DISUSUN OLEH
KELOMPOK 11
1. Ahmad Jailani 212101090007
2. Awalia Khansa Balqist 212101090003
3. Ira Yulianti 211101090049
4. Laela Nur Arini 211101090047
Assalamu’alikum wr.wb
Puji syukur kita hantarkan kepada Allah SWT yang mana atas berkat dan
pertolongan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.Terimakasih juga saya
ucapkan kepada dosen pembimbing. Bapak Ach.Barocky.Zaimina.S.Pd.I.,M.S.I
yang turut membimbing kami sehingga bisa menyelesaikan makalah ini sesuai
waktu yang telah di tentukan.Terimakasih juga kepada teman-teman yang turut
andil dalam terselesaikanya makalah ini.
Sholawat serta salam senantiasa saya haturkan kepada suri tauladan kita
Nabi Muhammad SAW yang selalu kita harapkan syafaatnya di hari kiamat
nanti.Makalah yang ini kami buat dalam rangka untuk memperdalam pengetahuan
dan pemahaman mengenai pengertian ejaan,sejarah serta fungsinya.Makalah ini
juga dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat.Dengan segala
keterbatasan yang ada,penulis telat berusaha dengan segala daya dan upaya guna
menyelesaikan makalah ini.Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna.Oleh karena itu,penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.Atas kritik
dan saranya saya ucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum wr.rb
i
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3
3.1 Kesimpulan......................................................................................................10
3.1 Saran................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Tradisi pemikiran barat saat ini mrupakan paradigm bagi pengembangan budaya
barat dengan implikasi yang sangat luar dan mendalam disemua segi dari seluruh
kehidupan. Memahami tradisi pemikiran barat sebagaimana tercermin dalam pandangan
filsafatnya merupakan kearifan sendiri. Karena kita akan dapat melacak segi-segi positifnya
yang layak kita tiru dan sisi-sisi negatifnya untuk tidak kita tiru.
Namun, pada zaman tersebut orang-orang tetap mencari alternatifnya agar keluar
dari dominasi greja. Pada akhirnya ada juga seorang pemberani yang sanggup melawan arus
deras itu, yaitu seorang tokoh yang bernama Descartes.
3
Pada zaman abad modern, para filosof zaman ini menjadikan manusia sebagai pusat
analisis filsafat, maka corak filsafat zaman ini lazim disebut antroposentris. Filsafat barat
modern yang demikian memiliki corak yang berbeda dengan filsafat abad pertengahan.
Letak perbedaan itu terutama pada otoritas kekuasaan politik dan ilmu pengetahuan. Pada
zaman modern otoritas kekuasaan itu terletak pada kemampuan akal manusia itu sendiri.
Manusia pada zaman modern tidak mau diikat oleh kekuasaan manapun, kecuali oleh
kekuasaan yang ada pada dirinya sendiri yaitu akal.
1.2 Tujuan
1. Agar mengetahui tentang pengertian postmodernisme dalam aliran filsafat pendidikan
islam
2. Agar bisa mengetahui dan memahami tentang konsep dasar postmodernisme dalam
aliran filsafat pendidikan islam.
3. Agar dapat mendalami konsep-konsep dasar tentang persoalan persoalan pokok filsafat
postmodernisme, khususnya mengenai rasionalitas, plurarisme, bahasa, dan metafor
4
BAB II
PEMBAHASAN
Postmodernisme merupakan cabang dari aliran ilmu filsafat yang mana berisi tentang
pemikiran baru yang mengabaikan pemahaman-pemahaman dari aliran filsafat sebelumnya
yang masih berupa imajiner dan realistis sekaligus berisikan tentang permasalahan dari
Modernisme sebelum paham postmodernisme ini lahir yang mana telah mengalami
kegagalan dalam
mengembangkan kemajuan pengetahuan dan sosial manusia. Postmodernisme memiliki
kandungan yang lebih daripada pengetahuan dan ide-ide yang bersifat maju atau modern
tetapi paham tersebut muncul dari postmodernisme itu sendiri. Paham ini telah memengaruhi
banyak bidang pendidikan kontemporer, terutama filsafat, pendidikan, studi wanita, dan
sastra. Sangat meresap sehingga istilah postmodern adalah umum dalam bahasa biasa.
Postmodernisme berpendapat bahwa periode sejarah modern telah berakhir dan bahwa
kita sekarang hidup di era postmodern. Memulai sebuah filosofi yang disebut fenomenologi,
Heidegger memerhatikan kebenaran subjektif dari diri manusia sendiri tentang kenyataan
atau realitas dari intuisi mereka, persepsi, dan refleksi ketika mereka berinteraksi
dengan fenomena.
Postmodernisme memiliki beberapa hasil studi dalam pembangunan psikologi dan
metode pendidikan. Postmodernis dan para filsuf menyetujui perihal ide membuat atau
membentuk keyakinan kita tentang pengetahuan dari pengalaman kita. Oleh karena itu
peserta didik membuat pandangan mereka tentang pengetahuan dengan berinteraksi dengan
lingkungan mereka. Pengetahuan merupakan sebuah konstruksi manusia, tidak pernah
5
lengkap tetapi bersifat sementara, bersifat dugaan, dan dapat direvisi terus-menerus karena
pembelajar memperoleh lebih banyak pengalaman. Pembelajaran kolaboratif, berbagi
pengalaman dan ide melalui bahasa, menjadikan pengetahuan sebagai konstruksi pribadi dan
sosial.
Postmodernisme merujuk pada instruksi sebagai "representasi," yang mereka definisikan sebagai
ekspresi budaya atau diskusi yang menggunakan narasi tentang realitas dan nilai-nilai, cerita,
gambar, musik, dan konstruksi budaya lainnya. Misalnya, seorang guru dalam kelas studi sosial
yang mempresentasikan sebuah unit tentang sejarah dan kontroversi yang berkaitan dengan
imigrasi harus sadar akan buku pelajaran dan biasnya sendiri. Postmodernis mendesak guru untuk
menjadi sadar akan peran kuat mereka dan secara kritis memeriksa representasi mereka kepada
siswa. Daripada hanya mengirimkan pengetahuan yang disetujui secara resmi, guru harus secara
kritis mewakili pengalaman manusia yang lebih luas tetapi lebih inklusif. Siswa berhak
mendengar banyak suara dan banyak cerita, termasuk otobiografi dan biografi mereka sendiri.
Sementara postmodernis dan pragmatis setuju bahwa kurikulum harus mencakup diskusi tentang
masalah-masalah kontroversial, postmodernis tidak menekankan metode ilmiah seperti halnya
6
pragmatis. Metode ilmiah, untuk postmodernis, mewakili meta- narasi lain yang digunakan untuk
memberi kekuatan kelompok elit atas yang lain.
7
1.3 Persoalan Pokok Filsafat Postmodernisme
1. Rasionalisme
Persoalan pertama dalam rasionalisme adalah logika, jika logikanya tumpul maka
akan timbul kebingungan serta sulit memahami dan mengerti, sebaliknya jika
logikanya dan pemikirannya tajam maka akan bisa menikmati dan mudah dalam
memahami pemikiran-pemikiran yang ada, persoalan kedua yaitu persoalan
tercampur aduknya antar rasio atau pemikiran itu sendiri, persoalan berikutnya
yaitu rasio yang memiliki kebebasan.
2. Pluralisme
Persoalan pertama di pluralisme adalah pluralisme keagamaan. Karena agama
merupakan suatu hal yang sangat sensitif sehingga menimbulkan munculnya
persoalan-persoalan dan menyebabkan terjadinya perselisihan atau perdebatan
antar agama karena mereka menganggap bahwa agamanya yang paling benar.
Persoalan kedua yaitu pluralisme dalam sosial dan budaya. Akhir-akhir ini
banyaknya kasus pembulian, kasus sara, dan bentrok antar organisasi dikarenakan
adanya perbedaan sosial, etnis maupun budaya.
persoalan ketiga yaitu pluralisme ilmu pengetahuan yakni masih banyak
masyarakat yang membedakan atau mengelompokkan pengetahuan berdasarkan
tingkat pendidikannya, serta menganggap remeh orang yang lebih rendah
pendidikannya dari pada dirinya, padahal tingkat pendidikan seseorang belum
tentu menjamin akan kebenaran ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Hal seperti
inilah yang akan menjadi pemisah antara kaum intelektual dengan kaum non
intektual.
Persoalan keempat adalah pluralisme politik, sering kali masyarakat berdebat dan
berargumen tentang perbedaan politik dan menganggap bahwa pilihannyalah yang
paling benar dan menjelekkan orang yang berbeda pilihan dengannya.
3. Bahasa
Pada era postmodern keadaan bahasa semakin menghilang. Pada era ini istilah-
istilah dalam bahasa lebih diperhalus lagi serta adanya ketidak seimbangan makna
dan tanda yang ditampilkan lewat bahasa melalui media massa yang terus
1
berkembang seiring dengan perkembangan zaman ke arah berkemajuan, yang
menyebabkan segala sesuatu menjadi tidak stabil dan tidak lagi dapat dipercaya,
karena bahasa tidak lagi bersifat apa adanya akan tetapi mengarah melebih-
lebihkan. Serta pada era ini bahasa sendiri sudah mulai punah dan lebih
menggunakan dan mengadopsi bahasa dari luar.
4. Metafor
Persoalan metafor pada era postmodernisme yaitu tidak adanya kamus atau alat
untuk menyamakan dan menentukan penafsiran makna dan kebenarannya hanya
bersifat imajinasi. Pada era ini metafor tidak menunjukkan kebenaran secara
sebenarnya, serta makna yang sebenarnya itu disenikan sehingga sulit untuk
dimengerti.
2
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Postmodernisme merupakan suatu ide baru yang menolak atau pun yang termasuk
dari pengembangan suatu ide yang telah ada tentang teori pemikiran masa sebelumnya
yaitu paham modernisme. Bagi postmodernisme, paham modernisme selama ini telah
gagal dalam menepati janjinya untuk membawa kehidupan manusia menjadi lebih baik dan
tidak adanya kekerasan. Pandangan modernisme menganggap bahwa kebenaran ilmu
pengetahuan harus mutlak serta objektif, tidak adanya nilai dari manusia.
3.1 Saran
Penulis sangat menyadari bahwa masih banyak kekurangankekurangan.dimana
kekurangannya itudari segi pengetahuan dan referensi yang penulis miliki sangatlah terbatas,
karenanya kritik dan saran dari pembaca akan sangat membantu kedepannya dalam
menyusun makalah agar kedepannya lebih baik lagi. Terimakasih.
3
DAFTAR PUSTAKA
Persoalan-persoalan pokok filsafat , artikel dibuat 2 april 2020 pukul 19.14, Diakses pada 20
November2021 pukul 09.25 wib ,
https://www.kompasiana.com/rissanurayunda/5e84ca48d541df0f33442526/persoalan-
persoalan-pokok-filsafat-postmodernisme?page=2&page_images=1