Disusun Oleh :
Jihan Fadilla (216410766)
Saya menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penyusun
Jihan Fadilla
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................................
A. Latar Belakang............................................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................................
C. Tujuan.........................................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN..............................................................................................................
A. Aksioma dan Proposisi Matematika............................................................................
B. System Aksioma Peano Sebagai Basis Matematika....................................................
BAB 3 PENUTUP........................................................................................................................
A. Kesimpulan ................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah di dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Bagaimana Aksioma dan Proposisi Matematika?
1
2. Bagaimana System Aksioma Peano Sebagai Basis Matematika?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulisan makalah
1. Untuk dapat mengetahui Aksioma dan Proposisi Matematika.
2. Untuk dapat mengetahui System Aksioma Peano Sebagai Basis
Matematika.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
Contoh aksioma :
a) Dengan Melalui 2 titik sembarang hanya bisa dibuat suatu garis lurus.
b) Apabila sebuah garis serta sebuah bidang itu memiliki dua titik
persekutuan, maka garis itu seluruhnya terletak pada suatu bidang.
c) Dengan melalui tiga buah titik sembarang hanya bisa dibuat sebuah
bidang.
d) Dengan sebuah titik yang ada di luar sebuah garis tertentu, hanya bisa
dibuat sebuah garis yang sejajar dengan garis tertentu.
3
2. Persyaratan Proposisi
a) 1 + 2 = 3
b) Presiden RI tahun 2005 adalah SBY
c) 6 adalah bilangan prima
d) Warna bendera RI adalah biru dan merah
a) x + 2 = 10
b) Minumlah sirup ini dua kali sehari
c) Alangkah cantiknya gadis itu!
B. System Aksioma Peano Sebagai Basis Matematika
Sekarang marilah kita pelajari lebih dekat sebuah sistem matematika
aksiomatis atau sistem postulat yang dari sistem ini seluruh aritmetika
bilangan alam (cacah) dapat diturunkan. Sistem ini diciptakan oleh
matematikawan dan logikawan bangsa Italia G. Peano (1858-1932) term-term
takdidefinisikan dalam sistem ini adalah “0”, “bilangan”, dan “pengikut” atau
“successor”. Sementara itu, tentu saja tidak ada defoinisi yang diberikan
kepada term-term inidalam teorinya, lambang “0” dimaksud menandakan
bilangan 0 dalam makna biasa, sedangkan term “bilangan” dimaksud kepada
bilangan alam 0,1,2,3,… ekslusif. Dengan pengikut suatu bilangan
alam n, yang bisa tandakan dengan n; dimaksud bilangan alam tepat sesudah
4
bilangan alam n dalam urutan biasa. Sistem Peano memuat 5 postulat berikut
ini:
P5. Jika P adalah suatu sifat sedemikin sehingga (a) 0 bersifat P, dan (b)
apabila suatu bilangan n bersifat P maka pengikut n’ juga bersifat P, maka
setiap bilangan bersifat P.
5
ini juga menjelaskan lebih eksplisitdan persis komentar yang diberikan
terdaulu aatas kebenaran proposisi bahwa 3 + 2 = 5: Di dalam sistem
aritmetika Peano, kebenaranya mengalir bukan semata-mata dari definisi
konsep-konsepyang terlibat, akan tetapi juga dari postulat-postulat yang
berlaku atasnya. Dalam contoh ini postulat P1 dan P2 dan jaminan bahwa
1,2,3,4,5 adalah bilangan-bilangan dalam sistem Peano, bukti umm bahwa D1
menentukan jumlah smbarang dua bilangan juga menggunakkan P5.
6
terdefinisikan. Situasi ini menyarankan perlunya suatu perluasan sistem
bilangan dengan memperkenalkan bilangan-bilangan negative dan rasional.
Sering kali dilakukan bahwa agar perluaan itu efektif, kita harus
“berasumsi” atau “mempostulatkan” keberadaan jenis bilangan tambahan yang
diinginkan dengan sifat-sifat yang membuatnya cocok untuk mengisi
kesenjangan operasi pengurangan dan perkalian. Metode ini sederhan saja
dengan mempostulatkan apa yang diinginkan demi kemajuan-kemajuan.
Sangat dihargai bahwa bilangan negative dan rasional yang diperoleh dari
term-term primitive dalam sistem Peano dengan memasukan definisi ekspisit
tanpa tambahan satu pun postulat maupun asumsi-asumsi baru. Setiap
bilangan positif dan negative – berbeda dengan bilangan alam yang tidak
mempunyai tanda - dapat didefinisikan sebagai himpunan semua pasangan
terutama bilangan-bilangan alam; jadi, bilangan + 2 didefinisikan sebagai
himpunan semua pasangan terutama (m, n) dari bilangan-bilangan alam
dengan sifat m = n + 2, bilangan -2 (negatif 2) adalah himpunan semu
pasangan terutama bilangan alam (m, n) dengan sifat n = m + 2. Hal yang
serupa, bilangan rasional dapat didefinisikan sebagai pasangan terutama
bilangan-bilangan alam. Berbagai operasi aitmetika kemudian dapat
didefinisikan dengan mengacu pada jenis-jenis bilangan baru ini, dan
validitasi semua hukum aritmetika yang berlaku pada operasi-operasi ini
dapat dibuktikan dengan menggunakan,tidak lain, dari pada postulat-postulat
Peano dan definisi-definisi dari berbagai konsep aritmtetika yang terlibat.
7
derivative dan integral dapat dintrodusir, dan teorema-teorema yang bisa di
jumpai dalam konsep-konsep ini dapat dibuktikan, disini hanya tergantung
pada basis sistem Peano yang sedalam itu: Setiap konsep matematika dapat
didefinisikan dengan tiga primitif Peano, dan setiap proposisi matematika
dapat dideduksi dari lim postulat yang diperkaya dengan definisi-definisi atau
term-term non primitif. Dalam banyak kasus, deduksi ini dapat dilakukan,
dengan menggunakan tidak lebih dari prinsip-prinsip logika formal; bukti
beberapa teorema yang berkaitkan dengan bilangan real, bagaimana pun,
menghendaki sebuah asumsi yang biasanya tidak termasuk di antara yang
terakhir itu. Inilah aksioma yang bisa disebut aksioma pilihan (axioma of
choice). Aksioma ini berbunyi bahwa diberikan suatu himpunan terdidi atas
himpunan-himpunn eksklusif, masing-masing tidak hampa, terdapatlah
sekurang-kurangnya satu himpunan yang tepat mempunyai satu elemen
bersekutu dengan masing-masing himpunan yang diberi. Menurut prinsip ini
dan aturan-aturan logika formal, konten semua matematika dapat turunkan
dari sistem. Peano yang sederhana – suatu prestasi yang perlu di catat dengan
mensistematisasikan konten matematika diklarivikasi validitas landasannya.
8
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Matematika memiliki sifat aksiomatis berarti bahwa satu pernyataan
matematis diperoloh dari pernyataan matematis lain dalam urutan logis yang
ketat, yang bercirikan pilihan aksioma-aksioma, penyusunan proposisi-
proposisi, dan ketegasan demontrasi. Suatu aksioma atau postulat dapat
diartikan sebagaik kebenaran yang terbukti dengan sendirinya, diasumsikan
begitu saja, atau diterima tanpa justifikasi lebih lanjut sebagai fondasi untuk
penalaran, untuk menghindari sirkularitas dan memberikan titik awal.
Suatu sistem pengetahuan aksiomatis dapat disempurnakan dengan
cara menambahkan aksioma-aksioma atau postulat-postulat yang dapat
memberikan eksplisitas dan bentuk bagi gagasan-gagasan yang pada awalnya
bersifat intuitif.
9
DAFTAR PUSTAKA
Sukardjono. (2000). Filsafat dan Sejarah Matematika. Jakarta: Universitas
Terbuka
10