Anda di halaman 1dari 5

LATAR BELAKANG MUNCULNYA FILSAFAT

Asal Mula Munculnya Filsafat


Istilah “filsafat” ini sebenarnya berasal dari Bahasa Yunani, yakni “philosophia”, yang
mana merupakan gabungan dari kata “philo” dan “sophia”. Philo berarti cinta dalam arti yang luas,
sementara sophia berarti kebijakan atau pandai. Jadi, dapat disebut bahwa filsafat ini adalah
keinginan untuk mencapai cita pada kebijakan.
Filsafat berawal dari orang-orang Yunani yang mula-mula berfilsafat di Barat mengatakan
bahwa filsafat timbul karena ketakjuban. Ketakjuban di sini adalah ketakjuban menyaksikan
keindahan dan kerahasiaan alam semesta ini lantas menimbulkan keinginan untuk mengetahuinya.
Lalu timbul pertanyaan di dalam hati mereka, dari mana datangnya alam ini?
1. Thales (624 – 546 SM)
Orang Miletus digelari “Bapak Filsafat” karena dialah orang yang mulamula berfilsafat.
Seperti yang telah kami paparkan di atas tadi gelar itu diberikan karena ia mengajukan pertanyaan
yang sangat mendasar yang jarang diperhatikan orang zaman sekarang, apa sebenarnya bahan alam
semesta ini? Ia sendiri menjawab air. Thales mengambil air sebagai asal alam semesta karena ia
melihtanya sebagai sesuatu yang sangat diperlukan dalam kehidupan, dan dia juga berpendapat
bahwa bumi ini terapung di atas air. Pertanyaan itu dijawabnya dengan menggunakan akal bukan
menggunakan agama atau kepercayaan lainnya.
Mitos-Mitos Yang Melingkupi Manusia
Konon, kata banyak orang, filsafat itu sangat sulit. Sesungguhnya memang ada banyak
mitos tentang filsafat. Mitos-mitos tersebut beredar tidak hanya di kalangan awam, tetapi juga
sebagian agawaman, seniman, usahawan, dan sebagian ilmuan. Sebagian agawaman,
berpandangan, memegang erat-erat kitab suci sebagai pegangan hidup sudah lebih dari cukup,
sehingga filsafat yang tidak menjanjikan kebenaran-mutlak tidaklah diperlukan. Sebagian seniman
merasa, filsafat tidak akan membantu kita dalam menikmati keindahan. Sebagian usahawan
mengatakan, filsafat cumam membuang-buang waktu karena dengan belajar filsafat, kita tidak
akan menghasilkan laba. Sebagian ilmuan mengira, mereka berkewajiban untuk melepaskan diri
secara total dari filsafat untuk mempertahankan keilmiahan mereka.
Filsafat Sebagai Kejelasan Berpikir
1. Berpikir rasional, hasil pemikaran harus diterima secara akal sehat
2. Berpikir kritis
3. Berpikir radikal, berpikir sampai ke akar-akarnya
4. Kreatif-inovtif, pemikiran yang mampu berinspirasi dan menghasilkan gagasan-gagasan baru
5. Berpikir sistematis dan analisis, berpikir logis (terstruktur dan teratur)
6. Berpikir universal, berpikir secara luas
7. Komprehensif dan Holistik, bersifat menyeluruh dan utuh
8. Berpikir abstrak, pemikiran dengan tataran ide, konsep atau gagasan
9. Berpikir spekulatif, berpikir secara menyeluruh
10. Berpikir reflektif, berpikir dengan penuh pertimbangan
11. Berpikir humanistik pemikiran tentang nilai-nilai manusia
12. Berpikir kontekstual, pikiran filsafat selalu tumbuh dalam hidup manusia secara nyata
13. Berpikir ekstensisal, pikiran itu dalah pikiran manusisa
14. Berpikir kontemplatif, berpikir dengan penuh kerendahan hati

BATASAN FILSAFAT UMUM


Arti Secara Etimologi
Kata filsafat berasal dari bhs. Yunani ‘philosophia’. Kata philosophia terdiri dari kata
philein yang berarti cinta dan shopia yang berarti kebijaksaan, sehingga secara etimologi filsafat
berarti cinta kebijaksanaan
Arti Secara Trimonologi
Maksudnya arti yang dikandung oleh istilah atau statemen ‘filsafat’. Karena batasan filsafat
banyak, maka sebagai gambaran dikenalkan beberapa batasan dari beberapa filsuf. Para filsuf
merumuskan pengertian filsafat sesuai dengan kecenderungan pemikiran kefilsafatan yang
dimilikinya.

KARAKTERISTIK STUDI FILSAFAT


Pengertian Karakteristik filsafat
Filsafat dapat diidentikan dengan berpikir atau merenungkan segala sesuatu demi
mendapat kepastian sebagai jawaban akhir dan Filsafat cenderung dengan pemikirannya yang
rasional agar nantinya dapat diterima oleh akal.
Pengertian dasar filsafat
Karakteristik dasar filsafat oleh Jan Hendrik Rapar diungkapkan setidaknya ada lima hal,
yaitu berpikir radikal, mencari asas, memburu kebenaran, mencari kejelasan dan berpikir rasional.
Metafisika
1) Suatu usaha untuk memperoleh suatu penjelasan yang benar tentang kenyataan.
2) Studi tentang sifat dasar kenyataan dalam aspeknya yang paling umum sejauh hal
itu dapat dicapai.
3) Studi tentang kenyataan yang terdalam dari semua hal.
4) Suatu usaha intelektual yang sungguh-sungguh untuk melukiskan sifat-sifat
umum dari kenyataan.
5) Teori tentang sifat dasar dari struktur dari kenyataan.
Epistemologi
Kajian mengenai epistemologi bersangkutan dengan pertanyaan-pertanyaan tentang
pengetahuan. Dalam pembahasan filsafat ilmu , epistemologi dikenal sebagai sub sistem dari
filsafat. Epistemologi adalah teori pengetahuan, yaitu membahas tentang bagaimana cara
mendapatkan pengetahuan dari objek yang ingin dipikirkan.
Aksiologi
Aksiologi berasal dari kata Yunani axios(nilai) dan logos(teori), yang berarti teori tentang
nilai. Nilai yang dimaksud adalah suatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai
pertimbangan tentang apa yang dinilai.
Aksiologi merupakan cabang ilmu filsafat yang mempertanyakan bagaimana manusia
menggunakan ilmunya.Jadi yang ingin dicapai aksiologi adalah hakikat dan manfaat yang terdapat
dalam suatu pengetahuan.
Aspek aksiologi filsafat membahas tentang masalah nilai atau moral yang berlaku
dikehidupan manusia.Dari aksiologi, secara garis besar muncullah dua cabang filsafat yang
membahas aspek kualitas hidup manusia yaitu etika dan estetika. Etika adalah salah satu cabang
ilmu fisafat yang membahas moralitas nilai baik serta juga buruk. Estetika adalah salah satu cabang
ilmu fisafat yang mempersoalkan seni serta keindahan.

PERBEDAAN FILSAFAT, ILMU, SENI, DAN AGAMA


Perbedaan
Filsafat berusaha mencari kebenaran dengan jalan menggunakan akal, pikiran dan logika,
ilmu pengetahuan mencari kebenaran dengan menggunakan metode ilmiah melalui penelitian, seni
mencari sesuatu melalui unsur-unsur tertentu yang bersifat indah, sedangkan agama berusaha
menjelaskan kebenaran melalui wahyu Tuhan.
Kegunaan Filsafat, Ilmu, Seni, dan Agama
1. Filsafat, filsafat membantu kita memahami bahwa sesuatu tidak selalu tampak seperti apa
adanya. Filsafat membantu kita mengerti tentang diri kita sendiri dan dunia kitaFilsafat membuat
kita berpikir kritis.
2. Ilmu, dengan ilmu pengetahuan seseorang akan mampu membedakan yang benar dan salah dan
akan menjadikan seseorang bisa lebih arif dan bijaksana dalam menghadapi setiap persoalan yang
terjadi.
3. Seni, seni dapatmelepaskan diri dari stres dan memusatkan perhatian pada pemandangan dan
perspektif alternatif yang sering terabaikan.
4. Agama, kegunaan agama bagi para manusia yaitu hidup yang terarah, ketenangan hidup,
memiliki keyakinan terhadap Tuhan, menghindarkan perilaku buruk, menambah ilmu dan
memahami orang lain, memberikan manusia tuntunan dan ajaran hidup, memberi jawaban tentang
hal yang tidak dapat dijawab oleh manusia, mengenalkan pada hal yang buruk dan baik, serta
menjadi penyeimbang antara fisik dan jiwa manusia.
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN
Hubungan Filsafat Dan Filsafat Pendidikan
Filsafat pendidikan mempunyai peranan yang amat penting dalam sistem pendidikan
karena filsafat merupakan pemberi arah dan pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan,
meningkatkan kemajuan dan landasan kokoh bagi tegaknya sistem pendidikan.
Perbedaan Filsafat Dan Filsafat Pendidikan
Berfilsafat berarti mencari nilai-nilai ideal (cita- cita) yang lebih baik, sedangkan
pendidikan mengaktualisasikan nilai-nilai ini dalam kehidupan manusia
Tujuan Filsafat Pendidikan
Tujuan filsafat pendidikan memberikan inspirasi bagaimana mengorganisasikan proses
pembelajaran yang ideal. Teori pendidikan bertujuan menghasilkan pemikiran tentang kebijakan
dan prinsip-prinsip pendidikan yang didasari oleh filsafat pendidikan.
Kebutuhan Akan Filsafat Pendidikan
Filsafat pendidikan memberikan fondasi tanggung jawab kepada calon-calon guru tentang
hakikat setiap praktik pembelajaran di sekolah. Kajian filsafat melatih mereka untuk memikirkan
setiap apa yang harus dilakukan dan alasan- alasannya.
Peranan Filsafat Pendidikan
Filsafat pendidikan memiliki peranan yang amat penting dalam sistem pendidikan karena
filsafat merupakan pemberi arah dan pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan, meningkatkan
kemajuan dan landasan kokoh bagi tegaknya sistem pendidikan.

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DAN TEORI-TEORI PENDIDIKAN


KONTEMPORER
Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan
1. Aliran Filsafat Idealisme
Filsafat idealisme memandang bahwa realitas akhir adalah roh, bukan materi, bukan fisik..
Aliran ini memandang nilai adalah tetap dan tidak berubah, seperti apa yang dikatakan baik, benar,
cantik, buruk secara fundamental tidak berubah dari generasi ke generasi.
2. Aliran filsafat Eksistensialisme
Filsafat ini memfokuskan pada pengalaman-pengalaman individu. Secara umum,
eksistensialisme menekankn pilihan kreatif, subjektifitas pengalaman manusia dan tindakan
kongkrit dari keberadaan manusia atas setiap skema rasional untuk hakekat manusia atau realitas.
3. Aliran Filsafat Perenialisme
Perenialisme memandang situasi dunia dewasa ini penuh kekacauan, ketidakpastian, dan
ketidakteraturan, terutama dalam kehidupan moral, intelektual dan sosio kultual.
4. Aliran Filsafat Realisme
Realitas adalah panduan materi dan jasmaniah dengan yang non materi seperti spritual,
jiwa dan rohaniah. Jadi menurut aliran ini, realitas merupakan sinetis antara jasmani dan rohani
serta materi dan non materi.
Pancasila merupakan sistem filsafat karena pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia
yang mana nilai dalam pancasila sudah ada sejak zaman dahulu yang tercermin dalam kehidupan
sehari-hari. Filsafat pancasila di kembangkan oleh Soekarno sejak 1955 sampai kekuasaannya
berakhir pada tahun 1965.
Teori-Teori Pendidikan Kontemporer
1. Progresivisme
Progesifisme dalam dunia pendidikan muncul sbagai reaksi terhadap pendidikan
tradisional yang menekankan metode formal mengajar. Pendidikan pada progresivisme berpusat
pada siswa. Progresivisme kurang menyetujui adanya pendidikan yang bercorak otoriter, baik yang
timbul pada zaman dahulu maupun pada zaman sekarang.
2. Humanisme
Humanisme pendidikan memiliki keinginan untuk mewujudkan lingkungan belajar dimana
anak akan terbebas dari kompetisi yang seru, kedisiplinan yang keras, dan takut gagal. Humanis
juga ingin mewujudkan hubngan pendidikan yang diresapi dengan kepercayaan serta rasa aman.
3. Prenialisme
Pandangan ini selalu meyakini adanya nilai dan norma-norma dalam hidup ini yang bersifat
abadi. Atas dasar itu, perenialisme memandang pola perkembangan kebudayn sepanjang zaman
adalah sebagai pengulangan dari apa yang ada sebelumnya.
4. Esensialisme
Esesnsialisme memandang pendidikan harus memiliki niai-nila yang memiliki kejelasan
dan tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilah yang mempunyai tata yang
jelas.
5. Rekontruksionisme
Dalam konteks filsafat aliran rekonstruksionisme adalah suatu aliran yang berusaha
merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaaan yang bercorak
modern.
6. Behaviorisme
Behaviorisme adalah filosofi dalam psikologi yang berdasar pada proposisi bahwa semua
yang dilakukan organisme, termasuk tindakan, pikiran, atau perasaan, dapat dan harus dianggap
sebagai perilaku. Behaviorisme beranggapan bahwa semua teori harus memiliki dasar yang bisa
diamati.

Anda mungkin juga menyukai