Anda di halaman 1dari 6

RESUME FILSAFAT PENDIDIKAN

“HAKIKAT FILSAFAT, OBJEK FILSAFAT, DAN PENTINGNYA FILSAFAT BAGI


MANUSIA”

Oleh :

Kelompok 2

Andini Azliani (19129002)

Fikrah Hafiz Suni (19129017)

Dosen Pembimbing:

Drs. Zainal Abidin, M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
A. Hakikat Filsafat
Istilah filsafat (Inggris: philosophy; Arab: falsafah) berasal dari dua kata
dalam bahasa Yunani Kuno, yaitu philein atau philos yang berarti cinta atau sahabat,
dan shopia atau sophos yang berarti kebijaksanaan. Kedua kata tersebut membentuk
istilah philosophia. Dengan demikian, berdasarkan asal usul katanya philosophia
(filsafat) berarti cinta kepada kebijaksanaan atau sahabat kebijaksanaan. Karena
istilah philosophia dalam bahasa Indonesia identik dengan istilah filsafat, maka untuk
orang yang mendalami ilmu filsafat disebut filsuf.
Filsafat dapat diartikan sebagai suatu pendirian hidup (individu) dan dapat
juga disebut pandangan hidup. Pada bagian lain Harold Tisus mengemukakan makna
filsafat yaitu:
1. Filsafat adalah suatu sikap tentang hidup dan alam semesta.
2. Filsafat adalah suatu metode berfikir reflektif dan penelitian penalaran.
3. Filsafat adalah suatu perangkat masalah-masalah.
4. Filsafat adalah seperangkat teori dan sistem berpikir.

Berfilsafat merupakan salah satu kegiatan/pemikiran manusia yang memiliki


peran yang penting dalam menentukan dan menemukan eksistensinya. Berfilsafat
berarti berfikir, tetapi tidak semua berfikir dapat dikategorikan berfilsafat. Berfikir
yang dikatagorikan berfilsafat adalah apabila berfikir tersebut mengandung tiga ciri
yaitu radikal, sistematis, dan universal. Untuk itu filsafat menghendaki pikiran yang
sadar, yang berarti teliti dan teratur. Berarti bahwa manusia menugaskan pikirannya
untuk bekerja sesuai dengan aturan dan hukum-hukum yang ada, berusaha menyerap
semua yang berasal dari alam, baik yang berasal dari dalam dirinya atu diluarnya.

Definisi filsafat menurut beberapa ahli adalah:


1. Plato (427-347SM)
Filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada ilmu pengetahuan
yang berminat mencapai kebenaran yang asli (dalam Zen, 2014 : 3)
2. Aristoteles (384-322 SM)
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang
didalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi,
politik, dan estetika menyelidiki sebab dan asas segala benda ( dalam Zen,
2014: 3).
3. Mancus Tilllus Litero ( 106-43 SM)
Filsafat adalah pengatahuan tentang sesuatu yang maha agung dan
usaha-usaha untuk mencapainya.
4. Immanuel Kant (1724-1804)
Filsafat adalah ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang
didalamnya mencakup empat persoalan, yaitu: Apakah yang dapat kita
ketahui? (dijawab oleh metafisika), apakah yang boleh kita kerjakan (dijawab
oleh etika), sampai dimanakah pengharapan kita? (dijawab oleh antropologi),
dan apakah yang dinamakan manusia?
5. Prof. Dr. Fuad Hasan
Filsafat adalah suatu ikhtisar untuk berfikir radikal, artinya mulai dan
radiaksinya suatu gejala, dan akarnya suatu hal yang hendak dimasalahkan.
6. John Dewey
Filsafat haruslah dipandang sebagai suatu pengungkap mengenai
perjuangan manusia secara terus menerus dalam upaya melakukan
penyesuaian berbagai tradisi yang membentuk budi manusia terhadap
kecenderungan-kecenderungan ilmiah dan cita-cita politik yang baru dan tidak
sejalan dengan wewenang yang diakui.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan yang
mencari kebenaran dan atau kebijaksanaan secara maksimal sampai batas teratas dan
kemanusiaannya. Berfilsafat berarti berfikir, tetapi tidak semua berfikir dapat
dikategorikn berfilsafat. Berfikir yang dikategorikan berfilsafat adalah apabila berfikir
tersebut mengandung 3 ciri, yaitu radikal, sistematis, dan universal.

B. Objek Filsafat
Seperti halnya pengetahuan, maka filsafatpun (sudut pandangannya) ada
beberapa objek yang dikaji oleh filsafat.
Objek filsafat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Objek material.
Objek material yaitu segala sesuatu yang realitas.
 Ada yang harus ada, disebut dengan absolut/ mutlak yaitu tuhan
pencipta.
 Ada yang tidak haruas ada, disebut dengan tidak mutlak, ada yang
relative (nisby), bersifat tidak kekal yaitu ada yang diciptakan oleh ada
yang mutlak ( Tuhan Pencipta alam semesta).
2. Objek formal/sudut pandangan
Filsafat itu dapat dikatakan besifat non-pragmentaris, karena filsafat
mencari pengertian realitas secara luas dan mendalam. Sebagai konsekuensi
pemikiran ini, maka seluruh pengalaman-penglaman manusia dalam semua
instansi yaitu etika, estetika, teknik ekonomi, sosial, budaya, relegius dan lain-
lain harus dibawa kepada filsafat dalam pengertian realita.

Realitas-realitas kependidikan yang menjadi objek kajian filsafat pendidikan


antara lain hal-hal yang berkenaan dengan:

1. Hakikat manusia ideal sebagai acuan pokok bagi pengembangan dan


penyempurnaan.
2. Pendidikan dan nilai-nilai yang dianut sebagai suatu landasan berpikir dan
berbuat dalam tatanan hidup suatu masyarakat.
3. Hakikat tujuan kependidikan sebagai arah bangun pengembangan pola dunia
pendidikan.
4. Hakikat pendidik dan anak didik sebagai subjek-subjek yan terlihat langsung
dalam pelaksanaan proses edukasi.
5. Hakikat pengetahuan dan nilai sebagai aspek penting yang dikembangkan
dalam aktivitas pendidikan.
6. Hakikat kurikulum sebagai tahapan-tahapan yang akan dilalui dalam proses
kependidikan menuju peraihan tujuan-tujuan.
7. Hakikat metode dan strategi pembelajaran yang memungkinkan
penumbuhkembangan potensi subjek didik.
8. Alternatif-alternatif yang mungkin dilalui dalam pengembangan sumber daya
manusia baik menyangkut prinsip-prinsip, metode maupun alat-alat
pendukung peraih tujuan.
9. Keterkaitan dunia pendidikan dengan lembaga-lembaga lain dalam lingkup
masyarakat, seperti pendidikan dan dunia politik, pendidikan dan sistem
pemerintahan, pendidikan,tata hokum dan adat dalam masyarakat.
10. Keterkaitan dunia kependidikan dengan perubahan-perubahan taraf hidup
dalam masyarakat.

C. Pentingnya Filsafat bagi Manusia


Pendidikan sangat terkait dengan aktivitas mulia manusia yang tugas
utamanya adalah membantu pengembangan humanitas manusia untuk menjadi
manusia yang berkepribadian mulia anutama menurut karakteristik idealitas manusia
yang diinginkan. Hal ini sangat diperlukan mengingat manusia memiliki potensi-
potensi dalam taraf kodrat humandity (martabat manusia) yang memiliki kesadaran
diri yang mendorongnya untuk merealisasikan berbagai potensinya, sehingga
berkembang dengan baik menjadi self realization( realisasi diri) yang akan
menentukan bagi penunjukan jati dirinya yang ideal, agar dpat berfungsi dan
bermanfaat bagi hidup dan kehidupannya secara individu maupun social
kemasyarakatan
Ada beberapa pentingnya filsafat bagi manusia yaitu:
1. Dengan filsafat kita lebih menjdai manusia, lebih mendidik dan membangun
diri sendiri.
2. Seseorang semakin pantas disebuat “berkepribadian”, semakin mendekati
kesempurnaan kemanusiaan, semakin memiliki kebijaksanaan.
3. Filsafat mengajar dan melatih kita memandang dengan luas, jadi
menyembuhkan kita dan “aku-isme” dan “aku- sentrisme”.
4. Filsafat diharapkan menjadikan orang-orang yang dapat berfikir sendiri, tidak
terlalu berpangaruh oleh pendapat umum (ikut-ikutan).
5. Dengan belajar filsafat diharapkan akan dapat menambah ilmu pengetahuan,
karena dengan bertambahnya ilmu akan bertambah pula cakrawala pemikiran
dan pegangan yang semakin luas.
6. Dasar semua tindakan. Sesungguhnya filsafat didalamnya memuat ide-ide
itulah yang akan membawa manusia kearah suatu  kemampuan untuk
merentang kesadarannya dalam segala tindakan sehingga manusia akan dapat
lebih hidup, lebih tanggap terhadap diri dan lingkungan, lebih sadar terhadap
diri dan lingkungan.
7. Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kita semakin
ditentang dengan kemajuan teknologi beserta dampak negatifnya, perubahan
demikian cepatnya, pergeseran tata nilai dan akhirnya kita akan semakin jauh
dari tata nilai moral.
DAFTAR PUSTAKA

Muhmidayeli, Filsafat Pendidikan, Refika Aditama, Bandung 2013

Zen, Zelhendri. 2014. Filsafat Pendidikan. Padang : Sukabina Press

Anda mungkin juga menyukai