Idealisme adalah suatu penekanan pada realitas ide gagasan, pemikiran, akal-pikir atau kedirian
daripada sebagai suatu penekanan pada objek-objek dan daya-daya material. Idealisme
menekankan akal pikir sebagai hal dasar atau lebih dulu ada bagi materi dan bahkan menganggap
bahwa akal pikir adalah sesuatu yang nyata, sedangkan materi adalah akibat yang ditimbulkan
oleh akal-pikir atau jiwa (mind).
2. REALISME
Pendapat para ahli tentang realisme
Aristoteles
“Menurut Aristoteles (bahasa Yunani: ριστοτέλης, Aristoteles) adalah seorang
filosof Yunani, murid dari Plato dan guru dari Alexander Agung. Dia menulis di
banyak mata pelajaran, termasuk fisika, metafisika, puisi, teater, musik, logika,
retorika, politik, pemerintahan, etika, biologi dan zoologi. Meskipun ia adalah
murid Plato selama 20 tahun dan sangat terpengaruh olehnya, ada dalam
filsafatnya yang merupakan reaksi terhadap pemikiran Plato dalam
mendefinisikan Soul (jiwa), dia merasa perlu untuk mempertimbangkan tingkat
kehidupan yang berbeda:
a. Kehidupan Tanaman tingkat terendah dimana hanya ditemukan kemampuan
mencari gizi, kekuatan menerima makanan.
b. Kehidupan Hewan kemapuan mencari gizi dan kemampuan persepsi-
menginginkan kemampuan dan kekuatan penggerak.
c. Kehidupan Manusia-memiliki kemampuan berpikir-hewan yang berpikir
dan fungsi sejati adalah hidup secara rasional.”
Johan Amos Comenius
“ Menurut John Amos Comenius (28 Maret 1592 -15 November 1670) seorang
guru Ceko, ilmuwan, pendidik, dan penulis. Dia adalah seorang Moravia (uskup)
Protestan, pengungsi religius, dan salah satu pencetus paling awal pendidikan
universal, sebuah konsep yang akhirnya ditetapkan dalam bukunya Didactica
Magna. Ia sering dianggap sebagai FATHER OF MODERN EDUCATION.
Konsepsi menarik dari pemikiran Comenius adalah realistis yang jelas, meski
keyakinan religiusnya tidak menyelaraskan dengan hal tersebut. Manusia
bagaikan sebuah cermin yang terpenjara dalam sebuah ruangan, yang
merefleksikan gambaran-gambaran dari semua yang ada disekitarnya, dan
menjadi suatu figure hidup untuk menggambarkan karakter dari pikiran. Kamar
adalah duniayang eksternal.”
Realisme merupakan filsafat yang memandang realitas secara dualitis. Realisme berpendapat
bahwa hakikat realitas ialah terdiri atas dunia fisik dan dunia rahani. Realisme membagi realitas
menjadi dua bagian, yaitu subyek yang menyadari dan mengetahui disatu pihak, dan dipihak
lainnya adalah adanya realita diluar manusia, yang dapat dijadikan sebagai objek pengetahuan
manusia.
3. MATERIALISME
Pendapat ahli tentang materialisme
Thales (625-545 SM) berpendapat bahwa unsur asal adalah air.
Anaximandros (610-545 SM) berpendapat bahwa unsur asal adalah apeiron,
yaitu unsur yang tak terbatas.
Anaximenes (585-528 SM) berpendapat bahwa unsur asal adalah udara.
Heraklitos (540-475 SM) berpendapat bahwa unsur asal adalah api.
Demokritus (460-360 SM) berpendapat bahwa hakikat alam adalah atom-atom
yang amat banyak dan halus. Atom-atom itulah yang menjadi asal kejadian alam
semesta
Menurut Waini Rasyidin (1992),filsafat positivisme sebagai cabang dari materialism lebih
cenderung menganalisis hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi upaya dan hasil pendidikan
secara factual. Memilih aliran positivisme berarti menolak filsafat pendidikan dan
mengutamakan sains pendidikan.
Dikatakan positivisme,karena mereka beranggapan bahwa yang dapat kita pelajari hanyalah
yang mendasarkan fakta-fakta,berdasarkan data-data yang nyata,yaitu yang mereka namakan
positif.
2. Pandangan Materialisme Mengenai Belajar Behaviorisme
Menurut behaviorisme,apa yang disebut dengan kegiatan mental kenyataannya tergantung
pada kegiatan fisik,yang merupakan berbagai kombinasi dan materi dalam gerak. Gerakan fisik
yang terjadi dalam otak,kita sebut berpikir,dihasilkan oleh peristiwa lain dalam dunia materi,baik
material yang berada dalam tubuh manusia maupun materi yang berada diluar tubuh manusia.
Pendidikan,dalam hal ini proses belajar,merupakan proses kondisionaisasi lingkungan.
Misalnya, dengan mengadakan percobaan terhadap anak yang tidak pernah takut pada
kucing,akhirnya ia menjadi takut pada kucing. Menurut behaviorisme, perilaku manusia adalah
hasil pembentukan melalui kondisi lingkungan (seperti contoh anal dan kucing diatas).
DAFTAR PUSTAKA
Sadulloh, Uyoh. 2003. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: CV.Alfabeta
Pertiwi, Ramadhani. “Aliran Materialisme dalam Pendidikan”. 15 April 2013. http://muslimahasy-
syauq.blogspot.co.id/2013/04/aliran-materialisme-dalam pendidikan.html