Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMA LOGIKA MATEMATIKA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Matematika SMA

Pengampu: Drs. Ariyanto, M.Pd

Oleh:

Nama : Amalia Shinta Devi

NIM : A410140164

Kelas : 4 E

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah Subkhanallahuwata’ala. Sholawat


serta salam kita kirimkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad Sholallahu’alaihi
Wassalam, karena atas hidayah-Nyalah paper ini dapat diselesaikan. Paper ini penulis
sampaikan kepada pembina Mata Kuliah Pembelajaran Matematika SMA bapak
Ariyanto, sebagai tugas pendalaman pembelajaran Matematika.

Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada bapak/ibu dosen Matematika
yang telah mencurahkan ilmunya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan dengan lancar dalam menulis paper ini.

Selanjutnya kami mohon kepada bapak dosen khususnya dan pembaca pada
umumnya, bila ada kesalahan atau kekurangan dalam paper ini, baik dari segi bahasa
maupun kontennya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
kepada semua pembaca demi lebih baiknya karya-karya tulis yang akan datang.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Surakarta, 30 Maret 2016

Penulis

ii
iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………................................................ii


DAFTAR ISI……………………………...............................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………...…...................................1
B. Rumusan Masalah ……………………………........... ....................................1
C. Tujuan ……………………………...........................................……………...2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Logika Matematika ……………………………............................3
B. Pernyataan ……………………………............................................................3
C. Kata Hubung Kalimat…………………………….......................................... 4
D. Negasi dari Pernyataan Majemuk…………………………………………..…9
E. Kontradiksi, Tautologi, dan Ekuivalensi Pernyataan-Pernyataan
Majemuk……………………………………………………………………..12
F. Hukum-Hukum Logika ……………………………...................................13
G. Pernyataan Berkuantor............................................................................14
H. Ingkaran Pernyataan Berkuantor..............................................................15
I. Validitas Pembuktian..............................................................................16
J. Bukti dalam Matematika................................................................................18
K. Latihan Soal……………………………........................................................20
L. Kunci Jawaban……………………………....................................................21
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................23
B. Saran ..............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................24

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Suatu kenyataan yang tidak dapat dibantah bahwa logika, penalaran dan
argumentasi sangat sering digunakan dalam kehidupan nyata sehari-hari,
didalam mata pelajaran matematika maupun mata pelajaran lainnya. Dalam
arti luas, logika adalah suatu cabang ilmu yang mengkaji penurunan-
penurunan kesimpulan yang shahih dan yang tidak shahih. Karenanya logika
sangat berguna bagi siswa, disamping dapat meningkatkan daya nalar atau
proses berfikir yang terjadi di saat menurunkan dan menarik kesimpulan dari
pernyataan yang diketahui benar atau dianggap benar, namun dapat
diaplikasikan di dalam kehidupan nyata mereka sehari-hari. Tujuan
pembelajaran logika matematika pada dasarnya adalah agar para siswa dapat
menggunakan aturan-aturan dasar logika matematika untuk penarikan
kesimpulan.
Oleh karena itu, kompetensi yang hendak dicapai adalah agar para siswa
memiliki kemampuan dan keterampilan dalam hal mengembangkan dan
memanfaatkan logika yang dimiliki serta menambah pengetahuan tentang
mata pelajaran ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari logika matematika ?
2. Apa saja kata hubung kalimat pernyataan majemuk ?
3. Bagaimana ingkaran dari pernyataan majemuk ?
4. Apa saja hukum-hukum logika ?
5. Apa saja yang digunakan untuk penarikan kesimpulan ?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari logika matematika.
2. Untuk mengetahui kata hubung kalimat penyataan majemuk.
3. Untuk mengetahui ingkaran dari pernyataan majemuk.
4. Untuk mengetahui hukum-hukum logika.
5. Untuk mengetahui penarikan kesimpulan.

2
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Logika Matematika
Logika Matematika atau Logika Simbol ialah logika yang menggunakan
bahasa Matematika, yaitu dengan menggunakan lambang-lambang atau
simbol- simbol.
Keuntungan atau kekuatan bahasa simbol adalah: ringkas, univalent/bermakna
tunggal, dan universal/dapat dipakai dimana-mana.
B. Pernyataan
Kalimat adalah rangkaian kata yang disusun menurut aturan bahasa yang
mengandung arti. Pernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai benar atau
salah, tetapi tidak sekaligus benar dan salah (pernyataan disebut juga
preposisi, kalimat deklaratif). Benar diartikan ada kesesuaian antara apa yang
dinyatakan dengan keadaan yang sebenarnya. Perhatikan beberapa contoh
berikut!
1. Al-Quran adalah sumber hukum pertama umat Islam
2. 4 + 3 = 8
3. Rapikan tempat tidurmu!
Contoh nomor 1 bernilai benar, sedangkan contoh nomor 2 bernilai salah, dan
keduanya adalah pernyataan. Kalimat 3 di atas tidak mempunyai nilai benar
atau salah, sehingga bukan pernyataan.
a) Kalimat Terbuka
Adalah kalimat yang belum tentu bernilai benar atau salah. Kalimat
terbuka biasanya ditandai dengan adanya variabel (peubah). Jika
variabelnya diganti dengan konstanta dalam semesta yang sesuai maka
kalimat itu akan menjadi sebuah pernyataan.
Variabel (Peubah) adalah lambang yang menunjukkan anggota yang
belum tentu dalam semesta pembicaraan, sedangkan konstanta adalah
lambang yang menunjukkan anggota tertentu dalam semesta

3
pembicaraan. Pengganti variabel yang menyebabkan kalimat terbuka
menjadi pernyataan yang bernilai benar, disebut selesaian atau
penyelesaian.
Contoh kalimat terbuka :
1. yang duduk di bawah pohon itu cantik rupanya
2. x + 2 = 8
b) Pernyataan Majemuk
Logika merupakan sistem matematika artinya memuat unsur-unsur yaitu
pernyataan-pernyataan dan operasi-operasi yang didefinisikan. Operasi-
operasi yang akan kita temui berupa kata sambung logika :
1) Merupakan lambang operasi untuk negasi
2) Merupakan lambang operasi untuk konjungsi
3) Merupakan lambang operasi untuk disjungsi
4) Merupakan lambang operasi untuk implikasi
5) Merupakan lambang operasi untuk biimplikasi
C. Kata Hubung Kalimat
1. Ingkaran atau Negasi
Ingkaran/Negasi dari suatu pernyataan adalah pernyataan lain yang
diperoleh dengan menambahkan kata ”tidak” atau menyisipkan kata
”bukan” pada pernyataan semula. Ingkaran dari suatu pernyataan p
disajikan dengan lambang atau –p atau ~p, dan dibaca: ”tidak p”. Bila
peryataan p bernilai benar, maka ingkarannya bernilai salah dan
sebaliknya.
Contoh Soal :
Misalkan pernyataan
p : Tembakau yang mengandung nikotin.
Ingkaran penyataan p
~ p : Tidak benar bahwa tembakau mengandung nikotin.

4
Dengan tabel kebenaran

2. Konjungsi
Pernyataan p dengan q dapat digabung dengan kata hubung logika “dan”
sehingga membentuk pernyataan majemuk “p dan q” yang disebut
konjungsi. Konjungsi “p dan q” dilambangkan dengan “p  q”. Konjungsi
dua pernyataan p dan q bernilai benar hanya jika kedua pernyataan
komponennya bernilai benar. Dan jika salah satu atau kedua pernyataan
komponennya salah, maka konjungsi itu salah.
Dengan tabel kebenaran

Contoh Soal :

Jika, p : Ima anak pandai

q : Ima anak cekatan

maka p ∧ q : Ima anak pandai dan cekatan

Pernyataan p ∧ q bernilai benar jika Ima benar-benar anak pandai dan


benar-benar anak cekatan.

3. Disjungsi/ Alternasi
Pernyataan p dengan q dapat digabung dengan kata hubung logika “atau”
sehingga membentuk pernyataan majemuk “p atau q” yang disebut

5
disjungsi. Disjungsi p atau q dilambangkan dengan “p  q”. Dalam
kehidupan sehari-hari, kata “atau” dapat berarti salah satu atau kedua-
duanya, dapat pula berarti salah satu tetapi tidak kedua-duanya.
Berdasarkan pengertian di atas, dua buah pernyataan yang dihubungkan
dengan ”atau” merupakan disjungsi dari kedua pernyataan semula. Dari
pengertian kata “atau” di atas maka muncul dua macam disjungsi yaitu
sebagai berikut.
a) Disjungsi inklusif, yaitu dua pernyataan yang bernilai benar apabila
paling sedikit satu dari keduanya bernilai benar yang diberi simbol “∨".
Untuk disjungsi inklusif dua pernyataan p atau q ditulis p ∨ q. sebagai
contoh sekarang perhatikan pernyataan berikut ini, “Andi seorang siswa
yang pintar atau seorang atlit berbakat”. Pernyataan itu akan
menimbulkan penafsiran “Andi seorang siswa yang pintar, atau seorang
atlit yang berbakat, mungkin kedua-duanya”. Pernyataan dengan
tafsiran seperti itu merupakan contoh disjungsi inklusif. Untuk contoh
yang lain perhatian contoh berikut ini.
1) Persegi memiliki empat sisi atau empat sudut.
2) Adi membawa pensil atau bolpoin.
Tabel kebenaran disjungsi inklusif di berikan sebagai berikut.

b) Disjungsi eksklusif
Disjungsi eksklusif, yaitu dua pernyataan bernilai benar apabila hanya
satu dari dua pernyataan bernilai benar yang diberi simbol “⊻”.
Disjungsi eksklusif dua pernyataan p dan q ditulis p ⊻ q. Sekarang

6
perhatikan pernyataan sebelumnya lagi, “Andi seorang siswa yang
pintar atau seorang atlit berbakat”. Pernyataan itu akan menimbulkan
penafsiran “Andi seorang siswa yang pintar, atau seorang atlit yang
berbakat, tetapi tidak kedua-duanya (dipilih salah satu)”. Pernyataan
dengan tafsiran seperti itu merupakan contoh disjungsi eksklusif. Untuk
contoh yang lain perhatikan contoh berikut ini.
1) Adika lahir di Bali atau di Surabaya
2) Dua garis pada satu bidang sejajar atau berpotongan.
Tabel kebenaran disjungsi ekslusif di berikan sebagai berikut.

Catatan : Jika dalam suatu soal tidak diberikan keterangan, maka disjungsi
yang dimaksud adalah disjungsi inklusif.
4. Implikasi
Implikasi “jika p maka q” dilambangkan dengan “p  q”. Dalam implikasi
p ⇒ q, p disebut hipotesa (anteseden) dan q disebut konklusi (konsekuen).
Bernilai benar jika anteseden salah atau konsekuen benar, anteseden dan
konsekuen sama-sama benar, dan anteseden dan konsekuen salah, dan
bernilai salah jika antesedennya bernilai benar, sedangkan konsekuennya
salah.

7
Dengan tabel kebenaran

Contoh soal:
Jika, p : Matahari bersinar
q : udara terasa hangat
Jadi, p  q : “Jika matahari bersinar maka udara terasa hangat”,
Jadi, bila kita tahu bahwa matahari bersinar, kita juga tahu bahwa udara
terasa hangat. Berdasarkan pernyataan diatas, maka untuk menunjukkan
bahwa udara tersebut hangat adalah cukup dengan menunjukkan bahwa
matahari bersinar atau matahari bersinar merupakan syarat cukup untuk
udara terasa hangat. Sedangkan untuk menunjukkan bahwa matahari
bersinar adalah perlu dengan menunjukkan udara menjadi hangat atau
udara terasa hangat merupakan syarat perlu bagi matahari bersinar. Karena
udara dapat menjadi hangat hanya bila matahari bersinar.
Dari suatu Implikasi p  q dapat dibentuk pernyataan majemuk :
Konvers, Invers, dan Kontraposisi

Dari pernyataan berbentuk implikasi dapat kita turunkan pernyataan-


pernyataan baru yang disebut invers, konvers, dan kontraposisi.

Ingkaran dari Implikasi Konvers, Invers dan Kontraposisi (Husein: 3013)


a) Ingkaran Konvers: ~ (p  q)  (q  ~ p)

8
b) Ingkaran Invers : ~(~ p ~ q)  ~p  q
c) Ingkaran Kontraposisi: ~(~ q ~ p)  ~q  p
5. Biimplikasi atau Bikondisional
Biimplikasi “p jika dan hanya jika q” dilambangkan dengan “p  q”.
Biimplikasi bernilai benar apabila anteseden dan konsekuen kedua-duanya
bernilai benar atau kedua-duanya bernilai salah. Jika tidak demikian maka
biimplikasi bernilai salah.
Dengan tabel kebenaran

Contoh Soal :
p : Saya memakai mantel
q : saya merasa dingin
maka, p  q = “Saya memakai mantel jika dan hanya jika saya merasa
dingin”.
Pengertian kita adalah “Jika saya memakai mantel maka saya merasa
dingin” dan juga “Jika saya merasa dingin maka saya memakai mantel”.
Terlihat bahwa jika saya memakai mantel merupakan syarat perlu dan
cukup bagi saya merasa dingin, dan saya merasa dingin merupakan syarat
perlu dan cukup bagi saya memakai mantel. Terlihat bahwa kedua
peristiwa itu terjadi serentak.
D. Negasi dari Pernyataan Majemuk
Berikut ini adalah pembahasan tentang negasi pernyataan majemuk, yaitu
negasi suatu konjungsi, disjungsi, implikasi, dan biimplikasi
1. Negasi Suatu Konjungsi

9
Karena suatu konjungsi p ∧ q akan bernilai benar hanya jika kedua
komponennya bernilai benar. Maka negasi suatu konjungsi p ∧ q adalah
~p ∨ ~q; sebagaimana ditunjukkan tabel kebenaran berikut:

Contoh Soal :
Jika, p : Ima anak pandai, dan
q : Ima anak cekatan.
maka p ∧ q : Ima anak pandai dan cekatan
Pernyataan p ∧ q bernilai benar jika Ima benar-benar anak pandai dan
benar-benar anak cekatan.
Apabila p ∧ q jika di negasikan menjadi ~p ∨ ~q
Maka ~p ∨ ~q : Ima bukan anak pandai atau bukan cekatan
2. Negasi Suatu Disjungsi
Negasi suatu disjungsi p ∨ q adalah ~p ∧ ~q sebagaimana ditunjukkan
tabel kebenaran berikut:

Contoh soal :
Jika p : Persegi memiliki empat sisi
q : empat sudut

10
maka, p ∨ q : Persegi memiliki empat sisi atau empat sudut
Apabila p ∨ q dinegasikan menjadi ~p ∧ ~q
Maka ~p ∧ ~q : Persegi tidak memiliki empat sisi dan empat sudut
3. Negasi Suatu Implikasi
Negasi suatu implikasi p ⇒ q adalah p∧~q seperti ditunjukkan tabel
kebenaran berikut ini:

Dengan demikian, p ⇒ q ≡ ~[~ (p ⇒ q)] ≡ ~( p ∧ ~q) ≡ ~p ∨ q


Contoh soal:
Jika, p : Matahari bersinar
q : udara terasa hangat
Jadi, p  q : “Jika matahari bersinar maka udara terasa hangat”
Apablia p ⇒ q dinegasikan menjadi p∧~q
Maka, p∧~q : matahari bersinar dan udara tidak terasa hangat
4. Negasi Suatu Biimplikasi
Karena biimplikasi atau bikondisional p ⇔ q ekuivalen dengan
(p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p);
sehingga:
~ (p ⇔ q) ≡ ~[(p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p)]
≡ ~[(~p ∨ q) ∧ (~q ∨ p)]
≡ ~(~p ∨ q) ∨ ~(~q ∨ p)]
≡ (p ∧ ~q) ∨ (q ∧ ~p)
Contoh Soal :

11
p : Saya memakai mantel
q : saya merasa dingin
maka, p  q = “Saya memakai mantel jika dan hanya jika saya merasa
dingin”.
Apabila p  q dinegasikan menjadi (p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p)
Maka, (p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p) : Jika saya memakai mantel maka maka saya
merasa dingin dan jika saya merasa dingin maka saya memakai mantel.
E. Kontradiksi, Tautologi, Ekuivalensi Pernyataan-Pernyataan Majemuk
1. Pengertian Kontradiksi
Kontradiksi adalah sebuah pernyataan majemuk yang selalu salah untuk
semua kemungkinan nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan
komponennya.
Contoh pernyataan: “Junus masih bujang atau Junus bukan bujang” akan
selalu bernilai benar tidak bergantung pada apakah junus benar-benar
masih bujang atau bukan bujang.
Jika p : junus masih bujang, dan ~p : junus bukan bujang, maka
pernyataan diatas berbentuk p ∨ ~p. (coba periksa nilai kebenarannya
dengan menggunakan tabel kebenaran). Setiap pernyataan yang bernilai
benar, untuk setiap nilai kebenaran komponen-komponennya, disebut
tautologi.
2. Pengertian Tautologi
Tautologi adalah sebuah pernyataan majemuk yang selalu benar untuk
semua kemungkinan nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan
komponennya.
Contoh pernyataan: “Pratiwi seorang mahasiswa dan bukan mahasiswa”.
Pernyataan ini selalu bernilai salah, tidak tergantung pada nilai kebenaran
dari “Pratiwi seorang mahasiswa” maupun “Pratiwi bukan mahasiswa”.

12
Jika r : Pratiwi mahasiswa maka ~ r : Pratiwi bukan mahasiswa maka
pernyataan di atas berbentuk r ∧ ~ r (Coba periksa nilai kebenarannya
dengan menggunakan tabel kebenaran).
Setiap pernyataan yang selalu bernilai salah, untuk setiap nilai kebenaran
dari komponen-komponen disebut kontradiksi. Karena kontradiksi selalu
bernilai salah,
maka kontradiksi merupakan ingkaran dari tautologi dan sebaliknya.
3. Ekuivalensi Pernyataan – Pernyataan Majemuk

a) implikasi  kontraposisi : p  q  ~ q  ~ p
b) konvers  invers :qp~p~q
c) ~(p  q) ~p~q : ingkaran dari konjungsi
d) ~(p  q) ~p~q : ingkaran dari disjungsi
e) ~(p  q) p~q : ingkaran dari implikasi
f) p  q  ~ p  q
g) ~(p  q)  (p  ~ q)  (q  ~ p) : ingkaran dari biimplikasi
F. Hukum-Hukum Logika
1. Sifat-Sifat Aljabar Proposisi

13
2. Hukum-hukum logika :

G. Pernyataan Berkuantor
Pernyataan berkuantor artinya pernyataan yang mengandung ukuran kuantitas
atau jumlah. Pernyataan berkuantor mengandung kata semua, setiap, tiap-tiap,
ada, terdapat, beberapa dan sebagainya.
Terdapat dua macam kuantor, yaitu :
1. Kuantor Universal.
Disebut juga kuantor umum, ditandai dengan kata : “semua, setiap, tiap-
tiap” atau ditulis (x). Kuantor universal dilambangkan (x),p(x).
Contoh Soal :
a) Semua siswa memakai seragam.
b) Tiap-tiap kelas selalu menjaga kebersihan.
c) Setiap manusia punya kesalahan.
d) Setiap bilangan asli adalah bilangan cacah.

14
2. Kuantor Eksistensial.
Disebut juga Kuantor Khusus, ditandai dengan kata : “ Ada, terdapat,
beberapa “ atau ditulis (x). Kuantor eksistensial dilambangkan (x), p(x)
Contoh Soal:
a) Ada siswa yang tidak mengerjakan PR.
b) Terdapat bilangan prima yang genap.
c) Beberapa kelas sedang tidak belajar.
H. Ingkaran Pernyataan Berkuantor
1. Ingkaran Kuantor Universal
Ingkaran dari pernyataan majemuk “untuk semua x, sehingga berlaku
p(x)” adalah “ada x, sehingga berlaku bukan p(x)”,ditulis ~[(x), p(x)] 
(x), ~p(x)
Contoh Soal :
p : Semua kucing berwarna putih.
-p : Tidak benar bahwa semua kucing berwarna putih.
-p : Ada kucing yang tidak berwarna putih.
Secara umum ingkaran dari semua adalah ada/beberapa, dan
dilambangkan :
– ( (x),p(x)) (x), -p(x)
2. Ingkaran Kuantor Eksistensial.
Ingkaran dari pernyataan “ada x, sehingga berlaku p(x)” adalah “untuk
semua x, sehingga berlaku bukan p(x)”, ditulis ~[(x), p(x)]  (x), ~p(x)
Contoh Soal:
p : Adaperempuan yang menjadi presiden.
-p : Tidak ada perempuan yang menjadi presiden.
-p : Semua perempuan tidak menjadi presiden.
Secara umum ingkaran dari Ada/beberapa adalah semua, dan
dilambangkan :

15
– ((x), p(x) ) (x),-p(x)
I. Validitas Pembuktian
1. Premis dan Argumen
Premis adalah pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk menarik
suatu kesimpulan, sehingga suatu premis dapat berupa aksioma, hipotesa,
definisi atau pernyataan yang sudah dibuktikan sebelumnya.
Sedang yang dimaksud dengan argumen adalah kumpulan kalimat yang
terdiri atas satu atau lebih premis yang mengandung bukti-bukti (evidence)
dan suatu (satu) konklusi. Konklusi ini selayaknya (supposed to)
diturunkan dari premis-premis.
2. Validitas Pembuktian (I)
a) Modus Ponen

Premis 1 :pq
Premis 2 :p
Konklusi :q
Contoh Soal :
Premis 1 : Jika saya belajar, maka saya lulus ujian (benar)
Premis 2 : Saya belajar (benar)
Konklusi : Saya lulus ujian (benar)
Baris pertama dari tabel kebenaran kondisional (implikasi)
menunjukkan validitas dari bentuk argumen modus ponen.
b) Modus Tolen :
Premis 1 :pq
Premis 2 :~q
Konklusi :~p
Contoh Soal :
Premis 1 : Jika hari hujan maka saya memakai jas hujan (benar)
Premis 2 : Saya tidak memakai jas hujan (benar)

16
Konklusi : Hari tidak hujan (benar)
Perhatikan bahwa jika p terjadi maka q terjadi, sehingga jika q tidak
terjadi maka p tidak terjadi.
c) Silogisma :
Premis 1 :pq
Premis 2 :qr
Konklusi :pr
Contoh :
Premis 1 : Jika kamu benar, saya bersalah (B)
Premis 2 : Jika saya bersalah, saya minta maaf (B)
Konklusi : Jika kamu benar, saya minta maaf (B)
d) Silogisma Disjungtif
Premis 1 :pq
Premis 2 :~q
Konklusi :p
Jika ada kemungkinan bahwa kedua pernyataan p dan q dapat
sekaligus bernilai benar, maka argumen di bawah ini tidak valid.
Premis 1 :p∨q
Premis 2 :q
Konklusi :~p
Tetapi jika ada kemungkinan kedua pernyataan p dan q tidak sekaligus
bernilai benar (disjungsi eksklusif), maka sillogisma disjungtif di atas
adalah valid.
Contoh Soal :
1) Premis 1 : Pengalaman ini berbahaya atau membosankan (B)
Premis 2 : Pengalaman ini tidak berbahaya (B)
Konklusi : Pengalaman ini membosankan (B)
2) Premis 1 : Air ini panas atau dingin (B)

17
Premis 2 : Air ini panas (B)
Konklusi : Air ini tidak dingin (B)
3) Premis 1 : Obyeknya berwarna merah atau sepatu
Premis 2 : Obyek ini berwarna merah
Konklusi : Obyeknya bukan sepatu (tidak valid)
e) Konjungsi
Premis 1 :p
Premis 2 :q
Konklusi :pq
Artinya : p benar, q benar. Maka p  q benar.
f) Tambahan (Addition)
Premis 1 :p
Konklusi :pq
Artinya : p benar, maka p  q benar (tidak peduli nilai benar atau nilai
salah yang
dimiliki q).
g) Dilema Konstruktif :
Premis 1 : (p  q)  (r  s)
Premis 2 :~q~s
Konklusi :~p~r
J. Bukti dalam Matematika
1. Pembuktian Tidak Langsung
Pembuktian-pembuktian yang telah kita bicarakan di atas, merupakan
pembuktian yang langsung. Suatu argumen adalah valid secara logis jika
premis-premisnya bernilai benar dan konklusinya juga bernilai benar.
Berdasarkan pemikiran ini, jika premis-premis dalam suatu argumen yang
valid membawa ke konklusi yang bernilai salah, maka paling sedikit ada
satu premis yang bernilai salah. Cara pembuktian ini disebut pembuktian

18
tidak langsung atau pembuktian dengan kontradiksi atau reductio ad
absurdum.
Contoh Soal :
Premis 1 : Semua manusia tidak hidup kekal (Benar)
Premis 2 : Chairil Anwar adalah manusia (Benar)
Buktikan bahwa “Chairil Anwar tidak hidup kekal” (premis 3) dengan
melakukan pembuktian tidak langsung.
Bukti :
Kita misalkan bahwa : Chairil Anwar hidup kekal (premis 4) (dan kita
anggap bernilai benar).
Maka berarti : Ada manusia hidup kekal (premis 5).
Tetapi premis 5 ini merupakan negasi dari premis 1. Yang sudah kita
terima kebenarannya.
Oleh karena itu premis 5 ini pasti bernilai salah.
Karena premis 5 bernilai salah maka premis 4 juga bernilai salah. Sebab
itu premis 3 bernilai benar.
Jadi terbukti bahwa “Chairil Anwar tidak hidup kekal”.
Ringkasannya, kita dapat membuktikan bahwa suatu pernyataan bernilai
benar, dengan menunjukkan bahwa negasi dari pernyataan itu salah. Ini
dilakukan dengan menurunkan konklusi yang salah dari argumen yang
terdiri dari negasi pernyataan itu dan pernyataan atau pernyataan-
pernyataan lain yang telah diterima kebenarannya.

19
LATIHAN SOAL

1. Amati pernyataan berikut ini:


p : Hari ini ahmad pergi ke toko buku
q : Hari ini ahmad pergi ke supermarket
Ubah kedua pernyataan diatas dengan logika matematika di bawah ini:
A. p  q
B. p  ~q
C. ~ p  q
D. ~ p  ~q
2. Tentukan konvers, invers dan kontraposisi dari pernyataan di bawah ini:
"Jika hari ini hujan maka Wayan mengendarai mobil"
3. Tentukan kesimpulan dari premis berikut:
Premis 1 : Jika Panji rajin belajar maka ia lulus ujian
Premis 2 : Jika Panji lulus ujian maka ia masuk universitas
4. Tentukan negasi dari pernyataan:
a) Bogor hujan lebat dan Jakarta tidak banjir.
b) Hari ini tidak mendung dan Budi membawa payung
5. Tentukan nilai kebenaran pernyataan majemuk dari (~p ∧ r) ∨ (~r ⇒ q)

20
KUNCI JAWABAN

1. Penyelesaian :
A. p  q : Hari ini Ahmad pergi ke toko buku dan supermarket
B. p  ~q : Hari ini Ahmad pergi ke toko buku dan tidak ke supermarket
C. ~ p  q : Hari ini Ahmad tidak pergi ke toko buku tetapi ke supermarket
D. ~p  ~q : Hari ini Ahmad tidak pergi ke toko buku dan tidak ke
supermarket
2. Penyelesaian :
Pernyataan di atas adalah implikasi p  q sehingga:
p : Hari ini hujan
q : Wayan mengendarai mobil
Konvers dari pernyataan tersebut adalah q  p
"Jika Wayan mengendarai mobil maka hari ini hujan"
Invers dari pernyataan di atas adalah ~p  ~q
"Jika hari ini tidak hujan maka Wayan tidak mengendarai mobil"
Kontraposisi dari pernyataan tersebut adalah ~q  ~p
"Jika Wayan tidak mengendarai mobil maka hari ini tidak hujan"
3. Penyelesaian :
Kita gunakan prinsip silogisme
Premis 1 :pq
Premis 2 :qr
Konklusi :pr
Maka kesimpulannya adalah : "Juka Panji rajin belajar maka ia masuk
universitas"
4. Penyelesaian :
Ingkaran (negasi) dari konjungsi.
a) Bogor hujan lebat dan Jakarta tidak banjir.

21
Ingat:
~(p ∧ q )  ~p ∨ ~q
Sehingga ingkarannya adalah:
Bogor tidak hujan lebat atau Jakarta banjir.
Hari ini tidak mendung dan Budi membawa paying
Ingat:
~(p ∧ q )  ~p ∨ ~q
Sehingga ingkarannya adalah:
Hari ini mendung atau Budi tidak membawa paying
5. Penyelesaian :

22
BAGIAN III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Logika Matematika atau Logika Simbol ialah logika yang menggunakan
bahasa Matematika, yaitu dengan menggunakan lambang-lambang atau
simbol- simbol. Keuntungan atau kekuatan bahasa simbol adalah: ringkas,
univalent/bermakna tunggal, dan universal/dapat dipakai dimana-mana.
Mata pelajaran Logika Matematika mempelajari beberapa hal yang berkaitan
dengan logika, seperti logika secara kalimat, logika dalam pemrograman dan
logika dalam rangkaian digital. Logika dalam kalimat dinyatakan sebagai
proposisi dan pola-pola argumen/pernyataan logis dengan hukum-hukum
logika. Logika dalam pemrograman diperlihatkan dengan struktur dasar dari
pemrograman dan aliran/kontrol program dengan flow chart. Logika dalam
rangkaian digital diperlihatkan dengan logika biner dan gerbang-gerbang
logika serta penyederhanaan dalam rangkaian.
Di dalam pembelajaran logika matematika ini membahas tentang pernyataan
majemuk beserta negasinya, hukum-hukum logika, kontradiksi, tautologi,
ekuivalensi pernyataan-pernyataan majemuk, dan juga penarikan kesimpulan.
B. SARAN
1. Diharapkan siswa dapat memahami mata pelajaran logika matematika dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata.
2. Penulis dalam menulis makalah ini menyadari masih banyak kekurangan,
oleh karena itu pembaca diharapkan memberikan kritik dan saran jika
menemukan kesalahan dalam penulisan makalah ini.

23
DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2013. ”disjungsi nilai kebenaran pernyataan” (online),


http://mafia.mafiaol.com/2013/06/disjungsi-nilai-kebenaran-pernyataan.html,
diakses tanggal 25 Maret 2016
Blogspot. 2014. “Makalah Logika Matematika” (online),
(http://irwansahaja.blogspot.co.id/2014/11/makalah-logika-matematika.html),
diakses tanggal 25 Maret 2016
Joko, jokom 42. 2012. “logika-matematika” (online),
https://jokom42joko.wordpress.com/2012/01/04/logika-matematika/, diakses
tanggal 27 Maret 2016
Matematikastudycenter. ”sma soal pembahasan logika matematika” (online),
http://matematikastudycenter.com/kelas-10-sma/93-10-sma-soal-pembahasan-logika-
matematika, diakses tanggal 23 Maret 2016
Rumusmatematikadasar. 2015. ”contoh soal logika matematika dan pembahasannya sma
kelas 10” (online),http://www.rumusmatematikadasar.com/2015/01/contoh-soal-logika-
matematika-dan-pembahasannya-sma-kelas-10.html, diakses tanggal 25 Maret 2016
Smartblogmathematic. “ingkaran” (online),

https://smartblogmathematic.wordpress.com/ingkaran/, diakses tanggal 27


Maret 2016

Sriyanto. 2007. Quick Math (Cara Cepat Belajar Matematika).Yogyakarta : Penerbit


Indonesiatera.
Tampomas, Husein. 2013. Seribu Pena Matematika untuk SMA/MA kelas X. Jakarta :
Penerbit Erlangga.

24

Anda mungkin juga menyukai