Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA

PERAN FILSAFAT DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA


MATERI SPLDV

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Dr. Nahor Murani Hutapea, M. Pd

Disusun oleh :
Kelompok 8

1. Dinahanifa Huwaida (2305112210)


2. Faisya Permata Adris (2305112720)
3. Nurhidayah (2305112924)

KELAS 1B
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS RIAU
2023
KATA PENGANTAR

Dengan segala puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
mencurahkan segala nikmat, rahmat, dan hidayah, serta karunia-Nya kepada kita
semua, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Peran
Filsafat dalam Pembelajaran Matematika Materi SPLV” ini tepat waktu.
Makalah ini kami buat demi menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca
pada umumnya dan terkhusus bagi mahasiswa. Dan kami sebagai penulis menyadari
bahwa makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan moril dan material dari
berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan kali ini, kami mengucapkan terimakasih
kepada Bapak Dr. Nahor Hutapea, M.Pd selaku Dosen pengampu mata kuliah Filsafat
dan Sejarah Matematika.
Kami selaku kelompok 8 sangat menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, hal ini baik dalam segi penyusunan maupun isi materi makalah.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapakan setiap kritik dan saran yang bersifat
membangun sehingga kami dapat memperbaiki dan menyempurnakan makalah untuk
kedepannya.

30 November 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 1

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2

BAB I...................................................................................................................... 3

PENDAHULUAN .................................................................................................. 3

BAB II .................................................................................................................... 5

PEMBAHASAN..................................................................................................... 5

2.1 Sejarah munculnya sistem persamaan linear dalam matematika ............ 5

2.2 Biografi Diophantus ................................................................................ 6

2.3 Definisi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel .................................... 9

2.4 Metode Penyelesaian SPLDV ............................................................... 10

2.5 Penerapan SPLDV dalam Masalah Kontekstual ................................... 15

2.6 Peran Filsafat Dalam Pembelajaran Matematika .................................. 18

2.7 Peran Filsafat Dalam Pembelajaran SPLDV......................................... 20

BAB III ................................................................................................................. 22

PENUTUP ............................................................................................................ 22

3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 22

3.2 Saran ...................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 23

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang sangat penting dalam
pendidikan di Indonesia (Lamote, 2017). Matematika adalah pengetahuan yang tepat,
tepat, dan langsung menuju tujuan, sehingga dapat mengembangkan keterampilan
berpikir.
Matematika dapat membantu seseorang berpikir cepat, sederhana, jelas, dan
tepat. Dalam matematika, simbol dan konsep adalah alat yang indah untuk
menyampaikan pendapat atau gagasan dengan ringkas.
Karena banyak cabang ilmu lain menggunakan matematika, matematika memiliki
peran strategis dalam proses pendidikan. Namun, matematika dianggap sebagai mata
pelajaran yang sulit dipahami dan hanya dipelajari oleh individu tertentu. Anggapan
ini membuat siswa takut untuk belajar matematika, yang mengakibatkan mereka
menjadi pasif dalam belajar (Trianto, 2007:25). Ada kebutuhan untuk rancangan
pembelajaran matematika yang dapat mengakomodasi berbagai macam karakteristik
siswa (Rini et al., 2020). Siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat menunjukkan
berbagai gejala kesulitan belajar (Mufarizuddin, 2018). Hambatan biasanya
menyebabkan siswa kurang memahami konsep matematika yang diserap.
Siswa dari kelompok kemampuan tinggi, sedang, dan rendah dapat mengalami
kesulitan belajar. Misalnya, pendidik memulai dengan bagian yang konkrit di mana
setiap siswa dapat menunjukkan banyaknya permen. Setelah itu, siswa akan belajar
tentang simbol bilangan secara abstrak (Suwarto, 2018). Widdiharto mendefinisikan
kesulitan belajar sebagai kurang berhasilnya siswa dalam memahami dan menguasai
konsep, prinsip, atau struktur penyelesaian masalah yang berkaitan dengan pelajaran
(Waskitoningtyas, 2016).

3
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1) Bagaimana sejarah munculnya SPLDV dalam matematika?
2) Bagaimana Biografi Diophantus?
3) Bagaimana definisi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel?
4) Bagaimana metode penyelesaian SPLDV?
5) Bagaimana penerapan SPLDV dalam masalah kontekstual?
6) Bagaimana peran filsafat dalam pembelajaran matematika materi SPLDV?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1) Dapat Mengetahui dan Menjelaskan bagaimana sejarah penemuan SPLDV
2) Dapat Mengetahui dan Menjelaskan bagaimana pembuktian rumus SPLDV
3) Dapat Mengetahui dan Menjelaskan bagaimana penerapan SPLDV dalam
masalah kontekstual
4) Dapat Mengetahui dan Menjelaskan peran filsafat dalam pembelajaran SPLDV

1.4 Manfaat Penulisan


Makalah ini akan sangat bermanfaat untuk menambah wawasan kita tentang
sejarah SPLDV, penerapannya dalam masalah kontekstual, dan pentingnya peran
filsafat dalam pembelajaran SPLDV, sehingga dapat diaplikasikan dalam proses
pembelajaran di kelas.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah munculnya sistem persamaan linear dalam matematika


Sistem persamaan linier sudah digunakan sejak 4000 tahun yang lalu (sekitar
tahun 2000SM) pada masa Babylonian (Babel). Hal ini bisa kita lihat dalam tablet
YBC 4652 yang menjelaskan bagaimana Babel menyelesaikan suatu masalah dengan
persamaan linier. Dalam tablet YBC 4652 dituliskan:

Yang artinya antara lain: Saya menemukan sebuah batu, (tetapi) tidak menimbang,
(setelah) saya menimbang (dari) 8 kali beratnya, ditambah 3 gin, sepertiga dari
sepertiga belas dikalikan dengan 21, kemudian (itu) ditambahkan, lalu saya
menimbang(nya) : 1 ma-na [60 gin]. Berapa (berat sesungguhnya) dari batu? Berat
asli dari batu itu adalah 4 ½ gin.
Meskipun tablet tidak berisi prosedur penulis (tablet) dalam memecahkan
masalah, ternyata terdapat jawaban yang benar dari 4%. Namun, berdasarkan apa
yang kita tahu tentang metode khas Babel 'untuk memecahkan persamaan linier
seperti itu, kita dapat berasumsi dengan keyakinan bahwa ahli kitab mungkin
menggunakan metode dengan posisi yang salah (Tom Zara dalam Katz, 2004).

5
Kita melihat bahwa kompleks sistem persamaan linier
disusun dan dipecahkan, dan Babel menyusun secara sistematis
masalah karakter kuadrat dan tentu juga untuk
memecahkannya. Semua itu dengan teknik komputasi yang
seluruhnya setara dengan kita. Jika ini adalah situasi yang
sudah ada di waktu Old Babel,selanjutnya pengembangan
nantinya harus melihat dengan pandangan berbeda.
Meskipun babel sudah menggunakan Sistem Persamaan Linier dalam kehidupan
sehari-hari mereka, namun istilah "Sistem Persamaan Linier (Linear Equation)"
sendiri baru muncul sekitar abad ke-17 oleh seorang matematikawan Perancis
bernama Rene Decartes. Rene Descartes dilahirkan pada tahun 1596, tanggal 31
Maret di sebuah desa di Prancis. Dia menempuh pendidikan di Belanda dan belajar
matematika di waktu luang, karya Descartes yang paling menghargai adalah
pengembangannya geometri Cartesian yang menggunakan aljabar untuk
menggambarkan geometri. Kemungkinan, Descartes menemukan istilah untuk
"Sistem Persamaan Linier (Linear Equation)" ketika dia belajar di Belanda.
Meskipun penggunaan masalah tablet yang dapat diterjemahkan ke dalam
persamaan kuadrat tidak ditemukan sampai abad kedua puluh, tablet berisi masalah
persamaan kuadrat benar-benar melebihi yang mengandung masalah linear (Tom
Zara Katz, 2004). Bahkan, mulai dari awal 2000 SM, Babel mampu memecahkan
sistem persamaan dalam bentuk :
x+y=p
xy=q

2.2 Biografi Diophantus


Diophantus adalah matematikawan Yunani yang berasal dari Alexandri. Ia
penulis serangkaian buku yang disebut Arithmetica, namun karyanya tersebut sudah
banyak yang hilang. Teks-teks tersebut menjelaskan tentang pemecahan persamaan

6
aljabar. Diophantus juga disebut dengan "bapak aljabar". Namun julukan tersebut
disandang oleh Al-Khawarizmi.
Sedikit yang diketahui tentang kehidupan Diophantus. Dia tinggal di Alexandria,
Mesir, mungkin dari antara tahun 200 dan 214-284 atau 298. Sekitar tahun 250
seorang matematikawan Yunani yang bermukim di Alexandria melontarkan problem
matematika yang tertera di atas batu nisannya, dalam batu nisannya tertulis: 'Di sini
terletak Diophantus,' keajaiban lihatlah.
Tidak ada catatan terperinci tentang kehidupan Diophantus, namun
meninggalkan problem tersohor itu pada Palatine Anthology yang ditulis setelah
meninggalnya. Pada batu nisan Diophantus tersamar (dalam persamaan) umur
Diophantus.
"Seperenam kehidupan yang diberikan Tuhan kepadaku adalah masa muda.
Setelah itu, seperduabelasnya, cambang dan berewokku mulai tumbuh. Ditambah
sepertujuh masa hidupku untuk menikah, dan tahun kelima mempunyai anak.
Sialnya, setengah waktu dari kehidupanku untuk mengurus anak. Empat tahun
kegunakan bersedih"
Dugaan tentang kehidupan Diophantus cukup misterius. Kita hanya dapat
menduga lewat dua fakta yang menarik sebelum menarik kesimpulan. Pertama, dia
mengutip tulisan Hypsicles yang diketahui hidup sekitar tahun 150 SM. Kedua,
tulisan Diophantus dikutip oleh Theon dari Alexandria. Prakiraan hidup Theon, diacu
dari gerhana matahari yang terjadi pada 16 Juni 364. Dengan dua fakta ini
diperkirakan Diophantus hidup antara tahun 150 SM sampai tahun 364. Para peneliti,
menyimpulkan bahwa diperkirakan Diophantus hidup sekitar tahun 250.
Diophanus menulis Arithmetica, yang mana isinya merupakan pengembangan
aljabar yang dilakukan dengan membuat beberapa persamaan. Persamaan-persamaan
tersebut disebut persamaan Diophantin, digunakan pada matematika sampai
sekarang.
Diophantus menulis lima belas namun hanya enam buku yang dapat dibaca,
sisanya ikut terbakar pada penghancuran perpustakaan besar di Alexandria. Sisa

7
karya Diophantus yang selamat sekaligus merupakan teks bangsa Yunani yang
terakhir yang diterjemahkan. Buku terjemahan pertama kali dalam bahasa Latin
diterbitkan pada tahun 1575. Prestasi Diophantus merupakan akhir kejayaan Yunani
kuno.
Susunan dalam Arithmetica tidak secara sistimatik operasi-operasi aljabar,
fungsi-fungsi aljabar atau solusi terhadap persamaan-persamaan aljabar. Di dalamnya
terdapat 150 problem, semua diberikan lewat contoh-contoh numerik yang spesifik,
meskipun barangkali metode secara umum juga diberikan. Sebagai contoh,
persamaan kuadrat mempunyai hasil dua akar bilangan positif dan tidak mengenal
akar bilangan negatif. Diophantus menyelesaikan problem-problem menyangkut
beberapa bilangan tidak diketahui dan dengan penuh keahlian menyajikan banyak
bilangan-bilangan yang tidak diketahui.
Dalam Arithmetica, meski bukan merupakan buku teks aljabar akan tetapi
didalamnya terdapat problem persamaan x² = 1 + 30y² dan x² = 1 + 26y², yang
kemudian diubah menjadi “persamaan Pell” x² = 1 + py²; sekali lagi didapat jawaban
tunggal karena Diophantus adalah pemecah problem bukan menciptakan persamaan
dan buku itu berisikan kumpulan problem dan aplikasi pada aljabar. Problem
Diophantus untuk menemukan bilangan x, y, a dalam persamaan x² + y² = a² atau x³
+ y³ = a³, kelak mendasari Fermat mencetuskan TTF (Theorema Terakhir Fermat).
Prestasi ini membuat Diophantus seringkali disebut dengan ahli aljabar dari
Babylonia dan karyanya disebut dengan aljabar Babylonia.
Misal umur x, sehingga x akan diperoleh x =

84, umur Diophantus. Karya Diophantus 'memiliki pengaruh besar dalam sejarah.
Edisi Arithmetica memberikan pengaruh besar pada perkembangan aljabar di Eropa
pada akhir abad keenam belas dan melalui abad 17 dan 18. Diophantus dan karya-
karyanya juga telah mempengaruhi matematika Arab dan ketenaran besar di antara
matematikawan Arab. Karya Diophantus 'menciptakan dasar untuk aljabar dan pada
kenyataannya banyak matematika canggih didasarkan pada aljabar.

8
2.3 Definisi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel atau yang biasa disingkat dengan SPLDV
merupakan sistem persamaan linear yang terdiri atas dua persamaan linear dan
memiliki dua variabel. Dinamakan dengan persamaan linear karena sebuah garis lurus
akan terbentuk ketika persamaan linear dua variabel digambarkan dalam grafik
fungsi. Bentuk umum persamaan linear dua variabel dapat dituliskan dengan ax + by
=c
Terdapat beberapa unsur yang menyusun berdirinya bentuk umum SPLDV
sehingga dapat menjadi rujukan untuk membuat model matematika, antara lain yaitu :
a) Suku
Suku merupakan variabel beserta koefisien yang mengikutinya dan/atau
konstanta dalam bentuk aljabar yang dipisahkan oleh operasi penjumlahan atau
pengurangan.
b) Variabel
Variabel merupakan lambang yang umumnya digunakan sebagai pengganti
suatu bilangan jika nilainya belum diketahui dengan pasti.
c) Koefisien
Koefisien merupakan bilangan yang letaknya di depan variabel pada suatu
suku dalam bentuk aljabar.
d) Konstanta
Konstanta merupakan suatu bilangan yang tidak diikuti oleh variabel dan
termasuk dalam suatu suku dari bentuk aljabar.

Berikut ini merupakan contoh bentuk umum persamaan linear dua variabel:
3a - 4b - 14 = 0
Suku : 3a, -4b, -14
Variabel : a dan b

9
Koefisien : a adalah 3 sedangkan b adalah -4
Konstanta : -14 (Nilainya relatif tetap dan tidak dipengaruhi oleh variabel
apapun)
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel ini biasanya digunakan untuk
menyelesaikan masalah sehari-hari yang menggunaan operasi matematika, seperti
menentukan harga suatu barang, mencari keuntungan penjualan, menentukan ukuran
suatu benda, dan lainnya

2.4 Metode Penyelesaian SPLDV


Dalam menyelesaikan permasalahan suatu sistem persamaan linear dua variabel
terdapat beberapa metode yang dapat digunakan,diantaranya yaitu:
a. Metode Substitusi
Metode substitusi dilakukan dengan mengaitkan suatu persamaan dengan
persamaan lainnya.Metode ini akan mengakibatkan terjadinya pergantian variabel
yang satu dengan variabel dari persamaan lainnya. Agar dapat menggunakan
metode substitusi, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Memisahkan suatu variabel dari variabel lainnya dan konstanta pada salah
satu persamaan (jadikan salah satu persamaan bentuk eksplisit [mengubah
bentuk variabel] )
2. Substitusikan hasil (dari langkah ke-1) ke persamaan linear yang lainnya
3. Untuk mendapatkan nilai variabel, maka lebih dahulu diselesaikan
persamaannya
4. Untuk mendapatkan nilai variabel yang lain dilakukan dengan cara
mensubstitusikan nilai variabel pada (hasil langkah ke-3) ke salah satu
persamaan yang ada
Contoh penyelesaian sistem persamaan dua variabel dengan menggunakan
metode substitusi, yaitu :
 Jika diketahui persamaan -x + y = 70 dan 2x - y = 30. Tentukan
penyelesaiannya!

10
Penyelesaian :
-x + y = 70 dapat diubah menjadi y = 70 + x ...(1)
2x - y = 30 ...(2)
 Substitusikan persamaan (1) ke dalam persamaan (2)
2x - (70 + x) = 30
2x - 70 - x = 30
x = 30 + 70
x = 100 ...(3)
 Substitusikan persamaan (3) ke dalam persamaan (1)
y = 70 + (100)
y = 170
Sehingga penyelesaian dari -x + y = 70 dan 2x - y = 30 adalah x = 100 dan y =
170.
b. Metode Eliminasi
Metode eliminasi yaitu menghilangkan salah satu variabel dengan cara
menjumlahkan atau mengurangi dua persamaan yang terkait. Metode ini
digunakan dengan tujuan menghilangkan variabel yang memiliki koefisien yang
sama. Dalam hal ini, salah satu variabel dihilangkan sementara sehingga hanya
tersisa satu dari dua variabel yang ada dalam persamaan agar dapat menghasilkan
penyelesaiannya.
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan
persamaan linear dua variabel dengan metode eliminasi :
1. Menyamakan koefisien salah satu variabel dari kedua persamaan
2. Menghilangkan variabel yang koefisiennya telah disamakan dengan
menggunakan operasi penjumlahan atau pengurangan
3. Menyelesaikan persamaan untuk mendapatkan nilai salah satu variabel
4. Mengulangi kembali langkah 1, 2, dan 3 secara berurutan untuk mencari nilai
variabel yang lainnya.

11
Contoh penyelesaian sistem persamaan dua variabel dengan menggunakan
metode substitusi, yaitu :
 Jika diketahui persamaan -x + y = 70 dan 2x - y = 30. Tentukan
penyelesaiannya!
Penyelesaian :
 Saat mencari nilai x, maka yang harus lebih dahulu dieliminasi adalah nilai y
-x + y = 70
2x - y = 30 +
x = 100
 Sedangkan saat mencari nilai y, maka yang harus dieliminasi adalah nilai x
-x + y = 70 |× 2| -2x + 2y = 140
2x - y = 30 |× 1| 2x - y = 30 +
y = 170
Jadi, nilai yang memenuhi sistem persamaan di atas adalah x = 100 dan y =
170.
c. Metode Campuran
Metode berikutnya yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan
SPLDV yaitu metode campuran, yaitu penggabungkan 2 metode sekaligus
(Metode substitusi dan eliminasi). Langkah pertama yang dilakukan adalah
mencari salah satu nilai variabel dengan menggunakan metode elimainasi.
Kemudian melakukan substitusi nilai variabel tersebut terhadap salah satu
persamaan sehingga nilai variabel yang lainnya akan diketahui.
Berikut ini merupakan langkah-langkah untuk menyelesaikan persamaan
linear dua variabel dengan metode campuran :
1. Menyamakan koefisien salah satu variabel dari kedua persamaan
2. Variabel tersebut kemudian dihilangkan melalui operasi penjumlahan atau
pengurangan.
3. Menyelesaikan persamaan untuk mendapatkan nilai variabel tersebut.

12
4. Nilai variabel pada (langkah ke-3) disubstitusikan ke dalam salah satu
persamaan guna memperoleh nilai variabel yang lainnya.
Contoh penyelesaian sistem persamaan dua variabel dengan menggunakan
metode campuran, yaitu :
 Jika diketahui persamaan -x + y = 70 dan 2x - y = 30. Tentukan
penyelesaiannya!
Penyelesaian :
-x + y = 70 ...(1) 2x - y = 30 ...(2)
 Langkah 1: setelah menyamakan koefisien variabel x, kemudian eliminasi
nilai x dari kedua persamaan untuk memperoleh nilai y.
-x + y = 70 |× 2| -2x + 2y = 140
2x - y = 30 |× 1| 2x - y = 30 +
y = 170
 Langkah 2 : untuk memperoleh nilai x, maka substitusikan niai y = 170 ke
dalam persamaan (2).
2x - (170) = 30
2x = 30 + 170
2x = 200
x = 100
Sehingga penyelesaian dari -x + y = 70 dan 2x - y = 30 adalah x = 100 dan y =
170.
d. Metode Grafik
Metode grafik adalah metode penyelesaian sistem linear dua variabel yang
menitikberatkan pada sistem sumbu x dan sumbu y. Metode ini dilakukan dengan
cara menentukan jarak suatu titik terhadap sumbu x dan titik terhadap sumbu y
yang menjadi titik perpotongan antara kedua garis yang mewakili masing-masing
persamaan. Berikut ini cara yang harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah
persamaan linear dua variabel menggunakan metode grafik :
2.1 Menentukan titik potong sumbu x dengan syarat y = 0

13
2.2 Selanjutnya, titik potong sumbu y ditentukan dengan syarat x = 0
2.3 Setelah masing masing titik potong diketahui berdasaarkan langkah 1 dan 2,
kemudian gambar garis dari masing-masing persamaan yang diketahui
2.4 Menentukan perpotongan kedua garis dari tiap persamaan yang merupakan
himpunan hasil dari sistem persamaan linear dua variabel.
Contoh penyelesaian sistem persamaan dua variabel dengan menggunakan
metode grafik, yaitu :
 Jika diketahui persamaan -x + y = 70 dan 2x - y = 30. Tentukan penyelesaiannya
dan gambarkan grafik fungsinya!
Penyelesaian :
-x + y = 70 ...(1) 2x - y = 30 ...(2)
 Pertama: Menentukan koordinat titik potong sumbu x dan y dari persamaan 1
 Mencari titik potong sumbu x dengan nilai y = 0
-x + y = 70
- x + (0) = 70
x = -70
Sehingga, dapat diketahui koordinat titik potong sumbu x ialah (-70,0).
 Mencari titik potong sumbu y dengan memasukkan nilai x = 0
-x + y = 70
(0) + y = 70
y = 70
Sehingga, dapat diketahui koordinat titik potong sumbu y ialah (0,70).
 Kedua: Menentukan koordinat titik potong sumbu x dan y dari persamaan 2
 Mencari titik potong sumbu x dengan memasukkan nilai y = 0
2x - y = 30
2x - (0) = 30
2x = 30
x = 15
Sehingga, dapat diketahui koordinat titik potong sumbu x ialah (15,0).

14
 Mencari titik potong sumbu y dengan memasukkan nilai x = 0
2x - y = 30
0 - y = 30
y = −30
Sehingga, dapat diketahui koordinat titik potong sumbu y ialah (0,−30).
 Ketiga: Membuat grafik berdasarkan titik koordinat yang telah diperoleh
pada langkah pertama dan kedua.

Sehingga didapatkan titik potong dari kedua garis tersebut pada x = 100 dan
y = 170.

2.5 Penerapan SPLDV dalam Masalah Kontekstual


1) 2 tahun yang lalu, seorang ayah umurnya 6 kali umur anaknya. Sedangkan 18
tahun yang akan datang, umurnya akan menjadi dua kali umur anaknya.
Berapakah umur mereka saat ini?
Penyelesaian :
Dimisalkan : x = Umur ayah saat ini dan y = Umur anak saat ini
 2 tahun yang lalu :
x - 2 = 6(y - 2)

15
x - 2 = 6y - 12
x - 6y = -12 + 2
x - 6y = -10 ...(1)
 18 tahun kemudian :
x + 18 = 2(y + 18)
x + 18 = 2y + 36
x - 2y = 36 - 18
x - 2y = 18 ...(2)
Dengan menggunakan metode campuran, berikut langkah-langkah dalam
mencari penyelesaiannya :
 Eliminasi persamaan (1) dan (2) sehingga diperoleh:
x - 6y = -10
x - 2y = 18 -
-4y = -28
y=

y=7
 Subtitusi nilai y = 7 ke persamaan (1) sehingga diperoleh:
x - 2y = 18
x - 2(7) = 18
x - 14 = 18
x = 18 + 14
x = 32
Jadi, umur ayah saat ini adalah 32 tahun dan anaknya saat ini berumur 7 tahun
2) Keliling sebidang tanah yang berbentuk persegi panjang adalah 48 m. Ukuran
panjangnya 6 meter lebih dari lebarnya. Tentukan ukuran tanah tersebut!
Penyelesaian :
Dimisalkan : x = Panjang dan y = Lebar
 Keliling tanah :

16
2x + 2y = 48
x + y = 24…(1) x = y + 6…(2)
Dengan menggunakan metode substitusi, berikut langkah-langkah dalam
mencari penyelesaiannya :
 Subtitusi persamaan (2) ke persamaan (1):
(y + 6) + y = 24
2y + 6 = 24
2y = 24 - 6
2y = 18
y=

y=9
 Subtitusi nilai y = 9 ke persamaan (2):
x = (9) + 6
x = 15
Jadi, ukuran tanah itu adalah 15 meter x 9 meter.
3) Di dalam dompet Laras terdapat 25 lembar uang Rp 5.000 dan Rp 10.000.
Jumlah uang tersebut adalah Rp 200.000,00. Berapa jumlah masing-masing uang
tersebut?
Penyelesaian :
Dimisalkan : x = Uang 10.000 dan y = Uang 5.000
x + y = 25 ..........(1) 2x + y = 40 .......(2)
Dengan menggunakan metode campuran, berikut langkah-langkah dalam
mencari penyelesaiannya :
 Eliminasi persamaan (1) dan (2) diperoleh:
x + y = 25
2x + y = 40 -
-x = -15
x = 15

17
 Subtitusi nilai x = 15 ke persamaan (1):
(15) + y = 25
y = 25 - 15
y = 10
Jadi, jumlah uang 10.000 adalah 15 lembar dan jumlah uang 5.000 adalah 10 lembar

2.6 Peran Filsafat Dalam Pembelajaran Matematika


Sejak awal pendidikan matematika, siswa telah dilatih untuk menggunakan
logika sehari-hari, yang diharapkan akan membuat pelajaran matematika lebih mudah
untuk mereka pahami dan ingat. Materi persiapan guru matematika sangat penting
dan harus diutamakan dengan bimbingan mentor. Hasilnya, siswa lebih mampu
memahami konsep dasar matematika dan rumusannya, sehingga membuat mereka
lebih antusias dalam mengeksplorasi dunia angka, penulisan ulang, dan konsep
matematika yang lebih kompleks.
Jika dibandingkan materi ya g diajarkan dengan metode yang biasa
(konvensional), maka metode pengajaran suatu pelajaran matematika tertentu akan
terbilang lebih lambat. Namun dengan menggunakan pecahan sebagai titik awal suatu
konsep matematika, diharapkan setiap siswa mampu dan bersemangat
mempelajarinya hingga mencapai tingkat yang lebih tinggi dan dapat menerapkan
matematika dengan lebih efektif. Menurut Bakhtiar (2004), salah satu manfaat yang
timbul dari penerapan prinsip matematika dalam pembelajaran matematika di sekolah
adalah kinerja matematika siswa akan meningkat. Bukan hanya itu, kecenderungan
siswa terhadap pembelajaran matematika menjadi lebih eksplisit dan kurang abstrak
(mereka mungkin memahami topiknya tetapi tidak memahami konsep dasarnya!).
Filsafat merupakan kumpulan ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang ada di
dunia ini. Filsafat mempunyai perbendaharaan kata yang sangat banyak, sehingga
banyak sekali hal yang dapat kita pelajari mengenainya. Dalam beraktivitas sehari-
hari, kita tidak lupa belajar tentang filsafat, karena dapat bermanfaat bagi diri sendiri

18
dan orang lain. Menurut Depag (2001), filsafat dapat diartikan sebagai ilmu yang
mengajarkan tentang hukum atau adat istiadat dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu maka kuliah yang dikelasi di perguruan tinggi adalah filsafat. Dalam
filsafat yang kita pelajari, terdapat hal-hal yang ada dan mungkin ada. Menurut
Bakhtiar (2004), filsafat di sekolah tinggi berbeda dengan filsafat dalam kehidupan
sehari-hari. Konten yang dibahas di PT ini lebih fokus. Misalnya dalam pendidikan
matematika, landasan matematika adalah filsafat matematika. Dalam pendidikan
matematika, mempelajari filsafat sama dengan mempelajari pikiran seorang filsuf.
Kita akan memahami filsafat ini dengan mempelajari kisah-kisah para filsafat. Selain
itu, filsafat adalah pengamalan kesalehan dalam ranah spiritual, etika, dan estetika.
Pengidap filsafia cenderung ngotot pada ruang dan waktu.
Filsafat yang diajarkan di sekolah tinggi akan membantu guru menerapkan
filsafat dalam pembelajaran di kelas. Keterampilan matematika di sekolah dibagi
menjadi empat kategori, menurut Ebbutt dan Straker (1995): a) pemecahan masalah;
b) penyelesaian masalah melalui investigasi; dan terakhir, d) keterampilan
komunikasi. Penerapan hakekat matematika di sekolah merupakan salah satu
pendekatan mendasar dalam pengajaran di sekolah.
Diharapkan dengan kurikulum matematika sekolah ini, siswa mampu
mengembangkan kemampuan matematikanya sendiri. Siswa didorong untuk
berpartisipasi lebih aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran sehingga guru hanya
berperan sebagai pembimbing di kelas sedangkan siswa secara mandiri
mengkonstruksi konsep matematika.
Karena filsafat merupakan landasan segala ilmu pengetahuan, maka
penerapannya dalam pengajaran di sekolah merupakan salah satu aspek terpenting
yang patut mendapat perhatian. Mengapa demikian? Karena filsafat dahulu hanya
terdapat di perguruan tinggi, kini juga terdapat di sekolah-sekolah. Meskipun hanya
digunakan sebagai alat bantu pengajaran, filsafat mempunyai dampak positif yang
signifikan terhadap pengajaran di kelas. Filsafat adalah salah satu jenis meditasi
sehingga setiap siswa diberi pelajaran, mereka terlibat dalam meditasi filsafat.

19
Dengan diterapkannya kebijakan filosofi dalam pendidikan sekolah, maka proses
pembelajaran akan berjalan efektif dan efisien. Filsafat memberikan manfaat baik
bagi guru maupun siswa. Dalam hal seorang instruktur filsafat, karakteristik siswa
akan lebih mudah dipahami oleh gurunya. Pembelajaran filsafat melibatkan
pembuatan sketsa, sehingga pengajar dapat memahami bagaimana gambar siswa
berhubungan dengan pemahaman matematika. Dalam kerangka filsafat pendidikan,
pendidikan karakter juga ditekankan. Ciri-ciri pendidikan meliputi formal, material,
normatif, dan spiritual. Lebih jauh lagi, dalam pengajaran di sekolah, faktor di atas
merupakan salah satu prinsip dasar pengajaran.
Bagi pelajar, filsafat memberikan pengetahuan baru. Mungkin dulu mereka
belum mampu memahami dan memahami filsafat, dan pada masa ini para siswa
sedang belajar tentang filsafat. Melalui pembelajaran filsafat, siswa menjadi pribadi
yang mandiri. Siswa belajar mengkonstruksi konsep matematika secara mandiri
dengan bantuan seorang guru. Dengan demikian pemahaman antara siswa yang satu
dengan siswa yang lain berbeda-beda tergantung bakat masing-masing siswa.

2.7 Peran Filsafat Dalam Pembelajaran SPLDV


Menurut Bakhtiar (2004), manfaat dari menerapkan filsafat matematika ke dalam
pelajaran matematika di sekolah adalah pembelajaran matematika menjadi lebih
relevan dan nilai pelajaran akan meningkat. Ini juga berlaku untuk pembelajaran
SPLDV. Agar pembelajaran SPLDV bermakna, filsafat itu sangat penting. Menurut
Sukardjono (2000), filsafat matematika berfungsi untuk memberikan fondasi
sistematis untuk pengetahuan matematis dan melindungi fondasi tersebut dari
berbagai kontradiksi dan paradok yang berkaitan dengan kebenaran matematis. Aliran
absolutisme adalah inti dari seluruh filsafat matematika modern, dan peran seperti ini
berkaitan dengan dasar-dasar landasan matematika. Filsafat matematika harus ada
dan diperlukan agar matematika menjadi satu, utuh, dan terpadu. Para filosof dan
penulis memiliki harapan besar.

20
Berpikir filsafat menuntut pemikiran kritis, mendasar, dan menyeluruh. Dengan
menggunakan filsafat dalam pembelajaran, guru mengajarkan siswa untuk berpikir
kritis, mendasar, dan menyeluruh. Tidak hanya siswa harus menerima rumus tersebut,
tetapi guru harus membantu siswa membuktikan kebenarannya. Ini dapat dicapai
melalui kegiatan pembuktian di mana siswa berpartisipasi langsung. Jika siswa
menemukan ide sendiri, pemahaman mereka akan lebih mendalam tentang ide
tersebut. Selain itu, berpikir menyeluruh membantu siswa menemukan apakah rumus
tersebut benar.Timbulnya filsafat juga disebabkan oleh masalah. Dengan kata lain,
berpikir filsafat sama dengan berpikir tentang cara menyelesaikan masalah. Siswa
dididik untuk menggunakan pembelajaran SPLDV untuk menyelesaikan masalah
kontekstual yang relevan karena filsafatnya.

21
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di berbagai tingkat
pendidikan, mulai dari SD, SMP, SMA, bahkan perguruan tinggi. Sebagian besar
siswa percaya bahwa matematika adalah mata pelajaran yang paling sulit di antara
mata pelajaran lain. Ini karena materinya terdiri dari konsep-konsep yang terstruktur
dengan baik, seperti rumus dan simbol; salah satu materi yang dipelajari adalah
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

3.2 Saran
Mengingat keterbatasan sumber literatur penulis, maka keakuratan data sejarah
yang diperoleh, disarankan kepada pembaca juga memiliki sumber literatur lain yang
lebih valid, diluar sumber bacaan dari internet yang belum dapat divalidasi
seluruhnya.

22
DAFTAR PUSTAKA

Khumairoh, S. (2022). Buku Matematika Materi Sistem Persamaan Linear Dua


Variabel (SPLDV) Untuk Jenjang SMP/Mts Sederajat Kelas VIII. Lampung:
UIN Raden Intan Lampung.
Muttaqin, S. Z. (2021). SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL
(SPLDV). Jakarta : Universitas Kristen Indonesia.
Subekti, I., Syukri, A., Badarussyamsi, B., & Fadhil Rizki, A. (2021). Kontribusi
Filsafat Ilmu dalam Penelitian Ilmiah dan Kehidupan Sosial. Jurnal Filsafat
Indonesia, 4(3), 229.
Tarigan, R. (2021). Perkembangan Matematika Dalam Filsafat Dan Aliran
Formalisme Yang Terkandung Dalam Filsafat Matematika. Sepren, 2(2), 17-
22.
Kemendikbud.(2015). Buku Matematika Kelas IX Untuk SMP/MTs Semester 2.
Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan.
Muawwana, N. A. (2020). Sistem Persamaan Linier Dua Variabel.
Usama, M.(2021). Biografi Diophantus. Surabaya : Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya

23

Anda mungkin juga menyukai