Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH HAKIKAT DAN SEJARAH MATEMATIKA

DIAJUKAN SEBAGAI TUGAS MATA KULIAH HAKIKAT DAN SEJARAH


MATEMATIKA

“SIFAT KEBENARAN MATEMATIKA II”

Disusun oleh:

Muhammad Heru Chaerudin

Dina Alfiah (1484202175)

Nuryani (1484202141)

PROGRAM PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

TAHUN AKADEMIK 2016/2017


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................
KATA PENGANTAR ........................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................
C. Tujuan Penulisan .................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Lima aksioma piano......................................................................................
B. Term-term aritmatika dalam makna biasa ……………………………………
C. Matematika dipandang sebagai cabang logika............................................
D. Kontribusi matematika dalam sains empiris …………………………………......

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………….…………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas bimbingan-Nya
akhirnya penyusun dapat mewujudkan makalah Hakikat Dan Sejarah Matematika tentang "Sifat
kebenaran matematika II" dengan sebaik-baiknya. Makalah ini akan dimanfaatkan oleh para
mahasiswa dalam pendalaman materi di mata kuliah Hakikat Dan Sejarah Matematika.
Penyusunan makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas kelompok yang dipercayakan kepada
kami untuk menyusun dan menyampaikan materi tentang Sifat Kebenaran Matematika II.

Dengan berpegangan bahwa "tidak ada gading yang tidak retak" maka dengan
kerendahan hati segala pandangan dan saran sangat kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Akhir kata kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak atas bantuan yang telah
diberikan, hingga tulisan ini dapat diselesaikan.

Tangerang, Oktober 2016

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Matematika merupakan ilmu terstruktur yang terorganisasikan. Hal ini karena matematika
dimulai dari unsur yang tidak didefinisikan, kemudian unsur yang didefinisikan ke aksioma /
postulat dan akhirnya pada teorema. Konsep-konsep matematika tersusun secara hierarkis,
terstruktur, logis, dan sistimatis mulai dari konsep yang paling sederhana sampai pada konsep
yang paling kompleks. Oleh karena itu untuk mempelajari matematika, konsep sebelumnya yang
menjadi prasyarat, harus benar-benar dikuasai agar dapat memahami topik atau konsep
selanjutnya.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Menyebutkan lima aksioma piano ?


2. Mengubah term-term aritmatika ke dalam makna biasa ?
3. Mengapa matematika dapat dipandang sebagai cabang logika ?
4. Kontribusi matematika dalam sains empiris ?

1.3 Tujuan Penulisan

Makalah ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui lima aksioma piano


2. Mengetahui term-term aritmatika ke dalam makna biasa
3. Mengetahui kenapa matematika dapat dipandang sebagai cabang logika
4. Mengetahui kontribusi matematika dalam sains empiris
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Aksioma Peano sebagai Basis Matematika

Aksioma Peano adalah sebuah contoh sistem aritmetika postulatsional. Aksioma Peano
sangat mengagumkan. Perangkat aksioma ini terdiri dari 5 postulat dengan definisi rekursif
(maju atau mundur) bilanganbilangan alam, misalnya 4 = 3´ = (2´ )´ = ((1´ )´ )´ = (((0´ )´ )
´ )´ ,. Atau 0´ = 1, 1´ = 2, 2´ = 3, dst. P4 membatasi bahwa setelah bilangan 0 tidak  dapat
mundur lagi. Dengan menambahkan definisi jumlah D1(a), (b) dan definisi kali D2(a) dan
(b), maka dapat dibuktikan sifatsifat operasi assosiatif, komutatif, dan distributif
untuk kedua operasi yang didefinisikan. Dengan mendefinisikan bilangan positif, negatif,
rasional, dan kompleks dengan caracara yang sesuai hanya dengan mengambil termterm
primitif yang termuat dalam aksioma, semua sistem bilangan memenuhi aksioma.
Demikian pula fungsi aljabar seperti fungsi kontinu, limit, kalkulus dsb. Dengan hasil ini
maka dikatakan bahwa aksioma Peano merupakan basis matematika.

B. Mengubah Term-Term Aritmatika Dalam Makna Biasa

Kebenaran konsep-konsep dalam Matematika

Aksioma Peano memuat tiga term tak didefinisikan: ’0′, ‘bilangan’, dan ‘pengikut’ dan 5
buah aksioma. Termterm tak didefinisikan dapat diberi makna biasa, dan secara
teoretis dalam takhingga cara. Tetapi makna biasa ini harus mengubah kelima aksioma
menjadi proposisiproposisi yang bernilai benar. Selanjutnya dapat diciptakan definisi kata-
kata baru dari termterm yang telah diberi makna biasa itu. Syaratnya definisi ini
harus menjadi proposisi yang bernilai benar. Dari definisi dan aksioma dalam makna biasa
akan diperoleh teoriteori melalui deduksi logis. Dengan demikian teori yang telah diperoleh
dengan makna biasa ini menjadi sistem matematika yang letak kebenarannya ada pada
definisidefinisi itu. G. Frege, Russell dan Whitehead telah secara rinci memberi makna
biasa dari termterm tak didefinisikan Peano dan membuat definisidefinisi dengan
teknik lambang logika. ‘Bilangan 2′ dalam primitif Peano adalah kosong dari arti. Bilangan
2 adalah makna ‘biasa’. Bilangan alam 2 (biasa) adalah ciri khas dari koleksi himpunan-
himpunan C terdiri dari objekobjek, yakni n(C) = 2. Bilangan 2 didefinisikan sebagai
berikut: “Terdapat objek x dan objek y sedemikian rupa sehingga (1) x C dan y C, (2) x y,
(3) Jika z C adalah sebarang anggota di C, maka z = x atau z = y” Dari definisi ini kita
dapat menyimpulkan bahwa n(C) = 2 dengan pertolongan logika.

C. Mengapa Matematika Dapat Dipandang Sebagai Cabang Logika

Peran Logika dalam Sistem Matematika

Pythagoras mengusulkan adanya konsep untuk ‘bukti’ yang baku dan jelas dan disetujui


oleh semua pakar. Aristoteles menyusun hukum dasar logika yang pertama kali. Ternyata
hukum dasar itu identik dengan perangkat aksioma. Term tak didefinisikan dalam aksioma
disebut kata primitif dalam logika. Dengan sistem aksioma dalam geometri Euclid, diubah
oleh Lobachevsky dan Bolyai, maka kemudian ada maksud mengembangkan logika
modern. Russell dan Whitehead telah berhasil menyusun membangun hukum dasar logika
modern. Dalam sistemnya mereka memasukkan katakata atau, dan, negasi dan sebagainya.
Hukum dasar Aristoteles dipandang hanya berlaku untuk semesta tertentu. Hukum dasar
logika modern bersifat semesta. Artinya semua matematika dan sains dapat menggunakan
hukum dasar logika modern guna menarik kesimpulan, dan tidak tergantung jenis logika
yang digunakan. Ternyata baik aksioma matematika maupun hukum dasar logika adalah
variabel. Lucasiewics berjaya menyusun sistem logika modern. Keuntungannya tidak perlu
lagi menggunakan tabeltabel matriks nilai kebenaran untuk setiap kemungkinan nilai
kebenaran komponennya. Dan dapat langsung untuk sebarang nilai kebenaran komponen-
komponennya. Russell menganggap matematika adalah cabang logika (logistik), Hilbert
memandang logika adalah cabang matematika (formalis). Brouwer tidak menyetujui kedua-
duanya dan mengatakan setiap keberadaan matematika harus ada jalan mengkonstruksinya
(intuisionis). Ini yang kemudian menjadikan suasana bimbang dan tidak pasti.

Sifat Kebenaran Matematika

Teori sains empiris, misalnya fisika atau psikologi, dikatakan benar sejauh teori itu
cocok dengan bukti empiris atau kenyataan luar. Matematika tidak demikian. Kebenaran
matematika tidak ada sangkut pautnya dengan bukti empiris. Kebenaran matematika
diperoleh dari makna katakata yang terkandung dalam proposisi yang bersangkutan.
Karena dalam sistem matematika diawali dengan perangkat aksioma dan teoriteori
matematika diturunkan secara logis (dengan perangkat logika yang telah ditetapkan) dari
aksioma, kebenaran matematika disebut kebenaran kondisional.

Membedakan Kebenaran Apriori dan Posteori

Kebenaran matematika adalah kebenaran apriori, sedangkan kebenaran


sains empiris adalah postteori yakni teori itu benar selama masih cocok dengan fakta
aktual, atau sampai ada bukti lain yang menolaknya.

Kebenaran Matematika dalam Sains Empiris

Tiga term primitif Peano adalah ’0′, ‘bilangan’, dan ‘pengikut’, dapat diinterpretasikan
dengan makna biasa dengan banyak cara. Misalnya, primitif ‘bilangan’ diartikan bilangan
alam 0, 1, 2, 3, … Primitif dalam makna biasa ini didefinisikan melalui konsepkonsep
logika (ada 4 konsep pokok). Ternyata aksiomaaksioma Peano, melalui deduksi, menjadi
proposisiproposisi. Selanjutnya jika perlu diteruskan dengan membuat definisidefinisi non-
primitif melalui prinsipprinsip logika. Dengan cara ini seluruh teori matematika dapat
dideduksi dengan menggunakan konsepkonsep logika dan jika diperlukan ditambahkan
‘aksioma pilihan’ dan ‘aksioma infinit’. Dari kenyataan ini maka timbullah pemikiran
bahwa matematika adalah cabang logika. Akibat selanjutnya ialah bahwa kebenaran
matematika terletak pada definisidefinisi itu. Inilah letak kebenaran aksioma Peano dalam
makna biasa. Berbeda dengan teori geometri, geometri dipandang sebagai studi tentang
struktur ruang fisik, maka primitifprimitifnya harus dibangun dengan mengacu pada
entitas fisik jenis tertentu. Jadi, dengan demikian kebenaran teori geometri dalam
interpretasi ini terletak pada persoalan empiris.

D. Kontribusi Matematika Dalam Sains Empiris

Tentang kegunaan matematika dalam sains empiris, harus dilihat dengan telaah lebih


mendalam. Sebagian terbesar perkembangan sains empiris (IPA dan IPS) telah diperoleh
melalui penerapan terus menerus proposisiproposisi matematika. Akan tetapi perlu diingat,
bahwa fungsi matematika di sini bukan memprediksi, melainkan sebagai analisis atau
ekspliaktif. Matematika membuka asumsiasumsi secara eksplisit atau membuka asersiasersi
yang termuat dalam premispremis argumen. Matematika membuka data, yakni, mana yang
diketahui dan mana yang dipersoalkan. Jadi, penalaran matematis dan logis adalah
teknik konseptual membuka perangkat premispremis yang implisit menjadi premis-premis
yang eksplisit.

BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai