Disusun oleh :
PMM 3 / SEMESTER V
Hafizah 0305193123
PENDIDIKAN MATEMATIKA
SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah swt. Yang telah memberikan kita
semua kesehatan serta kesempatan sehingga kiranya dapat menyelesaikan
tugas ini dengan sebaik–baiknya. Adapun tujuan disusunnya tulisan ini untuk
memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Program Linier. Kami
mengucapkan terimakasih kepada Ibu Siti Salamah Br. Ginting, M.Pd selaku
dosen pengampu dalam mata kuliah ini yang telah membimbing kami dalam
menyelesaikan makalah dengan judul Metode Simpleks.
Kelompok F
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode Grafik adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan sebuah masalah pemrograman linear yang melibatkan dua
peubah keputusan. Membahas mengenai masalah meminimumkan fungsi
kendala bertanda ≥, fungsi kendala bertanda =, tidak ada penyelesaian layak,
tidak ada penyelesaian optimal, beberapa alternatif optimal, dan wilayah
kelayakan yang tidak terikat dapat terjadi saat menyelesaikan masalah
pemrograman linear dengan menggunakan prosedur penyelesaian grafik.
Kasus-kasus ini juga dapat terjadi saat menggunakan Metode Simpleks.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
i. Iterasi, seperti yang disebutkan sebelumnya adalah tahapan
perhitungan dimana nilai dalam perhitungan itu tergantung dari nilai
tabel sebelumnya.
ii. Variabel non basis, adalah variabel yang nilainya diatur
menjadi nol pada sembarang iterasi. Dalam terminologi umum,
jumlah variabel non basis selalu sama dengan derajat bebas dalam
sistem persamaan.
iii. Variabel basis, merupakan variabel yang nilainya bukan nol
pada sembarang iterasi. Pada solusi awal, variabel basis
merupakan variabel slack (jika fungsi kendala menggunakan
pertidaksamaan <) atau variabel buatan (jika fungsi kendala
menggunakan pertidaksamaan > atau =). Secara umum, jumlah
variabel batas selalu sama dengan jumlah fungsi pembatas (tanpa
fungsi non negatif)
iv. Solusi atau Nilai Kanan (NK), merupakan nilai sumber daya
pembatas yang masih tersedia. Pada solusi awal, nilai kanan atau
solusi sama dengan jumlah sumber daya pembatas awal yang ada,
karena aktivitas belum dilaksanakan.
v. Variabel Slack, adalah variabel yang ditambahkan ke model
matematik kendala untuk mengkonversikan pertidaksamaan <
menjadi persamaan (=). Penambahan variabel ini terjadi pada
tahap inisialisasi. Pada solusi awal, variabel slack akan berfungsi
sebagai variabel basis.
vi. Variabel Surplus, adalah variabel yang dikurangkan dari
model matematik kendala untuk mengkonversikan pertidaksamaan
> menjadi persamaan (=). Penambahan variabel ini terjadi pada
tahap inisialisasi. Pada solusi awal, variabel surplus tidak dapat
berfungsi sebagai variabel bebas.
vii. Variabel Buatan, adalah variabel yang ditambahkan ke model
matematik kendala dengan bentuk >atau = untuk difungsikan
sebagai variabel basis awal. Penambahan variabel ini terjadi pada
tahap inisialisasi. Variabel ini harus bernilai 0 pada solusi optimal,
3
karena kenyataannya variabel ini tidak ada. Variabel ini hanya ada
di atas kertas.
viii. Kolom Pivot (Kolom Kerja), adalah kolom yang memuat
variabel masuk. Koefisien pada kolom ini akan menjadi pembagi
nilai kanan untuk menentukan baris pivot (baris kerja).
ix. Baris Pivot (Baris Kerja), adalah salah satu baris dari antara
variabel baris yang memuat variabel keluar.
x. Elemen Pivot (Elemen Kerja), adalah elemen yang terletak
pada perpotongan kolom dan baris pivot. Elemen pivot akan
menjadi dasar perhitungan untuk tabel simpleks berikutnya.
xi. Variabel Masuk, adalah variabel yang terpilih untuk menjadi
variabel basis pada iterasi berikutnya. Variabel masuk dipilih satu
dari antara variabel non basis pada setiap iterasi. Variabel ini pada
iterasi berikutnya akan bernilai positif.
xii. Variabel Keluar, variabel yang keluar dari variabel basis pada
iterasi berikutnya dan digantikan dengan variabel masuk. Variabel
keluar dipilih satu dari antara variabel basis pada setiap iterasi dan
bernilai 0.
4
maka tabel tidak layak. Tabel yang tidak layak tidak bisa untuk
diteruskan untuk dioptimalkan.
ii. Tentukan kolam pivot.
Jika tujuan maksimum, maka kolam pivot adalah kolam dengan
koofisien fungsi tujuan negatif angka terbesar.
Jika tujuan berupa minimum, maka kolam pivot adalah kolam dengan
fungsi tujuan positif terbesar.
iii. Variabel keluar ditentukan dari rasio nilai kanan dengan elemen
pada kolam pivot yang bersesuaian
iv. Variabel keluar dipilih yang rasionya terkecil
v. Tentukan baris pivot
vi. Baris pivot adalah baris dengan rasio pembagian terkecil
vii. Tentukan elemen pivot.
viii. Bentuk tabel simpleks baru. Periksa apakah tabel sudah optimal,
keoptimalan tabel dilihat dari kooefisien fungsi tujuan (nilai pada
baris z)
ix. Untuk tujuan maksimasi, tabel sudah optimal jika semua nilai pada
baris z sudah positif atau nol.
x. Untuk tujuan minimasi, tabel sudah optimal jika semua nilai pada
baris Z sudah negatif atau nol.
E. Penentuan Maksimum
Untuk mengerjakan soal maksimum terdapat contoh sebagai berikut :
Kendala 2𝑥1 + 𝑥2 ≤ 5
𝑥1 + 𝑥2 ≤ 3
𝑥1, 𝑥2 ≥ 0
Penyelesaian :
5
Maks Z = 3𝑥1 + 2𝑥2 + 0𝑠1 + 0𝑠2 → 𝑍−3𝑥1 − 2𝑥2 − 0𝑠1 − 0𝑠2 = 0
Kendala 2𝑥1 + 𝑥2 + 𝑠1 = 5
𝑥1 + 𝑥2 + 𝑠2 = 3
𝑥1, 𝑥2 , 𝑠1, 𝑠2 0
• Iterasi ke-2
B 𝑥1, 𝑥2 𝑠1 𝑠2 NK
𝑥1, 2 1 1 0 5
𝑥2 1 1 0 1 3
Z -3 -2 0 0 0
• Iterasi ke-1
B 𝑥1, 𝑥2 𝑠1 𝑠2 NK
𝑥1, 1 1 1 0 5
2 2 2
𝑥2 0 1 1 1 1
−
2 2 2
Z 0 1 3 0 15
−
2 2 2
• Iterasi ke-2
B 𝑥1, 𝑥2 𝑠1 𝑠2 NK
𝑥1, 1 0 1 -1 2
𝑥2 0 1 −1 2 1
Z 0 0 1 1 8
6
F. Penentuan Minimum
Contoh :
Kendala : 𝑥1 + 𝑥2 ≤ 4
𝑥1 − 𝑥2 ≥ 6
𝑥1 , 𝑥2 ≥ 0
Metode 1 :
S.t 𝑥1 + 𝑥2 ≤ 4
𝑥1 − 𝑥2 ≥ 6
7
𝑥1 , 𝑥2 ≥ 0
Bentuk kanonik :
𝑋1 + 𝑋2 + 𝑆1 =4
𝑋1 − 𝑋2 + 𝑆2 = 6
Tablo 1
𝒃𝟏 ′ =𝒃𝟏 → 0, 1,1,1,0,4
Tablo 2
Basis -z 𝒙𝟏 𝒙𝟐 𝒔𝟏 𝒔𝟐 Rhs
-z 1 5 0 0 3 12
𝒔𝟏 0 1 1 1 0 4
𝒔𝟐 0 2 0 1 1 10
8
𝑥2 = 4
𝑠2 = 10
−𝑧 = 12 → 𝑧 = −12
9
BAB III
KESIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
11