FENOMENOLOGI
Dosen pengampu : MUH. RUSLI, S.Ag.,M.Fil
Disusun oleh :
KELOMPOK 4
KELAS : KPI C
2022/2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Dengan menyebut nama Allah Swt. yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kami
panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya
kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ilmiah tentang “FENOMENOLOGI”.
Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak
sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terimakasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Sholawat dan salam kita haturkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad saw. yang telah
mendakwahkan ajaran islam sehingga umat manusia mengetahui hal-hal yang di ridhoi oleh
Allah dan yang dimurkai-Nya. Terlepas dari segala hal tersebut, kami sadar sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya
kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan
Wassalamu’alaikum wr.wb
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………….ii
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………………………….1
A. LATAR BELAKANG………………………………………………………………………...1
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………………...1
C. TUJUAN MASALAH………………………………………………………………………...1
BAB 2 PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………...2
A. PENGERTIAN FENOMENOLOGI…………………………………………………………..2
B. PENGERTIAN MENURUT PARA AHLI……………………………………………………3
C. FENOMONOLOGI SEBAGAI METODE ILMU…………………………………………….4
D. KONTRIBUSI FENOMENOLOGI TERHADAP
DUNIA ILMU
PENGETAHUAN……………………………………………………………..4
BAB 3
PENUTUP…………………………………………………………………………………………..6
A. KESIMPULAN………………………………………………………………………………..6
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………6
Ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam makalah
ini ialah :
C. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam makalah ini ialah:
2
BAB 2
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN FENOMENOLOGI
Fenomenologi (dari bahasa Yunani:, phainómenon, yang tampak, dan bahasa Yunani:, lógos,
ilmu) adalah sebuah disiplin ilmu dan studi inkuiri deskriptif[1] yang meletakkan perhatiannya
pada studi atas penampakan (fenomena), akuisisi pengalaman, dan kesadaran. Fenomenologi,
singkatnya, adalah studi mengenai pengalaman dan bagaimana pengalaman tersebut terbentuk.
Pengalaman yang dimaksud adalah pengalaman subjektif dan intensionalitasnya. Studi ini
kemudian mengarahkan pada analisis kondisi kemungkinan intensionalitas, latar belakang praktik
sosial, dan analisis bahasa.
Fenomenologi adalah salah satu tradisi besar dalam sejarah filsafat abad ke-20. Dalam
perkembangan lebih lanjut, fenomenologi tidak dilihat seperti doktrin unitaris ataupun mazhab
filsafat, melainkan lebih pantas dilihat sebagai gaya berpikir atau sebuah metode yang melibatkan
pengalaman terbuka yang terus-menerus diperbaharui.
3
Sehingga upaya mendefinisikan fenomenologi tidak dapat pernah cukup dan bahkan upaya yang
paradoksal karena tiadanya fokus tematik yang mendirikan fenomenologi itu sendiri.
Fenomenologi juga mempengaruhi karya di luar lingkar pengaruh filsafatnya seperti pada filsafat
ilmu, psikiatri, estetika, moralitas, teori sejarah, dan antropologi eksistensial.
Tugas utama fenomenologi menurut Husserl adalah menjalin keterkaitan manusia dengan
realitas. Bagi Husserl, realitas bukan suatu yang berbeda pada dirinya lepas dari manusia yang
mengamati. Realitas itu mewujudkan diri, atau menurut ungkapan Martin Heideger, yang juga
seorang fenomenolog: “Sifat realitas itu membutuhkan keberadaan manusia”
Filsafat fenomenologi berusaha untuk mencapai pengertian yang sebenarnya dengan cara
menerobos semua fenomena yang menampakkan diri menuju kepada bendanya yang sebenarnya.
Usaha inilah yang dinamakan untuk mencapai “Hakikat segala sesuatu”.
5
Edmund Husserl, dalam karyanya, The Crisis of European Science and Transcendental
Phenomenology, menyatakan bahwa konsep “dunia kehidupan” (lebenswelt ) merupakan konsep
yang dapat menjadi dasar bagi (mengatasi) ilmu pengetahuan yang tengah mengalami krisis
akibat pola pikir positivistik dan saintistik, yang pada prinsipnya memandang semesta sebagai
sesuatu yang teratur – mekanis seperti halnya kerjas mekanis jam.
Akibatnya adalah terjadinya ‘matematisai alam’ dimana alam dipahami sebagai keteraturan
(angka-angka). Pendekatan ini telah mendehumanisasi pengalaman manusia karena para saintis
telah menerjemahkan pengalaman manusia ke formula-formula impersonal
Dunia kehidupan dalam pengertian Husserl bisa dipahami kurang lebih dunia sebagaimana
manusia menghayati dalam spontanitasnya, sebagai basis tindakan komunikasi antar subjek.
Dunia kehidupan ini adalah unsur-unsur sehari-hari yang membentuk kenyataan seseorang, yakni
unsur dunia sehari-hari yang ia alami dan jalani, sebelum ia menteorikannya atau
merefleksikannya secara filosofis. Konsep dunia kehidupan ini dapat memberikan inspirasi
yang sangat kaya kepada ilmu-ilmu sosial, karena ilmu-ilmu ini menafsirkan suatu dunia, yaitu
dunia sosial. Dunia kehidupan sosial ini tak dapat diketahui begitu saja lewat observasi seperti
dalam eksperimen ilmu-ilmu alam, melainkan terutama melalui pemahaman (verstehen ). Apa
yang ingin ditemukan dalam dunia sosial adalah makna, bukan kausalitas yang niscaya. Tujuan
ilmuwan sosial mendekati wilayah observasinya adalah memahami makna. Seorang ilmuwan
sosial, dalam hal ini, tidak lebih tahu dari pada para pelaku dalam dunia sosial itu. Oleh karena
itu, dengan cara tertentu ia harus masuk ke dalam dunia kehidupan yang unsur-unsurnya ingin ia
jelaskan itu. Untuk dapat menjelaskan, ia harus memahaminya. Untuk memahaminya, ia harus
dapat berpartisipasi ke dalam proses yang menghasilkan dunia kehidupan itu.
6
Kontribusi dan tugas fenomenologi dalam hal ini adalah deskripsi atas sejarah lebenswelt
(dunia kehidupan) tersebut untuk menemukan ‘endapan makna’ yang merekonstruksi kenyataan
sehari-hari. Maka meskipun pemahanan terhadap makna dilihat dari sudut intensionalitas
(kesadaran) individu, namun ‘akurasi’ kebenarannya sangat ditentukan oleh aspek intersubjektif.
Dalam arti, sejauh mana ‘endapan makna’ yang detemukan itu benar-benar di rekonstruksi dari
dunia kehidupan sosial, dimana banyak subjek sama-sama terlibat dan menghayati.
menempatkan fenomena sosial sebagai sistem simbol yang harus dipahami dalam kerangka
konteks sosio-kultur yang membangunnya. Ini artinya unsur subjek dilihat sebagai bagian tak
terpisahkan dari proses terciptanya suatu ilmu pengetahuan sekaligus mendapatkan dukungan
metodologisnya.
7
BAB 3
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa fenomenologi merupakan suatu
metode analisa juga sebagai aliran filsafat, yang berusaha memahami realitas sebagaimana
adanya dalam kemurniannya. Terlepas dari kelebihan dan kekurangannya, fenomenologi telah
memberikan kontribusi yang berharga bagi dunia ilmu pengetahuan. Ia telah mengatasi krisis
metodologi ilmu pengetahuan, dengan mengembalikan peran subjek yang selama ini
Fenomenologi berusaha mendekati objek kajiannya secara kritis serta pengamatan yang
cermat, dengan tidak berprasangka oleh konsepsi-konsepsi manapun sebelumnya. Oleh karena
itu, oleh kaum fenomenolog, fenomenologi dipandang sebagai rigorous science (ilmu yang
ketat).
8
DAFTAR PUSTAKA
Adian, Donny Gahral, 2001, Matinya Metafisika Barat, Jakarta: komunitas Bambu.
Connolly, Peter, (Ed.), 2002, Approaches to the Study of Religion, Terj. Imam Khoiri, Aneka
Pendekan Studi Agama, Yogyakarta: LkiS.
Delgaauw, Bernard, 2001, Filsafat Abad 20, terj. Soejono Soemargono, Yogyakarta: Tiara
Wacana.
Ghazali, Adeng Muchtar, 2005, Ilmu Studi Agama, Bandung: Pustaka Setia.
Kasiram, Moh., 2003, Strategi Penelitian Tesis Program Magister by Research, Malang: Program
Pascasarjana UIIS Malang.
Muslih, Moh., 2005, Filsafat Ilmu: Kajian Atas Asumsi Dasar, Paradigma dan Kerangka Teori
Ilmu Pengetahuan, Yogyakarta: Belukar.
Sills, David L., (Ed.), 1968, International Encyclopedia of the Social Sciences, London: Crowell
Collier & Macmillan, Inc.
Sutrisno, FX. Mudji , dan F. Budi Hardiman, (Eds.), 1992, Para Filsuf Penentu Gerak Zaman,
Yogyakarta: Kanisius.
9