Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Kelompok 1
KELAS 1B
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Phytagoras” ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Filsafat
kontekstual, dan Peran Filsafat dalam Teorema Phytagoras. Terima kasih penulis
ucapkan kepada Bapak Dr. Nahor Murani Hutapea, M.Pd selaku dosen pengampu
mata kuliah ini yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan pada penulis.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................................... 16
B. Saran.......................................................................................................... 16
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika adalah ilmu yang berperan penting dalam berbagai disiplin ilmu
langsung akan meningkatkan pola pikir manusia. Melihat besarnya peran ilmu
mengajar yang efektif dan efisien pada semua mata pelajaran, salah satunya adalah
pada materi Teorema Phytagoras. Teorema Phytagoras adalah salah satu dari materi
yang berkaitan dengan pemecahan masalah. Oleh karena itu pentingnya ilmu
menjadi bermakna.
1
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis mengangkat tema pentingnya
Phytagoras.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
Makalah ini akan sangat bermanfaat untuk menambah wawasan kita tentang
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Bigorafi Phytagoras
Pythagoras lahir pada tahun 570 SM, di pulau Samos, di daerah Ionia. (582
seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang berbeda dari filsuf-filsuf lain. Dia
usahanya untuk berguru, menimba ilmu pada imam-imam di Mesir. Disini ia belajar
berbagai macam misteri. Selain itu, Phytagoras juga berguru pada imam-imam
Caldei untuk belajar Astronomi, pada para imam Phoenesia untuk belajar Logistik
dan Geometri.
Tuhan saja, oleh karenanya ia tidak mau disebut sebagai orang arif sperti Thales,
akan tetapi menyeburt dirinya sebagai philosophes yaitu pencipta kearifan. Istilah
3
philosophos ini kemudian menjadi philosophia yang terjemahnya secara harfiah
adalah cinta kearifan atau kebijakan. Sampai sekarang secara etimologi dan
sikusiku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-
sikunya).
Walaupun fakta di dalam teorema ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya
sikusiku sama dengan kuadrat sisi miring. Hubungan ini telah dikenal sejak zaman
Babilonia dan Mesir kuno, meskipun mungkin belum dinyatakan secara eksplisit
seperti di atas. Sekitar pertengahan tahun 4000 dalam kalender Babilonia (sekitar
tahun1900 SM) dalam koleksi dari Columbia University, New York terdapat daftar
4
kolom nomor yang menunjukkan apa yang sekarang kita sebut Triples Pythagoras
gedunggedung mereka. Tali memiliki panjang 12 knot, yang dapat dibentuk menjadi
derajat. Ada bukti lebih lanjut yang membuktikan bahwa hubungan Pythagoras
sudah lebih dahulu dikenal sebelum lahirnya teorema Phytagoras yang sangat
terkenal itu. Pola ubin seperti yang ditampilkan di bawah ini adalah ciri khas yang
akan terlihat bahwa masing-masing ada 8. Sedangkan di sisi miring dari segitiga,
pola ubin semacam itu, yang tentu saja menjadi bukti Teorema
Pythagoras.
5
Setelah ditemukan oleh kelompok Pythagoras, namun menolak untuk
tersebut. Salah satunya adalah dengan cara berikut. Dimulai dengan segitiga
sikusiku sama kaki dengan kaki panjang 1, kita dapat membangun segitiga siku-
siku di sampingnya yang hypotenuses panjangnya adalah sqrt 2, sqrt 3, sqrt 4, sqrt
5, dan seterusnya. Konstruksi ini sering disebut sebagai Square Root Spiral.
Walaupun fakta di dalam teorema ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya
Pythagoras, namun teorema ini dikreditkan kepada Pythagoras karena beliaulah yang
kuadrat sisi miring sama dengan jumlah kuadrat sisi-sisi lainnya. Secara umum,
6
dinyatakan = + . Banyak buku menuliskan
teorema ini sebagai dengan c adalah sisi miring.
Pembuktian pertama:
Pada gambar 5 di atas, terdapat empat segitiga siku-siku yang sebangun dan sama
besar, persegi dengan panjang sisi c dan persegi dengan panjang sisi a + b. Luas
keempat segitiga siku-siku adalah 2ab, luas persegi yang di dalam adalah dan
luas persegi yang besar (yang terluar) adalah = +2ab+ Dari gambar
Luas persegi yang terluar = luas persegi yang di dalam + 4 luas segitiga siku-siku.
+ 2ab + = + 4.
+ 2ab + = + 2 ab
+ 2ab + – 2ab =
7
+ =
Terbukti bahwa = +
Pembuktian kedua:
25 = 9 + 16 52 = 32
+ 42 c2 = a2 + b2
terbukti
8
Pembuktian ketiga
(Sumardiyono:2016)
Ketiga pembuktian di atas adalah sebagian pembuktian yang dilakukan oleh para
bangun datar, bangun ruang, kesebangunan, dan materi geometri lainnya. Selain itu
9
Penerapan Teorema Phytagoras akan disajikan ke dalam contoh-contoh soal
berikut:
Contoh Soal 1
meter. Jarak anak di tanah dengan titik yang tepat berada di bawah layanglayang
Penyelesaian:
Di mana AB merupakan jarak anak di tanah dengan titik yang tepat berada di bawah
BC = √(AC2 – AB2)
BC = √(2502 – 702)
BC = √(62500 – 4900)
BC = √57600
BC = 240 m
10
Contoh Soal 2
Sebuah kapal berlayar kearah utara sejauh 9 km, lalu berbelok kea rah barat sejauh
Penyelesaian:
Misalkan, titik P adalah titik awal kapal berlabuh, lalu berlayar ke arah utara (U)
sejauh 9 km, berarti PU = 9 km. Kemudian, ke arah barat (B) sejauh 12 km, berarti
UB = 12 km. Jaraknya sekarang dari titik awal diwakili oleh PB. Panjang
= 9² + 12²
= 81 + 144 = 225
PB
Jadi, jarak kapal sekarang dari titik awal keberangkatan adalah 15 km.
11
E. Peran Filsafat Dalam Pembelajaran Matematika
bukan hanya sekedar bisa berhitung atau mensubtitusikan ke rumus saja tetapi
atau mengerti logika, juga imajinasi dan kreativitas, dan sekiranya dipergunakan
dalam lingkungan sekolah , yaitu antara guru dan siswa maka kuncinya adalah
sistematis dan absolut untuk pengetahuan matematika, yaitu dalam nilai kebenaran
matematika (Paul Ernest: 1991). Filsafat mengajarkan tentang teori belajar, metode
siswa agar dapat menerapkan pembelajaran yang sesuai dan tepat, dan semua itu
professional yang cukup kompleks, sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru
secara utuh dan menyeluruh. Ada delapan keterampilan mengajar yang sangat
terintegrasi. Dipandang dari segi lain seorang guru harus mempunyai pendekatan
12
dan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan dan memilih metode-metode
pembelajaran agar tidak kelihatan atau menyebabkan siswa atau peserta didik jenuh.
Jika hal ini diterapkan, maka dituntut sekali inisiatif guru untuk melakukan variasi
Guru merupakan seorang figur yang menjadi tauladan dan pedoman bagi
siswa dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Guru merupakan nara sumber yang
bagi siswa, terutama sekali dalam hal pemahaman dan penyelesaian mata pelajaran
matematika. Tetapi hal tersebut kemungkinan besar tidak sampai pada tahap yang
diharapkan. segala macam bentuk persoalan yang akan diberikan kepada siswa
harus menggambarkan persoalan yang ditemui sehari-hari atau dengan kata lain
yang berdekatan dengan pengalaman empiris peserta didik di lapangan. Jadi dengan
peserta didik akan dengan mudah dipahami dan dimengerti oleh peserta didik
menggunakan logika sehari-hari yang tentunya akan menjadi lebih mudah bagi
maka setiap siswa diharapkan mampu dan mau mempelajarinya sampai tuntas dan
13
menemukan konsep dan rumus-rumus matematika dasar sehingga siswa sangat
menjadi bermakna.
filsafat dalam berpikir dan memecahkan sesuatu. Penting bagi guru untuk
Dengan berpikir filsafat, maka maka kita dituntut untuk berpikir kritis,
dalam
mendasar dan menyeluruh. Siswa tidak serta merta hanya menerima teorema
teorema tersebut. Hal ini bisa dilakukan dengan beberapa kegiatan pembuktian
dimana siswa berperan langsung. Jika siswa menemukan konsep sendiri, maka
14
berpikir menyeluruh, artinya siswa dibimbing untuk membuktikan apakah teorema
Selain dari itu, salah satu faktor pendorong timbulnya filsafat adalah karena
untuk menganalisis permasalahan, memahami apa yang diketahui dan ditanya, lalu
membuat kesimpulan.
15
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
siku-siku berlaku bahwa kuadrat sisi miring sama dengan jumlah kuadrat sisi-sisi
lainnya. Secara umum, jika segitiga ABC siku-siku di C maka teorema Pythagoras
kebenarannya oleh Phytagoras sendiri dan beberapa ahli lainnya dengan berbagai
cara.
agar pembelajaran tersebut menjadi bermakna. Dengan berpikir filsafat, maka maka
kita dituntut untuk berpikir kritis, mendasar, dan menyeluruh. Ketika guru
siswa untuk berpikir kritis, mendasar dan menyeluruh. Dengan adanya filsafat
B. SARAN
berfilsafat maka pemahaman siswa akan meningkat dan pembelajaran akan jadi
bermakna.
16
DAFTAR PUSTAKA
Adinawan, M.Cholik., 2016, Matematika Untuk SMP dan MTs kelas VIII.
Amsal Bakhtiar. 2006. Filsafat Ilmu. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Paul Ernest., 2004. The Philosophy of Mathematics Education, Taylor & Francis e-
Library, 2004
17