Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“ALIRAN PYTHAGORAS”

Dosen Pengampu :
Dra. Katrina Samosir, M.Pd

Oleh : Kelompok 8

Nama         : Dea Aulia Rahma Rangkuti (4191111039)


Wilson Sihotang (4192411022)
Kelas : PSPM B 2019
Mata Kuliah : Sejarah Matematika

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TA. 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur hanya dipanjatkan kepada Allah SWT karena dengan karunia dan
Rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Makalah ini. Makalah ini merupakan salah
satu kewajiban kami untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sejarah Matematika.

Terima kasih kami ucapakan kepada Ibu Dra. Katrina Samosir, M.Pd selaku dosen
pengampu pada mata kuliah ini yang telah membimbing dan memberi pengarahan kepada
kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu sesuai dengan yang
telah disepakati bersama.

Penulis sangat sadar bahwa dalam tugas Makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan disana-sini oleh karena itu penulis berharap banyak kepada Ibu dosen serta para
pembaca untuk memberikan saran yang membangun guna memperbaiki kesalahan yang ada
untuk tugas selanjutnya yang lebih baik lagi.

Semoga penulisan Makalah ini dapat memberikan manfaat yang baik untuk para
pembaca khususnya untuk penulis sendiri. Semoga karya ini dapat diaplikasikan dalam
proses pembelajaran yang bersangkutan demi terciptanya proses belajar mengajar yang
lebih efektif lagi dan memberikan perubahan yang positif.

Medan, 22 Oktober 2022

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2. Tujuan Penulisan............................................................................ 2
1.3. Manfaat Penulisan.......................................................................... 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA........................................................................... 3
2.1 Biografi Pythagoras....................................................................... 3
2.2 Pemikiran Pythagoras.................................................................... 5
2.3 Teorema Pythagoras...................................................................... 11
BAB III SIMPULAN DAN SARAN................................................................. 15
3.1 Simpulan........................................................................................ 15
3.2 Saran.............................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 16

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pythagoras adalah seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang paling
dikenal melalui teoremanya. Dikenal sebagai "Bapak Bilangan", dia memberikan
sumbangan yang penting terhadap filsafat dan ajaran keagamaan pada akhir abad ke-6
SM. Kehidupan dan ajarannya tidak begitu jelas akibat banyaknya legenda dan kisah-
kisah buatan mengenai dirinya. Phytagoras memiliki peran yang besar terhadap dunia
Matematika. Salah satu peninggalan Pythagoras yang terkenal adalah teorema
Pythagoras, yang menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku
adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya).
Walaupun fakta di dalam teorema ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya
Pythagoras, namun teorema ini dikreditkan kepada Pythagoras karena ia yang pertama
kali membuktikan pengamatan ini secara matematis.
Pythagoras dan murid-muridnya percaya bahwa segala sesuatu di dunia ini
berhubungan dengan matematika, dan merasa bahwa segalanya dapat diprediksikan
dan diukur dalam siklus beritme. Ia percaya keindahan matematika disebabkan segala
fenomena alam dapat dinyatakan dalam bilangan-bilangan atau perbandingan
bilangan.
Selain teorema Phytagoras masih ada beberapa aliran matematika Phytagoras
yang mempengaruhi perkembangan matematika dunia saat ini yang perlu kita ketahui.
Di makalah ini kami akan menyajikan secara rinci tentang bagaimana peran
Phytagoras terhadap perkembangan Matematika Dunia serta sejarah singkat mengenai
aliran matematika yang dibawanya. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai
Matematika Aliran Pythagoras.

1
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1.2.1 Bagaimana sejarah Pythagoras ?
1.2.2 Bagaimana Penemuan dan pemikiran terkait Pythagoras?
1.2.3 Bagaimana teorema dan pembuktian Pythagoras ?

1.3. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah :
1.3.1 Untuk mengetahui sejarah Pythagoras
1.3.2 Untuk mengetahui penemuan dan pemikiran terkait Pythagoras
1.3.3 Untuk mengetahui perbandingan rata-rata berpasangan

2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Biografi Pythagoras


Pythagoras lahir pada tahun 570 SM, di pulau Samos, di daerah Ionia. (582 SM –
496 SM, Pythagoras dalam bahasa Yunani ditulis: Πυθαγόρας) adalah seorang
matematikawan dan filsuf Yunani yang berbeda dari filsuf-filsuf lain. Dia dikenal
melalui teoremanya. Dikenal sebagai "Bapak Bilangan", dia memberikan sumbangan
yang penting terhadap filsafat dan ajaran keagamaan pada akhir abad ke-6 SM.
Kehidupan dan ajarannya tidak begitu jelas akibat banyaknya legenda dan kisah-kisah
buatan mengenai dirinya.
Pythagoras adalah anak Mensarchus, seorang
pedagang yang berasal dari Tyre. Pada usia 18 tahun dia
bertemu dengan Thales. Thales, seorang kakek tua,
mengenalkan matematika kepada Pythagoras lewat
muridnya yang bernama Anaximander, namun yang
diakui oleh Pythagoras sebagai guru adalah Pherekydes.
Salah satu peninggalan Pythagoras yang terkenal
adalah teorema Pythagoras, yang menyatakan bahwa
kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku adalah
sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi
siku-sikunya). Walaupun fakta di dalam teorema ini telah banyak diketahui sebelum
lahirnya Pythagoras, namun teorema ini dikreditkan kepada Pythagoras karena ia yang
pertama kali membuktikan pengamatan ini secara matematis.
Pythagoras cukup terkenal walaupun ia bukan termasuk filsuf alam bukan pula
kaum Elea. Karena filsafatnya memang berada di tengah bahkan masih berbau aliran
mistik, sehingga ia mempunyai ciri khusus. Pada tahun 530 SM. Pythagoras menetap di
kota Kraton. Kira-kira 20 tahun ia berdiam disitu dan mendirikan suatu tarekat
keagamaan yang disebut kaum pythagorean. Ia tidak menulis apapun, sebab ajarannya
diberikan secara lisan dan bersifat rahasia. Kaum phytagorean sangat berjasa dalam
meneruskan pemikiran-pemikiran Phytagoras. Semboyan mereka yang terkenal adalah
“authos epha, ipse dixit” (dia sendiri yang telah mengatakan demikian). Kaum ini
diorganisir menurut aturan-aturan hidup bersama, dan setiap orang wajib menaatinya.

3
Mereka menganggap filsafat dan ilmu pengetahuan sebagai jalan hidup, sarana supaya
setiap orang menjadi tahir, sehingga luput dari perpindahan jiwa terus-menerus.
Diantara pengikut-pengikut Phytagoras di kemudian hari berkembang dua aliran. Yang
pertama disebut akusmatikoi (akusma = apa yang telah didengar; peraturan): mereka
mengindahkan penyucian dengan menaati semua peraturan secara seksama. Yang
kedua disebut mathematikoi (mathesis = ilmu pengetahuan): mereka mengutamakan
ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pasti. Baru pada kira-kira pertengahan abad ke 5
SM., terdengar pemberitaan tentang ajarannya.
Dalam tradisi Yunani, diceritakan bahwa ia banyak melakukan perjalanan,
diantaranya ke Mesir. Perjalanan Phytagoras ke Mesir merupakan salah satu bentuk
usahanya untuk berguru, menimba ilmu, pada imam-imam di Mesir. Konon, karena
kecerdasannya yang luar biasa, para imam yang dikunjunginya merasa tidak sanggup
untuk menerima Phytagoras sebagai murid. Namun, pada akhirnya ia diterima sebagai
murid oleh para imam di Thebe. Disini ia belajar berbagai macam misteri. Selain itu,
Phytagoras juga berguru pada imam-imam Caldei untuk belajar Astronomi, pada para
imam Phoenesia untuk belajar Logistik dan Geometri, pada para-pagi untuk belajar
ritus-ritus mistik, dan dalam perjumpaannya dengan Zarathustra, ia belajar teori
perlawanan.
Pythagoras juga dikenal sebagai musisi berbakat, seorang pemain lira. Penemuan
musik terkait dengan matematika diawali ketika Pythagoras bermain monokord, sebuah
kotak dengan bentangan tali-tali di atas salah satu sisinya. Dengan menggerakkan jari
naik dan turun pada garis-garis yang sengaja dibuat, Pythagoras mengenali bahwa suara
yang dihasilkan dapat diperkirakan. Ketika bagian tengah ditekan, setiap bagian atas
tali dan bawah tali menghasilkan nada sama: nada yang tepat 1 oktaf * lebih tinggi
dibandingkan apabila monokord tidak ditekan. Dengan membagi monokord dengan
nisbah 3/4 dan 2/5, ternyata setiap nisbah menghasilkan nada yang berbeda, merdu atau
fals. Baginya, harmoni musik adalah aktivitas matematika. Harmoni dari monokord
adalah harmoni matematika dan harmoni alam semesta. Pythagoras menyimpulkan
bahwa nisbah tidak hanya berlaku pada musik tetapi juga pada berbagai jenis keindahan
lain. Para pengikut Pythagoras menyimpulkan bahwa nisbah dan proporsi
mengendalikan keindahan musik, kecantikan fisik dan keanggunan matematika.
Contoh: sebuah tali panjang yang menghasilkan nada C, kemudian 16/15 dari panjang
tali C menghasilkan notasi B; 6/5 panjang tali C menghasilkan notasi A, 4/3 panjang
tali C menghasilkan notasi G; 3/2 panjang tali C menghasilkan notasi F; 8/5 panjang

4
tali C menghasilkan notasi E; 16/9 panjang tali C menghasilkan notasi D dan 2/1
panjang tali C menghasilkan notasi C rendah.
Penelitian tentang suara mencapai puncaknya pada abad 19 setelah John Fourier
mampu membuktikan bahwa semua suara instrumental maupun vokal dapat dijabarkan
dengan matematika, yaitu jumlah fungsi-fungsi Sinus sederhana. Menurutnya, suara
mempunyai 3 kategori pitch, loudness dan quality. Penemuan Fourier ini
memungkinkan ketiga kategori tersebut digambar dan dibedakan. Pitch terkait dengan
frekuensi kurva, loudness terkait dengan amplitudu dan quality terkait dengan bentuk
dari fungsi periodik. Lewat motto “Angka adalah dewa”, Pythagoras mampu
menggalang sejumlah pengikut.
Pythagoras meninggal dengan tidak jelas. Beberapa dari Pythagorean menyatakan
Pythagoras mogok makan, sebagian lagi menyatakan bahwa dia mengurung dan
berdiam diri. Cerita lain menyatakan bahwa konon rumahnya dibakar oleh para
musuhnya (mereka yang merasa tersingkirkan oleh kehadiran Pythagoras di tempat itu).
Semua pengikutnya ke luar dari rumah terbakar dan lari ke segala penjuru untuk
menyelamatkan diri. Massa yang membakar rumah itu kemudian membantai para
pengikutnya (pythagorean) satu per satu. Persaudaraan sudah dihancurkan. Pythagoras
sendiri berusaha melarikan diri tetapi tertangkap dan dipukuli. Dia disuruh berlari di
suatu ladang, namun mengatakan bahwa dia lebih baik mati. Kemudian diambil
keputusan bersama dan diputuskan: Pythagoras dihukum pancung di muka umum.

2.2 Pemikiran Pythagoras


Matematika dan “mitos-mitos” palsu tentang angka tidak dapat dipisahkan. Setiap
angka adalah simbol atau melambangkan sesuatu yang terkait dengan metafisik adalah
hal lumrah di Cina. Pythagoras pun tidak luput dari “perangkap” mitos tentang angka.
Dia mengajarkan bahwa: angka satu untuk alasan, angka dua untuk opini, angka tiga
untuk potensi, angka empat untuk keadilan, angka lima untuk perkawinan, angka tujuh
untuk rahasia agar selalu sehat, angka delapan adalah rahasia perkawinan. Angka genap
adalah wanita dan angka ganjil/gasal adalah pria. “Berkatilah kami, angka dewa,”
adalah kutipan dari para pengikut Pythagoras yang memberi perlakuan khusus terhadap
angka empat,” yang menciptakan dewa-dewa dan manusia, O tetraktys suci yang
mengandung akar dan sumber penciptaan yang berasal dari luar manusia. Pemujaan

5
angka seperti layaknya tukang sihir dengan bola kristalnya barangkali di kemudian hari,
mendasari para matematikawan setelah Pythagoras.
Ucapan Plato “Tuhan memahami geometri” atau kutipan Galileo “Buku terbesar
tentang alam ditulis dengan simbol-simbol matematika.” Apakah itu termasuk ilmu
sihir atau matematika. Yang jelas matematika lebih sulit untuk dipahami.
Hubungan matematika dengan musik dekat sekali. Tidaklah mengherankan
apabila Pythagoras juga mampu menjadi seorang musisi. Mitos bilangan Pythagoras
terkandung lewat “keajabiban” pentagram. Bentuk segi-lima yang makin lama makin
kecil sampai tak terhingga.
Pemikirannya, substansi dari semua benda adalah bilangan, dan segala gejala
alam merupakan pengungkapan indrawi dari perbandingan matematis. Bilangan
merupakan inti sari dan dasar pokok dari sifat-sifat benda (number rules the universe =
bilangan pemerintah jagad raya). Ia juga mengembangkan pokok soal matematik yang
termasuk teori bilangan. Umpamanya, dikembangkannya susunan bilangan-bilangan
yang mempunyai bentuk geometris.
Menurut pythagoras, kearifan yang sesungguhnya hanya dimiliki oleh Tuhan saja,
oleh karenanya ia tidak mau disebut sebagai orang arif sperti Thales, akan tetapi
menyebut dirinya sebagai philosophes yaitu pencipta kearifan. Istilah philosophes ini
kemudian menjadi philosophia yang terjemahnya secara harfiah adalah cinta kearifan
atau kebijakan. Sampai sekarang secara etimologi dan singkat sederhana filsafat dapat
diartikan sebagai cinta kearifan atau kebijaksanaan (love of wisdom).
Sebagai seorang yang ahli matematika abadi ia dengan dalilnya jumlah dari luas
dua sisi sebuah segi tiga siku-siku adalah sama dengan luas sisi miringnya (a2 + b2 = c2).
Pythagoras melihat bahwa alam dapat dijelaskan dengan bilangan-bilangan
tertentu atau matematika. Matematika merupakan bentuk yang berbeda dengan
pengetahuan yang lain. Matematika memiliki universalitas dan kepastian. Proposisi-
proposisi matematika dapat diketahui dengan benar secara pasti. Ia terkenal dengan
rumus pythagoras. Pythagoras sangat berjasa dalam perkembangan ilmu hitung.
Menurut kepercayaan pythagoras, manusia itu berasal dari tuhan. Jiwa itu adalah
penjelmaan dari tuhan yang jatuh ke dunia karena "berdosa". Dan ia akan kembali ke
langit ke dalam lingkungan tuhan semula, apabila sudah habis di cuci dosanya itu.
Hidup murni adalah jalan untuk menghapuskan dosanya itu. Tetapi kemurnian tidak
tercapai sekaligus, melainkan berangsur-angsur. Sebab itu jiwa berulang-ulang turun ke

6
tubuh makhluk dahulu. Dengan jalan begitu dari setingkat ke setingkat ia mencapai
kemurnian.
Selain ahli mistik, Pythagoras merupakan ahli pikir, terutama dalam ilmu
matematik dan ilmu berhitung kesohor namanya. Banyak pengertian yang dalam-dalam
berasal dari dia. Dialah yang mula-mula sekali teori dari hal angka-angka yang menjadi
dasar ilmu berhitung. Ajaran tentang bilangan atau angka ini adalah batu sendi seluruh
pandangan hidup Pythagoras.
Pemikiran Pythagoras tentang bilangan, ia mengemukakan bahwa setiap bilangan
dasar dari 1 sampai 10 mempunyai kekuatan dan arti sendiri-sendiri. Satu adalah asal
mula segala sesuatu sepuluh, dan sepuluh adalah bilangan sempurna. Bilangan gasal
(ganjil) lebih sempurna dari pada bilangan genap dan identik dengan finite (terbatas).
Salah seorang penganut Phytagoras mengatakan bahwa Tuhan adalah bilangan tujuh,
jiwa itu bilangan enam, badan itu bilangan empat.
Pythagoras, disamping seorang filsuf, membentuk perkumpulan keagamaan yang
ajaran utamanya adalah perpindahan jiwa. Ajaran lainnya anatara lain dilarang
memakan buncis. Jangan memungut barang yang sudah jatuh, jangan menyentuh ayam
jago putih, jangan melangkahi palang, jangan memetik karangan bunga, jangan berjalan
kaki diatas jalan raya, dst. Ajaran keagamaannya ini digabungkan dengan filsafat
bilangannya, bagi pengikut Pythagoras ada kaitan antara bilangan dan nasib. Semuanya
berasal dari bilangan. Pythagoras mendasarkan jawaban ini pada pengamatannya pada
musik. Ia menemukan bahwa keindahan bunyi-bunyian terjadi karena ada keselarasan
antar bunyi, dan keselarasan itu menunjukkan adanya ukuran yang tertentu. Bilangan-
bilangan adalah pengukur keteraturan itu, artinya tanpa adanya bilangan-bilangan
keteraturan tidak akan terwujud, makanya menganggap unsur-unsur bilangan sebagai
sesuatu yang disusun dari segala sesuatu yang ada, sehingga segala sesuatunya disusun
menurut bilangan-bilangan. Unsur-unsur dari segala sesuatu tersebut merupakan yang
pertama-tama.
Pythagoras mengajarkan filsafatnya dengan lisan. Kebenaran bagi pythagoras
adalah keseimbangan antara roh dan jiwa jasmani dan rohani. Ajarannya di akui
kebenarannya oleh seluruh muridnya. Jika ada yang mengatakan “tidak benar”, itulah
kebenarannya. Oleh karena itu kebenarannya bersifat positif dan negatif. Benar tentang
benarnya kebenaran sesuatu dan benar tentang ketidakbenaran sesuatu. Falsafah
pemikirannya banyak diilhami oleh rahasia angka-angka. Ia beranggapan bahwa
hakikatnya dari segala sesuatu adalah angka. Benda dari benda lain dibatasi oleh angka.

7
Kita menentukan segala sesuatu dengan bilangan. Dunia angka adalah dunia kepastian
dan dunia ini erat hubungannya dengan dunia bentuk. Ilmu angka dan ilmu bentuk
adalah satu-satunya ilmu pasti (pure mathematies). Kumpulan yang dibangunnya ibarat
tarikat yang banyak terpengaruhi oleh aliran mistik yang disebut Orfisme.
Mereka pun percaya bahwa kubah langit semesta ini merupakan suatu harmoni
dan bilangan-bilangan. Salah satu manifestasi dari bilangan-bilangan adalah keadilan,
dan manifestasi lainnya adalah jiwa atau intelek, lainnya lagi waktu dan kesempatan,
serta semua yang ada. Bilangan-bilangan yang dimaksud pythagoras adalah jumlah
kerikil yang diperlukan untuk menyusun bentuk-bentuk geometris.
Pythagoras dalam hal ini menggunakan istilah bilangan segi empat, bilangan
segitiga, bilangan piramida. Ia rupanya menganggap dunia ini bersifat atomis (terbagi
oleh bagian-bagian kecil) yang tersusun dalam berbagai bentuk dan jumlah penyusun
bentuk-bentuk itu selalu dalam hitungan bilangan yang sama. Tentang bilangan itu bagi
pengikut pythagoras bilangan sepuluh merupakan bilangan sempurna, alasannya karena
altar pemujaan mereka berbentuk segitiga yang tersusun dari batu yang berjumlah 10
buah:

Gambar 2.3 Bilangan Pythagoras


Bilangan 10 bagi pythagoras (atau pengikutnya) merupakan yang paling
sempurna dan tampak merangkul seluruh bilangan, sehingga juga harus ada 10 benda
yang beredar di langit sebagai bintang-bintang. Tetapi ketika hanya ada 9 bintang yang
terlihat, mereka menciptakan bilangan kesepuluh yang istimewa, sebuah kerikil sebagai
lambang bintang di bumi yang tidak terlihat.
Selain itu, filsafat pythagoras bertumpu pada anggapan bahwa bilangan bulat
adalah sebab utama dari sifat benda. Maka sekolah pthagoras banyak meletakkan dasar
teori dan rahasia bilangan.
1. Bilangan bersahabat
Dua bilangan disebut bersahabat jika jumlah bagi sebenarnya bilanngan itu
sama dengan bilangan yang menjadi sahabatnya.

8
Contoh: 220 dan 284
Jumlah pembagi murni dari 220 yaitu 1 + 2 + 4 + 5 + 10 + 11 + 20 + 22 + 44 + 55 +
110 = 284 jumlah paembagi murni dari 284 yaitu 1 + 2 + 4 + 71 + 142 + = 220

2. Bilangan sempurna
Apabila jumlah pembagi murni suatu bilangan adalah sama dengan bilangan itu
sendiri. Contoh; 6 = 1 + 2 + 3 adalah bilangan sempurna karena jumlah factor –
factor murninya; 1 + 2 + 3 = 6
Bilangan yang berbeda sifat dari bilangan itu yakni :
a. Bilangan tak sempurna
Suatu bilangan disebut bilangan tak sempurna apabila bilangan itu lebih
besar dari jumlah pembagi-pembaginya. Misal : 8 lebih besar dari 1+2+4=7
lebih kecil dari 8.
b. Bilangan berlimpah
Suatu bilangan disebut bilangan berlimpah apabila jumlah pembagi-
pembaginya lebih besar dari bilangan itu sendiri. Misal : 12, jumlah pembagi-
pembaginya : 1+2+3+4+6=16 lebih besar dari 12.
Pythagoras merupakan salah satu tokoh yang terpenting karena keyakinannya
terhadap bilangan-bilangan atau matematika. Matematika yang dimaksudkan dalam
pola pikir adalah pola pikir deduktif ( dari yang umum menuju yang khusus).
Phytagoras percaya bahwa angka bukan unsur seperti udara dan air yang banyak
dipercaya sebagai unsur semua benda. Angka bukan anasir alam. Pada dasarnya kaum
Phytagorean menganggap bahwa pandangan Anaximandros tentang to Apeiron dekat
juga dengan pandangan Phytagoras. To Apeiron melepaskan unsur-unsur berlawanan
agar terjadi keseimbangan atau keadilan (dikhe). Pandangan Phytagoras
mengungkapkan bahwa harmoni terjadi berkat angka. Bila segala hal adalah angka,
maka segalanya bisa dihitung, dinilai dan diukur dengan angka dalam hubungan yang
proporsional dan teratur, melainkan berkat angka-angka itu segala sesuatu menjadi
harmonis, seimbang. Dengan kata lain tata tertib terjadi melalui angka-angka.
Bilangan merupakan inti sari dan dasar pokok dari sifat-sifat benda(number rules
the universe = bilangan memerintah jagat raya).Ia juga mengembangkan pokok soal
matematik yang termasuk teori bilangan.Umpamanya, dikembangkannya susunan
bilangan-bilangan yang mempunyai bentuk geometris.

9
Pythagoras yang mengatakan pertama kali bahwa alam semesta itu merupakan
satu keseluruan yang teratur, sesuatu yang harmonis seperti dalam musik.
Keharmonisan dapat tercapai dengan menggabungkan hal-hal yang berlawanan, seperti:
Terbatas-Tak terbatas, Ganjil-Genap, Satu-Banyak, Laki-laki – Perempuan, Bujur
sangkar – Empat persegi, Terang – Gelap, Kanan – Kiri.
Meskipun persaudaraan sudah bubar dan pemimpinnya terbunuh, esensi ajaran
Pythagoras terus bertahan sampai sekarang. Falsafah Barat banyak dipengaruhi oleh
pemikiran Pythagoras – seperti halnya doktrin Aristoteles, ternyata mampu bertahan
hampir 2 milenium. Angka nol dan bilangan irrasional bertentangan dengan doktrin
tersebut, tetapi memberi landasan bagi para matematikawan berikutnya agar
memperhatikan angka nol dan bilangan irrasional. *) Oktaf artinya 8 yaitu: nada dari
1(do) sampai 1 (do tinggi) atau dari C sampai C lagi.
Penemuan Pythagoras dalam bidang musik dan matematika tetap hidup sampai
saat ini. Theorema Pythagoras tetap diajarkan di sekolah-sekolah dan digunakan untuk
menghitung jarak suatu sisi segitiga. Sebelum Pythagoras belum ada pembuktian atas
asumsi-asumsi. Pythagoras adalah orang pertama yang mencetuskan bahwa aksioma-
aksioma, postulat-postulat perlu dijabarkan terlebih dahulu dalam mengembangkan
geometri.
Manfaat ini, kelak, membuat matematika tetap dapat digunakan sebagai alat bantu
dalam melakukan perhitungan terhadap pengamatan terhadap fenomena-fenomena
alam, setelah melalui pengembangan dan penyempurnaan oleh para matematikawan
setelah Pythagoras. Theorema Pythagoras mendasari adanya theorema Fermat (tahun
1620): xn + yn = zn yang baru dapat dibuktikan oleh Sir Andrew Wiles pada tahun
1994. Berkat jasa-jasa beliau, maka beberapa perhitungan dalam matematika yang
cukup rumit dapat terselesaikan.
Pada zamannya, Pythagoras memiliki pemikiran yang serba matematis yang
kemudian menguasai semua pengetahuan manusia pada zaman modern. Cara berpikir
matematis muncul sebagai reaksi Pythagoras dalam menentang kebenaran formal dan
rasional yang tidak realistik.
Bagi Pythagoras “all things are numbers”, adalah awal lahirnya ilmu pasti,
theologi, mistik, dan tassawuf. Demikian pula, dengan kenyataan hidup yang tidak lain
hanyalah angka-angka, sebagaimana angka mulai hidup dan angka kematian. Umur
mulai lahir dan usia penutup kehidupan.

10
Pemikiran/Penemuan :
 Dalil Geometri, menyatakan bahwa luas persegi pada sisi miring sebuah segitiga
siku-siku sama dengan jumlah kedua persegi sisi siku-sikunya. Atau dengan mudah
dikatakan ’Kuadrat sisi miring sebuah segitiga siku-siku sama dengan jumlah
kuadrat kedua sisi siku-sikunya”.
 Pythagoras percaya bahwa seluruh fenomena alam dapat dijelaskan melalui istilah
yang terdapat pada bilangan yang saling berkaitan. Dengan kata lain, bilangan
ditempatkan sebagai penanda alam atau simbol. Bilangan enam misalnya, selain
dianggap bilangan sempurna, juga dianggap memiliki nilai mistis. Pengaruh
pemikiran bilangan sebagai simbol yang dihubungkan dengan fenomena alam,
khususnya untuk studi metafisika dan hermeneutika (studi tentang teks kitab suci)
memiliki pengaruh yang kuat hingga saat ini. Pengaruh ini dapat dijumpai
misalnya, dalam dunia kosmologi yang dalam studi mutakhir memperkirakan
bahwa bentuk geometri alam semesta berasal dari konstruksi bilangan enam.
 Mengenai bentuk Bumi, Pythagoras berpendapat bahwa Bumi berbentuk bundar,
walaupun pendapat ini belum diakui umum. Menurut Heath, alasan Pythagoras
mengenai bentuk Bumi yang bulat tersebut bahwa bentuk bundar paling tepat
dibandingkan dengan bentuk lainnya, sebagaimana di dalam matematika bentuk
benda berputar yang paling sempurna adalah bundar. Dikatakan pula bahwa Bumi
adalah pusat alam semesta, sedangkan Matahari, bintang-bintang, dan planet-planet
bergerak pada lintasan masing-masing mengelilingi Bumi sebagai pusat.
Selanjutnya atas dasar penyelidikan-penyelidikan yang ia kerjakan, Pythagoras
memperoleh kesimpulan bahwa masalah-masalah yang ada dalam fisika dapat
diselesaikan berdasarkan matematika.

2.3 Teorema Pythagoras dan Pembuktiannya


Teorema Pythagoras atau yang lebih dikenal Dalil Pythagoras merupakan salah
satu dalil yang paling sering digunakan secara luas. Dalil ini pertama kali ditemukan
oleh Pythagoras, yaitu seorang ahli matematika bangsa yunani yang hidup dalam abad
keenam Masehi (kira-kira pada tahun 525 sebelum Masehi).
Dalil ini sesungguhnya telah dikenal orang-orang Babilonia sekitar 1.000 tahun
sebelum masa kehidupan Pythagoras dan sampai saat ini masih digunakan antara lain
untuk pelayaran, astronomi, dan arsitektur.

11
Teorema Pythagoras ini adalah teorema yang sangat terkenal. Teorema ini akan
sering digunakan dalam menghitung luas bangun datar. Selain digunakan dalam
perhitungan pada bangun datar, perhitungan pada dimensi 3 atau yang lain juga sering
menggunakan teorema Pythagoras.
Teorema Pythagoras berbunyi: pada suatu segitiga siku-siku berlaku sisi miring
kuadrat sama dengan jumlah kuadrat sisi-sisi lainnya. Secara umum, jika segitiga ABC
siku-siku di C maka teorema Pythagoras dapat dinyatakan AB 2= AC 2 +BC 2. Banyak
buku menuliskan teorema ini sebagai c 2=a2+ b2. Dengan c adalah sisi miring.
Pembuktian teorema pythagoras
Dalam segitiga siku-siku ABC, siku-siku di titik C, berlaku dalil Pythagoras, yaitu :

2 2 2
c =a + b atau Kuadrat sisi miring = jumlah kuadrat sisi-sisi yang saling tegak lurus.
Pembuktian Dalil Pythagoras ada tiga cara, yakni sebagai berikut.
1. Cara pertama:
Perhatikan gambar berikut ini

Pada gambar di atas, terdapat empat segitiga siku-siku yang sebangun dan sama
besar, persegi dengan panjang sisi c dan persegi dengan panjang sisi a + b. Luas
Segitiga siku-siku tersebut masing-masing adalah c 2, luas persegi yang di dalam
(warna hitam) adalah dan luas persegi yang besar (yang terluar) adalah (a+ b)2 =
2 2
a +2ab + b .

12
2. Cara kedua:
Dari gambar bidang tersebut, dapat kita peroleh persamaan berikut. Luas persegi
yang terluar = luas persegi yang di dalam + 4 luas segitiga siku-siku.
a 2+2ab + b 2 = c 2 + 4.
2 2 2
a +2ab + b = c + 2 ab
a 2+2ab + b 2– 2ab = c 2
2 2 2
a +b = c
Terbukti bahwac 2 =a 2 + b 2
Keterangan:
Luas persegi = sisi x sisi = s2
Luas segitiga =(a+ b)2 = a 2+2ab + b 2

3. Cara ketiga:
Perhatikan sekali lagi gambar berikut.

Luas persegi dengan panjang sisi a adalah 9 satuan luas (9 kotak) ataua 2.
Luas persegi dengan panjang sisi b adalah 16 satuan luas ( 16 kotak ) atau b 2.
Luas persegi dengan panjang sisi c = luas persegi dengan panjangsisi a + luas
persegi dengan panjang sisi b.
25 satuan luas = 9 satuan luas + 16 satuan luas
25 satuan luas = 25 satuan luas
Simpulannya: c 2 =a 2 + b 2
Keterangan:
Luas persegi = sisi x sisi = s2
Perhitungan panjang salah satu sisi segitiga siku-siku jika dua sisi yang lain
diketahui. Dalam segitiga siku-siku ABC, siku-siku di titik C, berlaku :

13
1. Jika sisi a dan b diketahui, maka sisi c dapat dihitung dengan rumus :
2 2 2
c =a + b .
2
2. Jika sisi b dan c diketahui, maka sisi a dapat dihitung dengan rumus : a
=c 2 – b 2.
3. Jika sisi a dan c diketahui, maka sisi b dapat dihitung dengan rumus : b 2=
c 2 – a 2.

Tripel Pytagoras
Tiga buah bilangan a, b, dan c, yakni a, b merupakan bilangan asli dan c
merupakan bilangan terbesar, dikatakan merupakan tripel Pythagoras jika ketiga
bilangan tersebut memenuhi hubungan berikut.
2 2 2 2 2 2 2 2 2
c =a + b atau b = c – a atau a =c – b
Contoh :
a. 9, 12, 15
Penyelesaian :
a. Angka terbesar 15, maka c = 15, a = 12 dan b = 9
152 = 122 + 92
225 = 144 + 81
225 = 225
Jadi 9, 12, 15 merupakan tripel Pythagoras

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Pythagoras lahir pada tahun 570 SM, di pulau Samos, di daerah Ionia. (582 SM –
496 SM, Pythagoras dalam bahasa Yunani ditulis: Πυθαγόρας) adalah seorang
matematikawan dan filsuf Yunani yang berbeda dari filsuf-filsuf lain. Dia dikenal
melalui teoremanya. Dikenal sebagai "Bapak Bilangan", dia memberikan sumbangan
yang penting terhadap filsafat dan ajaran keagamaan pada akhir abad ke-6 SM.
Pemikiran Pythagoras tentang bilangan, ia mengemukakan bahwa setiap bilangan
dasar dari 1 sampai 10 mempunyai kekuatan dan arti sendiri-sendiri. Satu adalah asal
mula segala sesuatu sepuluh, dan sepuluh adalah bilangan sempurna. Bilangan gasal
(ganjil) lebih sempurna dari pada bilangan genap dan identik dengan finite (terbatas).
Salah seorang penganut Phytagoras mengatakan bahwa Tuhan adalah bilangan tujuh,
jiwa itu bilangan enam, badan itu bilangan empat.
Penemuan Pythagoras yang bermanfaat hingga saat ini :
1. Dalam bidang musik dan matematika tetap hidup sampai saat ini.
2. Theorema Pythagoras tetap diajarkan di sekolah-sekolah dan digunakan untuk
menghitung jarak suatu sisi segitiga. Sebelum Pythagoras belum ada pembuktian
atas asumsi-asumsi.
3. Membuat matematika tetap dapat digunakan sebagai alat bantu dalam melakukan
perhitungan terhadap pengamatan terhadap fenomena-fenomena alam

3.2 Saran
Setiap karya tulis pasti memiliki kelebihan dan kelemahannya tersendiri. Oleh
sebab itu penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan disana sini sehingga penulis membutuhkan kritikan dan saran yang
membangun demi perbaikan karya-karya selanjutnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Bertens, K. 1999. Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta: Kanisius

Negoro dan B. Harapap. 2003. Ensiklopedia Matematika. Jakarta: Ghalia Indonesia

Drs. Sitorus, J. 1990. Pengantar Sejarah Matematika Dan Pembaharuan Pengajaran


Matematika Di Sekolah. Bandung: Tarsito

16

Anda mungkin juga menyukai