KEGIATAN PERKULIAHAN
MATA KULIAH HAKIKAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
Disusun Oleh:
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul "KEBENARAN EMPIRIS SERTA
MATEMATIKA AKSIOMA PEANO DAN KONTRIBUSI MATEMATIKA DALAM
SAINS EMPIRIS".
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Retno Andriani, M.Pd selaku Dosen
pengampu mata kuliah Hakikat dan Sejarah Matematika yang telah membantu penulis dalam
mengerjakan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang
telah berkontribusi dalam pembuatan karya ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh sebab itu, saran
dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan karya penulis. Penulis juga berharap semoga
makalah ini mampu memberikan pengetahuan tentang Matematika aksioma peano dan
kontribusi matematika dalam sains empiris.
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................
D. Sumber data..........................................................................................................................
BAB II.......................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
A. Mengubah Term-Term Aritmatika Ke Dalam Makna Biasa.................................................
G. Aksioma Peano.....................................................................................................................
BAB III....................................................................................................................................13
PENUTUP...............................................................................................................................13
A. Kesimpulan.........................................................................................................................
B. Saran...................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
D. Sumber data
Tinjauan pustaka tentang Kebenaran Empiris Serta Matematika Aksioma Peano Dan
Kontribusi Matematika Dalam Sains Empiris dari literatur dan internet.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dua ahli matematika sekaligus ahli filsafat dari Inggris menjadi pioner aliran
atau landasan matematika ini, yaitu Bertrand Russell (1872-1970) dan Alfred North
Whitehead (1867-1947). Menurut mereka, matematika dapat diturunkan dari prinsip-
prinsip logika. Kebanyakan ide-ide logika juga diterima oleh kaum formalis, tetapi
mereka tidak percaya bahwa matematika dapat diturunkan dari logika saja.
Secara umum, ilmu merupakan pengetahuan yang mendasarkan kepada
analisis dalam menarik kesimpulan menurut suatu pola pikir tertentu. Matematika,
menurut Wittgenstein, tak lain adalah metode berpikir yang logis. Berdasarkan
perkembangannya, masalah yang dihadapi logika makin lama semakin rumit dan
3
membutuhkan struktur analisis yang lebih sempurna. Dalam perspektif inilah, logika
berkembang menjadi matematika, sebagaimana yang disimpulkan Bertrand Russell,
bahwa “Matematika merupakan masa kedewasaan logika, sedangkan logika adalah
masa kecil dari matematika”.
Menurut Johnson dan Rising dalam Russefendi (1972), Matematika adalah
pola berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis, matematika itu adalah
bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat
representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide
daripada mengenai bunyi. Matematika adalah pengetahuan struktur yang
terorganisasi, sifat-sifat dalam teori-teori dibuat secara deduktif berdasarkan kepada
unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan
kebenarannya adalah ilmu tentang keteraturan pola atau ide, dan matematika itu
adalah suatu seni, keindahannya terdapat pada keterurutan dan keharmonisannya.
4
D. Sifat Kebenaran Sains Empiris Dan Kebenaran Matematika
Dalam sains, bukti empiris dibutuhkan bagi sebuah hipotesis untuk dapat diterima
dalam komunitas ilmiah. Secara normalnya, validasi tersebut dicapai dengan metode
ilmiah dari komitmen hipotesis, perancangan eksperimen, penelaahan sejawat,
penelaahan lawan, produksi ulang hasil, presentasi konferensi dan publikasi jurnal.
Hal ini membutuhkan komunikasi hipotesis yang teliti (biasanya diekspresikan dalam
matematika), kontrol dan batasan percobaan (diekspresikan dengan peralatan
eksperimen yang standar), dan sebuah pemahaman bersama dari pengukuran.
Kebenaran merupakan sifat dari pengetahuan, untuk membahas adanya berbagai
kebenaran, kita perlu mengetahui adanya berbagai macam pengetahuan. Kebenaran
sains empiris harus dibuktikan dengan sifat yang ada dalam obyek empiris (yang
didasarkan pengamatan inderawi) yang menjadi sumber atau asal pengetahuan
tersebut.
5
3.
4.
5.
6
6.
7.
7
8. self-evident
!"
#
9.
10.
self-
8
11. evident
Pertama
12.
13.
9
14.
se
lf-evident"Kedua,
15.
10
16.
$
17.
18.
11
self-
evidence.
19. Ketiga,
20.
Fermat,
21.
12
$
22.
23.
13
self-evident. %
24.
self-evident
25.
$
14
26.
$
$
27.
15
28.
self-
evident
29.
&
30.
16
31.
'
32.
a. Kebenaran Postulat Peano
Dalam Interpretasi Biasa Kita menuliskan lagi postulat peano dibawah ini untuk
memudahkan mengacu:
P1. 0 adalah suatu bilangan
P2. Pengikut sembarang bilangan adalah bilangan
P3. Tidak ada dua bilangan yang menjadi pebgikut yang sama
P4. 0 bukanlah pengukut bilangan apaun
P5. Jika P adalah suatu sifat sehingga (a) 0 bersifat P, dan (b) apabila suatu suatu
bilangan n bersifat P, maka pengikut n juga bersifat P, maka setiap bilangan
bersifat P.
Dapat ditunjukan bahwa postulat-postulat peano semuanya berubah menjadi
proposisiproposisi yang benar jika perimitif-primitif menyukai dengan definisi-
17
definisi yang menyatakan itu.
Jadi, P1 (0 adalah suatu bilangan) adalah benar karena himpunan semua blangan –
yakni, bilangan alam – didefinisikan sebagai terdiri atas 0 beserta pengikut-
pengikutnya. Kebenaran P2. (Pengikut sembarang bilangan adalah bilangan)
mengikuti definisi yang sama. P5, prinsip induksi matematika benar pula. P4. 0
(buknlah pengukut bilangan apaun) kebenarannya dapat dilihat. Bukti P3. (Tidak
ada dua bilangan yang menjadi pebgikut yang sama) menyajikan essulit
tertentu. ini dapat diatasi dengan mengintroduksi “aksioma infinitif” yang
menyatakan, kebenaran objek tak hingga (tak terbatas), sehingga membuat
kebenaran P3 yang ditunjukan.
"A priori" dan "A posteriori" dialihkan ke sini. Untuk kegunaan lain, lihat A
priori (disambiguasi) dan A posteriori (disambiguasi). Apriori dan a posteriori
(masing-masing 'dari yang' dan 'dari yang belakangan sebelumnya') adalah frasa Latin
19
yang digunakan dalam filsafat untuk membedakan jenis pengetahuan, pembenaran,
atau argumendengan mengandalkan bukti atau pengalaman empiris. Pengetahuan
apriori adalah pengetahuan yang tidak bergantung pada pengalaman. Contohnya
termasuk matematika, [i] tautologi, dan deduksi dari alasan murni. [ii] Pengetahuan
posteriori adalah pengetahuan yang bersandar pada bukti empiris. Contohnya
mencakup sebagian besar bidangilmu pengetahuan dan aspek pengetahuan pribadi.
Istilah tersebut berasal dari metode analitik organon Aristoteles: analitik sebelumnya
yang tercakup dalam logika deduktif dari definisi dan prinsip pertama, dan analitik
posterior yang mencakup logika induktif dari pengamatan.
Kedua istilah muncul dalam Euclid 'S Elemen tapi dipopulerkan
oleh Immanuel Kant 'S Critique of Pure Reason, salah satu karya paling berpengaruh
dalam sejarah filsafat. [1] Kedua istilah terutama digunakan sebagai pengubah ke kata
benda "pengetahuan" (yaitu " apriori pengetahuan"). Sebuah apriori juga dapat
digunakan untuk memodifikasi nomina lain seperti 'kebenaran'". Filsuf juga dapat
menggunakan apriori ekonomi, apriorist, dan aprioritas sebagai kata yang mengacu
pada kualitas menjadi apriori.
1. Aksioma
Adalah sebuah pernyataan yang menyatakan bahwa kita menerima sebagai suatu
kebenaran dan bersifat umum, tanpa perlu adanya pembuktian dari k ita. Bisa juga
dikatakan adalah ketentuan yang pasti atau mutlak kebenarannya. Untuk Aksioma
misalnya seperti "Garis adalah himpunan titik-titik yang memuat paling sedikit
dua titik", dan "Dua titik yang berlainan termuat dalam tepat satu garis".
2. Definisi
Merupakan sebuah pernyataan yang dibuat dengan menggunakan konsep yang tak
terdefinisi atau konsep yang telah terdefinisi sebelumnya. Konsep yang tak
terdefinisi didalam geometri misalnya adalah titik, garis, bidang dan ruang.
Sedangkan Definisi misalnya adalah definisi Sinar. Di dalam geometri kita
mengenal sinar, dan definisi sinar adalah himpunan titik-titik yang merupakan
gabungan suatu titik tetap dan titik yang sepihak terhadap titik tetap itu.
3. Teorema
20
Merupakan suatu pernyataan yang masih memerlukan pembuktian dan
pernyataannya dapat ditunjukkan nilai kebenarannya atau benar-benar layak.
Misalnya adalah "Jika dua sudut masing-masing sudut siku-siku maka kedua
sudut itu konkruen", dan "Jika dua sudut masing-masing besuplemen dengan
suatu sudut (yang sama) maka mereka konkruen".
Dari beberapa penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa hubungan ketiganya
terletak pada kegunaan dari masing-masing term. yang dimana Aksioma, Definisi, dan
Teorama merupakan suatu pernyataan matematika yang digunakan untuk
membuktikan suatu kebenaran dalam matematika.
G. Aksioma Peano
Setiap bilangan asli memiliki tepat satu penerus yang juga merupakan bilangan
asli.
Sekali lagi, sangat sederhana dan mudah dimengerti. Kita entah bagaimana perlu
melakukan perjalanan di sepanjang rantai tak terbatas dan aksioma ini memungkinkan
kita melakukan hal itu. Setiap kali kita memiliki bilangan asli, dan aksioma pertama
secara eksplisit memberi kita bilangan nol, kita juga memiliki penerus yang lagi-lagi
adalah bilangan asli. Nomor ini kemudian memiliki penerusnya sendiri dan
seterusnya. Kami dapat terus memainkan game ini untuk selama-lamanya dan jika
21
kami memainkannya cukup lama, kami dapat mencapai nomor alami pilihan kami.
22
Gambar 3 - Aksioma Peano Ke-empat
Namun, ini jelas tidak terlihat seperti rantai tak terbatas yang ingin kita definisikan.
Akhirnya, kami sekali lagi terjebak berputar-putar. Jadi apa sebenarnya masalah yang
perlu kita selesaikan? Nah, ternyata angka dua dan lima sama-sama memiliki penerus
yang sama yaitu tiga. Jadi apa yang dilakukan aksioma keempat adalah
menghilangkan kemungkinan ini.
Jika dua bilangan asli memiliki penerus yang sama, maka kedua bilangan asli
tersebut adalah sama.
Ini menghilangkan struktur di atas dan semua yang serupa. Dalam contoh kita, angka
dua dan lima memiliki penerus yang sama, tetapi keduanya adalah angka yang
berbeda. Ini melanggar aksioma keempat.
23
- Bahkan aksioma keempat tidak dilanggar. Secara khusus, penerus apel adalah
jeruk dan sebaliknya.
Bilangan yang dapat dicapai dari titik awal, yaitu nol, dengan berjalan di
sepanjang rantai tak hingga adalah satu-satunya bilangan asli yang ada.
Masalah terakhir diurus! Dalam contoh di atas, apel dan jeruk tidak dapat dijangkau
dengan berjalan di sepanjang rantai yang tak terbatas dan oleh karena itu keduanya
tidak dapat menjadi bilangan asli.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kajian dan analisis yang telah dilakukan pada makalah ini maka
dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1. Kebenaran matematika dimulai dengan aksioma dan teori matematika yang
diturunkan secara logis dengan logika maka matematika disebut kebenaran
kondisional. Kebenaran perangkat aksioma matematika bukan kebenaran yang
terbukti dengan sendirinya bukan pula sains yang lebih umum tetapi apriori,
24
benar-benar empiris untuk selamanya.
2. Matematika adalah metode berpikir yang logis. Berdasarkan perkembangannya,
masalah yang dihadapi logika makin lama semakin rumit dan membutuhkan
struktur analisis yang lebih sempurna. Dalam perspektif inilah, logika berkembang
menjadi matematika. “Matematika merupakan masa kedewasaan logika,
sedangkan logika adalah masa kecil dari matematika”.
3. Penerapan matematika, dan khususnya beberapa cabang matematika seperti
statistika, dalam ilmu empiris sama dominan. tidak hanya dalam ilmu-ilmu
alamseperti fisika, biologi, astronomi, dan kimia, juga dalam ilmu-ilmu sosial
seperti sosiologisdan ekonomi. dalam perumusan direkayasasosial dan kebijakan
umum, matematika-pun berperan penting dalam menyajikan data dan analisis
terhadapnya bagi pembuat kebijakan. Matematika mampu menjadi instrumen
untuk menghasilkan direkayasa dan kebijakan yang lebih kuat.
4.
a) Dalam sains, bukti empiris dibutuhkan bagi sebuah hipotesis untuk dapat
diterima dalam komunitas ilmiah. Secara normalnya, validasi tersebut dicapai
dengan metode ilmiah dari komitmen hipotesis, perancangan eksperimen,
penelaahan sejawat, penelaahan lawan, produksi ulang hasil, presentasi
konferensi dan publikasi jurnal. Kebenaran sains empiris harus dibuktikan
dengan sifat yang ada dalam obyek empiris (yang didasarkan pengamatan
inderawi) yang menjadi sumber atau asal pengetahuan tersebut.
b) Semua kebenaran matematis bersifat relatif, kondisional (Steinmetz, 1923).
Relatif adalah sesuatu yang tidak mutlak atau nisbi. Kondisional adalah
pengambilan keputusan ataupun eksekusi berdasarkan syarat-syarat yang
diajukan.
5. A priori dan a posteriori adalah frasa Latin yang digunakan dalam filsafat untuk
membedakan jenis pengetahuan, pembenaran, atau argument dengan
mengandalkan bukti atau pengalaman empiris.
6. - Aksioma, sebuah pernyataan yang menyatakan bahwa kita menerima sebagai
suatu kebenaran dan bersifat umum, tanpa perlu adanya pembuktian.
- Definisi, sebuah pernyataan yang dibuat dengan menggunakan konsep yang
tak terdefinisi atau konsep yang telah terdefinisi sebelumnya.
- Teorama, suatu pernyataan yang masih memerlukan pembuktian dan
25
pernyataannya dapat ditunjukkan nilai kebenarannya atau benar-benar layak.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan ketiganya terletak pada kegunaan
dari masing-masing term. yang dimana Aksioma, Definisi, dan Teorama
merupakan suatu pernyataan matematika yang digunakan untuk membuktikan
suatu kebenaran dalam matematika
7. Aksioma Peano dimaksudkan untuk memberikan dasar yang kuat untuk bilangan
asli (0, 1, 2, 3, …) yang digunakan dalam aritmatika, teori bilangan, dan teori set.
Secara khusus, Aksioma peano memungkinkan himpunan tak hingga dihasilkan
oleh himpunan simbol dan aturan yang terbatas. Terdapat 5 (lima) Aksioma Peano
yaitu,
a. Nol adalah bilangan asli
b. Setiap bilangan asli memiliki tepat satu penerus yang juga merupakan
bilangan asli
c. Nol bukanlah penerus bilangan asli apa pun.
d. Jika dua bilangan asli memiliki penerus yang sama, maka kedua bilangan asli
tersebut adalah sama.
e. Bilangan yang dapat dicapai dari titik awal, yaitu nol, dengan berjalan di
sepanjang rantai tak hingga adalah satu-satunya bilangan asli yang ada.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa sepenuhnya dalam makalah penulisan ini masih terdapat
banyak kekurangan, untuk itu penulis berharap pembaca dapat menyempurnakan
makalah ini. Penulis juga menyarankan para pembaca untuk memiliki sumber lain
selain dari makalah ini, dengan menambah sumber yang dapat dicapai tentunya dapat
lebih membuat pembaca memahami bahasan dan juga membuat makalah ini lebih
bermanfaat.
26
DAFTAR PUSTAKA
Emild, Herva. (2016). Ilmu Pengetahuan dan Kebenaran Ilmiah. Diakses pada 25 September
2021, dari https://mti.raharja.ac.id/2016/11/10/ilmu-pengetahuan-dan-kebenaran-
ilmiah/
27
UT. Modul 1 Hakikat dan sejarah matematika,
28