Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“SEJARAH MATEMATIKAWAN DAN PENEMUANNYA”

DISUSUN OLEH:

NAMA KELOMPOK XI :

1. TRI ANGGRAINI ( 4202421024)


2. RODEARNA SIREGAR (4203121046)
3. CHRISTINA PANGGABEAN (4203321019)

DOSEN PENGAMPU : SUCI FRISNOIRY S.PD,M.PD

MATA KULIAH : MATEMATIKA DASAR

PENDIDIKAN FISIKA DIK B 2020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini. Makalah ini di tulis untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah“Matematika Dasar”.

Dalam proses penyusunannya, kami banyak dibantuoleh berbagai pihak guna mendorong kemajuan
dan ketelitian. kami mengucapkanterima kasih kepada pihak - pihak yang telah membantu,
membimbing, serta mendoakan untuk segala kebaikan penulis dalam penyusunanmakalahini.

Kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan banyak manfaat bagi pembaca. Mohon maaf
apabila terdapat kesalahan baik dalam penyampaian maupun penulisannya. Akhir kata kami ucapkan
terima kasih.

Medan, 15 Desember 2020

Kelompok XI
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...............................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................1
C. TUJUAN...................................................................................................................................2
BAB II...................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
A. TOKOH-TOKOH MATEMATIKA YUNANI KUNO DAN PENEMUANNYA....................3
B. TOKOH-TOKOH MATEMATIKA INDIA DAN PENEMUANNYA.....................................5
C. TOKOH-TOKOH MATEMATIKA MUSLIM (ARAB) DAN PENEMUANNYA................10
BAB III................................................................................................................................................15
PENUTUP...........................................................................................................................................15
A. KESIMPULAN.......................................................................................................................15
B. SARAN...................................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Matematika sebagai sebuah pokok bahasa sering disajikan dengan serangkaian prosedur teknis
tanpa makna dalam berbagai silabus dan buku-buku ajar. Penyajian semacam itu sama dengan
menganggap nama, kedudukan, dan fungsi setiap tulang kerangka manusia sebagai perwujudan
kehidupan, pemikiran dan emosi makhluk yang disebut manusia. Jika dipisahkan dari konteks filosofi
dan budaya intelektual, matematika cenderung kehilangan makna dan menjadi sangat menyimpang.
Menurut bahasa kata “matematika” berasal dari kata μάθημα(máthema) dalam bahasa Yunani
yang diartikan sebagai “sains, ilmu pengetahuan, atau belajar” juga μαθηματικός (mathematikós)
yang diartikan sebagai “suka belajar”.Matematika India atau juga bisa disebut Matematika Hindu
muncul pada abad ke-26 SM dan berakhir pada abad ke-14 M. matematika India ini berkembang
setelah Matematika China dan berakhir tepat sebelum munculnya matematika Eropa abad
pertengahan. Matematika India dimulai sejak munculnya sebuah peradaban yang terletak di daerah
aliran sungai Indus. Peradaban ini biasa disebut peradaban lembah Indus. Pemusatan terbesar dari
lembah Indus berada di timur Indus, dekat wilayah yang dulunya merupakan sungai Sarasyati kuno.
Sekitar abad ke-15 SM bangsa india diusir oleh bangsa Arya yang datang dari Asia Tengah.
Saat ini ilmu pengetahuan , khususnya Matematika, berkiblat ke negeri barat (Eropa dan
Amerika). Kita hampir tidak pernah mendengar ahli matematika yang berasal dari negeri timur (Arab
Muslim, India, China). Yang paling popular kita dengar sebagai matematikawan Arab Muslim yang
mempunyai kontribusi terhadap perkembangan matematika adalah Al-Khawarizmi. Beliau dikenal
sebagai bapak aljabar dengan memperkenalkan bilangan nol (0) dan penerjemah karya-karya yunani
kuno.
Pengetahuan mengenai sejarah matematika mungkin membantu dalam menetukan tujuan
pengajaran pengetahuan dari pokok bahasa tersebut. Dengan pendekatan sejarah, pokok bahasa
tersebut dapat diisajikan sebagai usaha manusia untuk berkembang, yang terbentuk secara perlahan-
lahan selama ribuan tahun oleh berbagai individu. Jika digunakan dengan tepat, bahan-bahan sejarah
dapat menjelaskan arti, memberikan wawasan, dan meningkatkan pemahaman akan matematika kitu
sendiri.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Siapa Tokoh-Tokoh Matematika Yunani Serta Penemuannya?
2. Siapa Tokoh-Tokoh Matematika Hindu (India) Serta Penemuannya?
3. Siapa Tokoh-Tokoh Matematika Arab Serta Penemuannya?
C. TUJUAN
1. Menjelaskan Tokoh-Tokoh Matematika Yunani Serta Penemuannya.
2. Menjelaskan Tokoh-Tokoh Matematika Hindu (India) Serta Penemuannya.
3. Menjelaskan Tokoh-Tokoh Matematika Arab Serta Penemuannya
BAB II
PEMBAHASAN

A. TOKOH-TOKOH MATEMATIKA YUNANI KUNO DAN PENEMUANNYA

1. THALES
Sejarawan biasanya menempatkan permulaan matematika Yunani pada masa
hidup Thales dari Miletus (kira-kira 624-548 SM). Hanya sedikit yang diketahui tentang hidup dan
karya Thales, tipis kepastian bahwa kelahiran dan kematiannya berdekatan dengan gerhana pada
tahun 585 SM, yang mungkin muncul ketika dia masih dalam usia produktif. Meskipun demikian,
umumnya disepakati bahwa Thales adalah orang pertama dari tujuh pria bijak dari Yunani. Thales
menggunakangeometri untuk menyelesaikan soal-soal perhitungan ketinggian piramida dan jarak
perahu dari garis pantai. Dia dihargai sebagai orang pertama yang menggunakan penalaran deduktif
untuk diterapkan pada geometri, dengan menurunkan empat akibat wajar dari teorema
Thales. Hasilnya, dia dianggap sebagai matematikawan sejati pertama dan pribadi pertama yang
menghasilkan temuan matematika.

  Teorema Thales, yang menyatakan bahwa sudut-sentuh-busur yang dilukiskan di dalam


setengah-lingkaran adalah sudut siku-siku, mungkin dipelajari oleh Thales pada saat dia berada di
Babilonia, tetapi tradisi yang melekat pada Thales adalah peragaan teorema itu. Dengan alasan inilah
Thales seringkali dielu-elukan sebagai bapak organisasi deduktif matematika dan sebagai
matematikawan sejati pertama.

Thales juga dianggap sebagai orang terdini di dalam sejarah, yang kepadanya temuan-temuan
khusus matematika disematkan. Meskipun tidak diketahui apakah Thales atau bukan yang pertama
memperkenalkan struktur logika ke dalam matematika, yang saat ini menjadi hal yang berlaku di
manapun, tetapi diketahui bahwa di dalam dua ratus tahun sesudah kematian Thales bangsa Yunani
memperkenalkan struktur logika dan gagasan pembuktian ke dalam matematika.

2. PYTHAGORAS
Tokoh penting lainnya di dalam pengembangan matematika Yunani adalah Pythagoras dari
Samos (kira-kira 580-500 SM). Seperti Thales, Pythagoras juga berkunjung ke Mesir dan Babilonia,
kemudian Magna Graecia di bawah kekuasaan Nebukadnezar II, tetapi menetap di Croton. Pythagoras
mendirikan sebuah madzhab yang disebut Mazhab Pythagoras yang menangani pengetahuan dan
sifat-sifat wajar dan oleh karenanya semua temuan para pengikut mazhab Pythagoras menjadi milik
mazhab ini. Dan karena di zaman kuno adalah suatu kelaziman untuk memberikan semua
penghormatan bagi sang guru, Pythagoras sendiri dihargai atas temuan-temuan yang dibuat oleh
mazhabnya.

  Aristoteles adalah seorang yang menolak penghormatan apapun yang khusus bagi Pythagoras
sebagai pribadi, dan menganggap bahwa karya mazhab Pythagoras adalah karya sebuah kelompok.
Salah satu persifatan terpenting dari mazhab Pythagoras adalah bahwa mazhab ini memelihara
persepakatan bahwa pengkajian matematika dan filsafat adalah landasan akhlak untuk menjalani
kehidupan. Jelas, bahwa kata-kata "filsafat" (cinta akan kebijaksanaan) dan "matematika" (yang
dipelajari) dianggap digulirkan oleh Pythagoras. Dari cinta akan pengetahuan ini datanglah banyak
pencapaian. Menjadi kewajaran untuk dikatakan bahwa mazhab Pythagoras menemukan sebagian
besar bahan di dalam dua pertama buku Euklides,Elemen.

  Pythagoras dihargai dengan pengakuan dasar matematika pada harmoni musikdan menurut


tanggapan Proclus terhadap Euklides dia menemukan teori kesetaraan danpadatan beraturan.
Beberapa sejarawan modern telah mempertanyakan apakah dia benar-benar membangun kelima-lima
padatan beraturan itu, alih-alih para sejarawan itu lebih menganggap masuk akal bahwa Pythagoras
hanya membuat tiga dari lima yang diakui.

Beberapa sumber kuno menerakan temuan teorema Pythagoras bagi Pythagoras, padahal


sumber lain mengakuinya sebagai bukti dari teorema yang dia temukan. Sejarawan modern percaya
bahwa prinsip itu sendiri sudah diketahui oleh bangsa Babilonia dan mungkin saja diperoleh dari sana.
Mazhab Pythagoras memandangnumerologi dan geometri sebagai hal yang paling mendasar untuk
memahami sift-sifat semesta dan oleh karenanya menjadi kiblat bagi gagasan-gagasan filsafat dan
keagamaan mereka. Mazhab Pythagoras dihargai dengan beberapa pengembangan matematika tingkat
lanjut, seperti penemuan bilangan irasional. Sejarawan menghargai mereka atas peran utamanya di
dalam pengembangan matematika Yunani (khususnya teori bilangan dan geometri) ke dalam sistem
logika utuh menurut definisi-definisi yang jelas dan teorema-teorema yang terbuktikan, yang
dianggap sebagai subjek yang pantas dari pengkajian di dalam kebenarannya sendiri, tanpa
memandang terapan praktis yang menjadi perhatian utama bagi bangsa Mesir dan Babilonia.

3. HIPPOCRATES
Hippocrates semula adalah seorang pedagang yang memutuskan untuk belajar geometri yang
kemudian mengalami kesuksesan dalam bidang matematika.Hippocrates menulis buku yang berjudul
“Elements of Geometry”, mendahului karya Euclid “Elements”.

Salah satu bagian dari karya Hippocrates ini kemudian muncul dalam buku “Sejarah
Matematika” Eudemus, adalah yang berhubungan dengan kuadratur suatu “lune” yaitu bangun yang
dibatasi oleh dua busur lingkaran yang mempunyai jari-jari yang tidak sama. Menurut teorema
Hippocrates segmen-segmen yang sebangun dari lingkaran-lingkaran mempunyai ratioyang sama
dengan kuadrat-kuadrat alasnya.Hippocrates mendemonstrasikan teoremanya ini dengan
memperlihatkan bahwa luas dua lingkaran adalah berbanding lurus dengan kuadrat diameter-
diameternya

B. TOKOH-TOKOH MATEMATIKA INDIA DAN PENEMUANNYA

1. Pāṇini (kira-kira abad ke-5 SM)


Pāṇini  yang merumuskan aturan-aturan tata bahasa Sanskerta. Notasi yang dia gunakan sama
dengan notasi matematika modern, dan menggunakan aturan-aturan meta, transformasi, dan rekursi.

2. Surya Siddhanta (kira-kira abad ke-400 SM)


Surya Siddhanta memperkenalkan fungsi trigonometri sinus, kosinus, dan balikan sinus, dan
meletakkan aturan-aturan yang menentukan gerak sejati benda-benda langit, yang bersesuaian dengan
posisi mereka sebenarnya di langit. Daur waktu kosmologi dijelaskan di dalam tulisan itu, yang
merupakan salinan dari karya terdahulu, bersesuaian dengan rata-rata tahun siderik 365,2563627 hari,
yang hanya 1,4 detik lebih panjang daripada nilai modern sebesar 365,25636305 hari. Karya ini
diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan bahasa Latin pada Zaman Pertengahan.
Surya Siddhanta adalah salah satu buku astronomi terawal India, meskipun karya tersebut
dalam bentuk yang kita kenal sekarang berasal dari sekitar setelah tahun 400 M. Dalam Siddhanta
terdapat peraturan-peraturan yang menjelaskan pergerakan benda-benda angkasa yang sesuai dengan
letak asli mereka di langit. Tidak diketahui siapa penulis Siddhanta atau kapan buku ini pertama kali
disusun, namun umumnya versi-versi yang ditemukan berasal dari sekitar abad ke-4. Matematikawan
dan astronom India dari periode-periode selanjutnya, misalnya Aryabhata merujuk kepada naskah ini,
sementara terjemahan-terjemahan dalam bahasa Arab dan Latin kelak menjadi berpengaruh di Timur
Tengah dan Eropa.

3. Aryabhata (abad ke-499)


Aryabhata adalah matematikawan dan astronom India yang lahir pada tahun 475 M dan
meninggal pada tahun 550 M. Dia hidup di zaman yang sulit untuk mengembangkan matematika.
Bahkan, pada masa itu dia merupakan satu-satunya orang yang menemukan rumus-rumus matematika
sebelum lahirnya ahli-ahli matematika pada masa modern kini.
Pada tahun 499 M, saat usianya baru 23 tahun ia sudah berhasil membuat sebuah karya besar.
Karyanya itu adalah sebuah Kitab yang ia beri judul mirip dengan namanya yakni Aryabhatiya. Kitab
ini begitu populer karena didalamnya ia memperkenalkan fungsi versinus, menghasilkan tabel
trigonometri India pertama tentang sinus, mengembangkan teknik-teknik algoritma aljabar,
infinitesimal, dan persamaan diferensial, serta memperoleh solusi seluruh bilangan untuk persamaan
linear oleh sebuah metode yang setara dengan metode modern. Tak hanya matematika, di dalam kitab
ini ia juga menuliskan perhitungan astronomi yang akurat berdasarkan sistem heliosentrisgravitasi.
Saking populernya, kitab ini diterjemahkan kedalam bahasa Arab pada abad ke-8 M, dan kemudian
dalam bahasa Latin pada abad ke-13 M.
Penemuannya yang lain dalam matematika adalah penemuan rumus π (phi). Ia memberikan
nilai π yang bersesuaian dengan 62832/20000 = 3,1416. Ia juga membuat rumus untuk menemukan
luas segitiga, lingkaran, dll. Dalam rumus lingkaran, ia membuat peraturan yang menyatakan
komponen utama pemecahan keliling sebuah lingkaran ada pada diameternya.

4. Brahma Gupta
Brahma Gupta adalah matematikawan besar India berikutnya, ia hidup dari tahun 598 sampai
660 M. Karyanya yang terkenal adalah Brahma Siddhanta yang terdiri dari dalil dan peraturan. Pada
tahun 628 M Brahma Gupta menulis sebuah buku berjudul Brahma Gupta Siddhanta sebagai
perbaikan dari buku sebelumnya. Dalam buku barunya ini ia menulis 2 bab tentang matematika, yaitu
bab 12 dan 18 yang didalamnya terdapat teorema-teorema yang sudah diakui sebagai teorema yang
benar. Namun ada pendapat beberapa ahli yang mengatakan bahwa teorema Brahma Gupta tidak
benar. Disamping itu terdapat pula teorema-teorema Brahma Gupta yang eksak yaitu dengan
memanfaatkan rumus-rumus Archimedes Heron untuk menentukan jari-jari lingkaran luar suatu
segitiga. Salah satu contohnya adalah saat Brahma Gupta membuat rumus yang ekivalen dengan
rumus trigonometri yang kita pakai sekarang yakni:
2R=asinA=bsinB=csinC
Yang merupakan formulasi kembali dari hasil karya ptolami barangkali hasil yang paling
menarik dari Brahma Gupta adalah menggeneraisasikan dari rumus beron untuk menentukan luas segi
empat yakni :
K=s-as-bs-c(s-d)

5. Mādhava
Mādhava dari Sangamagrama (lahir dengan nama Irinjaatappilly Madhava Namboodiri) (c.
1350 – c. 1425) adalah matematikawan dan astronom India dari kota Irinjalakkuda (dekat Cochin,
Kerala, India). Ia merupakan pendiri sekolah astronomi dan matematika Kerala. Mādhava dianggap
sebagai salah satu matematikawan-astronom terbesar pada abad pertengahan, dan telah
menyumbangkan kontribusi dalam deret tak hingga, kalkulus, trigonometri, geometri dan aljabar.
Karya Madhava diduga dikirim ke Eropa melalui misionaris-misionaris Yesuit dan pedagang
yang aktif disekitar pelabuhan Kochi, sehingga memberikan pengaruh terhadap perkembangan
kalkulus di Eropa. Karya Madhava yang memberikan suatu urutan untuk π diterjemahkan kedalam
bahasa matematika modern,dibaca
Πr=4r-4r3+4rs
Pada abad ke-14, Madhava dari Sangamagrama menemukan rumus Leibniz untuk pi dan
menggunakan 21 suku, untuk menghitung nilai π sebagai berikut    3,14159265359

PENEMUAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN MATEMATIKA DI INDIA

1. The Sulba Sutra


 Catatan tertua matematikawan India yang berisi lampiran teks-teks agama yang memberikan
aturan sederhana untuk membangun altar berbagai bentuk, seperti kotak, persegi panjang, dan lain-
lain. lampiran ini juga memberi metode untuk membuat lingkaran dengan memberikan persegi yang
luasnya sama. Serta berisi penjelasan verbal awal mengenai teorema Pythagoras.

2. The Siddhanta Surya


Catatan yang memperkenalkan fungsi trigonometri sinus, kosinus, dan sinus invers, dan
meletakkan aturan untuk menentukan gerakan yang sebenarnya posisi benda-benda langit.

3. Naskah Bakhshali
Naskah Bakhshali merupakan naskah awal yang ditemukan ratusan tahun yang lalu.
Gupta menulis :
“Naskah Bakhshali adalah naskah yang diberikan pada pekerjaan matematika yang ditulis pada
pelapah pohon ditemukan pada musim panas tahun 1881 di dekat kampung Bakhshali Yusufzai
Peshawar (sekarang Pakistan). Kampong tersebut berada di Mardhan Tsanil 50 mil dari kota
Peshawar”.
Naskah Bakhsahali sebuah buku petunjuk tentang aturan-aturan dan contoh ilustrasi dan
pemecahannya. Terutama tentang Aritmatika dan Aljabar serta beberapa Geometri dan pengukuran.
Naskah tersebut memberikan banyak pernyataan aturan kemudian diikuti contoh dan tanda
matematika serta pembuktiannya. Hanya sebagian besar disimpan, maka kita tidak dapat memastikan
ukuran atau keseimbangan antara topik yang berbeda. Sebagian besar naskah telah rusak dan hanya
sekitar 70 daun pelepah pohon yang tersisa yang masih bertahan hingga naskah ini ditemukan. Naskah
tersebut diperkirakan disusun sekitar 400M.
4. Nilai π
Aryabhata bekerja pada pendekatan untuk π dan memungkinkan telah sampai pada
kesimpulan bahwa π adalah tidak rasional. Pada bagian kedua dari Aryabhata (ganitapada 10), ia
menulis dalam bahasa sansekerta, yang artinya :
“tambahkan 4 dan 100, kalikan dengan 8, dan kemudian menambahkan 62.000. dengan aturan ini
keliling lingkaran dengan diameter 20.000 dapat ditemui menjadi ∏ = = 3.1416”.

5. Geometri
Basis dan inspirasi dari keseluruhan matematika India adalah geometri. Bekas-bekas
peninggalan awal pengetahuan geometri dari peradaban Lembah Indus dapat ditemukan pada
penggalian kota Harappa dan Mohenjo-daro, dimana terdapat bukti berupa alat penggambar lingkaran
yang berasal dari 2500 SM. Ilmu geometri yang berasal dari India dapat diketahui melalui sebuah
catatan konstruksi geometri para pendeta Weda yang disebut Sulbasutra. Sulbasutra adalah panduan
untuk pembangunan altar-altar tersebut untuk pemujaan dan menjelaskan sejarah geometri bangsa
India. Altar-altar ini memiliki bentuk berbeda-beda tetapi berdiri di wilayah yang sama. Sulbasutra
berisi penjelasan verbal awal mengenai teorema Pythagoras meskipun juga telah diketahui oleh
bangsa Babilonia. Dalil-dalil Sutrasulba berhubungan dengan pembagian gambar-gambar seperti garis
lurus, persegi panjang, lingkaran dan segitiga. Geometri Hindu terutama untuk keperluan praktek.
Geometri yang pertama mengenai pendirian altar agama Hindu. Pendirian altar itu terkait dengan
teorema Pythagoras.

6. Trigonometri
Dalam kitab Ganita pada 6, Aryabhata mengemukakan luas segitiga, yang artinya :
“untuk segitiga, hasil yang tegak lurus dengan sisi setengah merupakan daerah”.

7. Aljabar
Didalam kitab Aryabhata, Aryabhata memberikan hasil elegan untuk penjumlahan dari
serangkaian bilangan kuadrat dan bilangan pangkat 3 :
12 +22 +...+n2 Dan13+23+...+n3=(1+2+...+n)2
Jika x, y, dan r merupakan sisi segitiga dan memenuhi persamaan x2-y2=r2 maka segitiga
tersebut pastilah siku-siku, dan dikatakan x, y, dan r adalah tripel pythagoras.
Untuk mencari tripel pythagoras kita bisa menggunakan rumus-rumus berikut :
x= a2-b2
y=2ab
r2= x2-y2
dengan ketentuan a>b
Kita bisa memakai rumus tersebut sebagai berikut:

A B a2-b2 2ab a2+b2

2 1 3 4 5

3 1 8 6 10

3 2 5 12 13

4 1 15 8 17

C. TOKOH-
TOKOH MATEMATIKA MUSLIM (ARAB) DAN PENEMUANNYA

1. Al-Khawarizmi
Penemu angka nol, penggagas algoritma, perintis konsep aljabar dan masih banyak penemuan
penting lainnya. Itulah sederet prestasi seorang muslim yang sangat mencintai ilmu pengetahuan.
Namanya Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi. Seorang ilmuwan besar pada masa kejayaan Dinasti
Abbasiyah. Dia adalah Bapak Matematika.
Lahir di kota Khawarizmi (Khiva), Uzbekistan pada tahun 780 M/ 164 H, dia adalah seorang
ahli dalam bidang matematika, astronomi, astrologi, dan geografi. Sejak kecil Al-Khawarizmi telah
bermigrasi bersama kedua orang tuanya menuju kota Baghdad, Irak. Saat itu Irak di bawah
pemerintahan Khalifah al Ma’mun (813-833 M) yang juga sangat peduli terhadap ilmu pengetahuan.
Karena kecerdasan dan kegigihannya dalam belajar, Al Ma’mun memasukan Al-Khawarizmi
sebagai anggota Baitul Hikmah atau Darul Hikmah (Wisma Kearifan) di Baghdad. Sebuah lembaga
penelitian ilmu pengetahuan yang didirikan oleh Khalifah Harun ar-Rasyid.
Konsep Aljabar:
Al-Khawarizmi menulis buku matematika yang berjudul Hisab Aljabar wal Muqabalah.
Buku ini berisi tentang persamaan linear dan kuadrat. Dalam bukunya ini ia menjelaskan cara
menyederhanakan suatu persamaan kuadrat. Aljabar merupakan cabang matematika yang
mempelajari penyederhanaan dan pemecahan masalah menggunakan “simbol” sebagai pengganti
konstanta dan variabel.
Aljabar berarti mengembalikan sesuatu kepada keadaannya yang pertama seperti
menguraikan angka pecahan. Adapun dalam istilah matematika adalah menambah sejumlah angka
tertentu untuk dua tambahan dengan tujuan memudahkan penyelesaiannya. Sedangkan almuqabalah
(penyesuaian) artinya menyamakan antara satu angka dengan angka yang lain dan menghasilkan suatu
nilai.
Buku ini sangat berarti secara ilmiah dan memiliki sejarah yang besar. Di dalamnya, dia
merumuskan dan menjelaskan secara detail tentang tabel Trigonometri. Tabel Trigonometri yang
memuat Sinus dan Tan merupakan salah satu penemuannya. Buku ini telah diterjemahkan kedalam
bahasa Latin oleh Robert of Chester agar menjadi salah satu pendorong bagi kebangkitan keilmuan
Eropa.
Tentang Bilangan Nol:
Angka nol penting bagi suatu bilangan dan tentu berpengaruh terhadap ilmu-ilmu
menghitung, ilmu pasti, ilmu alam, serta ilmu lainnya, dan Al-Khawarizmi lah yang pertama kali
menemukan bilangan nol. Al-Khawarizmi adalah orang pertama yang menjelaskan kegunaan angka-
angka.
Nol adalah suatu angka dan digit angka yang digunakan untuk mewakili angka dalam angka.
Angka nol memainkan peran penting dalam matematika, yakni sebagai identitas tambahan bagi
bilangan bulat, bilangan real, dan struktur aljabar lainnya. Sebagai angka, nol digunakan untuk tempat
dalam sistem nilai tempat.
Dengan penggunaan angka tersebut maka kata Arab Shifr yang artinya nol (kosong) diserap
ke dalam bahasa Perancis menjadi kata chiffre, dalam bahasa Jerman menjadi ziffer, dan dalam
bahasa Inggris menjadi cipher. Bilangan nol ditulis bulat dan di dalamnya kosong.
Al-Khawarizmi-pun memperkenalkan tanda-tanda negatif yang sebelumnya tidak dikenal di
kalangan ilmuwan Arab. Para matematikawan di seluruh dunia mengakuinya dan berhutang budi
kepada Al-Khawarizmi. Ia juga mengarang buku sundials (alat-alat petunjuk waktu dengan bantuan
bayangan sinar matahari).
Algoritma:
Kata “algoritma” berasal dari latinisasi nama Al-Khawarizmi, sebagaimana tercantum pada
terjemahan karyanya dalam bahasa Latin pada abad ke-12, yakni algorithmi de numero Indorum,
Awalnya, kata “algorisma” adalah sitilah yang merujuk pada aturan-aturan aritmetis untuk
menyelesaikan persoalan menggunakan bilangan numerik Arab (sebenarnya dari India). Kemudian,
pada abad ke-18, istilah ini berkembang menjadi algortima yang mencakup semua prosedur atau
urutan langkah yang jelas dan diperlukan untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
Hal yang pertama ditekankan dalam alur pemikiran untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
yang dituangkan secara tertulis adalah alur pikiran. Sehingga, algoritma seseorang bisa berbeda
dengan algoritma orang lain. Adapun penekanan kedua adalah tertulis, yang artinya dapat berupa
kalimat, gambar atau tabel tertentu.
Astronomi:
Buku Zīj al-sindhind (Arab: ‫" زيج‬tabel astronomi”) adalah karya yang terdiri dari 37 simbol
pada kalkulasi kalenderastronomi dan 116 tabel dengan kalenderial, astronomial dan data astrological.
Kalender Yahudi:
Al-Khawārizmī juga menulis tentang Penanggalan Yahudi (Risāla fi istikhrāj taʾrīkh al-yahūd
"Petunjuk Penanggalan Yahudi"). Yang menerangkan 19-tahun siklus interkalasi, hukum yang
mengatur pada hari apa dari suatu minggu bulanTishrī dimulai; memperhitungkan interval antara Era
Yahudi(penciptaan Adam) dan era Seleucid ; dan memberikan hukum tentang bujur matahari dan
bulan menggunakan Kalender Yahudi.

2. Al-Kindi
Al-Kindi hidup pada masa penerjemahan besar-besaan karya-karya Yunani ke dalam bahasa
Arab. Di samping menerjemah, Al-Kindi juga memperbaiki terjemahan-terjemahan sebelumnya. Ia
adalah filosof berbangsa Arab dan dipandang sebagai filosof Muslim pertama.
Al-Kindi telah menulis hampir seluruh ilmu pengetahuan yang berkembang pada saat itu.
Tetapi, di antara sekian banyak ilmu, ia sangat menghargai matematika. Hal ini disebabkan karena
matematika, bagi al-Kindi, adalah mukaddimah bagi siapa saja yang ingin mempelajari filsafat.
Mukaddimah ini begitu penting sehingga tidak mungkin bagi seseorang untuk mencapai keahlian
dalam filsafat tanpa terlebih dulu menguasai matematika. Matematika di sini meliputi ilmu tentang
bilangan, harmoni, geometri dan astronomi.

3. Al-Karaji
Al-Karaji dianggap sebagai ahli matematika terkemuka dan pandang sebagai orang pertama
yang membebaskan aljabar dari operasi geometris yang merupakan produk aritmatika Yunani dan
menggantinya dengan jenis operasi yang merupakan inti dari aljabar pada saat ini.
Karyanya pada aljabar dan polynomial memberikan aturan pada operasi aritmatika untuk
memanipulasi polynomial. Dalam karya pertamanya di Prancis, sejarawan matematika Franz
Woepcke memuji Al-Karaji sebagai ahli matematika pertama di dunia yang memperkenalkan teori
aljabar kalkulus. Al-Karaji juga yang pertama menggunakan metode pembuktian dengan induksi
matematika untuk membuktikan hasilnya, ia berhasil membuktikan kebenaran rumus jumlah integral
kubus, yang sangat penting hasilnya dalam integral kalkulus.

4. Al-Battani
Zaman keemasan Islam juga melahirkan pakar-pakar di bidang trigonometri. Mereka antara
lain adalah Al-Battani (850-929), Al-Biruni (973-1050), dan Umar Khayyam. Al-Battani atau
Muhammad Ibn Jabir Ibn Sinan Abu Abdullah dikenal sebagai bapak trigonometri. Al-Battani adalah
tokoh bangsa Arab dan gubernur Syria. Dia merupakan astronom Muslim terbesar dan ahli
matematika ternama. Al-Battani melahirkan trigonometri untuk level lebih tinggi dan orang pertama
yang menyusun tabel cotangen.
Beliau adalah seorang ahli astronomi sekaligus matematikawan yang berasal dari Arab. Salah
satu pencapaiannya yang terkenal adalah tentang penentuan tahun matahari sebagai 365 hari, 5 jam,
46 menit dan 24 detik.
Pada cabang ilmu dalam bidang matematika, Al Batani banyak berperan dalam hal
trigonometri. Istilah, pengertian makna, dan sejumlah rumus-rumus sinus dan cotangen yang berhasil
ia uraikannya dengan sempurna, lengkap dengan tabel-tabelnya dalam bentuk derajat-derajat dan
sudut.

5. Al-Biruni
Al-Biruni adalah peletak dasar-dasar trigonometri modern. Dia seorang filsuf, ahli geografi,
astronom, ahli fisika, dan pakar matematika. Al-Biruni juga memperkenalkan pengukuran-pengujuran
geodesi dan menentukan keliling bumi dengan cara yang lebih akurat. Dengan bantuan matematika,
dia dapat menentukan arah kiblat dari berbagai macam tempat di dunia.

6. Umar Khayam
Umar Khayyam dikenal sebagai seorang penyair, namun Umar Khayyam memiliki kontribusi
besar dalam bidang matematika, terutama dalam bidang aljabar dan trigonometri. Ia merupakan
matematikawan pertama yang menemukan metode umum penguraian akar-akar bilangan tingkat
tinggi dalam aljabar, dan memperkenalkan solusi persamaan kubus.

7. Ibnu Sina
Ibnu Sina adalah seorang tokoh cendekiawan muslim yang besar di bidang kedokteran. Selain
itu, dia juga seorang ahli geologi, ahli matematika (termasuk aljabar yang merupakan kesatuan dari
eksponen), ahli fisika, penyair, psikolog, ilmuwan, tentara, negarawan, dan seorang guru. Bagi banyak
orang, beliau adalah Bapak Pengobatan Modern. Dia juga pendiri Avicennian logika dan filosofis dari
sekolah Avicennism, yang berpengaruh pada kaum Muslim dan sekolah pemikir.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Menurut bahasa kata “matematika” berasal dari kata μάθημα(máthema) dalam bahasa Yunani
yang diartikan sebagai “sains, ilmu pengetahuan, atau belajar”
juga μαθηματικός (mathematikós) yang diartikan sebagai “suka belajar”. Matematika Yunani
pada periode setelah Iskandar Agung kadang-kadang disebut matematika helenistik. Kata
"matematika" sendiri diturunkan dari kata Yunani kuno μάθημα(mathema), yang artinya
"pelajaran tentang instruksi".
2. Bermunculan tokoh-tokoh matematika Yunani yang lain seperti Archimedes,Plato,Aristoteles
dan lain-lain.
3. Al-Khawarizmi meneliti sistem perhitungan Hindu (India) yang menggambarkan sistem nilai
tempat dari bilangan yang melibatkan bilangan 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9.  Penomoran India
berdasarkan basis 10. Ada beberapa macam angka di India yaitu : Angka Brahmi ditemukan di
gua dan kuil di daerah dekat Poona, Bombay dan Uttar Pradesh. Data waktunya menunjukkan
bahwa sudah dipakai lebih lama sampai abad 4M. Periode Gupta adalah selama dinasti Gupta
memerintah sampai ke Magadha di Timur laut India pada awal abad 4M sampai akhir abad 6M.
Angka Gupta dibangun dari angka Brahmi dan tersebar luas oleh kerajaan Gupta. Angka Gupta
kemudian berkembang menjadi angka Nagari atau angka Devahagari. Bentuk ini berkembang
dimulai sekitar abad 7M dan berlanjut berkembang dari abad 11M.

B. SARAN

Demikianlah makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada
saran dan kritik yang mendukung untuk perbaikan makalah ini, silahkan sampaikan kepada kami.
Apabila terdapat kesalahan mohon dimaafkan dan dimaklumi. Karena kami adalah manusia yang
tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan.
DAFTAR PUSTAKA

1. https://math.uin-suska.ac.id/tokoh-ilmuwan-matematika-dalam-peradaban-islam/
2. http://winniprmtputri.blogspot.com/2018/05/makalah-tokoh-tokoh-matematikawan.html

Anda mungkin juga menyukai