Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PERKEMBANGAN MATEMATIKA: PERKEMBANGAN


SEBELUM DAN SESUDAH RENAISSANCE
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah dan Filsafat
Matematika

Dosen Pengampu : Dr. Lilis Marina Angraini, M. Pd

Disusun Oleh :
JIHAN FADILLA

(216410766)

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Perkembangan matematika: perkembangan sebelum dan sesudah Renaissance”
ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sejarah dan Filsafat Matematika. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Perkembangan
matematika: perkembangan sebelum dan sesudah Renaissance.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Lilis Marina Angraini, M.
Pd selaku Dosen Pengampu mata kuliah Sejarah dan Filsafat Matematika yang
telah memberikan tugas ini sehinga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang ditekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Pekanbaru, 24 Maret
2022

Penyusun

Jihan Fadilla

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................................
A. Latar Belakang............................................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................................
C. Tujuan.........................................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN..............................................................................................................
A. Perkembangan Matematika Sebelum Renaissance......................................................
B. Perkembangan Matematika Pada Abad Renaissance................................................
BAB 3 PENUTUP.....................................................................................................................
A. Kesimpulan ..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada pembahasan kali ini akan dipaparkan perkembangan matematika


dari abad ke-6 SM hingga abad ke-21. Perkembangan ini dapat dilihat dari
jenis atau macam perkembangan dan ada pembagian menurut waktu. Skala
waktu ini ada dua macam. Yang pertama pembagian waktu menurut
“dahulu”, “pertengahan” dan “sekarang”. Yang kedua pembagian menurut
cara konvensional. Akan dipaparkan pula hal-hal yang menonjol dari
setiap masa pertumbuhannya. Juga akan dijelaskan motivasi yang
memunculkan perkembangan itu.

Dalam pembahasan makalah ini akan mempelajari perkembangan


matematika secara rinci. Ratusan tahun yang lalu (abad ke-16, sejarah
eropa bersaksi telah terjadi zaman keemasan bagi perkembangan).
Sebelum 6 ribu tahun yang lalu, dapat dikatakan tidak terjadi apapun yang
dapat dipantau mengenai keperkasaan dan kemegahan matematika yang
mengagumkan ini.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah di dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah perkembangan matematika sebelum Renaissance?
2. Bagaimana sejarah perkembangan matematika pada abad Renaissance?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulisan makalah
ini sebagai berikut:
1. Untuk dapat mengetahui sejarah perkembangan sebelum Renaissance.
2. Untuk dapat mendeskripsikan sejarah perkembangan matematika pada
abad Renaissance.

1
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Perkembangan Matematika Sebelum Renaissance


1. Sejarah

Dalam sejarah waktu semua bangsa yang beradab berdaya upaya


terhadap matematika. Pada zaman prasejarah, sejarah matematika tidak
tercatat seperti halnya pada sejarah seni dan bahasa, dan bahkan sampai
pada awal-mula kebudayaan hanya dapat diterka dari tingkah laku manusia
‘’primitif’’ pada hari ini. Apapun sumber asalnya, matematika sampai hari
ini terbagi ke dalam dua aliran yaitu bilangan dan bangsa. Yang pertama
terhimpun dalam artimetika dan aljabar, dan yang kedua  dalam geometri.
Dalam abad ke-17 keduanya disatukan  (ingat Rene Descartes),
membentuk sungai analisis matematis yang luas.

2. Lima Aliran

Ke dalam dua aliran utama itu, bilanngan dari bangun mengalir


banyak anak sungai. Pada awalnya hanya kucuran kecil, yang lainnya
meluncur dengan cepatnya ke dalam kuasa sangat bebas. Kedua-duanya
teristimewa mempengaruhi seluruh  arah matematika dari hampir awal
sejarah yang tercatat sampai abad ke du puluh. Perhiungan dengan
bilangan alam 1,2,3,… mengintroduksi     matematikawan dengan
konsep kediskretan. Penemuan  bilanagan irasional ; dalam usaha untuk
menghitung luas bidang untuk dibatasi oleh kurva-kurva atau oleh garis-
garis lurus yang tidak sama ukurannya, dan demikian pula untuk luas
permukaan dan volume. Juga dalam pergulatan manusia diberikan
perhitungan yang memadai untuk gerak, pertumbuhan,  dan perubahan
terus – menerus yang indah, memaksa matematika menemukan
konsep kekontiniuan.

2
Seluruh sejarah matematika dapat diartikan pertempuran rebut-
unggul di antara ke dua konsep tadi. Konflik ini kadang berkumandan
lebih tua dari pertengkaran filsafat awal Yunani kuno, pertengkaran antara
Satu lawan Banyak. Tetapi pertempuran ini tidak seluruhnya sesuai, di
matematika paling tidak, sebaba konsep kontinu dan diskret sering kali
menunjukan kemajuan simbolis yang satu membantu kemajuan yang lain.

Suatu jenis ide matematis lebih menyukai pada masalah yang


berkaitan dengan kekontinuan. Geometri, analisis, dan pengguna
matematika untuk sains dan teknologi adalah jenis ini, tipe yang lainnya
lebih menyukai kediskretan, biasanya mengambil contoh teori bilangan
dan semua dan semua percabangan pada aljabar, dan pada logika
matemtis. Tidak ada garis tegas yang membagi keduannya, dan
matematika bekerja dengan kedua-duanya baik kontinu maupun diskret. 

Tambahan unntuk bilangan, bangun, diskret, dan kontinu, aliran


yang kelima adalah trepan, telah menjadi amat sangat penting dalam
sejarahmatematika, tterutama sejak abad ke-17. Sebagai sains berawal dari
astronomi dan keteknikan dalam zaman kuno, dan berakhir dengan
biologi, psikologi dan sosiolaogi di jaman modern, ilmu-ilmu ini makin
lama makin menjadi eksak. Mereka ini secara ejek meningkat
kebutuhannya akan penemuan matematis, dan utamanya terjadi secara luas
sejak 1637. Lagi, industri dan penemuan  menjadi makin ilmiah setelah
tevolusi secara industry pada akhir abad ke-18, dan awal abad ke-19.
Mereka ini amat sangat dirangsang oleh kreasi matematis, seringkali
mengalamatkan permainan jauh di luar sumber matematika yang ada.
Contohnya masa kini adalah masalah aliran udara bergejolak (turbulen),
bagian terpenting dalam “dinamika”. Disini, seperti banyak hal lain, usaha
memecahkan secara esensial masalah teknologi baru membawa ekspansi
matematika kearah depan.

3. Skala Waktu

Akan kita bicarakan ide pendistribusian matematika menurut


waktu atau zaman, sebelum kita melihat kemajuan masing-masing. Kurva

3
produktif matematika terhadap waktu secara kasar dapat dipikirkan
sebagai eksponensial pertumbuhan biologis (kira-kira:  produksi
matematika,  waktu), mulai menanjak yang susah dilihat pada masa lalu
dan tiba-tiba melonjak dengan kcepatan yang menakjubkan pada masa
sekarang. Kurva ini tentu tidak mulus, sebab seperti halnya seni,
matematika pun ada kalanya mengalami despresi. Terdapat keadaan yang
paling dalam pada Abad Pertengahan, karena terjadi kemunduran
matematika di Eropa yang hanya menjadi keseimbangan kebudayaan
Islam, matematika sendiri resesi paling tajam pada epoch besar (abad ke
tiga SM) Archimedes. Akan tetapi disamping despresi, kecenderungan dari
masa lalu adalah arah menanjak dan matematika yang valid tetap
meningkat.
Kita tidak mengharapkan bahwa kurva pertumbuhan matematika
mengikuti aktivitas budaya yang lain, umpamanya seni dan music
meskipun sangat dekat. Seni pahat yang indah, sekali dihancurkan sangat
sulit untuk di simpan apa lagi diingat-ingat. Ide-ide besar
matematika survive  (tahan uji) dan terus dibawah berkelanjutan,yakni
tetap dan kebal terhadap kecelakaan. Karena diekspresikan di dalam satu
bahasa universal yang bijak sebagai alat kemanusiaan, kreasi matematika
tidak terpengaruh oleh rasa nasionalisme seperti dalam kesusastraan
misalnya.
Mayoritas matematikawan setuju tentang ukuran kenaikan
produktivitas ini bahwa matematika yang diciptakan sejak 1800 kurva
waktunya naik dengan tajam daripada tahun sebelumnya. Siapa pun yang
pengetahuan matematikannya bukan tangan pertama dalam kehidupan
matematika diluar kalkulus percaya bahwa matematika berkembang sangat
subur pada masa lalu. Matematikawan tidak berpikir demikain. Zaman
sekarang, dimulai pada abad ke-19, biasanya di pandang sebgai masa
keemasan bagi mereka yang bergelut dengan matematika atau paling tidak
dari sejarahnya.
Agak klasik, tetapi pecaya pendapat bahwa skal waktu
perkembangan matematika membagi seluruh sejarahnya menjadi tiga

4
bagian yang tidak sama panjang. Masing-masing dapat disebut
masa terpencil (terdahulu), masa pertengahan, dan masa sekarang.
 Masa dahulu membentang dari dahulu kala sampai tahun 1637
 Masa pertengahan dari 1638 sampai 1800  
 Masa sekarang membentang dari 1821 sampai kini
Untuk tanggal yang pasti ada alasan tertentu. Geometri menjadi
analitis pada 1637 dengan terbitnya karya besar Rene Descartes. Kira-kira
setengah abad kemudian hasil karya kalkulus oleh Newton dan Leibniz,
juga dinamika (bagian dari fisika) oleh Galileo dan Newton, mulai
menjadi milik umum semua matematikawan yang kreatif. Leibniz
dipastikan bertanggung jawab mengestimasi kemajuan besar ini. Ia dicatat
pernah mengatakan bahwa, semua matematiak dari awal kejadian dunia
sampai zaman Newton, apa yang pernah dilakukan Newton separuh lebih
baik.

Pada abad ke delapan belas deksplorasi metode Descartes, Newton


dan Leibniz disemua departemen matematika ketika departemen ini
dibentuk. Barangkali gambaran paling signifikan pada abad ini adalah
dimulainnya abstraksi yang menjadi tantangan umum. Meskipun realisasi
kekuatan metode abstrak tertunda sampai abad ke-20, perlu di catat adanya
antisipasi hasil karya Lagrange atas persamaan aljabar dan lebih dari itu
adalah dalam mekanika analisisnya. Dan sampai saat ini karya ini
merupakan alat paling kuat dalam sains fisika. Sebelum Lagrange belum
ada karya serupa itu.

Yang terakhir, 1801 ditandai dengan era baru yang belum


ditemukan sebelumnya, dimulai dengan diterbitkannya karya monumental
Gauss. Alternatifnya 1821, ada masa dimana Cauchy mulai yang pertama
kali memperlakukan kalkulus diferensial dan integral dengan sangat
memuaskan.

Percepatan produktivitas paling tinggi dalam abad ke-19, sebagai


akibat penguasaan dan pemngerasan  metode yang ditemukan  pada
periode pertengahan, dicirikan oleh pengembangan geometri. Lima orang

5
berikut Lohachevsky, Bolyai, Plueker, Riemann, dan Lie, menemukan
geometri baru, sebagai bagian dari hidupnya, sebanyak (bahkan lebih) dari
pada yang diciptakan oleh seluruh matematikawan Yunani di abad ke-2
atau ke-3 di masa kegiatan terbesarnya. Terdapat landasan yang baik dari
asarsi yang mengatakan bahwa dalam abad ke-19 sendiri berkonstribusi
kira-kira lima kali sebanyak  matematika yang diproduksi sepanjang
sejarah sebelumnya. Bukan hanya dalam kuantitas akan tetapi justru yang
lebih penting kualitas dan kuasanya.

Bahwa matematikawan sebelum perode pertengahan menemui


datangnya kesulitan bagi kepeloporannya, kita tidak perlu mempersempit
prestasi besrnya pada proporsi pengisian-semesta. Harus diingat bahwa
kemajuan pada masa kini telah membumbung ke atas dan termasuk semua
matematika yang valid yang mendahului tahun 1800, sebagai contoh
khusus adalah teori dan metode umum matematika. Tentu saja tak seorang
pun yang bekerja dalam bidang matematika percaya bahwa pada abad ini
matematiak telah sampai pada akhir pelajarannya.

4. Tujuan Perode

Pembagian skala-waktu sejarah matematika yang lebih


koverensional pembagiannya kedalam tujuh perode.

1) Dari masa awal sejarah sampai Babilonia dan Mesir Kuno inklusif.
2) Dari konstribusi Yunani, sekitar 600 SM, sampai sekitar 300 SM (900
tahun), yang terbaik adalah abad ke-4 dan ke-3 SM.
3) Masyarakat Timur dan yang berbahasa Semit (Hndia, Arab, Cina,
Persia, Islam, Yahudi,dan sebagainya, sebagian sebelum dan sebagian
lagi sesudah (2).
4) Eropa dalam masa renaissance dan Reformasi, secara kasar pada abad
ke-15 dan ke-16.
5) Pada abad ke tujuh belas dan ke delapan belas.
6) Pada abad ke Sembilan belas.
7) Pada abad ke dua puluh dan sesudahnya.

6
Pembagian secara umum ini mengikuti perkembangan kebudayaan
Barat dan ia berutang budi kepada Timur Dekat.  Barangkali hanya (6) dan
(7) satu-satunya yang berkembang di Barat meskipun secara sangat
signifikan kecenderungan baru menjadi jelas setelah 1900-an.

Meskipun masyarakat Timur Dekat lebih aktif dari pada erang


Eropa selama perode ke-3 dan ke-7, matemaatika seperti adanya sekarang
ini didominasi oleh produk kebudayaan Barat. Kemajuan-kemajuan Cina
kuno, misalnya apakah tidak masuk dalam aliran umum atau masuk dalam
perdagangan belum dilacak. Bahkan teknik tertentu seperti dirakit baik
sebagai matematika yang dangkal atau di tarik dari matematikawan Eropa
sampai setelah mereka menunjukkan kemandiriannya dalam
menemukannya di Eropa. Umpamanya, metode Horner untuk solusi
numeric suatu persamaan barangkali sudah ditemukan di Cina, akan tetapi
Horner tidak mengetahinnya. Dan faktanya matematika tidak menjadi
kerdil apakah Cina atau Horner yang pernah menemukan metode itu lebih
dulu.

Matematika di Eropa mengikuti arah yang hampir sejajar dengan


kebudayaan umum di beberapa Negara. Jadi, praktik kebudayaan yang
sempit di Roma kuno tidak berkonstribusi apapun di matematika, ketika
Italia maju dalam dunia seni, ia maju pula dalam aljabar, ketika kejayaan 
era Elizabeth di Inggris, matematika justru berkembang di Swiss dan
Prancis. Sering kali terjadi pemunculan yang spordis para genius di
Negara-negara relative kecil, seperti kreasi bebas geometri non-euclid di
Hongaria pada awal abad ke-19. Kemunduran daya hidup sekoyong-
koyong, biasanya dibarengi dengan meningkatnya kegiatan matematika,
seperti zaman perang Napoleonbersama revolusi Prancis , juga di Jerman
setelah kerusuhan 1848. Akan tetapi Perang Dunia I, 1914-1918, setelah
menghentikan laju kemajuan matemtika di Eropa dan menguarang
dimana-mana, seperti juga….. bermaifestasi nasionalisme di Rusia,
Jerman dan Italia. Kejadian-kejadian ini menghalangi kemajuan pesat di
mana matematika telah di jadikan  ilmu sekitar 1890 di Amerika Serikat,
dan membawa Negara itu ke posisi pemimpin.

7
Korelasi antara kehebatan dn kecemerlangan  dan aspe lain dari
kebudayaan umum kadang-kadang negative. Dapat di berikan beberapa
contoh, perkembangan paling penting terjadi pada Abad Pertengahan.
Ketika aristektur Gotihc dan kebudayaan Kristen dan puncaknya di abad
ke-12 (kadang-kadang orang menyebut pada abad ke-13), matematika di
Eropa baru saja mulai merangkak dari titik terendah. Sangat menarik bagi
sejarah sejarawan bahwa delapan abad kemudian ketika matematika dan
sains secara resmi sangat dihargai dan berkembang di Negara-negara
Eropa tentu, beberapa tahun sbelum kejayaan ideal seperti abad
pertengahan dalam September, 1939, merupakan fajar kepercayaan baru
dalam memasukan matematika itu sendiri ke dalam kesederhanaan
nonmatematis dari ketakilmiahannya arsitektur.

Konstribusi paling menonjol di antara semua periode pada


zaman Renaissance adalah penemuan orang Yunani tentang penalaran
deduktif. Kemudian orang Italia dan Prancis mengembangkan aljabar
lambang pada abad ke7 dan ke-12 orang Hindu menemukan hampir semua
aljabar lambang, kaum Mslim kembali keabad klasik,  yakni hampir semua
aljabar retorik. Kemajuan utama ketiga telah ada tanda-tandanya, dapat
ditekankan di sini, pada bagian awal dari periode ke lima (abad ke-17)
ketiga cabang bilangan, bangun dan kontinulitas dipadukan. Secara umum
hal itu menciptakan kalkulus dan analisis matematias; perpaduan ini juga
mengubah geometri dan kemudian.Pelopornya adalah orang-orang
Prancis, Inggris, dan Jerman.

Perode kelima bisanya dipandang sebagai puncak sejarah


matematika murni modern. Perode penghimpunan awal sains modern.
Perode lainnya adalah penerapan ekstensif pada kreasi terbaru matematika
murni ke dalam astronomi dinamika, mengikuti karaya Newton, dan
kemudian sains fisik, mengikuti karya Galileo dan Newton. Akhirnya,
dalam abad ke-19, aliran sungai besar matematika menggenangi tepiannya,
membanjiri rimba raya, tidak ada matematika yang tidak subur dan
menjadikan berbuah sangat lebat.

8
Jika matematika pada abad ke-20 dan ke-19 berbeda secara
signifikan, mungkin perbedaan yang paling penting terletak pada makin
meningkatnya keabstrakan sebagai kosenkuensi generalisasi dan tumbuh
dengan morfologi dan antonym komperatif dan struktur matematis,
penajaman pemahaman yang dalam, dan makin disadarinya keterbatasan
deduksi penalaran klasik. Jika “keterbatasan’’ membawa kegelisahan
selama 7000 tahun, maka usaha manusia dengan jelas, tentu salah terka.
Tetapi benar bahwa evaluasi kritis tentang penerimaan penalaran
matematis yang membedakan empat dekade pertama dengan pada ke-
20memerlukan revisi ekstensif matematika terdahulu, dan mengilhami
kerja baru tentang dasar (fundamen) yang menarik baik bagi matematika
maupun epistemology. Mereka juga terbawa ketujuh final matematika
pada suatu teori bahwa matematika adalah bayangan Kebenaran Abadi.

Pembagian sejarah matematika ke dalam tujuh perodeagak


tradisional dan tidak meragukan merupakan penjelasan, utamanya dalam
hubungan dengan fluktuasi cahaya yang kita namakan kebudayaan. Akan
tetapi pembagian kuno periode dahulu, pertengahan, dan sekarang seperti
dilukiskan terdahulu, tampak lebih benar dalam menyajikan
perkembangan matematika itu sendiri dan lebih jelas dari daya hidup
sesuai pembawaanya.

5. Issac Newton (1642-1722)

Meskipun Issac Newton, matematikawan dan ilmuwan besar


bangsa Inggris, hidup kira-kira 350 tahun yang lalu, ia telah dijuluki
sebagia pionir ruang matematika. Tanpa penemuan tentang hukum-hukum
matematika dan fisika yang “mengatur” dunia kita, ilmuwan sekrang tidak
akan mampu mengirimkan roket ke luar angkasa atau satelit mengelilingi
bumi.

Seperti matematikawan besar lainnya, bakat matematiak Newton


berkembang pada saat masi muda. Ketika ia berumur 14 tahun, ia begitu
berminat terhadap matematika sehingga sering mangkir dari membantu
pekerjaan di kebun pertanian ibunya. Pada umur 24, ia telah memberikan

9
kontribusinya yang besar pada matematika … penemuan kalkulus yang ia
sebut “fluxion”. Meskipun ia telah melakukan penemuan besar, teri-
teorinya belum sepenuhnya di kembangkan, dan ilmu ini memerlukan
waktu 20 tahun untuk mampu menyelesaikan masalah tertentu dalam
kalkulus untuk mempersiapkan karya ilmiah yang penting itu. Kita
sekarang barangkali mahasiswa semester pertama menghadapi soal yang
sama dalam kalkulus dapat menyelesaikannyahanya dalam waktu setengah
jam saja.

Kemasyuran Newton selagi matematika sampai luas . sejarah


mengatakan bahwa ilmuwan John Bernoulil mengajukan dua soal
matematika sangat sulit dan member wktu matematikawan itu 6 bulan
untuk menyelesaikannya. Suatu hari setelah Newton menerima soal itu
hanya dalam satu sore ia telah selesai menyelesaikannay. Bahkan dalam
masa tuanya keterampilan matematika Newton tidak berkurang. Ketika ia
berusia 74 tahun, ia menerima tantangan dari Leibniz untuk menyelesaikan
soal yang sulit dan ia kerjakan dalam satu senja.

Issac Newton adalah salah satu intelektual besar di sepanjang


waktu. Ia disebut “ornament dari ras manusia”. Namun, seperti sebesar
namanya kini ide-ide besarnya mendapat cabaran dan masih tetap
dimodifikasi oleh ilmuwan masa kini

B. Perkembangan Matematika Pada Abad Renaissance


1. Renaissance

Renaissance merupakan masa antara abad pertengahan dan jaman


modern, yang ditandai dengan lahirnya berbagai kreasi baru yang
diturunkan dari kebudayaan Eropa klasik seperti Romawi dan Yunani
yang lebih bersifat duniawi. Setelah mengalami masa suram pada abad
pertengahan, bangsa Eropa kembali dengan semangat dan pandangan
hidup yang baru pada masa ini.

Dimulai pada abad ke 15 hingga 16, renaissance berkembang


pertama kali di kota Firenze. Dari kota Firenze, renaissance tersebar ke

10
seluruh daratan Eropa lainnya, dimana kaum intelektual, politik, dan
seniman di Eropa serentak untuk membuat suatu gerakan pembaharuan
yang menginginkankebebasan berpikir untuk merubah doktrin agama yang
dirasa mengekang bati mereka.

Prancis Michel De Certeau menyebutkan bahwa renaissance


muncul karena jaringan-jaringan sosial lama telah bubar dan muncul
kelompok baru yang diistemawakan. Hal tersebut membuat gereja kembali
mendesak masyarakat melalui berbagai cara seperti mengadakan pameran
untuk merubah pola pikir manusia tentang suatu kepercayaan, memberikan
khotbah dengan menggunakan pencitraan yang diambil dari pemikiran
klasik dengan harapan dapat memepersatukan kembali gereja yang
terpecah karena skisma. Pada abad renaissance sistem stratifikasi sosial
masyarakat agraris yang feodalistik dihapuskan, timbul keinginan dalam
diri orang Eropa untuk bebas dari ikatan feodal dan menjadi masyarakat
yang bebas.

Sebab utama munculnya renaissance adalah karena ambruknya


imperium Romawi Timur (Byzantium) oleh kaum muslimin, terutama
peristiwa jatuhnya konstantinopel, menghasilkan penaklukan kerajaan
Turki atas Romawi Timur pada tahun 1453 M. Hal tersebut membuat
orang Eropa merasa kaget. Jatuhnya kekaisaran Romawi Timur kemudian
membangkitkan semangat orang-orang Eropa. Melalui renaissance seolah-
olah bangsa Eropa dibangunkan dari tidur lelap di abad pertengahan.

Dari penjelasan di atas,di ketahui bahwa renaissance adalah masa


antara abad pertengahan dan jaman modern. Renaissance lahir karena
jatuhnya imperium Romawi Timur oleh kaum muslimin dan doktrinasi
pemikiran manusia oleh gereja di Eropa. Karena hal tersebut, orang Eropa
merasa terkekang dan muncul semangat baru bagi orang Eropa untuk
bangkit kembali keluar dari belenggu. Kemudian muncul gerakan yang
dibentuk oleh orang-orang Eropa yang menginginkan kebebasan berpikir
dan merubah doktrin agama yang selama ini dirsakan oleh orang Eropa

11
sangat membelenggu mereka, serta penghapusan feodalisme yang sangat
menyengsarakan rakyat.

2. Perkembangan Matematika pada Abad Renaissance

Jatuhnya Konstantinopel pada 1453 menandai runtuhnya kerajaan


Bizantium di Roma. Sering ditegaskan bahwa saat itu pengungsi melarikan
diri ke Italia bersama meanuskrip berharga dari risalah Yunani kuno,
menempatkan dunia Eropa Barat berhubungan dengan karya-karya jaman
dahulu. Pada masa ini, Eropa sedang memulihkan diri dari guncangan fisik
dan sprititual pada abad pertengahan. Di masa ini, pemulihan geometri
klasik Yunani awalnya kurang penting jika dibandingkan dengan
penerjemahan cetak bahasa Latin dari risalah aljabar dan aritmetika
oarang-orang Arab. Beberapa orang di abad ke-15 bisa membaca bahas
Yunani atau cukup pandai dalam bidang matematika untuk mendapatkan
pengetahuan dari karya-karya ahli geometri Yunani.

Renaissance adalah suatu gerakan yang mendobrak semangat orang


Eropa untuk bengakit dari masa suram. Renaissance yang tersebar di
seluruh daratn Eropa menyebabkan tersebarnya kemajuan dibanyak negeri
serta lahirnya tokoh-tokoh ilmuwan yang juga berada di negeri dan masa
yang berbeda. Khusu pada ilmu pengetahuan di bidang matematika,
Renaissance menghasilkan matematika sedikit brilian sepadan dengan
karya sastra, lukisan, dan arsitektur. Umumnya rendahnya tingkat
pengetahuan matematika yang berlaku sebagai terobosan kontekstual.
Meskipun matematika masuk ke dalam kurikulum sebagian besar
universitas, namun hal tersebut hanya dikelola dengan setengah hati.
Memang, selama akhir 1400-an, Bologna (di Italia) praktis sebagai satu-
satunya tempat yang mengorganisir dengan baik subjek pembelajaran,
bahkan di Bologna matematika diutamakan setelah ilmu astronomi.

Pada tahun 1500-an situasinya telah berubah secara radikal. Karya


yang baru diterjemahkan telah dipelajari dan para sarjana yang tidak puas
dengan masa lalu di zaman kuno, mempersiapkan diri mereka untuk
melampaui pengethuan matematika orang-orang Yunani. Hal tersebut

12
datang sebagai sesuatu yang luar biasa dan mengeutkan, ketika ahli aljabar
Italia pada awal tahun 1500-an menunjukkan caranya dalam memecahkan
persamaan kubik, yaitu sesuatu yang telah dilewatkan oleh orang-orang
Yunani dan Arab kuno. Dibidang aritmetika, orang-orang italia
mengembangkan aritmetika sebagai kepentingan komersial dan perbankan
yang didorong dengan metode komputasi yang bertambah baik, seperti
penggunaan desimal dan logaritma. Sedangkan trigonometri digunakan
dalam ilmu pelayaran, pengukuran tanah, dan teknik militer, mulai
melepaskan diri dari ilmu astronomi dan memperoleh status sebagai
cabang ilmu matematika yang terpisah.

 Fra Luca Pacioli

Karya yang lengkap dan detail pada abad ke-15 adalah Summa
de Arithmetica, Geometria, Proportioni et Proportionalita (1494) oleh
Fra Luca Pacioli. Summa adalah sebuah karya tentang aljabar oleh
orang Eropa setelah Liber Abaci (1202). Kontribusi utama Summa
adalah untuk menempatkan batasbatas pengetahuan matematika
kontemporer dan menyediakan program pemisahan untuk matematika
Renaissance. Pacioli mengakhiri Summa-nya dengan pernyataan
bahwa penyelesaian persamaan kubik tidak mungkin dilakukan seperti
kuadrat lingkaran. Pernyatanaan ini menunda percobaan beberapa
matematikawan, tetapi mendorong matematikawan yang lain untuk
melakukan percobaan.

Pada dekade pertama atau ke-dua abad ke-16, Scipione del


Ferro (146-1526) dari Universitas Bologna menghancurkan prediksi
Pacioli dengan menyelesaikan persamaan kubik untuk kasus 𝑥 3 + 𝑝𝑥
= 𝑞, dimana 𝑝 dan 𝑞 positif. Pacioli secara pribadi telah mendorong
pencapaian besar pertama aljabar Renaissance ini, karena pada tahun
1501-1502 Pacioli mengajar di Universitas Bologna dengan salah satu
rekannya yaitu del Ferro.

 Girolamo Cardano

13
Girolamo Cardano (1501-1570), lebih dikenal dengan
panggilan Cardan. Beliau menulis berbagai macam subjek, termasuk
matematika, astrologi, musik, filsafat, dan ilmu kedokteran. Ketika
Cardan meninggal, 131 karyanya telah diterbitkan dan 111 ada dalam
bentuk manuskrip. Kecintaannya pada permainan catur, dadu, dan
kartu,menginspirasi Cardan untuk menulis Liber de Ludo Aleae (buku
tentang “Game of Chance”). Buku ini ditemukan di antara surat-
suratnya setelah kematiannya dan diterbitkan pada tahun 1663, karya
ini kemudian menjadi dasar untuk “Theory of Probability” (teori
kemungkinan), selama lebih dari 50 tahun sebelum Fermat dan Pascal.

Pada berbagai waktu, Cardan adalah seorang guru besar


matematika di Universitas Milan, Pavia, dan Bologna, namun Cardan
mengundurkan diri dari posisi tersebut karena skandal baru yang
menyeret namanya. Ketika berita tentang perkelahian matematika
antara Tartaglia dan Fiore yang akhirnya menguntungkan Cardan di
Milan, Cardan meminta kepada Tartaglia untuk cara pemecahan kubik,
menawarkan kepada Tartaglia untuk memasukkan hasil pemecahan
kubik ke dalam bukunya yang akan datang “Practica
Arithmaticae”(1539) dibawah nama Tartaglia. Namun Tartaglia
menolak tawaran Cardan dengan alasan bahwa suatu waktu Tartaglia
bermaksud menerbitkan bukunya sendiri tentang aljabar.

Cardan berharap agar Tartaglia memberikan rahasianya.


Dengan banyak permohonan, akhirnya Tartaglia mengungkapkan
metode penyelesaian kubik dengan syarat bahwa Cardan harus
merahasiakan hal tersebut. Rumor yang beredar bahwa Tartaglia
bukanlah penemu pertama rumus kubik. Cardan mencoba untuk
memferifikasi rumor tersebut. Cardan menemukan fakta melalui
syarat-syarat del Ferro, dan menyimpulkan bahwa del Ferro-lah yang
membuat trobosan rumus kubik tersebut. Akhirnya Cardan tidak lagi
terikat akan janjinya pada Tartaglia, kemudian karyanya, “Ars Magna”
muncul pada tahun 1545.

14
Secara permanen, Ars Magna (the Great Art) dikenal sebagai
karya Cardan yang memuat aljabar. Meskipun angka negatif telah
dikenal di Eropa melalui teks Arab, namun sebagian besar ahli aljabar
lebihsuka menulis persamaan mereka sehingga hanya istilah positif
saja yang muncul. Hingga sekarang, matemtikawan Barat telah
membatasi perhatian mereka pada akar persamaan yang merupakan
bilangan positif. Cardan adalah orang pertama yang memperhatika
akar negatif, meskipun Cardan menyebutnya “ctitious,” dan yang
pertama mengakui bahwa kubik mungkin saja akr tiga. Aspek penting
lainnya dari dikusi Cardan adalah realisasi keberadaan bilangan
kompleks dan imajiner (hantu bilangan nyata, sebagaimana Napier
kemudian menyebutnya). Cardan menyimpan bilanganbilangan ini dari
Ars Magna kecuali dalam satu kasus. Saat berfikir tentang permasalah
seperti, membagi 10 menjadi dua bagian yang hasilnya adalah 40.
Cardan memperoleh akar 5 + √−15 dan 5 − √−15 sebagai solusi dari
persamaan kuadrat 𝑥(10 − 𝑥) = 40, dan kemudian menyatakan,
“kalikan 5 + √−15 dengan 5 − √−15, hasilnya 25 − (−15), dimana
hasilnya adalah 40.” Entah bagaimana Cardan merasa berkewajiban
untuk menerima solusi pemecahan masalah tersebut, dan Cardan
pantas mendapat pujian.

Diantara inovasi yang dipekenalkan Cardan di Ars Magna


adalah triknya dalam mengubah persamaan kubik menjadi persamaan
dimana suku derajat keduanya tidak ada. Jika salah satunya dimulai
dengan persamaan 𝑥 3 + 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 = 0, selanjutnya diberikan 𝑥 = 𝑦
− 𝑎 3 dan disubstitusikan ke dalam persamaan awal. Dengan variabel
baru tersebut, persamaannya menjadi:

0 = (𝑦 − 𝑎 3 ) 3 + 𝑎 (𝑦 − 𝑎 3 ) 2 + 𝑏 (𝑦 − 𝑎 3 ) + 𝑐

= [𝑦 3 − 3𝑦 2 ( 𝑎 3 ) + 3𝑦 ( 𝑎 3 ) 2 − ( 𝑎 3 ) 3 ] + 𝑎 [𝑦 2 − 2𝑦 ( 𝑎 3 )
+ ( 𝑎 3 ) 2 ] + 𝑏 (𝑦 − 𝑎 3 ) + 𝑐

= 𝑦 3 + (𝑏 − 𝑎 2 3 ) 𝑦 + ( 2𝑎 3 27 − 𝑎𝑏 3 + 𝑐)

15
Jika 𝑝 = 𝑏 − 𝑎 2 3 dan 𝑞 = − ( 2𝑎 3 3 − 𝑎𝑏 3 + 𝑐), maka
persamaannya menjadi:

𝑦 3 + 𝑝𝑦 − 𝑞 = 0

𝑦 3 + 𝑝𝑦 = 𝑞

Persamaan tersebut disebut bentuk kubik yang dikurangi.


Persamaan tersebut tidak memiliki suku derajat ke-dua yaitu 𝑦 2 ,
tetapi sebaliknya koefisiennya berubah-ubah.

 John Napier

Praktisi matematika pada abad ke-16 adalah John Napier


(1550-1617) dari Merchiston di Skotlandia. Napier melakukan
kegiatan belajar dirumah hingga beliau berusia 13 tahun, diaman pada
usia tersebut normalnya masuk ke St.Andrew, sebuah universitas tertua
di Skotlandia. Tulisan Napier dalam matematika berkaitan dengan
kepraktisan komputasi. Buku kecil berjudul “Rabdologiae,” dari
bahasa Yunani yaitu “rados” yang berarti tongkat dan “logia” yang
berarti koleksi. Buku tersebut ditulis dalam bahasa Latin dan
diterbitkan pada tahun kematiannya, buku tersebut memperkenalkan
suatu bentuk batang dengn menggunakan dua bilangan yang dapat
dikalikan dengan cara mekanis. Penemuan Napier ini sering disebut
“tulang Napier” karena judul karyanya dalam edisi bahasa Inggris
tahun 1667 yaitu “The Art of Numbering by Speaking Rods.”

Gerakan baru untuk memfasilitasi kalkulasi numerik berpuncak


pada penemuan logaritma Napier. Istilah logaritma yang berarti
menghitung angka, ditemukan oleh Napier. Beliau menghabiskan
waktu 20 tahun menyusun tabel logaritmiknya atau Napier biasa
menyebutnya canons (norma). Pada tahun 1594, seorang astronom
yaitu Taycho Brahe yang mendengar dari kunjungan Skotlandia yaitu
kabar pertama tentang seni komputasi sederhana. Usaha keras yang
sangat penting ini akhrinya terungkap pada 1614 dalam jilid kecil
bahasa Latin berisi 147 halaman dan 90 halaman diantaranya penuh

16
dengan tabel yang berjudul “Mirifici Logarithmorum Canonis
Descriptio.” Kemudian pada tahun 1616 karya ini diterjemahkan ke
dalam bahasa Inggris dan berjudul “A Description of The Admirable
Table of Logarithms.”

Mirifici Logarithmorum Canonis Constructio diterbitkan secara


anumerta dan menjajikan catatan tentang metode pembuatan tabel.
Tujuan Napier dalam merancang logaritma adalah untuk
mempermudah dalam memecahkan masalah perhitungan yang
melibatkan bilangan dengan nilai yang sangat besar. Napier akrab
dengan Arithmetica Integra-nya Michael Stifel (1554), dimana ahli
aljabar asal Jerman tersebut meletakkan sisi-persisi dan berturut-turut
pangkat dari 2 dan mengkorespondensi eksponen,

012345678

1 2 4 8 16 32 64 128 256

Dan menunjukkan bahwa jumlah dari dua suku dalam


perkembangan aritmetika memiliki hubungan dengan hasil yang sesuai
dari dua suku dalam perkembangan geometri. Hal ini memberi ide
kepada Napier untuk mengembangkan cara untuk menggantikan
(mensubstitusi) operasi penjumlahan dan pengurangan ke operasi
pekalian dan pembagian, inilah pencapaian penemuan logaritma.

Kunci dari karya Napier dijelaskan dengan sederhana, untuk


menunjukkan suku dalam perkembangan geometri dari pangkat
integral diberikan bilangan tertentu yang berdekatan, ambil suatu
bilangan yang diberikan mendekati 1.149 Napier memilih untuk
menggunakan 0,9999999, atau dalam notasi eksponensial modern
ditulis 1 − 10−7 , sebagai rasio umum. Kemudian, untuk menghindari
desimal yang sulit, Napier mengalikannya dengan 107 . Langkah
selanjutnya adalah menghitung nilai-nilainya, 107 (1 − 10−7 ) 𝑛 ,
dimana 𝑛 = 0, 1, 2, ..., 100. Setelah terlebih dahulu menggunakan
bilangan artifisial, Napier kemudian menyebutkan eksponen logaritma

17
dari bilangan 107 (1 − 10−7 ) 𝑛 . Pilihannya terhadap istilah yang
muncul seperti 107 (1 − 10−7 ) 𝑛 diturunkan dari 107 dengan 𝑛
perkalian berturut-turut dengan rasio 1 − 10−7 . Oleh karena itu, 𝑛
yang merupakan logaritma dapat disebut sebagai “bilangan rasio” atau
bilangan perhitungan. Kata logaritma merupakan gabungan dari dua
kata bahasa Yunani yaitu “logos” atau rasio dan “arithmos” atau
bilangan.

Jika 𝑁 = 107 (1 − 10−7 ) 𝑛 , diberikan 𝑁𝑎𝑝. log 𝑁 = 𝑛, untuk


logaritma Naperian dari N. Kemudian 𝑁𝑎𝑝. log 107 = 0, 𝑁𝑎𝑝. log 107
(1 − 10−7 ) = 𝑁𝑎𝑝. log 9999999 = 1, 𝑁𝑎𝑝. log 107 (1 − 10−7 ) 2 =
𝑁𝑎𝑝. log 9999998,0000001 = 2, dan seterusnya. Karena pemilihan 107
dari 1 sebagai bilangan yang logaritmanya nol (0), maka aturan umum
untuk komputasi logaritmik tidak berlaku di sistem Napier. Khususnya
𝑁𝑎𝑝. log 𝑀𝑁 tidak sama dengan 𝑁𝑎𝑝. log 𝑀 + 𝑁𝑎𝑝. log 𝑁. Faktanya,
hubungan 𝑀 = 107 (1 − 10−7 )𝑚, 𝑁 = 107 (1 − 10−7 ) 𝑛 , dan 1 = 107
(1 − 10−7 ) 𝑘 , dinyatakan 𝑀𝑁 = 107 (1 − 10−7 )𝑚+𝑛107 𝑀𝑁 = 107
(1 − 10−7 )𝑚+𝑛 1 (1 − 10−7) 𝑘 𝑀𝑁 = 107 (1 − 10−7 )𝑚+𝑛(1 − 10−7 )
−𝑘 𝑀𝑁 = 107 (1 − 10−7 )𝑚+𝑛−𝑘 yang hasilnya 𝑁𝑎𝑝. log 𝑀𝑁 = 𝑚 + 𝑛
− 𝑘 = 𝑁𝑎𝑝. log 𝑀 + 𝑁𝑎𝑝. log 𝑁 − 𝑁𝑎𝑝. log 1. tapi untuk
penghargaannya yang luar biasa, Napier telah mengubah masalah
perkalian bilangan yang lebih besar ke salah satu penambahan
logaritmanya, dengan mempertimbangkan bahwa 𝑁𝑎𝑝. log 1 =
1611809. Ada satu hal lagi yang perlu diperhatikan, yaitu nilai
numerik (1 − 10−7 ) 107 hampir sama dengan 1 𝑒 = limn→∞ (1 − n −1
) n . Logaritma Napier tersebut pada dasarnya adalah sebuah sistem
logaritma berdasar 1 𝑒 , meskipun Napier tidak pernah memikirkan hal
tersebut.

Masa Renaissance banyak melahirkan ilmuwan matematika


besar. Setelah jatuhnya Konstantinopel yang menandai runtuhnya
kerajaan Bizantium, hal ini mengobarkan semangat orang-orang Barat
untuk bangkit dan bangun dari tidur panjang mereka di abad

18
pertengahan. Dengan semangat bangkitnya orang-orang Barat tersebut
mengakibatkan bangsa Barat mengalami kemajuan diberbagai aspek
kehidupan, khusunya ilmu pengetahuan. Berbagai bidang ilmu
pengetahuan mengalami banyak kemajuan dan melahirkan banyak
sekali tokoh-tokoh ilmuwan diberbagai bidang ilmu pengetahuan
seperti sastra, seni, astronomi, kedokteran, matematika, dan lain
sebagainya. Pada masa Renaissance ini, segala bidang ilmu
pengetahuan mulai masuk ke dalam kurikulum sebagai subjek
pembelajaran di universitas, termasuk matematika. Di bidang
matematika sendiri, matematikawan Renaissance melanjutkan
perkembangan matematika dari abad pertengahan. Karya-karya
matematikawan di abad pertengahan banyak dijadikan sebagai model
dan sumber untuk mengembakan matematika jauh lebih baik dari
sebelumnya, tentunya oleh matematikawan Renaissance. Tokoh
matematikawan Renaissance beberapa di antaranya yaitu Fra Luca
Pacioli dengan karyanya yang terkenal Summa, Girolamo Cardano
dengan karyanya yang penuh kontroversi Ars Magna, dan John Napier
seorang penemu logaritma, serta masih banyak tokoh-tokoh
matematikawan lain yang lahir di era Renaissance ini yang hidup di
negeri dan di periode yang berbeda.

Seiring bertambahnya usia zaman, juga mengalami banyak


perkembangan di berbagai aspek kehidupan, termasuk ilmu
pengetahuan. Khusus di bidang matematika, dari masa ke masa
matematika banyak mengalami kemajuan. Mulai dari zaman kuno,
dimana matematika pertama kali lahir berawal dari penyelesaian
masalah sehari-hari manusia pada masa itu, di zaman selanjutnya
matematika dibuat lebih sistematis tidak hanya untuk menyelesaikan
masalah di kehidupan sehari-hari akan tetapi matematika dianggap
sebagai sebuah ilmu pengetahuan yang luar biasa. Selain itu juga
melahirkan banyak tokoh matematika yang sangat berpengaruh dengan
karya-karyanya yang brilian, hingga masuknya matematika ke dalam
kurikulum subjek pembelajaran di universitas-universitas pada masa

19
Renaissance. Semakin bertambahnya tahun, sampailah pada
matematika yang kini kita pelajari dan ketahui sebagai subjek
pembelajaran di sekolah.

BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Renaisans, berasal dari kata Re, (kembali) dan Neitre (lahir) berarti kelahiran
kembali. Dalam konteks sejarat barat, istilah ini mengacu pada terjadinya
kebangkitan kembali minat yang sangat besar dan mendalam terhadap kekeyaan
warisan Yunani dan Romawi kuno dalam berbagai aspeknya. Sarjana muslin
menjadi jembatan dan perantara bagi kemajuan ilmu pengetahuan di dunia
modern saat ini.dari dunia Islamlah, ilmu pengetahuan mengalami transmisi,
diseminasi, dan proliferasi ke dunia Barat yang mendukung muculnya zaman
Pencerahan (Renaisans) di Eropa. Melalui dunia Islam, barat mendapat akses
untuk mendalami dan mengambangkan ilmu pengetahuan modern. Dalam sejarah

20
terdapat tempattempat dan proses yang mempengaruhi pemikiran dan sains Barat
oleh pemikiran dan sains Islam yaitu: Andalusia, Shaqalliyah (Sisilia), Perang
Salib di Syria dan Sekitarnya, Qustanthiniyah (Konstantinopel). Bentuk
Kontribusi ilmu pengetahuan Islam terhadap Bangsa Barat antara lain.
Diantaranya: Kedokteran, Pertanian, Astronomi, Sosiologi, Matematika, Sejarah
dan banyak juga yang mempelajari metode keilmuan dari orang-orang Islam di
masa pertengahan. penerimaan atau penolakan modernisasi, terutama adalah sikap
dan nilai, kemampuan menunjukkan manfaat unsur yang baru, dan
kesepadanannya dengan unsur-unsur kebudayan yang ada. Ada kemungkinan
bahwa modernisasi bertentangan dengan kebudayaan yang ada atau memerlukan
pola-pola baru yang belum ada dan unsur-unsur tertentu dari modernisasi
menggantikan unsur-unsur yang lama.

DAFTAR PUSTAKA

Wahyudin. (2013). Hakikat, Sejarah dan Filsafat Matematika

Suyitno, H. (n.d.) IMPLIKASI PERKEMBANGAN MATEMATIKA PADA


ABAD PERTENGAHAN DAN RENAISSANCE TERHADAP
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH. 75-93

Saifullah, S. (2014). Renaissance dan Humanisme Sebagai Jembatan Lahirnya


Filsafat Modern. Jurnal Ushuluddin, 22(2), 133-144.

Musakkir, M. (2021). FILSAFAT MODERN DAN PERKEMBANGANNYA


(Renasissance : Rasionalisme dan Empirisme). TAJDID: Jurnal Pemikiran
Keislaman Dan Kemanusiaan, 5(1), 1-12.

Arrifadah, Y., Rofiqoh, D., & Kusaeri, K. (2016). Dinamika perkembangan

21
Matematika abad pertengahan hingga munculnya gerakan renaissance:
implikasinya terhadap pembelajaran Matematika di Sekolah. JURNAL
FOURIER (jurnal matematika dan pembelajaran), 5(2), 49-56.

Rofiqoh, D. (2016). DINAMIKA PERKEMBANGAN MATEMATIKA DARI ABAD


PERTENGAHAN HINGGA KE GERAKAN RENAISSANCE DAN
IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI
SEKOLAH (Doctoral dissertation, UIN Sunan Ampel Surabaya).

Rachman, T. (2018). SEJARAH PERKEMBANGAN MATEMATIKA EROPA


A.
Angewandte Chemie International Edition, 6 (11), 951-952., 10-27

Susilawati, W. (2017). Sejarah & Filsafat Matematika.

22

Anda mungkin juga menyukai