METODE DUALITAS
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan banyak rahmat, taufik,
serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas terstruktur
pembuatan makalah "Metode Dualitas" pada mata kuliah Riset Operasi.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................3
PENDAHULUAN........................................................................................3
A. Latar Belakang............................................................................3
B. Rumusan Masalah.......................................................................4
C. Manfaat dan Tujuan...................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................5
2.1. Landasan Teori
A. Pengertian Dualitas.......................................................................5
B. Sifat Dasar.......................................................................................6
1. Simetrik dual..............................................................................8
2. Tidak simetrik dual...................................................................8
C. Kaidah Primal-dual........................................................................8
D. Formulasi primal-dual....................................................................9
E. Keunggulan Dual.............................................................................9
F. Dualitas Simpleks............................................................................10
G. Interpretasi Ekonomi.....................................................................10
2.2. Latihan Soal
BAB III..........................................................................................................15
PENUTUP.....................................................................................................15
3.1. Simpulan..............................................................................................15
3.2. Saran....................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam suatu organisasi atau bisnis yang bergerak dalam bidang produksi
barang misalnya dalam kegiatan usahanya selalu merencanakan kegiatan yang
pada dasarnya ingin menghasilkan keuntungan yang besar namun dengan biaya
produksi dan penggunaan bahan baku yang seminim mungkin. Dengan demikian,
analisis program linier sangat mampu membenkan jaminan solusi yang baik
dengan tehnik pemodelan masalah terlebih dahulu. Pada prinsipnya setiap
aktivitas analisis menggunakan program linier dimulai dengan masalah
dimodelkan dalam model matematika yang sesuai dengan standar baku atau
bentuk umum program linter yang sudah ada kemudian dengan batasan-batasan
variabelnya kemudian diselesaikan dengan salah satu tekhnik penyelesaian yang
ada dan hasilnya dianalisis untuk diterapkan. Ada 2 metode umum yang sering
digunakan dalam penyelesaian model yang diperoleh yakni metode grafik dan
simpleks. Metode grafik digunakan untuk model dengan dua variabel sedangkan
metode simpleks dapat digunakan untuk dua atau lebih variabel yang ada pada
model.
Setiap persoalan program linier selalu mempunyai dua macam analisis, yaitu
Analisis Primal dan Analisis Dual yang biasanya disebut "Analisis Primal-Dual"
Dalam perjalanannya teknik linier programming mengalami perkembangan dan
penyempurnaan, sehingga dapat ditemukan berbagai kelebihan-kelebihan yang
berguna dalam penerapan teknik ini. Salah satu manfaatnya yaitu dalam dunia
Linier Programing yang digunakan sebagai alat analisa dan pengambilan
keputusan. Teknik tersebut dikenal dengan teori dualitas.
Selain itu banyak sekali digunakan konsep dualitas, terutama dalam contoh
berikut ini:
1. Dalam penelitian sirkuit dapat diberikan untuk sirkuit yang umum. dapat
juga dilakukan perubahan pada bentuk dual.
2. Dalam suatu penelitian yang dilakukan pada pelaksanaan teori graph.
3. Pada aljabar linier terdapat suatu pemikiran dari dual, serta beberapa
contoh lainnya
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan dualitas?
2. Apa pengertian primal-dual?
3. Apa sifat primal-dual?
4. Apa perbedaan simetrik dual dan tidak simetrik dual?
5. Bagaimana formulasi primal dual?
6. Bagaimana keunggulan dual?
7. Bagiamana dualitas simpleks?
8. Bagaimana Intresprestasi pada ekonominya?
C. Manfaat dan Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dualitas.
2. Mengetahui pengertian primal-dual.
3. Mengetahui sifat primal-dual.
4. Mengetahui perbedaan simetrik dual dan tidak simetrik dual.
5. Mengetahui formulasi primal dual
6. Mengetahui keunggulan dual.
7. Mengetahui dualitas simpleks.
8. Mengetahui Intresprestasi pada ekonominya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Dualitas
Ditinjau dari teori prakick, maka dualitas merupakan konsep linear
programming yang penting dan menarik. Ide dasar dari teori dualitas adalah
bahwa setiap persoalan linear programming mempunyai suatu finear program
yang berkaitan yang disebut "dual". Sehingga solusi dari persoalan asli LP
(Primal), juga memberikan solusi pada dualnya.
Secara sistematis, dualitas merupakan alat bantu masalah LP, yang secara
langsung didefinisikan dari persoalan aslinya atau dari model LP Primal. Dalam
kebanyakan perlakuan LP, dualitas sangat tergantung pada primal dalam hal tipe
kendala variabel keputusan dan kondisi optimum, Olch karena itu dalam
kenyataannya teori dualitas secara tegas tidak diharuskan penggunaannya.
B. Sifat Dasar
Dual mempunyai dua dalil yang bersifat sangat penting untuk linear
programming (Dowling, 1996). Dalil tersebut berbunyi:
i. Nilai optimal dari fungsi obyektif primal selalu sama dengan nilai optimal dan
fungsi obyektif dual, asalkan terdapat suatu penyelesaian optimal yang
memungkinkan.
Menurut Dowling (Dowling, 1996) Perumusan dual dari suatu soal primal adalah
sebagai berikut:
Menurut Weber (Weber, 1999), kaitan antara pemecahan primal dan dual
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Nilai fungsi sasaran dalam pemecahan masalah primal dan dual adalah
sama.
2. Kriteria untuk variabel utama primal adalah pemecahan bagi variabel
'slack' dari dual.
3. Krineria unnak variabel 'slack" dari primal adalah pemecahan bagi
variabel utama dari dual.
4. Pemecahan untuk variabel-variabel utama primal merupakan nilai negatif
dari kriteria untuk variabel-variabel "slack" dari dual.
5. Pemecahan untuk variabel-variabel 'slack" primal merupakan nilainegatif
dari kriteria untuk variabel-variabel utama dari dual.
E. Keunggulan Dual
Jadi masalah dual benar-benar simetris dengan masalah primal dan pemecahan
dari salah satu masalah menghasilkan juga pemecahan dari masalah lain. Jika
jumlah iterasi yang dibutuhkan untuk pemecahan simpleks bergantung pada
jumlah baris dalam tabel simpleks, dual dapat dipecahkan dengan perhitungan
yang lebih mudah daripada primal bila mana tabel simpleks dari dual mempunyai
baris yang lebih sedikit daripada tabel simpleks primal.
F. Dualitas Simpleks
Pada metode simpleks juga sering terdapat solusi basis dan persoalan
pemrograman linier yang tidak layak, namun prosesnya optimal karena
multipliers dari simpleks memberikan kelayakan untuk persoalan dual Dalam
tabel simpleks keadaan ini tidak menunjukkan unsur negatif dalam baris indeks Z
(Zj - Cj), namun menunjukkan adanya ketidaklayakan solusi basis.
Situasi ini dapat muncul bila suatu solusi pemrograman linier tertentu
diperhitungkan dan kemudian suatu persoalan baru dapat dibentuk dengan
mengubah vektor-b. Dengan membentuk tabel simpleks untuk dual akan sangat
efisien dalam cara menggunakan dualitas yang kemudian dikenal sebagai metode
dual simpleks. Dalam persoalan primal pekerjaan dilakukan melalui penguraian
kondisi pada baris indeks (Zj - Cj). sedangkan pada persoalan dual, pekerjaan
dilakukan melalui kelayakan dan menuju kepada optimalitas.
Jawab:
Langkah pertama kita buattabel dari soal diatas agar lebih mudah
penyelesaiannya, lihat tabel dibawah ini:
X1, X2 ≥ 0
2X1 ≤ 8 → 2X1 + X3 = 8
3X2 ≤ 15 → 3X2 + X4 = 15
Setelah itu kita buat Tabel Simpleks. Lihat tabel dibawah ini
Variabel Dasar Z X1 X2 S1 S2 S3 NK LR/KET
Z 1 -3 -3 0 0 0 0 -
S1 0 2 0 1 0 0 8 8/0 = 00
X2 0 0 3 0 1 0 15 15/3 = 5
S2 0 6 5 0 0 1 30 30/5 = 6
✔ Tentukan kolom pivot dengan cara kita lihat nilai negative terbesar
pada baris Z yatu pada kolom X2 yang bernilai-5 (yang berwarna red)
✔ Tentukan baris pivot dengan cara kita lihat hasil nilai LR/KET = NK /
kolom pivot X2 yaitu 8/10 = 00, 15/3 = 5 dan 30/5 = 6 (yang berwarna
light green), karena 5 adalah indek tarkecil maka pada karis S2 dijadikan
baris kunci pivot dengan 3 sebagai pivotnya (yang berwarna aqua).
Kemudian kita merubah nilai baris kunci (pivot) a S2
Variabel Z X1 X2 S1 S2 S3 NK LR/KET
Dasar
Z 1 -3 0 0 5/3 0 25 -
S1 0 2 0 1 0 0 8 8/2=4
X2 0 0 1 0 1/3 0 5 5/0=00
S3 0 6 0 0 -5/3 1 5 5/6
langah sebagai Karena masih belum optimal maka lakukan berikut :
Tentukan kolom pivot dengan cara kita lihat nilai negative terbesar
padabaris Z yaitu pada kolom X1 yang bernilai -3 ( yang berwarna red ).
Tentukan baris pivot dengan cara kita lihat hasil nilai LR/KET = NK /
kolom pivot X1 yaitu 8/2 = 4, 5/0 = 00, dan 5/6 (yang berwarna light
green), karena 5/6 adalah indek terkecil maka pada baris S3 dijadikan
baris kunci pivot dengan 6 sebagai pivotnya (yang berwarna aqua).
Variabel Z X1 X2 S1 S2 S3 NK
Dasar
Z 1 0 0 0 5/6 ½ 271/2
S1 0 0 0 1 5/9 -1/3 61/3
X2 0 0 1 0 1/3 0 5
X1 0 1 0 0 -5/18 1/6 5/6
Kesimpulan :
Dari hasil tabel diatas sudah dinyatakan optimal karena nilai pada kolom X 2 dan
X1 sudah bernilai positif (+). Oleh karena itu kita bisa lanjutkan ke proses dualitas
dengan cara dibawah ini:
• X2=5
• Laba = 27 1/2
Kemudian dengan cara yang sama, masukkan solusi optimal masalah dualnya :
Y1 = 0
Y2 = 5/6
Y3 =1/2
G. Interpretasi Ekonomi
Hubungan primal dual untuk menunjukan arti ekonomis sebenarnya dari harga
dual dan biaya terkurangi Interpressasi harga dual dan biaya terkurangi akan
dibuktikan sangat berguna pada dua aspek, yaitu :
1. sebuah toko roti memproduksi 2 jenis roti yaitu A dan B. Bahan baku
utama ke dua roti sama yaitu tepung terigu, gula pasir dan mentega. Roti A
membutuhkan 30g tepung. 15gr gula pasir dan 10gr mentega sedangkan
roti B membutuhkan 40g tepung 20gr gula pasir dan 15gr mernega
Dimana banyaknya bahan yang tersedia adalah tepung 8kg. gula pasir 5kg
dan mentega 3kg. harga jual roti A Rp.700/potong dan harga jual roti B
Rp.600 potong. Diasumsikan permintaan konsumen sesuai dengan jumlah
produksi. Tentukan jumlah roti A dan roti B yang harus diproduksi untuk
mendapatkan keuntungan yang maksimal.
i. Formulasikan persoalan pemograman lineari diatas
ii. Formu lasikan persoalan rangkap dari persoalan pertama
pemograman yang telah diperoleh
Penyelesaian :
a) -Persoalan umum
1. Variabel keputusan
X₁ = roti A
X2=-roti B
2. Fungsi tujuan
3. Pembatas
30 X1 + 40 X2≤8000
15 X1 +20 X2≤5000
10 X1 + 15 X2≤3000
Cari: X1 dan X2
15 X1+ 20 X2≤5000
10 X1 + 15 X2≤3000
X1 ; X2≥0
b) Dual problem
40 y1 + 20 y2 + 15 y3≥600
2. Fungsi tujuan:
Minimumkan: z=2x1+x2
Fungsi Batasan:
• X1 + 5x2≥10
• X1 + 3x2≥6
• 2x1 +2x2≥8
X1, X2 ≥0
Dual
Fungsi tujuan:
Fungsi Batasan :
• y1 + y2 + 2y3≤ 2
• y1 + y2 +2y3≤2
Y1, Y2, Y3 ≥0
3. Primal
Fungsi tujuan:
Minimumkan : z= x1 + 3x2-2x3
Fungsi Batasan :
• 4x1 +8x2+6x3≤2
• 7x1+5x2+9x3≤1
Dual
Fungsi tujuan :
Fungsi Batasan:
• 4y1 + 7y2≥1
• 8y1 + 5y2≥3
• 6y1 + 9y2≤-2
3x1+2x2≥50
x1, x2≥0
Jawab :
Basis z X1 X2 S1 S2 R1 R2 Solusi
-z -1 0 0 3/16 7/8 M+17/16 M-7/8 -205/4
X2 0 0 1 -3/8 1/4 3/8 -1/4 2,5
X1 0 1 0 ¼ -1/2 -1/4 1/2 15
Penyelesaiannya : x1 = 15 ; x2 = 2,5 ; Z = 205/4
4y1+2y2 2,5
Jawab :
Basis W Y1 Y2 S1 S2 Solusi
W 1 0 0 45/3 5/2 205/4
Y2 0 0 1 1/2 -2/8 7/8
Y1 0 1 0 -2/8 3/8 3/16
Penyelesaiannya : y1 = 3/16 ; y2 =7/8 ; Z = 205/4
6. Primal:
Kendala :
X1, X2, X3 20
Bentuk standar:
Kendala :
Dual :
Minimumkan : W = 80 Y1 + 108 Y2
Kendala :
4 Y1+9 Y2≥5
8 Y1+6 Y2≥8
5 Y1+8 Y2≥6
Y1≥0
Y2≥0
7. Primal:
Kendala :
X1+ X2 + 3x3 = 48
Bentuk standar:
Kendala :
2x1 + 4x2 + x3 + S₁ = 40
X1+ X2+3x3 = 48
Dual:
Minimumkan : W = 40 Y1 + 48 Y2
Kendala :
2Y1+Y2>4
4Y1+Y2>6
Y1+3Y2>5
Y1≥0
Dengan kendala :
2X1 X2+3x3 = 2
Basis X1 X2 X3 S A Solusi
7 0 0 3/5 29/5 -2/5 + M 28 1/5
X2 0 1 1/5 2/5 -1/5 8/5
X1 1 0 7/5 1/5 2/5 9/5
Bentuk dualnya adalah :
2Y1-Y2> 12
Y1+3Y2>4
9. Maksimum Z = Minimum W = 76 ?
Hasil ini juga dapat diperoleh dengan memasukkan nilai variabel keputusan
kedalam fungsi tujuan masing-masing.
=5(0)+12(3) + 10(4)
= 76
W = 10 Y₁ + 15 Y2
= 10(5,2) + 15(1,6)
= 76
X1, X2, X3 20
Semua fungsi kendala sudah dalam bentuk pertidaksamaan ≤, maka tambahkan
variabel slack untuk mengubah ke bentuk baku/standar.
Kendala :
-90x120x240x3+ S1 <-200
V.Dsr X1 X2 X3 S1 S2 S3 NK
Z -21 -18 -15 0 0 0 0
S1 -90 -20 -40 1 0 0 -200
S2 -30 -80 -60 0 1 0 -180
S3 -10 -20 -60 0 0 1 -150
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Dualitas adalah sebuah konsep dalam pemrograman linier yang menjelaskan
secara matematis bahwa sebuah kasus pemrograman linier terdiri dari masalah
primal dan dual dan konsep ini berguna untuk menginterpretasikan angka-angka
yang terdapat pada tabel optimal dari masalah primal. Dalam penyelesaian
persoalan linier dengan membentuk formulasi terlebih dahulu sudah dikenal
dengan istilah primal, sedangkan penyelesaian persoalan melalui dual sebagai
pemrograman linier merupakan penyelesaian pada variabel yang ditambahkan
pada fungsi-fungsi kendala yang sudah disusun sebagai pengenal dari variabel
dual.
3.2. Saran
Dalam pengerjaan Masalah dualitas ini masih bisa dikata gorikan sederhana
(mudah) yang terpenting adalah teliti dan mengetahui formulanya. Jadi
diharapkan pembaca untuk lebih teliti dalam pengerjaannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://khampenkkhan.blogspot.co.id/2014/12/riset-operasi-ro-operations-
research.html(akses pada 28/10/2016 pukul 15.13)
http://asarohqi.blogspot.co.id/2011_12_01_archive.html(akses pada
28/10/2016 pukul 15.26)
http://kios-makalah.blogspot.co.id/2014/04/program-linear-analisis-
primal- dan.html(akses pada 28/10/2016 pukul 19.07)