Teorema Taylor
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Seminar Matematika
Oleh:
Rapika Andela
NIM : 1984202049
i
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat tuhan yang maha esa yang telah
Taylor” dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam tetap terlimpahkan
atas junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan tuntunan dan suri
tauladan kepada seluruh makhluk menuju jalan yang diridho’i-Nya yaitu Diinul
telah banyak mendapatkan bantuan dan dorongan semangat dari berbagai pihak.
Oleh karena itu dengan segala kerendahan dan ketulusan hati, penulis ingin
1. Prof. Dr. Amir Lutfi selaku Rektor Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai.
4. Semua dosen dan guru–guru yang telah menyalurkan ilmunya kepada penulis
5. Keluarga yang telah memberikan dukungan penuh dan limpahan do’a terhadap
penulis.
i
ii
kepada penulis.
7. Kepada semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak bisa penulis
kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat konstruktif dari para
pembaca sangat penulis harapkan. Akhirnya, hanya kepada tuhan yang maha esa
penulis berserah diri dan semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya
Rapika Andela
ii
DAFTAR ISI
A. Teorema taylor dalam satu variabel ............ Error! Bookmark not defined.
B. Teorema Taylor dalam satu variabel nyata . Error! Bookmark not defined.
BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................11
A. Kesimpulan ................................................................................................ 14
B. Saran ........................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari sering berhadapan dengan persoalan yang
kali memuat lebih dari dua persamaan dan beberapa variabel, sehingga kita
yang terdiferensiasi dapat dinyatakan dalam suatu deret pangkat atau suku
dengan ide Cauchy. Pada tahun 1849 Cayley menulis dua makalah yang untuk
wawasan tentang grup abstrak. Pada saat itu yang dikenal hanya kelompok itu
digunakan untuk pemutasi dan itu merupakan hal baru. Namun Cayley
1
2
konsep grup abstrak, dia menyadari bahwa matriks dan quaternions adalah
kelompok. Akan tetapi, pada awalnya matriks hanya dianggap permainan karna
tidak dapat diaplikasikan. Kemudian pada tahun 1925, matriks digunakan pada
masalah persamaan linear, transformasi lienar yakni bentuk umum dari fungsi
linear. Contohnya rotasi dalam 3 dimensi. Matriks juga seperti variable biasa
determinan matriks blok tersebut, pada penelitian ini akan digunakan metode
Kompelen Schur.
B. Batasan Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penulisan
matriks blok.
E. Metode Penulisan
pembimbing serta dosen pengampuh yang bersangkutan untuk memudahkan penulis dalam
4
BAB II
MATERI PENDUKUNG
Teorema Taylor menyatakan sembarang fungsi mulus dapat dihampiri dengan polinomial.
Contoh sederhana penerapan teorema Taylor adalah hampiran fungsi
eksponensial ex didekat x =0:
=1+ + + + ……+ .
Hampiran ini dinamakan hampiran Taylor orde ke-n’ terhadap ex karena menghampiri nilai
fungsi eksponensial menggunakan polinomial derajat n. Hampiran ini hanya berlaku
untuk x mendekati nol, dan bila x bergerak menjauhi nol, hampiran ini menjadi semakin buruk.
Kualitas hampiran dinyatakan oleh suku sisa:
( )= –( ).
5
Lebih umum lagi, teorema Taylor berlaku untuk setiap fungsi yang dapat diturunkan ƒ, dengan
hampiran untuk x di dekat titik a, dalam bentuk:
= .
( )= ( ).
Meskipun rumus eksplisit untuk suku sisa ini jarang digunakan, teorema Taylor juga
memberikan estimasi nilai sisanya. Dengan kata lain, untuk x cukup dekat terhadap a, suku sisa
haruslah cukup kecil. Teorema Taylor memberikan informasi persis seberapa kecil suku sisa
tersebut.
1.1. Pertanyaan
Pernyataan cermat teorema ini adalah sebagai berikut: bila n ≥ 0 adalah bilangan bulat dan f
adalah fungsi yang terturunkan kontinu pada selang tertutup [a, x] dan terturunkan n + 1 kali
pada selang terbuka (a, x), maka
Di sini n! melambangkan n faktorial dan Rn(x) adalah suku sisa, melambangkan beda antara
polinomial Taylor derajat-n terhadap fungsi asli. Suku sisa Rn(x) tergantung pada x, dan kecil
bila x cukup dekat terhadap a. Ada beberapa pernyataan untuk suku sisa ini.
Bentuk Lagrange dari suku sisa menyatakan bahwa terdapat bilangan antara a dan x
sedemikian sehingga:
= .
Ini mengungkapkan teorema Taylor sebagai perampatan teorema nilai rata-rata. Sebenarnya,
teorema nilai rata-rata digunakan untuk membuktikan teorema Taylor dengan suku sisa bentuk
Lagrange.
6
Bentuk Cauchy suku sisa menyatakan bahwa terdapat bilangan antara a dan x sehingga
Secara umum, bila G(t) adalah fungsi kontinu pada selang tertutup [a,x], yang terturunkan
dengan turunan tidak nol pada (a,x), maka ada suatu bilangan antara a dan x sehingga:
Ini mengungkapkan teorema Taylor sebagai generalisasi teorema nilai rata-rata Cauchy.
Bentuk di atas terbatas pada fungsi riil. Namun bentuk integral dari suku sisa juga berlaku
untuk fungsi kompleks, yaitu:
dengan syarat, seperti yang biasa ditemui, kontinu mutlak dalam Ini menunjukkan
teorema ini sebagai perampatan teorema dasar kalkulus.
Secara umum, suatu fungsi tidak perlu sama dengan deret Taylor-nya, karena mungkin saja deret
Taylor tersebut tidak konvergen, atau konvergen menuju fungsi yang berbeda. Namun, untuk
banyak fungsi f(x), kita dapat menunjukkan bahwa suku sisa Rn mendekati nol saat n mendekati
∞. Fungsi-fungsi tersebut dapat dinyatakan sebagai deret Taylor pada persekitaran titik a, dan
disebut sebagai fungsi analitik.
Versi umum teorema Taylor lainnya berlaku pada selang tempat variabel x
mengambil nilainya. Perumusan teorema ini memiliki keuntungan bahwa mungkin
mengendalikan ukuran suku-suku sisa, dan dengan demikian kita dapat menghitung hampiran
fungsi yang sahih pada seluruh selang, dengan batas yang cermat untuk mutu hampirannya.
Versi yang cermat untuk teorema Taylor dalam bentuk ini adalah sebagai berikut.
7
Misalkan adalah fungsi yang terturunkan Kontiniu n kali pada selang tertutup .
Bila ada konstanta positif rill sedemikian sehingga untuk semua
, maka
Untuk semua . ini disebut sebagai estimasi seragam galat pada polinomial
Taylor yang terpusat pada a, karena ini berlaku seragam untuk setiao x dalam selang.
Bila adalah fungsi mulus pada , maka konstanta positif ada untuk setiap
n =1,2,3,…. Sedemikian sehingga untuk semua . Tambahan
lagi jika mungkin memilih konstanta ini, sehingga :
Maka adalah fungsi mulus pada . Secara khusus, suku sisa pada hampiran
Taylor, cenderung menuju nol secara seragam saat Dengan kata lain, fungsi
analitik adalah limit seragam dari polinomial Taylornya pada sebuah selang.
2.1.Pernyataan teorema[
Pernyataan dari versi paling dasar dari teorema Taylor adalah sebagai berikut:
Teorema Taylor. jika nilai pada integer dan biarkan
nilai fungsi jika nilai k kali ini dapat dibedakan pada titik tersebut
Setelah itu fungsi pada dirumuskan:
8
,
And hal ini disebut juga Peano.
Hasil Teorema yang muncul dalam Teorema Taylor adalah k urutan pada Teorema Taylor,yaitu:
Dari fungsi pada titik a, Teorema Taylor adalah Teorema yang digunakan dalam arti, jika
terdapat suatu fungsi ke order Teorema ``p dengan sedemikian rupa
setelah itu . Teorema
Taylor menggambarkan perilaku asimotik dari istilah sisa
Salah satu kesalahan aproksimasi saat mendekati nilai dengan Teorema Taylor. Menggunakan
notasi o kecil, pernyataan dalam Teorema Taylor dibaca sebagai berikut:
Untuk beberapa bilangan real pada nilai diantara nilai a dan x. hal tersebut adalah dari
lagrange pada sisa pernyataan.
9
Demikian pula,
Untuk beberapa bilangan real pada diantara a dan x. hal tersebut adalah bentuk
dari Cauchy dari sisa pernyataan.
b. Bentuk integral dari sisanya.
Dari cara menjadikan bilangan berkelanjutan pada interval tertutup antara a dan x,
yaitu:
10
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam Kalkulus, Teorema Taylor menyatakan bahwa suatu fungsi yang terdiferensiasi dapat
dinyatakan dalam suatu deret pangkat atau suku banyak (polinomial). Koefisien polinomial
tersebut hanya tergantung pada turunan fungsi pada titik yang bersangkutan. Lebih lanjut,
teorema ini juga memberikan estimasi nilai galat dari seberapa banyaknya barisan dalam deret
yang digunakan. Teorema ini mendapat nama dari matematikawan brook taylor, yang
menyatakan pada tahun 1712, meskipun hasilnya sudah ditemukan pertama kali tahun 1671
oleh James Gregory.
Fungsi eksponensial (garis merah kontinu) dan polinomial Taylor orde empat di sekitar
titik asal (garis hijau putus-putus)
11
Berikut adalah bukti teorema Taylor dengan suku sisa integral
= ∫ ∫
= ∫ .
Dengan mengulangi proses ini, kita dapat menurunkan teorema Taylor untuk nilai n yang lebih
tinggi.
Proses ini dapat diformalkan dengan menerapkan teknik induksi matematika. Jadi misalkan
teorema Taylor berlaku unutk n tertentu, yaitu, misalkan
12
∫
Kita dapat menulis ulang integral dengan integrasi parsial. Sebuah antiturunan sebagai
* + ∫
= ∫
Mensubstitusikan ini dalam (*) membuktikan teorema Taylor untuk , dan karenanya
untuk semua n bilangan bulat non-negatif.
Suku sisa dalam bentuk Lagrange dapat diturunkan dengan teorema nilai rata-rata untuk integral
dengan cara berikut:
∫ ∫
di mana adalah suatu bilangan dari selang [a, x]. Integral terakhir dapat dievaluasi langsung,
yang menghasilkan
Secara lebih umum, untuk tiap fungsi G(t), teorema nilai rata-rata menjamin eksistensi dalam
selang [a,x] yang memenuhi
∫ ∫
13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Suatu matriks (matrix) adalah jajaran empat persegi panjang dari bilangan-bilangan.
Bilangan-bilangan dalam jajaran tersebut entry dari matriks. Pada umumnya matriks di
Komplemen schur merupakan salah satu metode atau cara dalam analisis matriks yang
schur biasanya di gunakan pada matriks kuadrat yang berukuran besar dimana matriks
B. Saran
Penulis menyarankan kepada pembaca, selanjutnya bagi yang berminat dengan materi ini
14
DAFTAR PUSTAKA
Irpan riski, musraini. (2015). Modifikasi Aproksimasi Taylor dan Penerapannya. Fakultas
matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas riau kampus binawidya pekanbaru (28293),
Indonesia
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Teorema_Taylor
15