Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

METODE DUALITAS

 Dosen Pengampu (Mohamad Tamrin, S.Stat.,M.Sc)

Disusun Oleh Kelompok 4:

DATUN MUAZAM J.L 2103060109


BISRI SAMSURI 2103060101
DIDIN HAFIZUDIN 2103060102
WAWAN SUHARDI

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA
NUSA TENGGARA BARAT
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan banyak rahmat, taufik,
serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas terstruktur
pembuatan makalah "Metode Dualitas" pada mata kuliah Riset Operasi.

Penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah


membantu dalam penyusunan makalah Metode Dualitas ini. Sehingga makalah ini
dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan


makalah ini yang perlu diperbaiki, baik dalam segi tata bahasa, penyusunan
kalimat, maupun isi. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penyusun
menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca guna
memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada.

Penyusun berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah


pengetahuan bagi penyusun pada khususnya dan bagi para pembaca pada
umumnya.

Mataram,15 Juni 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................3
PENDAHULUAN........................................................................................3
A. Latar Belakang............................................................................3
B. Rumusan Masalah.......................................................................4
C. Manfaat dan Tujuan...................................................................4

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................5
2.1. Landasan Teori
A. Pengertian Dualitas.......................................................................5
B. Sifat Dasar.......................................................................................6
1. Simetrik dual..............................................................................8
2. Tidak simetrik dual...................................................................8
C. Kaidah Primal-dual........................................................................8
D. Formulasi primal-dual....................................................................9
E. Keunggulan Dual.............................................................................9
F. Dualitas Simpleks............................................................................10
G. Interpretasi Ekonomi.....................................................................10
2.2. Latihan Soal
BAB III..........................................................................................................15
PENUTUP.....................................................................................................15
3.1. Simpulan..............................................................................................15
3.2. Saran....................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa pemograman


linier (PL) menjadi suatu alat yang sangat berperan penting dalam dunia usaha
Menuna (kakiny, 2008). Pemograman linier memiliki pengertian sebagai suatu
model umum yang dapat digunakan untuk menguraikan dan menentukan alokasi
bahan atau barang yang digunakan sebagai sumber daya yang langka untuk
memproduksi barang-barang jadi yang ditujukan untuk menghasilkan keuntungan
yang maksimal, dimana penerapan pemorogranan linier ini pada umumnya
meliputi permasalahan pengalokasian sumber daya yang terbatas di tengah-tengah
aktifitas yang saling bersaing melalui jalan cara yang terbaik (optimal).

Dalam suatu organisasi atau bisnis yang bergerak dalam bidang produksi
barang misalnya dalam kegiatan usahanya selalu merencanakan kegiatan yang
pada dasarnya ingin menghasilkan keuntungan yang besar namun dengan biaya
produksi dan penggunaan bahan baku yang seminim mungkin. Dengan demikian,
analisis program linier sangat mampu membenkan jaminan solusi yang baik
dengan tehnik pemodelan masalah terlebih dahulu. Pada prinsipnya setiap
aktivitas analisis menggunakan program linier dimulai dengan masalah
dimodelkan dalam model matematika yang sesuai dengan standar baku atau
bentuk umum program linter yang sudah ada kemudian dengan batasan-batasan
variabelnya kemudian diselesaikan dengan salah satu tekhnik penyelesaian yang
ada dan hasilnya dianalisis untuk diterapkan. Ada 2 metode umum yang sering
digunakan dalam penyelesaian model yang diperoleh yakni metode grafik dan
simpleks. Metode grafik digunakan untuk model dengan dua variabel sedangkan
metode simpleks dapat digunakan untuk dua atau lebih variabel yang ada pada
model.

Dalam kenyataannya sebuah perusahaan atau pelaku usaha tidak selalu


berhadapan dengan masalah-masalah yang dapat dipecahkan secara sederhana
menggunakan model program linier. Ketika terdapat beberapa sasaran atau target
yang ingin dicapai maka semua target tersebut menjadi tujuan yang hendak
dicapai. Permasalahan seperti itu sedikit berbeda dengan masalah PL. yang selalu
ditemukan. Berdasarkan kebutuhan seperti pada permasalahan ini maka
dikembangkan sebuah tehnik dualitas yakni sebuah konsep dalam pemrograman
linier yang menjelaskan secara matematis bahwa sebuah kasus pemrograman
linier terdiri dari masalah primal dan dual dan konsep ini berguna untuk
menginterpretasikan angka-angka yang terdapat pada tubet optimal dari masalah
primal.

Setiap persoalan program linier selalu mempunyai dua macam analisis, yaitu
Analisis Primal dan Analisis Dual yang biasanya disebut "Analisis Primal-Dual"
Dalam perjalanannya teknik linier programming mengalami perkembangan dan
penyempurnaan, sehingga dapat ditemukan berbagai kelebihan-kelebihan yang
berguna dalam penerapan teknik ini. Salah satu manfaatnya yaitu dalam dunia
Linier Programing yang digunakan sebagai alat analisa dan pengambilan
keputusan. Teknik tersebut dikenal dengan teori dualitas.

Selain itu banyak sekali digunakan konsep dualitas, terutama dalam contoh
berikut ini:

1. Dalam penelitian sirkuit dapat diberikan untuk sirkuit yang umum. dapat
juga dilakukan perubahan pada bentuk dual.
2. Dalam suatu penelitian yang dilakukan pada pelaksanaan teori graph.
3. Pada aljabar linier terdapat suatu pemikiran dari dual, serta beberapa
contoh lainnya

Menurut teori ini, setiap persoalan linier programming saling berhubungan


timbal balik dengan persoalan linier programming yang lain yang merupakan
"dual nya. Hubungan timbal balik antara suatu persoalan linier programming yang
asli (disebut primal) dengan persoalan linier programming yang lain (dual). akan
menimbulkan manfaat berupa memudahkan orang dalam mengkaji suatu
perhitungan dalam linier programming.

Sejalan dengan itu menurut (kakiay, 2008) dalam perkembangan algoritma


simpleks sudah lama ditemukan bahwa setiap pemrograman linier mempunyai
hubungan dengan pemrograman lain dan dikenal dengan Dual. Solusi dari salah
satu persoalan ini dapat dibentuk menjadi solusi yang lain. Penemuan
pemrograman linier dual ini sangat berpengaruh terhadap dua problema yang
terkait dengan metode komputasi dan juga pengembangan pemrograman linier.
disamping itu juga sangat berpengaruh terhadap pengembangan metode
optimisasi yang lain. Hubungan antara pemrograman linier dengan dualnya dapat
ditunjukkan pada beberapa kasus yang juga sangat penting bagi informasi
ekonomi yang diuraikan melalui pemrograman linier.

Dalam penyelesaian persoalan linier dengan membentuk formulasi terlebih


dahulu sudah dikenal dengan istilah primal, sedangkan penyelesaian persoalan
melalui dual sebagai pemrograman linier merupakan penyelesaian pada variabel
yang ditambahkan pada fungsi-fungsi kendala yang sudah disusun sebagai
pengenal dari variabel dual. Kedua persoalan itu pada umumnya dapat
diselesaikan secara bersamaan melalui metode simpleks.

Berpedoman pada penelitian sebelumnya dan pada kenyataan bahwaprimal


dual merupakan metode dari program linier maka penulis tertarik untuk
melanjutkan dengan mengkaji tentang "dualitas!!

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan dualitas?
2. Apa pengertian primal-dual?
3. Apa sifat primal-dual?
4. Apa perbedaan simetrik dual dan tidak simetrik dual?
5. Bagaimana formulasi primal dual?
6. Bagaimana keunggulan dual?
7. Bagiamana dualitas simpleks?
8. Bagaimana Intresprestasi pada ekonominya?
C. Manfaat dan Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dualitas.
2. Mengetahui pengertian primal-dual.
3. Mengetahui sifat primal-dual.
4. Mengetahui perbedaan simetrik dual dan tidak simetrik dual.
5. Mengetahui formulasi primal dual
6. Mengetahui keunggulan dual.
7. Mengetahui dualitas simpleks.
8. Mengetahui Intresprestasi pada ekonominya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dualitas
Ditinjau dari teori prakick, maka dualitas merupakan konsep linear
programming yang penting dan menarik. Ide dasar dari teori dualitas adalah
bahwa setiap persoalan linear programming mempunyai suatu finear program
yang berkaitan yang disebut "dual". Sehingga solusi dari persoalan asli LP
(Primal), juga memberikan solusi pada dualnya.

Secara sistematis, dualitas merupakan alat bantu masalah LP, yang secara
langsung didefinisikan dari persoalan aslinya atau dari model LP Primal. Dalam
kebanyakan perlakuan LP, dualitas sangat tergantung pada primal dalam hal tipe
kendala variabel keputusan dan kondisi optimum, Olch karena itu dalam
kenyataannya teori dualitas secara tegas tidak diharuskan penggunaannya.

Pada tahun 1947, VON Neuman memformulasikan dual dari model PL


variabel-variabel dari model Pl. dikalikan dengan kendala-kendala dan
persyaratan non negative. Model PL yang asli disebut primal dan formulasi yang
baru disebut dual.

B. Sifat Dasar
Dual mempunyai dua dalil yang bersifat sangat penting untuk linear
programming (Dowling, 1996). Dalil tersebut berbunyi:
i. Nilai optimal dari fungsi obyektif primal selalu sama dengan nilai optimal dan
fungsi obyektif dual, asalkan terdapat suatu penyelesaian optimal yang
memungkinkan.

ii. Jika dalam penyelesaian optimal yang mungkin tersebut

 Suatu variabel keputusan dalam program primal mempunyai nilai bukan


nol, variabel slack (atau surplus) yang berkaitan dalam program dual harus
mempunyai nilai optimal nol.
 Suatu variabel slack (atau surplus) dalam primal mempunyai nilaibukan
nol, variabel keputusan yang berkaitan dalam program dualharus
mempunyai nilai optimal nol

C. Kaidah Transformasi untuk Memperoleh Nilai Dual

Menurut Dowling (Dowling, 1996) Perumusan dual dari suatu soal primal adalah
sebagai berikut:

1. Arah optimisa adalah terbalik. Maksimsasi dalam primal menjadi


minimisasi dalam dual dan sebaliknya.
2. Tanda pertidaksamaan dari kendala teknis adalah terbalik, tetapi ketidak
negatifan pada variabel-variabel keputusan (decision variables) selalu
dipertahankan.
3. Baris matriks koefisien dari kendala dalam primal berganti tempat
(transpose) menjadi kolom untuk matriks koefisien dari kendala dalam
dual.
4. Vektor baris dari koefisien dalam fungsi obyektif dalam primal berganti
tempat menjadi vektor kolom konstan untuk kendala dalam dual.
5. Vektor kolom konstan dari kendala primal berganti tempat menjadi vektor
baris dari koefisien-koefisien untuk fungsi obyektif dalam dual.
6. Variabel keputusan primal () digantikan oleh variabel keputusan dual ().

Pemecahan masalah dual juga diberikan oleh pemecahan masalah primal,


dan dalam beberapa kasus bisa terjadi lebih mudah memecahkan masalah
dual. Jumlah terasi yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah simpleks
bergantung pada jumlah baris variabel dalam tabel simpleks, jadi jika m<n,
biasanya pemecahan masalah dual membutuhkan perhitungan yang lebih
sedikit dan dengan demikian lebih mudah.

Menurut Weber (Weber, 1999), kaitan antara pemecahan primal dan dual
dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Nilai fungsi sasaran dalam pemecahan masalah primal dan dual adalah
sama.
2. Kriteria untuk variabel utama primal adalah pemecahan bagi variabel
'slack' dari dual.
3. Krineria unnak variabel 'slack" dari primal adalah pemecahan bagi
variabel utama dari dual.
4. Pemecahan untuk variabel-variabel utama primal merupakan nilai negatif
dari kriteria untuk variabel-variabel "slack" dari dual.
5. Pemecahan untuk variabel-variabel 'slack" primal merupakan nilainegatif
dari kriteria untuk variabel-variabel utama dari dual.

D. Formulasi Primal Dual

Sebelum bennik primal dari persoalan pemograman linier diubah (transformed)


menjadi dual maka bennak primal harus ditulis atau dinyatakan dalam bentuk
kanonial yang berarti

E. Keunggulan Dual

Karena terdapat hubungan komplementer antara varibel-varibel keputusan dalam


satu program dan variabel-variabel slack (atau surplus) di dalam program lainnya,
penyelesaian untuk program yang satu memberikan penyelesaian untuk program
lainnya (Dowling, 1996). Ini bermanfaat karena:

1. Hal ini memungkinkan penyelesaian soal minimisasi menurutmaksimisasi,


yang seringkali lebih mudah.
2. Untuk primal dengan tiga variabel keputusan, dual menyederhanakan
program tersebut menjadi dua variabel keputusan, yang kemudian dapat
digambarkan secara grafis.

Jadi masalah dual benar-benar simetris dengan masalah primal dan pemecahan
dari salah satu masalah menghasilkan juga pemecahan dari masalah lain. Jika
jumlah iterasi yang dibutuhkan untuk pemecahan simpleks bergantung pada
jumlah baris dalam tabel simpleks, dual dapat dipecahkan dengan perhitungan
yang lebih mudah daripada primal bila mana tabel simpleks dari dual mempunyai
baris yang lebih sedikit daripada tabel simpleks primal.

Pemecahan masalah dual menghasilkan nilai-nilai yang sifatnya implisit,


dihubungkan artifisial atau bayangan. Nilai-nilai ini mempunyai arti ekonomis
yang penting dalam beberapa aplikasi pemrograman linear, misalnya, dalam
analisis alokasi sumber yang optimal (Weber, 1999).

F. Dualitas Simpleks

Pada metode simpleks juga sering terdapat solusi basis dan persoalan
pemrograman linier yang tidak layak, namun prosesnya optimal karena
multipliers dari simpleks memberikan kelayakan untuk persoalan dual Dalam
tabel simpleks keadaan ini tidak menunjukkan unsur negatif dalam baris indeks Z
(Zj - Cj), namun menunjukkan adanya ketidaklayakan solusi basis.

Situasi ini dapat muncul bila suatu solusi pemrograman linier tertentu
diperhitungkan dan kemudian suatu persoalan baru dapat dibentuk dengan
mengubah vektor-b. Dengan membentuk tabel simpleks untuk dual akan sangat
efisien dalam cara menggunakan dualitas yang kemudian dikenal sebagai metode
dual simpleks. Dalam persoalan primal pekerjaan dilakukan melalui penguraian
kondisi pada baris indeks (Zj - Cj). sedangkan pada persoalan dual, pekerjaan
dilakukan melalui kelayakan dan menuju kepada optimalitas.

Perusahaan sepatu "IDEAL" membuat 2 macam sepatu Yang pertama adalah


sepatu dengan sol karet (X1), dan yang kedua adalah sepatu dengan sol dari kulit
(X2). Untuk memproduksi kedua macam sepatu tersebut perusahaan
menggunakan 3 jenis mesin. Mesin 1 = khusus untuk membuat sepatu karet,
dengan kapasitas max = 8 jam. Mesin 2 = khusus untuk membuat sepatu dari
kulit, dengan kapasitas max = 15 jam. Mesin 3 = khusus untuk assemblim kedua
macam sepatu tersebut, dengan kapasitas max = 30 jam.
1. Setiap lusin X1 mula-mula dikerjakan di mesin 1 selama 2 jam
danselanjutya menuju mesin 3 selama 6 jam. Sedangkan X2 dikerjakan
oleh mesin 2 selama 3 jam dan langsung ke mesin 3 selama 5 jam.
2. Sumbangan terhadap laba untuk setiap sepatu X1 = Rp. 30.000
sedangkan sepatu X2=Rp. 50.000 .
3. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, berapakah sepatu X1 dan X2
yang harus diproduksi?

Jawab:

Langkah pertama kita buattabel dari soal diatas agar lebih mudah
penyelesaiannya, lihat tabel dibawah ini:

Variabel X1 X2 Kapasitas Maksiimum Mesin


Y1 2 0 ≤8
Y2 0 3 ≤ 15
Y3 6 5 ≤ 30
Laba dalam Rp. 10.000 ≥3 ≥5

 Kemudian kita buat perumusan fungsi maksimum dan minimum beserta


batasan-batasannya, perhatikan perumusan dibawah ini:

Maksimumkan Z 3X1 +5X2 Minimumkan Y0 = 8Y1 +


15Y2 + 30Y3

Batasan - batasan: Batasan – batsan:

2X1 ≤ 8 2Y1 + 6Y3 ≥ 3

3X2 ≤ 15 3Y2 + 6/5Y3 ≥ 5

6X1 + 5X2 ≤ 30 Y1, Y2,Y3 ≥ 0

X1, X2 ≥ 0

 Selanjutnya kita buat perumusan fungsi kendala dari fungsi maksimum :

2X1 ≤ 8 → 2X1 + X3 = 8

3X2 ≤ 15 → 3X2 + X4 = 15

 Setelah itu kita buat Tabel Simpleks. Lihat tabel dibawah ini
Variabel Dasar Z X1 X2 S1 S2 S3 NK LR/KET
Z 1 -3 -3 0 0 0 0 -
S1 0 2 0 1 0 0 8 8/0 = 00
X2 0 0 3 0 1 0 15 15/3 = 5
S2 0 6 5 0 0 1 30 30/5 = 6

✔ Tentukan kolom pivot dengan cara kita lihat nilai negative terbesar
pada baris Z yatu pada kolom X2 yang bernilai-5 (yang berwarna red)
✔ Tentukan baris pivot dengan cara kita lihat hasil nilai LR/KET = NK /
kolom pivot X2 yaitu 8/10 = 00, 15/3 = 5 dan 30/5 = 6 (yang berwarna
light green), karena 5 adalah indek tarkecil maka pada karis S2 dijadikan
baris kunci pivot dengan 3 sebagai pivotnya (yang berwarna aqua).
Kemudian kita merubah nilai baris kunci (pivot) a S2

0/3 = 0, 3/3 = 1, 0/3 = 0 , 1/3, 0/3 = 0, 15/3 =5

 Lalu kita hitung baris ke 1 (Z) :


-3 -5 0 0 0 0
0 1 0 1/3 0 5
(-5) --------------------------------------- -
-3 0 0 5/3 0 25

 Selanjutnya hitung baris ke 2 (S1)


2 0 1 0 0 8
0 1 0 1/3 0 5
(0) --------------------------------------- -
2 0 1 0 0 8
 Setelah itu kita masukkan hasil perhitungan diatas kedalam tabel simpleks,
lihat tabel dibawah

Variabel Z X1 X2 S1 S2 S3 NK LR/KET
Dasar
Z 1 -3 0 0 5/3 0 25 -
S1 0 2 0 1 0 0 8 8/2=4
X2 0 0 1 0 1/3 0 5 5/0=00
S3 0 6 0 0 -5/3 1 5 5/6
langah sebagai Karena masih belum optimal maka lakukan berikut :

 Tentukan kolom pivot dengan cara kita lihat nilai negative terbesar
padabaris Z yaitu pada kolom X1 yang bernilai -3 ( yang berwarna red ).
 Tentukan baris pivot dengan cara kita lihat hasil nilai LR/KET = NK /
kolom pivot X1 yaitu 8/2 = 4, 5/0 = 00, dan 5/6 (yang berwarna light
green), karena 5/6 adalah indek terkecil maka pada baris S3 dijadikan
baris kunci pivot dengan 6 sebagai pivotnya (yang berwarna aqua).

Kemudian kita merubah nilai baris kunci (pivot) a S3

6/6 = 1 , 0/6 = 0 , 0/6 = 0 , -5/18 , 1/6 , 5/6


 Lalu kita hitung baris ke 1 (Z) :
-3 0 0 5/3 0 25
1 0 0 -5/18 1/6 5/6
(-3) ---------------------------------------------- -
0 0 0 5/6 1/2 27/12
 Selanjutnya kita hitung baris ke 2 (S1) :
2 0 1 0 0 8
1 0 0 -5/18 1/6 5/6
(2) ----------------------------------------------- -
0 0 1 5/9 -1/3 61/3
 Kemudian kita hitung baris ke 3 (X2) :
0 1 0 1/3 0 5
1 0 0- 5/18 1/6 5/6
(0) -------------------------------------------------- -
0 1 0 1/3 0 5
 Setelah itu kita masukkan hasil perhitungan diatas kedalam tabel
simpleks , lihat tabel dibawah ini :

Variabel Z X1 X2 S1 S2 S3 NK
Dasar
Z 1 0 0 0 5/6 ½ 271/2
S1 0 0 0 1 5/9 -1/3 61/3
X2 0 0 1 0 1/3 0 5
X1 0 1 0 0 -5/18 1/6 5/6
Kesimpulan :

Dari hasil tabel diatas sudah dinyatakan optimal karena nilai pada kolom X 2 dan
X1 sudah bernilai positif (+). Oleh karena itu kita bisa lanjutkan ke proses dualitas
dengan cara dibawah ini:

Pertama kita masukkan nilai solusi optimal simpleksnya:


• X1-56

• X2=5

• Laba = 27 1/2

Kemudian dengan cara yang sama, masukkan solusi optimal masalah dualnya :

 Y1 = 0
 Y2 = 5/6
 Y3 =1/2

Terakhir kita masukkan perumusan Fungsi Tujuan Dual :

Minimalkan Y = 8Y1 + 15Y2 + 30Y3

= 8(0) + 15(5/6) + 30(1/2)

= 27 1/2 → “nilai ini sama dengan yang dihasilkan dari fungsi


tujuan primal / simpleks sebelumnya”.

G. Interpretasi Ekonomi

Masalah primal melibatkan penetaan tingkat outputyang menghasilkan laba


maksimum untuk masing-masing perusahaanyang memproduksi beberapa produk.
Dengan demikian, laba dibatasi oleh tersedianya sumber daya. Sumber daya
merupakan nilai yang penting bagi perusahaan. Salah sama pendekatan untuk
menentukan nilai dari sumber daya dengan menghitung biayanya, berikut upah
buruh, alokasi bahan penolong, penyusutan, biaya pemeliharaan dan sebagainya.
Alternatif lainnya.. mengakui bahwa laba bergantung pada sumber daya, beberapa
bagian tertentu dari laba perusahaan dapat diperhitungkan setiap setiap sumber
daya. Pemecahan problem dual melibatkan penentuan nilai-nilai yang
diperhitungkan untuk sumber-sumber daya ini (Weber, 1999).

Harga dual menunjukan kegunaan perunit sumber daya produksi. Biaya


terkumingi menunjukan peningkatan pengembalian marjinal atau pengurangan
biaya perunit sumber daya yang dibutuhkan untuk membuat satu aktivitas Pl.
lebih menguntungkan.

Hubungan primal dual untuk menunjukan arti ekonomis sebenarnya dari harga
dual dan biaya terkurangi Interpressasi harga dual dan biaya terkurangi akan
dibuktikan sangat berguna pada dua aspek, yaitu :

1. Menyediakan pemahaman fundamental model PL sebagai sistem output-


input ekonomis.
2. Memungkinkan implementasi efisien analisis sensitivitas atau postoptimal
2.2 Latihan Soal dan Pembahasan

1. sebuah toko roti memproduksi 2 jenis roti yaitu A dan B. Bahan baku
utama ke dua roti sama yaitu tepung terigu, gula pasir dan mentega. Roti A
membutuhkan 30g tepung. 15gr gula pasir dan 10gr mentega sedangkan
roti B membutuhkan 40g tepung 20gr gula pasir dan 15gr mernega
Dimana banyaknya bahan yang tersedia adalah tepung 8kg. gula pasir 5kg
dan mentega 3kg. harga jual roti A Rp.700/potong dan harga jual roti B
Rp.600 potong. Diasumsikan permintaan konsumen sesuai dengan jumlah
produksi. Tentukan jumlah roti A dan roti B yang harus diproduksi untuk
mendapatkan keuntungan yang maksimal.
i. Formulasikan persoalan pemograman lineari diatas
ii. Formu lasikan persoalan rangkap dari persoalan pertama
pemograman yang telah diperoleh

Penyelesaian :

a) -Persoalan umum

1. Variabel keputusan

X₁ = roti A

X2=-roti B

2. Fungsi tujuan

Z=700 X1 600 X2 ; Maksimum

3. Pembatas

30 X1 + 40 X2≤8000

15 X1 +20 X2≤5000

10 X1 + 15 X2≤3000

Cari: X1 dan X2

S.r.t : Z=700 X1 + 600 X2 ;Maksimum

D.p :30 X1 + 40 X2≤8000

15 X1+ 20 X2≤5000

10 X1 + 15 X2≤3000
X1 ; X2≥0

b) Dual problem

Cari y1, y2, y3

S.r.s: W = 8000 y1 + 5000 y2 3000 y3:minimum

D.p : 30 y1+ 15 y2 + 10 y3≥700

40 y1 + 20 y2 + 15 y3≥600

Y1; y2; y3≥0

2. Fungsi tujuan:

Minimumkan: z=2x1+x2

Fungsi Batasan:

• X1 + 5x2≥10

• X1 + 3x2≥6

• 2x1 +2x2≥8

X1, X2 ≥0

Dual

Fungsi tujuan:

Maksimumkan : y= 10y1+ 6y2+8y3

Fungsi Batasan :

• y1 + y2 + 2y3≤ 2

• 5y1 + 3y2 + 2y3≤1

• y1 + y2 +2y3≤2

Y1, Y2, Y3 ≥0

3. Primal

Fungsi tujuan:
Minimumkan : z= x1 + 3x2-2x3

Fungsi Batasan :

• 4x1 +8x2+6x3≤2

• 7x1+5x2+9x3≤1

X1, X2, X3≥0

Dual

Fungsi tujuan :

Minimumkan : y= 25y1+ 30y2

Fungsi Batasan:

• 4y1 + 7y2≥1

• 8y1 + 5y2≥3

• 6y1 + 9y2≤-2

4. Diberikan Program Linier (Primal): a) Minimumkan : Z = 3x1 +2,5x2


dengankendala: 2x1+ 4x2 ≥40

3x1+2x2≥50

x1, x2≥0

Maka Program Linier Dualnya akan berbentuk :

Jawab :

Apabila Program Linier a) atau Program Linier Primal diselesaikan dengan


metode Simpleks (metode Big M) maka akan menghasilkan tabel akhir sbb:

Basis z X1 X2 S1 S2 R1 R2 Solusi
-z -1 0 0 3/16 7/8 M+17/16 M-7/8 -205/4
X2 0 0 1 -3/8 1/4 3/8 -1/4 2,5
X1 0 1 0 ¼ -1/2 -1/4 1/2 15
Penyelesaiannya : x1 = 15 ; x2 = 2,5 ; Z = 205/4

5. Maksimumkan : Y = 40y1 + 50y2

dengan kendala : 2y1 + 3y2 ≤3

4y1+2y2 2,5
Jawab :

Sedangkan apabila Program Linier b) atau Program Linier Dual diselesaikan


dengan metode Simpleks maka akan menghasilkan tabel akhir sbb:

Basis W Y1 Y2 S1 S2 Solusi
W 1 0 0 45/3 5/2 205/4
Y2 0 0 1 1/2 -2/8 7/8
Y1 0 1 0 -2/8 3/8 3/16
Penyelesaiannya : y1 = 3/16 ; y2 =7/8 ; Z = 205/4

6. Primal:

Kendala :

4x1 + 8x2 + 5x3 ≤ 80

9x1 + 6x2+8x3≤ 108

X1, X2, X3 20

Bentuk standar:

Maksimumkan : Z = 5x1 +8x2 +6x3 + OS₁ + OS2

Kendala :

4x1 + 8x2 + 5x3 ≤ 80

9x1 + 6x2 + 8x3≤ 108

X1, X2, X3, S1, S2 > 0

Dual :

Minimumkan : W = 80 Y1 + 108 Y2

Kendala :

4 Y1+9 Y2≥5

8 Y1+6 Y2≥8

5 Y1+8 Y2≥6

Y1≥0

Y2≥0
7. Primal:

Maksimumkan : Z=4x+6x2 + 5x3

Kendala :

2x1 + 4x2 + X3≤40

X1+ X2 + 3x3 = 48

X1, X2, X3≥ 0

Bentuk standar:

Maksimumkan : Z=4x+6x2 + 5x3 + OSI

Kendala :

2x1 + 4x2 + x3 + S₁ = 40

X1+ X2+3x3 = 48

X1, X2, X3, S≥0

Dual:

Minimumkan : W = 40 Y1 + 48 Y2

Kendala :

2Y1+Y2>4

4Y1+Y2>6

Y1+3Y2>5

Y1≥0

Y2 tidak terbatas dalam tanda

8. Maksimumkan Z = 5x₁+ 12x2 + 4x3

Dengan kendala :

X1+ 2x2 + X3<5

2X1 X2+3x3 = 2

XI> 0, X20 dan x3> 0


Bila kita selesaikan dengan metode simplek, maka diperlukan variabel slack dan
artificial variabel A. Untuk itu pada tabel awal akan diperoleh nilai variabel basis
untuk S = 5 dan A = 2. Pada iterasi terakhir akan diperoleh tabel simpleks yaitu :

Basis X1 X2 X3 S A Solusi
7 0 0 3/5 29/5 -2/5 + M 28 1/5
X2 0 1 1/5 2/5 -1/5 8/5
X1 1 0 7/5 1/5 2/5 9/5
Bentuk dualnya adalah :

Minimumkan W = 5Y1+ 2Y2

Dengan syarat Y1+2Y2>5

2Y1-Y2> 12

Y1+3Y2>4

Y1>0 dan Y2 tak terbatas

9. Maksimum Z = Minimum W = 76 ?

Hasil ini juga dapat diperoleh dengan memasukkan nilai variabel keputusan
kedalam fungsi tujuan masing-masing.

Z= 5x+ 12x2 + 10x3

=5(0)+12(3) + 10(4)

= 76

W = 10 Y₁ + 15 Y2

= 10(5,2) + 15(1,6)

= 76

10. Min Z = 21x1 + 18x2 + 15x3

1) - 90x1- 20x2 - 40x3 <-200

2)-30x1- 80x2 - 60x3 - 180

3) - 10x1- 20x2 - 60x3 - 150

X1, X2, X3 20
Semua fungsi kendala sudah dalam bentuk pertidaksamaan ≤, maka tambahkan
variabel slack untuk mengubah ke bentuk baku/standar.

Min Z = 21x1 + 18x2 + 15x3+ OS₁ + OS₂+ OS3

Kendala :

-90x120x240x3+ S1 <-200

-30x1- 80x2 - 60x3 + S2 - 180

- 10x120x2 - 60x3+ S3 <-150

X1, X2, X3, S1, S2, S3≥ 0

V.Dsr X1 X2 X3 S1 S2 S3 NK
Z -21 -18 -15 0 0 0 0
S1 -90 -20 -40 1 0 0 -200
S2 -30 -80 -60 0 1 0 -180
S3 -10 -20 -60 0 0 1 -150
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Dualitas adalah sebuah konsep dalam pemrograman linier yang menjelaskan
secara matematis bahwa sebuah kasus pemrograman linier terdiri dari masalah
primal dan dual dan konsep ini berguna untuk menginterpretasikan angka-angka
yang terdapat pada tabel optimal dari masalah primal. Dalam penyelesaian
persoalan linier dengan membentuk formulasi terlebih dahulu sudah dikenal
dengan istilah primal, sedangkan penyelesaian persoalan melalui dual sebagai
pemrograman linier merupakan penyelesaian pada variabel yang ditambahkan
pada fungsi-fungsi kendala yang sudah disusun sebagai pengenal dari variabel
dual.

3.2. Saran

Dalam pengerjaan Masalah dualitas ini masih bisa dikata gorikan sederhana
(mudah) yang terpenting adalah teliti dan mengetahui formulanya. Jadi
diharapkan pembaca untuk lebih teliti dalam pengerjaannya.
DAFTAR PUSTAKA

Dowling, E. T. (1996). MathematicsforEconomists (SchaumSeries). In B.


Sugiarto, Matematika untuk Ekonomi (p. 306). Jakarta: Erlangga.

Kakiay, T. J. (2008). Pemrograman Linier Metode dan Problem.


Yogyakarta.

Weber, J. E. (1999). MathematicalAnalysis. In S. Kakicina, Analisis


Matematik (p. 270). Jakarta: Erlangga.

http://khampenkkhan.blogspot.co.id/2014/12/riset-operasi-ro-operations-
research.html(akses pada 28/10/2016 pukul 15.13)

http://asarohqi.blogspot.co.id/2011_12_01_archive.html(akses pada
28/10/2016 pukul 15.26)

http://kios-makalah.blogspot.co.id/2014/04/program-linear-analisis-
primal- dan.html(akses pada 28/10/2016 pukul 19.07)

Anda mungkin juga menyukai