Dosen Pengampu :
Dra. Luh Dewi Pusparini, M.Ag.
Nama Kelompok :
1. I Gede Satria Raditia Winata (2111171109)
2. Ni Wayan Gek Bintang (2111171116)
3. Ni Wayan Riki Cahyani (2111171118)
4. Ni Putu Sintya Pridayanti (2111171122)
5. Ni Nyoman Prayoni Sukma Dewi (2111171123)
6. Jero Alit Satria Budi (2111171130)
ii
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu
Ucapan puji syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas rahmat nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu nya, tidak lupan kami ucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang sentantiasa membantu penulis dalam proses pembuatan
makalah ini,. Dan juga kami ucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah membantu
memberikan materi dan masukannya sehingga dapat terselesainya makalah ini.
Dengan keseriusan dan ketekunan dalam pembuatan makalah ini, harapan saya dapat
memberikan manfaat bagi teman-teman dan para pembaca, khususnya memotivasi untuk
memulai menulis makalah lain seperti ini. Serta dapat menjadi pembelajaran bagi penulis
dalam pembuatan sebuah makalah kembali.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam
penyusunan makalah ini, baik dari segi materi maupun dari tata bahasa. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka penulis menerima kritik dan saran dari teman-teman demi perbaikan
makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini, dapat menjadi inspirasi bagi teman-teman dan pembaca,
unuk memuali berkarya khususnya dalam hal tulis menulis.
Om Santih, Santih, Santih, Om
JUDUL .......................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………………………………...….1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................... 1
BAB II
PEMBAHASAN…………………………………………………………………………..…..2
2.1 Perkembangan Ilmu atau Filsafat Di Indonesia ……………………………………….....2
2.2 Objek Filsafat Ilmu Di Indonesia…………………………………………………….…....2
2.3 Metode Filsafat Ilmu Di Indonesia……………………………………………………...…3
2.4 Ciri – ciri Filsafat Ilmu Di Indonesia…………………………………………………..….4
2.5 Asal dan Peranan Filsafat Ilmu Di Indonesia…………………………………………..….5
2.6 Pembagian ( Cabang-cabang ) Filsafat Ilmu………………………………………….…...6
2.7 Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan..........................................................................6
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................8
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1,1Latar Belakang
Secara signifikan filsafat merupakam pemahaman terhadap cara berpikir seseorang secara
historis, dalam perkembangannya filsafat sudah mulai menyebar ke berbagi negara dan
terdapat lah banyak periode periode yang muncul, namun mengingat berkembangnya zaman
penerapan filsafat atau cara berpikir yang baik sudah mulai hilang dari diri manusia . maka
dari itu kami disini akan menjelaskan beberapa objek dan metode yang bisa di lakukan
seseorang untuk menumbuhan cara berpikir kritis dengan mengamalkan ciri ciri dari filsafat
dengan benar. Sebelum melakukan pengamalan ciri ciri dari filsafat ini kita harus bisa
mengendalikan amarah kita.
Sehingga kita bisa mengetahui dan menelaah latar belakang dari perkembangan filsafat ilmu
di Indonesia. Sinergi yang dialirkan oleh metode filsafat yang kuat, yang artinya suatu alat
pendekatan untuk mencapai hakikat diri sendiri. Disini lah kita perlu pelajari sejarah dan
perkembangan filsafat di indonesia secara analisis dan semantik. Dalam memepelajari
perkembangan filsafat di indonesia kita tidak bisa meninggalkan pengertian dari filsafat yaitu
cinta kebijaksanaan dengan pembagian cabang cabang filsafat secara praktis.
Filsafat berkembang dari zaman yunani kuno dan sekarang sudah berkembang masa ke masa.
Sehingga banyak terdapat tempat tempat bersejarah pada saat dahulu di jadikan sebagai
penjara kehidupan bagi orang orang yang mempunyai sifat-sifat yang tidak baik. Jadi,dalam
makalah ini banyak menambah wawasan dan bisa di manfaatkan sebaik mungkin.
BAB 2
PEMBAHASAN
ii
ajaran tentang malaikat-malaikat dan roh (doctrina de angles et spiritibus) (Redja
Mudyahardjo, 2010).
Dorongan ingin tahu (curiosity) sebagai hasrat alamiah manusia merupakan entry point bagi
lahirnya segala ilmu pengetahuan.
ii
2.4 Ciri-Ciri Filsafat
Menurut Drs. Suyadi MP dan Drs. Sri suprapto widodonongrat ciri filsafat adalah
menyeluruh, mendasar dan spekulatif. Sedangkan Sunoto menyebutkan ciri-cirinya adalah
deskriptip, kritik atau analitik, evaluatif atau normativ, spekulatif dan sistematik.
1. Menyeluruh
Artinya, pemikiran yang luas karena tidak membatasi diri dan bukan hanya ditinjau
dari satu sudut pandang tertentu. Pemikiran kefilsafatan iangin mengetahui hubungan
antara ilmu yang satu dengan ilmu-ilmu lainnya, hubungan ilmu dengan moral, seni
dan tujuan hidup.
2. Mendasar
Artinya, pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang fundamental atau esensial
objek yang dipelajarinya hingga dapat dijadikan sebagai dasar berpijak bagi segenap
nilai dan keilmuan. Jadi tidak hanya berhenti pada periferis (kulitnya) saja, tetapi
sampai tembus ke kedalamannya.
3. Spekulatif
Artinya, hasil pemikiran yang didapat dijadikan dasar bagi pemikiran. Selanjutnya,
hasil pemikiran selalu dimaksudkan sebagai dasar untuk menjelajahkan wilayah
pengetahuan yang baru. Meskipun demikian tidak berarti hasil pemikiran kefilsafatan
itu meragukan, karena tidak pernah mencapai keselesaian.
2.5 Asal dan Peranan filsafat
1. Asal filsafat
Ada tiga peranan yang mendorong manusia untuk berfilsafat, yaitu:
Keheranan
Kesangsian
Kesadaran akan keterbatasan
Peranan filsafat
1. Pendobrak
Berabad-abad lamanya intelektualitas manusia tertawan dalam penjara tradisi dan
kebiasaan. Dalam penjara itu, manusia terlena dalam alam mistik yang penuh sesak
dengan hal-hal serba rahasia yang terungkap lewat berbagai mitos dan mite. Keadaan
tersebut berlangsung cukup lama dan kehadiran filsafat telah mendobrak pintu dan
tembok tradisi yang begitu sakral yang selama itu tidak boleh digugat. Kendati
pendobrakan itu membutuhkan waktu yang cukup panjang, kenyataan sejarah telah
membuktikan bahwa filsafat benar-benar telah berperan selaku pendobrak yang
mencengangkan.
2. Pembebas
Filsafat bukan hanya sekedar mendobrak pintu penjara tradisi dan kebiasaan yang
penuh dengan berbagai mitos dan mite itu melainkan juga merenggut manusia keluar
dari penjara itu. Filsafat membebaskan manusia dari ketidaktahuan dan
kebodohannya. Demikian pula filsafat membebaskan manusia dari belenggu cara
berpikiryang mistis dan mitis.
3. Pembimbing
Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir yang mistik mitis
denganmembimbing manusiauntuk berpikir secara rasional. Membebaskan manusia
dari cara berpikir yang picik dan dangkal dengan membbimbing untuk berpikir lebih
luas dan mendalam.
2. Kegunaan filsafat
Pada umumnya dapat dikatakan bahawa dengan belajar filsafat semakin menjadikan orang
mampu untuk menangani berbagai pertanyaan mendasar manusia yang tidak terletak dalam
wewenang metodis ilmu-ilmu khusus. Jadi filsafat membantu untuk mendalami berbagai
pertanyaan asasi manusia tentang makna realitas dan lingkup tanggung jawabnya.
Kemampuan itu dipelajarinya dari dua jalur yakni secara sistematis dan historis.
ii
filsafat barat adalah zaman kuno, zaman abad pertengahan, zaman modern dan masa kini.
Periodesasi filsafat cina adalah zaman kuno, zaman pembauran, zaman neokonfusionisme
dan zaman modern. Untuk cina adalah periode weda, biracarita, sutra-sutra dan sekolastik.
Dalam filsafat india yang penting adalah bagaimana manusia bisa berteman dengan dunia
bukan untuk menguasai dunia. Jadi, perkembangan ilmu pengetahuan sekarang ini tidaklah
berlangsung secara mendadak melainkan berlangsung secara bertahap. Karena untuk
memahami sejarah perkembangan ilmu mau tidak mau harus melakukan pembagian secara
periode yang menampilkan ciri khas tertentu.
stoisisme, menurut paham ini jagad raya ditentukan oleh kuasa-kuasa yang disebut logos.
Oleh karena itu segala kejadian menurut ketetpan yang tidak dapat dihindari.
epikurisme, segala-galanya terdiri dari atom-atom.
skepisisme, mereka berfikir bahwa bidang teoritis manusia tidak sanggup mencapai
kebenaran
eklektisisme, suatu kecenderungan umum yang mengambil berbagai unsur filsafat dari
aliran-aliran lain tanpa berhasil mencapai suatu pemikiran yang sungguh-sungguh.
neoplatoisme, yakni paham yang ingin menghidupkan kembali filsafat plato.
3. Zaman Abad Pertengahan
Pada abad pertengahan mengalami 2 periode, yaitu:
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Objek Material filsafat Yaitu suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan
pengetahuan itu atau hal yang di selidiki, di oandang atau di sorot oleh suatu disiplin ilmu
yang mencakup apa saja baik hal-hal yang konkrit ataupun yang abstrak. Segala sesuatu yang
ada itu di bagi dua, yaitu; ada yang bersifat umum (ontology) dan juga ada yang bersifat
khusus yang terbagi dua yaitu ada secara mutlak (theodicae) dan tidak mutlak yang terdiri
dari manusia (antropologi metafisik) dan alam (kosmologi).
Pengertian Epistemologi atau Pengetahuan adalah suatu istilah yang di pergunakan untuk
menuturkan apabila seseorang mengenal tentang sesuatu. Suatu hal yang menjadi
penggetahuannya adalah selalu terdiri atas unsur yang mengetahui dan diketahui serta
kesadaran mengenai hal yang ingin diketahuinya itu. Oleh karna itu penggetahuan selalu
menuutut adanya subjek yang mempunyai kesadaran untuk mengetahui tentang sesuatu objek
dan objek yang merupakan sesuatu yang dihadapinya sebagai hal ingin diketahuinya. Jadi
bisa dikatakan penggetahuan adalah hasil tahu manusia terhadap sesuatu,atau segala
perbuatan manusia untuk memahami suatu objek yang dihadapinya, atau hasil usaha manusia
untuk memahami suatu objek. Penggetahuan neosis (filsafat) Aristoteles mempunyai
pendapat yang berbeda, menurut aristoteles penggetahuan harus merupakan kenyataan yang
dpat dihindari dan kenyataan adalah sesuatu yang merangsang budi kita kemudian
mengolahnya. Penggetahuan yang umumnya merupakan kumpulan yang dinamakan rational
knowledge dipisahkan dalam 3 jenis kumpulan yaitu 1.Yang termasuk ilmu nomotesis adalah
ilmu-ilmu alam yang objeknya adalah gejala pengalaman yang dapat di ulangi terus menerus
dan hanya merupakan kasus-kasus yang mempunyai hubungan dengan suatu hukum alam.
Pengertian metodologi merupakan hal yang mengkaji perurutan langkah-langkah yang
ditempuh supaya pengetahuan yang diperoleh memenuhi pengetahuan yang ilmiah.
ii
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com , http://tutialwyh.blogspot.com,
https://ridaingz.wordpress.com/2012/07/19/perkembangannya-filsafat-ilmudi-indonesia/