Anda di halaman 1dari 15

PERKEMBANGAN MATEMATIKA

DI ZAMAN YUNANI KUNO DAN PERSIA

Dosen Pengampu :

Dr. Sutini, M.Si

Disusun oleh :

1. Aghnia Ilhasanah (06010423002)


2. Izzatul Abidah (06010423011)
3. Nailis Sa’adah Moesleh (06010423015)
4. Afrizah Maulina (06020423024)
5. Andi Nata Dwi Marsellia (06020423029)

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

TAHUN AKADEMIK 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan kesempatan
pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Perkembangan Matematika Di Zaman Yunani Kuno
Dan Persia tepat waktu.

Makalah filsafat pendidikan matematika tentang Perkembangan Matematika Di


Zaman Yunani Kuno Dan Persia disusun guna untuk memenuhi tugas dari Ibu Dr. Sutini,
M.Si pada filsafat pendidikan matematika di prodi Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan. Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan
bagi pembaca tentang dalam ilmu matematika.

Terimakasih sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Sutini, M.Si selaku dosen pengajar
mata kuliah Filsafat pendidikan matematika. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan bagi penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan saya terima demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 24 oktober 2023

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI
Kata Penganta ...................................................................................................................i
Daftar Isi ............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................1
A. Latar belakang ........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan ................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................3
A. Sejarah matematika di Yunani kuno........................................................................3
B. Perkembangan matematika di Yunani kuno............................................................5
C. Sejarah matematika di Persia...................................................................................8
D. Perkembangan matematika di Persia.......................................................................10
BAB III PENUTUP1.........................................................................................................11

A. Kesimpulan .............................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika adalah ilmu logika tentang bentuk susunan besaran dan konsep-
konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya, matematika dapat dibagi ke
dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri.1
Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan di
bangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep yang
diperoleh dari akibat logis dari kebenaran suatu konsep, sebelumnya sudah diterima,
sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas.
Ilmu matematika telah berkembang seiring dengan perkembangan peradaban
umat manusia. Sejarah ilmu pengetahuan telah menempatkan matematika pada
bagian puncak hierarki(tidak dapat diubah ) ilmu pengetahuan. Sejarah perkembangan
matematika, salah satunya tentang pengkajian matematika yang sistematis, sudah
dimulai sejak zaman Yunani Kuno, yaitu antara tahun 600 dan 300 SM. Kata
matematika berasal dari bahasa Yunani Kuno, mathema, yang berarti ilmu atau
pengetahuan. Selain berkembang di Yunani, sejarah perkembangan matematika juga
terjadi di Persia. Persia memiliki kontribusi yang sangat besar dalam perkembangan
matematika. Banyak ilmuwan-ilmuwan matematika yang terlahir disana, termasuk Al-
Khawarizmi, Omar Khayayan, dan Sharaf Al-Din Al-Tusi. Ketiga matematikawan
muslim tersebut sangat berperan dalam memproklamirkan teori-teori dalam
matematika. Selain itu matematikawan muslim juga berhasil mengembangakan sistem
numeralia letak nilai desimal yang mencakup pecahan desimal, menyusun studi
aljabar dan mulai mempertimbangkan hubungan antara aljabar dan geometri.

1
Damopolii, V., Bito, N., & Resmawan, R. (2019) Efektifitas Media Pembelajaran berbasis
Multimedia pada Materi Segiempat. Algoritm. J. Math. Educ, 1(2), 74-85.
1
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Sejarah Matematika di Yunani Kuno


2. Bagaimana Perkembangan Matematika di Yunani Kuno
3. Bagaimana Sejarah Matematika di Persia
4. Bagaimana Perkembangan Matematika di Persia
C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk Mengetahui Sejarah Matematika di Yunani Kuno


2. Untuk Mengetahui Perkembangan Matematika di Yunani Kuno
3. Untuk Mengetahui Sejarah Matematika di Persia
4. Untuk Mengetahui Perkembangan Matematika di Persia

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Matematika Di Yunani Kuno

Matematika Yunani adalah matematika yang ditulis di dalam bahasa Yunani,


dikembangkan sejak abad ke-6 SM sampai abad ke-5 M di sekitar pesisir Timur Laut
Tengah. Matematikawan Yunani tinggal di kota-kota yang tersebar di sekitar Laut
Tengah bagian Timur, mulai dari Italia hingga ke Afrika Utara, namun dipersatukan
oleh budaya dan bahasa Yunani. Matematika Yunani pada periode setelah Iskandar
Agung kadang-kadang disebut matematika helenistik. Kata "matematika" sendiri
diturunkan dari kata Yunani kuno μάθημα (mathema), yang artinya "pelajaran tentang
instruksi". Pelajaran matematika sendiri dan penggunaan teori dan bukti matematika
yang diperumum adalah perbedaan penting antara matematika Yunani dan apa yang
sudah diberikan oleh peradaban sebelumnya.
Cikal-bakal matematika Yunani tidaklah mudah untuk didokumenkan.
Peradaban luhur terdini di Yunani dan Eropa adalah Peradaban Minoa dan yang lebih
kemudian adalah peradaban Yunani Mikene , kedua-duanya berkembang pada alaf ke-
2 SM. Pada saat peradaban ini mencapai metode penulisan dan rekayasa tingkat
tinggi, termasuk istana bertingkat empat dengan sistem pengairan dan kuburan sarang
lebah, mereka tidak meninggalkan dokumen-dokumen matematika.
Meskipun tidak ada bukti secara langsung, umumnya mengira bahwa
peradaban tetangga, yaitu Babilonia dan Mesir Kuno memiliki pengaruh pada tradisi
Yunani yang lebih kemudian. Antara 800 SM dan 600 SM, matematika Yunani pada
umumnya berada di belakang kesusasteraan Yunani, dan hanya sedikit yang
mengetahui tentang matematika Yunani dari periode ini yang hampir semuanya sudah
pernah sampai melalui penulis sebelumnya, sejak pertengahan abad ke-4 SM .

Matematika Yunani lebih berbobot daripada matematika yang dikembangkan


oleh kebudayaan-kebudayaan pendahulunya. Semua naskah matematika pra-Yunani
yang masih terpelihara menunjukkan penggunaan penalaran induktif, yakni
pengamatan yang berulang-ulang yang digunakan untuk mendirikan aturan praktis.
Sebaliknya, matematikawan Yunani menggunakan penalaran deduktif. Bangsa

3
Yunani menggunakan logika untuk menurunkan simpulan dari definisi dan aksioma,
dan menggunakan kekakuan matematika untuk membuktikannya. Bangsa Yunani
juga mengembangkan sistem numerasinya sendiri.Sistem numerasi yang digunakan
bangsa Yunani ada 2 macam yaitu sistem Attic (Herodianic) dan sistem Ionia.
Dalam sistem numerasi Attic lambang untuk bilangan satu sampai empat
digunakan lambang tongkat dengan perulangan lambang, misalnya dua dilambangkan
dengan II, sedangkan lima dilambangkan dengan ┌, yaitu huruf awal dari Penta
(lima). Bilangan lima sampai sembilan dilambangkan dengan kombinasi ┌ dengan
tongkat │. Selanjutnya untuk melambangkan bilangan sepuluh, seratus, seribu,
sepuluh ribu digunakan huruf-huruf awal nama bilangan itu, yakni sepuluh
dilambangkan dengan ∆ (Deka = sepuluh), seratus dengan Н (Hekaton= seratus),
seribu dengan χ (Khiloi =seribu), sepuluh ribu dengan Ϻ (Myrioi = sepuluh ribu).
Lambang lain yang digunakan sebagai penyingkat yaitu “┌” yang berarti lima.
Jika digabung dengan lambang lain, maka nilainya lima kali lambang dasar yang
tertulis. Dalam sistem numerasi ini, lambang nol belum ada. Sistem numerasi ini
adalah sistem numerasi aditif dan multiplikatif. Multiplikatif terlihat pada penggunaan
lambang dimana setiap lambang dasar yang sama dapat disingkat dengan
menggunakan lambang tersebut.
Contoh:
1. 23 = Δ ΔIII
2. 45 = Δ Δ Δ Δ┌
3. 50 = Δ Δ Δ Δ Δ atau éΔ
4. 120 = H Δ Δ
5. 1234 = XHH Δ Δ ΔIIII
6. 43210 =MMMMXXX HH Δ
Sistem numerasi Ionia digunakan setelah sistem numerasi Attic.Sistem
numerasi Ionia menggunakan alphabet Yunani sebagai lambang bilangan, yaitu
sembilan huruf untuk melambangkan bilangan satu sampai dengan bilangan
sembilan,sembilan huruf untuk melambangkan kelipatan sepuluh yang lebih kecil dari
seratus, dan sembilan huruf lagi untuk melambangkan kelipatan seratus yang lebih
kecil dari seribu.

4
B. Perkembangan Matematika Di Yunani Kuno

Sejarah perkembangan awal matematika pada zaman yunani kuno dimulai


dengan orang-orang yunani mebuat matematika menjadi sebuah displin ilmu. Mereka
menyadari bahwa pentingnya ilmu matematika dalam kehidupan sehari-hari. Orang
yunani mewarisi ilmu pengetahuan ilmu dari timur dan mereka mendalaminya dengan
usaha mereka sendiri, inilah yang membedakannya dengan para pemikir zaman
babilonia.
Pengaruh yunani dalam ilmu matematika masuk melalui kegiatan
penerjemahan. Menurut para sejarawan, perkembangan matematika yunani dibag atas
2 periode yaitu :
1. Periode klasik
Sejarawan biasanya menempatkan permulaan matematika yunani pada
masa hidup Thales dari Miletus (kira-kira 624-548 SM). Hanya sedikit yang
diketahui tentang hidup dan karya Thales, tipis kepastian bahwa kelahiran dan
kematian berdekatan dengan gerhana pada tahun 585 SM, yang mungkin
muncul ketika dia masih dalam usia produktif. Meskipun demikian, secara
umum disepakati bahwa Thales adalah orang pertama dari tujuh pria bijak dari
Yunani. Teorema Thales, yang menyatakan bahwa sudut-sentuh-busur yang
dilukiskan di dalam setengah-lingkaran adalah sudut siku-siku, mungkin
dipelajari oleh Thales pada saat dia berada di Babilonia, tetapi tradisi yang
melekat pada Thales adalah peragaan teorema itu.
Dengan alasan inilah Thales sering kali dielu-elukan sebagai bapak
organisasi deduktif matematika dan sebagai matematikawan sejati pertama.
Thales juga dianggap sebagai orang terdini dalam sejarah, yang padanya
temuan-temuan khusus matematika disematkan. Meskipun tidak diketahui
apakah Thales atau bukan yang pertama memperkenalkan struktur logika ke
dalam matematika, yang saat ini menjadi hal yang berlaku di manapun, tetapi
diketahui bahwa dalam dua ratus tahun setelah kematian Thales bangsa
Yunani memperkenalkan struktur logika dan gagasan pembuktian ke dalam
matematika.
Tokoh penting lainnya dalam pengembangan matematika Yunani
adalah Pythagoras dari Samos (kira-kira 580-500 SM). Seperti Thales,

5
Pythagoras juga berkunjung ke Mesir dan Babilonia, kemudian Magna Graecia
di bawah kekuasaan Nebukadnezar II, tetapi menetap di Croton . Pythagoras
mendirikan sebuah madzhab yang disebut Mazhab Pythagoras , yang
menangani pengetahuan dan sifat-sifat wajar dan karenanya semua temuan
para pengikut mazhab Pythagoras menjadi milik mazhab ini. Dan karena pada
zaman kuno adalah suatu kelaziman untuk memberikan semua penghormatan
kepada sang guru, Pythagoras sendiri dihargai atas temuan-temuan yang dibuat
oleh mazhabnya. Aristoteles adalah seorang yang menolak penghormatan
apapun yang khusus bagi Pythagoras sebagai pribadi, dan menganggap bahwa
karya mazhab Pythagoras adalah karya sebuah kelompok.
Salah satu sifat terpenting dari mazhab Pythagoras adalah bahwa
mazhab ini memelihara persepakatan bahwa pengkajian matematika dan
filsafat adalah landasan akhlak untuk menjalani kehidupan. Jelasnya, bahwa
kata-kata "filsafat" (cinta akan kebijaksanaan) dan "matematika" (yang
dipelajari) dianggap digulirkan oleh Pythagoras. Dari cinta akan pengetahuan
ini datanglah banyak pencapaian. Menjadi kewajaran untuk dikatakan bahwa
mazhab Pythagoras menemukan sebagian besar bahan di dalam dua buku
pertama Euklides, Elemen.
2. Periode Helenistik
Peradaban Helenistik bermula pada abad ke-5 SM dengan penaklukan
Iskandar Agung atas pesisir Laut Tengah bagian Timur, Mesir , Mesopotamia ,
dataran tinggi Iran , Asia Tengah , dan beberapa bagian dari India , yang
menjadi awal dari penyebaran bahasa dan budaya Yunani ke lautan. Bahasa
Yunani menjadi bahasa para sarjana di dunia Helenistik, dan matematika
Yunani melebur dengan matematika Mesir dan matematika Babilonia untuk
membangkitkan matematika Helenistik.
Pusat pengkajian terpenting pada periode ini adalah Iskandariyah di
Mesir, yang menarik banyak sarjana dari seluruh penjuru dunia Helenistik,
terutama dari Yunani dan Mesir , tetapi juga dari Yahudi , Persia , Fenisia dan
bahkan dari India.

Pencapaian matematika Yunani terdiri dari sebuah periode besar dalam sejarah
matematika, sangat mendasar dalam geometri dan gagasan bukti formal. Matematika
Yunani juga memberikan penting bagi gagasan-gagasan teori bilangan, analisis

6
matematika, matematika terapan, dan pada periode itu mendekati pencapaian integral
kalkulus. Capaian yang paling berkarakter dari matematika Yunani mungkin teori
irisan kerucut, banyak dikembangkan dalam periode Helenistik.

Naskah tradisi dan penyalinan yunani tentang matematika yang sudah


ditemukan ditulis setelah periode Helenistik, banyak di antaranya dianggap sebagai
salinan dari naskah karya-karya yang ditulis pada dan sebelum periode Helenistik.
Meskipun demikian, penanggalan matematika Yunani lebih pasti daripada
penanggalan naskah-naskah matematika terdahulu, karena sejumlah besar kronologi
wujud, tumpang tindih, kejadian-kejadian tercatat tahun demi tahun hingga kini.
Berikut adalah tokoh - tokoh Matematika Yunani :
1. Thales (624-550 SM)
Dapat disebut matematikawan pertama yang merumuskan teorema atau
proposisi, tradisi ini menjadi lebih jelas setelah dijabarkan oleh Euclid.
Landasan matematika sebagai ilmu terapan rupanya sudah diletakan oleh
Thales sebelum muncul Pythagoras yang membuat bilangan.
2. Phytagoras (582-496 SM)
Orang yang pertama kali mencetuskan aksioma-aksioma, postulat-
postulat yang perlu dijabarkan terlebih dahulu dalam mengembangkan
geometri. Pythagoras bukan orang yang menemukan suatu teorema Pythagoras
namun dia berhasil membuat pembuktian matematis. Persaudaraan Pythagoras
menemukan √2 sebagai bilangan irasional.
3. Archimedes (287-212 SM)
Dia menerapkan prinsip fisika dan matematika. Juga menemukan
perhitungan π (phi) dalam menghitung luas lingkaran. Ia adalah ahli
matematika terbesar sepanjang zaman dan pada zaman kuno. Tiga karya
Archimedes membahas tentang geometri bidang data, yaitu pengukuran
lingkaran, kuadratur dari parabola dan spiral.2

2
Tim Experience Matematika. (2018). Sejarah dan Filsafat Matematika Pada Zaman Yunani dan
Perkembangannya. URL : https://nurtutiawaliyah.blogspot.com/2018/04/sejarah-matematika-yunani-
dan.html?m=1. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2023.

7
C. Sejarah Matematika Di Persia

Persia merupakan tempat kekaisara bersejarah yanag berkuasa di Dataran


Tinggi Iran, tanah air asal Bangsa Persia, dan sekitarnya termasuk Asia Barat, Asia
Tengah dan Kaukasus. Pada tahun 762 SM, Islam memeutuskan untuk membangun
sebuah ibukota baru di daerah Sungai Tigris pada zaman dinasti Abbasiyah di bawah
pimpinan Raja Al-Ma’mun. Pada masa itu juga di bangun sebuah perpustakaan megah
yang bernama House of Wisdom yang pada awalnya dikhususkan untuk penerjemahan
buku-buku ilmu pengetahuan dan matematika ke dalam berbahasa arab. Namun pada
tanggal 13 Februari 1258 terjadi sebuah monumen yang sangat mengerikan. Selama
invasi Mongol, buku-buku yang ada di perpustakaan House of Wisdom dilempar ke
sungai sehingga buku-buku tersebut musnah karena tintana tercuci oleh air. Lalu pada
abad pertengahan terjadi penerjemahan buku-buku lagi seperti buku karya Al-
Khawaririzmi.
Persia memiliki kontribusi yang sangat besar dalam perkembangan
matematika. Banyak ilmuwan-ilmuwan matematika yang terlahir disana, termasuk Al-
Khawarizmi, Omar Khayayan, dan Sharaf Al-Din Al-Tusi. Ketiga matematikawan
muslim tersebut sangat berperan dalam memproklamirkan teori-teori dalam
matematika. Selain itu matematikawan muslim juga berhasil mengembangakan sistem
numeralia letak nilai desimal yang mencakup pecahan desimal, menyusun studi
aljabar dan mulai mempertimbangkan hubungan antara aljabar dan geometri
Berikut adalah tokoh-tokoh matematikawan Persia:
1. Al-Khawarizmi
Al-Khawarizmi lahir pada tahun 800 M di Persia. Ia adalah seseorang
yang berhasil memperkenalkan Aljabar. Istilah aljabar sendiri diambil dari
judul buku yang ditulisnya di Baghdad sekitar tahun 825 M yaitu Hisab Al-
Jabr. Hisab Al-Jabr merupakan karyanya dibidang matematika yang sangat
terkenal dan penting.
2. Abu Wafa Muhammad Al-Buzjani
Abu Wafa Muhammad Al-Buzjani merupakan ilmuwan muslim yang
turut menyumbangkan ide-idenya di bidang matematika. Beliau mengagas ide
baru yaitu konstruksi bangunan trigonometri yang hinggi kini masih snagat
bermanfaat. Beliau juga yang pertama kali menunjukan adanaya teori relatif
segitiga parabola. Lalu beliau juga yang mengembangkan metode baru tentang

8
konstruksi segi empat serta perbaikan nilai sinus 30 dengan memakai delapan
desimal.
3. Omar Khayayam
Omar Khayayam adalah penemu teori umum dari persamaan berderajat
tiga. Beliau juga mengembangkan persamaan aljabar polinomial berderajat
tiga dan menyatakan bahwa suatu persamaan berderajat tiga dapat memiliki 2
solusi. Beliau juga memperkenalkan lebih dari dua puluh jenis persamaan
kubik dan memberikan dua cara alternatif dalam menyelesaikan persamaan
derajat tiga.
4. Sharaf Al-Din A-Muhaffar ibn Muhammad ibn Al-Muhaffar Al-Husi
Sharaf Al-Din A-Muhaffar ibn Muhammad ibn Al-Muhaffar Al-Husi
adalah matematikawan yang menemukan konsep persamaan aljabar
polinomial. Beliau mengajar berbagai macam topik matematika. Beliau juga
menulis beberpa makalah tentang Aljabar. Beliau juga menemukan etode yang
kemudian dinamai metode Ruffini Horner untuk menghampiri akar persamaan
kubik dan belaiau pula yang pertama kali menemukan turunan polinomial
kubik.
5. Al-Biruni
Al-Biruni merupakan matematikawan yang karnyanya melebihi 120
buah buku. Al-Biruni lahir sekitar tahun 973 M. Sumbnagan Al-Biruni dalam
bidang matematika, antara lain: Aritmatika, Bilangan irrasional, definisi
aljabar, metode pemecahan penjumlahan aljabar, geometri dan sudut segitiga.
6. Al-Khazin
Al-Khazin merupakan seorang matematikawan muslim dari Persia. Ian
menguasai bidang astronomi dan teori bilangan. Beliau merupakan salah satu
ilmuwan yang dibawa ke Istana Ravy untuk mengukur arah miring ekliptika
atau sudut dimana matahari muncul untuk membuat garis khatulistiwa bumi.
Belia dikatakan telah membuat pengukuran menggunakan cincin sekitar 4 m.

9
D. Perkembangan Matematika Di Persia

Berbagai kelompok etnis tinggal di Iran, dan beberapa di antaranya adalah


orang Arab yang sebagian besar tinggal di provinsi Khuzestan, salah satu provinsi di
Iran selatan. Iran (Kekaisaran Persia) jauh lebih besar dan, sepanjang sejarah dan
setelah berbagai perpecahan, perbatasan politik Iran telah berubah berkali-kali.

Banyak dari para ulama tersebut menulis karya-karyanya dalam bahasa Arab
(bahasa ilmiah internasional di kalangan masyarakat zaman dahulu) namun hal ini
jangan sampai membuat kita mengira bahwa mereka adalah orang Arab. Saat ini
sebagian besar ulama menulis dalam bahasa Inggris.

Ada pandangan yang dianut secara luas bahwa, setelah masa cemerlang
matematika ketika orang-orang yunani meletakkan dasar-dasar matematika modern,
terdapat masa stagnasi sebelum orang-orang Eropa mengambil alih tempat orang-
orang Yunani meninggalkannya. pada abad awal keenam belas. Persepsi umum
mengenai periode 1000 tahun atau lebih antara zaman Yunani kuno dan Renaisans
Eropa adalah bahwa hanya sedikit yang terjadi dalam dunia matematika kecuali
bahwa beberapa terjemahan bahasa Arab dari teks-teks Yunani dibuat dengan tetap
menjaga kelestariannya. Pembelajaran Yunani sehingga tersedia bagi orang Eropa
pada awal abad keenam belas.

Akhir abad pertengahan hingga sekitar pertengahan abad ke-8. abad kelima
belas. Akan tetapi, memberikan deskripsi untuk mencakup para ahli matematika yang
memberikan kontribusi jauh lebih sulit. Karya [K] dan [B] adalah tentang
"Matematika Islam", mirip dengan [A] yang menggunakan judul "Kontribusi
Muslim". untuk matematika". Penulis lain mencoba deskripsi "Matematika Arab",
lihat misalnya [R1] dan [R2]. Namun, tentu saja tidak semua ahli matematika yang
ingin kami masukkan adalah Muslim; ada yang Yahudi, ada yang Kristen, ada yang
menganut agama lain Semua matematikawan ini juga bukan orang Arab, namun demi
kemudahan kita akan menyebut topik kita "Matematika Arab". Ketidaknyamanan ini
terlihat ketika mereka secara gamblang mengungkapkan bahwa "wilayah asal" ahli
matematika Arab "berpusat di Iran/Irak, namun bervariasi karena penaklukan militer
selama periode tersebut. Wilayah yang paling luas membentang ke barat melalui
Turki dan Afrika Utara hingga mencakup sebagian besar Spanyol, dan di sebelah
timur hingga perbatasan Tiongkok."

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Matematika Yunani adalah matematika yang ditulis di dalam bahasa Yunani,
dikembangkan sejak abad ke-6 SM sampai abad ke-5 M di sekitar pesisir Timur Laut
Tengah. Matematikawan Yunani tinggal di kota-kota yang tersebar di sekitar Laut
Tengah bagian Timur, mulai dari Italia hingga ke Afrika Utara, namun dipersatukan
oleh budaya dan bahasa Yunani. Kata “matematika” sendiri diturunkan dari kata
yunani kuno μάθημα (mathema) yang artinya “pelajaran tentang intruksi”. Pelajaran
matematika sendiri dan penggunaan teori dan bukti matematika yang diperumum
adalah perbedaan penting antara matematika yunani dan apa yang sudah diberikan
oleh peradaban sebelumnya. Meskipun naskah terdini berbicara yuanani tentang
matematika yang udah di temukan dan di tulis setelah periode helenistik, banyak
diantaranya dianggap sebagai salinan dari naskah karya-karya yang ditulis sebelum
periode helenistik.
Pada masa dinasti abbasiyah di bangun sebuah perpustakaan megah yang
bernama “ house of wisdom “ yang pada awalnya di khususkan untuk penerjemahan
buku-buku ilmu pengetahuan dan matematika ke dalam bahasa arab. Namun pada
tanggal 13 februari 1258 terjadi sebuah momen yang sangat mengerikan. Selama
inovasi mongol, buku-buku yang ada di perpustakaan di lempar ke sungai sehingga
buku-buku tersebut musnah karena tintanya tercuci oleh air.
Banyak ilmuwan-ilmuwan matematika yang terlahir disana, termasuk Al-
Khawarizmi, Omar Khayayan, dan Sharaf Al-Din Al-Tusi. Selain itu matematikawan
muslim juga berhasil mengembangakan sistem numeralia letak nilai desimal yang
mencakup pecahan desimal, menyusun studi aljabar dan mulai mempertimbangkan
hubungan antara aljabar dan geometri.

11
DAFTAR PUSTAKA

Damopolii, V., Bito, N., & Resmawan, R. (2019) Efektifitas Media Pembelajaran berbasis
Multimedia pada Materi Segiempat. Algoritm. J. Math. Educ, 1(2), 74-85.

Tim Experience Matematika. (2018). Sejarah dan Filsafat Matematika Pada Zaman Yunani
dan Perkembangannya. URL : https://nurtutiawaliyah.blogspot.com/2018/04/sejarah-
matematika-yunani-dan.html?m=1. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2023.

12

Anda mungkin juga menyukai