Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH FILSAFAT

“PERKEMBANGAN FILSAFAT ILMU DI INDONESIA “

Dosen Pengampu :
Dra. Luh Dewi Pusparini, M.Ag.

Nama Kelompok :
1. I Gede Satria Raditia Winata (2111171109)
2. Ni Wayan Gek Bintang (2111171116)
3. Ni Wayan Riki Cahyani (2111171118)
4. Ni Putu Sintya Pridayanti (2111171122)
5. Ni Nyoman Prayoni Sukma Dewi (2111171123)
6. Jero Alit Satria Budi (2111171130)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS DHARMA ACARYA
UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS SUGRIWA DENPASAR
TAHUN AJARAN 2021 / 2022

ii
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu
Ucapan puji syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas rahmat nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu nya, tidak lupan kami ucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang sentantiasa membantu penulis dalam proses pembuatan
makalah ini,. Dan juga kami ucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah membantu
memberikan materi dan masukannya sehingga dapat terselesainya makalah ini.
Dengan keseriusan dan ketekunan dalam pembuatan makalah ini, harapan saya dapat
memberikan manfaat bagi teman-teman dan para pembaca, khususnya memotivasi untuk
memulai menulis makalah lain seperti ini. Serta dapat menjadi pembelajaran bagi penulis
dalam pembuatan sebuah makalah kembali.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam
penyusunan makalah ini, baik dari segi materi maupun dari tata bahasa. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka penulis menerima kritik dan saran dari teman-teman demi perbaikan
makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini, dapat menjadi inspirasi bagi teman-teman dan pembaca,
unuk memuali berkarya khususnya dalam hal tulis menulis.
Om Santih, Santih, Santih, Om

Denpasar, 15 maret 2022


Penyusun
DAFTAR ISI

JUDUL .......................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………………………………...….1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................... 1

BAB II
PEMBAHASAN…………………………………………………………………………..…..2
2.1 Perkembangan Ilmu atau Filsafat Di Indonesia ……………………………………….....2
2.2 Objek Filsafat Ilmu Di Indonesia…………………………………………………….…....2
2.3 Metode Filsafat Ilmu Di Indonesia……………………………………………………...…3
2.4 Ciri – ciri Filsafat Ilmu Di Indonesia…………………………………………………..….4
2.5 Asal dan Peranan Filsafat Ilmu Di Indonesia…………………………………………..….5
2.6 Pembagian ( Cabang-cabang ) Filsafat Ilmu………………………………………….…...6
2.7 Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan..........................................................................6

BAB III PENUTUP……………….....


………………………………………………………………….7
3.1 Kesimpulan ..........................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................8

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1,1Latar Belakang
Secara signifikan filsafat merupakam pemahaman terhadap cara berpikir seseorang secara
historis, dalam perkembangannya filsafat sudah mulai menyebar ke berbagi negara dan
terdapat lah banyak periode periode yang muncul, namun mengingat berkembangnya zaman
penerapan filsafat atau cara berpikir yang baik sudah mulai hilang dari diri manusia . maka
dari itu kami disini akan menjelaskan beberapa objek dan metode yang bisa di lakukan
seseorang untuk menumbuhan cara berpikir kritis dengan mengamalkan ciri ciri dari filsafat
dengan benar. Sebelum melakukan pengamalan ciri ciri dari filsafat ini kita harus bisa
mengendalikan amarah kita.
Sehingga kita bisa mengetahui dan menelaah latar belakang dari perkembangan filsafat ilmu
di Indonesia. Sinergi yang dialirkan oleh metode filsafat yang kuat, yang artinya suatu alat
pendekatan untuk mencapai hakikat diri sendiri. Disini lah kita perlu pelajari sejarah dan
perkembangan filsafat di indonesia secara analisis dan semantik. Dalam memepelajari
perkembangan filsafat di indonesia kita tidak bisa meninggalkan pengertian dari filsafat yaitu
cinta kebijaksanaan dengan pembagian cabang cabang filsafat secara praktis.
Filsafat berkembang dari zaman yunani kuno dan sekarang sudah berkembang masa ke masa.
Sehingga banyak terdapat tempat tempat bersejarah pada saat dahulu di jadikan sebagai
penjara kehidupan bagi orang orang yang mempunyai sifat-sifat yang tidak baik. Jadi,dalam
makalah ini banyak menambah wawasan dan bisa di manfaatkan sebaik mungkin.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Ilmu dan Filsafat Di Indonesia


Sejarah adalah suatu rentetan kejadian yang berlangsung di dalam kehidupan manusia.
Rentetan kejadian tersebut tidak terjadi secara kebetulan, namun berlangsung dalam
kesengajaan. Ciri khas objek sejarah adalah rentetan kejadian yang selalu bergerak menuju ke
perkembangan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. (Suparlan Suhartono, 2007: 109).
Sejarah dapat dikatakan sebagai suatu system rentetan kejadian yang bersumber dari
kesadaran, dengan objek khusus yanitu kesadaran tentang perlunya perubahan-perubahan
demi perkembangan dan kemajuan bagi kehidupan umat manusia.Peristiwa sejarah yaitu
peristiwa yang terjadi sepenuhnya atas kesengajaan, karena itu selalu berlangsung menurut
suatu perencanaan. Sejarah selalu bersifat rasional dan empiric.
Oleh karena itu, sejarah adalah persoalan khas manusia. Sejak keberadaannya, manusia
adalah satu-satunya makhluk yang menciptkan sejarahnya. Hal tersebut terbukti dengan
adanya perubahan yang dibuat secara sistematik dari zaman ke zaman. Dengan sejarahnya,
manusia semakin sadar bahwa dirinya adalah makhluk yang mampu mengadakan perubahan.
Dengan sejarahnya pula, manusia berusaha mengubah dirinya untuk semakin menjadikan
dirinya sebagai makhluk yang sesuai dengan kodratnya. Sehingga, jelaslah bahwa sejarah
berisi tentang segala macam peristiwa yang secara dinamis-kausalistis berakumulasi menuju
ke waktu mendatang. Sejarah bersifat futuristic (history is the matter of futurity). Francis
Bacon melihat ilmu atau filsafat sebagai salah satu hasil pemahaman atau belajar manusia
melalui pemikiran. Berdasarkan objeknya, ilmu atau filsafat dibedakan menjadi tiga
kelompok, yaitu; 1) Filsafat Tuhan (de Numine) atau teologi Rasional/alamiah, 2) Filsafat
Alam dan 3) Filasafat manusia. Teologi alamiah merupakan pengetahuan tentang Tuhan yang
dapat diperoleh melalui cahaya alam dan perenungan tentang hal-hal yang diciptakan oleh
Tuhan, yang mengungkapkan tentang adanya Tuhan dan sifatNya, serta ditambah dengan

ii
ajaran tentang malaikat-malaikat dan roh (doctrina de angles et spiritibus) (Redja
Mudyahardjo, 2010).
Dorongan ingin tahu (curiosity) sebagai hasrat alamiah manusia merupakan entry point bagi
lahirnya segala ilmu pengetahuan.

2.2 Objek Filsafat


1. Objek Material filsafat
Yaitu suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan itu atau
hal yang di selidiki, di oandang atau di sorot oleh suatu disiplin ilmu yang mencakup apa saja
baik hal-hal yang konkrit ataupun yang abstrak.
Menurut Drs. H.A.Dardiri bahwa objek material adalah segala sesuatu yang ada, baik yang
ada dalam pikiran, ada dalam kenyataan maupun ada dalam kemungkinan. Segala sesuatu
yang ada itu di bagi dua, yaitu :
 Ada yang bersifat umum (ontologi), yakni ilmu yang menyelidiki tentang hal yang
ada pada umumnya.
 Ada yang bersifat khusus yang terbagi dua yaitu ada secara mutlak (theodicae) dan
tidak mutlak yang terdiri dari manusia (antropologi metafisik) dan alam (kosmologi).

2. Objek Formal filsafat


Yaitu sudut pandangan yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan
pengetahuan itu, atau sudut dari mana objek material itu di sorot.
Contoh : Objek materialnya adalah manusia dan manusia ini di tinjau dari sudut pandangan
yang berbeda-beda sehingga ada beberapa ilmu yang mempelajari manusia di antaranya
psikologi, antropologi, sosiologi dan lain sebagainya.
2.3 Metode Filsafat
Sebenarnya jumlah metode filsafat hampir sama banyaknya dengan defenisi dari para ahli
dan filsuf sendiri karena metode ini adalah suatu alat pendekatan untuk mencapai hakikat
sesuai dengan corak pandangan filsuf itu sendiri. Penjelasan secara singkat metode-metode
filsafat yang khas adlah sebagai berikut:
1. Metode Kritis : Socrates dan plato. Metode ini bersifat analisis istilah dan pendapat
atau aturan-aturan yang di kemukakan orang. Merupakan hermeneutika,
yangmenjelaskan keyakinan dan memperlihatkan pertentangan. Dengan jalan
bertanya (berdialog), membedakan, membersihkan, menyisihkan dan menolak yang
akhirnya di temukan hakikat.
2. Metode Intuitif : Plotinus dan bergson. Dengan jalan metode intropeksi intuitif dan
dengan pemakaian simbol-simbol di usahakan membersihkan intelektual (bersama
dengan pencucian moral), sehingga tercapai suatu penerangan pemikiran. Sedangkan
bergson dengan jalan pembauran antara kesadaran dan proses perubahan, tercapai
pemahaman langsung mengenai kenyataan.
3. Metode Skolastik : aristoteles, thomas aquinas, filsafat abad pertengahan. Metode ini
bersifat sintetis-deduktif dengan bertitik tolak dari defenisi-defenisi atau prindip-
prinsip yang jelas dengan sendirinya di tarik kesimpulan-kesimpulan.
4. Metode Geometris : rene descartes dan pengikutnya. Melalui analisis mengenai hal-
hal kompleks di capai intiuisi akan hakikat-hakikat sederhana (ide terang dan berbeda
dari yang lain), dari hakikat-hakikat itu di dedukasikan secara matematis segala
pengertian lainnya. Yaitu suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau
pembentukan pengetahuan itu atau hal yang di selidiki, di oandang atau di sorot oleh
suatu disiplin ilmu yang mencakup apa saja baik hal-hal yang konkrit ataupun yang
abstrak.
Menurut Drs. H.A.Dardiri bahwa objek material adalah segala sesuatu yang ada, baik yang
ada dalam pikiran, ada dalam kenyataan maupun ada dalam kemungkinan. Segala sesuatu
yang ada itu di bagi dua, yaitu :
 Ada yang bersifat umum (ontologi), yakni ilmu yang menyelidiki tentang hal yang
ada pada umumnya.
 Ada yang bersifat khusus yang terbagi dua yaitu ada secara mutlak (theodicae) dan
tidak mutlak yang terdiri dari manusia (antropologi metafisik) dan alam (kosmologi).
5. Metode Empiris :Hobbes, Locke, Berkeley, David Hume. Hanya pengalamanlah
menyajikan pengertian benar, maka semua pengertian (ide-ide ) dalam intropeksi di
bandingkan dengan cerapan-cerapan (impresi) dan kemudian di susun bersama secara
geometris.Metode Transendental : Immanuel Kant dan Neo skolastik. Metode ini
bertitik tolak dari tepatnya pengertian tertentu dengan jalan analisis di selidiki syarat-
syarat apriori bagi pengertian demikian.
6. Metode fenomenologis : Husserl, Eksistensialisme. Yakni dengan jalan beberapa
pemotongan sistematis (reduction), refleksi atau fenomin dalam kesadaran mencapai
penglihatan hakikat-hakikat murni. Fenomelogi adalah suatu aliran yang
membicarakan tentang segala sesuatu yang menampakkan diri, atau yang
membicarakan gejala. Hakikat segala sesuatu adalah reduksi atau penyaringan dan
menurut Husserl ada tiga macam reduksi yaitu:
 Reduksi fenomologis, kita harus menyaring pengalaman-pengalaman
kita agar mendapat fenomena semurni-murninya.
 Reduksi eidetis.
 Reduksi transendental
1. Metode Dialektis : Hegel dan Mark. Dengan jalan mengikuti dinamik pikiran atau
alam sendiri menurut triade tesis, antitetis, sistesis di capai hakikat kenyataan.
Dialektis itu di ungkapkan sebagai tiga langkah, yaitu dua pengertian yang
bertentangan kemudian di damaikan (tesis-antitesis-sintesis).
2. Metode Non-positivistis. Kenyataan yang di pahami menurut hakikatnya dengan jalan
mempergunakan aturan-aturan seperti berlaku pada ilmu pengetahuan positif
(eksakta).
3. Metode analitika bahasa : Wittgenstein. Dengan jalan analisa pemakaian bahasa
sehari-hari ditentukan sah atau tidaknya ucapan-ucapan filosofis. Metode ini di nilai
cukup netral sebab tidak sama sekali mengendalikan salah satu filsafat.
Keistimewaannya adalah semua kesimpulan dan hasilnya senantiasa di dasarkan
kepada penelitian bahasa yang logis.

ii
2.4 Ciri-Ciri Filsafat
Menurut Drs. Suyadi MP dan Drs. Sri suprapto widodonongrat ciri filsafat adalah
menyeluruh, mendasar dan spekulatif. Sedangkan Sunoto menyebutkan ciri-cirinya adalah
deskriptip, kritik atau analitik, evaluatif atau normativ, spekulatif dan sistematik.
1. Menyeluruh
Artinya, pemikiran yang luas karena tidak membatasi diri dan bukan hanya ditinjau
dari satu sudut pandang tertentu. Pemikiran kefilsafatan iangin mengetahui hubungan
antara ilmu yang satu dengan ilmu-ilmu lainnya, hubungan ilmu dengan moral, seni
dan tujuan hidup.
2. Mendasar
Artinya, pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang fundamental atau esensial
objek yang dipelajarinya hingga dapat dijadikan sebagai dasar berpijak bagi segenap
nilai dan keilmuan. Jadi tidak hanya berhenti pada periferis (kulitnya) saja, tetapi
sampai tembus ke kedalamannya.
3. Spekulatif
Artinya, hasil pemikiran yang didapat dijadikan dasar bagi pemikiran. Selanjutnya,
hasil pemikiran selalu dimaksudkan sebagai dasar untuk menjelajahkan wilayah
pengetahuan yang baru. Meskipun demikian tidak berarti hasil pemikiran kefilsafatan
itu meragukan, karena tidak pernah mencapai keselesaian.
2.5 Asal dan Peranan filsafat
1. Asal filsafat
Ada tiga peranan yang mendorong manusia untuk berfilsafat, yaitu:
 Keheranan
 Kesangsian
 Kesadaran akan keterbatasan
 Peranan filsafat
1. Pendobrak
Berabad-abad lamanya intelektualitas manusia tertawan dalam penjara tradisi dan
kebiasaan. Dalam penjara itu, manusia terlena dalam alam mistik yang penuh sesak
dengan hal-hal serba rahasia yang terungkap lewat berbagai mitos dan mite. Keadaan
tersebut berlangsung cukup lama dan kehadiran filsafat telah mendobrak pintu dan
tembok tradisi yang begitu sakral yang selama itu tidak boleh digugat. Kendati
pendobrakan itu membutuhkan waktu yang cukup panjang, kenyataan sejarah telah
membuktikan bahwa filsafat benar-benar telah berperan selaku pendobrak yang
mencengangkan.
2. Pembebas
Filsafat bukan hanya sekedar mendobrak pintu penjara tradisi dan kebiasaan yang
penuh dengan berbagai mitos dan mite itu melainkan juga merenggut manusia keluar
dari penjara itu. Filsafat membebaskan manusia dari ketidaktahuan dan
kebodohannya. Demikian pula filsafat membebaskan manusia dari belenggu cara
berpikiryang mistis dan mitis.
3. Pembimbing
Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir yang mistik mitis
denganmembimbing manusiauntuk berpikir secara rasional. Membebaskan manusia
dari cara berpikir yang picik dan dangkal dengan membbimbing untuk berpikir lebih
luas dan mendalam.
2. Kegunaan filsafat
Pada umumnya dapat dikatakan bahawa dengan belajar filsafat semakin menjadikan orang
mampu untuk menangani berbagai pertanyaan mendasar manusia yang tidak terletak dalam
wewenang metodis ilmu-ilmu khusus. Jadi filsafat membantu untuk mendalami berbagai
pertanyaan asasi manusia tentang makna realitas dan lingkup tanggung jawabnya.
Kemampuan itu dipelajarinya dari dua jalur yakni secara sistematis dan historis.

2.6 Pembagian (Cabang-Cabang) Filsafat


Pembagian secara garis besar dapat dibagi kedalam dua kelompok, yakni filsafat
sistematis dan sejarah filsafat. Filsafat sistematis bertujuan dalam pembentukan dan
pemberian landasan pemikiran. Didalamnya meliputi logika, metodelogi, epistimologi,
filsafat ilmu, etika, estetika metafisika, teologi (filsafat ketuhanan), filsafat manusia, dan
kelompok filsafat khusus seperti filsafat sejarah, hukum, komunikasi dan lain-lain.
Adapun sejarah filsafat adalah bagian yang berusaha meninjau pemikiran filsafat sepanjang
masa. Sejak zaman kuno hingga zaman modern, bagian ini meliputi sejarah filsafat yunani
(barat), india, cina dan sejarah filsafat islam.
Berikut ini pengertian dari cabang-cabang filsafat yang utama:
1. Logika, adala cabang filsafat yang menyelildiki lurus tidaknya pemikran kita.
Lapangan dalam logika adalah asas-asas yang menentukan pemikiran yang lurus,
tepat dan sehat. Dengan mempelajari logika diharapkan dapat menerapkan asas
bernalar sehingga dapat menaarik kesimpulan dengan tepat.
2. Epistemologi, adlah bagian filasfat yang membicarakan tentang terjadinya
pengetauan, sumber pengetahuan, asla mula pengetahuan, batas-batas, sifat, metode
dan kesahihan pengetahuan.
3. Etika, adlah cabang filsafat yang membicarakan tingkah laku atau perbuatan manusia
dalam hubungannya dengan baik buruk.
4. Estetika, adlah cabang filsafat yang membicarakan tentang keindahan.
5. Metafisika, adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang yang ada atau
membicarakan sesuatu di sebalik yang tampak. Persoalan metafisis di bedakan
menjadi tiga yaitu ontologi, kosmologi dan antropologi.
2.7 Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Pemikiran filsafat banyak dipengaruhi oleh lingkungan.namun pada dasarnya filsafat baik
dibarat, india dan Cina muncul dari yang sifatnya religius. Pembagian secara periodesasi

ii
filsafat barat adalah zaman kuno, zaman abad pertengahan, zaman modern dan masa kini.
Periodesasi filsafat cina adalah zaman kuno, zaman pembauran, zaman neokonfusionisme
dan zaman modern. Untuk cina adalah periode weda, biracarita, sutra-sutra dan sekolastik.
Dalam filsafat india yang penting adalah bagaimana manusia bisa berteman dengan dunia
bukan untuk menguasai dunia. Jadi, perkembangan ilmu pengetahuan sekarang ini tidaklah
berlangsung secara mendadak melainkan berlangsung secara bertahap. Karena untuk
memahami sejarah perkembangan ilmu mau tidak mau harus melakukan pembagian secara
periode yang menampilkan ciri khas tertentu.

1.     Zaman Pra Yunani Kuno(zaman batu)


Pada abad VI SM yunani muncul lahirnya filsafat dan mulai berkembang suatu pendekatan
yang sama sekali berlainan. Mulai saat itu orang mencari jawaban rasional tentang problem
alam semesta.dengan demikian filsafat dilahirkan.

2.    Zaman yunani kuno


a. Zaman keemasan yunani
Zaman yunani kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena pada masa ini orang
memiliki kebebasan untuk menguingkapkan ide atau pendapatnya. Yunani pada masa itu
dianggap sebagai gudang ilmu, karena yunani pada masa itu tidak lagi mempercayai
mitologi-mitologi.

b. Masa Helinistis Romawi


Pada masa ini muncul beberapa aliran yaitu sebagai aliran sebagai berikut:

 stoisisme, menurut paham ini jagad raya ditentukan oleh kuasa-kuasa yang disebut logos.
Oleh karena itu segala kejadian menurut ketetpan yang tidak dapat dihindari.
 epikurisme, segala-galanya terdiri dari atom-atom.
 skepisisme, mereka berfikir bahwa bidang teoritis manusia tidak sanggup mencapai
kebenaran
 eklektisisme, suatu kecenderungan umum yang mengambil berbagai unsur filsafat dari
aliran-aliran lain tanpa berhasil mencapai suatu pemikiran yang sungguh-sungguh.
 neoplatoisme, yakni paham yang ingin menghidupkan kembali filsafat plato.
3.    Zaman Abad Pertengahan
Pada abad pertengahan mengalami 2 periode, yaitu:

1. periode patriktis; mengalami 2 tahap:


 permulaan agama kristen
 filsafat agustinus; yang terkenal pada masa patristik
2. periode skolastik; menjadi 3 tahap yakni:
 periode awal, ditandai dengan pembentukan metode yang lahir karena
hubungan yang rapat antara agama dan filsafat
 periode puncak, ditandai oleh keadaan yang dipengaruhi oleh aristoteles akibat
kedatangan ahli filsafat arab dan yahudi
 periode akhir, ditandai dengan pemikiran kefilsafatan yang berkembang
kearah nominalisme.
4.     Zaman Renaissance
Ialah zaman peralihan ketika kebudayaan abad pertengahan mulai berubah menjadi
kebudayaan modern. Manusia pada zaman ini adalah manusia yang merindukan pemikiran
yang bebas. Manusia ingin mencapai kemajuan atas hasil usaha sendiri, tidak didasarkan atas
campur tangan Illahi.
5.     Zaman Modern
Zaman modern ditandai dengan berbagai penemuan ilmiah. Perkembangan ilmu pengetahuan
pada zaman modern sesungguhnya sudah dirintis sejak zaman renaissance.

6.    Zaman Kontemporer (Abad XX Dan Seterus)


Fisi kawan termashur adalah Albert Einstein yang percaya akan kekekalan materi. Dengan
kata lain tidak mengakui adanya penciptaan alam. Zaman kontemporer ini ditandai dengan
penemuan teknologi canggih.

BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Objek Material filsafat Yaitu suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan
pengetahuan itu atau hal yang di selidiki, di oandang atau di sorot oleh suatu disiplin ilmu
yang mencakup apa saja baik hal-hal yang konkrit ataupun yang abstrak. Segala sesuatu yang
ada itu di bagi dua, yaitu; ada yang bersifat umum (ontology) dan juga ada yang bersifat
khusus yang terbagi dua yaitu ada secara mutlak (theodicae) dan tidak mutlak yang terdiri
dari manusia (antropologi metafisik) dan alam (kosmologi).
Pengertian Epistemologi atau Pengetahuan adalah suatu istilah yang di pergunakan untuk
menuturkan apabila seseorang mengenal tentang sesuatu. Suatu hal yang menjadi
penggetahuannya adalah selalu terdiri atas unsur yang mengetahui dan diketahui serta
kesadaran mengenai hal yang ingin diketahuinya itu. Oleh karna itu penggetahuan selalu
menuutut adanya subjek yang mempunyai kesadaran untuk mengetahui tentang sesuatu objek
dan objek yang merupakan sesuatu yang dihadapinya sebagai hal ingin diketahuinya. Jadi
bisa dikatakan penggetahuan adalah hasil tahu manusia terhadap sesuatu,atau segala
perbuatan manusia untuk memahami suatu objek yang dihadapinya, atau hasil usaha manusia
untuk memahami suatu objek. Penggetahuan neosis (filsafat) Aristoteles mempunyai
pendapat yang berbeda, menurut aristoteles penggetahuan harus merupakan kenyataan yang
dpat dihindari dan kenyataan adalah sesuatu yang merangsang budi kita kemudian
mengolahnya. Penggetahuan yang umumnya merupakan kumpulan yang dinamakan rational
knowledge dipisahkan dalam 3 jenis kumpulan yaitu 1.Yang termasuk ilmu nomotesis adalah
ilmu-ilmu alam yang objeknya adalah gejala pengalaman yang dapat di ulangi terus menerus
dan hanya merupakan kasus-kasus yang mempunyai hubungan dengan suatu hukum alam.
Pengertian metodologi merupakan hal yang mengkaji perurutan langkah-langkah yang
ditempuh supaya pengetahuan yang diperoleh memenuhi pengetahuan yang ilmiah.

ii
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com , http://tutialwyh.blogspot.com,
https://ridaingz.wordpress.com/2012/07/19/perkembangannya-filsafat-ilmudi-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai