DOSEN PENGAMPU:
VIVI RACHMATUL HIDAYATI, M.Pd
UNIVERSITAS MATARAM
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkah rahmat serta
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
pada waktunya yang berjudul “Desain Penelitian Fenomologi”.
Kami memohon maaf dan menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari
makalah ini, baik dari segi materi maupun teknik penyajiannya, mengingat
kurangnya pengetahuan dan pengalaman dari kami. Kami juga menerima kritik
serta saran yang membangun dari pembaca agar kami dapat membuat makalah
dengan lebih baik di kesempatan berikutnya. Kami berharap makalah ini
memberikan manfaat dan dampak besar sehingga dapat menjadi inspirasi bagi
pembaca.
Kelompok 6
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpilan ................................................................................................ 11
B. Saran .......................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fenomenologi, pada awalnya merupakan kajian filsafat dan sosiologi.
Filsafat merupakan sebuah sistem yang komprehensif dari ide-ide mengenai
keadaan yang murni dan realitas yang terjadi dalam hidup. Tak lepas dari
semua ini, pada dasarnya filsafat bersumber dari pertumbuhannya pola pikir
manusia. Semua yang ada, atau yang telah ada bisa diperhatikan dan dipikirkan
secara rasional. Karena berpikir adalah aktifitas individu dan manusia
mempunyai kemerdekaan untuk berpikir. Berpikir secara mendalam untuk
menghasilkan suatu ilmu pengetahuan yang bisa dipertanggung jawabkan
keabsahannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa berfilsafat adalah
mendalami sesuatu secara mendalam berdasarkan penalaran yang dimiliki
seseorang dan pada akhirnya bisa melahirkan aliran fenomenologi (Syamsi)
Edmund Husserl sendiri merupakan penggagas utamanya menginginkan
fenomenologi akan melahirkan ilmu yang lebih bisa bermanfaat bagi
kehidupan manusia, setalah sekian lama ilmu pengetahuan mengalami
krisis dan disfungsional. Fenomenologi kemudian berkembang sebagai
metode riset yang diterapkan dalam berbagai ilmu social, termasuk didalamnya
komunikasi, sebagai salah satu varian dalam penelitian kualitatif dalam payung
paradigma interpretif (Hasbiansyah, 2008).
Bagi brouwer, fenomenologi tidak bisa Hilang dan menjadi syarat mutlak
bagi seseorang yang mau memikirkan dasar dari usaha ilmiah atau dasar dari
hidupnya sendiri. Lebih lanjut, fenomenologi mengajarkan kita untuk
membiasakan diri, tidak lagi melihat benda-benda, melaikan melihat
fenomena. Fenomenologi dengan demikia, secara sederhana dapat dipandang
sebagai sikap hidup dan sebagai metode ilmiah. Sebagai sikap hidup,
fenomenologi mengajarkan kita untuk selalu membuka diri terhadap berbagai
informasi dari mana pun berasal, tanpa cepa-cepat menilai, menghukumi, atau
mengevaluasi berdasarkan fenomena yang kita hadapi.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penelitian Fenomenologi ?
2. Apa tujuan dari penelitian Fenomenologi?
3. Apa saja topik yang ada di dalam penelitian Fenomologi?
4. Bagaimana pengumpulan data pada penelitian Fenomologi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui mengenai penelitian Fenomologi
2. Untuk memenuhi mata kuliah metode penelitian kualitatif
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Fenomenologi berusaha mencari pemahaman bagaimana manusia
mengkonstruksi makna dan konsep penting dalam kerangka intersubyektivitas
(pemahaman kita mengenai dunia dibentuk oleh hubungan kita dengan orang
lain). (Kuswarno,2009:2) . Fenomenologi berasumsi bahwa orang-orang secara
aktif menginterpretasi pengelaman-pengelamannya dan mencoba memahami
dunia dengan pengelaman pribadinya (Littlejohn,2009:57). Fenomena yang
tampak adalah refleksi dari realitas yang tidak dapat berdiri sendiri, karena ia
memiliki makna yang memerlukan penafsiran yang lebih lanjut. Tokoh-tokoh
fenomenologi ini diantaranya Edmund Husserl, Alfred Schutz dan Peter. L
Berger dan lainnya.
4
pendekatan fenomenologi dapat memahami adanya keterkaitan objek dengan
nilai-nilai tertentu, misalnya keadilan, kemanusiaan dan lain-lain.
5
perspektif antara pasien dan dokter dalam konteks kesehatan atau perbedaan
perspektif antara guru dan siswa dalam konteks pendidikan.
3. Fenomena sosial: Penelitian fenomenologi dapat mengeksplorasi fenomena
sosial dalam berbagai konteks, seperti pengalaman hidup individu dalam
kelompok minoritas atau pengalaman hidup individu dalam budaya yang
berbeda.
4. Makna: Penelitian fenomenologi dapat mengeksplorasi bagaimana individu
memberikan makna pada pengalaman hidup mereka. Misalnya, bagaimana
individu memberikan makna pada pengalaman kehilangan orang yang
dicintai atau bagaimana individu memberikan makna pada pengalaman
sukses dalam karir mereka.
6
tujuan agar penelitian yang dilakukan dapat divisualisasikan dan diberikan
gambaran nyata tentang keadaan yang sebenarnya. Pengumpulan data dapat
dilakukan dengan menerapkan metode apapun, hal tersebut tidak akan
mengurasi esensi dari pengalaman serta fenomena yang dialami, peneliti
fenomenologi juga sebagai media penghubung diantara pendapat melalui cerita
dan pengalaman informan serta masyarakat luas yang terlibat dalam fenomena
tersebut (Muhammad Farid, 2018:46).
1. Data Primer
a. Observasi (observation)
Dalam memperoleh data primer yang menjadi data pokok dalam sebuah
penelitian untuk mengetahui permasalahan yang ada, penelitian akan dibantu
7
dengan menggunakan teknik pengamatan dari hasil kerja panca indra mata.
Observasi dijelaskan sebagai salah satu teknik dalam memperoleh data dengan
cara melakukan pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian agar melihat
secara langsung realitas yang ada di lapangan. Melalui penerapan teknik
observasi, peneliti akan melakukan kunjungan secara langsung ke lokasi
penelitian. Hal tersebut dilakukan guna memperoleh data yang valid dan akurat
sesuai realitas yang diamati oleh peneliti.
8
dengan mengajukan pertanyaan yang ringan, saling terikat dan sesuai dengan
tema masalah. Sehingga, dalam menjawab pun akan lebih natural dan tidak
dibuat-buat sehingga akan mengalir ke pertanyaan selanjutnya yang saling
terkait. Pertanyaan yang diajukan merujuk pedoman wawancara yang ada, dan
jawaban informan dijawab secara lisan dengan diikuti makna dari ekspresi
dalam setiap sesi pertanyaan. Wawancara mendalam dilakukan oleh peneliti
kepada informan kunci yang terpilih sesuai kriteria tertentu sebagai sebuah
metode dalam mengumpulkan data primer. Pemilihan informan kunci yang
terkait dengan penelitian, dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan
deskripsi lengkap terkait dengan topik masalah yang diteliti agar peneliti dapat
memperoleh data yang mendukung validitas hasil penelitian yang
dilaksanakan. Sehingga akan mempermudah dalam uji keabsahan data dan
pembahasan mengenai analisis data.
2. Data Sekunder
a. Dokumentasi
9
sekunder karena merupakan data pendukung yang berfungsi sebagai pelengkap
diperoleh melalui dokumentasi. Metode dokumentasi digunakan untuk
memperoleh data dengan cara dokumentasi, yaitu memahami dokumen yang
berhubungan dengan keseluruhan data yang diperlukan dalam penelitian.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. saran
11
DAFTARA PUSTAKA
https://www.academia.edu/38321741/KELOMPOK_5_RANGKUMAN_FENOM
ENOLOGI_1_docx
https://dolanindonesiaku.com/contoh-judul-penelitian-fenomenologis/
http://repository.stei.ac.id/2529/5/BAB%203%20YUNI.pdf
12