Anda di halaman 1dari 24

TOKOH-TOKOH MATEMATIKA

Oleh

Nama : Arif Mandala Putra

Kelas : XI IPA5

SMAN 27 TANGERANG
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena limpahan


rahmat dan hiadayat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “Tokoh-tokoh (Matematikawan), Aliran, dan Pengaruhnya“
sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Tak lupa penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah ikut berpartisipasi dalam membantu menyelesaikan makalah ini khususnya
kepada bapak / Ibu Guru. selaku pembimbing yang telah aktif mengeluarkan buah
pikirannya dalam menyelesaikan makalah ini.
Dan tak lupa pula penulis mengucapkan maaf kepada semua pihak, karena
kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah
kami dapat lebih baik dari sebelumnya. Terima kasih

Tangerang, 03 Juni 2023

Arif Mandala Putra

i
i
DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................


Kata Pengantar ........................................................................................................ i
Daftar isi ................................................................................................................ ii
Bab I Pendahuluan ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................
1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................
2
C. Tujuan Penulisan .........................................................................................
2
D. Manfaat Penulisan .......................................................................................
2
Bab II Kajian Pustaka.............................................................................................. 3
A. Tokoh-tokoh (Matematikawan) dalam Filsafat Pendidikan Matematika ....
3
B. Aliran-aliran Tokoh-tokoh (Matematikawan) ...........................................
10
C. Pengaruh dari Pemikiran (Ide) Tokoh-tokoh (Matematikawan) ................
11
Bab III Penutup ......................................................................................................
18
Kesimpulan ......................................................................................................
18
Daftar Pustaka .......................................................................................................
19
iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu adalah harta karun yang terpendam. Knowledge are treasures in the
deepest, the more we try to dig it, the more we feel stupid. The harder we try to get it,
the harder we lose it. Ilmu berawal dari bertanya dan mengalami kebingungan. Jika
kita mengalami kebingungan dan berusaha mencari jawaban dengan cara berfikir,
berarti kita sedang dalam taraf menggapai ilmu. Manusia hidup tidak akan pernah
bisa menghindar dari berfikir, karena jika manusia berhenti berfikir, berarti manusia
tersebut telah mati. Kematian manusia bukan saja kematian secara fisik. Manusia
yang tidak berfikir juga bisa dikatakan sebagai manusia yang telah mati, mati
fikirannya, atau bisa disebut sebagai mayat hidup, secara fisik manusia itu masih
hidup, akan tetapi fikirannya telah mati. Ilmu yang menuntut agar seseorang yang
mempelajarinya berfikir antara lain adalah filsafat dan matematika.
Ilmu matematika adalah ilmu yang menuntut agar manusia berfikir kritis,
kreatif, mampu melakukan abstraksi, menggunakan logikanya agar manusia tersebut
mampu memecahkan masalah. Dengan melatih kemampuan pemecahan masalah
yang ada dalam matematika, diharapkan manusia tersebut dapat menerapkan
matematika untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Filsafat adalah olah pikir yang refleksif. Filsafat itu meniru terminologi dunia.
Karena filsafat adalah olah pikir maka kita bisa memikirkan apapun walaupun
terbatas seperti memikirkan Tuhan itu terbatas. Filsafat dan ilmu adalah dua kata
yang saling terkait, baik secara substansial maupun secara historis, karena kelahiran
ilmu tidak lepas dari peranan filsafat, sebaliknya perkembangan ilmu memperkuat
keberadaan filsafat. Filsafat menuntut manusia agar berfikir secara cerdas, sehingga
manusia tersebut berkembang menuju level pemikiran pengetahuan selanjutnya.
Akan tetapi, terkadang manusia tidak menyadari keterbatasan dirinya, sehingga dia
selalu berusaha memikirkan segala hal di luar jangkauan kemampuan logika dan
akalnya. Sehingga kebingungan itu tidak mengantarkan dia ke level pemikiran
selanjutnya, namun malah menjadikan dia berputar-putar di siklus tiada henti, karena
manusia tersebut terkadang dalam memikirkan suatu hal tidak berada pada
koridornya, seperti kereta yang berusaha keluar dari rel, maka otomatis kereta
tersebut tergelincir dan jatuh. Untuk itulah, dalam berfilsafat, manusia perlu adanya

1
suatu definisi yang jelas mengenai apa yang boleh difikirkan dan yang tidak boleh dia
fikirkan, karena batas itu sudah di luar batas logikanya.
Untuk mengetahui lebih tentang bagaimana perkembangan filsafat, khususnya
tokoh-tokoh (Matematikawan), aliran-aliran, dan pengaruhnya maka dalam makalah
ini akan sedikit diuraikan tentang hal tersebut.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini antara lain:
1. Siapakah tokoh-tokoh filsafat (Matematikawan)?
2. Apakah aliran dari masing-masing tokoh-tokoh (Matematikawan) tersebut?
3. Bagaimanakah pengaruh pemikiran dari masing-masing tokoh-tokoh
(Matematikawan)?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini antra lain:
1. Untuk mengetahui tokoh-tokoh filsafat (Matematikawan).
2. Untuk mengetahui aliran dari masing-masing tokoh-tokoh (Matematikawan).
3. Untuk mengetahui pengaruh pemikiran (ide) dari masing-masing tokohtokoh
(Matematikawan).

D. Manfaat Penulisan
Manfaat peulisan ini adalah :
1. Bagi Penulis
Pembuatan tulisan ini dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah filsafat
pendidikan Matematika. Namun di luar itu, pembuatan tulisan ini sangat
memberikan manfaat kepada penulis sendiri. Dengan membaca beberapa sumber
yang dijadikan rujukan pembuatan tulisan ini, maka penulis telah banyak belajar
dan mendapatkan ilmu serta pengetahuan baru tentang filsafat dan tokoh-tokoh
(Matematikawan) yang tidak hanya memberikan sumbangsih dalam dunia
Matematika juga dalam dunia filsafat.
2. Bagi Pembaca
Dari tulisan ini, diharapkan pembaca dapat mendapatkan ilmu dan
pengetahuan baru tentang filsafat serta tokoh-tokoh (Matematikawan) yang tidak
hanya memberikan sumbangsih dalam dunia Matematika tetapi juga dalam dunia
filsafat dari berbagai pemikiran (ide) yang dituangkannya, serta aliran-alirannya,
maupun pengaruhnya dari tokoh tersebut.

2
BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tokoh-tokoh (Matematikawan) dalam Filsafat Pendidikan Matematika


Dalam penulisan makalah ini akan dibahas tokoh-tokoh (Matematikawan) dunia
yang berjasa dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Berikut ini 8 (delapan) tokoh
Matematikawan terkenal antara lain:

1.Thales (Yunani, 624-546 SM).

Thales adalah seorang filsuf. Tokoh ini akli dalam bidang

matematika, astronomi, fisika dan ilmu alam. Thales lahir

di Yunani dan kemudian pergi ke Mesir untuk belajar. Ia

mengukur ketinggian piramida dengan menggunakan

konsep ruang dan waktu untuk bangun serta memprediksi

peredaran Matahari. Tak heran ia disebut sebagai bapak

Matematika dan Astronomi

2. Phytagoras (Yunani, 582-493 SM)

Meskipun Phytagoras adalah master filsafat tapi dia juga

mempelajari musik dan ilmu-ilmu lainnya. Ia lahir di

Yunani dan kemudian ke Mesir dan Babilonia untuk

belajar. Phytagoras terkenal dengan bukti-bukti yang

menjelaskan bahwa dalam segitiga siku-siku, kuadrat dari

sisi miring sama dengan jumlah kuadrat dari kedua sisi

yang lainnya. Sebuah segitiga siku-siku yang sisi-sisinya

ke 3: 4: 5 adalah dasar dari proposisi matematika untuk perhitungan sudut dalam

segitiga a2 + b2 = c2

3
3. Euclides (Yunani, sekitar 300 SM)

Euclides menulis sebuah buku 13-volume geometri.

Dalam buku-bukunya ia menyatakan aksioma

(pernyataan sederhana) dan membangun semua bukti

tentang geometri berdasarkan aksioma. Contoh Euclides

aksioma adalah, “ada satu dan hanya satu garis lurus

garis lurus, di mana dua garis lurus melewati titik“.

Buku-buku menjadi karya-karyanya sangat penting dan menjadi acuan dalam materi

Geometri.

4. Archimedes (Yunani, 287-212 SM)

Archimedes mempelajar matematika, fisika dan membuat

banyak penemuan. Ia menemukan prinsip tuas yang dapat

menggerakkan benda berat hanya dengan sedikit usaha. Dia

menunjukkan hal ini dengan menggerakkan prinsip kapal

dengan tuas. Eucildes juga mengatakan, “jika saya diberi

sebuah tuas yang cukup panjang dan titik penumpu, saya

dapat memindahkan Bumi“. Euclides menggunakan

pengetahuannya tentang kepadatan untuk menemukan bahwa mahkota yang dibuat

untuk Raja dibuat dengan emas murni. Ia juga mempelajari lingkaran dan

menemukan rumus untuk keliling lingkaran dan luas lingkaran.

5. Ali bin Abi Thalib (Saudi Arabia 658-695 M)

Sejak kecil Ali bin Abi Thalib seperti berbagai ilmu dan berpartisipasi dengan Nabi

Muhammad. Kemudian Ali menikah dengan putri Rasul, Fatimah ra dan tinggal di

sangat sangat sederhana. Meski tinggal di kesederhanaan Ali tidak surut dalam

4
mencari ilmu pengetahuan, tak heran bila Rasul pernah bersabda, “Jika saya Kota

Ilmu maka Ali adalah gerbang“. Ketika nomor simbol awal dalam

matematika menggunakan huruf seperti yang pernah diajarkan oleh

orang Romawi sebagai Ali mempopulerkan simbol angka dalam

huruf Arab dengan yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 0 . Ali juga yang

menyederhanakan penulisan lambang dari angka Romawi di mana

sepuluh dengan “X”, dengan “C” ratus, seribu dengan “M” dan

seterusnya status penduduk tetap dengan menambahkan angka nol di belakangnya

seperti 10, 100, 1000 dan seterusnya.

6. Ibnu Sina (980 – 1037 M)

Ibnu Sina dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat

adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran

Persia (sekarang sudah menjadi bagian Uzbekistan). Ia juga

seorang penulis yang produktif dimana sebagian besar

karyanya adalah tentang filosofi dan pengobatan. Bagi

banyak orang, beliau adalah “Bapak Pengobatan Modern”

dan masih banyak lagi sebutan baginya yang kebanyakan

bersangkutan dengan karya-karyanya di bidang kedokteran.

Karyanya yang sangat terkenal adalah Qanun fi Thib yang merupakan rujukan di

bidang kedokteran selama berabad-abad. Dia adalah pengarang dari 450 buku pada

beberapa pokok bahasan besar. Banyak di antaranya memusatkan pada filosofi dan

kedokteran. Dia dianggap oleh banyak orang sebagai “bapak kedokteran modern.”

George Sarton menyebut Ibnu Sina “ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah

satu yang paling terkenal pada semua bidang, tempat, dan waktu.

5
7. Leonardo Da Vinci (Italia, 1452-1519 M)

Sejak kecil Leonardo Da Vinci telah menunjukkan kemampuan

khusus dalam bidang matematika, lukisan musik, dan daerah

lainnya. Secara khusus ia mencintai lukisan dan studi seni.

Sebagai seorang pelukis dan pematung, ia menghasilkan sebuah

karya, salah satunya yang terkenal karena lukisan Monalisa.

Sebagai arsitek terkemuka ia juga meninggalkan banyak karya-

karya besar dan monumental. Leonardo Da Vinci juga

mempelajari geometri dan menggunakan metode membuat subjek lukisan jatuh di

atas segitiga imajiner. Metode ini disebut komposisi piramida. Untuk melukis gambar

ruang pada kanvas datar ia menggunakan semua metode garis horizontal paralel

terlihat menuju titik tertentu. Metode ini dikenal dengan nama perspektif.

8. Copernicus (Polandia, 1.473-1.543 M)

Copernicus mempelajari astronomi, matematika, fisika, ilmu

pengetahuan, hukum dan kedokteran. Harinya umumnya

percaya bahwa Matahari, Bulan dan bintang bergerak

mengelilingi bumi karena bumi dianggap sebagai pusat tata

surya. Tapi Copernicus yakin bahwa pusat alam semesta

bukanlah bumi, namun Matahari di mana semua benda-benda

langit berputar mengelilingi matahari. Ini bertentangan

dengan filsafat pikiran Copernicus dan agama tradisional.

Yang terkenal mengungkapkan teorinya dalam bukunya berjudul “rotasi benda-

benda langit“. Ia mendapat ancaman hukuman mati atas teorinya tersebut oleh

Gereja, karena dianggap menentang dogma-dogma akademik yang dikeluarkan

Gereja.

6
9. Galileo Galilei (Italia, 1564-1642 M)

Galileo belajar matematika, fisika dan astronomi. Setelah orang

percaya bahwa kecepatan benda jatuh tergantung pada berat

benda dijatuhkan. Dalam teori itu disebutkan bahwa jatuhnya

benda yang lebih berat akan lebih cepat daripada benda ringan.

Galileo membantah teori atas dasar keyakinan bahwa kecepatan

jatuhnya sebuah benda tidak tergantung pada berat badan. Dia

membuktikannya dengan menjatuhkan dua potong logam yang satu lebih berat dari

yang lain dari atas Menara Miring Pisa. Bahkan pada titik ini semua orang setuju

teorinya benar, tapi hari dengan bukti secara langsung menerima teori bahwa orang

dengan takjub besar. Setiap saat ketika ia menonton berayun pada chandelier Gereja,

ia mencatat bahwa terlepas dari berapa banyak benda itu berayun ke samping, waktu

yang dibutuhkan untuk setiap gerakan 1 bolak-balik (getaran) adalah sama. Pada

akhir hidupnya Galileo Galilei dijatuhi hukuman mati oleh Gereja untuk mendukung

gagasan Copernicus bahwa bumi berputar mengelilingi matahari.

10. Rene Descartes (France 1.596-1.650 M)

Descartes mempelajari Matematika, fisika, politik dan filsafat.

Dia adalah orang yang pertama kali menggunakan sistem dua atau

tiga nomor seperti (A, B) atau (A, B, C) sebagai koordinat untuk

menggambarkan poin di pesawat atau di ruang angkasa. Dengan

cara ini pernyataan tentang gambar dalam geometri dari titik

digariskan oleh Euclides dapat diterjemahkan ke dalam pernyataan mengenai angka.

Menurut saga, Descartes mendapat ide ketika ia sedang terbaring sakit di tempat

tidur.

7
11. Blaise Pascal (Prancis 1.623-1.662 M)

Blaise Pascal adalah seorang ahli matematika, fisika, teologi

serta penyair. Pascal menjadi sangat tertarik pada

matematika, khususnya geometri ketika dia 6 atau 7 tahun.

Ketika itu ayahnya menyingkirkan buku matematika karena

ia percaya bahwa anak-anak tidak harus belajar bahwa

dalam sebuah buku yang sulit. Namun Pascal masih

mempelajarinya secara sembunyi-sembunyi. Pada usia 12

tahun tanpa memperoleh bantuan orang lain, ia menemukan bahwa jumlah semua

sudut dalam sebuah segitiga selalu 180. Dia menunjukkan kepada ayahnya dan

menjelaskan dengan jelas. Ayahnya begitu terpana sampai akhirnya diperbolehkan

anaknya terus belajar matematika dengan impunitas. Dalam 19 tahun Pascal telah

menemukan mesin hitung yang menggunakan roda gigi. Dalam fisika, ia menemukan

prinsip tekanan dalam cairan maka prinsip ini diabadikan dirinya.

12. Seki Takakazu (Japan 1.642-1.708 M)

Pada waktu hidupnya, Jepang menggunakan sistem angka

Cina daripada sistem berbelit-belit dari angka Arab untuk

mewakili angka. Mereka juga menggunakan alat-alat yang

terbuat dari kayu (disebut Sangi) yang pertama kali

dikembangkan di China kuno untuk membangun metode

pengukuran. Pada saat itu metode yang luas untuk mengukur

Seki menemukan luas daerah yang dibatasi oleh kurva kurva

atau volume benda ruang yang saat ini disebut “integral“.

8
13. Isaac Newton (Perancis, 1.642-1.727 M)

Isaac Newton adalah salah satu matematikawan besar serta fisika

belajar. Ia menemukan hukum gravitasi dan menyimpulkan teori

bahwa gravitasi adalah gaya tarik obyek ke obyek lain. Semakin

jauh jarak antara dua benda semakin lemahlah gaya gravitasi

antara dua benda. Gerak Bulan mengelilingi bumi dapat

dijelaskan dengan hukum gravitasi. Newton juga menemukan

hukum gerak yang merupakan dasar dari dinamika. Dia tertarik

dengan astronomi dan menemukan jenis teleskop reflektor akhirnya diabadikan

dengan namanya.

14. Gottfried Wilhelm Leibniz (Jerman 1.646-1.716 M)

Ayah Gottfried Wilhelm Leibniz adalah seorang profesor di

Universitas tetapi meninggal ketika langkah Leibniz pada usia

enam. Sejak itu kaum muda belajar sendiri dan Leibniz

membantu dengan bimbingan ibunya. Belajar mandiri membuat

Leibniz bebas dari cara berpikir tradisional. Ia dan Newton

merumuskan gagasan dasar tentang “kalkulus differensial“.

15. Johan Gauss (Jerman 1.777-1.885 M)

Johann Gauss adalah seorang jenius dalam aritmatika. Ketika

ia berusia 9 tahun seorang guru kepada siswa di kelasnya untuk

menambah deretan angka 1 2 3 … 40. Gauss hanya

membutuhkan waktu beberapa saat saja tanpa menulis apapun

untuk mendapatkan jawaban yang 820. Saat dewasa ia menjadi

salah satu tokoh Matematikawan terkenal dunia.

9
B. Aliran-aliran Tokoh-tokoh (Matematikawan)
1. Thales (Aliran Monisme)
Aliran monisme ini mengenal bahwasanya semua yang berada pada alam ini
berasal dari satu unsur yang kekal,abadi, tak terhingga dan tak terhitung. Peletakan
konsep ketuhanan berasal dari aliran ini. Penganutnya berpendapat bahwa hanya satu
hakikat dari semua ini.
2. Phytagoras (Aliran Relativisme)
Filsafat Relativisme (Pluralisme) ini, adalah paham yang berdasarkan pemikiran
dasar bahwa “Kebenaran itu sesungguhnya (adalah) relatif”. Maka karenanya pula,
”seluruh versi kebenaran dapat saja menjadi benar”, yang dalam hal ini bahkan masih
pula bergantung kepada pemikiran, perasaan, hawa nafsu, dan lain-lain, dari para
pemikirnya; manusia, tentu saja. 3. Aristoteles (Aliran Realisme)
Realisme merupakan filsafat yang memandang realitas secara dualitis. Realisme
berbeda dengan materialisme dan idealisme yang bersifat monistis. Realisme
berpendapat bahwa hakikat realitas ialah terdiri atas dunia fisik dan dunia rohani.
Realisme membagi realitas menjadi dua bagian, yaitu subjek yang menyadari dan
mengetahui di satu pihak, dan di pihak lainnya adalah adanya realita di luar manusia,
yang dapat dijadikan sebagai objek pengetahuan manusia.
4. Plato dan Socrates (Aliran Idealisme)
Aliran idealisme adalah suatu pandangan dunia atau metafisik yang mengatakan
bahwa realitas dasar terdiri atas, atau sangat erat hubungannya dengan ide, pikiran
atau jiwa.
5. Leonhard Euler (Aliran Empirisme)
Aliran empirisme menekankan pengalaman sebagai sumber pengetahuan, ide-ide
tak ada yang bersifat bawaan, benak manusia yang seperti kertas putih yang
menunggu untuk diisi pengetahuan yang berasal dari pengalaman. Euler dan
temannya Daniel Bernoulli adalah lawan dari Leibnizmonadism dan filsafat Wolff
Kristen (aliran rasionalisme). Euler bersikeras bahwa pengetahuan adalah didirikan di
bagian atas dasar hukum yang tepat kuantitatif, sesuatu yang Wolffii monadism dan
ilmu pengetahuan tidak mampu menyediakan.

10
6. Rene Descartes dan Blaise Pascal (Aliran Rasionalisme)
Aliran rasionalisme, yang berpandangan bahwa semua pengetahuan bersumber
dari akal, dan akalah yang mampu menangkap ide tentang semesta secara jernih dan
gamblang. Rasionalisme ada dua macam, yaitu dalam bidang agama dan dalam
bidang filsafat. Dalam bidang agama, aliran rasionalisme adalah lawan dari otoritas
dan biasanya digunakan untuk mengkritik ajaran agama. Adapun dalam bidang
filsafat, rasionalisme adalah lawan dari empirisme dan sering berguna dalam
menyusun teori pengetahuan. Hanya saja, empirisme mengatakan bahwa pengetahuan
diperoleh dengan jalan mengetahui objek empirisme, sedangkan rasionalisme
mengajarkan bahwa pengetahuan diperoleh dengan cara berfikir, pengetahuan dari
empirisme dianggap sering menyesatkan. Adapun alat berfikir adalah kaidah-kaidah
yang logis.

C. Pengaruh dari Pemikiran (Ide) Tokoh-tokoh (Matematikawan)


Berikut ini akan dibahas tentang pemikiran (ide) dari tokoh-tokoh
(matematikawan) dan pengaruh dari pemikiran (ide) tersebut

1. Thales (Yunani, 624-646 SM)


Thales merupakan filosof pertama yang mengilhami tentang asal usul alam. Dia
telah menanyakan pada akal sehatnya tentang “dari apa alam ini terbentuk?”. ini
adalah pertanyaan yang bernilai filsafat dan akan menjadi sebuah pemikiran yang
cerdas dan mendalam. Terlepas dari apapun jawabannya, dia telah memelopori
munculnya kaidah filsafat. Sebagai orang pertama yang berpikir tentang materi
materi pembentuk alam raya ini. Dia membangun sebuah pandangan filosofi
penciptaan alam yang terbuat dari air. Pemikiran tersebut dijadikan Aristoteles
sebagai dasar pemikirannya selanjutnya. Dia melihat suatu dinamika air yang
menyebabkan bumi ini seakan hidup. Dalam asumsinya, Thales menyatakan bahwa
air adalah partikel yang pada keadaan tertentu akan mengalami solidifikasi
(pembekuan) dan liquidisasi (mencair) yang pada keadaan tertentu mampu
menimbulkan getaran gempa dan mempengaruhi pergerakkan bintang. Dari konsep
penemuan Thales ini menyatakan bahwa Thales mampu menghitung gejala gerhana
matahari dengan tepat.

11
2. Phytagoras (582-493 SM)
Pythagoras membuat kontribusi berpengaruh terhadap filsafat dan ajaran agama
pada akhir abad ke-6 SM. Ia sering dipuja sebagai matematikawan besar, mistik dan
ilmuwan, tapi dia adalah yang terbaik dikenal dengan teoremanya. Dikenal sebagai
"Bapak Bilangan", dia memberikan sumbangan yang penting terhadap filsafat dan
ajaran keagamaan pada akhir abad ke-6 SM. Kehidupan dan ajarannya tidak begitu
jelas akibat banyaknya legenda dan kisah-kisah buatan mengenai dirinya. yang dapat
memberikan poin penting ajarannya sampai batas kecil. Doktrin Phytagoras antara
lain bahwa fenomena yang tampak berbeda dapat memiliki representative
matematika yang identik (cahaya, magnet, listrik dapat mempunyai persamaan
diferensial yang sama).Salah satu peninggalan Pythagoras yang terkenal adalah
teorema Pythagoras, yang menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga
siku-siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi
sikusikunya). Dikatakan bahwa ia adalah orang pertama yang menyebut dirinya
seorang filsuf, atau pecinta kebijaksanaan dan ide-ide Pythagoras yang memberikan
pengaruh nyata dilaksanakan oleh Plato, dan melalui dia, semua filsafat Barat.
Bagi “Pythagoras” manusia itu adalah ukuran bagi segalanya, baik yang ada
karena adanya. Bagi yang tidak ada karena tidaknya. Maksudnya bahwa semuanya
itu harus ditinjau dari pendirian manusia sendiri-sendirinya. Kebenaran umum tidak
ada. Pendapatku adalah hasil pandanganku sendiri. Apa ia juga benar bagi orang lain,
sukar mengatakannya, boleh jadi tidak. Apa yang ku katakan baik boleh jadi jahat
bagi orang lain; apa yang ku katakan bagus, boleh jadi buruk dalam pandangannya.
Alam ku adalah bagiku sendiri. Orang lain mempunyai alamnya sendiri pula.
Pandangan berubah-ubah menurut yang dipandang, yang benar seorang besok
barangkali tidak lagi. Bukan kejadian di dunia saja berlalu dan bergerak secaradrasa,
tetapi juga pandangan manusia. Dan bukan barang yang dipandang itu saja bergerak,
juga pancaindera yang memandang. Sebab itu tiap-tiap pandangan bergantung kepada
dua macam. Mencari pengetahuan juga memandang, sekalipun memandang dari
dalam dengan jiwa dan pikiran, sebagaimana pandangan mata berdasar kepada dua
macam gerakan, demikian juga pandangan pikiran.
Pythagoras meragukan adanya Allah-Allah (Tuhan). Pendapatnya tentang
AllahAllah dapat disebut skeptisisme, yang berarti tidak mungkin mencapai
kebenaran. Hal ini cocok dengan relativisme yang diajarkannya. Karena, pendapatnya

12
yang meragukan Allah-Allah itu, Pythagoras dituduh sebagai orang munafik dan
bukubukunya tentang agama dibakar

. 3. Aristoteles (Yunani, 384-322 SM)


Aristoteles memiliki pemikiran bahwa materi tidak mungkin tanpa bentuk karena
ia ada (eksis), hal ini merupakan pemikiran yang berlawanan dengan Plato yang
menyatakan teori tentang bentuk-bentuk ideal benda. Pemikiran lain Aristoteles
adalah tentang gerak, dimana ia mengatakan bahwa semua benda bergerak menuju
satu tujuan, sebuah pendapat yang dikatakan bercorak teleologis. Karena benda tidak
dapat bergerak dengan sendirinya maka harus ada penggerak dimana penggerak itu
harus mempunyai penggerak lainnya hingga tiba pada penggerak pertama yang tak
bergerak, yang kemudian disebut dengan theos, yaitu yang dalam pengertian Bahasa
Yunani sekarang dianggap berarti Tuhan.
Meskipun sebagian besar ilmu pengetahuan yang dikembangkannya terasa lebih
merupakan penjelasan dari hal-hal yang masuk akal (common-sense explanation),
banyak teori-teorinya yang bertahan bahkan hampir selama dua ribu tahun lamanya.
Hal ini terjadi karena teori-teori tersebut dianggap masuk akal dan sesuai dengan
pemikiran masyarakat pada umumnya, meskipun kemudian ternyata bahwa teori-
teori tersebut salah total karena didasarkan pada asumsi-asumsi yang keliru. Dapat
dikatakan bahwa pemikiran Aristoteles sangat berpengaruh pada pemikiran
Barat dan pemikiran keagamaan lain pada umumnya. Penyelarasan pemikiran
Aristoteles dengan teologi Kristiani dilakukan oleh Santo Thomas Aquinas pada abad
ke-13, dengan teologi Yahudi oleh Maimonides (1135 – 1204), dan dengan teologi
Islam oleh Ibnu Rusyid (1126 – 1198). Bagi manusia abad pertengahan, Aristoteles
tidak saja dianggap sebagai sumber yang otoritatif terhadap logika dan metafisika,
melainkan juga dianggap sebagai sumber utama dari ilmu pengetahuan, atau "the
master of those who know", sebagaimana yang kemudian dikatakan oleh Dante
Alighieri

4. Plato (Athena, 427-347 SM)


Karyanya yang paling terkenal ialah Republik (dalam bahasa Yunani Πολιτεία
atau Politeia, "negeri") yang di dalamnya berisi uraian garis besar pandangannya

13
pada keadaan "ideal". Dalam pemikiran ini, Plato memisahkan kenyataan yang
terlihat dalam alam lahir dengan jiwa yang abstrak (idea). Idea berlaku tanpa
bergantung kepada pandangan dan pendapat orang banyak. Idea timbul semata-mata
karena kecerdasan berfikir. Idea pada hakikatnya sudah ada, tinggal mencarinya saja.
Idea menurut paham plato tidak saja pengertian jenis, tetapi juga bentuk dari pada
keadaan yang sebenarnya. Idea bukanlah suatu pikiran, melainkan suatu realita. Ini
semacam pendapat Parmenides tentang adanya satu hal yang kekal, dan tidak
berubah-ubah. Tetapi yang baru dalam ajaran Plato ini ialah pendapatnya tentang
suatu dunia yang tidak bertubuh.
Plato percaya bahwa ada dua dunia di alam yang kita huni ini. Pertama, dunia
spiritual atau dunia mental yang bersifat abadi, permanen, berurutan, teratur, dan
universal. Di dalamnya terdapat nilai-nilai yang murni dan asli, kemudian
kemutlakan dan kesejatian kedudukannya lebih tinggi dari yang nampak, karena idea
merupakan wujud yang hakiki. Kedua, dunia penampakan yaitu dunia pengalaman
melalui penglihatan, sentuhan, bau, rasa, dan suara yang sifatnya berubah, tidak
sempurna, dan tidak teratur. Apa yang dialami kita selaku makhluk hidup dalam
lingkungan ini seperti ada yang datang dan pergi, ada yang hidup dan ada yang mati
demikian seterusnya. Pembagian ini berdasar pada hakekat dualitas manusia, yaitu
Jiwa dan Raga. Keberadaan idea tidak nampak dalam wujud lahiriah tetapi gambaran
yang asli hanya dapat dipotret oleh jiwa murni. Alam dalam pandangan idealisme
adalah gambaran dari dunia idea sebab posisinya tidak menetap sedangkan yang
sangat absolut dan kesempurnaannya sangat mutlak, tidak bisa dijangkau oleh
material. Pada kenyataannya idea digambarkan dengan dunia yang tidak terbentuk
demikian jiwa bertempat di dalam dunia yang tidak bertubuh yang dikatakan dunia
idea. Dialog Plato telah digunakan untuk mengajar berbagai mata pelajaran, termasuk
filsafat, logika, etika, retorika dan matematika.

5. Socrates (427-347 SM)


Ajaran bahwa semua kebenaran itu relatif telah menggoyahkan teori-teori sains
yang telah mapan mengguncangkan keyakinan agama. Inilah yang menyebabkan
kebingungan dan kekacauan dalam kehidupan. Inilah sebabnya Socrates harus
bangkit ia harus meyakinkan orang Athena bahwa tidak semua kebenaran yang
umum yang dapat dipegang oleh semua orang. Sebagian kebenaran memang relatif
tetapi tidak semuanya. Sayangnya Socrates tidak meninggalkan tulisan. Ajaran kita

14
peroleh dari tulisan-tulisan muridnya terutama Plato, kehidupan Socrates (470-399
SM) berada ditengah-tengah keruntuhan imperium Athena. Tahun terakhir hidupnya
sempat menyaksikan keruntuhan Athena oleh kehancuran orang-orang Oligarki dan
orang-orang Demokratis. Ajaran ini ditujukan untuk menentang ajaran relatifisme
sophis. Ia ingin menegakkan sains dengan agama. Ada perbedaan yang sangat
penting antara sophis dan Socrates; Socrates tidak menyetujui relatifisme kaum
sophis. Orang sophis beranggapan bahwa semua pengetahuan adalah relatif
kebenarannya tidak ada pengetahuan yang bersifat umum.
Didalam dialog yang berjudul Phaidon, Plato menceritakan percakapan Socrates
dengan para muridnya pada hari terakhir hidupnya. Sekalipun Socrates telah tiada
ajarannya tersebar justru dengan cepat karena kematiannya itu. Orang mulai
mempercayai adanya kebenaran umum.
Socrates juga telah menjadi terkenal karena kontribusinya pada bidang etika dan
inilah Socrates Platonis yang juga meminjamkan namanya sebagai konsep Socrates
ironi dan metode Socrates atau Elenchus dan juga merupakan alat yang umum
digunakan dalam berbagai diskusi dan merupakan jenis pedagogi di mana
serangkaian pertanyaan yang diajukan tidak hanya untuk menggambar jawaban
individu, tetapi juga untuk mendorong wawasan mendasar dalam masalah di tangan.
Socrates yang juga membuat kontribusi penting dan abadi untuk bidang epistemologi
dan logika, dan pengaruh ide-ide dan pendekatan yang tetap kuat dalam memberikan
landasan bagi filsafat Barat yang telah banyak yang diikuti.

6. Leonhard Euler (1707-1783 M)


Euler mengenalkan banyak notasi dan terminologi matematika modern, terutama
untuk analisis matematika, seperti konsep fungsi matematika. Ia menerapkan
kalkulus pada getaran cahaya dan menghitung hubungan sistematis antara densetas
dan elastisitas. Ia juga memberi kontribusi besar pada bentuk modern geometri,
trigonometri, dan aljabar. Dia juga dikenal melalui karyanya dalam mekanika,
dinamika fluida, optik, dan astronomi (mendiagramkan posisi planet-planet dan bulan
menjadi basisi untuk menentukan garis bujur).

7. Rene Descartes (France, 1.596-1.650 M)


Descartes merupakan tokoh penting dalam sejarah pikiran manusia, karena dia
adalah bapak filsafat eksitensial modern. Filsafatnya berdiri kokoh diatas dasar yang

15
cukup pasti untuk mendukung bangunan pengetahuan yang tidak dapat diragukan. Ia
memisahkan fenomena ke dalam eksistensi dan esensi, dengan memberikan prioritas
kepada unsur eksistensi melebihi esensi, dalam doktrinnya yang sangat terkenal yakni
COGITO ERGO SUM atau I Think, therefore I am (saya berpikir, karena itu saya
ada).
Descartes juga adalah tokoh penting dalam sejarah psikologi, khususnya dengan
pandangannya mengenai interaksionisme dari jiwa dan badan, dan konsep
mekanismenya mengenai sistem saraf. Dia mengemukan bahwa jiwa dan badan
berbeda substansi, namun keduanya melakukan interaksi pada sisi kelenjar pinealis,
yaitu kelenjar kecil yang terletak jauh di dalam otak. Ia yakin bahwa jiwa itu
menggerakkan semangat binatang yang mengalir sepanjang urat-urat syaraf, dan
merangsang otot-otot untuk bergerak. Teori Descartes mengenai interaksionisme
merupakan perintis jalan bagi sistem paralelistik dari kesadaran yang dikembangkan
Wundt dan Tichener, dan teorinya mengenai jiwa binatang yang merupakan pelopor
bagi pengertian kontemporer kita sekarang tentang impuls syaraf.
Tidak hanya dalam memajukan filsafat, namun juga mendorong
penemuanpenemuan baru ilmu pengetahuan dan teknologi. Berkat optimisme
terhadap kemampuan akal pikiran, Iptek di dunia Barat berkembang pesat. Dunia
Barat menjadi pusat kemajuan dunia, yang akhirnya menyebar ke seluruh penjuru
dunia.

8. Blaise Pascal (Prancis, 1.623-1.662 M)


Pascal adalah filsuf yang menganut paham rasionalis Descartes. Hanya saja,
cakupan Pascal dalam mengartikan rasionalisme lebih luas. Sebelumnya,
Descartes memahami rasionalisme hanya pada penekanan atas rasio manusia yang
bisa membawa orang sampai pada kebenaran dan tidak ada sarana yang lain selain
rasio. Paham ini mengalami perkembangan oleh Pascal. Bagi Pascal, rasio saja tidak
cukup untuk mengerti sesuatu yang lebih tinggi dari ilmu pengetahuan alam.
Bagaimanapun rasio tidak mampu sampai pada pengertian akan Yang Maha Kuasa.
Dengan kesadaran tersebut, Pascal meyakini bahwa ada sarana lain yang bisa
digunakan manusia untuk sampai pada iman akan Yang Maha Kuasa. Sarana tersebut
adalah hati manusia.
Pascal dikagumi banyak orang, khususnya di Prancis tempat ia dilahirkan. Prancis
menjadi tempat dan pemberi sarana bagi Pascal dalam mewujudnyatakan pokok

16
pemikirannya. Sebagai seorang guru, ia punya banyak murid yang nantinya
melanjutkan dan mengembangkan pokok-pokok pemikirannya. Karya-karya Pascal
yang telah disatukan oleh para muridnya dalam buku Pensees de Pascal (Pemikiran
Pascal) menjadi satu kekayaan tersendiri bagi dunia hingga kini. Banyak filsuf
modern yang tertarik dengan tulisan Pascal sehingga mereka melanjutkan dan
mendalami kembali apa yang sudah dirintisnya. Pemikiran tentang hati (Le Coeur)
dan pertaruhan (Le Pari) dalam karya tulis Pascal sungguh mendapatkan perhatian
dan hangat dibahas oleh para filsuf terutama bagi perkembangan pemikiran filsafat
pada zaman modern.
Adapun pemikiran dari Blaise Pascal mempunyai beberapa pemikiran tentang:
Le Coeur ( Hati)
“Le couer a ses raison ne connait point”yang artinya bahwa hati mempunyai
alasan-alasan yang tidak dimengerti oleh rasio. Hal ini adalah ungkapan Blaise Pascal
yang sangat terkenal. Dengan pernyataan ini Pascal tidak bermaksud menunjukkan
bahwa rasio dan hati itu bertentangan.
Le Pari (Pertaruhan)
Le Pari atau pertaruhan adalah Argumen Pascal lainnya yang terkenal. Gagasan
ini terkait dengan persoalan mengenai ada tidaknya Allah dalam sejarah filsafat. Ada
orang-orang yang skeptic yang kerap kali mencemooh orang-orang Kristen yang
percaya bahwa Allah itu ada sementara mereka sendiri tidak dapat membuktikan
secara rasional bahwa Allah itu ada. Kemudian ia membuat sebuah pertaruhan
mengenai ada atau tidaknya Allah.

17
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun beberapa tokoh-tokoh (Matematikawan) dunia yang juga merupakan ahli
filsuf yang diuraikan dalam makalah ini antara lain : Thales (Yunani, 624-646 SM),
Phytagoras (582-493 SM), Aristoteles (Yunani, 384-322 SM), Plato (Athena, 427-
347 SM), Socrates (427-347 SM), Leonhard Euler (1707-1783 M), Rene Descartes
(France, 1.596-1.650 M), dan Blaise Pascal (Prancis, 1.623-1.662 M).
Thales merupakan filosof pertama yang mengilhami tentang asal usul alam dan
menganut aliran fisafat Monisme. Dia membangun sebuah pandangan filosofi
penciptaan alam yang terbuat dari air. Pemikiran tersebut dijadikan Aristoteles
sebagai dasar pemikirannya selanjutnya. Phytagoras menganut paham aliran
Relativisme. Bagi “Pythagoras” manusia itu adalah ukuran bagi segalanya, baik yang
ada karena adanya. Bagi yang tidak ada karena tidaknya. Dikenal sebagai "Bapak
Bilangan", dia memberikan sumbangan yang penting terhadap filsafat dan ajaran
keagamaan pada akhir abad ke-6 SM. Aristoteles menganut paham aliran Realisme.
Aristoteles memiliki pemikiran bahwa materi tidak mungkin tanpa bentuk karena ia
ada (eksis) dan pemikiran Aristoteles sangat berpengaruh pada pemikiran Barat dan
pemikiran keagamaan lain pada umumnya.
Plato dan Socrates menganut paham aliran Idealisme. Pemikiran Plato
memisahkan kenyataan yang terlihat dalam alam lahir dengan jiwa yang abstrak
(idea). Sementara pemikiran filsafat Socrates ditujukan untuk menentang ajaran
relatifisme sophis. Ia ingin menegakkan sains dengan agama. Sekalipun Socrates
telah tiada ajarannya tersebar justru dengan cepat karena kematiannya itu. Orang
mulai mempercayai adanya kebenaran umum.

18
Rene Descartes dan Blaise Pascal menganut paham aliran Rasionalisme.
Descartes memisahkan fenomena ke dalam eksistensi dan esensi sementara.
Sementara karya-karya Pascal yang telah disatukan oleh para muridnya dalam buku
Pensees de Pascal (Pemikiran Pascal) menjadi satu kekayaan tersendiri bagi dunia
hingga kini yaitu pemikiran tentang hati (Le Coeur) dan pertaruhan (Le Pari).

Daftar Pustaka

http://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat_matematika. diakses tanggal 22 November 2014

https://id.wikipedia.org/wiki/Aristoteles. diakses 23 Oktober 2016

http://www.si-pedia.com/2014/11/biografi-dan-pemikiran-filsafat-plato.html. diakses
tanggal 27 Oktober 2016

http://www.athba.net/2013/07/11-tokoh-yunani-yang-mempengaruhi-di.html. diakses
tanggal 27 Oktober 2016

Ihsan,A,Fuad. 2013. Filsafat Ilmu. Jakarta: Rineka Cipta.

Ladidlaus Naisaban. Para Psikolog Terkemuka Dunia: Riwayat Hidup, Pokok


Pikiran, Dan Karya. https://books.google.co.id/books?isbn=9797329747.
(diakses tanggal 23 Oktober 2016)

Lia Nuriasih. 2012.http://ku-mathitung.blogspot.co.id/p/sejarah-matematika.html.


diakses tanggal 25 Oktober 2016

Machmud. 2011. http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JIN/article/view/752. diakses


tanggal 22 November 2014

Muhammad Nurdin Fathurrohman. 2016.


https://blogpenemu.blogspot.co.id/2014/04/biografi-diophantus-
bapakaljabar.html. diakses tanggal 26 Oktober 2016

Mustafa, Mustari., 2013, Filsafat dan Ilmu Pengetahuan : Pilar Kaki Langit
Peradaban, Alauddin University Press, Makassar

19
Nailul Hasibuan. 2014.
http://www.slideshare.net/NailulHimmiJNE/filsafatmatematika-42146206.
diakses tanggal 25 Oktober 2016

Surajiyo. 2012. Ilmu Fisafat Suatu Pengantar. Jakarta: Bumi Aksara.

Suyitno, H. 2007. Bukti Matematika menurut wittgenstein. Jurnal MIPA Vol. 30


No.3.

Wibowo, S. 2012. Kajian Filsafat Ilmu Dan Filsafat Pendidikan Tentang Relativisme
Kultural Dalam Perspektif Filsafat Moral. Jurnal Prodi PGSD vol. 2, no. 1.

20

Anda mungkin juga menyukai