Anda di halaman 1dari 26

MATEMATIKA DAN STATISTIKA

KELOMPOK 8 :
 DELLA AYU RAHMADANI
 SAUSAN QOSAMAH

PPKn C 2015
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

i
Kata Pengantar

Puji sukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Matematika dan Statistika” ini
dengan baik walaupun masih banyak kekurangan didalamnya. Dan kami juga berterima kasih
kepada bapak Drs. Agus Martono,M.Si dan bapak Dr. Achmad Husen,M.Pd selaku dosen
mata kuliah Ilmu Negara yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai banyak hal tentang filsafat matematika dan statistika. Kami
sangat menyadari makalah ini sangat jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu kami selaku
kelompok 8 berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang kami buat ini,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami dan dapat bermanfaat bagi siapapun yang
membaca. Setidaknya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan kami selaku pembuat
makalah ini. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih banyak dan mohon maaf atas
ketidaksempurnaan makalah yang kami sajikan.

Jakarta, 28 September 2015

ii
Daftar Isi
Halaman judul ........................................................................................................... i
Kata pengantar............................................................................................................ii
Latar Belakang.............................................................................................................1
Rumusan masalah.......................................................................................................1
Tujuan..........................................................................................................................2
Manfaat........................................................................................................................2
Metode penulisan........................................................................................................2
Pengertian matematika ..............................................................................................3
Matematika sebagai bahasa........................................................................................3
Sifat kuantitatif matematika.......................................................................................4
Matematika sebagai sarana berpikir deduktif .........................................................5
Matematika peradaban................................................................................................6
Pengertian statistika.....................................................................................................6
Sejarah perkembangan statistik.................................................................................8
Hubungan antara sarana ilmiah bahasa,matematika, logika dan statististika......9
Statistika dan cara berpikir induktif..........................................................................9
Peranan statistika dalam tahap-tahap metode kelimuaan.....................................10
Penerapan statistika...................................................................................................10
Kegunaan statistika....................................................................................................11
Kesimpulan.................................................................................................................12
Saran...........................................................................................................................12
Bab 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Penulisan makalah ini merupakan pemaparan mengenai matematika dan statistika dalam
filsafat, yang diambil dari beberapa sumber buku JUJUN S Suriasumantri yang berjudul “
Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer dan di internet. Pembahasan buku ini sedikit rumit
jika kami menggunakan dari buku ini saja akan membingungkan maka kami mengambil dari
internet agar bisa lebih memahaminya .Matematika adalah cabang dari filsafat yang mengkaji
anggapan-anggapan filsafat, dasar-dasar, dampak-dampak matematika. Tujuan dari filsafat
matematika adalah untuk memberikan rekaman sifat dan mtodologi matematika dan untuk
memahami kedudukan matematika di dalam kehidupan manusia. Statistika pada mulanya kata
statistik diartikan sebagai keterangan-keterangan yang dibutuhkan oleh negara dan berguna bagi
negara. Secara etimologi, kata “statistik” berasal dari kata status (bahasa latin) yang mempunyai
persamaan arti dengan kata state (bahasa Inggris), yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan
dengan negara. Pada mulanya, kata “statistik” diartikan sebagai “kumpulan bahan keterangan (data),
baik yang berwujud angka (data kuantitatif) maupun data yang tidak berwujud angka (data
kuantitatif), yang mempunyai arti penting dan kegunaan yang besar bagi suatu negara”. Namun pada
perkembangan selanjutnya, arti kata statistik hanya dibatasi pada kumpulan bahan keterangan yang
berwujud angka (data kuantitatif) saja. Harapannya penulisan makalah yang dibuat oleh kami dapat
mengulas bahasan kali ini dengan jelas dan tepat tanpa mengurangi esensi dari tulisan berbagai
sumber yang telah digunakan.

1.2 Rumusan masalah


1 Apa pengertian matematika dalam filsafat?
2 Tujuan filsafat matematika?
3 Apa pengertian statistika dalam filsafat?

1
1.3 Tujuan

 Mengetahui lebih jelas pengertian matematika dalam filsafat


 Mengetahui tujuan matematika
 Mengetahui lebih jelas pengertian statistika dalam filsafat

1.3 Manfaat
 (penulis) agar dapat menambah wawasan dari matematika dan statistika
dalam filsafat
 (pembaca) agar dapat informasi dari matematika dan statistika dalam
filsafat

1.4 Metode Penulisan


Penulisan ini menggunakan buku dan internet yang bisa diambil karena
keterbatasan buku dan kurang memahami materi yang ada di buku , jika
menggunakan internet kami bisa memahami materi yang ada.

2
Bab 2
Pembahasan

MATEMATIKA

Pengertian Matematika
Matematika adalah cabang dari filsafat yang mengkaji anggapan-anggapan
filsafat, dasar-dasar, dampak-dampak matematika. Tujuan dari filsafat matematika
adalah untuk memberikan rekaman sifat dan metodologi matematika dan untuk
memahami kedudukan matematika di dalam kehidupan manusia.

Matematika sebagai Bahasa

Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan


yang ingin kita sampaikan dan Matematika adalah bahasa yang berusaha untuk
menghilangkan sifat kubur,majemuk dan emosional dari bahasa verbal. Lambang-lambang
dari matematika dibikin secara “artifisial” dan individu yang merupakan perjanjian yang
berlaku. Tanpa adanya itu matematika hanya sekumpulan rumus-rumus mati. Yang paling
sungkar untuk menjelaskan kepada orang yang baru belajar matematika, keluh Alfred North
Whitehead. Ialah bahwa X itu tidak berarti.

Bahasa verbal seperti telah kita lihat sebelumnya mempunyai beberapa kekurangan
yang sangat mengganggu. Suami istri yang baru saja menikah mengalami betapa sengsara
jadinya disebabkan komunikasi yang bantu.

Untuk mengatasi kekurangan yang terdapat pada bahasa maka kita berpaling kepada
matematika. Dalam hal ini dapat kita katakan bahwa matematika adalah bahasa yang
berusaha untuk menghilangkan sifat kubur, majemuk, dan emosional dari bahasa verbal.
Lambang-lambang matematika dibuat secara artifisal dan individu yang merupakan
perjanjian yang berlaku khusus untuk masalah yang sedang kita kaji. Sebuah obyek yang
sedang kita telaah dapat kita lambangkan dengan apa saja sesuai dengan perjanjian kita.

3
Contohnya, bila kita sedang mempelajar kecepatan jalan kaki seseorang maka obyek
“kecepatan jalan kaki seseorang´tersebut dapat kita lambangkan dengan X. Dalam hal ini
maka X hanya mempunyai satu arti yakni “kecepatan jalan kaki seseorang”.

Lambang matematika yang berupa X ini kiranya mempunyai arti yang jelas yakni
“kecepatan jalan kaki seseorang”. Disamping itu x juga bersifat majemuk sebab hanya x yang
melambangkan “kecepatan jalan kaki seseorang” dan tidak memiliki arti lain.

Sifat Kuantitatif dari Matematika

Matematika mempunyai kelebihan lain dibandingkan dengan bahasa verbal.


Matematika mengembangkan bahasa numerik yang memungkin kan kita untu melakukan
pengukuran secara kuantitatif. Dengan bahasa verbal apabila kita membandingkan 2 objek
yang berlainan misalnya gajah dengan semut dengan bahasa verba kita hanya dapat
mengatakan bahwa gajah lebih besar dibanding semut. Tapi dengan matematika kita dapat
mengukur berapa besar gajah bila dibandingkan dengan semut.

Bahasa verbal hanya mampu engemukakan pernyataan yang bersifat kualitatif.


Demikian juga maka penjelasan dan ilmu yang dijelaskan dengan bahasa verbal bersifat
kuantitatif. Kita tahu bahwa logam dipanaskan dapat memanjang. Namun yang kita ketahui
hanya logam dapat memanjang jika di panaskan. Kita tidak dapat mengatakan berapa besar
pertambahan panjangnya. Hal ini menyebabkan penjelasan yang diberikan bahasa verbal
tidak bersifat eksak, menyebabkan daya prediktif dan kontrol ilmu kurang jelas. Untuk
mengatasi masalah ini matematika mengembangkan konsep pengukuran. Lewat pengukuran,
maka kita dapat mengetahui berapa panjang logam dan berapa pertambahan panjangnya
kalau logam itu dipanaskan.

Sifat kuantitatif dari matematika ini meningkatkan daya prediktif dan kontrol dari
ilmu. Ilmu memberikan jawaban yang lebih bersifat eksak dan memungkinkan pemecahan
masalah secara lebih tepat dan cermat. Matematika memungkinkan ilmu mengalami
perkembangan dari tahap kualitaftif ke kuantitatif. Perkembangan ini merupakan suatu hal
yang imperatif bila kita menghendaki daya prediksi dan kontrol yang lebih tepat dan cermat
dari ilmu. Beberapa disiplin terutama ilmu-ilmu sosial, agar mengalami kesungkaran dalam
perkembangan yang bersumber pada problema teknis dalam pengukuran.

4
Kesungkaran ini secara bertahap telah mulai dapat diatasi, dan akhir-akhir ini kita
melihat perkembangan yang menggembirakan, dimana ilmu-ilmu sosial telah mulai
memasuki tahap yang bersifat kuantitatif. Pada dasarnya matematika diperlukan oleh semua
disiplin keilmuan untuk meningkatkan daya prediksi dan kontrol dari ilmu tersebut.

Matematika Sebagai Sarana berpikir Deduktif

Matematika merupakan pengetahuan yang baru berdasarkan premis-premis


tertentu. Pengetahuan yang ditemukan ini sebenarnya hanyalah konsekuensi dari pernyataan-
pernyataanilmiah yang telah kita temukan sebelumnya. Meskipun “tak perna ada logika”
namun pengetahuan yang didapat secara deduktif ini sungguh sangat berguna dan
memberikan kejutaan yang sangat menyenangkan. Dari beberapa premis bahwa
kebenarannya daat ditemukan pengetahuan-pengetahuan lainnya yang memperkaya
perbendaharaan ilmiah kita.

Perkembagan Matematika

Ditinjau dari perkembanganya maka ilmu dapat dibagi menjadi tiga tahap,
yakni tahap sistematika, komparatif, dan kuantitatif. Pada tahap sistematika maka ilmu mulai
menggolongkan obyek empiris ke dalam kategori-kategori tertentu. Penggolongkan ini
memungkinkan kita untuk menemukan ciri-ciri yang bersifat umum dari anggota-anggota
yang menjadi kelompok tertentu. Ciri-ciri yang bersifat umum merupakan pengetahuan bagi
manusia dalam mengenali dunia fisik. Dalam tahap yang kedua yakin komparatif kita
melakukan perbandingan antara obyek yang satu dengan yang lain, kategori yang satu dengan
yang lain, dan seterusnya. Kita mulai mencari hubugan yang didasarkan kepada perbandingan
anatara berbagai obyek yang kita kaji. Tahap selanjutnya ialah tahap kuantitatif dimana kita
mncarai sebab akibat tidak lagi berdasarkan pengukuran yang eksak dari obyek yang kita
selidiki. Bahasa verbal berfungsi dengan baik dalam kedua tahap yang pertama namun dalam
tahap yang ketiga maka pengetahuan memerlukan matematika. Lambang-lambang
matematika bukan saja jelas namun juga eksak dengan mengandung informasi tentang obyek
tertentu dalam dimensi-dimensi pengukuran.

5
Selain sebagai bahasa matematika juga berfungsi sebagai alat berfikir. Ilmu
pengetahuan yang mendasar kepada analisis dalam menarik kesimpulan menurut suatu pola
berpikir tertentu. Semakin lama masalah yang dihadapi semakin sulit dan membutuhkan
struktur analisis yang lebih sempurna. Dalam hal inilah logika berkembang menjadi
matematika, seperti yang disimpulkan oleh Bertrand Russell, “matematika adalah masa
kedewasaan logika, dan logika adalah masa kecil matematika.

Matematika dan Peradaban

Matematika dapat dikatakan hampir sama tanya dengan peradaban manusia itu
sendiri. Sebelum 3500 SM bangsa Mesir kuno telah memiliki simbol-simbol yang
melambangkan angka-angka.para pendeta adalah ahli matematika yang pertama, yang
melakukan pengukuran pasang surutnya sungai nil dan meramalkan timbulnya banjir, seperti
apa yang kita lakukan sekarang. Bedanya dulu pengetahuan tentang matematika dianggap
kramat. Para pendeta sengaja menyembunyikan pengetahuan tentang matematika ini untuk
mempertahankan kekuasaan mereka.

Statistika

Pengertian statistik
Pada mulanya kata statistik diartikan sebagai keterangan-keterangan yang dibutuhkan oleh
negara dan berguna bagi negara.
Secara etimologi, kata “statistik” berasal dari kata status (bahasa latin) yang mempunyai
persamaan arti dengan kata state (bahasa Inggris), yang dalam bahasa Indonesia
diterjemahkan dengan negara. Pada mulanya, kata “statistik” diartikan sebagai “kumpulan
bahan keterangan (data), baik yang berwujud angka (data kuantitatif) maupun data yang tidak
berwujud angka (data kuantitatif), yang mempunyai arti penting dan kegunaan yang besar
bagi suatu negara”. Namun pada perkembangan selanjutnya, arti kata statistik hanya dibatasi
pada kumpulan bahan keterangan yang berwujud angka (data kuantitatif) saja.

6
Ditinjau dari segi terminologi, dewasa ini istilah statistik terkandung berbagai macam
pengertian;

1. Istilah statistik kadang diberi pengertian sebagai data statistik, yaitu kumpulan bahan
keterangan berupa angka atau bilangan.
2. Sebagai kegiatan statistik atau kegiatan perstatistikan atau kegiatan penstatistikan.
3. Kadang juga dimaksudkan sebagai metode statistik yaitu cara-cara tertentu yang perlu
ditempuh dalam rangka mengumpulkan, menyusun, atau mengatur, menyajikan,
menganalisis, dan memberikan interpretasi terhadap sekumpulan bahan keterangan yang
berupa angka itu dapat berbicara atau dapat memberikan pengertian makna tertentu.
4. Istilah statistik dewasa ini juga dapat diberi pengertian sebagai “ilmu statistik”, ilmu
statistik adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari dan memperkembangkan secara ilmiah
tahap-tahap yang adadalam kegiatan statistik atau ilmu pengetahuan yang membahas
(mempelajari) dan memperkembangkan prinsip-prinsip, metode dan prosedur yang perlu
ditempuh dalam rangka;
a. Pengumpulan data angka
b. Penyusunan atau pengaturan data angka
c. Penyajian atau penggambaran atau pelukisan data angka
d. Penganalisisan terhadap data angka
e. Penarikan kesimpulan (conclusion)
f. Pembuatan perkiraan (estimation)
g. Penyusunan ramalan (prediction) secara ilmiah (dalam hal ini secara matematik) atas dasar
pengumpulan data angka tersebut.
Dalam kamus ilmiah populer, kata statistik berarti tabel, grafik, daftar informasi, angka-
angka, informasi. Sedangkan kata statistika berarti ilmu pengumpulan, analisis dan klasifikasi
data, angka sebagai dasar untuk induksi.

7
Sejarah Perkembangan Statistik
Peluang yang merupakan dasar dari teori statistika, merupakan konsep baru yang tidak
dikenal dalam pemikiran Yunani Kuno, Romawi dan bahkan Eropa dalam Abad Pertengahan.
Teori mengenai kombinasi bilangan sudah terdapat dalam aljabar yang dikembangkan sarjana
Muslim, namun bukan dalam lingkup teori peluang. Begitu dasar-dasar peluang ini
dirumuskan, maka dengan cepat telaahan ini berkembang. Konsep statistik sering dikaitkan
dengan distribusi variabel yang ditelaah dalam suatu populasi tertentu.
a. Abraham Demoitre (1667-1754) mengembangkan teori galat atau kekeliruan (theory of
error).
b. Thomas Simpson (1757) menyimpulkan bahwa terdapat sesuatu distribusi yang berlanjut
(continuous distribution) dari suatu variabel dalam suatu frekuensi yang cukup banyak.
c. Pierre Simon de Laplace (1749-1827) mengembangkan konsep Demoivre dan Simpson ini
lebih lanjut dan menemukan distribusi normal sebuah konsep mungkin paling umum dan
paling banyak dipergunakan dalam analisis statistika disamping teori peluang.
d. Distribusi lain, yang tidak berupa kurva normal, kemudian ditemukan Francis Galton
(1822-1911) dan Karl pearson (1857-1936)
e. Karl Friedrich Gauss (1777-1855) mengembangkan teknik kuadrat terkecil (least squares)
simpangan baku dan galat baku untuk rata-rata (the standard error of the mean). Pearson
melanjutkan konsep-konsep Galton dan mengembangkan konsep regresi, korelasi, distribusi,
chi-kuadrat dan analisis statistika untuk data kualitatif Pearson menulis buku The Grammar
of science sebuah karya klasik filsafat ilmu.
f. William Searly Gosset, yang terkenal dengan nama samaran “student”, mengembangkan
konsep tentang pengambilan contoh. Desigent Experiment dikembangkan oleh Ronald
Alylmer Fisher (1890-1962) disamping analisis varians dan covarians, distribusi –z, distribusi
–t, uji signifikan dan teori tentang perkiraan (theory of estimation).
Di Indonesia sendiri kegiatan dalam bidang penelitian sangat meningkat, baik kegiatan
akademik maupun pengambilan keputusan telah memberikan momentum yang baik untuk
pendidikan statistika.

8
Hubungan Antara Sarana Ilmiah Bahasa, Matematika, logika dan Statistika
Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, agar dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah
dengan baik, diperlukan sarana yang berupa bahasa, matematika, logika dan statistika.
Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah
dimana bahasa merupakan alat berpikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan
pikiran tersebut kepada orang lain.
Ditinjau dari pola berpikirnya, maka ilmu merupakan gabungan berpikir deduktif dan berpikir
induktif. Untuk itu penalaran ilmiah menyandarkan diri pada proses logika deduktif dan
logika induktif. Matematika mempunyai peranan yang penting dalam berpikir deduktif,
sedangkan statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif. Jadi keempat
sarana ilmiah ini saling berhubungan erat satu sama lain.

Tujuan Pengumpulan Data Statistik


Tujuan ini dibagi menjadi dua golongan besar yaitu;
a. Tujuan kegiatan praktis
Dalam kegiatan praktis hakikat alternatif yang sedang dipertimbangkan telah diketahui,
paling tidak secara prinsip, dimana konsekuensi dalam memilih salah satu dari alternatif
tersebut dapat dievaluasi berdasarkan serangkaian perkembangan yang akan terjadi.
b. Tujuan kegiatan keilmuan
Kegiatan statistika dalam bidang keilmuan diterapkan pada pengambilan suatu keputusan
yang konsekuensinya sama sekali belum diketahui. Dengan demikian konsekuensi dalam
melakukan kesalahan dapat diketahui secara lebih pasti dalam kegiatan praktis dibandingkan
dengan kegiatan keilmuan.

Statistika dan Cara Berpikir Induktif


Ilmu secara sederhana dapat didefinisikan sebagai pengetahuan yang telah teruji
kebenarannya. Semua pernyataan ilmiah adalah sesuai faktual, dimana konsekuensinya dapat
diuji baik dengan jalan mempergunakan pancaindera, maupun dengan alat-alat yang
membantu pancaindera tersebut. Statistika merupakan pengetahuan untuk melakukan
penarikan kesimpulan induktif secara lebih seksama.
Kesimpulan yang ditarik dalam penalaran deduktif adalah benar jika premis-premis yang
dipergunakan adalah benar danprosedur penarikan kesimpulannya adalah sah.

9
Sedangkan dalam penalaran induktif meskipun premis-premisnya adalah benar dan prosedur
penarikan kesimpulannya adalah sah, maka kesimpulan itu belum tentu benar.

Tapi kesimpulan itu mempunyai peluang untuk benar. Statistik merupakan sarana berpikir
yang diperlukan untuk memproses pengetahuan secara ilmiah. Sebagai bagian dari perangkat
metode ilmiah, statistik membantu kita untuk melakukan generalisasi dan menyimpulkan
karakteristik suatu kejadian secara lebih pasti dan bukan terjadi secara kebetulan.

Peranan statistika dalam tahap-tahap Metode Keilmuan


Langkah-langkah yang lazim dipergunakan dalam kegiatan keilmuan yang dapat dirinci
sebagai berikut;
a. Observasi
Statistik dapat mengemukakan secara terperinci tentang analisis yang akan dipakai dalam
observasi.
b. Hipotesis
Untuk menerangkan fakta yang diobservasi, dugaan yang sudah ada dirumuskan dalam
sebuah hipotesis. Dalam tahap kedua ini statistika membantu kita dalam mengklasifikasikan
hasil observasi.

c. Ramalan
Dari hipotesis dikembangkanlah deduksi. Jika teori yang dikemukakan memenuhi syarat
deduksi akan menjadi pengetahuan baru. Fakta baru ini disebut ramalan.

d. Pengujian kebenaran
Untuk menguji kebenaran ramalan, mulai dari tahapan-tahapan berulang seperti sebuah
siklus.

Penerapan Statistika
Statistika diterapkan secara luas dalam hampir semua pengambilan keputusan dalam bidang
manajemen. Statistika diterapkan dalam penelitian pasar, penelitian produksi, kebijaksanaan
penanaman modal, kontrol kualitas, seleksi pegawai, kerangka percobaan industri, ramalan
ekonomi, auditing dan masih banyak lagi.

10
Kegunaaan Statistika
Para statistisi memandang statistika mempunyai nilai guna sebagai berikut:

1. Komunikasi ialah sebagai penghubung beberapa pihak yang menghasilkan data


statistika atau berupa analisa statistika, sehingga beberapa pihak tersebut akan dapat
mengambil keputusan melalui informasi tersebut.
2. Deskripsi yaitu penyajian data dan mengilustrasikan data. Misalnya mengukur hasil
produksi, laporan hasil liputan berita, indeks harga konsumen, laporan keuangan, tingkat
inflasi, jumlah penduduk, hasil pendapatan dan pengeluaran negara dan sebagainya.
3. Regresi yaitu meramalkan pegaruh data yang satu dengan data yang lainnya dan untuk
mengantisipasi gejala-gejala yang akan datang.
4. Korelasi yaitu untuk mencari kuatnya atau besarnya hubungan data dalam suatu
penelitian.
11

Bab 3 Penutup

Kesimpulan

Matematika adalah cabang dari filsafat yang mengkaji anggapan-anggapan filsafat, dasar-
dasar, dampak-dampak matematika. Tujuan dari filsafat matematika adalah untuk
memberikan rekaman sifat dan mtodologi matematika dan untuk memahami kedudukan
matematika di dalam kehidupan manusia. Statistika pada mulanya kata statistik diartikan sebagai
keterangan-keterangan yang dibutuhkan oleh negara dan berguna bagi negara. Secara etimologi,
kata “statistik” berasal dari kata status (bahasa latin) yang mempunyai persamaan arti dengan kata
state (bahasa Inggris), yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan negara. Pada mulanya,
kata “statistik” diartikan sebagai “kumpulan bahan keterangan (data), baik yang berwujud angka
(data kuantitatif) maupun data yang tidak berwujud angka (data kuantitatif), yang mempunyai arti
penting dan kegunaan yang besar bagi suatu negara”. Namun pada perkembangan selanjutnya, arti
kata statistik hanya dibatasi pada kumpulan bahan keterangan yang berwujud angka (data
kuantitatif) saja.

Saran

Kami sangat menyadari kekurangan-kekurangan yang ada pada makalah ini. Baik dari segi
penulisannya dan segi ilmunya itu sebab kurangnya memahami referensi yang digunakan dan
kurang pengalaman dari penulis. Apabila ada krtik dan saran dari pembaca yang dapat
membangun kami, guna untuk memperbaiki makalah yang akan datang.
12

Daftar Pustaka

Jujun S . Suriasumantri

Emmy Oktariani: Filsafat-Statistika http://ldr30.blogspot.com/2012/12/filsafat-statistika.html

Abdan Matin Ahmad http://abdanmatin.blogspot.com/2012/01/filsafat-matematika.html

Dara Putria Fiza http://daraputriafiza201431107.weblog.esaunggul.ac.id/2015/01/31/filsafat-


ilmu-logika-statistika/
D. STATISTIKA

Pengertian

a. Statistika adalah logika berpikir secara induktif, yaitu penarikan kesimpulan setelah
dihadapkan kepada sebuah permasalahan mengenai banyaknya kasus yang harus diamati
sampai kepada suatu kesimpulan yang bersifat umum.

b. Statistika adalah ilmu tentang cara mengumpulkan, menabulasi, menggolong-golongkan,


menganalisis, dan mencari keterangan yang berarti dari data yang berupa angka.

c. Statistika adalah pengetahuan yang berhubungan dengan pengumpulan data,


penyelidikan dan kesimpulannya berdasarkan bukti, berupa catatan bilangan (angka-angka).

Hampir sama dengan logika matematika, statistika selain berupa angka-angka, ia juga
merupakan bidang keilmuwan yang memberi arti pada lambang, formula dan teorema. Ia
seperti tata buku, selain merupakan kumpulan berbagai prinsip dan metode, namun ia juga
berarti rekening, neraca dan perhitungan pendapatan. Bidang keilmuwan statistika
adalahsekumpulan metode untuk memperoleh dan menganalisa data dalam mengambil suatu
kesimpulan. Perbedan antara matematika dan statistika terletak pada logika yang digunakan.
Matematika menggunakan logika deduktif, sedangkan statistika menggunakan logika
induktif.

Sejarah Perkembangan Statistika

Peluang yang merupakan dasar dari teori statistika, merupakan konsep baru yang
tidak dikenal dalam pemikiran Yunani Kuno, Romawi dan bahkan Eropa dalam abad
pertengahan. Teori mengenai kombinasi bilangan sudah terdapat dalam al-Jabar yang
dikembangkan sarjana Muslim namun bukan dalam lingkup teori peluang. Begitu dasar-dasar
peluang ini dirumuskan maka dengan cepat bidang telaahan ini berkembang.

Konsep statistika sering dikaitkan dengan distribusi variable yang ditelaah dalam
suatu populasi tertentu. Abraham Demoivre ( 1667-1754) mengembangkan teori galat atau
kekeliruan. Pada tahun 1757 Thomas Simpson menyimpulkan bahwa terdapat suatu distribusi
yang berlanjut dari suatu suatu variable dalam suatu frekuensi yang banyak. Pierre Simon de
Laplace (1749-1827) mengembangkan konsep Demoivre dan Simpson ini lebih lanjut dan
menemukan distribusi normal; sebuah konsep yang mungkin paling umum dan paling banyak
dipergunakan dalam analisis statistika di samping teori peluang. Statistika yang relative
sangat muda dibandingkan dengan matematika, berkembang dengan sangat cepat terutama
dalam dasawarsa lima puluh tahun belakangan. Penelitian ilmiah, baik yang berupa survai
maupun eksprimen, dilakukan dengan cermat dan teliti mempergunakan teknik-teknik
statistika yang diperkembangkan sesuai dengan kebutuhan.

Peranan Statistika dalam pengembangan ilmu pengetahuan

Statistika merupakan pengembangan dari matematika. Data dengan jumlah ribuan


akan dengan mudah dibaca kalau sudah mempergunakan ilmu Statistika. Statistika memiliki
ciri khas pengambilan kesimpulan dengan cara induktif. Pengambilan kesimpulan secara
induktif menghadapkan kita kepada sebuah permasalahan mengenai banyaknya kasus yang
harus kita amati sampai kepada suatu kesimpulan yang bersifat umum. Logika statistika
disebut juyga logika induktif yang tidak memberikan kepastian namun memberi tingkat
peluang bahwa untuk premis-premis tertentu dapat ditarik suatu kesimpulan, dan
kesimpulannya mungkin benar, mungkin juga salah. Langkah yang ditempuh dalam logika
induktif ini adalah:

1) Observasi dan eksprimen

2) Munculnya hipotesis ilmiah

3) Verifikasi dan pengukuhan yang berakhir pada hasil sebuah teori dan hukum ilmiah.

Statistika sebuah ilmu sudah banyak dipergunakan oleh berbagai instansi untuk
kepentingan pelayanan. Berbagai sensus dan survai tidak dapat dilanjutkan dan diketahui
hasilnya jika data yang telah terkumpul tidak diolah dengan kajian statistika. Dengan
mempergunakan statistika kita dapat menghemat tenaga dan biaya. Misalnya, untuk
mengetahui tinggi badan rata-rata umur 10 tahun anak Indonesia, seseorang tidak perlu
mengukur semua manusia dengan umur yang sama dari Sabang sampai Meraike. Ia cukup
melakukan pengukuran terhadap sebagian anak saja yang dijadikan sampel. Tentu saja
penarikan kesimpulan ini didasarkan atas jumlah sampel yang diambil dengan model tertentu
dari jumlah populasi yang ada. Kesimpulan yang dihasilkan dari pengukuran tinggi badan
anak Indonesia, tentu saja tidak seteliti kesimpulan yang dihasilkan berdasarkan sensus.
Statistika mampu memberikan secara kuantitatif tingkat ketelitian dari kesimpulan
yang ditarik tersebut, yang pada pokoknya didasarkan pada asas yang sangat sederhana, yakni
makin besar contoh yang diambil maka makin tinggi pula tingkat ketelitian kesimpulan
tersebut. Sebaliknya semakin sedikit contoh yang diambil maka makin rendah pula tingkat
ketelitiannya. Statistika juga memberikan kemampuan kepada kita untuk mengetahui apakah
suatu hubungan kausalitas antara dua faktor atau lebih bersifat kebetulan atau memang benar-
benar terkait dalam suatu hubungan yang bersifat empiris. Umpamanya saja kita melakukan
pemupukkan terhadap sejumlah rumpun padi. Berdasarkan teori yang hipotesisnya sedang
kita kaji maka secara logis batang padi yang dipupuk seharusnya bertambah tinggi. Namun
bila kita teliti batang padi yang tidak dipupuk maka mungkin saja beberapa batang di
antaranya juga akan bertambah tinggi disebabkan oleh hal-hal di luar pemupukan tersebut.
Hal ini bisa disebabkan oleh kesuburan tanah yang ditumbuhi batang tersebut agak berlainan
dengan tanah di sekitarnya, atau mungkin juga batang padi tersebut mempunyai karakteristik
genetic tersendiri meskipun berasal dari species yang sama dengan rumpun padi lainnya, atau
mungkin juga disebabkan berbagai-bagai hal lainnya yang berada di luar hubungan kausalitas
antara tinggi batang padi dan pemupukan. Jadi dalam hal ini statistika berfungsi
meningkatkan ketelitian pengamatan kita dalam menarik kesimpulan dengan jalan
menghindarkan hubungan semu yang bersifat kebetulan.

Penarikan kesimpulan secara statistik memungkinkan kita untuk melakukan kegiatan ilmiah
secara ekonomis, dimana tanpa statistika hal ini tidak mungkin dapat dilakukan. Ilmu ini
memungkinkan kita untuk menarik kesimpulan secara induktif. Logika induktif tidak
memberikan kepastian namun sekedar tingkat peluang bahwa untuk premis-premis tertentu
dapat ditarik. Jika selama bulan Oktober dalam beberapa tahun yang lalu hujan selalu turun,
maka kita tidak bisa memastikan bahwa selama bulan Oktober tahun ini juga akan turu hujan.
Kesimpulan yang dapat kita tarik dalam hal ini hannyalah pengetahuan mengenai tingkat
peluang untuk hujan dalam tahun ini juga akan turun.

Statistika merupakan sarana berpikir yang diperlukan untuk memproses pengetahuan secara
ilmiah. Sebagai bagian dari perangkat metode ilmiah maka statistika membantu kita untuk
melakukan generalisasi dan menyimpulkan karakteristik suatu kejadian secara lebih pasti dan
bukan terjadi secara kebetulan. Sekiranya terdapat seorang gila dalam sepuluh orang yang
kebetulan berkumpul bersama-sama, maka berdasarkan akal sehat kemungkinan besar yang
seorang itulah yang akan disebut orang gila.
KESIMPULAN

1. Logika merupakan proses berfikir yang membuahkan pengetahuan dan mempunyai dasar
kebenaran sehingga bisa ditarik kesimpulan dari kebenaran tersebut

2. Bahasa merupakan sarana berfikir ilmiah karena memiliki peranan yang amat luas. Ia
menjadi sarana komunikasi emosi, afeksi dan sekaligus simbolik sehunggan keteraturan
dalam pengungkapan perkataan menjadi terarah dan menjadi alat komunikasi.

3. Matematika merupakan penyampaian makna melalui simbol atau lambang. Matematika


mengembangkan bahasa numeric yang menafikan unsur emosi, kabur dan majemuk seperti
yang terdapat dalam bahasa. Melalui unsur ini, manusia dapat melakukan pengukuran secara
kuantitatif yang ini tidak diperoleh dalam bahasa yang selalu memberi kemungkinan
menggunakan perasaan yang bersifat kualitatif.

4. Statistika. Masih bagian dari matematika, namun di dalam aplikasi berbeda dengan
matematika. Statistika memberikan kesimpulan secara tidak pasti, bisa jadi benar atau bisa
jadi salah. Statistika merupakan kumpulan pengetahuan yang memungkinkan seseorang
untuk menghitung tingkat peluang dengan eksak. Ia juga dapat berguna bagi penarikan
kesimpulan yang bersifat umum dengan jalan mengamati hannya sebagian dari populasi.

DAFTAR PUSTAKA

Dali S, Naga. 1980. Berhitung: Sejarah dan Perkembangannya. Jakarta: Gramedia.

Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Cecep, Sumarna. 2004. Filsafat Ilmu; dari hakikat menuju nilai. Bandung: Pustaka Bani
Quraisy

Suriasumantri, Jujun S. 1990. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.

Bakry. Noor Ms. 1996. Sarana Berfikir Ilmiah dalam Filsafat Ilmu sebagai Dasar
Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Yogyakarta: Liberty.

2. STATISTIKA

A. Pengertian Statistika

a. Statistika adalah logika berpikir secara induktif, yaitu penarikan kesimpulan setelah
dihadapkan kepada sebuah permasalahan mengenai banyaknya kasus yang harus diamati
sampai kepada suatu kesimpulan yang bersifat umum.

b. Statistika adalah ilmu tentang cara mengumpulkan, menabulasi, menggolong-golongkan,


menganalisis, dan mencari keterangan yang berarti dari data yang berupa angka.

c. Statistika adalah pengetahuan yang berhubungan dengan pengumpulan data,


penyelidikan dan kesimpulannya berdasarkan bukti, berupa catatan bilangan (angka-angka).

Hampir sama dengan logika matematika, statistika selain berupa angka-angka, ia juga
merupakan bidang keilmuwan yang memberi arti pada lambang, formula, dan teorema. Ia
seperti tata buku, selain merupakan kumpulan berbagai prinsip dan metode, namun ia juga
berarti rekening, neraca, dan perhitungan pendapatan. Bidang keilmuwan statistika
adalahsekumpulan metode untuk memperoleh dan menganalisa data dalam mengambil suatu
kesimpulan.Perbedan antara matematika dan statistika terletak pada logika yang
digunakan.Matematika menggunakan logika deduktif, sedangkan statistika menggunakan
logika induktif.

Peluang merupakan dasar dari teori statistika, merupakan konsep baru yang tidak dikenal
dalam pemikiran Yunani Kuno, Romawi dan bahkan Eropa dalam abad pertengahan. Teori
mengenai kombinasi bilangan sudah terdapat dalam aljabar yang di kembangkan sarjana
muslim namun bukan dalam lingkup teori peluang. Begitu dasar-dasar peluang ini
dirumuskan maka dengan cepat bidang telaahan ini berkembang.
Konsep statistika sering dikaitkan dengan distribusi variabel yang di telaah dalam suatu
populasi tertentu. Abraham Demoivre(1667-1754) mengembangkan teori galat atau
kekeliruan (Theory of error). Pada tahun 1757 Thomas Simpson menyimpulkan bahwa
terdapat suatu distribusi yang berlanjut (continuous distribution) dari suatu variabel dalam
suatu frekuensi yang cukup banyak. Pierre simon de Laplace (1749-1827) mengembangkan
konsep Demoivre dan Simpson ini lebih lanjut dan menemukan distribusi normal. Sebuah
konsep yang mungkin paling umum dan paling banyak dipergunakan dalam analisis statistika
di samping teori peluang.

B. Statistika dan Cara Berfikir Induktif

Ilmu secara sederhana dapat didefinisikan sebagai pengetahuan yang telah teruji
kebenarannya.Semua pernyataan ilmiah adalah bersifat faktual, dimana konsekuensinya dapat
diuji baik dengan jalan mempergunakan pancaindera, maupun dengan mempergunakan alat-
alat yang membantu pancaindera tersebut.Pengujian secara empiris merupakan salah satu
mata rantai dalam metode ilmiah yang membedakan ilmu dari pengetahuan-pengetahuan
lainnya. Kalau kita telaah lebih dalam maka pengujian merupakan suatu proses pengumpulan
fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan.

Pengujian mengharuskan kita untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum dari kasus-
kasus yang bersifat individual. Logika deduktif berpaling kepada matematika sebagai sarana
penalaran penarikan kesimpulan sedangkan k=logika induktif berpaling kepada statistika.
Statistika merupakan pengetahuan untuk melakukan penarikan kesimpulan induktif secara
lebih seksama.

Penarikan kesimpulan induktif pada hakikatnya berbeda dengan penarikan kesimpulan secara
deduktif.Dalam penalaran deduktif maka kesimpulan yang di tarik adalah benar sekiranya
premis-premis yang dipergunakannya adalah benar dan prosedur penarikan kesimpulannya
adalah sah.Sedangkan dalam penalaran induktif meskipun premis-premisnya adalah benar
dan prosedur penarikan kesimpulannya adalah sah maka kesimpulan itu belum tentu benar.
Yang dapat kita katakan adalah bahwa kesimpulan itu mempunyai peluang untuk benar.
Statistika merupakan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk menghitung tingkat ini
denga eksak.
Statistika mampu memberikan secara kuantitatif tingkat ketelitian dari kesimpulan yang
ditarik tersebut, yang pada pokoknya didasarkan pada asas yang sangat sederhana, yakni
makin besar contoh yang di ambil maka semakin tinggi tingkat ketelitian kesimpulan
tersebut.Sebaliknya makin sedikit contoh yang diambil maka makin rendah pula tingkat
ketelitiannya.

Statistika juga memberikan kemampuan kepada kita untuk mengetahui apakah suatu
hubungan kausalita antara dua faktor atau lebih bersifat kebetulan atau memang benar-benar
terkait dalam suatu hubungan yang bersifat empiris.Statistika berfungsi meningkatkan
ketelitian pengamatan kita dalam menarik kesimpulan dengan jalan menghindarkan
hubungan semu yang bersifat kebetulan.

Terlepas dari semua itu maka dalam penarikan kesimpulan secara induktif kekeliruan
memang tidak bisa dihindarkan. Dalam kegiatan pengumpulan data kita terpaksa
mendasarkan diri kepada berbagai alat yang pada hakikatnya juga tidak terlepas dari cacat
yang berupa ketidak telitian dalam pengamatan. Panca indera manusia sendiri tidak
sempurna yang bisa mengakibatkan berbagai kesalahan dalam pengamatan kita. Demikian
juga dengan alat-alat yang dipergunakan, semua tak ada yang sempurna.

Penarikan kesimpulan secara statistik memungkinkan kita untuk melakukan kegiatan ilmiah
secara ekonomis, dimana tanpa statistika hal ini tak mungkin dapat dilakukan.Karakteristik
yang dipunyai statistika ini sering kurang dikenali dengan baik yang menyebabkan orang
sering melupakan pentingnya statistika dalam penelaahan keilmuan. Secara hakiki statistika
mempunyai kedudukan yang sama dalam penarikan kesimpulan induktif seperti matematika
dalam penarikan kesimpulan secara deduktif.

C. Karakteristik Berpikir Induktif

Kesimpulan yang didapat dalam berpikir deduktif merupakan suatu hal yang pasti, dimana
jika kita mempercayai premis-premis yang dipakai sebagai landasan penalarannya, maka
kesimpulan penalaran tersebut juga dapat kita percayai kebenarannya sebagaimana kita
mempercayai premis-premis terdahulu.Logika induktif tidak memberikan kepastian namun
sekedar tingkat peluang bahwa untuk premis-premis tertentu dapat ditarik.

Statistika merupakan pengetahuan yang memungkinkan untuk menarik kesimpulan secara


induktif berdasarkan peluang tersebut.Dasar dari teori statistika adalah teori peluang.Teori
peluang merupakan cabang dari matematika sedangkan statistika sendiri merupakan disiplin
tersendiri. Menurut bidang pengkajiannya statistika dapat kita bedakan sebagai statistika
teoritis dan statistika terapan. Statistika teoritis merupakan pengetahuan yang mengkaji dasar-
dasar teori statistika, dimulai dari teori penarikan contoh, distribusi, penaksiran dan
peluang.Statistika terapan merupakan penggunaan statistika teoritis yang disesuaikan dengan
bidang tempat penerapannya.Penguasaan statistika mutlak diperlukan untuk dapat berpikir
ilmiah dengan sah.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan


yang ingin kita sampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat “artifisial” ( buatan atau
tidak alami) yang baru mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan padanya.
Matematika mengembangkan bahasa numerik yang memungkinkan kita untuk melakukan
sesuatu pengukuran secara kuantitatif.Matematika memungkinkan ilmu mengalami
perkembangan dari tahap kualitatif ke kuantitatif.

Statistika adalah logika berpikir secara induktif, yaitu penarikan kesimpulan setelah
dihadapkan kepada sebuah permasalahan mengenai banyaknya kasus yang harus diamati
sampai kepada suatu kesimpulan yang bersifat umum.Statistika merupakan pengetahuan yang
memungkinkan untuk menarik kesimpulan secara induktif berdasarkan peluang .Teori
peluang merupakan cabang dari matematika sedangkan statistika sendiri merupakan disiplin
tersendiri.Menurut bidang pengkajiannya statistika dapat kita bedakan sebagai statistika
teoritis dan statistika terapan.

DAFTAR PUSTAKA

Suriasumantri, Jujun. S. 2010. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan
http://catatan-chaya.blogspot.co.id/2013/11/logika-bahasa-matematika-dan-statistika.html
13

Anda mungkin juga menyukai