Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

DESAIN PENELITIAN FENOMENOLOGI


(PHENOMENOLOGICAL RESEARCH)

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Kualitatif

DOSEN PENGAMPU:
VIVI RACHMATUL HIDAYATI, M.Pd

Disusun oleh: Kelompok 6

1. Laili Mutmainnah (E1E022128)


2. Lina Rahmatinnisa (E1E022131)
3. Linda Nuriyanti (E1E022133)
4. M. Khofid Syahrony (E1E022134)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkah rahmat serta
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
pada waktunya yang berjudul “Desain Penelitian Fenomologi”.

Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Vivi Rachmatul


Hidayati, M.Pd selaku dosen mata kuliah Metode Penelitian Kualitatif. Berkat tugas
yang diberikan ini, dapat menambah wawasan kami berkaitan dengan materi yang
diberikan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sekaligus memberi dukungan dalam proses penyusunan makalah ini.

Kami memohon maaf dan menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari
makalah ini, baik dari segi materi maupun teknik penyajiannya, mengingat
kurangnya pengetahuan dan pengalaman dari kami. Kami juga menerima kritik
serta saran yang membangun dari pembaca agar kami dapat membuat makalah
dengan lebih baik di kesempatan berikutnya. Kami berharap makalah ini
memberikan manfaat dan dampak besar sehingga dapat menjadi inspirasi bagi
pembaca.

Mataram, 16 Agustus 2023

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................II

DAFTAR ISI ........................................................................................................ III

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1

A. Latar belakang ..............................................................................................1


B. Rumusan masalah ........................................................................................2
C. Tujuan ..........................................................................................................2

BAB II ISI ...............................................................................................................3

A. Pengertian penelitian fenomenologi .............................................................3


B. Tujuan penelitian fenomenologi...................................................................4
C. Topik dalam penelitian fenomenologi ..........................................................5
D. Pengumpulan data pada phenomenolog ical research ..................................6

BAB II PENUTUP ............................................................................................... 11

A. Kesimpilan ................................................................................................ 11
B. Saran .......................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fenomenologi, pada awalnya merupakan kajian filsafat dan sosiologi.
Filsafat merupakan sebuah sistem yang komprehensif dari ide-ide mengenai
keadaan yang murni dan realitas yang terjadi dalam hidup. Tak lepas dari
semua ini, pada dasarnya filsafat bersumber dari pertumbuhannya pola pikir
manusia. Semua yang ada, atau yang telah ada bisa diperhatikan dan dipikirkan
secara rasional. Karena berpikir adalah aktifitas individu dan manusia
mempunyai kemerdekaan untuk berpikir. Berpikir secara mendalam untuk
menghasilkan suatu ilmu pengetahuan yang bisa dipertanggung jawabkan
keabsahannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa berfilsafat adalah
mendalami sesuatu secara mendalam berdasarkan penalaran yang dimiliki
seseorang dan pada akhirnya bisa melahirkan aliran fenomenologi (Syamsi)
Edmund Husserl sendiri merupakan penggagas utamanya menginginkan
fenomenologi akan melahirkan ilmu yang lebih bisa bermanfaat bagi
kehidupan manusia, setalah sekian lama ilmu pengetahuan mengalami
krisis dan disfungsional. Fenomenologi kemudian berkembang sebagai
metode riset yang diterapkan dalam berbagai ilmu social, termasuk didalamnya
komunikasi, sebagai salah satu varian dalam penelitian kualitatif dalam payung
paradigma interpretif (Hasbiansyah, 2008).
Bagi brouwer, fenomenologi tidak bisa Hilang dan menjadi syarat mutlak
bagi seseorang yang mau memikirkan dasar dari usaha ilmiah atau dasar dari
hidupnya sendiri. Lebih lanjut, fenomenologi mengajarkan kita untuk
membiasakan diri, tidak lagi melihat benda-benda, melaikan melihat
fenomena. Fenomenologi dengan demikia, secara sederhana dapat dipandang
sebagai sikap hidup dan sebagai metode ilmiah. Sebagai sikap hidup,
fenomenologi mengajarkan kita untuk selalu membuka diri terhadap berbagai
informasi dari mana pun berasal, tanpa cepa-cepat menilai, menghukumi, atau
mengevaluasi berdasarkan fenomena yang kita hadapi.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penelitian Fenomenologi ?
2. Apa tujuan dari penelitian Fenomenologi?
3. Apa saja topik yang ada di dalam penelitian Fenomologi?
4. Bagaimana pengumpulan data pada penelitian Fenomologi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui mengenai penelitian Fenomologi
2. Untuk memenuhi mata kuliah metode penelitian kualitatif

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian penelitian Fenomenologi


Fenomenologi bersal dari bahasa Yunani, phaenesthai, berarti menunjukkan
dirinya sendiri, menampilkan. Fenomenologi juga berasal dari bahasa Yunani,
pahainomeno, yang secara harfiah berarti “gejala” atau apa yang telah
menampakkan diri sehingga nyata bagi si pengamat. Metode fenomenologi yang
dirintis Edmund Husserl bersemboyan: Zuruck zu den sachen selbst (kembali
kepada hal-hal itu sendiri).
Fenomenologi, sesuai dengan namanya adalah ilmu (logos) mengenai
sesuatu yang tampak (phenomenon). Dengan demikian, setiap penelitian atau
setiap karya yang membahas cara penampakan dari apa saja merupakan
fenomenologi (Bertens, 1987:3). Dalam hal ini, fenomenologi merupakan
sebuah pendekatan filsafat yang berpusat pada analisis terhadap gejala yang
membanjiri kesadaran manusia (Bagus, 2002:234). Fenomenologi adalah studi
tentang pengetahuan yang berasal dari kesadaran, atau cara memahami suatu
objek atau peristiwa dengan mengalaminya secara sadar (Littlejohn, 2003:184).
Namun, bagi Brouwer, fenomenologi itu bukan ilmu tetapi suatu metode
pemikiran ( a way of looking at things ). Fenomenologi juga berupaya
mengungkapkan tentang makna dari pengalaman seseorang. Makna tentang
suatu yang dialami seseorang akan sangat tergantung bagaimana orang
berhubungan dengan sesuatu itu.
Dapat disimpulkan bahwa penelitian fenomenologis adalah riset yang
memungkinkan peneliti untuk mengeksplorasi pengalaman dan persepsi
sensorik yang berbeda dengan persepsi abstar dari topik penelitian tentang
fenomena yang diteliti serta pembentukan pemahaman berdasarkan pengalaman
dan persepsi ini. Penelitian fenomenologi ditekankan pada subjektifitas
pengalaman yang disadari dan menggambarkan fenomena yang ada tanpa
terpengaruh oleh teori sebelumnya dan mungkin tidak menguji rentang dugaan
atau anggapan sebelumnya (Streubert & Carpenter, 2011).

3
Fenomenologi berusaha mencari pemahaman bagaimana manusia
mengkonstruksi makna dan konsep penting dalam kerangka intersubyektivitas
(pemahaman kita mengenai dunia dibentuk oleh hubungan kita dengan orang
lain). (Kuswarno,2009:2) . Fenomenologi berasumsi bahwa orang-orang secara
aktif menginterpretasi pengelaman-pengelamannya dan mencoba memahami
dunia dengan pengelaman pribadinya (Littlejohn,2009:57). Fenomena yang
tampak adalah refleksi dari realitas yang tidak dapat berdiri sendiri, karena ia
memiliki makna yang memerlukan penafsiran yang lebih lanjut. Tokoh-tokoh
fenomenologi ini diantaranya Edmund Husserl, Alfred Schutz dan Peter. L
Berger dan lainnya.

B. Tujuan penelitian Fenomenologi

Tujuan fenomenologi adalah untuk menghasilkan deskripsi lengkap


tentang fenomena pengalaman sehari-hari, sehingga sampai pada pemahaman
tentang struktur penting dari 'benda itu sendiri', fenomena tersebut. Tujuan dari
fenomenologi, seperti yang dikemukakan oleh Husserl, adalah untuk
mempelajari fenomena manusia tanpa mempertanyakan penyebabnya, realitas
yang sebenarnya, dan penampilannya. Husserl mengatakan, “Dunia kehidupan
adalah dasar makna yang dilupakan oleh ilmu pengetahuan.” Kita kerap
memaknai kehidupan tidak secara apa adanya, tetapi berdasarkan teori-teori,
refleksi filosofis tertentu, atau berdasarkan oleh penafsiran-penafsiran yang
diwarnai oleh kepentingan-kepentingan, situasi kehidupan, dan kebiasaan-
kebiasaan kita. Maka fenomenologi menyerukan zuruck zu de sachen
selbst (kembali kepada benda-benda itu sendiri), yaitu upaya untuk
menemukan kembali dunia kehidupan.

Pendekatan fenomenologi memahami makna atau hakikat yang


sebenarnya dari suatu gejala objek yang dikaji melalui jiwa atau kesadaran
objek itu sendiri. Dalam arti bahwa pendekatan fenomenologi yang
dikembangkan dari pendekatan fenomenologis, membiarkan gejala yang
diteliti berbicara sendiri secara tulus dan apa adanya, tidak boleh ada upaya-
upaya luar dari sang peniliti membuat prakonsepsi yang macam-macam,
apalagi berlebih-lebihan. Berbeda dengan pendekatan ilmiah positivistik,

4
pendekatan fenomenologi dapat memahami adanya keterkaitan objek dengan
nilai-nilai tertentu, misalnya keadilan, kemanusiaan dan lain-lain.

Sejak zaman Edmund Husserl, arti fenomenologi telah menjadi filsafat


dan menjadi metodologi berpikir. Sebagai sebuah aliran filsafat, Edmund
Hussrel dianggap sebagai pendirinya. Husserl menggunakan ungkapan 'sikap
alami' untuk menggambarkan jaringan asumsi yang biasanya kita gunakan
untuk memahami dunia kita sehari-hari. Fenomenologi berusaha melampaui
sikap alami ini dengan mengadopsi sikap transendental, yang dicapai dengan
asumsi 'mengoordinir'. Juga mengungkapkan atau mendiskripsikan makna
sebagaimana yang ada dalam data (gejala) dalam bentuk kegiatan-kegiatan,
tradisi-tradisi, dan simbol keagamaan. Serta memahami pemikiran, tingkah
laku, dan lembaga-lembaga keagamaan tanpa mengikuti salah satu teori
filsafat, teologi, metafisika, ataupun psikologi.

C. Topik dalam penelitian fenomenologi

Dalam penelitian fenomenologi, topik yang diteliti berkaitan dengan


pengalaman hidup seseorang, makna berbagai pengalaman, peristiwa, dan
status yang dimiliki oleh partisipan. Berikut adalah beberapa topik yang dapat
dibahas dalam penelitian fenomenologi:

1. Pengalaman hidup individu: Penelitian fenomenologi dapat mengeksplorasi


pengalaman hidup individu dalam berbagai konteks, seperti pengalaman
hidup pasien yang mengalami penyakit kronis, pengalaman spiritualitas
individu dalam konteks modern, persepsi remaja terhadap tekanan
akademik, pengalaman ibu dalam mendukung kelahiran normal,
pengalaman pasien kanker dalam menghadapi diagnosis dan perawatan,
serta pengalaman guru dalam menghadapi tantangan mengajar di era digital
atau pengalaman hidup individu yang mengalami trauma.
2. Perbedaan perspektif: Penelitian fenomenologi dapat mengeksplorasi
perbedaan perspektif individu dalam berbagai konteks, seperti perbedaan

5
perspektif antara pasien dan dokter dalam konteks kesehatan atau perbedaan
perspektif antara guru dan siswa dalam konteks pendidikan.
3. Fenomena sosial: Penelitian fenomenologi dapat mengeksplorasi fenomena
sosial dalam berbagai konteks, seperti pengalaman hidup individu dalam
kelompok minoritas atau pengalaman hidup individu dalam budaya yang
berbeda.
4. Makna: Penelitian fenomenologi dapat mengeksplorasi bagaimana individu
memberikan makna pada pengalaman hidup mereka. Misalnya, bagaimana
individu memberikan makna pada pengalaman kehilangan orang yang
dicintai atau bagaimana individu memberikan makna pada pengalaman
sukses dalam karir mereka.

Topik-topik ini memberikan kesempatan bagi peneliti untuk menjelajahi


pengalaman subjektif individu dan menggali makna dari fenomena yang
diteliti. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data seperti wawancara
mendalam, observasi, dan analisis dokumen. Selain itu peneliti juga
menggunakan teknik analisis data kualitatif seperti analisis tematik untuk
mengidentifikasi tema-tema yang muncul dari data. Meskipun penelitian
fenomenologi memiliki keunikan dan kerumitannya sendiri, pendekatan ini
memberikan wawasan yang mendalam tentang pengalaman individu dan
pemaknaan fenomena.

D. Pengumpulan data pada phenomenolog ical research

Pada penelitian fenomenologi metode pengumpulan data yang


digunakan berfokus pada interview mendalam (in-depth interviews) dan narasi
(narratives) sebagai langkah-langkah utama dalam membuat penjelasan dan
penggambaran dari pengalaman yang pernah dialami dalam hidup. Selain
menggambarkan pengalaman hidup seseorang, perlu untuk memperoleh data
melalui metode dokumentasi (documentary methods) atau metode visual
(visual methods). Dokumentasi data dilakukan untuk memberikan bukti pada
penelitian yang dilakukan bahwa penelitian tersebut valid karena dilengkapi
dengan dokumentasi terbaru sedangkan visual methods perlu dilakukan untuk

6
tujuan agar penelitian yang dilakukan dapat divisualisasikan dan diberikan
gambaran nyata tentang keadaan yang sebenarnya. Pengumpulan data dapat
dilakukan dengan menerapkan metode apapun, hal tersebut tidak akan
mengurasi esensi dari pengalaman serta fenomena yang dialami, peneliti
fenomenologi juga sebagai media penghubung diantara pendapat melalui cerita
dan pengalaman informan serta masyarakat luas yang terlibat dalam fenomena
tersebut (Muhammad Farid, 2018:46).

Dalam mendapatkan sumber data yang valid, akurat, terpercaya,


lengkap, detail dan terjarmin keasliannya maka peneliti harus turun langsung
ke lokasi penelitian dengan dibantu orang lain ataupun instrument serta alat
utama alam penelitian ini. Suhiyono (2013) memberikan penjelasan bahwa
penelitian kualitatif disebut sebagai bagian dari human instrumen, yang
memeiliki fungsi untuk memastikan fokus utama, mencari informan yang
dijadikan sebagai sumber perolehan data, melakukan pengumpulan data
melalui dokumentasi maupun observasi, mengecek kualitas data, menganalisis
data yang diperoleh, menjelaskan hasil analisis data, serta membuat
kesimpulan atau ringkasan atas temuan yang diperoleh dari penelitian tersebut.
Peneliti sebagai salah satu alat utama yang mempunyai tanggung jawab penting
dalam proses penelitian sehingga dalam pengambilan keputusan peneliti sangat
berpengaruh terhadap penelitian yang sedang berlangsung (Sugiyono,
2010:306).

Dalam pengumpulan data dibuat menggunakan jenis data yang


diperlukan dalam pengumpulan informasi, data yang dibutuhkan berupa data
primer dan data sekunder. Kedua jenis data tersebut diperoleh dengan teknik
pengumpulan informasi yang berbeda-beda. Berikut dijelaskan metode yang
digunakan dalam pengumpulan jenis data sebagai berikut :

1. Data Primer

a. Observasi (observation)

Dalam memperoleh data primer yang menjadi data pokok dalam sebuah
penelitian untuk mengetahui permasalahan yang ada, penelitian akan dibantu

7
dengan menggunakan teknik pengamatan dari hasil kerja panca indra mata.
Observasi dijelaskan sebagai salah satu teknik dalam memperoleh data dengan
cara melakukan pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian agar melihat
secara langsung realitas yang ada di lapangan. Melalui penerapan teknik
observasi, peneliti akan melakukan kunjungan secara langsung ke lokasi
penelitian. Hal tersebut dilakukan guna memperoleh data yang valid dan akurat
sesuai realitas yang diamati oleh peneliti.

b. Wawancara Mendalam (in depth interview)

Interview atau dikenal dengan istilah wawancara merupakan suatu


teknik dalam pencarian data yang dilakukan dengan cara menjalin komunikasi
secara langsung dengan subjek, responden atau informan (Riyanto, 2010:82)
Afifuddin (2009:131) juga menjelaskan bahwa wawancara diartikan pula
sebagai metode pengambilan data dengan cara mengajukan beberapa
pertanyaan kepada seseorang yang menjadi informan atau responden untuk
memperoleh informasi dari jawaban atas pertanyaan tersebut. Dengan
demikian, maka interview atau wawancara merupakan metode pengambilan
data dengan cara bertukar informasi dan pemikiran melalui tanya jawab antara
penanya dengan subjek atau responden yang akan ditanya dalam suatu topik
pembahasan tertentu.

Metode wawancara mendalam diartikan pula sebagai suatu


pembicaraan yang berbentuk pola tanya jawab yang dilakukan untuk tujuan
mendapatkan gagasan, ide, tanggapan, persepsi, perasaan, pemahaman, dan
pengalaman yang diperoleh dari informan mengenai topik atau masalah yang
diteliti. Oleh karena itu, wawancara menjadi salah satu unsur penting dalam
mengumpulkan data yang penting dan valid keasliannya. Wawancara
mendalam ini merupakan pembicaraan yang terjadi antara pihak yang bertanya
dengan pihak pemberi informasi dengan tujuan untuk memperoleh gambaran
dan struktur yang terjadi sekarang tentang orang, peristiwa, keseharian,
organisasi, perasaan, motivasi (tekad yang kuat), pengakuan dan kegelisahan.
Peneliti mengajukan beberapa pertanyaan yang tidak tersusun dengan rapi
sesuai klasifikasi, namun lebih mencairkan suasana wawancara yang ada

8
dengan mengajukan pertanyaan yang ringan, saling terikat dan sesuai dengan
tema masalah. Sehingga, dalam menjawab pun akan lebih natural dan tidak
dibuat-buat sehingga akan mengalir ke pertanyaan selanjutnya yang saling
terkait. Pertanyaan yang diajukan merujuk pedoman wawancara yang ada, dan
jawaban informan dijawab secara lisan dengan diikuti makna dari ekspresi
dalam setiap sesi pertanyaan. Wawancara mendalam dilakukan oleh peneliti
kepada informan kunci yang terpilih sesuai kriteria tertentu sebagai sebuah
metode dalam mengumpulkan data primer. Pemilihan informan kunci yang
terkait dengan penelitian, dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan
deskripsi lengkap terkait dengan topik masalah yang diteliti agar peneliti dapat
memperoleh data yang mendukung validitas hasil penelitian yang
dilaksanakan. Sehingga akan mempermudah dalam uji keabsahan data dan
pembahasan mengenai analisis data.

2. Data Sekunder

a. Dokumentasi

Dalam memperoleh data sekunder yang berguna untuk melengkapi


perolehan data dalam penelitian perlu dilakukan teknik dokumentasi. Teknik
dokumentasi dilakukan untuk memberikan kelangkapan data dari hasil
wawancara dan observasi atau pengamatan langsung ke objek yang diteliti.
Dokumentasi pada umumnya berbentuk arsip, surat menyurat, gambar atau
foto, data pelengkap lainnya serta ada pula catatan lain yang berkaitan dengan
topik utama dalam penelitian. Teknik dokumentasi biasanya diperlukan untuk
memberikan gambaran penegasan bahwa penelitian yang dilakukan terjamin
keasliannya dengan mencantumkan bukti berupa gambar, video ataupun foto.
Teknik dokumentasi biasanya membutuhkan alat pendukung lainnya seperti
rekaman dan dokumentasi.

Data sekunder dijadikan sebagai data tambahan yang telah


dikumpulkan dengan tujuan selain menyelesaikan masalah yang sedang
dihadapi. Data sekunder biasanya dapat ditemukan dengan cepat karena bukan
merupakan data pokok. Data sekunder sebagai pelengkap dalam perluasan
pembahasan di penelitian agar yang dikaji lebih kompleks dan meluas. Data

9
sekunder karena merupakan data pendukung yang berfungsi sebagai pelengkap
diperoleh melalui dokumentasi. Metode dokumentasi digunakan untuk
memperoleh data dengan cara dokumentasi, yaitu memahami dokumen yang
berhubungan dengan keseluruhan data yang diperlukan dalam penelitian.

b. Penelusuran Internet (Internet Searching)

Penelusuran internet merupakan suatu cara untuk memperoleh


informasi atau data yang dibutuhkan dengan melakukan penelusuran data
melalui media online seperti internet atau media jaringan lainnya yang
menyediakan fasilitas online. Melalui internet dan jaringan online membantu
peneliti dalam memanfaatkan informasi online berupa data penelitian maupun
informasi teori, secara cepat, tepat dan dengan mudah dengan dipertanggung
jawabkan secara akademik. Penelusuran internet lebih efektif dilakukan
melalui website resmi objek yang diteliti sehingga informasi yang didapat akan
lebih akurat, valid dan terpercaya. Selain itu, melalui website resmi akan lebih
jelas mengenai penjabaran sejarah, visi dan misi serta kebutuhan data internal
yang diperoleh untuk keperluan penelitian.

Penelitian dengan mengutamakan internet searching sebagai salah satu


langkah dalam pengumpulan data yaitu dengan mencari artikel, tulisan ataupun
materi-materi yang berkaitan dengan topik masalah yang sedang diteliti dengan
menggunakan media internet. Teknik ini secara umum dilakukan peneliti
terutama untuk membantu peneliti dalam menambah refernsi dan memperkaya
khazanah teoritis yang digunakan dalam penelitian ini. Dengan demikin,
beberapa teori yang dicantumkan oleh peneliti sebagai landasan dalam
penguatan teori masalah yang diteliti dapat dipahami dengan melakukan
analisis terhadap artikel yang didapatkan dari sumber internet tersebut.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

penelitian fenomenologis adalah riset yang memungkinkan peneliti


untuk mengeksplorasi pengalaman dan persepsi sensorik yang berbeda dengan
persepsi abstar dari topik penelitian tentang fenomena yang diteliti serta
pembentukan pemahaman berdasarkan pengalaman dan persepsi ini. Adapun
Tujuan dari fenomenologi, adalah untuk mempelajari fenomena manusia tanpa
mempertanyakan penyebabnya, realitas yang sebenarnya, dan penampilannya.
Husserl mengatakan, “Dunia kehidupan adalah dasar makna yang dilupakan oleh
ilmu pengetahuan.” Kita kerap memaknai kehidupan tidak secara apa adanya,
tetapi berdasarkan teori-teori, refleksi filosofis tertentu, atau berdasarkan oleh
penafsiran-penafsiran yang diwarnai oleh kepentingan-kepentingan, situasi
kehidupan, dan kebiasaan-kebiasaan kita. Maka fenomenologi menyerukan
zuruck zu de sachen selbst (kembali kepada benda-benda itu sendiri), yaitu
upaya untuk menemukan kembali dunia kehidupan. Dalam penelitian
fenomenologi, topik yang diteliti berkaitan dengan pengalaman hidup seseorang,
makna berbagai pengalaman, peristiwa, dan status yang dimiliki oleh partisipan.
Pada penelitian fenomenologi metode pengumpulan data yang digunakan
berfokus pada interview mendalam (in-depth interviews) dan narasi (narratives)
sebagai langkah-langkah utama dalam membuat penjelasan dan penggambaran
dari pengalaman yang pernah dialami dalam hidup. Selain menggambarkan
pengalaman hidup seseorang, perlu untuk memperoleh data melalui metode
dokumentasi (documentary methods) atau metode visual (visual methods).

B. saran

Dengan adanya keterbatasan dalam penulisan makalah ini. Kepada pembaca


diharapkan untuk membaca lagi terkait metode fenomenologi pada sumber
pustaka lain untuk mengetahui lebih lanjut dan mendalam.

11
DAFTARA PUSTAKA

Hasbiansyah. O . 2008 . Pendekatan Fenomenologi : Pengantar Praktik Penelitian


dalam Ilmu Sosial dan Komunikasi .

TUJUAN PENDEKATAN FENOMENOLOGI. Diambil kembali dari


www.psychologymania.com: https://www.psychologymania.com/2019/02/tujuan-
pendekatan-fenomenologi.html?m=1

https://www.academia.edu/38321741/KELOMPOK_5_RANGKUMAN_FENOM
ENOLOGI_1_docx

https://dolanindonesiaku.com/contoh-judul-penelitian-fenomenologis/

http://repository.stei.ac.id/2529/5/BAB%203%20YUNI.pdf

Mawardi. Rizal. 2018. Penelitian Kualitatif Pendekatan Fenomenologi

12

Anda mungkin juga menyukai