MINI RISET
Oleh :
Segala puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena dengan karunia dan
Rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan laporan mini riset. Laporan mini riset ini merupakan salah
satu kewajiban kami untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Program Linier.
Terimakasih kami ucapakan kepada bapak Budi Halomoan Siregar, S.Pd., M.Sc., selaku
dosen pengampu pada mata kuliah Program Linier ini yang telah membimbing dan memberi
pengarahan kepada kami sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu sesuai dengan
yang telah disepakai bersama.
Kami sangat sadar bahwa dalam laporan ini masih banyak kekurangan dan kesalahan disana-
sini oleh karena itu penulis berharap banyak kepada bapak dosen serta para pembaca untuk
memberikan saran yang membangun guna memperbaiki kesalahan yang ada untuk tugas
selanjutnya yang lebh baik lagi.
Semoga penulisan laporan mini riset ini dapat memberikan manfaat yang baik untuk para
pembaca khususnya untuk penulis sendiri. Semoga karya ini dapat diaplikasikan dalam proses
pembelajaran yang bersangkutan demi terciptanya proses belajar mengajar yang lebih efektif lagi
dan memberikan perubahan yang positif.
Kelompok IV
i
DAFTAR ISI
BAB V KESIMPULAN
5.1.Kesimpulan............................................................................................................ 21
5.2.Saran ...................................................................................................................... 21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang secara umum dapat
diklasifikasikan menjadi dua yaitu:
1. Manfaat Teoritis :
a. Konsep-konsep yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi
dunia pendidikan khususnya bidang evaluasi pendidikan.
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber bahan yang penting bagi para peneliti lain
untuk melakukan penelitian sejenis atau melanjutkan penilaian tersebut secara lebih
luas, intensif dan mendalam. Dapat digunakan sebagai bahan acuan dan bahan
pertimbangan bagi penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Bagi Peneliti : Dapat menambah pengalaman dan wawasan mengenai menganalisis butir
soal serta dapat digunakan sebagai bekal apabila menjadi pendidik di masa yang akan
datang.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. KONSEP DASAR
Metode Simpleks
Metode simpleks merupakan prosedur aljabar yang bersifat iteratif, yang bergerak selangkah
demi selangkah, dimulai dari suatu titik ekstrem pada daerah fisibel (ruang solusi) menuju ke titik
ekstrem optimum. [1]. Misalkan model proram linier sebagai berikut:
Untuk mendapatkan solusi basis dari Ax = b maka sebanyak (n-m) variabel harus dinolkan.
Variabel yang dinolkan ini disebut variabel non basis [4]. Selanjutnya dicari nilai dari n–(n– m)=m
variabel yang memenuhi Ax = b yang disebut variabel basis.
B. BENTUK STANDAR
Ada beberapa langkah yang perlu diketahui untuk menentukan bentuk standar pada kendala
yang bertanda ≥ dan =. Karena pada kendala ini tidak memiliki variable yang dapat berfungsi
sebagai variable solusi awal. Sehingga perlu ditambahkan variable buatan sebagai penggantinya.
Dengan adanya variable buatan tentu akan mempengaruhi komposisi kendala dan berdampak pada
perubahan penyususnan table simpleks awal.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat bentuk baku, yaitu :
1. Fungsi kendala dengan pertidaksamaan ≤ dalam bentuk umum, dirubah menjadi persamaan
(=) dengan menambahkan satu variabel slack.
3
2. Fungsi kendala dengan pertidaksamaan ≥ dalam bentuk umum, dirubah menjadi persamaan
(=) dengan mengurangkan satu variabel surplus.
3. Fungsi kendala dengan persamaan dalam bentuk umum,ditambahkan satu artificial variabel
(variabel buatan)
1. Perubahan Kendala Yang Bertanda Besar Atau Sama Dengan (≥)
Perubahan kendala-kendala suatu masalah program linier menjadi bentuk standar
diperlihatkan sebagai berikut :
Minimumkan z = 𝑐1 𝑥1 + 𝑐2 𝑥2 + … + 𝑐𝑛 𝑥𝑛
Fungsi kendala :
𝑎11 𝑥1 + 𝑎12 𝑥2 + … + 𝑎1𝑛 𝑥𝑛 ≥ 𝑏1
𝑎21 𝑥1 + 𝑎22 𝑥2 + … + 𝑎2𝑛 𝑥𝑛 ≥ 𝑏2
…. …. …. ….
𝑎𝑚1 𝑥1 + 𝑎𝑚2 𝑥2 + … + 𝑎𝑚𝑛 𝑥𝑛 ≥ 𝑏𝑚
Dengan 𝑥𝑗 ≥ 0, 𝑗 = 1,2, … , 𝑛
Bentuk standar simpleks dari persoalan pemrograman linier tersebut dapat dilakukan dengan
mengurangkan variable surplus (surplus variable) pada sisi kiri.
Minimumkan z = 𝑐1 𝑥1 + 𝑐2 𝑥2 + … + 𝑐𝑛 𝑥𝑛 + 0𝑆1 + 0𝑆2 + ⋯ + 0𝑆𝑚 atau
Minimumkan z = 𝑐1 𝑥1 − 𝑐2 𝑥2 − … − 𝑐𝑛 𝑥𝑛 - 0𝑆1 − 0𝑆2 − ⋯ − 0𝑆𝑚
Dengan kendala :
𝑎11 𝑥1 + 𝑎12 𝑥2 + … + 𝑎1𝑛 𝑥𝑛 − 𝑆1 = 𝑏1
𝑎21 𝑥1 + 𝑎22 𝑥2 + … + 𝑎2𝑛 𝑥𝑛 − 𝑆2 = 𝑏2
…. …. …. …. …. ….
𝑎𝑚1 𝑥1 + 𝑎𝑚2 𝑥2 + … + 𝑎𝑚𝑛 𝑥𝑛 − 𝑆𝑚 = 𝑏𝑚
Dengan 𝑥𝑗 ≥ 0, 𝑗 = 1,2, … , 𝑛 dan 𝑆𝑖 ≥ 0, 𝑖 = 1,2, … , 𝑚
Jika pertidaksamaan pada suatu kendala adalah lebih besar atau sama dengan (≥), maka
bentuk persamaannya belum memiliki variable yang berperan sebagai variable slack. Oleh karena
itu perlu menambahkan variable buatan (𝑅1 , 𝑅2 , … , 𝑅𝑛 ). Susunana fungsi objektif juga mengalami
perubahan. Apabila fungsi objektifnya meminimumkan maka susunan fungsi objektif ditambah
4
dengan 𝑅𝑖 (𝑖 = 1,2, … 𝑚), untuk memaksimumkan akan dikurangi 𝑅𝑖 (𝑖 = 1,2, … 𝑚). Sehingga
bentuk standar simpleks pada fungsi kendala tersebut disusun pada table awal sebagai berikut :
Minimumkan z + 𝑐1 𝑥1 + 𝑐2 𝑥2 + … + 𝑐𝑛 𝑥𝑛 + 0𝑆1 + 0𝑆2 + ⋯ + 0𝑆𝑚 + 0𝑅1 + 0𝑅2 … . +0𝑅𝑚 =
0
Fungsi kendala :
𝑎11 𝑥1 + 𝑎12 𝑥2 + … + 𝑎1𝑛 𝑥𝑛 − 𝑆1 +𝑅1 = 𝑏1
…. …. …. …. …. ….
Contoh
Maksimumkan z = 12𝑥1 + 13𝑥2
Dengan batasan :
4𝑥1 + 3𝑥2 ≤ 36
𝑥1 + 2𝑥2 ≥ 6
𝑥1 ≥ 1 , dengan 𝑥1 ≥ 0, 𝑥2 ≥ 0
Bentuk standar dari masalah tersebut yaitu :
Maksimumkan z = 12𝑥1 + 13𝑥2
Dengan batasan :
4𝑥1 + 3𝑥2 + 𝑠1 = 36
𝑥1 + 2𝑥2 − 𝑠2 = 6
𝑥1 − 𝑠3 = 1
𝑥1 ≥ 1 , dengan 𝑥1 ≥ 0, 𝑥2 ≥ 0
Selanjutnya, menambahkan variable buatan (artificial variable) 𝑅1 dan 𝑅2 . Fungsi objektif
adalah memaksimumkan, maka dikurangi dengan MR i (untuk i = 1,2).
Maksimumkan z = 12𝑥1 + 13𝑥2 – MR1 – MR2
Dengan batasan ;
5
4𝑥1 + 3𝑥2 + 𝑠1 = 36
𝑥1 + 2𝑥2 − 𝑠2 + 𝑅1 = 6
𝑥1 − 𝑠3 + 𝑅2 = 1
𝑥1 ≥ 0, 𝑥2 ≥ 0
Keterangan :
a. 𝑠1 , 𝑅1 , 𝑅2 merupakan variable dasar awal
b. 𝑥1 , 𝑥2 𝑑𝑎𝑛 𝑠2 , 𝑠3 merupakan variable bukan dasar awal
2. Perubahan Pada Kendala Dengan Tanda Sama Dengan (=)
Suatu kendala yang memiliki tanda sama dengan (=), pada dasarnya sudah membentuk
model standar. Akan tetapi , kendala ini belum memiliki variable yang berfungsi sebagai basis
awal, maka perlu menambahkan variable buatan (artificial variable). Penambahan ini akan
berpengaruh pada penyususnan table simpleks awal.
Contoh :
Minimumkan z = 4𝑥1 + 𝑥2
Dengan kendala :
3𝑥1 + 𝑥2 = 3
4𝑥1 + 3𝑥2 ≥ 6𝑥1 + 𝑥2 ≤ 4𝑥1 , 𝑥2 ≥ 0
Bentuk standarnya sebagai berikut :
Minimumkan z = 4𝑥1 + 𝑥2
Dengan kendala :
3𝑥1 + 𝑥2 = 3 (ditambah artificial variable/variable buatan)
4𝑥1 + 3𝑥2 − 𝑆2 = 6 (ditambah surplus variable)
𝑥1 + 𝑥2 + 𝑆3 = 4 (ditambah slack variable)
𝑥1 , 𝑥2 , 𝑠2 ,𝑠3 ≥ 0
Persamaan pertama dan kedua tidak memiliki variable yang berperan sebagai variable slack.
Sehingga perlu untuk menambahkan variable buatan 𝑅1 dan 𝑅2 pada kedua persamaan tersebut.
Minimumkan z = 4𝑥1 + 𝑥2 + 0𝑅1 + 0𝑅2
Dengan kendala:
3𝑥1 + 𝑥2 + 𝑅1 = 3
4𝑥1 + 3𝑥2 − 𝑆2 + 𝑅2 = 6𝑥1 + 𝑥2 + 𝑆3 = 4
6
𝑥1 , 𝑥2 , 𝑠2 ,𝑠3 , 𝑅1 , 𝑅2 ≥ 0
Keterangan :
a. Variable bukan dasar (non basic variable) adalah 𝑥1 , 𝑥2 dan 𝑠2
b. Variable dasar (basic variable) adalah 𝑅1 , 𝑅2 𝑑𝑎𝑛 𝑠3
D. LANGKAH-LANGKAH PENYELESAIAN
Langkah-langkah penyelesaian adalah sebagai berikut :
1. Periksa apakah tabel layak atau tidak. Kelayakan tabel simpleks dilihat dari solusi
(nilai kanan). Jika solusi ada yang bernilai negatif, maka tabel tidak layak. Tabel
yang tidak layak tidak dapat diteruskan untuk dioptimalkan.
2. Tentukan kolom pivot. Penentuan kolom pivot dilihat dari koefisien fungsi tujuan
(nilai di sebelah kanan baris z) dan tergantung dari bentuk tujuan. Jika tujuan
maksimisasi, maka kolom pivot adalah kolom dengan koefisien paling negatif.
Jika tujuan minimisasi , maka kolom pivot adalah kolom dengan koefisien positif
terbesar. Jika kolom pivot ditandai dan ditarik ke atas, maka kita akan mendapatkan
variabel keluar. Jika nilai paling negatif (untuk tujuan maksimisasi) atau positif
terbesar (untuk tujuan minimisasi) lebih dari satu, pilih salah satu secara sembarang.
3. Tentukan baris pivot. Baris pivot ditentukan setelah membagi nilai solusi dengan nilai
kolom pivot yang bersesuaian (nilai yang terletak dalam satu baris). Dalam hal ini, nilai
7
negatif dan 0 pada kolom pivot tidak diperhatikan, artinya tidak ikut menjadi
pembagi. Baris pivot adalah baris dengan rasio pembagian terkecil. Jika baris pivot
ditandai dan ditarik ke kiri, makakita akan mendapatkan variabl keluar. Jika rasio
pembagian terkecil lebih dari satu, pilih salah sau secara sembarang.
4. Tentukan elemen pivot. Elemen pivot merupakan nilai yang terletak pada
perpotongan kolom dan baris pivot.
5. Bentuk tabel simpleks baru. Tabel simpleks baru dibentuk dengan pertama
sekali menghitung nilai baris pivot baru. Baris pivot baru adalah baris pivot lama
dibagi dengan elemen pivot. Baris baru lainnya merupakan pengurangan nilai
kolom pivot baris yang bersangkutan dikali baris pivot baru dalam satu kolom terhadap
baris lamanya yang terletak pada kolom tersebut.
6. Periksa apakah tabel sudah optimal. Keoptimalan tabel dilihat dari koefisien fungsi
tujuan (nilai pada baris z) dan tergantung dari bentuk tujuan. Untuk tujuan
maksimisasi, tabel sudah optimal jika semua nilai pada baris z sudah positif atau
0. Pada tujuan minimisasi, tabel sudah optimal jika semua nilai pada baris z sudah
negatif atau 0. Jika belum, kembali ke langkah no. 2 , jika sudah optimal baca solusi
optimalnya.
Rumus yangdigunakan:
Perhitungan dalam simpleks menuntut ketelitian tinggi, khususnya jika angka yang
digunakan adalah pecahan. Pembulatan harus diperhatikan dengan baik. Disarankan jangan
menggunakan bentuk bilangan desimal, akan lebih teliti jika menggunakan bilangan
8
pecahan. Pembulatan dapat menyebabkan iterasi lebih panjang atau bahkan tidak selesai
karena ketidaktelitian dalam melakukan pembulatan.
Perhitungan iteratif dalam simpleks pada dasarnya merupakan pemeriksaan satu per
satu titik-titik ekstrim layak pada daerah penyelesaian. Pemeriksaan dimulai dari kondisi
nol (dimana semua aktivitas/variable keputusan bernilai nol). Jika titik ekstrim berjumlah n,
kemungkinan terburuknya kita akan melakukan perhitungan iteratif sebanyak n kali.
9
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif menurut
Zainal Arifin (2011:140) adalah “suatu proses penelitian yang dilakukan secara wajar dan
natural sesuai dengan kondisi objektif dilapangan tanpa adanya manipulasi, serta jenis data
yang dikumpulkan terutama data kualitatif.Pendekatan yang digunakan adalah analisis
kualitatif karena menggunakan format penelaahan soal essay yang dilakukan oleh peneliti.
Jadi kedua metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu secara kualitatif.
Jenis penelitian yang dilakukan dalam mini riset ini merupakan penelitian kualitatif .
10
responden, kemudian penyelesaian tersebut dinilai sehingga masing-masing dari responden
memproleh skor (nilai) terkait dengan penyelesaian yang mereka berikan.
11
BAB IV
• Soal 1
Pada soal nomor 1 ini diambil lembar kerja yang terdiri dari 4 responden, ketiga responden ini
memiliki kesalahan yang berbeda-beda yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
Pada hasil responden di atas dilihat bahwa kesalahan terjadi pada bagian iterasi ke dua, dimana
responden tidak melakuakn iterasi selanjutnya dan memberhentikannya padahal tebel iterasi itu
belum mendapat elemen pada baris z yang sama atau karena perintah soal meminimumkan maka
pada elemen z semua harus bernilai nol atau negative. Sedangkan pada jawaban responden tersebut
masih terdapat nilai positif pada kolom R 1 yang berarti elemen z belum sama atau sesuai dengan
yang diharapkan. Hal ini dikarenakan responden tidak memahami syarat dari table iterasi atau
elemen hasil akhir jika perintahnya minimum ataupun maksimum.
12
b. Kesalahan dalam menentukan nilai elemen z pada table simpleks
Pada hasil responden di atas dapat dilihat bahwa kesalahan terjadi pada tabel simpleks awal yaitu
pada elemen Z. Responden menuliskan bahwa elemen z bernilai negatif seharusnya nilai elemen
Z bernilai postif. Hal ini dapat disebabkan karena responden salah dalam menentukan persamaan
Z yang mengakibatkan nilai elemen yang negatif.
Pada hasil responden 2, Pada iteriasi I bagian simplex table of Iteration 1 merupakan hasil yang
kurang tepat dikarenakan pada waktu mecari nilai elemen baru seperti Z, X2, R1 dan R2 di bagian
13
gaus Jordan row komputasi perkaliannya kurang tepat sehingga menghasilkan hasil yang salah.
Ketika Hasil simplex table of iterasi 1 sudah salah jalan maka seterusnya hasil dari responden
kedua ini mendapatkan jawaban yang salah.
Kesalahan yang dilakukan pada responden ketiga tidak melakukan perhitungan Iterasi 1 dan Iterasi
2 . Responden 3 langsung mendapatkan simplex table of Iteration 1 tanpa adanya jalan sehingga
responden 3 tidak mendapatkan nilai Z, X1 dan X2 dikarenakan tidak melakukan langkah-langkah
yang sesuai pada materi metode simpleks primal dengan variabel buatan.
14
• Soal 2
Pada soal nomor 2 ini diambil lembar kerja yang terdiri dari 5 responden, kelima responden ini
memiliki kesalahan yang berbeda-beda yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
Berdasarkan hasil analisis pada jawaban responden, pada soal nomor 2 terjadi kesalahan dalam
melakukan perhitungan. Dimana responden salaha dalam membagikan baris tersebut. Yang
seharusnya hasilnya adalah 40/3 tetapi responden membuatnya menjadi -3/21. Disini terlihat
bahwa responden kurang teliti dalam melakukan perhitungan terhadap penyelesaian soal tersebut.
Pada hasil jawaban responden pada soal nomor dua dapat dilihat bahwa kesalahan responden
terdapat pada tabel akhir dari penyelesaian. Nilai-nilai yang terdapat pada tabel salah, tidak sesuai
dengan jawaban yang benar. Hal ini dapat dilihat seperti solusi atau nilai kanan pada Z, responden
15
menuliskan bahwa nilai kananya 270/5 padahal nilai kanan yang benar yaitu 274/5. Hal ini terjadi
karena responden kurang teliti dalam melakukan operasi perhitungan.
Bukan = 8M. Kesalahan ini menyebabkan nilai Iterasi I, II dan III berbeda sehingga elemen yang
di dapat juga berbeda nilainya. Jadi responden ini nilai Z, X1 dan X2 kurang tepat.
16
Kesalahan yang dilakukan responden 3 juga melakukan kesalahan menghitung substitute R1 to
the objective function seharusnya hasilnya itu
Bukan seperti yang dilakukan Responden 3. Responden 3 juga tidak melakukan Iterasi I , II, dan
III sehingga ia tidak mendapat jawaban elemen-elemennya.
Pada hasil responden 4, Kesalahan yang dilakukan responde 4 yaitu menghitung Iterasi 1. Pada
iteriasi I bagian simplex table of Iteration 1 merupakan hasil yang kurang tepat dikarenakan pada
waktu mecari nilai elemen baru seperti Z, X2, R1 dan R2 di bagian gaus Jordan row komputasi
perkaliannya kurang tepat sehingga menghasilkan hasil yang salah. Ketika Hasil simplex table of
iterasi 1 sudah salah jalan maka seterusnya hasil dari responden kedua ini mendapatkan jawaban
yang salah.
17
• Soal 3
Pada soal nomor 3 ini diambil lembar kerja yang terdiri dari 2 responden, kedua responden ini
memiliki kesalahan yang berbeda-beda yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
Berdasarkan hasil dari data di atas, diketahui bahwa terjadi kesalahan ketika mengkonversikan
bagian fungsi kendala ke bentuk standar. Dimana terlihat bahwa pada hasil responden tersebut,
responden menambahkan slack variable yang seharusnya pada fungsi kendala tersebut
ditambahkan variable buatan (artificial variable) atau R karena fungsi kendala tersebut bertanda
sama dengan (=). pada masalah ini kesalahan terjadi dikarenakan responden kurang teliti dalam
memberikan variable tambahan, apahak slack variable atau artificial variable, sealin itu responden
juga kurang memahami konsep perubahan kendala yang dilakukan sehingga terjadi kesalahan
tersebut.
18
Pada hasil jawaban responden untuk soal nomor tiga terdapat kesalahan yang dilakukan responden
pada menyimpulan keoptimuman suatu tabel simpleks. Dari tabel simpleks responden
menyimpulkan bahwa elemen pada baris Z semuanya sudah bernilai negatif dan nol sehingga
sudah mencapai keoptimuman. Padahal dalam memaksimumkan nilai Z, keoptimuman dicapai
apabila semua elemen pada baris Z semuanya telah bernilai positif atau nol.
Soal 4
Pada soal nomor 3 ini diambil lembar kerja yang terdiri dari 2 responden, kedua responden ini
memiliki kesalahan yang berbeda-beda yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
Berdasarkan hasil jawaban responden terhadap soal yang diberikan, terjadi kesalahan dalam
penggunaan tanda pada bentuk Z. Dimana pada soal diminta untuk menentukan nilai minimumnya,
yang berarti bentuk standar dari minimum Z adalah diberikan tanda positif ( minimum Z = 3x 1 +
5x2 + 0S1 – 0S3 + MR2 + MR3) disini terlihat bahwa responden kurang teliti dalam menentukan
tanda pada masalah maksimum dan minimumnya, atau dapat dikatakan bahwa responden tidak
memahami bagiamana bntuk tanda yang digunakan jika yang ditentukan adalah nilai maksimum
dan minimumnya.
19
b. Kesalahan dalam menentukan kolom kunci, baris kunci dan elemen kunci
Pada hasil jawaban responden dapat dilihat bahwa kesalahan responden dalam menentukan kolom
kunci, baris kunci dan elemen kunci dalam permasalahan meminimumkan. Responden
menulisakan bahwa kolom kunci x1, baris kunci R3 dan elemen kunci 3. Seharusnya dalam
permasalahan meminimumkan, baris kunci ditentukan dari nilai baris elemen Z yang terbesar dan
dari tabel diketahui nilai terbesar dalam baris Z yaitu 4M-3 yang berada pada kolom x2. Hal ini
berarti kolom kunci berada pada x2, baris kunci terletak di R2 dan elemen kunci yaitu 2.
Responden tidak memahami dalam menentukan kolom kunci, baris kunci dan elemen kunci.
20
BAB IV
KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis terhadap lembar jawaban responden maka dapat disimpulkan
bahwa kesalahan responden dalam menyelesaikan masalah program linier dengan metode
simpleks yaitu terletak pada perhitungan di iterasi, Kesalahan dalam menentukan nilai elemen
z pada table simpleks, Kesalahan tidak melakukan langkah-langkah dari Iterasi, Kesalahan
dalam menentukan nilai pada tabel optimum, perhitungan substitute R1 to the objective
function, Kesalahan pada saat mengkonversi fungsi kendala ke bentuk standar, Kesalahan
dalam menyimpulkan tabel optimum, Kesalahan dalam menentukan kolom kunci, baris kunci
dan elemen kunci dan penulisan jawaban dimana mahasiswa masih mengalami kesalahan
dalam proses perhitungan pada tabel simpleks. Kesalahan-kesalahan tersebut dapat
digolongkan kedalam kesalahan memahami konsep/definisi, salah menggunakan sifat dan
salah perhitungan akibat kecerobohan. Sedangkan faktor penyebab kesalahan mahasiswa
dalam menyelesaikan masalah program linier dengan metode simpleks adalah kurang teliti
dalam menyelesaikan permasalahan.
4.2. Saran
Untuk meminimalisir kesalahan-kesalahan dalam menyelesaikan permasalahan program
linier diatas diharapkan mahasiswa memahami Kembali dengan baik tentang materi yang
terkait dan teliti dalam menyelesaikan soal. Dan semoga makalah ini dapat berguna bagi
pembaca terutama dalam mengetahui kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam menyelesaikan
permasalahan program linier.
21
DAFTAR PUSTAKA
Siregar, Budi Halomoan dan Mansyur, Abil. (2020). Program Linier dan Aplikasinya Pada
Berbagai Software. Jakarta Timur : Bumi Aksara.
Sunarsih dan Ramdani, Ahmad Khairul. (2003). Metode Simpleks Primal Menggunakan
Working Basis. Jurnal Matematika dan Komputer. Vol. 6 (3). Hal 117-118.
http://mathematica.aurino.com/wp-content/uploads/2008/10/simpleks.pdf
http://taufiqurrachman.weblog.esaunggul.ac.id/
22
Lampiran
kunci jawaban
Nomor 1
iii
iv
Nomor 2
v
vi
Nomor 3
vii
Nomor 4
viii