Anda di halaman 1dari 4

ALIRAN IDEALISME

A. Pengertian Aliran Filsafat Pendidikan Idealisme


Idealisme adalah aliran filsafat yg menekankan idea (dunia roh),
sebagai objek pengertian dan sumber pengetahuan. Idealisme
berpandangan bahwa segala sesuatu yg dilakukan oleh manusia tidaklah
selalu harus berkaitan dengan hal-hal yang bersifat lahiriah, tetapi harus
berdasarkan prinsip kerohanian (idea). Oleh sebab itu, Idealiseme sangat
mementingkan perasaan dan fantasi manusia sebagai sumber pengetahuan.

B. Latar Belakang Aliran Idealisme


Aliran ini merupakan aliran yang sangat penting dalam perkembangan
sejarah pemikiran manusia. Mula-mula dalam filsafat barat kita temui dalam
bentuk ajaran yang murni dari Plato. Plato menyatakan bahwa alam cita-cita
itu adalah yang merupakan kenyataan sebenarnya. Adapun alam nyata yang
menempati ruang ini hanya berupa bayangan saja dari alam ide.
Aristoteles memberikan sifat kerohanian dengan ajarannya yang
menggambarkan alam ide sebagai suatu tenaga yang berada dalam benda-
benda dan menjalankan pengaruhnya dari benda itu. Sebenarnya dapat
dikatakan bahwa paham idealisme sepanjang masa tidak pernah hilang
sama sekali. Di masa abad pertengahan malahan satu-satunya pendapat yang
disepakati oleh semua ahli pikir adalah dasar idealisme ini.
Puncak zaman idealisme pada masa abad ke-18 dan 19 ketika
periode idealisme. Secara historis, idealisme diformulasikan dengan jelas
pada abad IV sebelum masehi oleh Plato (427-347 SM). Semasa Plato hidup
kota Athena adalah kota yang berada dalam kondisi transisi (peralihan).
Peperangan bangsa Persia telah mendorong Athena memasuki era baru.
Seiring dengan adanya peperangan-peperangan tersebut, perdagangan dan
perniagaan tumbuh subur dan orang-orang asing tinggal diberbagai
penginapan Athena dalam jumlah besar untuk meraih keuntungan
mendapatkan kekayaan yang melimpah. Dengan adanya hal itu, muncul
berbagai gagasan-gagasan baru ke dalam lini budaya bangsa Athena.
Gagasan-gagasan baru tersebut dapat mengarahkan warga Athena untuk
mengkritisi pengetahuan & nilai-nilai tradisional. Saat itu pula muncul
kelompok baru dari kalangan pengajar (para Shopis. Ajarannya
memfokuskan pada individualisme, karena mereka berupaya menyiapkan
warga untuk menghadapi peluang baru terbentuknya masyarakat niaga.
Penekanannya terletak pada individualisme, hal itu disebabkan karena
adanya pergeseran dari budaya komunal masa lalu menuju relativisme
dalam bidang kepercayaan dan nilai. Aliran filsafat Plato dapat dilihat
sebagai suatu reaksi terhadap kondisi perubahan terus-menerus yang telah
meruntuhkan budaya Athena lama. Ia merumuskan kebenaran sebagai
sesuatu yang sempurna dan abadi (eternal). Dan sudah terbukti, bahwa
dunia eksistensi keseharian senantiasa mengalami perubahan. Dengan
demikian, kebenaran tidak bisa ditemukan dalam dunia materi yang tidak
sempurna dan berubah. Plato percaya bahwa disana terdapat kebenaran yang
universal dan dapat disetujui oleh semua orang. Contohnya dapat ditemukan
pada matematika, bahwa 5 + 7 = 12 adalah selalu benar (merupakan
kebenaran apriori), contoh tersebut sekarang benar, dan bahkan di waktu
yang akan datang pasti akan tetap benar. Idealisme dengan penekanannya
pada kebenaran yang tidak berubah, berpengaruh pada pemikiran
kefilsafatan. Selain itu, idealisme ditumbuh kembangkan dalam dunia
pemikiran modern.

C. Tokoh-tokoh Aliran Idealisme


Tokoh-tokohnya yaitu Rene Descartes (1596-1650), George Berkeley
(1685-1753), Immanuel Kant (1724-1804) dan George W. F. Hegel (1770-
1831). Seorang idealis dalam pemikiran pendidikan yang paling
berpengaruh di Amerika adalah William T. Harris (1835-1909) yang
menggagas Journal of Speculative Philosophy. Ada dua penganut idealis
abad XX yang telah berjuang menerapkan idealisme dalam bidang
pendidikan modern, antara lain J. Donald Butler dan Herman H. Horne.
Sepanjang sejarah, idealisme juga terkait dengan agama, karena keduanya
sama-sama memfokuskan pada aspek spiritual dan keduniawian lain dari
realitas.
D. Pandangan Beberapa Filsuf Mengenai Idealisme
1. Realitas
Filsafat idealisme memandang bahwa realitas akhir adalah roh, bukan
materi, bukan fisik. Parmenides, filosof dari Elea (Yunani Purba),
berkata, apa yang tidak dapat dipikikan adalah nyata. Plato, seorang
filosof idealisme klasik (Yunani Purba), menyatakan bahwa realitas
trakhir adalah dunia cita. Hakikat manusia adalah jiwanya, rohaninya,
yakni apa yang mind. Mind merupakan suatu wujud yang mampu
menyadari dunianya, bahkan sebagai pendorong dan penggerak semua
tingkah laku manusia. Jiwa (mind) merupakan faktor utama yang
menggerakkan semua aktivitas manusia, badan atau jasmani tanpa jiwa
tidak memiliki apa-apa.
2. Pengetahuan
Tentang teori pengetahuan, idealisme mengemukakan pandangannya
bahwa pengetahuan yang diperoleh melalui indera tidak pasti dan tidak
lengkap, karena dunia hanyalah merupakan tiruan belaka, sifatnya maya
(bayangan), yang menyimpang dari kenyataan yang sebenarnya,
pengetahuan yang benar hanya merupakan hasil akal belaka, karena akal
dapat membedakan bentuk spritual murni dari benda-benda di luar
penjelmaan materi.
Hagel menguraikan konsep Plato tentang teori pengetahuan dengan
mengatakan bahwa pengetahuan dikatakan valid, sepanjang sistematis,
maka pengetahuan manusia tentang realitas adalah benar dalam arti
sismatis. Dalam teori pengetahuan dan kebenaran, idealisme merujuk
pada rasionalisme dan teori koherensi.
3. Nilai
Menurut pandangan idealisme, nilai ini absolut. Apa yang dikatakan
baik, benar, salah, cantik, atau tidak cantik, secara fundemental tidak
berubah dari generasi ke generasi. Pada hakikatnya nilai itu tetap.
4. Pendidikan
menurut Horne, pendidikan merupakan proses abadi dari proses
penyesuaian dari perkembangan mental maupun fisik, bebas, dan sadar
terhadap Tuhan, dimanipestasikan dalam lingkungan Intelektual,
emosional dan berkemauan. Pendidikan merupakan pertumbuhan ke
arah tujuan, yaitu pribadi manusia yang ideal. Mengenai teori
pengetahuan, intelek atau akal memegang peran yang sangat penting dan
menetukan dalam proses belajar mengajar. Mereka yakin bahwa akal
manusia dapat memproleh pengetahuan dan kebenaran sejati. Jadi,
pengetahuan yang diajarkan disekolah harus besifat intelektual. Filsafat,
logika bahasa, dan matematika akan memperoleh porsi yang besar
dalam kurikulum sekolah. Inilah konsep pendidikan yang bedasarkan
pandangan idalisme.

E. Prinsip-prinsip Idealisme
1. Menurut idealisme bahwa realitas tersusun atas substansi sebagaimana
gagasan-gagasan atau ide (sprit). Menurut penganut idealisme, dunia
beserta bagian-bagiannya harus dipandang sebagai suatu sistem yang
masing-masing unsurnya saling berhubungan. Dunia adalah suatu
totalitas, suatu kesatuan yang logis dan besifat spritual.
2. Realitas atau kenyataan yang tampak di alam ini bukanlah kebenaran
yang hakiki, melainkan hanya gambaran atau dari ide-ide yang ada
dalam jiwa manusia.
3. Idealisme berpendapat bahwa manusia mengaggap roh atau sukma lebih
beharga dan lebih tinggi dari pada materi bagi kehidupan manusia. Roh
pada dasarnya dianggap sebagai suatu hakikat yang sebenarnya, sehingga
benda atau materi disebut sebagai penjelmaan dari roh atau sukma.
Demikian pula terhadap alam adalah ekspresi dari jiwa.
4. Idealisme borientasi kepada ide-ide yang theo sentris (berpusat kepada
Tuhan), kepada jiwa, spritualitas, hal-hal yang ideal (serba cita) dan
kepada norma-norma yang mengandung kebenaran mutlak. Oleh karena
nilai-nilai idalisme bercorak spritual, maka kebanyakan kaum idealisme
mempercayai adanya Tuhan sebagai ide tertinggi atau Prima Causa dari
kejadian alam semesta ini.

Anda mungkin juga menyukai