Disusun oleh :
KELOMPOK 10
KELAS : KPI C
2022/2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Dengan menyebut nama Allah Swt. yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kami
panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-
Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ilmiah tentang “HUBUNGAN
ANTARA DIGITAL DIVIDE DENGAN KNOWLEDGE DIVIDE ”. Makalah ini sudah kami susun dengan
maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
Sholawat dan salam kita haturkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad saw. yang telah
mendakwahkan ajaran islam sehingga umat manusia mengetahui hal-hal yang di ridhoi oleh
Allah dan yang dimurkai-Nya. Terlepas dari segala hal tersebut, kami sadar sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya
kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan
Wassalamu’alaikum wr.wb
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................. i
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 1
ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini berkembang sangat pesat
sehingga penggunaan teknologi sudah bisa diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan. Kemajuan
di bidang komputer dan Internet makin mempercepat terjadinya perubahan yang besar dalam cara
manusia berkomunikasi, bersosialisasi dan mencari informasi menjadi lebih mudah dengan
teknologi yang semakin canggih.
Kehidupan manusia saat ini dimudahkan dengan kecanggihan teknologi informasi sehingga
manusia bisa berkomunikasi dan berbagi informasi dengan mudah dan cepat melalui Internet,
kapan saja dan darimana saja. Seolah sudah tidak ada lagi batasan ruang dan waktu dalam
berkomunikasi, mencari, dan bertukar informasi.
Perubahan yang terjadi saat ini membawa dampak yang luar biasa terhadap institusi
pengelola informasi seperti perpustakaan, media cetak, dan lain sebagainya. Perpustakaan harus
menangkap peluang ini dengan memanfaatkan kemajuan teknologi ini untuk meningkatkan produk
dan layanan informasi bagi pengguna mereka.
Negara-negara maju, dengan ekonomi dan sistem pendidikan yang jauh lebih mapan, telah
menangkap peluang ini dan memanfaatkannya dengan memproduksi informasi digital dalam
volume yang besar. Sebaliknya masyarakat di negara-negara berkembang, khususnya Indonesia,
cenderung hanya menjadi konsumen informasi. Sebagian besar masyarakat Indonesia sudah
merasa puas menggunakan Internet untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka. Hal ini
berakibat pada terjadinya digital divide baik dalam artian akses dan kemampuan untuk
memanfaatkan TIK (komputer dan Internet), maupun dalam artian kemampuan untuk
mengimbangi produksi informasi digital dari negara-negara maju. Kondisi ini telah memunculkan
efek samping yang tidak diharapkan, bahkan mungkin oleh negara-negara maju itu sendiri, yaitu
munculnya hegemoni dalam media masa negara-negara maju terhadap negara-negara
berkembang.
Perkembangan teknologi banyak mempengaruhi beragam tatanan kehidupan masyarakat.
Pada dasarnya, telematika dinilai sangat penting tak saja karena potensi generiknya sebagai
productivity tool dalam penciptaan nilai tambah tetapi juga enabling tool bagi semua masyarakat.
Karenanya, kesenjangan dalam hal ini berpotensi melahirkan persoalan kesenjangan baru dalam
masyarakat atau memperparah persoalan kesenjangan yang ada, terutama di negara berkembang
atau kelompok
masyarakat/daerah yang relatif tertinggal. Digital divide atau senjang digital mengacu pada
kesenjangan atau jurang yang menganga di antara mereka yang dapat mengakses teknologi
informasi (TI) dan mereka yang tidak dapat melakukannya. Ketidakseimbangan ini bisa berupa
ketidakseimbangan yang bersifat fisik (tidak mempunyai akses terhadap komputer dan perangkat TI
lain) atau yang bersifat keterampilan yang diperlukan untuk dapat berperan serta sebagai warga
digital. Jika pembagian mengarah ke kelompok, maka senjang digital dapat dikaitkan dengan
perbedaan sosial-ekonomi (kaya/miskin), generasi (tua/muda), atau geografis
(perkotaan/pedesaan). Sejalan dengan berkembangnya dan makin tidak terpisahkannya Internet
dengan TI, maka digital divide mencakup juga ketidakseimbangan akses terhadap dunia maya.
Jadi, digital divide atau “kesenjangan digital” sebenarnya mencerminkan beragam
kesenjangan dalam pemanfaatan telematika dan akibat perbedaan pemanfaatannya dalam suatu
negara dan/atau antar Negara.
1
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
2) Menambah pengetahuan dan wawasan tentang kesenjangan digital dan pengetahuan teknlogi
informasi dalam kehidupan masyarakat.
2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Digital Divide
Menurut Eszter Hargittai dari Princeton University dalam papernya yang berjudul The
Digital Divide and What To Do About It, menyatakan definisi mengenai Digital divide sebagai berikut
:
• Digital divide merupakan sebuah bentuk dan kondisi kesenjangan (gap) diantara masyarakat
yang memiliki akses secara fisik ke dalam teknologi – teknologi digital dengan masyarakat yang
tidak memiliki akses sama sekali maupun akses terbatas ke dalam teknologo-teknologi digital
tersebut.
• Digital divide merupakan sebuah bentuk dan kondisi kesenjangan (gap) di antara masyarakat
yang tahu (melek/memiliki pengetahuan) terhadap teknologi digital dengan masyarakat yang
tidak tahu sama sekali (buta) teknologi digital.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa Digital divide merupakan suatu
kondisi kesenjangan yang terjadi pada masyarakat di daerah atau negara manapun, yang
mengalami kesenjangan (gap) antara masyarakat yang memiliki akses secara fisik ke dalam
teknologi - teknologi digital (beserta pengetahuan yang mereka peroleh didalamnya) dengan
masyarakat yang tidak memiliki akses sama sekali ataupun akses terbatas, serta diikuti dengan
pengetahuan yang masing kurang (bahkan tidak memiliki pengetahuan sama sekali) terhadap
teknologi -teknologi digital tersebut.
5
2.6 Faktor Penyebab Knowledge Divide
1) Ketidakmerataan akses internet
5) Minat baca tulis dan berbagi pengetahuan yang kurang pada diri masyarakat
6
3) Perbaikan dan Penambahan Infrastruktur oleh Pemerintah
Infrastruktur yang lengkap, terjangkau, dan memadai, akan memudahkan didalam
proses penghapusan Digital Divide dan Knowledge divide. Untuk itulah, perlu sekali peranan
pemerintah (pusat dan daerah) didalam menyediakan infrastruktur yang memadai ke seluruh
wilayah pemerintahannya (termasuk juga dalam hal ini untuk pedesaan, pelosok, dan wilayah-
wilayah luar/perbatasan).
• Menghapus sejumlah masyarakat yang buta huruf, buta internet, buta komputer, buta
teknologi informasi.
• Membiasakan masyarakat pedesaan dan pelosok untuk menulis.
• Membudayakan untuk pemanfaatan sistem operasi Linux dan aplikasi-aplikasi untuk
kegiatan berkomputer sehari-haribagi masyarakat desa/pelosok.
• Berbagai kegiatan administrasi desa dapat dapat dilakukan secara digital
Dengan demikian, apabila upaya-upaya di atas dapat dilakukan dengan konsisten maka
Digital divide dan Knowledge divide dapat terhapus. Selain itu, diperlukannya kerjasama yang
baik antara pemerintah, masyarakat, swasta, dan akademisi di dalam bahu-membahu
menghapus Digital divide dan Knowledge divide tersebut.
7
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di era globalisasi saat ini, kebutuhan akan teknologi informasi dan komunikasi meningkat
pesat, setiap negara (termasuk Indonesia) diharuskan dapat memberikan pelayanan dan
penyuluhan pengetahuan yang berbasis digital kepada masyarakat dengan tujuan untuk
memeratakan pengetahuan serta penerapan teknologi bagi seluruh masyarakat.
Saat ini banyak masyarakat desa yang kurang mengetahui dan memahami penerapan
teknologi informasi karena keterbatasan pengetahuan sehingga menyebabkan adanya kesenjangan
digital (digital divide) dan kesenjangan pengetahuan (knowledge divide). Oleh karena itu,
perkembangan negara tersebut menjadi lambat karena ketidakmerataan sumber daya manusia nya.
Upaya – upaya mengurangi kesenjangan digital dan pengetahuan sangat dibutuhkan
sehingga masyarakat di daerah pelosok dapat menerapkan teknologi informasi dalam kehidupan
dan sumber daya manusia menjadi lebih berkualitas. Selain itu, diperlukannya kerjasama yang baik
antara pemerintah, masyarakat, swasta, dan akademisi di dalam bahu-membahu menghapus
Digital divide dan Knowledge divide tersebut.
3.2 Saran
Adapun saran yang penulis berikan dalam makalah ini adalah :
1) Dapat memberikan penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat desa sehingga bisa
menerapkan teknologi dalam kehidupannya.
3) Memulai sosialisasi dan digitalisasi dari diri sendiri, keluarga dan lingkungan
sekitar.
8
DAFTAR PUSTAKA
Pratama, IPAE. Komputer dan Masyarakat. Informatika. Bandung. 2014.
https://risma6496.wordpress.com/2016/08/02/digital-divide-dan-knowledge-divide/
Diakses pada tanggal 12 Maret 2020
http://sarirouti.blogspot.com/2016/07/hubungan-antara-digital-divide-dan.html
Diakses pada tanggal 12 Maret 2020
Eszter Hargittai. The Digital Divide and What To Do About It. Princeton University.2003
http://www.eszter.com/research/pubs/hargittai-digitaldivide.pdf