Disusun Oleh:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat,karunia serta taufiknya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini sebatas
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterimakasih kepada
Bapak Dr.M.Mona Adha,M.Pd. Selaku Dosen mata kuliah Ilmu Kewarganegaraan
Yang telah memberikan tugas ini kepada kami .
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengertian warga negara digital dalam
kontruksi global .kami juga menyadari sepenuh nya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan .untuk itu ,kami
berharap adanya kritik ,saran dan usulan.demi perbaikan di masa akan datang
,mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat di pahami bagi siapa pun yang membaca
sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang lain yang membacanya. sebumnya kami mohon maaf terdapat kesalahan fakta
tentang perkataan-perkataan yang kurang berkenang dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan dimasa yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ............................................................................................
1.2 Tujuan ........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian warga di era digital ...................................................................
2.1.1 Dampak perkembangan teknologi pada era digital ...........................
2.1.2 Sikap yang di ambil untuk menyikapi kebaikan teknologi
Pada era digital ..................................................................................
2.1.3 Pengertian kewarganegaraan digital menurut para ahli ....................
2.1.4 9 elemen kewarganegaraan digital ....................................................
2.1.5 Konsep kewarganegaraan digital ......................................................
2.1.6 Pelanggaran kewarganegaraan digital ...............................................
2.2 Perubahan dan perkembangan warga negara .............................................
2.2.1 Kearifan lokaldan inovasi digital di daerah ......................................
2.2.2 Pahlawam digital daerah
2.2.3 Komunikasi pembangunan di era digital melalui e-government
Dalam pelayanan publik dan pemberdayaan.....................................
2.2.4 Waga negara digital sebagai intrumen warga negara global
(Penelitian grounded theory tentang dampak kemajuan tik
Terhadap praktik kewarganegaraan) ...............................................
2.2.5 Urgensi pengembangan infrastruktur .................................................
Pengguna android tidak di gunakan pada orang tua saja sekarang banyak
anak-anak sudah mengenal androit namun ada pula yang menggunakan androit
tersebut hanya semata-mata untuk main games ada juga yang sifat nya positif
yang mengelola android semata -mata tidak hanya untuk bermain game tetapi
juga untuk bisnis.
1.2 Tujuan
PEMBAHASAN
Sistem digital mengacu pada bentuk bahasa binari, di mana kata dalam sistem
tersebut disebut bits, yang terdiri dari urutan angka 0 dan 1. Sistem bits) dan
sampling dan quantizing (membuat sampel gelombang suara dan mengaturnya
dalam interval yand disesuaikan berdasarkan kecepatan tertentu)sehingga
hasilnya lebih jernih, akurat dan tidak mengalami delayed sinyal
(sinyaltunda),(Carlin, 2010:230). Menurut Communication Technology Timeline
yang dikutip Dan Brown, berbagai jenis media elektronik di dunia mulai
merebak pada awal tahun 1880an dimulai dengan alat komunikasi telepon, tape-
recorder, radio.Barang elektronik lainnya seperti televisi, TV kabel, telepon
selular baru mulai digunakan oleh banyak masyarakat sekitar tahun 1940 -
1970an (Grant, 2010: 10). Teknologi komunikasi dari media elektronik pada
awalnya masih menggunakan sistem analog, dan baru beralih ke sistem digital
dengan ditandai hadirnya transformasi produk media seperti e-book, internet,
koran digital, e-library, e-shop dsb.
Masa ini juga sering disebut sebagai revolusi digital. Menurut wartawan Suara
Merdeka, Muhamad Irsyam dalam artikelnya “Revolusi Digital dan Perilaku
Konsumen” pada bulan 11 November 2013, revolusi digital ini telah dimulai
pada awal tahun 1990an di dunia. Dengan mengingat prinsip-prinsip sistem
digital tadi, maka era digital merupakan era di mana aliran informasi melalui
media-media komunikasi bersifat jelas, akurat dan cepat.
Berbicara tentang kemajuan teknologi yang pada hal ini lebih terfokus kepada
media sosial, tentu memiliki dampak yang positif dan negatif dari
perkembangannya tersebut. Diantara dampak positif yang bisa di dapat adalah
sebagai berikut :
2.1.2 Sikap yang diambil untuk Menyikapi Kehadiran Teknologi pada Era
Digital.
Kita hidup di era digital, di era internet, dan di era informasi. Berbagai
informasi berkembang dengan bebas dan kita tidak dapat menghindarinya,
tinggal kini bagaimana sikap yang dapat kita ambil untuk menyikapi kehadiran
teknologi. Ada 3 sikap yang bisa kita ambil diantaranya:
1. Membatasi Teknologi dan Internet.
Ada sebagian orang yang menolak kehadiran dari internet karna internet
dianggap sebagai ancaman yaitu kejahatan yang merajalela, dan pornografi yang
merajalela sehingga meracuni pikiran generasi muda. Pandangan yang seperti ini
tak secara lengkap memandang tentang adanya internet, karna dibalik itu ada
juga dampak positif yang dapat diambil.
Pengertian kewarganegaraan digital menurut para ahli dapat kita simak sebagai
berikut.
1. Mossberger
2. Rible
Sementara Rible (2013) mengartikan kewarganegaraan digital adalah sarana
yang dapat membantu guru, orangtua atau siapapun itu dalam penggunaan
teknologi untuk kepentingan sehari-hari dan digunakan secara sewajarnya saja.
Jika tidak dilakukan secara wajar, maka dapat menimbulkan ketergantungan.
3. Mike Ribble
Maka kewarganegaraan Mike Ribble mengartikan pentingnya kewarganegaraan
digital dikalangan pelajar di tengah arus pesat pertumbuhan teknologi. Digital
perlu diperkenalkan agar mereka menguasai kompetensi digital dalam konteks
demokrasi partisipatori. Agar mereka menjadi pengguna yang cerdas dan tidak
latah dengan informasi yang belum tentu kebenarannya.
4. Amman
Menurut Amman, kewarganegaraan digital memiliki lima indikator penting yang
dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran, yaitu sikap positif-kritis siswa,
motivasi belajar, kinerja pendidik selama di kelas, sarana pembelajaran dan
suasana . Jika dari beberapa indikator di atas tidak terkontrol, maka penggunaan
digital citizenship justru bisa mempengaruhi output peserta didik.
6. Collier
Sementara Collier 2019 mendefinisikan cara berpikir kritis dan pilihan-pilihan
etis tentang konten yang dipublikasikan lewat media digital, termasuk melihat,
menulis sesuatu yang dipublikasikan secara digital.
1. Digital Access
Keterbukaan dan kesempatan yang diberikan kepada warga negara yang lebih
terbuka di dunia digitalisasi. Dimana teknologi menawarkan efisiensi yang
lebih efektif dan efisien.
2. Digital commerce
3. Digital Communication
4. Digital Literacy
Digital literacy adalah interaksi secara digital yang memanfaatkan teknologi
yang sudah ada saat ini. Adapun tujuan dari digital literacy, yaitu
penggunaan lebih tepat sasaran, dan penyebaran yang lebih luas.
5. Digital Etiquette
6. Digital Law
9. Digital Security
Unsur yang terakhir adalah digital security, dimana data dan informasi yang
dibagikan secara digital seharusnya dilindungi. Tentu saja agar bisa
melahirkan keamanan ini dibutuhkan kehati- hatian dan pengetahuan. Kita
tahu bahwa sekarang ada banyak hacker, kita pun bisa meminimalisir
potensi terjadinya hal-hal seperti itu.
Itulah kesembilan elemen kewarganegaraan digital yang tidak kalah
penting untuk dipelajari dan dicatat. Pastikan agar kita lebih berhati-hati
dalam memanfaatkan media sosial tanpa menganggu ketenangan dan hak
orang lain.
Relasi internasional dan berkontribusi dalam masyarakat global.
Ketiga, apabila warga negara digital dapat mengola dan mengunakan
informasi tentang perkembangan globa, maka warga neagra digital akan
memunculkan kesadaran global, Sehingga warga Negara digital memiliki
kesempatan yang besar untuk berpartisipasi mengatasi isu global.
1. Empati
Majunya teknologi tidak menggambarkan majunya moral pengguna digital.
Atau mungkin karena akses dan publikasi saat ini terlalu terbuka, dan menjadi
konsumsi public. Sehingga memicu pengguna lain secara kematangan tidak bisa
mengontrol diri, sehingga menyebabkan mudah memperolok dan berkata kasar
lewat media sosial sehingga memicu terjadinya konflik dan debat yang
sebenarnya tidak perlu.
Kasus perang netizen inilah yang akhirnya muncul istilah netizen selalu
benar. Karena apapun yang dilakukan orang lain salah di mata netizen. APabila
setiap netizen memiliki rasa empati yang tinggi, maka tidak akan terjadi
kesemrawutan di dMemang jika dibandingkan 40 tahun yang lalu dengan orang
jaman sekarang, nilai empati cenderung menurun. Atau mungkin, sebenarnya
masih banyak orang yang berempati, akibat kebebasan digital yang digunakan
kurang tepat, menutup orang-orang yang berempati tinggi. Sehingga, seolah-olah
mereka sudah tidak ada lagi. unia digital, terutama di media sosial. Memang jika
dibandingkan 40 tahun yang lalu dengan orang jaman sekarang, nilai empati
cenderung menurun. Atau mungkin, sebenarnya masih banyak orang yang
berempati, akibat kebebasan digital yang digunakan kurang tepat, menutup
orang-orang yang berempati tinggi. Sehingga, seolah-olah mereka sudah tidak
ada lagi.
Padahal cara kerja internet jika dimanfaatkan dengan baik memberikan dampak
positif juga bagi penggunannya. Namun jika salah penggunaannya, maka akan
buruk juga hasilnya. Cara kerja internet akan memberikan pengaruh sesuai yang
dijalankan oleh seseorang individu.
Sementara sekarang? Kita harus sangat berhati-hati. Kini banyak akun palsu,
banyak buzzer bayaran yang berfungsi mengiring opini pengguna internet.
Ironisnya lagi, masalah popularitas bisa disetting dengan cara membuat sensasi
dan settingan.
Kita tahu bahwa Indonesia bukanlah Negara maju yang dari segi perspektif
pikiran kita masih biasa-biasa saja. Dimana otak kita hanya 20% yang
dimaksimalkan, sementara di Negara maju masyarakatnya sudah
memaksimalkan otak mereka hingga 80%. Maka tidak heran jika kita sebenarnya
juga mengalami kesenjangan dalam penguasaan teknologi maju.
Mungkin ada yang tidak terima sebagai Negara yang malas? Itu sah-sah saja.
Realitanya, kita hanya sebagai konsumen yang hanya memanfaatkan teknologi
yang sudah ada, dan kita juga belum mampu menciptakan teknologi tandingan
yang diakui dunia.
Meskipun demikian, bukan berarti kita tidak bisa. Kita bisa jika kita mau dan
sedikit lebih kritis. Setidaknya dengan cara mengubah sudut pandang kita, tidak
mudah latah dan memanfaatkan digital yang ada dengan hal-hal yang positif dan
membangun.
Belum lagi berita-berita yang sebenarnya sepele dan tidak ada selling pointnya,
namun oleh beberapa penulis (biasanya portal berita web dan youtube)
menggoreng berita tersebut. sehingga tidak hanya merugikan orang yang
bersangkutan, tetapi secara jangka panjang hanya membuang waktu bagi
pembacanya.
Jika kita perhatikan di era digitalisasi seperti sekarang, saya sering menemukan
beberapa portal berita yang isinya memberitakan dari channel youtube yang
bersangkutan. Memang cara ini tidak salah, namun jika dibandingkan model
pencarian berita jaman dulu sudah jauh bergeser.
Dua puluh tahun yang lalu, para jurnalis benar-benar harus terjun ke lapangan
dan bertemu langsung kepada narasumber agar bisa menjadi berita. Sekarang?
cukup menonton channel youtube sudah menjadi berita. Secara pribadi,
kreativitas dan usaha untuk mendapatkan berita yang eksklusif kurang
tersampaikan.
3. Penipuan Online
Siapa nih yang suka beli online? Barangkali pernah ditipu oleh penjual? Atau
kamu mengikuti iseng-iseng berhadiah di media sosial, ternyata penipuan juga?
sebenarnya ada banyak sekali kasus penipuan online. Upaya menghindari
penipuan tersebut, kita harus berhati-hati.
Jika perlu kepo dulu, survey dulu, Tanya-tanya dulu. Bahkan jika perlu, riwayat
chat sebelum barang atau apapun itu harus disimpan terlebih dahulu. Jika
ternyata itu penipuan, kita sudah punya riwayatnya.
Tetapi juga dimanfaatkan oleh oknum atau komunitas tertentu untuk menyebar
berita kebencian. Dimana berita yang disebar inilah yang mencari bibit-bibit
pengikut golongan tertentu. Itu sebabnya dibutuhkan kontrol diri dan
pengetahuan agar tidak mudah terprovokasi dengan berita- berita tidak jelas
seperti kebencian.
5. Pembajakan
Salah satu contoh kasus yang sekarang bergulir, masalah Warkopi dengan
Warkop DKI. Setidaknya dari kasus ini kita belajar tentang apa itu HKI. Itulah
ulasan tentang kewarganegaraan digital. Semoga sedikit ulasan di atas
memberikan wawasan dan manfaat.
1. Bidang Ekonomi
2. Bidang Informasi
Banyak yang mengatakan, era digital merupakan gudangnya berbagai
informasi. Kenapa tidak? Dengan teknologi digital, sekarang kita bisa
melakukan komunikasi dengan orang lain walaupun jaraknya sangat jauh. Kita
bisa menambah pertemanan dengan orang lain, berbagi infomasi tentang
daerahnya seperti budaya,kuliner, kearifan lokal dan lain-lain yang dimana
menjadikan teknologi digital menjadikan pusatnya informasi.
3. Bidang Hiburan
4. Bidang Pendidikan
Era digital yaitu suatu masa dimana kehidupan masyarakatnya menggunakan system
digital dalam kehidupa sehari-harinya.Dampak yang ditimbulkan dari perkembangan
teknologi pada era digital dapat dibagi menjadi dampak yang positif dan negative
dimana kita harus pintar-pintar memilah agar kita bisa mendapatkan dampak
positifnya bukan sebaliknya.Ada 3 sikap yang bisa diambil untuk menyikapi
kemajuan teknologi pada era digital, dan ambil yang sesuai dengan kebutuhan kita.
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas penulis ingin memberikan saran agar kita lebih
bijaksana dalam menyikapi tentang perkembangan teknologi saat ini. Agar dengan
adanya perkembangan teknologi yang semakin pesat dapat membawa dampak yang
positif bagi kita.
Daftar Pustaka
McQuail, Denis. 1987, Mass Com Nasution, Robby, Darwis. 2016. Pengaruh
Kesenjangan Digital terhadap Pembangunan Pedesaan. Jurnal Penelitian
Komunikasi dan Opini Publik. Vol 20 (1): 31-44
Pamungkas, Cahyo. 2015. Global Village dan Globalisasi dalam Konteks Ke-
Indonesiaan. JurnalGlobal dan Strategis.Vol 9 (2) : 245-261
Pamungkas, Cahyo. 2015. Global Village dan Globalisasi dalam Konteks Ke-
Indonesiaan. JurnalGlobal dan Strategis.Vol 9 (2) : 245-261