Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“PENGELOLAAN KELAS”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar

DISUSUN OLEH :

Kelompok :7 (Tujuh)

Nama Mahasiswa :1) Kevin Philip Pasaribu (4203321002)

2). Natasya Audina (4202421026)

3). Restina Tiolenta Sihombing ( 4201121018)

4). Salonika Sarumaha (4202421019)

Kelas : Pendidikan Fisika B 2020

Dosen Pengampu : Dra. Ratna Tanjung

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah untuk mata kuliah Strategi
Belajar Mengajar Fisika. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Dra. Ratna Tanjung, M.Pd
selaku Dosen mata kuliah Strategi Belajar Mengajar Fisika yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Materi Motivasi. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan.
Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kamimohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
di masa depan

Medan, 07 April 2021

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................ii
BAB I
PENAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................................................1
B.   Rumusan Masalah......................................................................................................................1

C.  Tujuan Penulisan.........................................................................................................................2
D.  Manfaat Penulisan......................................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penglolaan Kelas........................................................................................................3
B. Tujuan Pengelolaan Kelas............................................................................................................3
C. Fungsi Pengelolaan Kelas.............................................................................................................4
D. Prinsip – Prinsip Dalam Pengelolaan Kelas..................................................................................5
E. MasalahIndividu-KelompokDalamPengelolaanKelas...................................................................6
F. Peran Guru Dalam Strategi Pengeloloaan Kelas...........................................................................8
G. Pendekatan-Pendekatan Dalam Pengelolaan Kelas..................................................................10
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................................................14
B. Saran..........................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................15

ii
BAB I

PENAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah adalah untuk anak didik. Tugas utama pendidik (guru) adalah mengusahakan agar
setiap anak didik dapat belajar dengan efektif; baik secara individual ataupun secara
kelompok. Artinya, mereka patut merasa betah atau merasa senang belajar di sekolah dan
mereka dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi. Meskipun banyak tempat untuk anak
melakukan kegiatan belajar, sesungguhnya filosofi kehadiran sekolah sepatutnya dipandang
sebagai tempat terbaik bagi terjadinya proses belajar dan bagi pencapaian prestasi belajar
yang tinggi itu.

Kelas merupakan segmen sosial dari kehidupan sekolah secara keseluruhan. Gairah proses
belajar dan semangat pencapaian prestasi belajar yang tinggi, amat tergantung pada
pembiasaan sehari-hari atas kehidupan yang terjadi di antara guru dan para anak didiknya di
dalam kelas. Karena itu manajemen atau pengelolaan atas kelas merupakan hal utama dalam
menunjang terciptanya proses belajar yang menyenangkan dan pencapaian prestasi belajar
yang tinggi

Pengeloaan kelas merupakan salah satu masalah yang rumit, dan guru menggunakan
pengelolaan kelas untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa
sehingga anak didik dapat mencapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien serta
memungkinkan mereka dapat belajar dengan baik.

Dengan demikian pengelolaan kelas yang efektif adalah syarat bagi pengajaran yang efektif.
Tugas utama dan paling sulit bagi guru adalah pengelolaan kelas, karena tidak ada satupun
pendekatan yang dikatakan paling baik.

B.   Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini terdapat beberapa rumusan masalah yang akan kami bahas
yaitu:

1.      Apa itu Pengertian Pengelolaan kelas?

2.      Apa Tujuan Pengelolaan Kelas?

3.      Apa peran guru dalam strategi pengelolaan kelas?

4.      Apa Saja Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas ?

5.      Apa Saja  Pendekatan-Pendekatan dalam pengelolaan kelas ?

6.      Bagaimana Penataan ruang kelas?

7.      Apa Yang Menjadi Masalah dalam pengelolaan kelas ?

1
C.  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan penulis dan
pembaca dalam bidang pembelajaran khususnya yaitu mengenai pengelolaan kelas dengan
interaksi komunikatif siswa. Adapun rincian yang ingin di capai dalam pembahasan makalah
penulis adalah:

1.      Agar dapat memahami pengertian Pengelolaan kelas

2.      Agar dapat mengetahui Tujuan dari Pengelolaan Kelas

3.      Agar dapat mengetahui Peran guru dalam strategi pengelolaan kelas

4.      Agar mengetahui Prinsip-prinsip dalam pengelolaan Kelas

5.      Agar mengetahui Pendekatan-Pendekatan dalam pengelolaan kelas

6.      Agar dapat memahami Penataan ruang kelas

7.      Agar dapat mengetahui Masalah yang timbul dalam pengelolaan kelas

D.  Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah yang penulis susun adalah ada beberapa poin yang
dapat di ambil sebagai bahan pembelajaran yang bermanfaat bagi penulis pada khususnya
dan kepada pembaca pada umumnya.

Adapun manfaat yang bisa di ambil dari penulisan makalah ini adalah:

1.      Dapat memahami pengertian Pengelolaan kelas

2.      Dapat mengetahui Tujuan dari Pengelolaan Kelas

3.      Dapat mengetahui Peran guru dalam strategi pengelolaan kelas

4.      Dapat mengetahui Prinsip-prinsip dalam pengelolaan Kelas

5.      Dapat mengetahui Pendekatan-Pendekatan dalam pengelolaan kelas

6.      Dapat memahami Penataan ruang kelas

7.      Dapat mengetahui Masalah yang timbul dalam pengelolaan kelas

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Penglolaan Kelas
Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yaitu pengelolaan dan kelas. Pengelolaan itu sendiri
asal katanya adalah ”kelola”, ditambah awalan “pe” dan akhiran “an”. Istilah lain dari kata
pengelolaan adalah “manajemen”. Manajemen adalah kata yang aslinya dari bahasa Inggris,
yaitu “management”, yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan. Manajemen
atau pengelolaan dalam pengertian umum menurut Suharsimi Arikunto (1990;2) adalah
pengadministrasian, pengaturan atau penataan suatu kegiatan.

Sedangkan kelas menurut Oemar Hamalik (1987:311) adalah suatu kelompok orang yang
melakukan kegiatan belajar bersama, yang mendapat pengajaran dari guru.

Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dengan sengaja dilakukan guna mencapai tujuan
pengajaran. Kesimpulan sederhananya adalah pengelolaan kelas merupakan kegiatan
pengaturan kelas untuk kepentingan pengajaran.

Dalam konteks yang demikian itulah kiranya pengelolaan kelas penting untuk diketahui oleh
siapapun juga yang menerjunkan dirinya kedalam dunia pendidikan.

Sedangkan menurut Sudirman N, dalam (dkk. 1991; 310), pengelolaan kelas adalah upaya
mendayagunakan potensi kelas. Ditambahkan lagi oleh Hadari Nawawi (1989;115), dengan
mengatakan bahwa kegiatan manajemen atau pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai
kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian
kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan
yang kreatif dan terarah sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara
efisien untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan
perkembangan murid.

Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas merupakan
upaya yang dilakukan oleh guru, meliputi perencanaan, pengaturan, dan pengoptimalan
berbagai sumber, bahan, serta sarana pembelajaran yang ada di kelas guna menciptakan
kegiatan pembelajaran yang efektif dan berkualitas bagi peserta didik.

B. Tujuan Pengelolaan Kelas


Jelas kiranya bahwa dasar psikologis itu menekankan kepentingan pendidikan anak. Oleh
karenanya missi utama yang dikembangkan untuk mengelola kelas yang efektif adalah (1)
tersedianya lingkungan belajar yang mendukung gairah proses belajar dan (2) banyaknya
keterlibatan (waktu yang dihabiskan) anak dalam aktivitas belajar sehingga mendukung
pencapaian prestasi belajar yang tinggi.

Adapun tujuan pengelolaan kelas dikemukakan Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen (1996)
yang dikutip Rachman (1998/1999: 15), adalah:

3
a. Mewujudkan kondisi kelas baik sebagai lingkungan belajar ataupun sebagai
kelompok belajar yang memungkinkan berkembangnya kemampuan masing-masing
siswa.

b. Menghilangkan berbagai hambatan yang merintangi interaksi belajar yang efektif.

c. Menyediakan fasilitas atau peralatan dan mengaturnya hingga kondusif bagi kegiatan
belajar siswa yang sesuai dengan tuntutan pertumbuhan dan perkembangan sosial,
emosional dan intelektualnya.

d. Membina perilaku siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya dan
keindividualannya.

Suharsimi Arikunto (1988 : 68) berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar
setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga tercapai tujuan pengajaran secara
efektif dan efisien.

Terkait dari penjelasan diatas dalam hal pengelolaan kelas dapat pula  ditinjau dari segi
interaksi komunikatif. Artinya seorang guru dituntut mampu mengatur segala kondisi apapun
yang terjadi didalam kelas saat pebelajaran berlangsung agar terciptanya komunikasi dua
arah yaitu antara guru dengan murid, murid dengan guru sehingga proses belajar-mengajar
dapat berlangsung dengan baik. Hal ini bertujuan untuk memudahkan sekaligus meringankan
tugas guru atau wali kelas

C. Fungsi Pengelolaan Kelas


Pengelolaan kelas berfungsi untuk membuat perubahan-perubahan dalam kelas, sehingga
peserta didik dapat bekerja sama dan mengembangkan kontrol diri. Peserta didik harus
mampu mengontrol diri dan mengembangkan sikap aktif, khususnya dalam belajar. Kerja
sama anggota kelas sangat dibutuhkan untuk mendorong semangat belajar peserta didik.
Untuk itu, peserta didik perlu mengembangkan sikap kerja sama di dalam kelas guna
menumbuhkan semangat belajar para anggotanya. Berkaitan dengan hal tersebut, guru harus
mampu mengelola peserta didik terkait pengembangan sikap kerja sama dalam kegiatan
pembelajaran.

Pengelolaan kelas sangat erat kaitannya dengan pengaturan kelas untuk keberhasilan proses
pembelajaran. Dengan demikian, salah satu tugas guru adalah menciptakan suasana yang
dapat menimbulkan gairah belajar, meningkatkan proses belajar peserta didik, meningkatkan
mutu dan kualitas pembelajaran, serta memberikan bimbingan pada peserta didik. Hal
tersebut memberikan pengorganisasian kelas yang memadai.

 D. Prinsip – Prinsip Dalam Pengelolaan Kelas


Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam kelas, prinsip-prinsip pengelolaan kelas
dapat dipergunakan. Maka adalah penting bagi guru untuk mengetahui dan menguasai prinsi-
prinsip pengelolaan kelas, yang di uraikan berikut ini :

4
1.      Hangat dan antusias

Hangat dan antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar.guru yang hangat dan akrab
engan anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktivitasnya akan
berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas

2.      Tantangan

Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-bahan yang menantang akan
meningkatkan gairah anak didik untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya
tingkah laku yang menyimpang

3.      Bervariasi

Penggunaan alat atau media atau alat bantu,gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru
dan anak didik mengurangi munculnya gangguan, kevariasian dalam penggunaan apa yang dsi
sebut diatas merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif.

4.      Keluesan

Keluesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah
kemungkinan munculnya gangguan anak didik serta menciptakan iklim belajar mengajar yang
efektif.

5.      Penekanan pada hal-hal yang positif

Pada dasarnya, dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada hal-hal yang
positif, dan menghindari pemusatan perhatian anak didik pada hal-hal yang negatif.
Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif, dan
kesadaran guru untuk menghindari kesalahan Yang dapat mengganggu jalannya proses
belajar mengajar

6.      Penanaman disiplin diri

Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan disiplin diri
sendiri. Karena itu,guru sebaiknya selalu mendorong anak didik untuk melaksanakan disiplin
diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan mengenai pengendalian diri dan
pelaksanaan tanggung jawab. Jadi, guru harus disiplin dalam segala hal bila ingin anak
didiknya iku disiplin berdisiplin dalam segala hal.

E. MasalahIndividu-KelompokDalamPengelolaanKelas
Pengelolaan kelas adalah penciptaan kondisi yang memungkinkan terselenggaranya kegiatan
belajar dengan baik. Dalam pengelolaan kelas dapat terjadi masalah bersumber dari kondisi
tempat belajar dan pelajar yang terlibat dalam belajar Kondisi tempat belajar misalnya bisa

5
berupa ruang kotor, papan tulis rusak, meja kursi rusak, dan sebagainya dapat mengganggu
belajar. Sedangkan masalah pembelajar di bagi menjadi dua, yaitu:

1.      Masalah Individu

Rudolf Dreiklurs dan Pearl Cassel membedakan empat kelompok masalah pengelolaan kelas
individual yang didasarkan asumsi bahwa semua tingkah laku individu merupakan upaya
pencapaian tujuan pemenuhan keputusan untuk diterima kelompok dan kebutuhan untuk
mencapai harga diri. Bila kebutuhan-kebutuhan ini tidak lagi dapat dipenuhi malalui cara-cara
yang lumrah dapat diterima masyarakat, dalam hal ini masyarakat kelas, maka individu yang
bersangkutan akan berusaha mencapainya dengan cara lain.Dengan perkataan lain, dia akan
berbuat “tidak baik” perbuatan-perbuatan untuk mencapai tujuan dengan cara tidak baik
inilah oleh pasangan penulis diatas digolongkan sebagai berikut:

a.       Tingkah laku yang ingin mendapat perhatian orang lain (attentiongettingbehaviors).


Misal: membadut (aktif), atau serba lamban.

b.      Tingkah laku yang ingin menunjukkan kekuatan (powerseekingbehaviors). Misal: selalu


mendebat, marah, menangis, lupa aturan.

c.       Tingkah laku yang bertujuan menyakiti orang lain (revengeseekingbehaviors). Misal:


mengata-ngatai, memukul.

d.       Peragaan ketidakmampuan: Sama sekali menolak untuk mencoba melakukan apapun,


karena kegagalan yang terjadi.

Untuk membedakan keempat tipe di atas, dapat dilakukan melalui pengamatan terhadap
gejala yang muncul. Dreikurs dan Cassel mengajukan satu teknik yang cukup sederhana untuk
mendeteksi gejala tersebut, dengan parameter sebagai berikut:
a. Jika guru merasa terganggu oleh tindakan murid, mungkin tujuan murid adalah untuk
mencari perhatian.           
b. Jika guru merasa dikalahkan atau terancam, tujuan murid tersebut mungkin untuk mencari
kekuasaan. 
c.  Jika guru merasa sangat tersinggung, tujuannya mungkin untuk mencari pelampiasan
dendam. 
d.Jika guru merasa tidak berdaya, tujuan anak mungkin untuk menunjukkan
ketidakmampuannya.

Menurut Manan Rahman, (1998:58) dari keempat tindakan individu di atas sebagaimana
dikemukakan oleh Rodolf Dreikurs akan mengakibatkan terbentuknya empat pola tingkah
laku yang sering nampak pada anak usia sekolah yaitu:
1) Pola aktif konstruktif yaitu pola tingkah laku yang ekstrim, ambisius untuk menjadi
superstar di kelasnya dan berusaha membantu guru dengan penuh vitalitas dan sepenuh
hati.      
6
2) Pola aktif destruktif yaitu pola tingkah laku yang diwujudkan dalam bentuk membuat
banyolan, suka marah, kasar dan memberontak.        
3) Pola pasif konstruktif yaitu pola yang menunjukkan kepada satu bentuk tingkah laku yang
lamban dengan maksud supaya selalu dibantu dan mengharapkan perhatian.
4) Pola pasif destruktif yaitu pola tingkah laku yang menunjuk kemalasan (sifat malas) dan
keras kepala.

Murid-murid yang tidak bisa menaikkan statusnya dengan cara yang dapat diterima oleh
lingkungannya, biasanya akan mencari jalan lain, baik melalui tindakan untuk menarik
perhatian yang aktif maupun yang pasif.

1.      Cara aktif : Bentuk mencari perhatian yang aktif bersifat merusak, misalnya bergaya sok,
melawak, mengacau, menjadi anak nakal, anak yang terus-menerus bertanya atau
ramai dikelas.

2.      Cara Pasif : Bentuk pasif dalam mencari perhatian yang bersifat merusak misalnya,
pemaksaan atau ingin mendapatkan perhatian orang lain dengan meminta tolong terus. 

2.      Masalah sosial (kelompok)

Anak perlu bergaul dengan teman lainya, di samping sebagai segi individu ia juga mempunyai
segi sosial yang perlu diperhatikan dan dikembangkan. Karena bekerja di dalam kelompok
dapat juga meningkatkan cara berpikir mereka sehingga dapat memecahkan masalah dengan
baik dan lancar.

Dalam perkembanganya setiap individu dalam kelompok pasti akan menjumpai problem atau
masalah dalam kelompok tersebut. Masalah kelompok akan muncul jika tidak terpenuhinya
kebutuhan-kebutuhan kelompok, kelas akan jadi membosankan dan akhirnya para siswa
dalam kelompok bersikap pasif, acuh, tidak puas dan belajarnya terganggu.

Ciri-ciri kelompok menurut Lois U Johnson dan Marry A. Bany:

a.       Kesatuan kelompok

b.      Interaksi dan komunikasi

c.       Struktur kelompok

d.      Tujuan-tujuan kelompok

e.       Kontrol (hukum)

Jika kebutuhan tersebut tidak dijumpai dalam kelompok maka akan timbul enam kategori
masalah kelompok dalam pengelolaan kelas. Masalah-masalah yang dimaksud adalah sebagai
berikut]:

7
a.       Kelas kurang kohesif, misalnya perbedaan jenis kelamin, suku dan tingkatan sosio
ekonomi dan sebaginya.

b.      Kelas mereaksi negatif terhadap salah satu anggotanya, misalnya, mengejek anggota
kelas yang dalam pengajaran seni suara, menyanyi dengan suara sumbang.

c.       Semangat kerja rendah, misalnya semacam aksi protes kepada guru karena mengangap
tugas yang diberikan kurang adil.

d.       Kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru, misalnya gangguan
jadwal atau guru kelas terpaksa diganti sementara oleh guru lain, dan sebagainya.

Sedangkan menurut Made Pidarta, masalah-masalah pengelolaan kelas yang berhubungan


dengan perilaku siswa pada garis besarnya adalah sebagai berikut:

a.       Kurang kesatuan, dengan adanya kelompok-kelompok dan pertentangan jenis kelamin.

b.      Tidak ada standar perilaku dalam bekerja kelompok, misalnya rebut, bercakap-cakap,
pergi kesana-kemari dan lain sebagainya.

c.       Kelas mentoleransi kekeliruan-kekeliruan temanya, ialah menerima dan mendorong


perilaku siswa yang keliru.

d.      Mudah bereaksi negatif atau terganggu.

e.       Moral rendah, permusuhan, aggresif.

f.       Tidak mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang berubah, seperti annggota kelas
baru dan situasi baru.

F. Peran Guru Dalam Strategi Pengeloloaan Kelas


Padadasarnya proses belajarmengajarmerupakanintidari proses
pendidikansecarakeseluruhan, di antaranya guru merupakansalahsatufaktor yang
pentingdalammenentukanberhasilnya proses belajarmengajar di dalamkelas. Olehkarenaitu
guru dituntutuntukmeningkatkanperandankompetensinya, guru yang
kompetenakanlebihmampumenciptakanlingkunganbelajar yang
efektifdanakanlebihmampumengelolakelasnyasehinggahasilbelajarsiswaberadapadatingkat
yang optimal. Adam danDecey (dalamUsman, 2003) mengemukakanperanan guru dalam
proses belajarmengajaradalahsebagaiberikut: (a) guru sebagai demonstrator, (b) guru
sebagaipengelolakelas, (c) guru sebagai mediator danfasilitatordan (d) guru sebagai valuator.

a)      Guru Sebagai Demonstrator

Guru menjadisosok yang ideal bagisiswanyahalinidibuktikanapabilaada orang tua yang


memberikanargumen yang
berbedadengangurunyamakasiswatersebutakanmenyalahkanargumensiorangtuadanmemben
8
arkanseorang guru. Guru adalahacuanbagipesertadidiknyaolehkarenaitusegalatingkahlaku
yang dilakukannyasebagianbesarakanditiruolehsiswanya. Guru sebagai demonstrator
dapatdiasumsikan guru sebagaitauladanbagisiswanyadancontohbagipesertadidik.

b)      Guru SebagaiPengelolaKelas

Evaluator
ataumenilaisangatpentingadalahrangkaianpembelajarankarenasetiappembelajaranpadaakhir
nyaadalahnilai yang
dilihatbaikkuantitatifmaupunkualitatif.Rangkaianevaluasimeliputipersiapan, pelaksanaan,
evaluasi. Tingkat pemikiranadabeberapatingkatanantaralain :

-          Mengetahui

-          Mengerti

-          Mengaplikasikan

-          Analisis

-          Sintesis (analisisdalamberbagaisudut)

-          Evaluasi

Manfaatevaluasibisadigunakansebagaiumpanbalikuntuksiswasehinggahasilnilaiinibukanhany
asuatu point sajamelainkanmenjadisolusiuntukmencarikelemahan di pembelajaran yang
sudahdiajarkan.Hal -hal yang paling
pentingdalammelaksanakanevaluasi.Harusdilakukanolehsemuaaspekbaikefektif,
kognitifdan psikomotorik. Evaluasidilakukansecaraterusmenerusdenganpolahasilevaluasidan
proses evaluasi. Evalusidilakuakandenganberbagai proses instrument harusterbuka.

c)      Guru Sebagai Mediator Dan Fasilitator

Manager memenagekelas, tanpakemampuaninimakaperformencedankarisma guru


akanmenurun, bahkankegiatanpembeajaranbisakacautanpatujuan. Guru
SebagaiPengelolaKelas, agar anakdidikbetahtinggal di kelasdenganmotivasi yang
tinggiuntuksenantiasabelajar di dalamnya. Beberapafungsi guru sebagaipengelolakelas
:MerancangtujuanpembelajaranmengorganisasibeberapasumberpembelajaranMemotivasi,
mendorong, danmenstimulasisiswa. Ada 2
macamdalammemotivasibelajarbisadilakukandenganhukumanataudenganreawardMengawas
isegalasesuatuapakahberjalandenganlancarapabelumdalamrangkamencapaitujuanpembelajar
an.

d)      Guru Sebagai Evaluator

9
Seorang guru harusdapatmenguasaibenarmateriyagakandiajarkanjuga media yang
akandigunakanbahkanlingkungansendirijugatermasuksebagaisemberbelajar yang
harusdipelajariolehseorang guru.
Seorangsiswamempunyaibeberapakemampuanmenyerapmateriberbeda-
bedaolehkarenaitupendidikharuspandaidalammerancang media untukmembantusiswa agar
mudahmemahamipelajaran.Keterampilanuntukmerancang media pembelajaranadalahhal
yang pokok yang harusdikuasai, sehinggapelajaran yang
akandiajarkanbisadapatdiserapdenganmudaholehpesertadidik. Media
pembelajarandidalamkelassangatbanyaksekalimacamnyamisalkantorsu, chart maket, LCD,
OHP/OHT, dll.

G. Pendekatan-Pendekatan Dalam Pengelolaan Kelas


Manajemen kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan berbagai
faktor. Permasalahan anak didik adalah faktor utama yang dilakukan guru tidak lain adalah
untuk meningkatkan kegairahan siswa baik secara berkelompok maupun secara individual.

Keharmonisan hubungan guru dan anak didik, tingginya kerjasama diantara siswa tersimpul
dalam bentuk interaksi. Lahirnya interaksi yang optimal bergantung dari pendekatan yang
guru lakukan dalam rangka pengelolaan kelas.(Djamarah 2006:179)

Berbagai pendekatan tersebut adalah seperti dalam uraian berikut:

1.      Pendekatan Kekuasaan

Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik.
Peranan guru disini adalah menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas.
Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut kepada anak didik untuk mentaatinya. Di
dalamnya ada kekuasaan dan norma yang mengikat untuk ditaati anggota kelas. Melalui
kekuasaan dalam bentuk norma itu guru mendekatinya.

2.      Pendekatan Ancaman

Dari pendekatan ancaman atau intimidasi ini, pengelolaan kelas adalah juga sebagai suatu
proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Tetapi dalam mengontrol tingkah laku anak
didik dilakukan dengan cara memberi ancaman, misalnya melarang, ejekan, sindiran, dan
memaksa.

3.      Pendekatan Kebebasan

Pengelolaan diartikan secara suatu proses untuk membantu anak didik agar merasa bebas
untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja. Peranan guru adalah mengusahakan
semaksimal mungkin kebebasan anak didik.

4.      Pendekatan Resep

10
Pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi satu daftar yang dapat
menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam
mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas. Dalam daftar itu digambarkan
tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh guru. Peranan guru hanyalah mengikuti
petunjuk seperti yang tertulis dalam resep.

5.      Pendekatan Pengajaran

Pendekatan ini didasarkan atas suatu anggapan bahwa dalam suatu perencanaan dan
pelaksanaan akan mencegah munculnya masalah tingkah laku anak didik, dan memecahkan
masalah itu bila tidak bisa dicegah. Pendekatan ini menganjurkan tingkah laku guru dalam
mengajar untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang baik.
Peranan guru adalah merencanakan dan mengimplementasikan pelajaran yang baik.

6.      Pendekatan Perubahan Tingkah Laku

Sesuai dengan namanya, pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah
tingkah laku anak didik. Peranan guru adalah mengembangkan tingkah laku anak didik yang
baik, dan mencegah tingkah laku yang kurang baik. Pendekatan berdasarkan perubahan
tingkah laku (behavior modification approach) ini bertolak dari sudut pandangan psikologi
behavioral.

Program atau kegiatan yang yang mengakibatkan timbulnya tingkah laku yang kurang baik,
harus diusahakan menghindarinya sebagai penguatan negatif yang pada suatu saat akan
hilang dari tingkah laku siswa atau guru yang menjadi anggota kelasnya. Untuk itu, menurut
pendekatan tingkah laku yang baik atau positif harus dirangsang dengan memberikan pujian
atau hadiah yang menimbulkan perasaan senang atau puas.

Sebaliknya, tingkah laku yang kurang baik dalam melaksanakan program kelas diberi sanksi
atau hukuman yang akan menimbulkan perasaan tidak puas dan pada gilirannya tingkah laku
tersebut akan dihindari

7.      Pendekatan Sosio-Emosional

Pendekatan sosio-emosional akan tercapai secarta maksimal apabila hubungan antar pribadi
yang baik berkembang di dalam kelas. Hubungan tersebut meliputi hubungan antara guru dan
siswa serta hubungan antar siswa. Didalam hal ini guru merupakan kunci pengembangan
hubungan tersebut. Oleh karena itu seharusnya guru mengembangkan iklim kelas yang baik
melalui pemeliharaan hubungan antar pribadi di kelas. Untuk terrciptanya hubungan guru
dengan siswa yang positif, sikap mengerti dan sikap ngayomi atau sikap melindungi.

8.      Pendekatan Kerja Kelompok

Dalam pendekatan in, peran guru adalah mendorong perkembangan dan kerja sama
kelompok. Pengelolaan kelas dengan proses kelompok memerlukan kemampuan guru untuk
11
menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan kelompok menjadi kelompok yang
produktif, dan selain itu guru harus pula dapat menjaga kondisi itu agar tetap baik. Untuk
menjaga kondisi kelas tersebut guru harus dapat mempertahankan semangat yang tinggi,
mengatasi konflik, dan mengurangi masalah-masalah pengelolaan.

9.      Pendekatan Elektis atau Pluralistik

Pendekatan elektis (electic approach) ini menekankan pada potensialitas, kreatifitas, dabn
inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan tersebut berdasarkan
situasi yang dihadapinya. Penggunaan pendekatan itu dalam suatu situasi mungkin
dipergunakan salah satu dan dalam situasi lain mungkin harus mengkombinasikan dan atau
ketiga pendekatan tersebut. Pendekatan elektis disebut juga pendekatan pluralistik, yaitu
pengelolaan kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki
potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi memungkinkan proses
belajar mengajar berjalan efektif dan efisien. Guru memilih dan menggabungkan secara bebas
pendekatan tersebut sesuai dengan kemampuan dan selama maksud dan penggunaannnya
untuk pengelolaan kelas disini adalah suatu set (rumpun) kegiatan guru untuk menciptakan
dan mempertahankan kondisi kelas yang memberi kemungkinan proses belajar mengajar
berjalan secara efektif dan efisien

H.  Penataan Ruang Kelas

Meneciptakan suasana belajar yang menggairahkan  perlu memeperhatikan


peraturan/penataan ruang kelas/belajar. Penyusunan dan pengaturan  belajar hendaknya
memungkinkan  anak didik duduk berkelompok  dan memudahkan anak didik bergerak
secara leluasa. Dalam pengaturan ruang belajar, hal-hal yang diperhatikan adalah:

a.      Ukuran dan bentuk kelas

b.      Bentuk serta ukuran bangku dan meja anak didik

c.       Jumlah anak didik dalam kelas

d.      Jumlah anak didik dalam setiap kelompok

e.       Jumlah kelompok dalam kelas

Komposisi anak didik dalam kelompok (seperti anak didik pandai dengan anak didik kurang
pandai, pria dengan wanita).

12
BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan
1.      Pengertian pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dengan sengaja dilakukan guna
mencapai tujuan pengajaran. Kesimpulan sederhananya adalah pengelolaan kelas merupakan
kegiatan pengaturan kelas untuk kepentingan pengajaran.

2.      Tujuan Pengelolaan Kelas adalah menyediakan fasilitas bagi bermacam macam kegiatan
belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dalam intelektual dalam kelas.

3.      Peran guru dalam strategi pengelolaan kelas adalah :  Guru sebagai Demostrator, guru
sebagai Evaluator, Guru sebagai Pengelola Kelas, Guru sebagai Fasilitator.

4.      Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas adalah Hangat dan Antusias, Tantangan, Bervariasi,


Keluesan, Penekanan pada hal-hal yang positif, Penanaman disiplin diri.

5.      Pendekatan – pendekatan dalam pengelolaan kelas terdiri dari :  Pendekatan kekuasan,


Pendekatan Ancaman, Pendekatan kebebasan,  Pendekatan Resep, Pendekatan Pengajaran,
Pendekatan Perubahan Tingkah laku, Pendekatan sosio Emosional, Pendekatan Kerja kelompok,
Pendekatan Elektis atau pluralistik.

6.      Dalam pengaturan ruang belajar, hal-hal yang diperhatikan adalah : Ukuran dan bentuk
kelas, Bentuk serta ukuran bangku dan meja anak didik, Jumlah anak didik dalam kelas, Jumlah
anak didik dalam setiap kelompok, Jumlah kelompok dalam kelas.

7.      Masalah Dalam Pengelolaan Kelas adalah: Kurang kesatuan, Tidak ada standar perilaku
dalam bekerja kelompok, Reaksi negatif terhadap anggota kelompok, Kelas mentolerasi
kekeliruan-kekeliruan temannya, Mudah mereaksi negatif atau terganggu misalnya didatangi
monitor, Moral rendah, permusuhan, Tidak mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang
berubah

B. Saran
Kami menyadari akan kekurangan dalam makalah ini, maka pembaca dapat menggali
kembali sumber-sumber lainnya, untuk menyempurnakannya. Jadi kami harapkan kritik yang
membangun dari anda sekalian, untuk kami lebih bisa baik dan sempurna lagi dalam
pembuatan makalah ini selanjutnya.

13
DAFTAR PUSTAKA
Syaiful Bahri Djamarah, dkk, Strategi Belajar Mengajar I, Jakarta :Rineka Cipta, 2002.
Syaiful Bahri Djamarah,Guru dan Anak didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta : Rineka
Cipta,2002.
Tutut Sholehah, Strategi Pembelajaran yang Efektif, Jakarta : Citra Grafika Desian, 2008
Djamarah, Syaiful Bahri.  Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta:Rineka Cipta,2006) , Hal 185

Manan Rahman, MenejemenKelas, (Jakarta: ProyekPendidikan Guru SD,1998), Hal:58

Asman, Zainal. Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran. Jurnal Edification. Vol 2, No 2, hal 51-61

14

Anda mungkin juga menyukai