Anda di halaman 1dari 17

Makalah

Landasan Filosofis Pendidikan Idealisme dan Realisme

Di susun Oleh :
Kelompok 4
Noviana Sahdya Putri - 181820005
Dila Isma Oktantriyonika - 1818210008
Putri Melania - 1818210023

PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang
Jl. Marsinu No. 5 Subang Telp. (0260) 417853
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Filsafat dan filosof berasal dari kata Yunani "philosophia"
dan "pholosophos". Menurut bentuk kata, seorang philosophos
adalah seorang pecinta kebijaksanaan. Sebagian kain
mengatakan bahwa filsafat adalah cinta akan kebenaran.
Filsafat sering pula diartikan pandangan hidup. Dalam dunia
pendidikan, filsafat mempunyai peranan yang besar. Karena,
filsafat yang merupakan pandangan hidup ikut menentukan
arah dan tujuan proses pendidikan. Landasan filosofis
pendidikan merupakan bagian penting yang harus dipelajari
dalam dunia pendidikan karena bersifat normatif dan persfektif.
Selain itu juga dengan filosofis pendidikan kita akan
mengetahui mengapa, apa, dan bagaimana kita melakukan
pembelajaran, dengan mengetahui hakikat belajar. Didalam
filsafat banyak sekali macam-macam alirannya. Ada yang
saling berkaitan ada pula yang saling bertentangan.
Diantaranya ada aliran filsafat idealisme dan realisme. Kedua
paham aliran ini saling bertentangan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan landasan filosofis
pendidikan?
2. Apa yang dimaksud dengan Aliran Filosofis Idealisme
dan Realisme?
3. Bagaimana penerapan Aliran Filosofis Idealisme dan
Realisme di dalam pendidikan?
4. Bagaimana perbedaan antara landasan filosofis
pendidikan idealisme dan realisme?

1.3. Tujuan
1. Menjelaskan apa itu landasan filosofis pendidikan secara
umum
2. Untuk mengetahui landasan filosofis pendidikan yang
diterpakan di Indonesia
3. Untuk membedakan landasan filosofis pendidikan
idealisme dan realisme.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Landasan Filosofis Pendidikan secara Umum


Landasan : sebagai alas, dasar, atau tumpuan. Atau bisa juga
diartikan sebagai fundasi (KBBI)
Landasan adalah suatu pijakan, titik tumpu atau tolak, suatu
fundasi tempat berdiriknya suatu hal.
Filosofi : terbentuk dari 2 kata bahasa Yunani, yaitu philo yang
artinya cinta dan shopos yang artinya kebijaksanaan.
Dengan demikian filososi berarti cinta kebijaksanaan. Dan
dimaknai sebagai sesuatu pengetahuan yang mencoba untuk
memahami hakihat segala sesuatu untuk mencapai kebenaran
atau kebijaksanaan.
Pendidikan :
Landasan Filosofis Pendidikan adalah asumsi filosofis yang
dijadikan titik tolak dalam rangka studi dan praktek pendidikan
yang bersifat filsafah yaitu pendekatan yang lebih
komprehensif, spekulatif, dan normatif.
Terdapat 3 cabang dalam ilmu filsafat yang masing-masing
memiliki sub-cabang diantaranya :
1. Ontologi, membicarakan hakihat (segala sesuatu), ini
berupa pengetahuan tentang hakikat segala sesuatu.
Ontologi mencangkup banyak sekali filsafat, seperti
Logika, Metafisika, filsafat pendidikan, filsafat hukum,
Etika, Estetika dan lain-lain.
Menurut Tatang Syaripudin (2010) Metafisika adalah
cabang ilmu filsafat yang mempelajari atau membahas
hakikat realitas (segala sesuatu yang ada) secara
menyeluruh (komprehensif).
Logika adalah cabang filsafat yang mempelajari atau
membahas tentang asas-asas, aturan-aturan, prosedur,
dan kriteria penalaran (berpikir) yang benar. Persoalan-
persoalan logika antara lain apa yang dimaksud dengan
pengertian? Apa yang dimaksud dengan penyimpulan?
Etika adalah filsafat perilaku sebagai satu cabang
filsafat yang membicarakan "tindakan" manusia, dengan
penekanan yang baik dan yang buruk. Contoh pesoalan
yang berkaitan dengan etika diantanya, bagaimana
peranan hati nurani dalam setiap perbuatan manusia?
Estetika adalah cabang filsafat yang membicarakan
tentang keindahan. Persoalan yang berkaitan dengan
etika misalnya, bagaimana hubungan antara keindahan
dan kebenaran?
2. Epistimologi, berasal dari bahasa Latin "epistisme" yang
artinya "ilmu pengetahuan" dan "logos" yang berarti
"teori". Jadi ilmu Epistimologi berarti teori ilmu
pengetahuan. Epistimologi menerangkan tentang
terjadinya pengetahuan, batas-batsa, sifat, dan metode
pengetahuan. Persoalan dalam epistimologi diantaranya
bagaimanakah manusia dapat mengetahui sesuatu?
Darimana pengetahuan itu diperoleh? Epistimologi
berhubungan dengan pengetahuan dan mengetahui.
Epistimologi juga berhubungan erat dengan metode
mengajar dan belajar. Bagi para idealis, pengetahuan dan
mengetahui dipandang sebagai mengingat ide-ide laten
di dalam pikiran. Para realis memandang pengetahuan
bermula dengan sensasi obyek (stimulus sensori).
3. Aksiologi, berasal dari bahasa Yunani axios yang
memiliki arti nilai, dan logos yang mempunyai arti ilmu
atau teori. Jadi Aksiologi adalah ilmu yang mempelajari
hakikat dan manfaat yang sebenarnya dari pengetahuan.
Pembahasan asksiologi menyangkut masalah nilai
kegunaan ilmu. Ilmu itu tidak bebas nilai. Artinya pada
tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus disesuiakan
dengan nilai-nilai budaya dan moral suatu masyarakat.
Sehingga ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat
dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama,
bukan sebaliknya malah menimbulkan bencana.
2.2 Aliran-aliran Filosofis (Idealisme dan Realisme)

 Idealisme
- Definisi
Idealisme termasuk aliran filsafat pada abad modern.
Idealisme berasal dari bahasa Inggris yaitu Idealism.
Istilah ini pertama kali digunakan secara filosofis oleh
Leibnez pada abad mulai awal abad ke-18. Idealisme
diambil dari kata ide yakni sesuatu yang hadir dalam
jiwa. Idealisme dapat diartikan sebagai suatu paham atau
aliran yang mengajarkan bahwa hakihat dunia fisik
hanya dapat dipahami dalam kaitannya dengan jiwa dan
roh.
Beberapa pengertian Idealisme :
a. Adanya suatu teori bahwa alam semesta beserta
isinya adalah suatu penjelmaan pikiran.
b. Realitas dijelaskan berkenaan dengan gejala-
gejala psikis seperti pikiran diri, ide-ide,
pemikiran mutlak dan lain sebagainya dan bukan
berkenaan dengan materi.
c. Hanya ada aktivitas berjenis pikiran dan isi pikiran
yang ada. Dunia eksternal tidak beserta fisik.
Inti dari Idealisme adalah suatu penekanan pada realitas
ide gagasan, pemikiran, akal-pikir atau kedirian dari
pada sebagai suatu penekanan pada objek-objek dan
daya-daya material. Idealisme menekankan akal pikir
sebagai hal dasar atau lebih dulu ada bagi materi dan
bahkan menganggap bahwa akal pikir adalah sesuatu
yang nyata. Sedangakan materi adalah akibat yang
ditimbulkan oleh akal-akal pikir atau jiwa (mind).
Filsafat idealisme memandang bahwa realitas akhir
adalah roh, bukan fisik. Pengetahuan yang diperoleh
melalui panca indera adalah tidak pasti dan tidak
lengkap.
- Tokoh-tokoh aliran Filsafat Idealisme
Tokoh-tokoh dalam aliran ini adalah Plato (477-347
SM), Immanuel Kant (1724-1804), Pascal (1623-
1662 M.), J.G Fichte (1762-1914 M), F.W.S.
Schelling (1775-1854 M.), G.W.F. Hegel (1770-1031
M.)
a. Menurut Plato tentang teori pengetahuan,
idealisme, mengemukakan pandangan bahwa
pengetahan yang diperoleh melalui indera
tidak pasti dan tidak lengkap, karena dunia
hanyalah merupakan hasil akal belaka, karena
akal dapat membedakan bentuk spiritual murni
dan benda-benda diluar penjelaan material.
b. Immanuel Kant (1724-1804)
Ia menyebut filsafatnya idealis transcendental
atau idealis kritis dimana paham ini
menyatakan bahwa isi pengalaman langsung
yang kita peroleh tidak dianggap sebagai
miliknya sendiri melainkan ruang dan waktu
adalah forum institusi kita.
c. Pascal (1623-1662)
Kesimpulan dari pemikiran filsafat Pascal
antara lain :
1) Pengetahuan diperoleh melalui dua
jalan, pertama menggunakan akal dan
kedua menggunakan hati.
2) Manusia besar karena pikirannya,
namun ada hal yang tidak mampu
dijangkau oleh pikiran manusia yaitu
pikiran manusia itu sendiri. Menurut
Pascal manusia adalah makhluk yang
rumit dan kaya akan variasi serta mudah
berubah. Karena ketidak mampuan
filsafat dan ilmu-ilmu lain untuk
memahami manusia, maka satu-satunya
jalan memahami manusia adalah dengan
agama. Karena dengan agama manusia
akan mampu menjangkau pikirannya
sendiri, yaitu dengan berusaha mencari
kebenaran walaupun bersifat abstrak
3) Filsafat bisa melakukan apa saja, namun
hasilnya tidak akan pernah sempurna.
Kesempurnaan itu terletak pada iman.
Filsafat bisa menjangkau segala hal,
tetapi tidak bisa secara sempurna.
Karena setia ilmu itu pasti ada
kekurangannya, tidak terkecuali filsafat.
- Konsep filsafat menurut Aliran Idealisme
a. Ontologi-idealisme

b. Epistimologi-idealisme
Pengetahuan yang benar diperoleh melalui intuisi
dan pengingatan kembali melalui berpikir.
Kebenaran hanya mungkin dapat dicapai oleh
beberapa orang yang mempunyai akal pikir yang
cemerlang.
c. Aksiologi-idealisme

d. Metafisika-idealisme
Secara absolut kenyataan yang sebenarnya adalah
spiritual dan rohaniah, sedangkan secara kritis
yaitu adanya kenyataan yang bersifat fisik dan
rohaniah, tetapi kenyataan rohaniah lebih
berperan.
e. Humaniologi-idealisme
Jiwa dikaruniai kemampuan berpikir yang dapat
menyebabkan adanya kemampuan memilih.
- Jenis-jenis Aliran Idealisme
a. Idealisme Subyektif (immaterialisme)
idealisme subjektif adalah filsafat yang
berpandangan idealis dan bertitik tolak pada ide
manusia atau ide sendiri. Alam dan masyarakat
adalah hasil atau ciptaan ide manusia itu sendiri,
atau dengan kata lain alam dan masyarakat
hanyalah sebuah ide/fikiran dari dirinya sendiri
atau ide manusia.
Tokoh dari aliran ini adalah George Berkeley
(1684-1753 M), ia adalah seorang filosof dari
Inggris. Menurutnya, hanya akal dan ide-
idenyalah yang ada. Ia mengatakan bahwa ide itu
ada dan ia dipersepsikan oleh suatu akal. Baginya,
ide adalah 'esse est perpizi' (ada berarti
dipersepsikan).

Kaum idealis subyektif mengatakan bahwa tak


mungkin ada benda atau persepsi tanpa seseorang
yang mengetahui benda atau persepsi tersebut,
subyek (akal atau si yang tahu). Seakan-akan
menciptakan obyeknya. (apa yang disebut materi
atau benda-benda) bahwa apa yang riil itu adalah
akal yang sadar atau persepsi yang dilakukan oleh
akal tersebut. Mengatakan suatu benda ada berarti
mengatakan bahwa benda itu dipersepsikan oleh
akal.
b. Idealisme Obyektif

c. Personalisne (Idealisme personal)

- Prinsip-prinsip Aliran Filsafat Idealisme


diantaranya :
a. Menurut penganut idealisme, dunia beserta
bagian-bagiannya harus dipandang sebagai
suatu sistem yang masing-masing unsurnya
saling berhubungan. Dunia adalah suatu
totalitas, suatu kesatuan yang logis dan bersifat
spiritual.
b. Realitas atau kenyataan yang tampak di alam
ini bukanlah kebenaran yang hakiki,
meliankan hanya gambaran atau dari ide-ide
yang ada dalam jiwa manusia.
c. Idealisme berorientasi kepada ide-ide yang
theo sentris (berpusat kepada Tuhan), kepada
jiwa, spiriutalis, dan kepada norma-norma
yang mengandung kebenaran mutlak. Oleh
karena nilai-nilai idealisme bercorak spiritual,
maka kebanyakan kaum idealisme
memprecayai adanya Tuhan sebagai ide
tertinggi.

- Idealisme dalam Pendidikan


Aliran idealisme terbukti cukup banyak
berpengaruh dalam dunia pendidikan. Pendidikan
harus terus eksis sebagai lembaga untuk proses
pemasyarakatan manusia sebagai kebutuhan spiritual,
dan tidak sekedar keutuhan alam semata.
Pendidikan idealisme untuk individual antara lain
bertujuan agar anak didik bisa menjadi kaya dan
memiliki kehidupan yang bermakna, memiliki
kepribadian yang harmonis, dan pada akhirnya
diharapkan mampu membantu individu lainnya untuk
hidup lebih baik.
Guru dalam sistem pengajaran yang menganut
aliran idealisme berfungsi diantaranya sebagai :
a. Guru adalah personifikasi dari kenyataan
anak didik. Artinya, guru merupakan
wahana fasilitator yang akan
mengantarkan anak didik dalam
mengenal dunianya lewat materi-materi
dalam aktivitas pembelajaran.
b. Guru harus seorang spesialis dalam
suatu ilmu pengetahuan dari siswa.
Artinya, seorang guru itu harus
mempunyai pengetahuan yang lebih dari
pada anak didik.
c. Guru haruslah menguasai teknik
mengajar secara baik. Artinya, seorang
guru harus mempunyai potensi
pedagogik yaitu kemampuan untuk
mengembangkan suatu model
pembelajaran, baik dari segi materi dan
yang lainnya.
d. Guru haruslah menjadi pribadi yang
baik, sehingga disegani oleh murid.
Artinya, seorang guru harus mempunyai
potensi kepribadian yaitu karakter dan
kewibawaan yang berbeda dengan guru
yang lain.
e. Guru menjadi teman dari para muridnya.
Artinya, seorang guru harus mempunyai
potensi sosial yaitu kemampuan dalam
hal berinteraksi dengan anak didik.
Selain itu, jika ditinjau dari kedudukan
peserta didik, dalam aliran idealisme siswa
bebas mengembangkan kepribadian dan
kemampuan dasarnya atau bakatnya.
Kurikulum yang digunakan dalam
pendidikan yang beraliran idealisme harus
lebih memfokuskan pada isi yang objektif.
Pengalaman haruslah lebih banyak daripada
pengajaran yang textbook. Agar
pengetahuan dan pengalamannya aktual.
- Implikasi aliran Idealisme dalam Pendidikan
a. Tujuan, untuk membentuk karakter,
mengembangkan bakat atau kemampuan dasar,
serta kebaikan sosial.
b. Kurikulum, pendidikan liberal untuk
pengembangan kemampuan dan pendidikan
praktis untuk memperoleh pekerjaan.
c. Metode, yang digunakan oleh aliran idealisme
adalah metode dialektik. Metode mengajar
dalam pendidikan hendaknya mendorong siswa
untuk memperluas cakrawala mendorong
berfikir reflektif, keterampilan berfikir logis,
pengetahuan masalah moral dan sosial,
meningkatkan minat terhadap isi mata
pelajaran, dan mendorong siswa untuk
menerima nilai-nilai peradaban manusia.
d. Peserta didik bebas untuk mengembangkan
kepribadiannya, bakat dan kemampuan
dasarnya.
e. Pendidik bertanggungjawab dalam
menciptakan lingkungan pendidikan melalui
kerja sama dengan alam.
- Implementasi Idealisme dalam Pendidikan
a. Pendidikan adalah proses melatih pikiran,
ingatan, perasaan. Baik untuk memahami
realita, nilai-nilai, kebenaran, maupun sebagai
warisan sosial.
b. Tujuan pendidikan adalah menjaga
keunggulan kultural, sosial, spiritual.
Memperkenalkan suatu spirit intelektual guna
membangun masyarakat yang ideal.
c. Pendidikan idealisme berusaha agar seseorang
dapat mencapai nilai-nilai dan ide-ide yang
diperlukan oleh semua manusia secara
bersama-sama
d. Pendidikan bukan hanya mengembangkan dan
menumbukan, tetapi juga harus menuju pada
tujuan yaitu dimana nilai telah direalisasikan
ke dalam bentuk yang kekal dan tak terbatas.
e. Peranan pendidik menurut aliran ini adalah
memenuhi akal peserta didik dengan hakekat-
hakekat dan pengetahuan yang tepat.

 Realisme
- Definisi
Istilah realisme berasal dari kata latin realis yang
berarti "sungguh-sungguh, nyata benar". Sepanjang
sejarah realisme, telah memiliki tema umum yang
disebut prinsip atau tesis kemerdekaan. Tema ini
menyatakan bahwa realitas, pengetahuan dan nilai
yang ada secara independen dari pikiran manusia.
Dalam arti filsafat yang sempit, realisme berarti
anggapan bahwa objek indera kita adalah real, benda-
benda ada, adanya itu terlepas dari kenyataan bahwa
benda itu kita ketahui, atau kita persepsikan atau ada
hubungannya dengan pikiran kita. Kelompok realis
berusaha untuk melakukan yang belum dicoba
kebenarannya.

- Tokoh-tokoh Aliran Realisme


Beberapa tokoh yang beraliran realisme diantaranya,
Aristoteles, Johan Amos Comenius, Santo Thomas
Aquinas, William Mc Gucken, Galileo, dan David
Hume.
a. Aristoteles (384-322 SM)
Ia adalah murid dari seorang guru yang
beraliran Idealisme yaitu Plato.
Realisme Aristoteles didasarkan pada prinsip
bahwa ide-ide (atau bentuk) bisa ada tanpa
masalah tapi tidak peduli bisa eksis tanpa
bentuk. Aristoteles menyatakan bahwa setiap
bagian materi memiliki sifat universal dan
khusus. Sebagai contoh, semua orang berbeda
dalam sifat-sifat mereka. Kita semua memiliki
berbagai bentuk dan ukuran dan tidak ada dua
yang sama.
b. Francis Bacon (1210-1292 M)
Menurut Francis Bacon, pengetahuan yang
sebenarnya adalah pengetahuan yang diterima
orang melalui persentuhan inderawi dan dunia
fakta. Pengalaman merupakan sumber
pengetahuan sejati. Pengetahuan haruslah
dicapai dengan induksi. Kata Bacon
selanjutnya bahwa kita sudah telalu lama
dipengaruhi oleh metode deduktif. Dari
dogma-dogma diambil kesimpulan. Menurut
Bacon, ilmu yang benar adalah yang telah
terakumulasi antara pikiran dan kenyatan,
kemudian diperkutat oleh sentuhan inderawi.

- Konsep filsafat menurut aliran Realsime


a. Metafisika-realisme; kenyataan yang sebenarnya
hanyalah kenyataan fisik (materialisme);
kenyataan material dan immaterial (dualisme), dan
kenyatan yang terbentuk dari berbagai kenyataan
(pluralisme);
b. Humanologi-realisme; hakekat manusia terletak
pada apa yang dapat dikerjakan. Jiwa merupakan
sebuah organisme kompleks yang mempunyai
kemampuan berpikir.
c. Epistimologi-realisme; kenyataan lahir dengan
sendirinya tidak tergantung pada pengetahuan dan
gagasan manusia, dan kenyataan dapat diketahui
oleh pikiran. Pengetahuan dapat diperoleh melalui
penginderaan. Kebenaran pengetahuan dapat
dibuktikan dengan memeriksa kesesuaiannya
dengan fakta; dan
d. Aksiologi-realisme; tingkah laku manusia diatur
oleh hukum-hukum alam yang diperoleh melalui
ilmu, dan pada taraf yang lebuh rendah diatur oleh
kebiasaan-kebiasaan atau adat-istiadat yang telah
teruji dalam kehidupan.

- Jenis-jenis aliran Realisme

- Prinsip-prinsip Pendidikan Aliran Realisme


a. Belajar pada dasarnya mengutamakan perhatian
pada peserta didik seperti apa adanya.
b. Inisiatif dalam pendidikan harus ditekankan pada
pendidik bukan pada anak.
c. Inti dari proses pendidikan adalah asimilasi dari
subjek matter yang telah ditentukan. Kurikulum
diorganisasikan dan direncanakan dengan pasti
oleh guru. Secara luas lingkungan materiil dan
sosial, manusia yang menentukan bagaimana
seharusnya ia hidup.

- Implikasi aliran Realisme dalam Pendidikan


Menurut Power (1928) ia mengemukakan implikasi
pendidikan realisme sebagai berikut :
a. Tujuan, untuk memebentuk karakter,
mengembangkan kemampuan dasar atau bakat
serta kebaikan sosial.
b. Kurikulum, komprehensif mencangkup semua
pengetahuan yang berguna berisi pengetahuan
umum dan pengetahuan praktis.
c. Metode, belajar tergantung pada pengalaman
lamgsung atau tidak langsung. Metodenya harus
logis dan psikologis.
d. Peran peserta didik, adalah menguasai
pengetahuan yang handal dapat dipercaya. Dalam
hal disiplin, peraturan yang baik adalah esensial
dalam belajar. Disiplin mental dan moral
dibutuhkan untuk memperoleh hasil yang baik.
e. Peranan pendidik, adalah menguasai
pengetahuan, terampil dalam teknik mengajar dan
dengan keras menuntut peserta didik.
BAB III
PENUTUP
2.3 Kesimpulan
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang dan juga
merupakan suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam
memikirkan segala sesuatu secara kritis, mendalam dan juga
ingin melihat dari segi luas dan menyeluruh dengan segala
hubungan.
Begitu pula dengan pendidikan, manusia membutuhkan
pendidikan untuk bertahan hidup menuju kehidupan yang layak
dan bahagia. Dalam pendidikan banyak hal yang harus
diperhatikan, dan membutuhkan telaah dari filsafat. Dalam
filsafat pendidikan digunakan berbagai aliran yang pertama
yaitu idealisme yang menekankan pada upaya pengembangan
bakat dan kemampuan peserta didik sebagai aktualisasi potensi
yang dimilikinya. Kedua aliran Realisme menekankan pada
pembentukan peserta didik agar mampu melaksakan tanggung
jawab sosial dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Untuk
mencapainya diperlukan pendidikan yang ketat dan sistematis
dengan dukungan kurikulum yang komprehensif dan kegiatan
belajar yang teratur dibawah arahan tenaga pendidik.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai