public relations yang independen (konsultan
reletion dan praktisi).

4. Periode 4 ( Tahun 1995 – sekarang )

Periode ini Public Relations berkembang di kalangan swasta bidang


profesional khusus ( spesialisasi pablic reletion bidang industri pelayanan jasa).
Dengan indikator sebagai berikut:

a. Tanggal 27 November 1995 terbentuk Himpunan Humas Hotel Berbintang


(H3). Himpunan ini diperuntukkan sebagai wadah organisasi profesi
HUMAS bidang jasa perhotelan, berkaitan erat dengan organisasi PHRI
(Perhimpunan Hotel dan Restoran di Indonesia).

b. Tanggal 13 september 1996 diresmikannya Forum Komunikasi Antar


Humas Perbankan (FORKAMAS) oleh Gubernur BI Soedradjad
Djiwandono. Forum ini resmi bagi para pejabat public relation ( Public
Relations Officer ), baik bank pemerintah (HIMBARA), bank swasta
(PERBANAS), dan bank asing di Indonesia.

c. Keluarnya SK BAPEPAM No.63/1996, tentang wajibnya pihak emiten


(perusahaan yang go public) di Pasar Bursa Efek Jakarta ( BEJ) dan Bursa
Efek Surabaya memiliki lembaga Corporate Secretary.

d. Berdirinya PRSI ( Pulic Relations Society of Indonesia ) pada tanggal 11


november 2003 di Jakarta. ini menyerupai PRSA ( Public Relations Society
of Amerika), sebuah organisasi profesional yang bergengsi dan berpengaruh
serta mampu memberikan sertifikasi akreditasi PR Profesional (APR) di
Amerika yang diakui secara internasional.8

D. Faktor Pendorong Perkembangan Public Relations

Praktik dan konsep PR berkembang seiring dinamika masyarakat.


Misalnya, pertumbuhan populasi, meningkatnya kualitas hidup, faktor pendidikan,
8
Ruslan Rosady, Manajemen PR dan Media Komunikasi, (Jakarta: PT Rraja Grafindo Persada,
1998), hlm 54-56

12
munculnya kesenjangan komunikasi, fenomena tuntutan tanggung jawab sosial
institusi dan lain-lain. Dinamika masyarakat tersebut menemoatkan praktik PR
sebagai bagian penting dalam kehidupan manusia. Berikut beberapa faktor yang
memengaruhi perkembangan PR :

1. Pertumbuhan Populasi
Pertumbuhan populasi berdampak pada bertambahnya jumlah organisasi
dan perusahaan dalam bidang ekonomi, politik, sosial kemasyarakatan, budaya
dan sebagainya. Seiring pertumbuhan tersebut, maka komunikasi sehat dari
manajemen kepada publik menjadi sangat penting. Jadi, tidak heran apabila
praktisi PR yang profesional semakin dibutuhkan.
2. Kesenjangan komunikasi
Populasi yang meningkat dengan cepat melahirkan beragam organisasi
masyarakat dengan spesifikasi teknik tertentu. Beberapa organisasi tidak
mampu menjaga kesenjangan komunikasi dengan publik karena berbagai latar
belakang. Kesenjangan komunikasi antara organisasi dengan publik akan
melahirkan konflik dan kegagalan mencapai tujuan. Oleh sebab itu, praktisi PR
yang responsif dan bijaksana sangat dibutuhkan untuk mengatasi kesenjangan
tersebut.
3. Kesadaran Pentingnya Tanggung Jawab Sosial
Saat ini, organisasi dan perusahaan semakin menyadari tanggung jawab
sosial mereka kepada publik. Hubungan tumbal balik antara organisasi dengan
publik semakin penting untuk diperhatikan. Tanggung jawab sosial suatu
organisasi mencakup banyak kepentingan, misalnya konsumen, pemegang
saham, keryawan dan lingkungan. Tanggung jawab sosial untuk internal dan
eksternal tersebut disebut Corpotare Social Responsibility (CSR).
Konsep pelaksanaan Corpotare Social Responsibility berhubungan erat
dengan pembangunan yang berkelanjutan. Suatu organisasi atau perusahaan,
selain berusaha mencapai tujuan ekonomi juga harus memerhatikan
kepentingan publik, misalnya terkait dampak sosial dan lingkungan. Kebijakan
terkait Corpotare Social Responsibility merupakan bentuk kepedulian

13
organisasi terhadap masyarakat secara luas. Di tengah kebijakan ini, peran
praktisi PR untuk menjaga komunikasi akan sangat vital.
4. Faktor Pendidikan
Saat ini, program, bidang, fasilitas, dan kualitas pendidikan semakin
meningkat. Peningkatan tersebut melahirkan masyarakat yang semakin peka
dengan hak dan kewajibannya. Organisasi sendiri dituntut untuk
meningkatkan kualitas komunikasi dengan karyawan dan publik terkait
masalah hak dan kewajiban. Praktisi PR memegang peranan penting dalam
proses ini.
Untuk membina komunikasi dengan publik terdidik, praktisi PR dapat
memanfaatkan beragam media promosi. Misalnya surat kabar, majalah, video
promo, siaran radio, media sosial, mengadakan gerakan amal, mengadakan
pameran dan lain-lain. Sementara itu, untuk membina hubungan dengan
kolega internal, praktisi public relation menggunakan pendekatan persuatif,
jujur, dan bijaksana.
5. Perkembangan Media Komunikasi
Pada tahun 1962, Marshall McLuhan membuat publik tercengang, McLuhan
mengungkapkan bahwa teknologi informasi akan membuat duni seperti "desa
kecil" lewat teorinya yang disebut The Global Village. Digambarkan seluruh
dunia secara bersama menjadi "desa kecil" yang termediasi secara elektronik.
Pemikiran ini membuat McLuhan sebagai seorang visioner.
Konsep yang diutarakan McLuhan terbukti. Dahulu, jika ingin menjalin
hubungan, kita harus bertemu secara langsung (tatap muka). Jika terpisah
jarak yang jauh, maka usaha menjalin hubungan akan sulit terjadi. Namun,
saat ini manusia sudah akrab dengan teknologi internet yang mengubah dunia
menjadi tempat yang "sempit".
Perkembangan masif ini harus mampu direspons praktisi PR dengan
tepat. Formulasi pendekatan kepada masyarakat harus disusun dengan konsep
yang efektif dan efisien. Ingat, perkembagan teknologi informasi juga
memicu perkembangan teknologi komunikasi. Praktisi PR harus mampu

14
beradaptasi dengan teknologi baru dan menerapkannya demi tujuan suatu
organisasi.
6 Pengaruh Negara Maju
Lahirnya Public Relation Student Society of America (PRSSA) pada
tahun 1947 merupakan salah satu perkembangan penting dalam dunia PR.
Organisasi tersebut menjadi tempat bagi para mahasiswa PR untuk menjalin
komunikasi dengan praktisi profesional. Komunikasi yang terjalin membuat
transfer ilmu menjadi lebih efektif, terutama di negara yang bersangkutan.
Maka, tidak heran apabila PR di negara maju dapat berkembang cukup pesat.
Kondisi ini memicu perkembangan PR di negara berkembang, baik dalam
ranah teori maupun praktik. Perkembangan ini didukung banyak penelitian
dan penerapan yang berkelanjutan. Hal ini berdampak kepada percepatan
perkembangan PR di negara berkembang. Organisasi swasta maupun
pemerintah juga mendukung proses tersebut.9

E Public Relations Di Indonesia dan Di Dunia


Sejarah PR di Indonesia dan negara-negara dunia ketiga pada umumnya
tidak selengkap negara-negara Eropa (Inggris) dan Amerika. Selain mental,
banyak faktor lain yang mempengaruhi. Mulai dari keahlian dokumentasi, hingga
budaya penelitian yang tertinggal. Sampai saat ini, penulis belum menemukan
mengenai bukuterbitan “dunia ketiga” yang membahas mengenai sejarah PR
secara lengkap dan akurat.
Lemahnya bukti sejarah sangat dipengaruhi oleh kenyataan bahwa
beberapa “negara dunia ketiga” adalah negara yang awalnya terjajah. Kenyataan
tersebut sempat menghambat perkembangan sektor pendidikan, teknologi dan
ekonomi dan juga menyulitkan perkembangan penerapan konsep PR yang ideal.
Aktivitas PR memerlukan komunikator dan komunikan sebagai syarat pokok.
Media, sistem pemerintahan dan saranan lainnya yang mendukung juga harus
tersedia. Selain itu, terdapat beberapa masalah yang menghambat perkembangan

9
Syarifudin dan Suryanto, Public Relations, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2016), hlm 55-58

15
PR antara lain yaitu: masalah komunikasi, perkembangan sosial, perkembangan
ekonomi dan pendidikan.
Masalah komunikasi di negara ketiga paling jamak adalah karena sulitnya
mengatasi permasalahan jarak dan juga perbedaan suku atau ras. Dengan itu maka
hal tersebut menjadi penghambat berkembangnya PR. Selanjutnya masalah
perkembangan sosial, pendidikan dan ekonomi sendiri sangat berkaitan.
Perbedaan perkembangan ekonomi akan mempengaruhi tingkat pendidikan yang
dapat dinikmati kelompok masyarakat tertentu. Rendahnya tingkat ekonomi akan
melahirkan perbedaan antara “si kaya” dan “si miskin”. Kondisi ini bahkan saling
melahirkan konflik. Dengan perbedaan sosial yang semakin melebar, maka akan
menghambat perkembangan PR di negara-negara dunia ketiga. 10

10
Syarifudin dan Suryanto, Public Relations, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2016), hlm. 58-59

16
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Sebagai bagian dari ilmu komunikasi dan sosial, PR masih tergolong baru
bagi masyarakat indonesia. Meskipun baru, PR sudah berkembang dengan
cepat di dunia. Glen dan Denny Griswold menyebutkan bahwa praktik PR
sudah terjadi beberapa abad yang lalu. Masing-masing periode perkembangan
PR memiliki karakterisrik metode, strategi dan aplikasi yang berbeda.
Perbedaan tersbut disebabkan oleh situasi, kondisi, dan dinamika sosial yang
sedang berkembang. Salah satu dinamika yang dimaksud adalah perkembangan
teknologi. Perkembangan tersebut berandil besar pada perubahan ilmu
pengetahuan dan pola perilaku manusia sendiri. Perubahan ini hampir segala
bidang tersebut menjadikan perkembangan konsep PR yang ideal.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik
dan saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini di masa yang akan
datang.

17
DAFTAR PUSTAKA

Ruslan Rosady, 1998. Manajemen PR dan Media Komunikasi, (Jakarta: PT Rraja


Grafindo Persada)

Syarifudin dan Suryanto. 2016 . Public Relations, (Yogyakarta: CV Andi Offset

http://desakmadepd.blogspot.com/2015/03/normal-0-false-false-false-in-ja-x-
none.html?m=1 (diakses pada 21 februari 2020, pukul 15.00 wib)

https://khunans.blogspot.com/2015/05/sejarah-perkembangan-public-
relations.html?m=1 (diakses pada 20 februari 2020, pukul 15.30 wib)

http://belajarkomunikasilagi.blogspot.com/2012/04/pelopor-dan-tokoh-pr-di-
dunia.html (diakses pada 20 Februari 2020, pukul 10.20 wib)

18

Anda mungkin juga menyukai